Proposal Penelitian Nurfaisah Abdullah
Proposal Penelitian Nurfaisah Abdullah
Proposal Penelitian Nurfaisah Abdullah
Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Kesehatan
NURFAISAH ABDULLAH
17 3145453021
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
i
HALAMAN PENGESAHAN
Pada hari Jum’at tanggal 17 bulan Juli tahun 2020 secara Virtual. Fakultas Teknologi
Kesehatan Universitas Megarezky, telah dilaksanakan Ujian Proposal sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Program Diploma Teknologi
Laboratorium Medis terhadap mahasiswa atas nama:
Mengetahui,
Prof. Dr. Asnah Marzuki, M.Si., Apt Resi Agestia Waji, S.Si., M.Si
NIP. 195612311987031022 NIDN. 09 020883 03
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak terhingga, sehingga
yang merupakan salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Ahli Madya pada
hambatan yang dihadapi penulis, namun karena adanya kerjasama dan bimbingan
dari semua pihak yang membantu penulis, maka kesulitan dan hambatan tersebut
dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dengan hormat dan kerendahan hati penulis
S,Pd, M.Si dan Ibunda Ahrawati S.Pd, yang dari penulis lahir selalu memberikan
kasih sayang, pengorbanan, dan doa yang tak terhingga, serta Adik terkasih Nur
Adin Abdullah dan Nurcahyani Abdullah yang selalu memberikan dukungan dan
hambatan yang penulis hadapi, namun atas bantuan bimbingan dan kerjasama dari
semua pihak yang terlibat di dalamnya sehingga hambatan dan kesulitan tersebut
iii
iv
dapat teratasi dengan baik. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan segala
kepada Ibu Ennycke Sary, S.Si.,M.Kes selaku Pembimbing I dan Ibu Resi Agestia
1. Ibu Hj. Suryani, SH., MH., selaku Ketua YPI Megarezky Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mappahya, Sp.PD. Sp.JP (K)., selaku Rektor
3. Ibu Prof. DR. Dra. Hj. Asnah Marzuki, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas
Teknologi Kesehatan.
4. Ibu Resi Agestia Waji, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi DIII
6. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Universitas Megarezky yang telah berperan
buat 17 A teman seperjuangan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu
masih jauh dari kesempurnaan, baik itu dari segi penyusunan maupun segi
penelitian ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................x
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................5
vi
vii
B. BAKTERI............................................................................................................12
A. Jenis Penelitian....................................................................................................38
2. Bahan Penelitian...............................................................................................40
1. Pengambilan sampel.........................................................................................40
6. Pengamatan ......................................................................................................46
I. Etika Penelitian.....................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................48
LAMPIRAN ................................................................................................................53
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.3. Teknik Transfer Aseptik Kultur Mikroba Dari Tabung Reaksi Ke
Cawan Petri.......................................................................................................24
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(1) menyebutkan bahwa Rumah sakit adalah tempat pelayanan kesehatan untuk
Pada kegiatan tersebut, rumah sakit memiliki resiko tinggi untuk menjadi
media pemaparan atau penularan bagi para pasien, petugas atau pengunjung oleh
komponen penyakit yang terdapat di dalam lingkup rumah sakit yang disebut
Infections (HAIs) adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit dan menyerang
pasien yang sedang dalam proses perawatan atau ketika penderita itu dirawat di
