Bidara Arab
Bidara Arab
Bidara Arab
ABSTRAK
Daun bidara arab atau yang dikenal dengan nama ilmiah Ziziphus Spina-christi L.
merupakan tanaman yang telah umum digunakan pada traditional chinese medice untuk
mengobati infeksi kulit hal ini dikarenakan daun bidara arab memiliki kandungan alkaloid,
flavonoid dan tanin yang berfungsi sebagai antibakteri. Sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah daun bidara arab yang di ekstraksi dengan cara maserasi kemudian diuap kan dengan water
bath. Ekstrak dibuat dalam tiga formula (F1, F2, F3) dengan komposisi minyak zaitun, KOH,
asam stearat, CMC, SLS, nipagin, nipasol, pengaroma, aquadest serta ekstrak daun bidara arab
dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, 5%. Evaluasi yang dilakukan yaitu uji organoleptis (bentuk,
bau, warna), uji pH, uji tinggi busa, uji hedonik (bentuk, aroma, warna), uji viskositas. Hasil
formulasi sedian sabun cair ekstrak daun bidara arab menunjukan bahwa daun bidara arab
(Ziziphus Spina-christi L.) dapat di buat sabun cair dengan memvariasikan berbagai kadar ekstrak
etanol daun bidara arab (Ziziphus Spina-christi L.) serta disimpulkan bahwa formula kedua adalah
formula yang terbaik.
Kata kunci: Sabun Cair, Ekstrak Daun Bidara
ABSTRACT
Bidara Arab leaf, also known by the scientific name Ziziphus Spina-christi L. is a plant that has
been commonly used in traditional Chinese medice for treating skin infections this matter because
arabic bidara leaves contain alkaloids, flavonoids and tannins that serves as an antibacterial.
The samples used in the study are the leaves bidara arabic is extracted by maceration then
steamed right with a water bath. Extracts made in three formulas (F1, F2, F3) with the
composition of olive oil, KOH, stearic acid, CMC, SLS, nipagin, nipasol, pengaroma, distilled
water and leaf extract bidara arab with various concentrations of 1%, 3%, 5%. Evaluations are
conducted organoleptic test (shape, smell, color), test the pH, foam height test, hedonic test
(shape, scent, color), viscosity test
Keywords: liquid soap, Bidara Leaf Extract
1. PENDAHULUAN
Kulit menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung tubuh dari
berbagai gangguan dan rangsangan luar [1]. Kulit merupakan pertahanan utama terhadap bakteri
dan apabila kulit tidak lagi utuh, maka menjadi sangat rentan terhadap infeksi. Infeksi disebabkan
oleh bakteri, virus, protozoa, jamur, dan beberapa kelompok minor lainnya [2].
Bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan menjaga kesehatan kulit salah satunya ialah
sabun. Sabun merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara asam lemak dengan basa kuat
yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan lemak (kotoran) [3]. Selain dapat
membersihkan kulit dari kotoran, sabun juga dapat digunakan untuk membebaskan kulit dari
bakteri. Sabun yang dapat membunuh kuman disebut dengan antiseptik dan harus memiliki
standar khusus yaitu, pertama sabun harus dapat menyingkirkan kotoran dan bakteri. Kedua,
sabun tidak merusak kulit, karena kulit yang sehat adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh [4].
Sabun cair dibuat melalui saponifikasi dengan menggunakan minyak jarak dengan alkali (KOH).
Untuk meningkatkan kejernihan sabun dapat ditambahkan gliserin atau alkohol [5].
Salah satu tanaman yang dapat digunakan ialah tanaman bidara arab yang memiliki nama
ilmiah Ziziphus spina-cristi L. Bidara arab telah umum digunakan pada Traditional Chinese
Medice untuk mengobati berbagai penyakit salah seperti gangguan pencernaan, infeksi kulit,
diare, kanker, demam [6]. Tanaman bidara arab banyak ditemukan di Indonesia. Senyawa yang
terkandung dalam tanaman ini yaitu flavonoid, alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin lipid, dan
protein. Hal ini juga dikuatkan berdasarkan penelitian dari Kusriani [7] diketahui bahwa ekstrak
daun bidara arab dengan pelarut etanol mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kuinon,
dan steroid/triterpenoid. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini akan
memanfaatkan tanaman daun bidara arab dengan cara memformulasikannya menjadi “ formulasi
sediaan sabun cair dari ekstrak bidara arab ( Ziziphus spina-christi L).
