LP Anemia Maternitas
LP Anemia Maternitas
LP Anemia Maternitas
KABUPATEN SITUBONDO
DISUSUN OLEH :
FANY FASELA
14901.06.19007
PROBOLINGGO
2020
A. ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi darah
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua mahkluk hidup yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut
bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap
virus atau bakteri.
Darah merupakan komponen yang unik darah merupakan satu-satunya jaringan
cairan dalam tubuh manusia
1. Fungsi darah
a. Membawa gas, nutrisi dan produk sisa metabolisme. Oksigen masuk kedalam
darah dalam prau-paru dan diangkut ke sel. Karbon dioksida, yang diproduksi
oleh sel, diangkut dalam darah ke paru-paru, dimana ia dikeluarkan. Nutrisi, ion
dan air yang dicerna dibawa oleh darah dari saluran pencernaan ke sel, dan
produk sisa metabolisme dipindahkan ke ginjal untuk di eliminasi.
b. Membentuk gumpalan darah (clot). Protein pembekuan membantu membendung
kehilangan darah ketika pembuluh darah terluka. Sehingga, darah tidak terus-
menerus mengalir keluar dari dalam tubuh.
c. Transportasi molekul yang diproses oleh tubuh. Sebagian besar zat diproduksi di
satu bagian tubuh dan diangkut dalam darah ke bagian lainnya.
d. Perlindungan terhadap zat asing. Antibodi dalam darah membantu melindungi
tubuh dari patogen (zat asing).
e. Transportasi molekul yang mengatur proses tubuh, seperti hormon dan enzim.
f. Pemeliharaan suhu tubuh. Darah hangat diangkut dari dalam ke permukaan
tubuh, dimana panas dilepaskan dari darah keluar tubuh melalui pori-pori.
g. Pengaturan pH dan osmosis. Albumin (protein darah) merupakan penyangga
darah yang mempunyai peranan penting terhadap tekanan osmotik darah,
dimana tekanan osmotik berperan dalam menjaga kadar air dalam aliran darah.
B. DEFINISI
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb)
atau sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat
warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai hemoglobin.
(Manuaba, 2010).Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin
dibawah 11 gr %. ( Saifuddin, 2006)
D. KLASIFIKASI
1. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sum-sum tulang yang sel-sel darah diproduksi dalam jumlah yang tidak
mencukupi. Anemia aplastik dapat terjadi secara congenital maupun idiopatik
( penyebabnya tidak diketahui). Secara marfologis, sel darah mer4ah terlihat
normositik dan normokronik. Jumlah retikulosit rendah atau tidak ada dan biop[si
sumsum tulang menunjukan keadaan yang disebut “ pungsi kering” dengan
hipoplasia nyata dan penggatian dengan jarinagan lemak.
2. Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana keadaan kandungan besi tubuh total
turun dibawah tingkat normal. Defesiensi besi merupakan penyebab utama
anemia didunia, dan tetutama seringdijumpai pada wanita usia subur,
disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan
kebutuhan besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi besi pemeriksaan
darah menunjukan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal dan
kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik
disertai poikilositosi dan asisositosis jumlah retikulosis dapat normal atau
berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan kapasitas mengikat besi serum
total meningkat.
3. Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 dan asam volat
menunjukan perubahan yang sama antara sumsum tulang dan drah tepi, karena
kedua vitamin tersebut esensial bagiu sintesis DNA normal. Pada setiap kasus,
terjadi hyperplasia sumsum tulang, precursor eritroit dan myeloid besara dan
aneh dan beberapa mengalami multinukleasi.
E. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil adalah:
1. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahiran oleh seorang ibu baik lahir
hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai resiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan
kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi akan terbai untuk ibu dan untuk
janin yang dikandungnya. (Djalimus dan Herlina, 2008)Jarak kehamilanJarak
kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi
belum optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung.
( Wiknjosastro, 2005)
2. Pendidikan
Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang
diderita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai daerah
pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan persalinan
dengan jarak yanng berdekatan, dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial
ekonomi rendah. ( Amirudin dan Herlina 2004)
F. PATOFISIOLOGI
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia
dan hemoglobinemia.
G. PATHWAY
ANEMIA
kelemahan
Perubahan perfusi jaringan
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
pravelensi anemia (Nyoman, 2002). Keuntungan metode pemeriksaan Hb adalah
mudah, sederhana dan penting bila kekurangan besi tinggi, seperti pada kehamilan
sedangkan keterbatasan pemerisaan Hb adalah spesifitasnya kurang yaitu sekitar 65-
99% dan sensitifitasnya 80-90% (Riswan,2003).
1. MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia
(aplastik).
I. KOMPLIKASI
Komplikasi anmia yang mungkin muncul pada ibu hamil meliputi :
1. Bahaya selama kehamilan
a. Tumbuh kembang janin terlambat
b. hiperemesis gravidarum dan gestosis.
c. Menimbulkan plasenta previa.
d. Dapat menimbulkan solusio plasenta.
2. Bahaya terhadap persalinan
a. Persalinan berlangsung lama.
b. Sering terjadi fetal distress.
c. Persalinan dengan tindakan operasi.
d. Terjadi emboli air ketuban
J. PENATALAKSAAAN
1. Penatlaksanaan medis
a. Terapi oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi.
Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu
polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit
sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2
tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu
pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan
kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi
hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek
samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang
mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita
normal.
Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita
normal.Pengobatan yang lain:
1) Asam folik 15 – 30 mg per hari
2) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
3) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
4) Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
5) Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
b. Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat
diberikan transfusi darah.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
A. ANAMNESE
1. Biodata meliputi ( nama, usia, jenis kelamin, suku dan kebangsaan, pendidikan,
pekerjaaan, alamat, )
2. Keluhan utama : Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya
gejala penurunan kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih,
lesu, lemah, lelah , pandangan berkunang-kunang
3. Riwayat penyakit dahulu : Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab
anemia. Penyakit-penyakit tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya
anemia.
4. Riwayat kesehatan keluarga : Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit
darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung
diturunkan secara genetik.
5. Riwayat kesehatan sekarang Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan
sebab dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan
terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga
nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi. Pada pasien anemia masa kehamilan,
pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
6. Pengkajian data dasar (Pola fungsi kesehatan)
a. Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
b. Integritas ego
Gejala : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan tranfusi darah
Tanda : depresi.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Hitung kadar Hb dalam darah
b. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah
hitungan. Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada
normal.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan supali dan kebutuhan
oksigen
2. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi Hb dalam
darah
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan
4. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahan sdkunder tidak adekuat (penurunan
HB)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
2. 1.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal Dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Jakarta
Saifuddin AB. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
YBP-SP, Jakarta
Varney, Helen, 2002. Buku Saku Bidan, Edisi Bahasa Indonesia Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta
Wiknjosastro H, 2002. Ilmu kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Jakarta
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.