Askep Remaja Hiv Aids
Askep Remaja Hiv Aids
Askep Remaja Hiv Aids
Kelompok 5 :
Clara Sahede
Monlia Umboh
Nanang Dirjo
Sarah Kaligis
Verronica Daromes
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMAJA
A. Landasan Teori
1. HIV/AIDS
a. Definisi
HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang menyebabkan AIDS, virus
tersebut menyerang sel darah putih sehingga terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh
seseorang. AIDS atau acquired Immune Deficiency Syndome merupakan kumpulan gejala
penyakit infeksi atau keganasan tertentu yang disebabkan karena menurunnya sistem kekebalan
tubuh karena cel CD4 pada sel darah putih telah dirusak oleh virus HIV. (Daili, 2009). Pengidap
HIV memerlukn pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkn jumlah virus HIV
didalam tubuh agar tidak masuk ke stadium AIDS, sedangkan pengidap AIDS memerlukan ARV
untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya. (Kemenkes RI ,
2014).
b. Penyebab
AIDS disebabkan oleh virus HIV atau Human Immunodeficiency Virus yang disebut dengan
retrovirus yang ditularkan melalui darah, semen, sekret vagina dan memiliki kecenderungan
yang kuat terhadap limposit T (kemenkes RI,2011) Penyebab kelaian sistem imun pada
penderita AIDS adalah karena agen antiviral yang disebut HIV yang merupakan kelompok
Retrovirus Ribonucleic Acid (RNA). (muslimin, 2016)
c. Gejala Klinis
gejala klinis HIV/AIDS terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor dan gejala minor. Gejala mayor:
2) Mengalami dermatitis
d. Cara penularan
1) Hubungan seksual, baik secara vaginal, oral, maupun anal dengan seorang penderita HIV. Ini
adalah cara penularan yang paling umum terjadi, angka kejadian 80-90% dari total kejadian di
dunia. Penularan lebih mudah terjadi apabila terdapat lesi penyakit kelamin dengan ulkus ataau
peradangan seperti herpes genitalis, sifilis, gonorea, klamidia, kankroid, dan trikomonalis.
Resiko pada seks anal lebih besar dibandingkan seks pervaginam.
2) Kontak langsung dengan darah atau produk darah/ jarum suntik. Tranfusi darah atau produk
darah yang tercemar HIV, resikonya sangat tinggi mencapai 90%. Ditemukan sekitar 3-5% dari
total kejadian di dunia. Pemakaian jarum yang tidak steril atau pemakaian bersama jarum suntik
pada pengguna narkoba suntik. Resiko kejadian mencapai 0,5-1% dan terdapat 5-10% dari total
kejadian di dunia. Penularan lewat kecelakaan, seperti tertusuk jarum pada petugas kesehatan,
resikonya kurang dari 0,5% dan telah terdapat kurang dari 0,1% dari total kejadian di dunia.
3) Terjadinya penularan secara vertical, melalui ibu hamil pengidap HIV kepada bayinya, baik
secara hamil, saat melahirkan, atau setelah melahirkan. Resiko kejadian sekitar 25-40% dan
terdapat 0,1% dari total kejadian di dunia (Nursalam, 2007).
e. Pencegahan HIV/AIDS
Kedua pencegahan terhadap darah hal ini mengharuskan kita berhati-hati saat melakukan
tindakan yang berkaitan langsung dengan darah, seperti penggunaan jarum suntik, pisau
cukur,alat tindik, jarum facial, bekam, yang penting diperhatikan seterilisasinya, lalu saat
melakukan olahraga berenang pastikan bahwa jika ada ODHA iya tidak memiliki luka terbuka
dibagian tubuhnya, memastikan bahwa penderita HIV/AIDS tidak melakukan tranfusi darah
,mengecek dan memastikan darah yang akan ditransfusikan tidak terinfksi virus HIV/AIDS .
Ketiga, pencegahan melalui jarum suntik hal ini mengharuskan kita berhati-hati dalam
penggunaan jarum suntik, gunakan hanya peralatan suntik steril dan jangan sekali-kali berbagi
peralatan dengan yang lain (KPA, 2009). Pengetahuan tentang pencegahan HIV/AIDS di
kategorikan menjadi penilain- penilaian didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri
ataupun mengunakan kriteria –kriteria yang telah ada. Menurut Nursalam penilaian tingkat
pengetahuan di bagi
(nursalam, 2008)
2. Remaja
a. Definisi
Remaja berasal dari bahasa Latin “adolescence” yang berarti tumbuh kearah kematangan
baik kematangan fisik, sosial maupun psikologis (Soetjiningsih, 2007). Remaja merupakan
periode transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa (jaworska &MacQueen,2015) .Menurut
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) rentang usia remaja dalah
10-24 tahun dan belum menikah .Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun.
(Widyastuti dkk., 2009). (Curtis, 2015) menjelaskan bahwa masa remaja dimulai sejak usia 11
tahun dan berahir di usia 21 tahun. Berdasarkan pengertian dari beberapa sumber, remaja
merupakan kelompok usia 10 -24 tahun yang memasuki masa transisi dari anak menuju dewasa.
1) Remaja awal
Tahap remaja awal dimulai pada usia 12 dan berahir pada usia 15 tahun ciri-cirinya sebagai
berikut :
a) cemas terhadap penampilan tubuhnya hal ini meyebabkan remaja lebih meningkatkan
kesadaran ada dirinya.
c) Remaja berfikir teman lebih penting sehingga ramaja berusaha menyesuaikan diri.