2. METODE PENELITIAN
2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah batang pengaduk, waterbath, cawan
penguap, beker glas, erlenmeyer, pipet tetes, blender, timbangan analitik, botol kaca gelap. Bahan-
bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun bidara arab, Minyak Zaitun,
etanaol 70%, KOH (kalium hidroksida), As.stearat, CMC (carboksil methyl selulosa), SLS
(sodium lauril sulfat), Nipagin, Nipasol, Pengaroma, Aquadest
2.2 JalannyaPenelitian
Pengambilan sample
Dalam pengumpulan sampel, peneliti mengambil sampel daun bidara arab (Ziziphus spinachristi
L.) di daerah Bengkulu. Bagian yang diambil yaitu daun yang segar.
Rangkuman mengenai kandungan dan bahan pembuatan sabun cair trdapat pada Table 1.
Table 1. Formulasi sediaan sabun cair dari ekstrak daun bidara arab (ziziphus spina-christi.L)
Komposisi (%)
Bahan F0 F1 F2 F3 khasiat
Ekstrak daun bidara 0 1 3 5 Zat aktif
Minyak Zaitun 15 15 15 15 Pelembut
KOH 8 8 8 8 Pembentuk sabun
Asam stearat 0,25 0,25 0,25 0,25 Zat tambahan
CMC 0,19 0,19 0,19 0,19 Pengemulsi
SLS 0,5 0,5 0,5 0,5 Pembusa
Nipagin 0,12 0,12 0,12 0,12 Pengawet
Nipasol 0,1 0,1 0,1 0,1 Pengawet
Parfum Qs Qs Qs Qs Pengaroma
Aquadest Ad 50 Ad 50 Ad 50 Ad 50 Pelarut
Formulasi Sediaan Sabun Cair Dari Ekstrak Daun Bidara Arab (Gina Lestari)
32 ISSN 2715-3320 (media online)
Uji pH Sediaan Sabun Cair Ekstrak Daun Bidara Arab pH sediaan sabun cair sangat penting
untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kulit, selain itu juga sangat berpengaruh dalam
meminimalkan iritasi pada kulit. Jika terlalu asam akan menyebabkan kulit kering, dan jika terlalu
basa menyebabkan iritasi pada kulit. Adapun hasil pemeriksaan pH sabun cair ekstrak daun bidara
arab (Ziziphus Spina-christi.L) Dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Uji pH Sabun Mandi Cair Ekstrak Daun Bidara Arab
Hari Ke
F
I IV VII
F0 9,97 8,70 8,24
F1 8,67 8,23 7,88
F2 8,64 8,19 7,82
F3 7,99 7,97 7,59
Keterangan:
F = Formula
F0 = Formula sabun cair tanpa ekstrak daun bidara arab
F1 = Formula sabun cair dengan kadar ekstrak daun bidara arab 1%
F2 = Formula sabun cair dengan kadar ekstrak daun bidara arab 3%
Uji Hedonik
Setelah dilakukan uji hedonik (uji kesukaan) pada 10 orang panelis yang dipilih secara acak,
dengan kriteria di bawah ini :
a. Pria/Wanita berusia minimal 20 tahun
b. Tidak sedang mengalami ganguan pada kulit seperti panu, kadas, kurap dan sebagainya
c. Tidak ada riwayat penyakit kulit
d. Tidak sedang dalam ganguan pernafasan
Kemudian hasil yang didapatkan atas penilaian terhadap keseluruhan formulasi sediaan sabun
cair ekstrak daun bidara arab dapat dilihat pada Tabel 5
Tabel 5. Uji Hedonik Sabun Cair Eksrak Daun Bidara Arab (Ziziphus Spina-christi L.)
