Isi Laporan Karbonat
Isi Laporan Karbonat
Isi Laporan Karbonat
BAB I
PENDAHULUAN
1.5.1 Stratigrafi
Menurut Surono dkk(1992), urutan stratigrafi dari daerah ini dari tua ke
muda ialah :
1. Formasi Wungkal-Gamping
2. Formasi Kebo-Butak
3. Formasi Semilir
4. Formasi Nglanggran
5. Formasi Sambipitu
6. Formasi Oyo
7. Formasi Wonosari
8. Formasi Kepek
1.5.2 Geomorfologi
Daerah Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, secara
geomorfologis merupakan kawasan yang termasuk dalam
gugusan Karst Gunung Sewu, pada daerah Wonosari ini bentang
alam karst dicirikan dengan adanya bentuk lahan karst baik
mayor maupun minor sepeti bukit karst, doline, lembah kering,
uvala, polje, karren, cocpit, yang meneyebar di wilayah daerah
Wonosari ini, hal ini dapat menggambarkan bahwa daerah ini
merupakan bentuk lahan yang telah mengalami karstifikasi.
Pada Formasi Wonosari ini dapat ditemukan litologi berupa
Batugamping klastik seperti Packstone, Wackestone dan
batugamping Non-Klastik seperti Framestone yang memberikan
penjelasan mengenai geologi regional daerah penelitian serta
bentang alam karst daerah Wonosari.
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
16
Laboratorium Sedimentologi 2019
d. Faktor mekanik
1.6.3. Butiran (Fragmen), Semen dan Lumpur Karbonat
1. Butiran atau fagmen dalam hal ini berupa skeletal (butiran
kerangka), fragmen rombakan, pellets, lumps, butiran
yang berlapis konsentris
2. Semen atau sparit
Komponen karbonat yang berupa Kristal kalsit secara
mikroskopis mempunyai kenampakan jernih, berukuran
0,02 – 1 mm, sebagai material pengisi ruang antar butir
ataupun suatu rekahan yang terbentuk pada saat diagenesa.
lebih dikenal dengan istilah sparit.
3. Lumpur Karbonat atau micite
Partikel karbonat berukuran < 4 mikron, secara
mikroskopis akan mempunyai kenampakan yang keruh
kecoklatan. Pembentukannya dapat secara mekanis dan
kimiawi pada waktu pengendapan terjadi. Lumpur
karbonat ini dikenal dengan istilah mikrit.
1.6.5. L
i
n
g
k
u
n
gan Pengendapan Batuan Karbonat
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1. Stopsite 1
2.1.1. LP 1
2.1.1.1 Deskripsi Lapangan
Lapangan ini berada pada formasi Oyo dan Wonosari.
Perbedaan formasi ini adalah Fm. Oyo batugamping berlapis,
Fm. Wonosari batugamping terumbu. Perjalanan dari gerbang
timur UPN dengan menggunakan bus pukul 7.30 WIB. Menuju
arah Tenggara pada peta hingga sampai Panggang, Gunung
Kidul pukul 8.30 WIB.
2.1.1.2 Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berupa penampakan batugamping terumbu
yang mana merupakan batuan sedimen non-klastik yang
disebabkan oleh pertumbuhan dari terumbu.
2.1.1.3 Parameter Singkapan
a. Deskripsi Litologi LP 1
Framestone (Embry Klovan, 1971), Abu-abu terang (F) Hitam
(L), Komposisi : Monomineralik karbonat, Masif
2.1.2. LP 2
2.1.2.1. Deskripsi Lapangan
Dari LP 1 berjalan ke arah selatan, menuju ke
bawah / tempat parkir bus.
2.1.2.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini merupakan batugamping yang
berlapis yang mana terdapat struktur perlapisan.
Pada
Gambar 2.3 Bentang Alamsingkapan
(oleh ini. Hal ini disebabkan adanya
Fransiskus) proses transportasi material sedimen lalu diendapkan
N 0300 pada
E singkapan ini.
2.1.2.3. Parameter Singkapan
2.1.2.4
Deskripsi
Litologi
a. Deskripsi Litologi LP 2
Wackestone (Dunham, 1962), Putih (F) Coklat (L),
Arenit(0,062-2mm), Utuh, Well Sorted, Mud Supported,
Komposisi : A : Intraklas ; M : Kalsit ; S : Karbonat, Masif
2.1.3. LP 3
2.1.3.1. Deskripsi Lapangan
Dari LP 2 berjalan ke arah Utara, berjalan
kearah utara atau naik sekitar 80 meter.
2.1.3.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini berupa batuan sedimen klastik
atau adanya hasil rombakan dari material sedimen
dari
Gambar 2.6 Bentang reef
Alam core
(oleh yang berada pada singkapan LP 2.
Fransiskus) Singkapan ini lebih tinggi dari LP 2, karena LP 2
N 0300 lebih
E mudah mengalami pelarutan karena kandungan
CaCO3 yang dominan. Sedangkan LP ini tersusun
atas material klastikyang mana lebih resisten
terhadap pelapukan.
