Contoh Naskah Drama Malin Kundang
Contoh Naskah Drama Malin Kundang
Contoh Naskah Drama Malin Kundang
Drama :
Penulis Naskah :
Prolog :
Pemain :
MR : “Nak, maafkan ibu… Hari ini ibu tidak mendapatkan hasil yang cukup untuk makan”
MK : “Maafkan aku juga, bu. Karena aku tak mendapatkan hasil melaut hari ini sebab keadaan
tidak memungkinkan”
Diana : “Ini Kang, saya mau mengantarkan makanan untuk Kang Malin dan Ibu. Kebetulan bapak
tadi dapat rezeki lebih”
MK : “Iya…”
(*Diana pergi
MK : “Iya”
Hari terus berjalan. Namun, kehidupan Malin dan ibunya tetap saja seperti itu. Beberapa ibu yang
mulutnya iseng pun selalu saja membicarakan kehidupan melarat keluarga Malin dan ibunya.
Bu Ola : “Aku semakin hari semakin bosan saja melihat kehidupan keluarga Mande Rubayah”
BF : “Ia..!! Aku juga. Cihh~~ Kasihan.. Punya anak lelaki tapi sama sekali tak berguna”
Bu Olin: “Iya! Untung saja kita memiliki suami yang lumayan kaya”
(*tanpa mereka sadari Malin Kundang mendengar percakapan mereka. Malin Kundang sangat geram
dengan apa yang dia dengar
MK : “Maksud ibu-ibu apa? Ibu-ibu mengatai saya anak yang hanya bisa merepotkan orang tua?”
MK : “Terserah kalian! Aku akan buktikan pada kalian bahkan kepada seluruh isi kampong
bahwa aku! MALIN KUNDANG bisa hidup sejahtera bahkan lebih sejahtera daripada
kalian”
Malin pun beranjak pergi meninggalkan mereka dan mulai saat itu Malin berniat untuk merantau.
MR : “Terimalah nasib wahai anakku. Kelak kalai tuhan berkehendak hidup kita akan berubah”
MK : “Tapi kapan, Bu? Kapan? Apa kita harus menunggu lebih lama lagi?”
MR : “Sabarlah, nak”
MK : “Ibu… Bagaimana kalau aku pergi merantau saja ke kota. Siapa tau disana aku bisa sukses”
MR : “Merantau?” (*terdiam
MK : “Iya. Ada apa Bu? Apa ibu tak mengizinkanku? Tapi ini demi kehidupan kita. Kalau akau
sudah sukses, aku janji aku akan kembali ke kampong ini dan membahagiakan ibu”
MR : “Dulu, waktu ayahmu meminta izin kepada ibu untuk merantau, ibu mengizinkannya.
Namun apa yang terjadi? Kapal yang ia tumpangi karam”
MK : “Tidak Bu. Ibu tidak akan kehilangan aku. Cukup dengan restu dan doa ibu aku yakin akan
selamat ke tempat tujuan dan sukses mencari kerja”
MK : “Sudah, Bu”
Setelah mendapatkan restu dari sang ibu, Malin pun pergi ke rumah pamannya.
(*MK masuk
PH : “Ada apa malin?”
MK : “Iya paman”
BN : “ Apa ibumu menyetujuinya? Dan Apakah kau tega meninggalkan ibumu sendiri? ”
MK : “Dia telah setuju. Dan sebenarnya aku tak tega meninggalakn Ibu sendiri namun aku sudah
tak kuat mendengarkan cerita orang tentangku.”
PH : “Baiklah. Minggu depan paman akan ke kota. Kau harus bersiap-siap dari sekarang.”
BN : “Ingat Malin, kehidupan di kota amatlah berat. Kau harus bisa menahan godaan.”
MK : “Iya.”
Hari keberangkatan Malin merantaupun tinggal 3 hari lagi. Kabar tentang Malin yang ingin merantau
pun sampai ke telinga Diana. Diana teramat sedih mendengar hal itu.
Diana : “ Apa betul kang Malin mau merantau? Sejujurnya aku BFlum siap BFrpisah dengannya.
Terlebih lagi dia BFlum tahu tentang perasaanku yang menyukai dirinya.”
