Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Antisipatori Guidance Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

Tugas : KKA I KELMPOK 1

DOSEN : Ns. SRY INDRAYANI,S.Kep,M.Kep

MAKALAH

ANTISIPATORI GUIDANCE

NAMA ANGGOTA :
LINDA RUMAPASSAL
DINI AMINARTI
LENI KOSAPLAWAN
DORKAS BEAY
MARTAFINA YAWAR
NONSIATA REFWUTU
YULIANA YULIET WELIKIN
ANA ANJELIKA
SALOMI Y LARAT
RINO AMEL NANARIAIN

SEMESTER : III

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR


2019/2020

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“KEPERAWATAN ANAK 1 ” yang berjudul “Anticipatory Guidance (Petunjuk Antisipasi) ”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak 1 di program studi
S1 KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR(Stik Famika).Selanjutnya penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ns.SRI INDRAYANI S.Kep,M.Kep selaku dosen program studi
Keperawatan mata kuliah KEPERAWATAN ANAK 1 dan kepada segenap pihak yang telah
memberikan bimbingan serta arahan selama penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Sungguminasa 27 November 2019

Penulis,

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................... 1


1.3. Tujuan........................................................................................................................ 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Anticipactory Guidance

1.1. Pengertian................................................................................................................... 3

1.2. Tahapan Usia............................................................................................................. 3

1.3.Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak...................................................... 8

1.4.Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua............................................................. 12

BAB III. PENUTUP

2.1 Kesimpulan.................................................................................................................

2.2 Saran.....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kehadiran anak bagi orang tua merupakan suatu tantangan sehubungan dengan masalah
dependensi/ketergantungan, disiplin, meningkatkan mobilitas dan keamanan bagi anak. Rang tua
sering keliru dalam memberlakukan anak karena ketidaktahuan mereka akan cara membimbing dan
mengasuh yang benar. Apabila hal ini terus berlanjut, maka pertumbuhan anak dapat terhambat.

Saat ini terjadi pergeseran peran orang tua, misalnya kedua orang tua lebih banyak beraktifitas
di luar rumah dan tingginya mobilitas di masyarakat. Untuk itu diperlukan keseimbangan bagi model
peran tradisional dalam pendidikan anak. Orang tua pada masa sekarang memerlukan tenaga
professional untuk memberikan bimbingan guna merawat dan memelihara anak.

Sebagai bagian dari tenaga professional perawatan kesehatan, perawat mempunyai peran yang
cukup penting dalam membantu memberikan bimbingan dan pengarahan pada orang tua, sehingga
setiap fase dari kehidupan anak yang kemungkinan mengalami trauma, seperti latihan buang air
besar/kecil (toilet training) dan ketakutan yang abstrak pada usia prasekolah dapat dibimbing secara
bijaksana.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian Anticipatory Guidance?

2. Tahapan Usia Anticipatory Guidace?

3. Pencegahan Terdahap Kecelakaan?

4. Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Anticipatory Guidance?

2. Untuk mengetahui apa saja tahapan Anticipatory Guidance?

3. Bagaimana pencegahan Anticipatory Guidance?

4. Bagaimana pendidikan kesehatan untuk orang tua?

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anticipatory Guidance

1.1. Pengertian

Anticipatory Guidance merupakan petunjuk-petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar
orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana, sehingga anak dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Pemberian bimbingan kepada orang tua untuk
mengantisipasi hal-hal yang terjadi pada setiap tingkat pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan perkembangan sehingga


orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak.

1.2. Tahapan Usia Anticipatory Guidance

1. Anticipatory Guidance Pada Masa Bayi (0-12 Bulan)


a. Usia 6 (enam) bulan pertama

 Memahami adanya proses penyesuaian antara orang tua dengan bayinya, terutama pada ibu yang
membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan.

 Membantu orang tua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan
untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan.

 Menentramkan orang tua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang
penuh selama 4-6 bulan pertama.

 Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal kebutuhan bayi dan orang tuanya.

 Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan.

 Menyokong kesenangan orang tua dalam melihat petumbuhan dan perkembangan bayinya, yaitu
dengan bersahabat dan mengamati respon social anak misalnya dengan tertawa/tersenyum.

 Menyiapkan orang tua untuk memenuhi kebutuhan rasa aman dan kesehatan bagi bayi misalnya
imunisasi.

 Menyiapkan orang tua untuk mengenalkan dan memberikan makanan padat.

b. Usia 6 (enam) bulan kedua

 Menyiapkan orang tua akan danya ketakutan bayi terhadap orang yang belum dikenal (stranger
anxiety).

 Menganjurkan orang tua untuk mengizinkan anaknya dekat dengan ayah dan ibunya serta
menghindarkan perpisahan yang terlalu lama dengan anak tersebut.

 Membimbing orang tua untuk mengetahui disiplin sehubungan dengan semakin meningkatnya
mobilitas (pergerakan si bayi).

 Menganjurkan untuk mengguanakan suara yang negative dan kontak mata daripada hukuman
badan sebagai suatu disiplin. Apabila tidak berhasil, gunakan 1 pukulan pada kaki atau tangannya.