Jumlah Formulasi Nilai Perlakuan
panelis sabun Suka Tidak suka
F1 7 3
10 orang F2 8 2
F3 7 3
Keterangan :
F1 = Formula sabun cair dengan kadar ekstrak daun bidara arab 1%
F2 = Formula sabun cair dengan kadar ekstrak daun bidara arab 3%
F3 = Formula sabun cair dengan kadar ekstrak daun bidara arab 5%
Uji Viskositas
Sampel yang diuji di tempatkan dalam wadah penampung bahan, kemudian diatur
ketinggianya sehingga rotor dapat bergerak. Dicari rotor yang sesuai dengan tingkat kekentalan
pada sampel, yaitu rotor no 1 : 0,3 – 15 P (Poise), rotor no 2 : 3 – 15 P (Poise), dan rotor no 3 :
100 – 400 P (Poise) (Putra R, M, et al, 2016). Pada uji viskositas yang di lakukan mengunakan
spindel 3 dengan kecepatan 50 rpm, sehingga diperoleh nilai viskositas dalamTabel 6
Tabel 6. Uji Viskositas Sabun Cair Ekstrak Daun Bidara Arab (Ziziphus Spina-christi L.)
No Formula Sampel
1 F0 11,3 poise
2 F1 11,6 poise
3 F2 11,7 poise
4 F3 11,8 poise
Dalam pembuatan ekstrak daun bidara arab, daun bidara arab yang digunakan seberat 937
gram, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dirajang halus, lalu dikeringkan pada suhu kamar
selama 6 hari dan didapat simplisia kering sebanyak 500 gram. Selanjutnya dilakukan maserasi
dengan cara merendam simplisia sebanyak 500gram tersebut dengan etanol 70% sebanyak 2.000
ml kedalam botol kaca gelap. Simplisia didiamkan selama 6 hari pada suhu kamar dengan sesekali
dilakukan pengocokan lalu disaring untuk mendapatkan maserat. Maserat diperoleh dengan
menggunakan waterbath hingga didapatkan ekstrak cair daun bidara arab sebanyak 29,4%
selanjutnya dilakukan uji organoleptis ekstrak daun bidara arab yang bertujuan untuk mengetahui
karakteristik sifat fisik dari ekstrak daun bidara arab berupa konsistensi, bau, dan warna.Pada
penelitian yang dilakukan banyak ditemukan kandungan dalam daun bidara arab seperti fenol,
alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, [7] yang berguna sebagai antibakteri.
Pada penelitian ini proses pembuatan sabun yaitu larutan KOH sebanyak 8gram masukan
ke dalam 16 ml aquadest sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Setelah larut simpan di tempat
aman dengan suhu ruangan hingga larutnya berubah menjadi jernih, Bahan-bahan yang telah
Formulasi Sediaan Sabun Cair Dari Ekstrak Daun Bidara Arab (Gina Lestari)
34 ISSN 2715-3320 (media online)
disiapkan ditimbang sesuai dengan formula,Asam stearat dan nipasol dilebur, CMC dan SLS di
larutkan terlebih dahulu kedalam air panas pada wadah yang berbeda. Panaskan minyak lalu
masukkan larutan KOH, masukkan CMC aduk hingga terbentuk massa sabun, Setelah terbentuk
massa sabun, ditambahkan asam stearat dan nipasol kedalamnya diaduk hingga larut, tambahkan
nipagin diaduk hingga larut. Setelah larut ditambahkan SLS, pengaroma dan ekstrak daun bidara
arab sambil diaduk kembali hingga homogen, larutan diaduk terus menerus dengan cepat hingga
terbentuk larutan yang kental, Pada larutan kental tersebut, kemudian tambahkan aquadest hingga
volume 50 ml. Ekstrak daun bidara arab berfungsi sebagai zat aktif, KOH, Asam Stearat, CMC
berfungsi sebagai pengemulsi, SLS sebagai pembentuk busa, nipagin, nipasol sebagai pengawet,
biang apel sebagai pengaroma, dan Aquadest sebagai pelarut.