jam) sejak mulai di rawat di rumah sakit, dan bukan infeksi kelanjutan perawatan
1
2
dunia mencapai sekitar 3 – 12% (rata-rata 9%) atau lebih 1,4 juta pasien di rumah
sakit seluruh dunia. Suatu penelitian yang dilakukan oleh World Health
Asia Tenggara sebanyak 10%. Survei prevalensi yang terbaru dilakukan WHO
tahun 2014, di 55 rumah sakit dari 14 negara yang mewakili empat Kawasan
WHO (Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik Barat) menunjukkan
rata – rata 8,7% pasien rumah sakit mengalami infeksi nosokimial. Setiap saat
lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia menderita komplikasi dari infeksi yang
diperoleh di rumah sakit. Data dari hasil survey World Health Organozations
infeksi nosokomial setiap tahunnya lebih dari 4 juta – 4,5 juta pasien, sedangkan
diperkirakan sekitar 1,7 juta pasien. Prevalensi ini mewakili 4,5% untuk 99.000
masa perawatan dan menjalani pengobatan. Tetapi sebagian besar infeksi juga
dapat terjadi di ruangan perawatan yang dapat disebabkan oleh faktor eksternal,
tercampur dengan benda yang tidak steril contoh seperti sarung tangan bekas
dikarenakan cara penularannya yang secara lansung kontak dengan bagian tubuh
sangat tinggi. Banyak kuman yang terdapat pada sarung tangan bekas pakai
dimana jika sarung tangan steril yang dipakai lebih dari satu pasien setiap
melakukan tindakan, kemuadian membalut luka bekas operasi atau luka yang
bernanah dan tidak segera dibuang maka bisa menyebabkan infeksi nosokomial
Data dari RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo sendiri yang merupakan salah
satu rumah sakit rujukan di Makassar penyebutkan bahwa total angka kejadian
infeksi nosokomial tahun 2018 adalah 3,75% sehingga untuk tahun 2019 infeksi
(LAK, 2019).
nosokomial dapat disebabkan oleh alat bedah miror dimana alat bedah
diantaranya seperti scalpel, gunting, forceps, pinset dan needle holder. Kejadian
infeksi pasca operasi, salah satunya dapat disebabkan oleh bakteri patogen yang
alat bedah yang tidak steril. Kontaminasi pada terjadi akibat penyimpanan yang
juga dapat disebabkan melalui permukaan dinding, meja, lantai dan makanan.
4
Penularannya dapat disebarkan oleh lalat, juga nelalui tangan yang kotor dan
Menurut (WHO, 2016) infeksi nosokomial juga bisa disebabkan dari tangan
baik dan benaruntuk hal tersebut sangatlah penting bila sterilisasi tetap
terpelihara.
Private Care Center adalah salah satu Instalasi rawat jalan/rawat inap RSUP
yang mampu, merupakan layanan prima dimana pasien dilayani secara paripurna
baik dari segi fasilitas gedung, sarana, lahan parkir khusus, tenaga dokter ahli,
petugas keamanan, dan tenaga paramedic. Dengan visi pelayanan prima dari
Instalasi ini maka diharapkan aspek pelayanan dan kebersihan juga menjadi
Dari uraian latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
tangan bekas pakai di ruangan Perawatan Private Care Center RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
B. Rumusan Masalah
timbul yaitu apakah bakteri penyebab infeksi nosokomial pada sampel sarung
tangan bekas pakai di ruangan Perawatan Private Care Center RS Dr. Wahidin
Sudirohusodo.
5
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
2. Manfaat Teoritis
Sudirohusodo.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INFEKSI NOSOKOMIAL
yang dapat menyerang tubuh dan dapat mampu menyebabkan sakit. Infeksi
Infeksi yang terjadi dirumah sakit dan gelaja yang dialami pada
sebagainya akan masuk dalam tubuh penderita yang sedang dalam proses
asuhan keperawatan dengan yang bersumber dari lingkungan rumah sakit dan
Infeksi nosokomial atau infeksi yang didapatkan dari rumah sakit adalah
infeksi yang tidak diderita pasien saat masuk ke rumah sakit melainkan
setelah kurang lebih 72 jam berada di tempat tersebut. Infeksi ini terjadi bila
6
7
perlu diketahui bahwa kriteria infeksi nosokomial antara lain tidak ditemukan
tanda-tanda klinis ketika pasien tersebut masuk ke rumah sakit (Ika dkk,
2016).
Salah satu infeksi nosokomial adalah infeksi luka infus atau phlebitis.
