Anekdot Jadi
Anekdot Jadi
Anekdot Jadi
TEKS ANEKDOT
Buku Paket (Halaman 102-117)
(Halaman 107-108)
1. Buatlah dialog berdasarkan teks anekdot tersebut. Teruskan formulasi yang telah
dibuat untuk kalian berikut ini.
Pemilik Pedati : Yang mulia hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan
pedati beserta kuda dan dagangan didalamnya karena jembatan yang
dilalui roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum.
Pembuat Jembatan : Apa salah saya? Salahkan saja si tukang kayu yang menyediakan
kayu untuk bahan jembatan itu.
Yang Mulia Hakim : (memanggil tukang kayu) Hai Tukang kayu, kemari!!
Tukang Kayu : Yang mulia hakim apa kesalahan hamba sehingga hamba dipanggil
ke persidangan?
Yang Mulia Hakim : Kesalahan kamu sangat besar. Kayu yang kamu bawa untuk
membuat jembatan itu ternyata jelek dan rapuh sehingga
menyebabkan pemilik pedati beserta kudanya jatuh. Oleh karna itu
kamu harus dihukum dan mengganti segala kerugian si tukang pedati.
Tukang kayu : Kalau itu permasalahannya, ya jangan salahkan saya, salahkan saja
si penjual kayu yang menjual kayu yang jelek.
Yang Mulia Hakim : Benar juga yang dikatakan penjual kayu ini. Si penjual kayu inilah
yang menyebabkan tukang kayu embawa kayu yang jelek untuk si
pembuat jembatan. Hai pengawal, bawa si penjual kayu kemari untuk
mempertanggung jawabkan perbuatannya!
Penjual Kayu : Yang mulia hakim, apa kesalahan hamba sehingga dibawa ke sidang
pengadilan?
Yang Mulia Hakim : Kesalahanmu sangat besar karena kamu tidak menjual kayu yang
bagus kepada si tukang kayu sehingga jembatannya yang dibuatnya
Seorang kerabat si tukang pedati mengadukan seorang pembuat jembatan kepada yang mulia
hakim karena jembatn yang dibuatnya runtuh menyebabkan si tukang pedati terjatuh ke
sungai dan kehilangan pedati beserta barang dagangannya. Si pembuat jembatan disalahkan
karna kayu untuk bahan jembatan itu tidak kuat dan menyebabkan jembatan runtuh.
Namun,si pembuat jembatan tidak mau disalahkan,lalu ia menyalahkan situkang kayu. Si
tukang kayu tidak terima,kemudian menyalahkan lagi si penjual kayu. Hakimpun memanggil
si penjual kayu untuk mempertanggung jawabkan kesalahannya. Tetapi si penjual kayu
merasa tidak bersalah karena pembantunyalah yang menyediakan beragam jenis kayu untuk
dijual. Sang mulia hakim memanggil pembantu si penjual kayu. Pembantu itupun pasrah
karena tidak memiliki alasan yang memuaskan sang hakim. Akhirnya hakim memutuskan
bahwa si pembantu harus dihukum dan memberi ganti rugi. Hakim memerintahkan kepada
pengawalnya untuk memasukkan si pembantu kepenjara dan menyita uangnya. Beberapa
menit kemudian,hakim bertanya kepada pengawalnya apakah sang pengawal sudah
melaksanakan perintahnya. Si pengawalpun menjawab belum,dia belum melaksanakan
perintahnya karena pembantu itu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Sedangkan penjara yang
mereka punya terlalu sempit dan si pembantu itupun tidak unya uang untuk disita. Sang
hakim marah iapun memerintahan pengawalnya untuk mencari pembantu si pejual kayu yang
berbadan pendek,kurus,dan punya uang. Si pembantu itupun bertanya apa kesalahanya.
Dengan mudah sang hakim menjawab kesalahanmu adalah pendek,kurus,dan punya uang. Si
pembantu yang berbadan pendek,kurus,dan punya uang itu dimasukkan ke penjara dan
uangnya disita. Kemudian sang hakim bertanya kepada khallayak ramai yang menyaksikan
pengadilan tersebut,apakah menurut mereka peradilan ini sudah adil? Masyarakat dengan
serempak menjawab adiiiilllllll.
(Halaman 109-113)
2. Darman merupakan salah satu politisi yang ikut melihat korban bencana banjir. Ada
hubungannya dengan jokowi dan SBY karena ketika masa jabatan, mereka sering
melalukan bluksukan.
