Dwi Wahyu Kartikasari SKRIPSI
Dwi Wahyu Kartikasari SKRIPSI
Dwi Wahyu Kartikasari SKRIPSI
SKRIPSI
OLEH
Dwi Wahyu Kartikasari
NPM 1801053P
SKRIPSI
OLEH
Dwi Wahyu Kartikasari
NPM 1801053P
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi:
Hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Klinik
NPM : 1801053P
Telah diperiksa dan disetujui dan dipertahankan dihadapan tim penguji ujian
Pembimbing
Surmiasih ,S.Kep.,Ners.,M.Kes
NIDN . 0230098302
Mengetahui
Ketua program Studi Keperawatan
Ikhwan Amirudin,S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIDN : 0228108701
iii
LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL SKRIPSI:
Hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Klinik
NPM : 1801053P
Diterima oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di Program Studi
2019/2020.
1. Penguji I :
2. Penguji II :
3. Penguji III :
Mengetahui
Universitas AISYAH Pringsewu Lampung
Dekan
Feri Kameliawati,S.Kep.,Ners.,M.Kep
NIDN. 0228018502
iv
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
NPM : 1801053P
Tahun 2020
v
BIODATA
NPM : 1801053P
Agama : Islam
`
Riwayat pendidikan
Riwayat pekerjaan
vi
MOTTO
vii
PERSEMBAHAN
viii
UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi , Febuari 2020
ABSTRAK
ix
AISYAH PRINGSEWU UNIVERSITY
HEALTH FACULTY
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
A Bachelor Thesis , February 2020
ABSTRACT
The World Health Organization (WHO) in 2015 showed that there were
1.13 billion people worldwide bearing hypertension. It can be meant that one out
of three people in the world diagnosed with hypertension. It is predicted that the
number of hypertension patients increases every year. On the forecast, there will
be 1.5 billion people having hypertension in 2025. As addition, it is possible that
there are 9.4 million mortalities due to the hypertension and its complications. The
prevalence of hypertension on adult people aged ≥ 25 years was 40%. The
objective of this study was to identify the correlation between weight and
hypertensive incidences on elder people at SaeWaras Clinic in 2019.
The method used in this study was quantitative study with cross sectional
research design. The population of the study consisted of 60 elders registered at
Prolanis programe Sae Waras Clinic. The samples were taken by using total
sampling technique.
The results of this study are that there is a significant relationship between
body weight and the incidence of hypertension in the elderly at the Sae Waras
Inpatient Clinic in 2019 and a correlation value of 0.240 indicates a positive
correlation with the weak correlation correlation category. (p value = 0.039 <α =
0.05). Suggestions for the community, especially the elderly, are expected to
increase information seeking and to participate in postbindu and gymnastics
activities for the elderly or prolanis in order to prevent the occurrence of
hypertension.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, Hidayah, dan
Karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “HUBUNGAN
BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI
KLINIK RAWAT INAP SAE WARAS SUKOYOSO KEC SUKOHARJO
TAHUN 2020”, dapat saya selesaikan. Penyelesaian skripsi ini juga berkat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenanankan
penulis menghaturkan rasa terimakasih kepada bapak / ibu yang terhormat:
1. Sukarni, S.ST., M.Kes Selaku KetuaYayasanAisyah Lampung
2. Hardono, S.Kep.,Ners.,M.Kepselaku Rektor Universitas AisyahPringsewu
Lampung
3. Feri Kameliawati,S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Aisyah Pringsewu
4. Ikhwan Amirudin, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku Ka Prodi Keperawatan
Universitas Aisyah Pringsewu
5. Surmiasih, S.Kep.,Ners.,M..Kes selaku pembimbing utama yang telah banyak
membantu penyelesaian penulisan skripsi ini.
6. Eva Yunitasari, S.,Kep.,Ners.,M.Kes, selaku penguji 1 yang telah
membimbing dan mengoreksi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Riska Hediya Putri, S.Kep.,Ners.,M.Kep selaku penguji II yang telah
membimbing dan mengoreksi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini.
Semoga Allah berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga skripsi inidapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian selanjutnya.
