Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Bab 1,2,3,4,5 Isolasi Kafein

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Isolasi Kafein dari Teh


1.2 Tanggal Praktikum : 15 Mei 2016
1.3 Pelaksana Praktikum : Kelompok 6
1. Aklima (150140028)
2. Dicky Adhana (150140033)
3. Mutiawati (150140040)
1.4 Tujuan Praktikum : Untuk menentukan kadar kafein dalam teh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kafein ialah alkaloid yang tergolong dalam keluarga metylxanyhine


bersama-sama senyawa tefilin dan tebomin, berlaku sebagai perangsang sistem
saraf pusat. Pada keadaan asal, kafein adalah serbuk putih yang pahit dengan rumus
kimia C4H10N4O2 dan struktur kimianya 1,3,7-trimetylxanthine. Kafein ditemukan
oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge pada tahun 1819. Ia
menciptakan istilah “kafein” yang dalam bahasa inggris menjadi kafein (Alfi Rizki,
2013).

2.1 Alkaloid
Alkaloid adalah basa organik yang mengandung amina sekunder, tersier,
atau siklik. Alkaloid utama dalam daun teh adalah kafein, kafein memberikan rasa
menggigit. Terlalu banyak kafein tidak baik dalam tubuh. Kafein akan bereaksi
dengan katekin atau hasil oksidasinya sehingga membentuk senyawa yang
menentukan kesegaran dari seduhan teh. Bersama kafein bergabung pula
theobromin dan theofilin dalam golongan metylxanthine. Kedua golongan
metylxnthine tersebut memberikan efek secara fisiologis bagi tubuh meskipun
melalui mekanisme yang berbeda. Theofilin merupakan stimulan yang sangat kuat
dalam hati, sistem pernafasan dan ginjal yang berkorelasi dengan penelitian yang
menunjukkan bahwa teh mampu melindungi fungsi kesehatan dengan dua jenis
metylxanthine, tapi efek rangsangan theobromin merupakan yang terlemah dari dua
seniornya, kafein dan theofilin. Proses oksimatis ternyata dapat mempertahankan
kandungan kafein yang lebih tinggi. Hal itu bisa dilihat bila dibandingkan dengan
teh hijau maupun teh oolong. Teh oolong mempunyai kandungan kafein setengah
dari teh hitam dan kafein pada teh hijau hanya sepertiga dari teh hitam (Hermanto,
2007).

2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Teknik
ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat
organik maupun anorganik. Ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan
preparitis dalam bidang kimia organik, biokimia dan organik di lab. Alat yang
digunakan berupa corong pisah (paling sederhana) alat ekstraksi suatu asam. Secara
umum ekstraksi adalah proes penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam
air oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air atau lainnya. Tujuan
ekstraksi yaitu memisahkan dan mengisolasi bahan dari campurannya, yang
menghilangkan pengotor dari yang larut ke campuran. Prinsip dasar ekstraksi
adalah pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan, distribusi zat yang terlarut
dalam dua pelarut yang tidak saling melarutkan, perbandingan distribusi ini disebut
koefisien distribusi (k).
2.2.1 Ekstraksi Jangka Pendek
Ekstraksi jangka pendek disebut juga proses pengkocokan. Dalam proses
pemurniannya selalu melalui proses ekstraksi penarikan senyawa cair yang akan
dimurnikan dari pelarut air oleh pelarut organik yang biasanya dipakai untuk
melarutkan senyawa organik/eksrtaksi eter. Hal ini dikarenakan eter adalah pelarut
yang memiliki sifat inert, mudah melarutkan senyawa organik dan titik
didihnyarendah sehingga mudah untuk dipisahkan kembali dengan cara destilasi
sederhana. Cara ekstraksi ini biasanya dipergunakandalam pembuatan ester.
2.2.2 Ekstraksi Jangka Panjang
Ekstraksi jangka panjang biasanya dilakukan untuk memisahkan bahan
alam yang terdapat dalam tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat
dalam bahan alam seperti kafein dari daun teh dapat diambil dengan cara ekstraksi
jangka panjang dengan menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut alat soxhet
(Khanasrul, 2009).

