Analisis Kasus Kel.4
Analisis Kasus Kel.4
Analisis Kasus Kel.4
Oleh :
BANDUNG
T.A 2020-2021
KASUS
KELOMPOK 4
Silahkan diskusikan oleh kelompok berdasarkan tema dan data tersebut apakah kasus yang
belum ada selain korban diatas, apakah akan ditemukan penyakit yang mungkin muncul pada
prinsip SPGDT, dan melakukan TRIASE di tempat kejadian, dari tema tersebut siapa saja tim
yang dibutuhkan untuk datang ke lokasi bencana dan apakah sarana dan prasarana yang
diperlukan oleh korban dan silakan dianalisis kasus yang akan muncul setelah bencana
berdasarkan tema.
ANALISIS KASUS
organisasi gawat darurat setempat untuk menangani bencana dan setelah bencana secara
efektif.
Di dalam penilaian awal dilakukan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk mengidentifikasi:
1. Lokasi kejadian secara tepat ( Di Tol.... Kilometer.... Kota.....Provinsi.... dsb)
2. Waktu terjadinya bencana ( Jam berapa)
3. Tipe bencana yang terjadi (Kecelakaan Beruntun 12 Mobil )
4. Perkiraan jumlah korban ( 92 Orang)
5. Risiko potensial tambahan ( Kebakaran mobil/terjadi ledakan)
6. Populasi yang terpapar oleh bencana ( Pengendara yang melewati tol tersebut mungkin akan
terjebak Kemacetan)
e. Tindakan Keselamatan
Tindakan penyelamatan diterapkan untuk memberi perlindungan kepada korban, tim
penolong dan masyarakat yang terekspos dari segala risiko yang mungkin terjadi dan dari
risiko potensial yang diperki-rakan dapat terjadi (kemacetan lalu lintas, material berbahaya,
dan lain-lain)
Langkah-langkah penyelamatan yang dilakukan, antara lain:
1. Aksi langsung yang dilakukan untuk mengurangi risiko seperti dengan memadamkan
kebakaran(Jika ada mobil yang meledak), isolasi material berbahaya, , dan evakuasi korban
kecelakaan.
2. Aksi pencegahan yang mencakup penetapan area larangan berupa:
- Daerah pusat bencana
Terbatas hanya untuk tim penolong profesional yang dilengkapi dengan peralatan memadai.
- Area sekunder
- Area Tersier
Media massa diijinkan untuk berada di area ini, area juga berfungsi sebagai “penahan”
untuk mencegah masyarakat memasuki daerah berbahaya.
f. Langkah Pengamanan
Langkah pengamanan diterapkan dengan tujuan untuk mencegah campur tangan pihak luar
dengan tim penolong dalam melakukan upaya penyelamatan korban, biasannya dilakukan oleh
polisi seperti melakukan kontrol lalu lintas dan keramaian saat terjadi kecelakaan.
2. Daerah Kecelakaan
Melakukan pencarian ,penyelamatan dan pertolongan pertama
Pos Komando
Pos Komando merupakan pusat komunikasi/koordinasi bagi penatalaksanaan pra Rumah Sakit. Pos
Komando ini secara terus menerus akan melakukan penilaian ulang terhadap situasi yang dihadapi,
identifikasi adanya kebutuhan untuk menambah atau mengurangi sumber daya di lokasi .
3. Pencarian dan Penyelamatan
Kegiatan pencarian dan penyelamatan terutama dilakukan oleh Tim Rescue (Basarnas, Basarda) dan dapat
berasal dari tenaga suka rela bila dibutuhkan. Tim ini akan:
1. Melokalisasi korban.
2. Memberi pertolongan pertama jika diperlukan(A-B-C)
3. Memindahkan korban dari daerah berbahaya ke tempat pengumpulan/penampungan jika diperlukan.
4. Memindahkan korban ke pos medis lanjutan jika diperlukan.
5. Memeriksa status kesehatan korban (triase di tempat kejadian).
Triase di tempat mencakup pemeriksaan, klasifikasi, pemberian tanda dan pemindahan korban ke pos medis
lanjutan.
a. Stabilisasi :
Setelah stabil, korban akan dipin-dahkan ke tempat evakuasi dimana registrasi mereka akan dilengkapi
sebelum dipindahkan ke fasilitas lain.