Phlebitis merupakan daerah bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri pada kulit
sekitar tempat kateter intravascular dipasang (kulit bagian luar). Jika phlebitis
disertai dengan tanda-tanda infeksi lain seperti demam dan pus (keluarnya
nanah) yang keluar dari tempat tusukan, ini digolongkan sebagai infeksi
Rumah sakit sendiri adalah tempat perawatan segala macam jenis penyakit
terdiri atas dua bagian besar, yaitu faktor dari dalam (endogen) dimana faktor
ini meliputi usia pasien, jenis kelamin, riwayat penyakit, daya tahan tubuh
merawat, alat medis, sterilisasi ruangan serta lingkungan rumah sakit (Agnes
dkk, 2018).
perawat, sikap atau perilaku tidak baik, fasititas perawatan, dan pengawasan
perawat dapat juga sebagai salah satu media penularan infeksi nosokomial
a) Agen infeksius
macam agen penyakit ini ditentukan oleh patogenitas, daya invasi, dan
b) Reservoir
ini yaitu tempat patogen yang mampu bertahan hidup tetapi dapat atau
pada kulit dan dalam rongga tubuh, cairan dan keluaran (Fitri, 2013).
c) Portal keluar
dan berkembang biak, mereka harus mencari jalan keluar dan masuk ke
9
sendiri dapat keluar dari berbagai tempat, seperti kulit dan membran
d) Penularan
e) Portal masuk
dengan yang digunakan untuk keluar. Penurunan daya tahan tubuh adalah
a) Faktor genetik lebih mengarah pada kondisi pasien yang berkaitan dengan
asal usul keluarga, ras, suku, jenis golongan darah, dan sebagainya.
10
pemberi pelayanan, dalam hal ini adalah perawat. Perawat lebih sering
sakit. Kerugian yang ditimbulkan sangat membebani rumah sakit dan pasien.
dengan dua cara cuci tangan yaitu handwash dan handrub, menggunakan alat
pelindung, penggunaan alat steril dan aseptik pada waktu pergantian balutan,
sakit. Penularannya melalui cara tangan yang kurang bersih atau secara tidak
2019).
dkk, 2019)
B. BAKTERI
1. Pengertian Bakteri
(bersel tunggal) yang hidup berkoloni dan tidak mempunyai selubung inti
namun mampu hidup dimana saja. Tes biokimia pewarnaan gram merupakan
perbedaan dasar kompleks pada sel bakteri (struktur dinding sel), sehingga
dapat membagi bakteri menjadi 2 kelompok yaitu bakteri Gram positif dan
13
bakteri Gram negative. Beberapa bakteri Gram positif dan bakteri Gram
tipis yaitu 5-10 nm dengan komposisi utama: lipoprotein, membrane luar dan
menjadi sumber dari berbagai penyakit, yang berasal dar penderita maupun
dari pengunjung yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dab
perabotan rumah sakit dan peralatan medis maupun non medis. Berbagai
langsung. Seorang pasien yang daya tubuhnya rendah akan mudah tertular.
yang rawat jalan maupun rawat inap, berada di poliklinik maupun ruangan
sebagai salah satu seperti sering melakukan tindakan invasive mulai dari
pada saat berlangsungnya operasi karena alat – alat kamar operasi yang
belum sempurna saat disterilkan. Dalam hal tersebut adanya kontak lansung
antara pasien atau petugas dengan pasien, yang dapat menularkan kuman
patogen dan alat – alat medis yang terkontaminasi dengan kuman (Fairuz,
2018).
patogen yang dapat ditemukan di rumah sakit antara lain: Staphylococcus sp,
tersusun dalam kelompok seperti anggur yang tidak teratur. Bakteri inibanyak
melalui droplet pengunjung, keluarga pasien atau pasien sendiri (Agung dkk,
2018)
katalase positif, gram positif, berbentuk coccus, dan berdiamater 0,5 – 1,5 μ
m. Bakteri merupakan flora normal yang terdapat pada kulit manusia, saluran
nosokimial karena bakteri ini membentuk bioflm pada alat – alat medis di
rumah sakit dan menulari orang – orang dilingkungan rumah sakit yang
rentan atau imunitas rendah seperti pasien ktitis, pengguna obat terlarang
(narkotika), bayi yang baru lahir dan pasien rumah sakit yang dirawat dalam
bakteri yang bersifat aerob dan tidak bermotil. Bakteri ini tersebar luas di
dalam tanah dan air serta kadang – kadang dapat dibiakan dari kulit,
infeksi pada pasien yang sedang menderita sakit berat atau pada pasien yang
merupakan basil yang tidak berspora dan tidak memiliki flagel. Kebanyakan
dan merupakan bagian flora normal saluran nafas bagian atas. Bakteri ini
lingkungan. Bakteri ini biasa hidup di air dan di tanah. Bakteri ini memiliki
2015).
