Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
Disseminated Intravascular Coagulation (DIC)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang membentuk darah. Darah merupakan bagian penting dari system transport.
Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri dari 2 bagian besar
yaitu plasma darah dan bagian korpuskuli Dalam arti lain hematologi juga dikenal
sebagai cabang ilmu kedokteran mengenai sel darah, organ pembentuk darah dan
kelainan yang berhubungan dengan sel serta organ pembentuk darah. Setiap orang
mengetahui bahwa pendarahan pada akhirnya akan berhenti ketika terjadi luka atau
terdapat luka lama yang mengeluarkan darah kembali. Saat pendarahan berlangsung,
gumpalan darah beku akan segera terbentuk dan mengeras dan luka pun pulih
seketika Sebuah kejadian yang mungkin tampak sederhana dan biasa saja di mata
Anda tapi tidak bagi para ahli biokimia Penelitian mereka menunjukkan peristiwa ini
terjadi akibat bekerjanya sebuah sistem yang sangat rumit Hilangnya satu bagian saja
yang membentuk sistem ini atau kerusakan sekecil apa pun padanya akan menjadikan
keseluruhan proses tidak berfungsi. Darah harus membeku pada waktu dan tempat
yang tepat dan ketika keadaannya telah pulih seperti sediakala. darah beku tersebut
harus lenyap Sistem ini bekerja tanpa kesalahan sedikit pun hingga bagian-bagiannya
yang terkecil. Jika terjadi pendarahan, pembekuan darah harus segera terjadi demi
mencegah kematian Di samping itu, darah beku tersebut harus menutupi keseluruhan
luka, dan yang lebih penting lagi, harus terbentuk tepat hanya pada lapisan paling atas
yang menutupi luka. Jika pembekuan darah tidak terjadi pada saat dan tempat yang
tepat, maka keseluruhan darah pada makhluk tersebut akan membeku dan berakibat
pada kematian.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu memahami serta dapat menerapkan asuhan keperawatan gawat darurat pada
2. Tujuan khusus
TINJAUAN TEORETIS
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi termasuk sum-
sum tulang dan nodus limfa. Darah merupakan medium transport tubuh volume darah
manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter.
1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah.
2. Butir-butir darah ( blood corpuscles), yang terdiri atas komponen sebagai berikut :
gerakan oksigen masuk dan keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara
mengandung hemoglobin.
Komponen eritrosit :
a) membran eritrosit
b) sistem enzim
2) globin : bagian protein yang terdiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta
Terdapat sekitar 300 molekul Hb dalam setiap sel darah merah. Tugas akhir Hb
Bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu.
Sel darah putih dibentuk di sumsum tulang dari sel-sel bakal. Jenis-jenis dari
golongan sel ini adalah golongan yang tidak bergranula, yaitu limfosit T dan B
monosit dan makrofag serta golongan yang bergranula yaitu eosinofil, basofil, dan
neutrofil.
2. Sebagai pengangkut yaitu mengangkut atau membawa zat lemak dari dinding usus
Sel darah putih terdiri atas beberapa jenis sel darah sebagai berikut:
1. Agranulosit
a. Neutrofil : granula yang tidak berwarna mempunyai inti sel yang terangkai, kadang
c. Basofil : berwarna biru dengan pewarnaan basa, sel ini lebih kecil dari pada
peptide vasoaktif.
2. Granulosit
a. Limfosit
Memiliki nucleus besar bulat dengan menempati sebagian besar sel limfosit
berkembang dalam jaringan limfe. Ukurannya sekitar 7-15 mikron, banyaknya 20-25
% dan fungsinya membunuh dan memakan bakteri yang masuk dalam jaringan tubuh.
beredar dalam darah sampai mereka bertemu dengan antigen-antigen dimana mereka
telah diprogramkan untuk mungenalinya. Setelah dirangsang oleh antigennya. Sel ini
membertahu sel-sel darah putih lainnya bahwa telah terjadi infeksi. Limfosit B
terbentuk di sumsum tulang lalu bersirkulasi dalam darah sampai menjumpai antigen
dimana mereka telah diprogram untuk mengenalinya. Pada tahap ini, limfosit B
mengalami pematangan lebih lanjut dan menjadi sel plasma serta menghasilkan
antibody.
b. Monosit
Ukurannya lebih besar dari limfosit, protoplasmanya besar, warna biru sedikit abu-
sumsum tulang masuk kedalam sirkulasi dalam bentuk hematom dan mengalami
fagosit, jumlahnya 34 % dari total komponen yang ada di sel darah putih. Jumlah sel
darah putih. Pada orang dewasa, jumlah sel darah putih total 4,0-11,0 x 10 9/l yang
Granulosit :
Trombosit adalah bagian dari beberapa sel-sel besar dalam sumsum tulang yang
berbentuk cakram bulat, oval, bikonveks, tidak berinti, dan hidup sekitar 10
sekitar 30-40% terkonsentrasi di dalam limpa dan sisanya bersirkulasi dalam darah.
diantaranya mengubah bentuk dan kualitas setelah berikatan dengan pembuluh yang
cedera.
d. Plasma darah
Plasma darah adalah bagian darah yang encer tanpa sel-sel darah, warnanya bening
2. Garam-garam mineral seperti garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain yang
tubuh
6. Antibody.
e. Limpa
Merupakan organ lunak kurang lebih berukuran 1 kepalan tangan. Limpa terletak
pada pojok atas kiri abdomen di bawah costa, limpa terdiri atas kapsula limpa
fibroelastin, folikel (masa jaringan limpa) dan pulpa merah (jaringan ikat, sel eritrosit,
sel leukosit).