Pada uji organoleptis sabun cair tidak adanya perbedaan pada bentuk dan bau sediaan
namun, perbedaan yang sangat mencolok adalah pada warna masing-masing sediaan. Perubahan
warna ini terjadi karena adanya pengaruh dari variasi konsentrasi zat aktif yang digunakan dalam
formulasi, dimana zat aktif ekstrak daun bidara arab yang digunakan berwarna cokklat kemerahan,
sehingga pada setiap variasi konsentrasi zat aktif terdapat perubahan warna untuk setiap formula.
F0 berwarna kuning minyak karena tidak menggunakan penambahan zat aktif, sedangkan F1
berwarna coklat muda kemerahan dengan penambahan zat aktif esktrak daun bidara arab sebanyak
1%, F2 berwarna coklat muda kemerahan dengan penambahan ekstrak sebanyak 3%, dan F3
berwarna coklat tua kemerahan dengan penambahan zat aktif sebanyak 5%. Semakin banyak zat
aktif maka akan semakin pekat atau gelap warna sediaan. Sedangkan untuk bau, keempat formula
tersebut tidak mengalami perubahan dan untuk bentuk mengalami perubahan di hari ke 7 pada
formula 2 dan di hari ke 4 dan hari ke 7 pada formula 3 setelah dilakukan penyimpanan selama 3
minggu.
Dari uji pH yang telah dilakukan di peroleh hasil dari keempat formula menunjukkan pH
yang cendrung basa, namun masih sesuai dengan persyaratan pH yang baik untuk sediaan sabun
cair yaitu berkisar antara 8-11. Berdasarkan hasil pH yang diperoleh, setiap formulasi memiliki
perbedaan pH namun tidak terlalu signifikan, perbedaan yang terjadi disebabkan oleh
penambahan variasi konsentrasi ekstrak daun bidara arab dan penyimpanan yang dilakukan,
dimana pada F0 tanpa penambahan ekstrak, F1 dengan penambahan ekstrak sebanyak 1%, F2 3%,
dan F3 5%. Semakin banyak variasi konsentrasi ekstrak yang ditambahkan maka pH formula
menjadi semakin asam. Adapun pH dari ekstrak daun bidara arab yaitu berkisar 7,59,79.
Berdasarkan tabel dan diagram dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap sediaan
sabun cair ekstrak daun bidara arab, terlihat adanya pengaruh variasi konsentrasi dari zat aktif
terhadap kemampuan daya busa dari masing-masing formula. Maka dari keempat formula dapat
dilihat bahwa F2 memiliki daya busa yang paling baik dibandingkan dengan pengujian pada
Formula lainnya yaitu dengan tinggi 21cm, akan tetapi dari semua formula yang telah dilakukan
uji daya busa semua formula masuk dalam karakteristik busa sabun cair yang bagus (1,3-22 cm).
Berdasarkan perbedaan tinggi busa yang didapat maka, variasi konsentrasi ekstrak daun bidara
arab mempengaruhi sifat fisik dari formulasi sabun cair yaitu pada stabilitas sabun cair tersebut.
Uji kesukaan disebut juga uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis dimintakan tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya yakni ketidaksukaan terhadap sabun cair. Uji
hedonik ini meliputi empat sampel dengan F0 tanpa penambahan ekstrak, F1 1% Penambahan
ekstrak, F2 3% penambahan ekstrak, dan F3 5% penambahan ekstrak.
Uji hedonik (kesukaan) ini di lakukan setelah formula mengalami 2 minggu penyimpanan.