ditemukan pada hewan, limbah, air, tanah, serta feses manusia dan hewan.
infeksi saluran kemih atau kelainan nanah seperti abses, dan jika masuk pada
luka dapat menyebabkan infeksi pada luka tersebut (Agung dkk, 2018).
utamanya adalah bakteri dan virus, kadang – kadang jamur dan jarang
disebabkan oleh parasit. Terdapat tiga jalan bagaimana bakteri maupun virus
Golongan Mikrooganisme
Mikrococcus, Enterococcus
tetanii,
negative
vulgaris,Klebsiella, Pseudomonas
18
aeruginosa,Acinetobacter,
Flavobacterium meningosepticum,
Listeria,Mycobacteriumtuberculosis,
Anonymous
Herpessimplex, Cytomegalovirus,
Measles, Rubella,rotavirus
Histoplasma, Coccidioides,
Cryptococcus
(Fitri, 2013)
benda sekitarnya, seperti peralatan medis dan non medis yang ada di ruangan
19
saja tergantung pada jumlah dan jenisnya, tetapi juga ditentukan lamanya
bebas dari segala mikroba patogen, maka perlu upaya untuk mengeliminasi
melekat pada petugas dengan begitu tubuh penderita akan berisiko masuknya
mikroba patogen. Oleh karena itu untuk mencegah hal tersebut maka
dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor tersebut adalah pelayanan
terbanyak (60%) adalah perawat dan yang paling lama kontak langsung dengan
Important Person) dan VVIP (Very Very Important Person) yang dilayani oleh
dokter DPJP yang sub Spesialis yang tersertifikasi mengedepankan privasi pasien
Women Center, rawat inap VIP, Pelayanan penunjang medic, Hemodialisa dan
Pelayanan ini merupakan pelayanan ekstra dimana pasien yang rawat ditempat
dan penunjang lainnya bisa dikunjungi di tempat dia dirawat. Fasilitas ruangan
berstandar hotel atau kelas superior yang terdapat di lantai 2, 3, dan 4 dengan
adalah : Spread plate method (cara tebar/sebar), Streak plate method (cara
gores) dan Pour plate method (cara tabur) (Ulfah Utami dkk, 2018).
serial dilution.
untuk proses isolasi mikroba. Tujuan teknik ini pada prinsipnya adalah
agar yang telah memadat (Gambar 1.1). (Ulfah Utami dkk, 2018).
Tujun dari teknik ini untuk menyebarkan sel – sel bakteri tidak hanya
(di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar
yang kaya O2 dan ada yang tumbuh di dalam agar dengan kandungan
23
oksigen yang sedikit. Teknik ini memerlukan agar yang belum padat
koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Cara ini dasarnya ialah
2018).
Gambar 1.3. Teknik transfer aseptis kultur mikroba dari tabung reaksi ke
cawan petri
a. Goresan Sinambung
Cara kerja : Sentuhkan ujung ose pada koloni dan gores secara
tabung reaksi.
b. Goresan T
c. Goresan kuadran
3. Media Kultur
hidup baik pada media yang sangat sederhana, yang mengandung garam
anorganik ditambah sumber karbon organic seperti gula. Namun ada bekteri
dan nitrogen juga perlu penambahan darah atau bahan – bahan kompleks
merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam
air. Nutrisi dalam media harus memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup
1) Media Padat
menjadi tiga jenis yaitu media tegak, media miring dan media
tumbuh isolate atau koloni – koloni bakteri yang diduga ada dalam
2017).