2) Remaja madya
Tahap remaja madya dimulai pada usia 15 tahun dan berahir pada usia 18 tahun ciri-cirinya
sebagai berikut :
a) Remaja lebih mampu untuk berkompromi, lebih toleran untuk menerima pendapat orang lain.
b) Remaja lebih membutuhkan kawan-kawan sebayanya dan lebih solidaritas berdampak lebih
ingin menghabiskan waktu dengan teman.
3) Remaja akhir
Tahap remaja akhir dumulai pada usia 18 tahun dan berahir pada usia 21 tahun ciri-cirinya
sebagai berikut :
a) Remaja akan menyiapkan diri untuk beralih ke masa dewasa ditandai dengan beberapa
pencapain seperti minat yang semakin mantap.
b) Remaja lebih berdaptasi dengan orang lain dn mencari pengalaman –pengalaman baru.
c) Lebih mampu membuat hubngan stabil dengan lawan jenis dan lebih serius. (Depkes RI,
2007) Mahasiswa termasuk kelompok remaja akhir sampai dewasa awal yang usianya berkisar
18 tahun – 25 tahun ditandai dengan pmantapan pendirian hidup (yusuf, 2012). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan
Tinggi. (KBBI, 2017)
c. Karakteristik remaja
1. Perkembangan fisik remaja cenderung lebih cepat. Hal ini terjadi karena remaja mengalami
pematangan seksual yang menyebabkan kerja hormon pertumbuhan meningkat sehingga
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada remaja. Fase ini disebut sebagai fase
pubertas.
2. Perkembangan intelektual yang terjadi pada remaja menyebabkan remja mampu berfikir kritis
terhadap sesuatu yang terjadi pada dirinya. Remaja juga lebih aktif untuk berargumen, mampu
menganalisis masalah dan mulai merencanakan masa depan.
3. Perkembangan emosional yang terlihat adalah emosi yang cenderung fluaktif. Remaja akan
menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat diterima dilingkungan tersebut. Adaptasi
terhdap lingkungan itulah yang membuat remaja mengalami mood swing atau perubahan
emsional.
4. Perkembangan sosial yang terjadi pada remaja adalah remaja semakin sering menghabiskan
waktu bersama teman sebayanya mereka merasa memiliki pemikiran yang sama. Remaja juga
akan memperluas hubungan sosial baik dengan lingkungan maupun ketertarikan dengan lawan
jenis. Pada umumnya remaja akan bersikap ambivalen dalam menghadapi perubahan yang
terjadi. disatu sisi remaja ingin mencoba sesuatu yang baru, tetapi disisi lain mereka takut akan
tanggung jawab yang akan dihadapinya. (Yudrik, 2011)
B. Kerangka teori
Perilaku Beresiko
HIV/AIDS :
Kategori Remaja :
1. Seks bebas
1. Reamaja Awal
2. Kontak
2. Remaja Madya
langsung
3. Remaja Akhir
dengan darah
penderita
HIV/AIDS
3. Bergantian
jarum suntik
HIV/AIDS
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, alamat, penanggung jawab,
tanggal pengkajian, dan diagnose medis.
b. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit Mudah lelah, tidak nafsu makan, demam, diare,
infermitten, nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi, nyeri saat menelan, penurunan BB, infeksi
jamur di mulut, pusing, sakit kepala, kelemahan otot, perubahan ketajaman penglihatan,
kesemutan pada extremitas, batuk produkti / non.
c.Riwayat Kesehatan
Riwayat menjalani tranfusi darah, penyakit herper simplek, diare yang hilang timbul, penurunan
daya tahan tubuh, kerusakan immunitas hormonal (antibody), riwayat kerusakan respon imun
seluler (Limfosit T), batuk yang berdahak yang sudah lama tidak sembuh.
Riwayat Keluarga
Human Immuno Deficiency Virus dapat ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita
HIV positif, kontak langsung dengan darah penderita melalui ASI.
2. Pemeriksaan Fisik
- Aktifitas Istirahat
Mudah lemah, toleransi terhadap aktifitas berkurang, progresi, kelelahan / malaise, perubahan
pola tidur.
- Gejala subyektif
Demam kronik, demam atau tanpa mengigil, keringat malam hari berulang kali, lemah, lelah,
anoreksia, BB menurun, nyeri, sulit tidur.
- Psikososial
Kehilangan pekerjaan dan penghasilan, perubahan poa hidup, ungkapkan perasaan takut, cemas,
meringis.
- Status Mental
Marah atau pasrah, depresi, ide bunuh diri, apati, withdrawl, hilanginterest pada lingkungan
sekiar, gangguan proses piker, hilang memori, gangguan atensi dan konsentrasi, halusinasi dan
delusi.
- Neurologis
Gangguan reflex pupil, nystagmus, vertigo, ketidak seimbangan, kaku kuduk, kejang, paraf legia.
- Muskuloskletal
- Kardiovaskuler
- Pernafasan
Nafas pendek yang progresif, batuk (sedang – parah), batuk produktif/non produktif, bendungan
atau sesak pada dada.
- Integument
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
( Buku Nanda,NIC,NOC)
Memperagakan ambulasi
Hydration gastrointestinal
KriteriaHasil : 3. .Instruksikan