Diana : “A…a…a..anu…aku…”
MK : (*duduk di sebelah Diana dan memegang tangannya ) “ Aku juga menyukaimu Diana ”
Diana : “Benarkah?”
MK : “Benar..”
Diana : “Kalau benar begitu, jangan tinggalkan aku. Hiduplah disini. Tak usah kau pergi merantau”
MK : “Tapi Diana, ini sudah menjadi keputusanku. Ini demi hidup ku dan hidup Ibuku. Dan juga
ini akan menjadi hidupmu. Kelak jika aku sukses di perantauan, aku akan kembali
melamarmu.”
Diana : “Benarkah?”
MK : “Iya sayang ”
Dan akhirnya hari keberangkatan Malin pun tiba. (*Pemain MK, PH, BN, Diana, Ina BFrkumpul ).
MR : “Nak….Berhati-hatilah”
MK : “Ia Diana…”
PH : “ Inilah kota Malin. Kau harus gigih hidup disini. Jangan lupakan orang-orang kampong
yang mendukungmu”
MK : “Ia Paman.”
Paman MK pun pergi meninggalkan Malin dan kini Malin hanya seorang diri di tengah hiruk piruk
Kota. Ditengah kesendiriannya, tanpa sengaja Malin menabrak seorang gadis.
SR : “Aw…”
SR : “Ia…”
SR : “Em…tidak”
Pertemanan yang singkat antara Malin Kundang dengan Ayu membuahkan rasa cinta di hati Ayu dan
setelah itu mereka sering janjian dan berkat Ayu, Malin mendapatkan pekerjaan disalah satu cabang
perusahaan Ayah Ayu.
MK : “Terima Kasih Ayu. berkat kau kini aku mendapatkan apa yang aku inginkan.”
MK : “Apa? Katakanlah.!!”
MK : “Benarkah?”
MK : “Tidak-tidak. Ku sebenarnya juga suka padamu tapi aku takut untuk mengutaranknya, Aku
takut jika kau tak menyukaiku” (*memegang tangan SR).
Setelah masing-masing memutuskan untuk saling mengetahui perasaan masing-masing, Malin pun
memutuskan untuk melamar Ayu. Mereka pergi menemui Ayah Ayu.
PR : “Siapa Ayu?”
PR : “Pacar?”
MK : “Sama-sama Pak. Saya kesini juga ingin mengutarakan niat untuk melamar anak bapak.”
PR : “Melamar? Saya akan merestui kalian tapi sebelumnya saya ingin mengetahui latar
belakang keluargamu. Saya tidak ingin anak semata wayang saya menikah dengan orang
yang idak jelas latar belakang keluarganya apalagi harus menikah dengan orang miskin !”
SR : “Ayah..!!!
MK : “Saya di dunia ini hanyalah sebatang kara. Orang tua dan keluarga saya telah meninggal
karena bencana.”
PR : “Benarkah demikian?”
MK : “Benar. Mana mungkin saya BFrbohong kepada orang yang akan menjadi Ayah menantu
saya sendiri.
PR : “Baiklah kalau BFgitu aku restui kau menikah dengan anak saya”
Setelah itu beberapa hari kemudian terselenggaralah pesta pernikahan Malin Kundang. Lalu
bagaimana nasib Diana yang pernah di janjikan Malin akan ia lamar.
Kembali ke kampung asal Malin, tampak seorang wanita duduk di sebuah bangku.
Ina : (*duduk disebelah Diana) “Kau tahu pemuda kampong sebelah BFrnama Iqbal yang
minggu lalu dating kemari?”
Ina : “Tadi aku bertemu dengannya dan kau tahu apa yang ia katakana ? Dia menyukaimu Diana.
Bagaimana tanggapanmu?”
Ina : “Kau masih menunggu Malin? Ini sudah 5 tahun sejak kepergian Malin. Dia lihat ! Tak ada
satu kabarpun tentang dia. Apa kau masih ingin terus menunggunya?
Diana : “Entahlah…”
Iqbal : “Diana (*berlutut dihadapannya) maukah kau menerima cintaku dan sekaligus aku ingin
melamarmu.”