3) Media Cair
pemadat atau agar sehingga konsistensinya cair. Media cair ini pada
29
b) Berdasarkan Komposisi
umumnya media ini dibuat dari ekstrak dari bahan dasar sepeti
kaldu nutrisi, yang terdiri dari pepton, NaCl, ekstrak daging dan
3) Media Sintetis
c) Berdasarkan Fungsi
1) Media Umum
30
yang dapat kita bedakan berdasarkan bentuk, warna, diameter dan tepi
2) Media Diferensial
tiga yaitu alfa hemolitik atau zona hemolitik tidak sempurna, beta
3) Media Diperkaya
pada media diperkaya adalah 18 jam pada suhu 370C (Gusti dkk,
2017).
4) Media Selektif
sulphite agar (BSA), dan sebagainya. Pada media selektif ini dapat
Pada media MCA dan SSA bakteri yang memfermentasi laktosa akan
karena zat indikator neutral red pada media dalam suasana asam
dan BGA. Pada media SSA dan BSA koloni bakteri memproduksi
dkk, 2017).
1-3 tetes reagen Kovacs atau Erlich ke dalam biakan bakteri. Hasil
merah menunjukan hasil yang positif dan warna kuning atau tidak
d) Citrate agar
f) Media Urea
g) Uji katalase
E. Kerangka Konsep
Pemeriksaan Laboratorium
Identifikasi Bakteri
Keterangan :
F. Definisi Operasional
a) Bakteri adalah mahluk – mahluk kecil yang tidak kasat mata, yang bersifat
c) Sarung tangan bekas pakai adalah salah satu bahan sekali pakai yang tidak
d) Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat dari rumah sakit setelah
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini rencana dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2020. Pengambilan
C. Fokus/Variabel Penelitian
a) Variabel Bebas
b) Variabel Terikat
1. Populasi Peneitian
38
39
Populasi dalam penelitian ini yaitu sarung tangan bekas pakai perawat di
2. Sampel Penelitian
a) Kriteria Inkulusi
2) Semua sarung tangan perawat yang bekerja dalam satu shift kerja saat
pengambilan sampel
b) Kriteria Ekslusi
1. Alat Penelitian
40
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah rak tabung, tabung
reaksi pyrex, ose bulat, ose lurus, pipet tetes, gelas objek pyrex, lampu
2. Bahan Penelitian
sampel “sarung tangan bekas pakai”, kapas “swab” steril, larutan Phosphate
Buffer Saline (PBS), media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) Merck, Mac
Conkey Agar (MCA) Merck, Nutrient Agar (NA) Merck, Triple Sugar Iron
Agar (TSIA) Merck, Simon Cittrat Agar (SCA) Merck, Motility Indole
Ornithine (MIO) Merck, Metil Red (MR), Voges Proskauer (VP), Media
Pewarnaan Gram terdiri dari: Kristal Violet (cat Gram A), larutan lugol (cat
Gram B), alcohol 95% (cat Gram C), safranin (cat Gram D), Reagen kovacs,
Reagen alfa-naftol, Reagen KOH 40%, Reagen Metol Red, H2O2 3%.
1. Pengambilan sampel
steril yang telah dibahasi dengan larutan PBS, kemudian kapas tersebut
wadah steril.
e) Diamati perubahan yang terjadi, jika positif media akan terlihat keruh.
a) Diambil biakan bakteri yang tumbuh pada media BHIB menggunakan ose
steril.
b) Ditanam pada media NA dan Mac Conkey dengan teknik goresan zig-zag
gram.
4. Pewarnaan Gram
ada.
d) NaCl diambil dengan ose dan diteteskan diatas kaca objek secukupnya.
e) Biakan koloni yang tumbuh pada media Mac Conkey dan NA diambil
dan dibuat apusan pada objek hinggamerata. Apusan di fiksasi pada api
Bunsen.
