Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
57 tayangan2 halaman

Herbal Rematik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 2

NAMA : HARIYANI KURNIA SARI 

NIM : 011004001

Penggunaan Herbal untuk Mengatasi Rematik Artritis

Berdasarkan penelitian yang terdapat pada jurnal Agriculture Food Chemical,


ditemukan senyawa-senyawa kimia yang dapat mencegah bahkan
menyembuhkan rematik artritis. Senyawa tersebut adalah fenol yang bersifat
antibakteri, anti radang dan aktif dapat menghilangkan rasa sakit setempat. Dan juga
senyawa flavanoid yang bersifat antioksidan, yang dipercaya dapat menghambat
pembentukan asam urat.

Senyawa-senyawa itulah yang menjadi kelebihan 5 herbal yang kita bahas untuk
melawan rematik. Apa saja 5 herbal tersebut?

1. Cakar kucing (Acalypha indica)

Cakar kucing termasuk tumbuhan obat dari family jarak-jarakan. Nama lainnya


adalah lelatang atau rumput kekosongan. Sebagai herba semusim, cakar kucing
tumbuh tegak dengan tinggi30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang.

Tumbuhan ini memiliki ciri daunnya berselang bentuk bulat lonjong sampai lancip,
tepinya bergerigi, dengan panjang 2,5 cm - 8 cm, lebar 1,5 cm - 3,5 cm. Daun
tumbuhan ini, di Indonesia biasanya digunakan untuk obat luka, bisul, dan bengkak.

Cara pemakaian cakar kucing bisa ditumbuk halus dan dicampur minyak kelapa,
kapur, dan garam sebagai obat urut untuk rematik artritis.

2. Kumis Kucing (Orthosipon Aristatus)

Tumbuhan ini merupakan salah satu tumbuhan yang banyak digunakan sebagai
obat batu ginjal, radang saluran yang berhubungan dengan ginjal, radang selaput
lendir kantung kemih, dan rematik akibat asam urat.

Dalam Journal Etnopaharmacology (1992) menyebutkan bahwa daun kumis kucing


mengandung mineral 12% dengan kadar kalium mencapai 600-700 mg/100g daun
segar, lalu terdapat 0,2% kelompok flavanoid lipophilic, termasuk sinensetin,
flanonol glycoside, inositol, fitosterol dan saponin.

Hasil uji coba teh kumis kucing juga menunjukkan adanya bahan antimikroba, yang
mencegah penimbunan cairan dan gas berat dalam rongga perut. Teh kumis kucing
juga bisa menambah pengeluaran getah empedu oleh hati dan memperlancar aliran
empedu.

3. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

Tumbuhan ini sudah tidak asing lagi di masyarakat kita karena telah banyak
digunakan diantaranya untuk mengobati penyakit hepatitis, batu empedu, dan
gangguan penyakit perut.
Claeson dalam Planta Medica menyebut temulawak ini mengandung minyak terbang
sekitar 3,8% dengan senyawa arcurcumene, xanthorrizol, dan germacrene.
Senyawafenolic sesquiterpene xanthorrizol ditemukan pada temulawak jenis khusus.

Rimpang temulawak mengandung senyawa curcuminoids yang bisa berfungsi


sebagai antioksidan, antiradang, melarutkan protein, menurunkan
tingkat triglyceride darah pada diabetes, serta senyawa curcumin yang meyebabkan
padatnya kadar kelenjar empedu.

4. Jahe (Zingiber Officinale)

Tumbuhan ini juga mengandung senyawa kelompok fenol sehingga memiliki khasiat
sebagai obat. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Leung dan
Foster, Encyclopedia of common natural ingridient use in foods, drugs, and
cosmetics menyebutkan bahwa rimpang jahe dapat mencegah infeksi pada luka,
antiradang rematik artritis, menurunkan kadar kolesterol dalam darah, menurunkan
tekanan darah, dan antitumor.

5. Sereh (Cymbopogon citratus)

Bonggol sereh ini banyak digunakan sebagai bumbu penyedap masakan dan
minuman. Anda yang bertempat tinggal di tanah Pasundan, pasti mengenal
minuman yang disebut bandrek yang terbuat dari bonggol sereh.

Dalam pengobatan tradisional, bonggol sereh sering digunakan sebagai obat yang
berhubungan dengan usus. Sedangkan untuk pengobatan rematik biasanya dari
minyak yang dihasilkan dari tumbuhan tersebut

sumber : http://paperless-media.blogspot.com/2009/02/kombinasi-5-herbal-
penangkal-rematik.html

Anda mungkin juga menyukai