3. Melakukan blusukan ke lokasi banjir dengan tidak ikhlas dan hanya ingin menjadi
sorotan kamera dan perhatian media. Darman mendatangi kampung yang diterjang
banjir paling parah. Darman berusaha masuk ke tempat banjir dan menceburkan diri
ke air. Darman terbawa aliran sungai
4. Karena Darman melihat tulisan di dinding yang bertuliskan “Ya Allah hanyutkanlah
mereka yang tak ikhlas”. Merasa malu
5. Para politisi hanya melakukan bluksukan hanya pada masa kampanye saja, mereka
mencari perhatian media masa. Atau istilah lainnya adalah pencintraan agar menarik
hati masyarakat supaya memilih dirinya. Namun disaat menjabat mereka seperti
peduli tidak peduli.Politik diatas mereka hanya ingin tersorotmedia saja dan mencari
kepopuleritasan semata.kurang bemanfaat
6. Seharusnya bakti sosial tidak hanya dilakukan ketika masa kampanye saja, tetapi bakti
sosial juga harus dilakukan saat ada bencana apapun. Tidak mengenal entah itu masa
kampanye atau pun masa penjabatan. Bahkan ketika masa jabatan para politi harus
bekerja lebih baik lagi dibanding masa kampanye. Bakti sosial juga seharusnya
dilakukan ikhlas karena sikap kemanusiaan yang saling tolong menolong.member,
ikan sembako, obat, pakaian dsb
7. Susun kalimat yang menggambarkan cerita diatas.
8. Pada malam jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan belusukan, termasuk
darman (nama samaran). Darman juga tidak mau menyia- nyiakan sorotan kamera
wartawan.
Darman : (memberikan sumbangan kpd korban) bu saya sangat prihatin dengan
bencana alam banjir ini. Semoga sumbangan ini bermanfaat.
Korban : terimakasih pak atas sumbangan yang diberikan.
Darman mencari perhatian media dengan menceburkan dirinya ke tempat banjir.
Namun, sialnya darman terperosok ke selokan. Dan terseret jauh oleh arus banjir.
Lalu dia ditolong oleh regu penolong dan dibawanya ia ke posko kesehatan. Disana
dia melihat beberapa teman politisi yang terbaring pingsan. Lebih kagetnya lagi ia
melihat fanplet di dinding yang bertuliskan "Ya Allah hanyutkanlah mereka yang
tidak ikhlas".Lalu darman pingsan.
PUNTUNG ROKOK
Singapura termasuk salah satu negara yang bersih. Siapapun yang membuang sampah
akan didenda meskipun hanya membuang puntung rokok.
Ada seseorang dari Indonesia yang sedang berada di singapura. Dia membuang
puntung rokok. Tanpa disangka ada seorang petugas yang mendekatinya. Petugas itu
menegur dengan suara tegas. Setelah ditegur, orang indonesia itu dengan sigap menjawab
“Oh, maaf terjatuh.” Dan langsung mengambil puntung rokok yang tadi dibuangnya.
Petugasnya hanya diam keheranan. Setelah itu, ia pergi meninggalkan orang indonesia itu.
2. Ya, bahwa teks anekdot diatas menyindir orang yang tidak tertib dalam membuang
sampah.
3. Ya, azam mengelabui petugas. Petugas tidak mengetahui bahwa azam mengelabuinya,
petugas hanya terbelalak keheranan dan akhirnya pergi meninggalkan azam.
4. Setelah melihat azam membuang puntung rokok, petugas itu segera menegur azam
dengan suara tegas. Dan setelah ditegur, azam dengan sigap menjawab “Oh, maaf
terjatuh.” Dan petugas itu hanya terbelalak keheranan.
5. Setelah azam menjawab “oh, maaf terjatuh”, saya akan menegaskan bahwa “Tidak
ada alasan puntung rokok itu terjatuh. Jika ingin membuang puntung rokok buanglah
pada tempatnya! Ayo Anda saya bawa ke kantor pusat untuk ditindak lanjuti.”
6. Saya akan jujur kepada petugas dan akan meminta maaf lalu mengambil puntung
rokok itu dan membuangnya ke tempat sampah.
7. Susun kalimat yang menggambarkan cerita diatas.
4 Dengan santai azam merokok dan membuang puntung rokoknya begitu saja di
sampingnya.
6 Dengan spontan azam mengambil puntung rokoknya kembali, lalu diisapnya lagi sambil
mengucapkan kata maaf bahwa rokoknya terjatuh.