96% setetes demi setetes hingga aliran alkohol yang menetes hampir
ose steril.
tusuk.
artinya bersifat asam (acid) dan pada lereng (slant) berwarna merah
artinya bersifat basa (alkali). Jika pada dasar (butt) media berwarna
kuning artinya bersifat asam (acid) dan pada lereng (slant) berwarna
43
berwarna merah artinya bersifat basa (alkali) dan pada lereng (slant)
berwarna merah artinya bersifat basa (alkali). Jika pada lereng (slant)
terdapat warna hitam artinya terdapat sulphur pada media. Jika media
sinambung.
sinambung.
warna.
dihomogenkan.
dihomogenkan.
6) Diamati media
manitol)
6) Diamati media.
6. Pengamatan
Biokimia.
7. Interpretasi Hasil
pakai
b) Pewarnaan Gram
47
Hasanuddin.
mendeskripsikan jenis bakteri yang ditemukan pada swab sarung tangan bekas
I. Etika Penelitian
and benefist).
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Aniq Noor, Wiharto, Esti Suriany, 2015. Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis
1. 2301-7201.
Anastashia Baharuddin, Fredine E.S Rares, Standy Soeliongan, 2015. Pola Bakteri
No. 1.
Infeksi Nosokomial di Ruang ICU dan Rawat Inap Lantai 3. Jurnal Online
Agung Cahya Pratama, Elli Yane Bangkele, 2018. Identifikasi Bakteri Udara Di
Ruang Rawat Inap Raviliun Melatih RSUD Undata Palu. Medika Tadulako.
Claudya Emma Sulistya, Olivia Waworuntu, John Porotu’o, 2015. Pola Bakteri Yang
48
49
Devi Nurmalia, Sarah Ulliya, Linawati Neny, Agnes Agustina Hartanty, 2019.
Fairuz Nabila Afia, 2018. Identifikasi Bakteri Pada Peralatan Medis Ruang Operasi
Lampung.
Fitri Diana Dewi, 2013. Identifikasi Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada
Gusti Ketut Suarjana, Nengah Kerta Basung, Ketut Tono, 2017. Modul Isolasi dan
Ika Nur Jannah, Suhartono, Mateus Sakundarno Adi, 2016. Prevalensi Phlebitis Pada
Ilkafah, Harniah, 2017. Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien di Ruang
2614-5375.
Johan Harlan, Rita Sutjiati Johan, 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit
Gunadarma. Jakarta.
Nyimas Irina Silvani, Kemas Husni Samadin, Sri Nita, 2018. Pola Kepekaan Bakteri
Vol. 4. No. 3.
Renji Mailis Wahyuni, Arman Sayuti, Mahdi Abrar, Erina, M. Hasan, Zainuddin,
2018. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Enterik Patogen Pada Badak Sumatera
487.
Nosokomial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit AH Tahun 2019. Jurnal Ners.
Rizka Amalia, Laksmono Widagdo, Syamsulhuda BM. 2016. Faktor – Faktor Yang
Tangan Studi Kasus di Instalasi Rawat Inap Rajawali RSUP DR. Kariadi
3346.
Rosa Dwi Wahyuni, 2017. Identifikasi Bakteri Udara Pada Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Umum Daerah Undata Palu. Healthy Tadulako Journal. Vol. 3.
No. 1. 1-82.
No. 2.
Ulfah Utami, Liliek Harianie, Nur Kusmiyati, Prilya Dewi Fitriasri, 2018. Buku
Wuny, 2015. Staf Pengajar FKIP Unpatti Ambon Studi Pendidikan Fisika, Tahun
XVII. Nomor 1.
72-73.
Yosi Kusuma, Komang Januarta Putra Pinatih, Made Agus Hendrayana, 2019. Efek
1395.
