Pulp Capping
Pulp Capping
Pulp Capping
Karies merupakan salah satu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang meragikan karbohidrat (Kidd,
dkk., 2012). Karies gigi yang dibiarkan saja sampai mencapai pulpa dapat menyebabkan
perawatan yang lebih lama dan kompleks. Penyakit pulpa atau pulpitis mempunyai gejala dan
reaksi yang berbeda-beda untuk setiap inividu. Reaksi yang dihasilkan tidak selalu bergantung
pada derajat iritasi pulpa, tetapi juga pada susunan individual pulpa dan resistensi jaringan pulpa
terhadap inflamasi (Dewiyani dan Palupi, 2019).
Klasifikasi penyakit pulpa dibagi menjadi tiga bagian besar menurut Ingle, yaitu
reversible pulpitis, irreversible pulpitis (accute irreversible, chronic irreversible hiperplastic
pulpitis), dan nekrosis pulpa. Pulpitis reversibel adalah penyakit pulpa yang ringan dapat berubah
menjadi pulpa normal kembali jika penyebab radang dihilangkan. Sedangkan pulpitis ireversibel
adalah penyakit pulpa yang disebabkan oleh inflamasi yang kecil kemungkinan menjadi pulpa
normal kembali meskipun penyebab radang dihilangkan kecuali dengan perawatan endodontik
(Dewiyani dan Palupi, 2019).
Vitalitas pulpa dapat dijaga dengan cara pulp capping. Pulp Capping merupakan suatu
prosedur endodontik untuk mencegah terbukanya pulpa selama pembuangan dentin yang terkena
karies yang kemudian diaplikasikan semen di atas sisa dentin untuk menekan invasi bakteri.
terdapat 2 jenis pulp capping yaitu, indirect pulp capping dan direct pulp capping (Kurniasari,
2017). Teknik indirect pulp capping diindikasikan pada kasus kavitas dalam yang disertai karies
ataupun tidak dan masih menyisakan selapis tipis dentin. Teknik direct pulp capping
diindikasikan pada kasus gigi dengan pulpa yang sudah terbuka. Perawatan pulp capping
dilakukan dengan cara mengaplikasikan bahan yang mempunyai sifat melindugi pulpa dari
mikroorganisme, tidak mengiritasi pulpa, menstimulasi pembentukan dentin barrier, dan tetap
mempertahankan vitalitas pulpa (Alex, 2018).
SKENARIO
Seorang Pria (25 tahun) yang merupakan mahasiswa, datang ke RSGMP Unsoed dengan
keluhan gigi belakang atas berlubang dan ingin ditambal dengan tambalan sewarna gigi. Gigi
tersebut terasa ngilu saat minum minuman yang dingin. Rasa ngilu hilang, segera setelah
minuman tertelan. Pada pemeriksaan terlihat karies yang cukup luas pada permukaan oklusal,
kedalaman hingga menyisakan selapis tipis dentin pada gigi 14/24. Dinding bukal, palatal,
mesial dan distal utuh. Perabaan pada area mukosa gingiva gigi 14/24 tidak ditemukan adanya
lesi inflamasi. Perkusi tidak terasa sakit. Pasien merasakan ngilu saat dilakukan pemeriksaan
dengan menggunakan Chlor Ethyl. Pasien ingin giginya direstorasi dengan baik.
PEMBAHASAN SKENARIO
Alex, G., 2018, Direct and Indirect Pulp Capping: A Brief History, Material Innovations and
Clinical Case Report, Compend Contin Educ Dent, 39(3):182-189.
Dewiyani, S. dan Palupi, E. J., 2019, Distribusi Frekuensi Pulpitis Reversibel dan Pulpitis
Ireversibel dI RSGM FKG Moestopo Pada Tahun 2014-2016 (Berdasarkan Jenis Kelamin,
Usia dan Lokasi Gigi), Jurnal Ilmiah dan Teknologi Kedokteran Gigi, 15(2):41-46.
Kidd, Edwina, A. M., Bechal, S. J., 2012, Dasar-dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangannya, EGC, Jakarta.
Kristanti, A., 2010, Buku Ajar Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, Politeknik Kesehatan Tasikmalaya,
Tasikmalaya.
Kurniasari, A., 2017, Efektivitas Pasta Biji Kopi Robusta (Coffea Robusta) Sebagai Bahan Direct
Pulp Capping Terhadap Jumlah Sel Makrofag dan Sel Limfosit Pulpa Gigi. Skripsi,
Universitas Jember.
Setyawan, F., E., B., 2017, Komunikasi Medis: Hubungan Dokter Pasien, Journal Unimus,
1(4):51-52.