2.3 Senyawa Bioaktis di dalam Teh


2.3.1 Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan senyawa flavoloid yang banyak pada teh
2.3.2 Kafein
Semua jenis teh mengandung kafein kecuali teh yang mengalami
dekafeinnasi.
2.3.3 Flour
Tumbuhan teh mengakumulasi flouride di daun. Secara umum, daun teh
yang tua mengandung flouride lebih banyak. Teh kualitas yang rendah yang terbuat
dari daun teh yang tua mengandung klourida yang sangat tinggi (http://id-
wikipedia-org).
Kafein dari teh kering terdapat 3% bahan yang menimbulkan rasa nikmat
dari teh. Pada hakikatnya kafein menyebar merata pada semua bagian tanaman,
tetapi kadarnya berbeda-beda, daun yang mudah mengandung kafein sebesar 3-4%.
Teh merupakan yang sering dikonsumsi sehari-hari yang terkandung dalam
teh adalah kafein. Kafein merupakan zat penikmat yang terdapat dalam teh/daun
tumbuh-tumbuhan lain baik itu dalam biji-bijian maupun daun-daunan lain
(Achmad, 1996).

2.4 Pengaruh Kafein Bagi Kesehatan


Meskipun belum ada keputusan mutlak tentang bahaya mengkonsumsi
kafein bagi kesehatan, dapat dipastikan bahwa kafein memang bisa mengakibatkan
kecanduan jika dosis yang dikonsumsi sebanyak 600 miligram. Dosis fatal kafein
berkisar 10000 mligram (sekitar 50-200 cangkir kopi perhari) pada konsumsi oral
untuk berat badan rata-rata seperti dikatakan sebelumnya. Mekanisme kerja kafein
dalam tubuh adalah menyaingi fungsi adenosin asli, yaitu salah satu senyawa dalam
sel otak yang membuat orang mudah tertidur. Berbeda dengan ikatan adenosin asli,
kafein tidak memperlambat gerak sel tubuh. Kafein akan membalikkan semua kerja
adenosin sehingga tubuh tidak lagi mengantuk, tetapi muncul perasaan segar,
sedikit gembira, dan mata terbuka lebih lebar. Namun selain reaksi tersebut, jantung
juga akan bedetak lebih cepat, tekanan darah naik, otot-otot berkontraksi, dan hati
akan melepas gula ke aliran darah yang akan membentuk energi ekstra.
Selanjutnya, setengah dari kandungan kafein yang diminum ternyata bertahan
beberapa jam dalam tubuh sehingga membuat mata susah terpejam. Dengan
mengenal lebih dekat seluk beluk kafein terhadap kesehatan, maka perlu takut
untuk mengkonsumsinya (Andi Nur Alamsyah, 2006).
Batas konsumsi kafein perhari untuk kesehatan tubuh adalah 250
miligram. Kafein dalam teh jauh lebih rendah daripada kopi yang mengandung
sekitar 8-40 miligram percangkir. Banyaknya kafein dalam teh tergantung pada
kualitas teh dan proses pembuatannya (Ara Rossi, 2010).
Kafein mempunyai efek relaksasi otot polos, terutama otot bronchus,
merangsang susunan saraf pusat, otot jantung dan meringankan diuresis.
1. Jantung, kadar rendah kafein dalam plasma akan menurunkan denyut
jantung, sebaliknya kadar kafein dan theofilin lebih tinggi menyebabkan
tachi cardi, bahkan pada individu yang sensitif mungkin menyebabkan
aritmia yang berdampak kepada kontraksi ventrikel yang prematur.
2. Pembuluh darah, kafein menyebabkan dilatasi pembuluh darah termasuk
pembuluh darah koroner dan pulmonalis, karena efek langsung pada otot
pembuluh darah.
3. Sirkulasi otak, resistensi pembuluh darah otak naik disertai pengurangan
aliran darah dan ini diduga merupakan refleksi adanya blokade adenosine
oleh xanthine (Farmakologi UI, 1995).
Teh tidak meningkatkan kadar lemak dalam darah, tetapi kopi