Pringsewu, Febuari 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 6
1. Tujuan Umum........................................................................ 6
2. Tujuan Khusus....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 6
E. Ruang Lingkup.............................................................................. 7
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A.Gambaran Umum Lokasi Penelitian .............................................. 38
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 39
C. Pembahasan ................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
31
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia
tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena
hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat
orang dewasa berusia ≥ 25 tahun sebesar 40% pada tahun 2008. Prevalensi
hipertensi tertinggi berada di Afrika yaitu sebesar46% pada pria dan wanita. Di
Inggris, 34% pria dan 30% wanita menderita hipertensi (diatas 140/90 mmHg)
dibandingkan tahun 1995. Empat dari 5 penyebab kematian tertinggi tahun 2014
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di Kalimantan
Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%). Estimasi jumlah
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum
obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita Hipertensi tidak
Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi penuaan pada setiap individu
ini akan berbeda bergantung faktor herediter, stresor lingkungan dan sejumlah
penurunan dari periode tidur. Perubahan kualitas tidur pada lanjut usia disebabkan
oleh kemampuan fisik lanjut usia yang semakin menurun. Kemampuan fisik
menurun karena kemampuan organ dalam tubuh yang menurun, seperti jantung,
paru- paru dan ginjal. Penurunan kemampuan organ mengakibatkan daya tahan
salah satu penyakit tidak menular yang berupa gangguan pada sistem
mengalami peningkatan diatas normal yaitu ≥ 140 mmHg untuk tekanan sistolik
32
tekanan sistolik 140–159 mmHg dan diastolik 90–99 mmHg dan hipertensi
derajat 2 yaitu tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan diastolik ≥ 100 mmHg (Astuti,
2016)
namun para ahli telah mengungkapkan, bahwa terdapat dua faktor yang
dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol. Beberapa faktor resiko yang termasuk
dalam faktor yang tidak dapat dikontrol seperti genetik,usia, jenis kelamin, dan
ras. Sedangkan faktor resiko yang dapat dikontrol berupa perilaku atau gaya hidup
seperti obesitas, kurang aktivitas, stres dan konsumsi makanan (Rawasiah, 2014).
Dari hasil penelitian modern, penyakit degeneratif memiliki korelasi yang cukup
komplikasi yang tentu saja akan berbahaya bagi kesehatan. Dalam sebuah
penelitian ditemukan adanya suatu hubungan antara BMI pada remaja yang
tinggi dengan risiko penyakit hipertensi dan jantung koroner saat dewasa (Baker,
Olsen,Sørensen, 2010).
dinyatakan dalam indeks masa tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat badan
dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan & Stamler,1991). Berat badan
dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah,
33
terutama tekanan darah sistolik. Obesitas visceral yaitu penumpukan lemak pada
inflamasi dari lemak yang tertumpuk di visera. Pengukuran berat badan dilakukan
obesitas dengan kejadian hipertensi pada masyarakat etnik Minang kabau di Kota
OR=1,82) dan obesitas sentral dengan kejadian hipertensi (p<0,05; OR= 2,72).
dimana ada perbedaan rata-rata IMT (p= 0,025) antara responden hipertensi dan
tidak hipertensi dan ada perbedaan rata-rata LP (p= 0,002) antara responden
hubngan antara kejadian obesitas dan obesitas sentral dengan hipertensi pada
bahwa lebih dari separuh penderita hipertensi mengalami obesitas (56,6%) dan
hipertensi (p<0,05; OR= 2,72). Uji Independent sample T-test menunjukkan hasil
34
yang signifikan (p<0,05) dimana ada perbedaan rata-rata IMT (p= 0,025) antara
responden hipertensi dan tidak hipertensi dan ada perbedaan rata-rata LP (p=
Klinik Rawat Inap Sae Waras adalah salah satu pusat pelayanan kesehatan
Jumlah kasus hipertensi di Klinik Rawat Inap Sae Waras terbilang tinggi. Data
awal yang ditemukan bahwa pada 3 bulan terakhir menunjukkan 155 lansia yang
menunjungi Klinik Rawat Inap Sae Waras menderita hipertensi. Hasil pra survey
yang dilakukan pada bulan November 2019 dari 10 lansia yang berkunjung dan
menderita hipertensi 8 lansia (80%) dengan berat badan katagori obesitas dan 2
mengenai hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
B. Rumusan Masalah
antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Klinik Rawat Inap
35
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
hipertensi pada lansia di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019
2. Tujuan Khusus
b). Diketahui distribusi frekuensi berat badan lansia di Klinik Rawat Inap
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Responden
36
4) Bagi peneliti selanjutnya
E. Ruang Lingkup
Inap Sae Waras . Objek Penelitian adalah berat badan dengan kejadian
hipertensi pada lansia. Variabel dalam penelitian ini adalah berat badan
pada lansia. Penelitian ini dilakukan di Klinik Rawat Inap Sae Waras.