Ina : “Apa yang kau pikirkan. Sudah lah Diana terimalah cinta iqbal.Dia BFnar-BFnar tulus
mencintaimu”
Akhirnya Diana menerima cinta iqbal dan beberapa bulan kemudian mereka menikah.Dua tahun
setelah pernikahan malin dan Ayu akhirnya mereka dikaruniai seorang anak perempuanyang diberi
nama Tian.Tian tumbuh sebagai gadis yang baik berkat didikan mereka berdua, dan kini usia Tian telah
memasuki remaja.
SR : “Dia akan tetap menjadi putri kecil kita sayang.oh ya...hari ini aku ada arisan dengan
temanku dirumah bu Nasti.”
SR : “Iya...tunggu sebentar”
SR : “Baiklah.Ana,Atni!!!”
SR : “Saya mau keluar sebentar,ah tidak!mungkin agak lama.Tolong jaga rumah dan kalau Tian
pulang sekolah penuhi nsemua keinginannya.”
(*SR pergi
Ana : “Huh!enak yah jadi orang kaya biasanya hanya tinggal suruh!”
Atni : “Iya”
Ana : “Dan lagi nyonya galak amat.tuan juga.ah tapi tuan itu ganteng!ah...andai tuan adalah
suamiku”
Vina : “Ini Vina mau mengantarkan makanan untuk nenek dari ibu”
MR : (*Berdiri
Vina : “Nenek mau kemana?mau membuatkan minum untukku?Tak usah repot-repotlah nek.”
MR : “Wah...kau sangat baik sekali,sama seperti ibumu.Kau juga cantik seperti dia”
Vina : “Ah nenek ada-ada saja!Kalau begitu Vina pulang dulu ya?Ibu sudah menunggu”
MR : “Iya”
Ida : “Wah sudah besar rupanya.Andai dengan malin mungkin dia adalah cucumu Rubayah”
MR : “Mungkin apa?”
Ida : “Kalau begitu keyakinanmu semoga saja dalam waktu dekat Malin akan memberimu
kabar”
MR : “Semoga saja”
Hari terus berganti namun Mande Rubayah masih belum mendapatkan kabar dari anak tercintanya.
Bu Ola : “Iya.Anak satu-satunya pergi merantau dan tak ada kabar sampai sekarang”
Bu Olin: “Sibuk? Kesibukan apa yang telah memakan waktu yang begitu lama?”
Bu Olin: “Lantas kenapa dia sudah tak memberimu kabar? Ah...atau mungkin ia sudah tak ingat
padamu?”
MR : “Terserah apa saja yang kalian ingin katakan tentang anakku.namun apa yang kalian
katakan tidak semuanya benar!”(*pergi
Sementara itu dirumah Malin Kundang dia tengah berkumpul dengan keluarga kecilnya.
Tian : “Benarkah pa? Tian mau.Kebetulan minggu depan sekolah Tian libur’’
MK : “Wah bagus kalau begitu.Kita akan naik kapal laut dan bebas menikmati pemandangan
laut”
SR : “Pasti sangat seru ya... Apalagi pergi bersama suami dan anakku tercinta”
Hari keberangkatanpun tiba,Malin Kundang bersama keluarganya sangat menikmati perjalanan itu
sampai akhirnya sesuatu terjadi.kapal yang mereka tumpangi diserang ombak BFsar dan akhirnya
terdampar disebuah pesisir pantai yang ternyata adalah kampung halaman Malin Kundang.
MK : “Sepertinya...”
Bu Ida : “Malin? Kau benar Malin? Wah...Akhirnya kau kembali juga!Tunggu biar aku kabarkan
pada ibumu” (*pergi
MK : “Orang tadi? Aku tidak mengenalnya!dan aku juga tidak paham dengan yang ia bicarakan!”
Tak beberapa lama kemudian MR sampai ketempat malin ditemani oleh Bu Ida, Diana & Vina.
Diana : “Tak ku sangka kau telah berubah. Kau bukan Malin yang dulu. bersyukur aku
mendengarkan kata-kata Ina kalau tidak aku hanya menunggu orang keji sepertimu !
Tian : “Apa Betul dia nenekku?” (*berjalan menuju MR lalu dihentikan MK)
MK : “Tidak ada tapi-tapian. Lihat! Disana ada kapalnya. Kita pulang !!”
MK pun pergi meninggalkan ibunya dalam keadaan sangat sedih dan terpukul.