menyebabkan peningkatan proporsi substansi asam lemak dalam darah dengan cara
mempertahankan keberadaan asam lemak. Teh terutama teh hijau bahkan memiliki
pengaruh antiaterosklerosis. Disamping itu teh juga tidak mengandung residu dari
sisa pengolahannya. Teh dan kopi memberi pengaruh yang berbeda terhadap
gangguan tidur, kombinasi kafein dalam kopi berpengaruh pada jantung dan
sirkulasi darah sedangkan kafein yang terkandung dalam teh mempengaruhi sistem
saraf pusat. Teh terutama teh hijau merupakan minuman yang memiliki sifat-sifat
alkali yang menetralkan keasaman didalam tubuh.
Teh hijau mengandung kafein yang berbeda dengan kopi yaitu sebanyak 3-
5% (kafein kopi arabica 0,9-1,2%), (kopi robusta 1,6-2,4%). Jika rajin
meminumnya, tubuh dan pikiran akan menjadi segar. Zat kafein akan mendorong
aktifitas mental dan memperbaiki pencernaan makanan dalam lambung. Pencernaan
yang baik akan membakar lemak dalam tubuh lebih efisien.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan jika ingin membatasi
konsumsi kafein pada minuman yaitu dengan cara mengonsumsi teh herbal tanpa
kafein atau mengencerkan teh dengan air, susu dan jus buah (Made Astawan,2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.3.1 Alat
1. Gelas piala 1000 ml
2. Spatula 1 buah
3. Neraca digital 1 buah
4. Corong pemisah 1 buah
5. Kertas saring 4 lembar
6. Hot plate 1 buah
7. Erlenmeyer 2 buah
8. Pengaduk 1 buah
9. Termometer 1 buah
10. Corong besar dan corong kecil 1 buah
3.3.2 Bahan
1. Bubuk teh sari mawar 50 gram
2. Larutan timbal nitrat (Pb(NO3)2) 10% 1ml
3. Cloroform (CHCl3) 25% 25 ml
4. Natrium sulfat (Na2SO4) 99,5% 1 gram
5. Aquadest
3.2 Cara Kerja
1. Diisi 500 ml aquadest ke dalam gelas piala dan didihkan degan
mengggunakan hotplate.
2. Setelah mendidih tambahkan 50 gram bubuk teh dan didihkan kembali
selama 15 menit
3. Setelah dilarutkan mendidih, disaring dan diambil filtratnya, lalu
ditambahkan 100 ml timbal asetat 10% sambil diaduk.
4. Kemudian disaring dengan penyaring buncher.
5. Filtrat yang didapat tersebut diuapkan hingga volume menjadi 100 ml, lalu
didinginkan dan ditambahkan 25 ml kloroform
6. Filtrat tersebut terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bawah terdapat
kloroform, dan lapisan atas teh, fitratnya diekstrak dengan 15 ml
kloroform.
7. Larutan kloroform dikumpulkan, dikeringkan dengan natrium sulfat
anhidrat, didiamkan 15 menit, lalu kloroform diuaokan dan ditimbang
berat hasil kasar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil pengamatan dari percobaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut :
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Isolasi Kafein dari Teh
No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1 500 ml aquadest + 50 gram teh, Campuran berubah warna menjadi
dipanaskan pada suhu 70oC hitam pekat
selama 15 menit.
2 Campuran teh dan aquadest Hasil filtratnya 240 ml warnanya
disaring. Filtrat + 100 ml hitam pekat menjadi warna
Pb(NO3)2 10% kekuningan
3 240 ml filtratnya ditambahkan Membentuk lapisan atas kafein
25 ml kloroform berwarna bening dan lapisan bawah
kloroform berwarna jernih
4 Lapisan filtrat/kafein Warna berubah menjadi kuning
ditambahkan natrium karbonat kehijauan
1gram lalu diamkan
5 Panaskan hingga kuning dan Warnanya berubah menjadi hitam
timbang pekat, kafein yang didapat sebesar 1,2
gram