2.1.3.3. Parameter Singkapan
Gambar 2.8
Floatstone (diambil oleh Fransiskus)
a. Deskripsi Litologi LP 3
Floatstone (Embry Klovan, 1971), Putih kemerahan (F)
Coklat (L), Rudite - Arenit(0,004-2mm), Utuh, Moderately
Sorted, Matrix Supported, Komposisi : A : Skeletal ; M :
Kalsit ; S : Karbonat, Masif
N 3180 E
2.1.1.1 Penampang
2.2. Stopsite 2
2.2.1. Deskripsi Lapangan
Stopsite yang ke 2 ini berlokasi tidak jauh dari stopsite
pertama, perjalanan ditempuh dari stopsite pertama ke stopsite
ke dua menuju arah Timur perjalanan ditempuh dengan
menggunakan bus, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.
2.2.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini terdiri atas 2 struktur yaitu lapisan yang
berada di atas masif, dari batugamping non-klastik sedangkan
yang berada di bawahnya struktur perlapisan batugamping
klastik yang dipengaruhi arus yang ada pada waktu itu
membentuk struktur cross bedding.
Keterangan :
Azimuth : N 335o E
Cuaca : Cerah, Berawan
2.2.4. Deskripsi Litologi
N 3350 E
2.2.6 Profil
N 2370 E
2.3.6 Profil
2.4. Stopsite 4
2.4.1. Deskripsi Lapangan
Lapangan ini ditempuh dari STA 3 sekitar kurang lebih 45
menit. Sekitar 10 km perjalanan menggunakan bus.
2.4.2. Deskripsi Singkapan
Singkapan ini merupakan batuan karbonat klastik yang
membentang dari Timur Laut ke Barat Daya. Singkapan ini
memperlihatkan pelapukan batugamping menjadi soil karena
proses pelarutan oleh air meteorik. Penampakan yang dapat
diamati adalah Pedogenesis, pembentukan suatu lapisan tanah.
Terdiri dari lapisan atas ke bawah, yaitu :
1. Soil
Lapisan soil dicirikan dengan warna coklat dan ditumbuhi
banyak vegetasi dan merupakan hasil dari proses pelapukan.
2. Hardpan,
Nama : Rizki Agung Yulianto
NIM : 111.180.036
Kelompok : 15
45
Laboratorium Sedimentologi 2019
Cuaca : Cerah
2.4.4 Foto Bentang Alam
N 1300 E
2.4.5 Profil
2. Stopsite ke-2
Dapat diketahui lingkungan pengendapannya pada daerah fasies
fore reef hingga core reef, litologi tuffaceous packestone terbentuk
ketika gunung api masih aktif sehingga material vulkanik dapat
menjadi penyusun batuan pada lapisan pertama stopsite ini.
Menunjukan struktur silang siur disebabkan arus air yang
multidirectional dengan ukuran butir yang halus. Lalu pada bagian
atasnya ditumbuhi batugamping non-klastik atau terumbu
menandakan aktivitas vulkanik sudah tidak ada lagi, sehingga
organisme penyusun batugamping non-klastik tersebut dapat
berkembang dengan baik didukung oleh faktor pendukung yang lain.
3. Stopsite ke-3
Pada stopsite ke-3 dapat dijelaskan bahwa lingkungan
pengendapannya berkembang dari bagian shallow basin, front reef
dan core reef dibuktikan dengan adanya packestone pada lapisan
pertama menandakan fasies shallow basin, batuan floatstone dan
rudstone menandakan fasies front reef dan batugamping terumbu di
atas lapisan menandakan fasies core reef.
3.1. Kesimpulan
Pada stopsite 1, stopsite ini termasuk dalam Formasi Wonosari tersusun
atas batuan karbonat yang berada di suatu ketinggian dan merupakan
akumulasi batuan karbonat. Di stopsite ini didapatkan hasil deskripsi batuan
berupa Framestone, Wackestone, dan Floatstone dapat diinterpretasikan
lingkungan pengendapan yaitu pada fasies core reef, fore reef, dan back reef.
Pada stopsite 2 ini singkapan ditandai dengan kenampakan batugamping
yang menunjukan strutktur perlapisan silang siur dengan adanya komposisi
vulkanik pada lapisan terbawahnya, dan dibagian atasnya ada batugamping
terumbu yang mempunyai struktur masif, dengan interpretasi lingkungan
pengendapan pada bagian bawah lapisan terdapat material dari aktifitas
vulkanik diendapkan pada fore reef dan saat gunung api sudah tidak aktif lagi
di atas lapisan tersebut ditumbuhi oleh organisme terumbu, memungkinkan
titik tersebut adalah fasies core reef.
Pada stopsite 3 ini singkapan berada di tepi jalan. Pada singkapan ini
pada bagian paling atas strukturnya masif berupa batugamping non-klastik
dengan litologi Boundstone, dan bagian dibawahnya menunjukan struktur
perlapisan dengan litologi secara berturut-turut dari bawah ke atas
Packestone, Rudstone, Floatestone. Interpretasi lingkungan pengendapan
pada fasies shallow basin, front reef, dan core reef. Untuk ketiga stopsite
diatas dalam kaitanya dengan sejarah geologi sangat berkaitan dengan
lingkungan laut atau marine dengan aktivitas vulkanisme yang sedang
berlangsung lalu mengalami penurunan aktivitasnya sehingga dapat terbentuk
di atsnya batugamping terumbu.
Pada stopsite 4 ini ditemukan batugamping bewarna putih merupakan
lapukan dari batugamping yang akan membentuk soil yang disebut caliche.
Caliche ini mempunyai urutan yaitu dari hostrock(batugamping), transisi,
nodule, caliche, platy caliche, hardpan , dan soil. Pada bagian host,