Uji hedonik dilakukan terhadap 10 orang panelis yang dipilih secara acak, dengan cara
memberikan kuisioner kepada masing-masing panelis. Selanjutnya panelis diberi penjelasan
tentang cara pengisian kuisioner, dengan cara setiap orang panelis terlebih dahulu diminta untuk
membaca intruksi yang ada didalam kuisioner. Setelah panelis paham, panelis dipersilakan untuk
melihat sediaan secara organoleptis baik dari warna, bau, rasa dikulit maupun bentuknya. Panelis
selanjutnya diberikan kebebasan untuk menilai dari masing-masing karakteristik sediaan. Dalam
penilaian formula panelis diberikan intruksi untuk memberikan tanda ceklist (√) hanya pada
kolom yang mereka sukai dan tidak menyukainya.Dalam penilaian parapanelis tidak
diperkenankan untuk mencontek penilaian terhadap panelis lainnya, panelis dituntut untuk
menilai sesuai dengan keinginan panelis itu sendiri.
Dari hasil uji hedonik pada tabel diatas, terlihat adanya perbedaan terhadap penilaian dari
masing-masing panelis. Perbedaan ini terjadi karena setiap panelis mempunyai pendapat mereka
masing-masing sesuai dengan keinginan mereka sendiri, hal ini dikarenakan setiap panelis pasti
memiliki kesukaan yang berbeda baik dari bentuk yang disukai, warna, bau bahkan rasa dikulit
mereka sesuai dengan karakter yang mereka suka.
4 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : Ekstrak dari Daun Bidara Arab
(Ziziphus Spina-christi L.) dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun cair.Variasi
konsentrasi kadar ekstrak dari Daun Bidara Arab (Ziziphus Spina-christi L.). setelah
diformulasikan dalam bentuk sediaan sabun cair dapat mempengaruhi sifat fisik sediaan sabun
cair secara organoleptis seperti warna, juga terhadap tinggi daya busa maupun pH dari sediaan
sabun cair. serta formula ke dua adalah formula terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Tranggono, R., Latifah, F, 2008, Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik, Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
[2] Madigan,M, T,. Martinko, J.M,. Parker, J., 2008, Biology Of Microorganisms, 10th ed,
University Carbondale, Southem. New York
[3] Hernani., bunasor, K.T., Fitriati., 2010, Formulasi Sabun Transparan Antijamur Dengan
bahan Akif Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga L.Swartz), Bul Littro, No.2 Vol.21, pp.
192-205 [online] available at
http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/bultro/article/view/1876
[4] Rachmawati, F.J., Triyana, S.Y., 2008, Perbandingan Angka Kuman Pada Cuci Tangan
Dengan Beberapa Bahan Sebagai Standarisasi Kerja Di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jurnal Logika Values Innovation
Perfection¸No.1 Vol.5, pp.1-13 [online] available at
https://journal.uii.ac.id/Logika/article/view/179/167
[5] Priyono, Agus., 2009, Makalah Pembuatan Sabun, Tugas Praktikum Semester, Fakultas
Teknik, Universitas Riau
[6] Plastina, P., Bonofiglio, D., et all., 2012, Identification of Bioactive Constituents of Ziziphus
Jujube Fruit Extracts Exerting Antiproliferative and Apoptotic Effect In Human Breast
Cancer Cells, Journal Enthopharmacol, No.2 Vol.140 [online] available at
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22301448
[7] Kusriani, R.H., Nawawi, A., Machter, E., 2015, Penetapan Kadar Senyawa Fenolat Total
Dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun, Buah, dan Biji Bidara (Ziziphus Spina-Christi
L), Prosiding SNaPP: Kesehatan (Kedokteran, Kebidanan, Keperawatan, Farmasi, dan
Psikologi), pp.311-318 [online] available at
http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/kesehatan/article/view/1364/pdf
[8] Dimpudus, S.A., Yamlean, P.V.Y., Yudistira, A., 2017, Formulasi Sediaan Sabun Cair
Antiseptik Ekstrak Etanol Bunga Pacar Air (Impatiens Balsamina L) dan Uji Efektivitasnya
Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro, Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi, No.3 Vol.6, pp.208-215 [online] available at
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/view/16885/16408
Formulasi Sediaan Sabun Cair Dari Ekstrak Daun Bidara Arab (Gina Lestari)