3 Orang tidak boleh membuang sampah sembarangan.
5 Perbuatan azam diketahui oleh petugas, lalu ia ditegur dengan suara keras.
1 Azam pergi ke singapura untuk berlibur.
7 Petugas terbelalak, tetapi tidak dapat berbuat apa-apa. Lalu, ia pergi meninggalkan
8. Membuat ulang cerita teks anekdot “Puntung Rokok” dalam bentuk monolog yang
menggunakan bahasa sendiri.
Saat aku berlibur ke singapura, aku tidak tahu bahwa ada peraturan dilarang membuang
sampah sembarangan. Walau pun hanya sebuah puntung rokok. Ketika aku sedang duduk,
aku merokok. Rokokku sudah hampir habis, lalu aku membuangnya begitu saja persis
disisi kaki kananku. Tiba tiba datang petugas yang menegurku dengan tegas bahwah aku
telah melakukan pelanggaran, yaitu membuang sampah sembarangan karena aku tidak
ingin mendapatkan sanksi, aku mengelak dan membuat alasan bahwa puntung rokok
tersebut terjatuh . Lalu sesegara mungkin aku menggambil kembali puntung rokok
tersebut dan aku isap kembali, dan petugas itu sambil kebingunggan. Lalu petugas itu
pergi meninggalkanku.
(Halaman 114-116)
2. Jadi, sajak tersebut dapat di golongkan kedalam anekdot. Salah satunya ada di no 7
paragraf 4
3. Si aku dalam lirik merupakan penulis itu sendiri, yang diajak berdialog ialah pembaca
atau orang yang dituju
4. Si aku lirik merasa sangat prihatin (no 2 paragraf 1,2,3,4) si aku lirik merasa tidak
nyaman (no 8 paragraf 4)
5. Tempat tempat yang ada sampah dalam sajak yaitu, jalanan, selokan,laci meja,
angkutan umum, restoran,hotel berbintang, meja direktur, tempat penyebrangan, pos
satpam, ruang sidang, rumah sakit, sekolahan, istana presiden, di bawah tiang
bendera, balik gerbang masuk mpr
6. Kita sebagai pembaca merasa tersindir, karena di jalanan yang lalu lalang orang
banyak terdapat sampah. Dan juga kadang buang sampah sembaranga.
7. Tidak semua kata sampah dalam sajak berarti sampah sesungguhnya. Apalagi pada
bait ke 5. Disitu dimaksudkan, "apakah di mulut manusia ada sampah?" ialah omong
kosong. Kata-kata kasar
8. Metafora= gaya bahasa perumpaan langsung pada sajak tersebut
- Di mulut manusia ada sampah
- Lautan sampah
- Sampah sudah menjadi bunga-bunga nusantara
- Negeri kita sebagai tong sampah terbesar
- Sampah merajalela
Abstrak Saya tinggal dirumah susun.saya mempunyai pengalaman yang memalukan tadi
pagi
Orientas Tetangga saya,sepasang suami istri yang tinggal di lantai bawah,tadi malam
i menyelanggarakan pesta bersama teman-teman mereka.mereka sangat
gaduh,tetapi tidaklah mengapa.istri saya terbangun berkali kali.
Krisis Lalu, tadi pagi terdapat sebuah mobil diparkir di depan jalan keluar kami. Saya
mengira bahwa mobil itu milik seorang yang ikut pesta tadi malam. Saya
mengetuk pintu tetangga saya itu. Saya ketuk pintunya berkali-kali, tetapi tak
seorang pun keluar. Saya kira mereka masih tertidur karenq merka berpesta-pora
sampai larut malam sehingga saya ketuk-ketuk terus dengan keras: pintu, jendela,
dan apa pun yang dapat saya ketuk dalam jangkauan. Akhirnya, seorang laki-laki
terbangun dan melongok keluar jendela. Saya menjelaskan persoalan yang terjadi.
Ternyata, pesta tadi malam bukan pestanya. Rumah susun ini terbagi menjadi dua
sisi dan itu adalah pesta orang yang tinggal di sisi sebelah belakang
Reaksi Lelaki itu terlihat tidak suka karena ia juga tidak dapat tidur semalam akibat
terganggu oleh pesta tetangga di sisi sebelah rumah susunnya.
Coda Saya masih belun tahu mobil siapa yang menghalangi jalan ke luar kami
(halaman 116-117)