 Menganjurkan orang tua untuk memberikan lebih banyak perhatian ketika bayinya berkelakuan baik
dari pada ketika ia menangis.

 Mengajrkan mengenai pencegahan kecelakaan karena ketrampilan motorik dan rasa ingin tahu bayi
meningkat.

 Menganjurkan orang tua untuk meninggalkan bayinya beberapa saat dengan pengganti ibu yang
menyusui.

 Mendiskusikan mengenai kesiapan untuk penyapihan.

 Menggali perasaan ornag tua sehubungan dengan pola tidur bayinya.


2. Anticipatory Guidance Pada Masa Toddler (1-3 Tahun)

a. Usia 12-18 bulan

 Menyiapkan orang tua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toodler terutama
negativism.

 Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta peningkatan asupan
makanan padat.

 Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai.

 Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi
berlubang.

 Mencegah bahaya yang dapat terjadi di rumah.

 Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan negativism,


tempertantrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai.

 Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak.

b. Usia 18-24 bulan

 Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain.

 Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru.

 Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan kebiasaan-kebiasaan


pencetus gigi berlubang.

 Mendiskusikan metode disiplin yang ada.

 Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training.

 Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak.

 Menyiapkan orang tua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami stress.

 Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orang tua.

 Memberi kesempatan orang tua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi dan kejengkelan dalam
merawat anak usia toodler.

c. Usia 24-36 bulan


 Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan.

 Mendiskusikan pendekatan yang dilakuakan dalm toilet training.

 Menekankan keunikan dari proses berfikir toodler terutama untuk bahasa yang diungkapkan.

 Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari kebingungan dan
salah pengertian.

 Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group.

3. Anticipatory Guidance Pada Masa Preschool (3-5 Tahun)

Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit
dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada
pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alas an-alasannya. Sekarang
proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alas an yang
tepat dan dapat dimengerti.

Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun anak. Oleh
karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian terhadap perubahan ini,
terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika anak mulai masuk taman kanak-kanak,
maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam
masyarakat atau mengembangkan karier. Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat
dilakukan pada anak umur 3, 4, 5 tahun.

1. Usia 3 tahun

 Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.

 Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan.

 Mengantisipasi perubahan perilaku agresif.

 Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat anak
bimbang.

 Perlunya perhatian ekstra

2. Usia 4 tahun

 Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa
yang mengejutkan.

 Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.

 Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.


 Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pad
ataman kanak-kanak selama setengah hari.

 Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak.

 Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku.

 Mendiskusikan disiplin.

 Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak mengikuti kata
hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan) dan kemahiran anak dalam
permainan yang membutuhkan imajinasi.

 Menyarankan pelajaran berenang.

 Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya lebih dekat
dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan tidur
terpisah dengan orang tuanya.

 Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan mereka agar
tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.

3. Usia 5 tahun

 Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih tenang
dibandingkan masa sebelumnya.

 Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah.

 Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.

 Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.

4. Anticipatory Guidance Pada Masa Usia Sekolah (6-12 Tahun)

a. Usia 6 tahun

- Bantu orang tua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan teman.

- Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda.

- Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak ke luar rumah.

- Dorong orang tua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privacy dan menyiapkan kamar tidur
yang berbeda.

b. Usia 7-10 tahun


- Menakankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian.

- Tertarik beraktifitas diluar rumah.

- Siapkan orang tua untuk perubahan pada wanita pubertas.

c. Usia 11-12 tahun

- Bantu orang tua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas.

- Anak wanita pertumbuhan cepat.

- Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat.

1.3.Pencegahan Terhadap Kecelakaan Pada Anak

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak. Kepribadian
adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan.

Orang tua bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang
menimbulkan kecelakaan waspada terhadap factor-faktor lingkungan yang mengancam keamanan
anak.

Faktor-faktor Yang Menyebabkan Kecelakaan :

1. Jenis kelamin, biasanya lebih banyak pada laki-laki karena lebih aktif di rumah.

2. Usia, pada kemampuan fisik dan kognitif, semakin besar akan semakin tahu mana yang bahaya.

3. Lingkungan, adanya penjaga atau pengasuh.

Cara Pencegahan :

1. Pemahaman tingkat perkembangan dan tingkahlaku anak.

2. Kualitas asuhan meningkat.

3. Lingkungan aman.

Bahaya umum yang harus diperhatikan ortu:

1. Lantai rumah yang basah atau licin

2. Rumah dengan tangga yang curam 7 tidak ada pegangan

3. Alat makan dari bahan pecah belah

4. Penyimpanan zat berbahaya yang terbuka & dapat dijangkau anak


5. Adanya sumur yang terbuka

6. Adanya parit di depan/samping rumah

7. Rumah yang letaknya di pinggir jalan raya

8. Kompor/alat memasak yang dijangkau anak

9. Kabel listrik yang berantakan

10. Stop kontak yang tidak tertutup

Upaya yang dapat dilakukan ortu di rumah:

1. Benda tajam disimpan di tempat yang aman

2. Benda kecil disimpan dalam laci yang tertutup

3. Zat yang berbahaya disimpan dalam almari terkunci

4. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman

5. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering

6. Apabila ada tangga, pasang pintu di bagian bawah atau atas tangga

7. Sekring listrik harus tertutup

8. Apabila ada parit, tutup dengan papan atau semen

9. Bagi yang rumahnya di tepi jalan raya, sebaiknya da pintu pagar yang tertutup rapat

10. Apabila ada sumur, tutup sehingga tidak bisa dibuka anak

11. Bila bayi tidur, berikan p[engaman di pinggir tempat tidur

Pencegahan Terhadap Kecelakaan:

1. Masa Bayi

Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang O2.
Pencegahan
a. Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati-hati).
b. Kurang O2 : plastic, sarung bantal.
c. Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi tinggi.
d. Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.
e. Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.

2. Masa Toddler
Jenis kecelakaan :
a. Jatuh/luka akibat mengendarai sepeda.
b. Tenggelam.
c. Keracunan atau terbakar.
d. Tertabrak karena lari mengejar bola/balon.
e. Aspirasi dan asfiksia.
Pencegahan :
a. Awasi jika dekat sumber air.
b. Ajarkan berenang.
c. Simpan korek api, hati-hati terhadap kompor masak dan strika.
d. Tempatkan bahan kimia/toxic di lemari.
e. Jangan biarkan anak main tanpa pengawasan.
f. Cek air mandi sebelum dipakai.
g. Tempatkan barang-barang berbahaya ditempat yang aman.
h. Jangan biarkan kabel listrik menggantung mudah ditarik.
i. Hindari makan ikan yang ada tulang dan makan permen yang keras.
j. Awasi pada saat memanjat, lari, lompat karena sense of balance.

3. Pra Sekolah

Kecelakaan terjadi karena anak kurang menyadari potensial bahaya : obyek panas, benda
tajam, akibat naik sepeda misalnya main di jalan, lari mengambil bola/layangan, menyeberang jalan.

Pencegahan ada 2 cara ;

1. Mengontrol lingkungan.

2. Mendidik anak terhadap keamanan dan potensial bahaya.

a. Jauhkan korek api dari jangkauan.

b. Mengamankan tempat-tempat yang secara potensial dapat membahayakan anak.

c. Mendidik anak : Cara menyeberang jalan, arti rambu-rambu lalulintas, cara mengendarai peran
orang tua = perlu belajar mengontrolàsepeda yang aman lingkungan.

4. Usia Sekolah

a. Anak sudah berpikir sebelum bertindak.

b. Aktif dalam kegiatan : mengendarai sepeda, mendaki gunung, berenang.

c. Perawat mengajarkan keamanan:


 Aturan lalu-lintas bagi pengendara sepeda.

 Aturan yang aman dalam berenang

 Mengawasi pada saat anak menggunakan alat berbahaya : gergaji, alat listrik.

 Mengajarkan agar tidak menggunakan alat yang bisa meledak/terbakar.

5. Remaja

a. Penggunaan kendaraan bermotor bila jatuh dapat : fraktur, luka pada kepala.

b. Kecelakaan karena olah raga.

Pencegahan:

a. Perlu petunjuk dalam penggunaan kendaraan bermotor sebelumnya ada negosiasi antara orang tua
dengan remaja.

b. Menggunakan alat pengaman yang sesuai.

c. Melakukan latihan fisik yang sesuai sebelum melakukan olah raga.

1.4.Pendidikan Kesehatan Untuk Orang Tua

 Upaya pencegahan kecelakaan pada anak orang tua harus diberikan bimbingan dan antisipasi
pendidikan kesehatan.

 Prinsip pendidikan kesehatan:

Diberikan berdasarkan kebutuhan spesifik klien.

Pendidikan kesehatan yang diberikan harus bersifat menyeluruh

Hanya terjadi interaksi timbal balik antara perawat dan orang tua dan bukan hanya perawat
sefihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang menerimanya.

Proses pendidikan kesdehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan mengajar.

Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang diberikan.
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Anticipatory Guidance adalah petunjuk yang perlu diketahui terlebih dahulu agar orang tua dapat
mengarahkan dan membimbing anaknya secara bijaksana sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara normal.Upaya bimbingan ini diberikan kepada orang tua tentang tahapan
perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat memenuhi kebutuhan
sesuai dengan usia anak.

2.2 Saran

1.Para orang tua agar menambah pemgetahuan dengan membaca berbagai referensi,sehingga
menambah pengetahuan mengenai anticipatory guidance

2.seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya mengenai anticipatory guidance sehingga


dapat di kembangkan di tatanan pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Ash-Shubbi, M. A. (2012). Seni Mendidik Dan Mengatasi Masalah Perilaku Anak
Secara Islami. Pustaka Al-Fadhilah.

Ekomadyo, I. J. (2009). 22 Prinsip Komunikasi Efektif Untuk Meningkatkan Minat

Belajar Anak. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Fitriah dan Hasinuddin, M. (2010). Modul Anticipatory Guidance Terhadap

Anda mungkin juga menyukai