Prinsip Stabilisasi
1. Menjaga korban supaya tidak banyak bergerak sehubungan dengan keadaan yang dialami.
2. Menjaga korban agar pernafasannya tetap stabil.
3. Menjaga agar posisi patah tulang yang telah dipasang bidai tidak berubah.
4. Menjaga agar perdarahan tidak bertambah.
5. Menjaga agar tingkat kesadaran korban tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk lagi.
4. Bantuan Evakuasi
Pos penatalaksanaan evakuasi ini berfungsi untuk:
1. Mengumpulkan korban dari berbagai pos medis lanjutan
2. Melakukan pemeriksaan ulang terhadap para korban
Triase ini ditujukan pada korban yang dapat dipindahkan ke Rumah Sakit yang telah siap menerima korban
bencana
3. Meneruskan/memperbaiki upaya stabilisasi korban
4. Memberangkatkan korban ke fasilitas kesehatan tujuan ke Tempat pelayanan kesehatan terdekat.
Dipimpin oleh seorang Perawat/tenaga medis gawat darurat berpengalaman
a. Persiapan Transportasi
1. Penderita/Pasien
2. Tempat Tujuan Sudah Jelas
3. Sarana Alat
4. Personil/Petugas
5. Penilaian Layak Pindah:
6. A – Airway
7. B – Breathing
8. C – Circulation
9. D – Disability
Seorang penderita gawat darurat dapat ditransportasikan bila penderita tersebut siap(memenuhi syarat)
untuk ditransportasikan, yaitu:
1. Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi – resusitasi : bila diperlukan
2. Perdarahan dihentikan
3. Luka ditutup
4. Patah tulang di fiksasi
a. TPK Terdekat
Ambulans 119 dapat memberi tahu R.S yang dituju mengenai triage dan biomekanik kecelakaan
pasien sebelum meninggalkan tempat kejadian atau waktu perjalanan. Tindakan awak ambulans
hanya imobilisasi dan transportasi pasien ke IGD yang sesuai dengan triange pasien.
B. INTRA RS ( DI IGD)
Desain ruangan dan penyediaan alat atau obat harus di persiapkan untuk menanggulangi pasien
gawat darurat terkait secara efesien.Daya tampung Rumah Sakit ditetapkan tidak hanya berdasarkan jumlah
tempat tidur yang tersedia, tetapi juga berdasarkan kapasitasnya untuk merawat korban.
Petugas triase di Rumah Sakit akan memeriksa setiap korban untuk konfirmasi triase yang telah dilakukan
sebelumnya, atau untuk melakukan kategorisasi ulang status penderita. Ambulans harus menghubungi tempat
triase di Rumah Sakit lima menit sebelum ketibaannya di Rumah Sakit.
TRIAGE
Tindakan triase di IGD RS
Penderita dibedakan menurut kegawatannya dengan memberi kode warna :
- Segera, immediate (I) merah :
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong
segera.
Korban trauma thoraks dan kepala : 10 orang
penyakit lain yang mungkin muncul pada korban :
7. Masalah A-B-C
8. Cedera Multipel
9. Perdarahan tidak terkontrol/Trauma multipel
10. trauma thoraks : Hematoma toraks & Peneumotoraks)
11. Trauma Kepala : Hematoma subdural dan epidural
- Pada pasien trauma saat kecelakaan , bisa jadi:
1
3. Trauma kepla berat (hemtoma subdural dan epidural)
4. trauma toraks (hematoma toraks danpeneumotoraks)
Pada beberapa keadaan tertentu seperti jika daya tampung Rumah Sakit terlampaui, atau korban
membutuhkan perawatan khusus (mis., bedah saraf).korban harus dipindahkan ke Rumah Sakit lain
yang menyediakan fasilitas yang diperlukan penderita. Pemindahan seperti ini dapat dilakukan ke
Rumah Sakit lain.
C.ANTAR RS (IGD)