4.2 Pembahasan
Ekstraksi kafein dari bubuk teh bertujuan untuk mengetahui pengaruh air
dari kloroform sebagai pelarut terhadap kafein dan mengetahui kadar kafein dalam
teh ketika 500 ml aquadest didihkan diatas hotplate, setelah mendidih mengalami
pengurangan volume dan aquadest tersebut, hal ini disebabkan terjadinya proses
penguapan dimana ketika suhu hampir mencapai titik didih aquadest menjadi uap
Penambahan Pb(NO3)2, agar membantu membantu memaksa kafein dalam
bubuk teh sehingga larut dalam air dan mengikat kafein tersebut. Penambahan
bertujuan agar mempercepat pemisahan antara kafein dan bubuk teh dalam proses
Pb(NO3)2, membentuk endapan dasar erlenmeyer. Penyaringan bertujuan untuk
memisahkan filtrat kafein dengan endapan. Filtrat kafein yang telah dipisahkan
harus dipanaskan lagi agar menguapkan kandungan air dalam filtrat, sehingga
konsentrasi kafein semakin pekat dan kandungan bahan lainnya hilang. Kafein
tidak mengalami penguapan saat dipanaskan karena titik didih kafein yang tertinggi
yaitu 326oC, sisa larutan inilah yang disaring.
Penambahan kloroform dalam campuran bertujuan untuk mengikat kafein
dari larutan agar kafein benar-benar terpisah dengan zat lain. Kafein terikat dengan
kloroform karena kloroform adalah zat nonpolar yang dpat terikat dengan zat
nonpolar yaitu kafein pada saat penambahan kloroform menjadi solute yang
mendistribusikan diri diantara kafein dan zatpelarut teh pengocokkan yang berisi
penyaringan larutan dan zat kloroform bertujuan agar kloroform dapat bercampur
dengan kafein.
Larutan yang telah dikocok dalam penyaringan terbagi menjadi tiga
lapisan, lapisan atas berwarna coklat tua yang mengandung zat sisa, lapisan tengah
berwarna coklat muda adalah kafein dan lapisan bawah yang berwarna bening
adalah kloroform. Larutan kafein dikeluarkan ke dalam gelas baporasi agar
menguapkan kloroform yang ada pada kafein. Klooform menguap karena filtrat
kloroform yang mudah menguap dan menyisahkan crade kafein, crude kafein yang
di dapat adalah 5,01 gram dan memiliki 10,02% dalam 50 ram bubuk teh mawar,
kadar ini sangat besar dari kadar kafein dalam teh, kadar kafein dalam 50 gram
bubuk teh mawar sangat besar, dikarenakan saat pengadukan degan air panas
waktunya lam, yang menyebabkan kadar kafein tersebut semakin meningkat

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Fungsi penambahan Pb(NO3)2 adalah untuk mengikat kototran-kotoran
pada campuran
2. Fungsi penambahan CHCl3 adalah untuk mengikat kafein
3. Fungsi penambahan Na2SO4 adalah untuk mengikat air yang masih
terkandung pada kafein
4. Kadar kafein yang didapat pada percobaan adalah 2,1 gram atau 2,4 %
5.2 Saran
1. Untuk percobaan selanjutnya jangan digunakan teh, gunakan kopi, coklat
agar kita bisa membedakan kadar kafein yang terkandung didalannya. Dan
gunakan metode lain seperti ekstraksi dan teknik pemisahan lain.
2. Lakukan percobaan dengan menggunakan perlengkapan lab secara benar,
agar terhindar dari bahaya.

Anda mungkin juga menyukai