Pengertian
Koagulasi intravaskuler desiminanta (KID) atau lebih dikenal, Disseminated
terbentuknya plasmin yakni suatu spesifik plasma protein yang aktif sebagai
sebagai kelainan atau gangguan kompleks pembekuan darah akibat stirnulasi yang
berlebihan pada mekanisme prokoagulan dan anti koagulan sebagai respon terhadap
jejas/injury (wordpress.com)
2.1.3 Etiologi
a) Hipofibrinogenemia
b) Trombositopenia
d) Fibrinolisis berlebihan
cairan amion)
gastrektomi, splenektomi)
2.1.4 Patofisiologi
trombin yang mengubah fibrinogen untuk fibrin, bekuan fibrin yang stabil menjadi
produk akhir dari hemostasis sistem yang kemudian fibrino lytic berfungsi untuk
(dalam bentuk trombin), yang bertanggung jawab untuk lisis dari bekuan fibrin
rincian fibrinogen dan fibrin disebut polipeptida hasil dalam produk degradasi fibrin
(FDPs) atau produk split fibrin (FSPs). dalam keadaan homeostasis kehadiran
trombin sangat penting karena merupakan pusat enzim proteolitik dari pembekuan
Kaskade koagulasi
Trombin
Perdarahan
1. Perdarahan dari tempat-tempat pungsi luka dan membran mukosa pada klien
2.1.6 Komplikasi
4. Gangguan hati
7. Purpura fulminan
8. Insufisiensi adrenal
mendasari terjadinya DIC Jika hal ini tidak dilakukan pengobatan terhadap DIC tidak
akan berhasil Kemudian pengobatan lainnya yang bersifat suportive dapat diberikan.
1. Antikogulan
pembekuan, baik yang disebabkan oleh infeksi maupun oleh penyebab lain.
perdarahan, namun dalam penelitian klinik pada pasien DIC heparin tidak
Indikasi:
Dosis:
selanjutnya disesuaikan untuk mencapai aPTT 1,5-2 kali kontrol Low molecular
diberikan hanya kepada pasien KID dengan perdarahan atau pada prosedur
pembekuan tertentu saja, sementara pada pasien KID terjadi gangguan seluruh
faktor pembekuan.
AT III dapat bermanfaat bagi pasien KID, meski biaya pengobatan ini cukup
Dosis:
1. Dosis awal 3000 iu (50 iu/kgBB) diikuti 1500 iu setiap 8 jam dengan infus
2. Rumus:
4. Obat-obat antifibrinolitik
Antifibrinolitik sangat efektif pada pasien dengan perdarahan tetapi pada pasien KID
pemberian antifibrinolitik tidak dianjurkan Karena obat ini akan menghambat proses
fibrinolisis sehingga fibrin yang terbentuk akan semakin bertambah akibatnya KID
d. Sistem pernapasan
o Dispnea
o Takipnea
o Sputum mengandung darah
e. System Kardiovaskuler
o Hipotensi meningkat
o Hipotensi postural
o Frekuensi jantung meningkat
o Nadi perifer tak teraba
g. System Muskuloskeletal
o Nyeri: otot, sendi, punggung
o Perdarahan sampai hemoragi Insisi operasi
o Uterus postpartum
o Fundus mata: perubahan visual
o Pada sisi prosedur invasif: suntikan, IV, kateter arterial dan selang nasogastrik atau
dada, dll.
pemeriksaan diagnostik
a. jumlah trombosit rendah
b. PT dan PTT memanjang
c. Produk degradasi fibrinogen meningkat / FDP meningkat
d. Kadar fibrinogen plasma rendah.
2.2.1 Analisa Data
Etiologi Masalah
Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat nyeri pasien. 1. Tingkat nyeri dapat mempengaruhi
2. Mempertahankan tirah tingkah laku pasien dan proses pengobatan
baring selama fase akut 2. Meningkatkan relaksasi terhadap seluruh
3. Kurangi aktifitas yang organ yang bersangkutan.
berlebihan 3. Aktifitas yang berlebihan dapat
4. Bantu pasien dalam meningkatkan tekanan vaskuler
aktifitas sesuai kebutuhan 4. Mencegah komplikasi dalam
hubungannya dengan sakit kepala
3. Penurunan cardiac out put b/d kekurangan volume cairan dan hipotensi
Intervensi Rasional
1. Evaluasi adanya nyeri dada 1. Untuk mengidentifikasi
(intensitas, lokasi dan durasi) banyaknya hilangnya cairan pada
2. Catat adanya tanda dan gejala tubuh
penurunan cardiac output 2. Stress yang tinggi dapat
3. Monitor status pernafasan yang menyebabkan memperparah
menandakan gagal jantung hipertensi
4. Monitor abdomen sebagai indicator
penurunan perfusi
5. Monitor balance cairan
6. Monitor adanya perubahan tekanan
darah
7. Monitor adanya dyspnue, fatigue,
takipnue, dan ortopnue
8. Anjurkan untuk menurunkan stress
9. Moitor Vital Sign
Kesimpulan
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi termasuk
sum-sum tulang dan nodus limfa Darah merupakan medium transport tubuh, volume
darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter
terjadinya DIC Jika hal ini tidak dilakukan pengobatan terhadap DIC tidak akan
Saran
Adapun saran dari kelompok kami adalah agar Penanganan DIC harus sedini
mungkin agar tidak menyebabkan akibat buruk seperti kematian dan tenaga kesehatan
1. Brenda G. Bare dan Suzanne C. Smeltzer. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8.
Jakarta EGC
4. Http://www. hemodialisa.files.wordpress.com/2010/09/askep-dic.pdf
5. Http://www.linkpdf.com/.../asuhan-keperawatan-klien-dengan-gangguan-
hematolog--.pdf.
EGC