Diana : “Malin sekarang sudah berubah. Bahkan ibu kandugnya sendiri dia tak akui “
MK : “Jangan percaya dengan apa yang dikatakan mereka.. Mereka hanyalah orang-orang yang
ingin hidupnya kaya raya sehingga seenaknya saja mengakiku sebagai Anak “
MK : “Tentu tidak istriku. Kau tau aku ini adalah pengusaha mudayang sukses dan namaku telah
terkenal seantara Negeri. Banyak orang yang ingin memperalatku saying “
SR : “Penjelasanmu ku terima… “
Walaupun telah mendapatkan penjelasan dari Malin, namun dalam hati SR masih menyimpan tanda
tanya Besar. Dari balik pintu rumah terdengar suara ketukan..
SR : “Aku bingung “
Yuli : “Bingung apa? Dengan masalah waktu kau & keluargam liburan itu? “
SR : “Iya. Aku takut nantinya benar Malin adalah anak nenek itu “
Yuli : “Kenapa harus takut? Bukankah kalian telah memberikan penjelasannya. Seharusnya kau
tidak boleh ragu dengan apa yang Malin katakana Ayu “
SR : “Betul itu ! Huh,, baiklah. Aku akan menyingkirkan pikiran-pikiran kotor anehku “
Disisi lain Mande Rubaya ingin sekali pergi ke kota untuk memastikan bahwa anak yang ia lihat
sewaktu itu adalah betul-betul anaknya Malin Kundang. (MR,Diana,Iqbal,Vina)
MR : “Iya nak, Ib harus bertemu Malin. Ibu sudah terlanjur rindu padanya “
Sesampainya di Kota. Diana membantu MR mecari alamat MK & BFBFrapa hari kemudian akhirnya
mereka menemukannya. (*Diana mengetuk pintu rumah Malin, & Atni membuka pintu.
Sr : (*terkejut melihat mereka) “Kalian? Mau apa kalian dating ketempat ini?”
SR : “Malin? Suamiku “
Diana : “ Tapi benar yang ia katakan. Malin adalah anaknya yang dulu merantau dikota.”
(*Malin masuk)
MK : “Ada apa ini? Dan kalian mau apa kemari? Pergi! Dasar nenek tua tak tau diuntung. Ku
bukan anakmu !”
Diana : “Malin apa kau mau jadi anak durhaka karena tidak mau mengakui ibumu?”
MK : “Diam kau! Kau sama saja dengan wanita tua ini. Kalau kalian butuh uang katakanlah.
Jangan akui aku ini adala anakmu. Pergi!”
Akhirnya Diana & MR pun pergi, namun keesokan harinya mereka kembali lagi bersama Iqbal &
Vina.
Diana : “Malin akilah bahwa dia ini ibumu, ibu yang melahirkanmu !”
MK : “Memang aku bukan anakmu. Sudah! Kalian pergi saja ! (mendorong MR sampai terjatuh)
jangan pernah kembali kesini lagi! Jika kalian tetap kembali, kalian akan kulaporkan pada
polisi !”
MR : “Baiklah. (Mengadahkan tangan keatas ) Ya Tuhan mungkin Malin Kundang anakku telah
mati! Ampunilah dosa-dosanya. Tuhan.. Lapangkanlah kuburnya kalau ia benar-benar elah
meninggal. Namun kalau memang BFtul yang dihadapanku ini adalah MK anakku, maka
tunjkanlah kekuasaanmu. “
Setelah MR berkata seperti itu, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari langit, seketika kilat
menyambar-menyambar & sebuah kejadian tak terduga terjadi. Malin Kundang tiba-tiba berubah
menjadi batu. Tuhan telah menunjukan kebenarannya pada Mande Rubaya bahwa lelaki itu adalah benar
anak kandungnya.
Dari kisah ini kita dapat mengambil hikmah tetang perjalanan anak manusia yang telah dibutakan
oleh harta sehingga tak mengakui Ibu kandungnya lagi. Kita sebagai Anak, haruslah haruslah selalu
berbakti kepada Orang Tua kita bagaimanapun keadaan mereka. Dan ntuk anak yang Orang Tuanya
telah tiada, Doakanlah mereka karena sesungguhnya doa, anak Soleh akan terus mengalir pahalanya.