37
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsepteori hipertensi
1. Pengertian hipertensi
140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase
sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan
2016).
38
2. Etiologi Hipertensi
pola konsumsi yang tidak sehat, dan hereditas (keturunan). Sekitar 90%
b. Hipertensi sekunder
3. Faktor-faktorresiko Hipertensi
antara lain:
39
1. Kegemukan (obesitas)
2. Kurang olahraga
40
keadaan system hemodinamik (pendarahan) yangn ormal. Pada
adalah garam meja atau garam yang ditambahkan dalam makanan saja.
41
kesehatan karena dapat meningkatkan sistem katekholamin, adanya
5. Stres
maka tekanan darah akan turun kembali. Dalam keadaan stress maka
hipertensi.
1. Keturunan (Genetika)
(berasal dari sel telur yang berbeda). Jika seseorang termasuk orang
42
melakukan penanganan atau pengobata maka ada kemungkinan
waktu sekitar tiga puluhan tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan
2. Jenis kelamin
3. Umur
penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko
pada usia tua. Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi diatas usia 31
4. Patofisiologi
bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih kuat
43
besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga mereka tidak
tekanan. inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
jika arter kecil (arteriola) untuk sementara waktu untuk mengarut karena
membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh meningkat sehingga
otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh
44
dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali
tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal
salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan
(Prima,2015).
45
5. Manifestasi klinis
pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras atau
kabur karena kerusakan retina, nyeri pada kepala, mual dan muntah
6. Komplikasi hipertensi
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
46
sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung atau bertingkah
laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah atau
tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak.
47
d. Ketidak mampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya
paru, kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan di dalam
serangan jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal, target kerusakan akibat
kebutaan
jantung)
48
7. Pemeriksaan penunjang
a. General checkup
yaitu:
keberhasilan terapi
8. Penatalaksanaan
49
Menurut (junaedi, Sufrida, & Gusti,2013) dalam penatalaksanaan
berikut:
a. Terapi non-farmakologi
6) Menghindari stress
7) Menghindari obesitas
angiotensi.
50
1) Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang
oleh jantung.
pembuluh darah.
c. Terapi herbal
B. Berat Badan
masa bayi dan balita. Berat badan merupakan hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai
indicator yang terbaik saat iniuntuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh
51
2. Pengukuran Berat Badan
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot,organ
tubuh, dan cairan tubuh, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar
terpercaya. Perubahan komposisi tubuh yang terjadi pada pria dan wanita
(Supariasa, 2016).
ukuran tubuh, yaitu tinggi badan (TB) dan berat badan (BB). Akan tetapi,
punggung, sehingga lansia tidak dapat berdiri tegak oleh karena itu
52
Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m)
populasi Asia Pasifik tahun 2000 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
dinyatakan dalam indeks masa tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan & Stamler,1991).
Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
visera.
komplikasi yang tentu saja akan berbahaya bagi kesehatan. Dalam sebuah
53
tinggi dengan risiko penyakit hipertensi dan jantung koroner saat dewasa
(Rowahani, 2012).
1. Pengertian
Individu yang berusia muda tetapi secara biologis dapat tergolong lansia jika
dilihat dari keadaan jaringan tubuhnya (Fatmah,2010). Lanjut usia adalah usia
kronologis lebih atau sama dengan 65 tahun dinegara maju, tetapi untuk
Negara sedang berkembang bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah usia
sesudah melewati atau sama dengan 60 tahun (Oenzil, 2006). Menurut WHO
54
(World Health Organization), lansia dikelompokan menjadi4 kelompok yaitu
usia pertengahan (usia 45–49 tahun), lansia (usia 60–74 tahun), lansia tua (usia
75–90 tahun) dan usia sangat tua (usia di atas 90 tahun) (Fatmah, 2010).
dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas atau
oleh factor eksogen dan endogen yang dapat menjadi factor risiko penyakit
degeneratif yang dimulai sejak usia muda atau produktif, namun bersifat
organ kulit pada lansia, terjadi penurunan epidermal 30–50% dan penurunan
dibandingan orang muda. Selain itu, terjadi penurunan respon terhadap trauma
rongga mulut yang terjadi pada lansia mencakup tanggalnya gigi, mulut
sistem pencernaan pada lansia yaitu fungsi fisiologis pada rongga mulut akan
55
yang tanggal serta terjadi kerusakan gusi karena proses degenerasi. Kedua hal
olahraga secara teratur tidak mengalami kehilangan massa otot dan tulang
sebanyak lansia yang inaktif. Kelenturan, kekuatan otot, dan daya tahan
E. Penelitian Terkait
1. Penelitian oleh Natalia dkk, (2014) yang berjudul hubungan obesitas dengan
56
penelitian menunjukan Berdasarkan nilai tekanan darah, subjek
dan hipertensi (derajat 1 dan 2). Dari 146 subjek penelitian, 65 orang (44,5%)
2. Penelitian oleh Ramadhani dan Yuly, S (2018), yang berjudul hubungan kasus
obesitas dengan hipertensi di provinsi Jawa Timur Tahun 2015 – 2016. Hasil
yang signifikan antara kasus hipertensi dan kasus obesitas dengan p = 0,01 (p
< 0,05). Kuat korelasi menunjukkan kuat hubungan sedang dan arah hubungan
positif dengan hasil correlation coefficient = 0,49, yang dapat diartikan bahwa
semakin tinggi kasus obesitas di Provinsi Jawa Timur maka kasus hipertensi
Bandung tahun 2016 yaitu sebesar 41,7% dan obesitas sebesar 54,9%.
Berdasarkan analisis cox regresi, responden yang obesitas (IMT 25) memiliki
yang tidak obesitas setelah dik ontrol variabel umur, riwayat hiper tensi
57
F. Kerangka Teori
untuk mengidentifikasi variabel yang akan di teliti (di amati) yang berkaitan
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Faktorlain:
1. Genetik
2. Usia
3. Stress
G. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin di amati atau di ukur melalui penelitian yang
variabel independen dan variebel dependen yang terlihat pada gambar berikut :
58
Variabel Independen Variabel Dependen
Kejadian hipertensi
Berat Badan
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
H. Hipotesis
Ho : tidak ada hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada
59
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil penelitian
2010)
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019
C. Rancangan penelitian
60
D. Subjek Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang berkunjung di Klinik
Rawat Inap Sae Waras yang berjumlah 112 lansia (Data November 2019)
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
mempelajari semua yang ada pada populasi, karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
berikut :
N
n=
1+ N ( d 2 )
Keterangan:
N= Besar Populasi
n= Besar Sampel
d²= Tingkat kepercayaan/ ketepatan (presisi) yang diinginkan 5%
61
112
n=
1+112 ( 0 . 052 )
= 87,5=88 responden
yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarakan ciri atau sifat-sifat populasi
berikut :
a). Lansia usia 60 – 74 tahun yang berkunjung di Klinik Rawat Inap Sae
E. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya.
62
Variabel pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu:
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
F. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
63
darah > 140/90 sistole ≤140
mmHg mmHg dan
diastole ≤ 90
mmHg)
Independen Indeks berat Timbangan Observasi / 0 : obesitas Ordinal
t badan atau biasa dan pemeriksaan ( Jika IMT
Berat badan dikenal dengan pengukur dan 25-≥30
BMI ( Body Mass tinggi penghitungan 1 : tidak
Index adalah salah badan IMT obesitas(Jika
satu cara untuk < 25)
menganalisa
bagaimana berat
badan memiliki
resiko terhadap
penyakit
hipertensi
G. Pengumpulan Data
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.
Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka
data adalah :
64
a). Mengajukan permohonan ijin Penelitian ke Klinik Rawat Inap Sae
Waras
H. Pengolahan Data
telah diisi semua (Hastono, 2016). Data yang telah terkumpul kemudian
1. Editing
2. Coding
3. Proccessing
65
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati
4. Cleaning
I. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada
prosentase dari tiap variabel yang akan disajikan dalam bentuk distribusi
2. Analisis Bivariat
66
Analisa bivariat adalah Analisa yang dilakukan terhadap dua
Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square, Berdasarkan hasil
yaitu :
67
38
BAB IV
yang tepat berada dijalur utama lalu lintas wilayah kecamatan Sukoharjo,
menjadi Klinik Rawat Pratama Rawat Inap “SAE WARAS” dengan izin
1. Analisis Univariat
univariat yang dilakukan pada tiap variabel dalam bentuk tabel distribusi
Tabel.4.1
Distribusi Frekuensi Kejadian Hipertensi pada lansia
di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019
No Kejadian Hipertensi N %
1 Hipertensi 40 65,6
2 Tidak Hipertensi 21 34,4
Total 61 100
Tabel.4.2
Distribusi Frekuensi Berat Badan pada lansia
di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019
No Berat Badan N %
1 Obesitas 28 45,6
2 Tidak Obesitas 33 54,1
Total 61 100
39
berjumlah 28 responden (45,9% ) sedangkan responden dengan berat
2. Analisis Bivariat
hubungan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Klinik
Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019. Hasil analisa bivariat ditampilkan dalam
Tabel.4.3
Hubungan Antara Berat Badan Dengan Kejadian Hipertensi
Pada Lansia Di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019
Berat Badan Kejadian Hipertensi p
Hipertensi Tidak N % value
hipertensi
n % n %
Obesitas 22 78,6 6 21,4 28 100 0,090
Tidak 18 54,5 1 45,5 33 100
obesitas 5
Total 40 65,6 2 34,4 61 100
1
responden (45,5%). Berdasarkan hasil uji dengan chi squar ediperoleh nilai
p value = 0,09 >α = 0,05 yang menunjukan bahwa tidak tedapat hubungan yang
40
signifikan antara berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
C. Pembahasan
responden (34,4%).
140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase
sistolik 140 menunjukan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan
2016).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian oleh Natalia dkk, (2014)
41
Sintang Kalimantan Barat. Hasil penelitian menunjukan jumlah responden
tekanan darah lansia pada saat penelitian. Menurut asumsi peneliti hipertensi
lingkungan.
dinyatakan dalam indeks masa tubuh (IMT) yaitu perbandingan antara berat
badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (Kaplan & Stamler,1991).
Berat badan dan indeks masa tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan
tertumpuk di visera.
komplikasi yang tentu saja akan berbahaya bagi kesehatan. Dalam sebuah
42
penelitian ditemukan adanya suatu hubungan antara BMI pada remaja yang
tinggi dengan risiko penyakit hipertensi dan jantung coroner saat dewasa
mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk pada usia 30 tahun
wanita langsing pada usia yang sama. Curah jantung dan sirkulasi volume
pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya
normal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Penelitian oleh Natalia dkk, (2014)
adalah salah satu faktor penting yang berperan pada obesitas adalah aktivitas
fisik, dimana pada penelitian ini tidak dilakukan penelitian. Obesitas tidak
43
3. Hubungan berat badan dengan kejadian obesitas
Berdasarkan hasil uji dengan chi square diperoleh nilai p value = 0,09 >α =
berat badan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Klinik Rawat Inap Sae
Waras Tahun 2019 . Lanjut usia adalah usia kronologis lebih atau sama
bahwa kelompok manusia usia lanjut adalah usia sesudah melewati atau sama
pertengahan (usia 45–49 tahun), lansia (usia 60–74 tahun), lansia tua (usia
75–90tahun) dan usia sangat tua (usia di atas 90 tahun) (Fatmah, 2010).
44
jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Sedangkan menurut
(Triyanto,2014).
analisis Kendall’s Tau diperoleh nilai sien korelasi sebesar -0,142 dengan p
koevalue sebesar 0,235. Hal ini dapat diartikan tidak ada hubungan yang
45
hidup seseorang, yang mana pada penelitian ini tidak dilakukan pengamatan
terhadap variabel – variabel tersebut. Pada penelitian ini tidak ada hubungan
dan hal ini akan berefek pada penurunan tekanan darah. Salah satu usaha
yang responden lakukan disini adalah rutin mengikuti senam prolanis. Hal ini
penyakit lain yang mana pada penelitian ini tidak dialakukan pengukuran
46
47
BAB V
A. KESIMPULAN
3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara berat badan dengan kejadian
hipertensi pada lansia di Klinik Rawat Inap Sae Waras Tahun 2019 (p value
B. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
mengikuti kegiatan posbindu dan senam lansia atau prolanis agar dapat
senam prolanis yang telah diadakan oleh klinik Rawat inap sae waras.
Pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti dengan variabel lain dengan
metode lain.
48
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, et, al., 2016, Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar, Salemba Medika,
Jakarta
49
Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Rineka Cipta Jakarta
Prasadja, A, 2009, Ayo bangun dengan bugar karena tidur yang benar, Hikmah,
Jakarta
50