LAMPIRAN
A. Alur Penelitian
Swab Sarung Tangan
Bekas Pakai
Dilakukan Pewarnaan
Gram
Uji Biokimia
(uji TSIA, uji Urea, uji
Gula – gula, Mio, uji
Citrate, uji MRVP, Uji
Katalase)
Interpretasi Hasil
Analisis Data
53
54
Pembahasan
Kesimpulan
55
jenis bakteri. Adapun komposisi dari media Nutrient Agar (NA) yaitu peptone : 5
b. Di larutkan serbuk Nutrient Agar (NA) dengan 250 ml aquadest sambil diaduk
hingga larut
c. Di masukkan ke dalam erlenmeyer lalu tutup dengan kapas dan alumunium foil
MacConkey Agar (MCA) : 17 gram gelatin, 13,5 agar, 10 gram laktosa, 5 gram
NaCl, 1,5 gram garam empedu, 1,5 gram kasein, 1,5 gram daging hewan, 0,03
c. Di masukkan ke dalam erlenmeyer lalu tutup dengan kapas dan alumunium foil
sapi, 3 gram ekstrak yeast, 20 gram pepton, 1 gram glukosa, 10 gram laktosa, 10
gram sukrosa, 5 gram NaCl, 0,2 gram ferri sulfat, 0,3 gram sodium thiosulfat,
a. Di timbang media sebanyak 3,9 gram yang diperoleh dari hasil perhitungan
65 𝑔𝑟 × 60 𝑚𝑙
= 3,9 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙
hingga mendidih
a. Di timbang media sebanyak 7,26 gram yang diperoleh dari haasil perhitungan
121 𝑔𝑟 × 60 𝑚𝑙
= 7, 26 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙
hingga mendidih
a. Di timbang media sebanyak 1,26 gram yang diperoleh dari haasil perhitungan
21 𝑔𝑟 × 60 𝑚𝑙
= 1, 26 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙
hingga mendidih
11. Komposisi media Sulfida Indol Motility(SIM) atau Motilitas Indol Ornithin
(MIO)
12. Cara pembuatan mediaSulfida Indol Motility(SIM) atau Motilitas Indol Ornithin
(MIO)
a. Di timbang media sebanyak 1,86 gram yang diperoleh dari haasil perhitungan
31 𝑔𝑟 × 60 𝑚𝑙
= 1,86 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙
hingga mendidih
14. Cara pembuatan media MethylRed (MR) dan media VogesProskauer (VP)
a. Di timbang media sebanyak 1,02 gram yang diperoleh dari haasil perhitungan
17 𝑔𝑟 × 120 𝑚𝑙
= 1,02 𝑔𝑟𝑎𝑚
1000 𝑚𝑙
hingga mendidih
e. Di bagi media ke dalam dua belas tabung, enam tabung untuk media
MethylRed (MR) dan enam tabung untuk media VogesProskauer (VP) reaksi
masing-masing 5 ml
15. Cara pembuatan media gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, dan maltosa)
a. Glukoasa
menjadi biru
4) Di tuang kedalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung durham dan di
b. Sukrosa
menjadi biru
4) Dituang kedalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung durham dan di
c. Laktosa
menjadi biru
4) Di tuang kedalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung durham dan di
d. Maltosa
61
menjadi biru
4) Di tuang kedalam tabung reaksi yang sudah berisi tabung durham dan di
Kristal violet adalah reagen berwarna ungu yang bersifat basa sehingga
dari kristal violet yaitu kristal violet 2 gr, alkohol 95% 20 ml, aquadest 80 ml,
b. Larutan Lugol
Larutan lugol adalah suatu larutan dari unsur iodium dan kalium iodide
dalam air. Komposisi larutan lugol yaitu 5% yodium murni (I2), 10% kalium
c. Alkohol 96%
d. Larutan Safranin
62
Pada pewarnaan gram larutan safranin akan menghasilkan warna merah yang
Komposisi dari larutan safranin yaitu safranin 0,25 gr, Alkohol 95% 10 ml,
Aquades 90 ml.
b. Larutan Lugol
c. Alkohol 96%
d. Larutan Safranin
dihomogenkan.
63
Micrococcus luteus
Gram Negatif Coccus
Neisseria sp Veillonella sp
Gram Positif Bacilli
Bacillus cereus
66
Actinomyces israelii
Gram Negatif Bacilli
Moraxella Brucella