LISNAWATI SULLY HANGIA LEVIA RUSYANA - 102018001 (AutoRecovered) MAKRO EKONOMI
LISNAWATI SULLY HANGIA LEVIA RUSYANA - 102018001 (AutoRecovered) MAKRO EKONOMI
LISNAWATI SULLY HANGIA LEVIA RUSYANA - 102018001 (AutoRecovered) MAKRO EKONOMI
INDONESIA
Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tengah Semester
Genap Pada Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro
Oleh:
NIM: 102018001
BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayahnya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir Makalah
Pengantar Ekonomi Makro dengan judul “Pengaruh Inflasi Terhadap
Pertubuhan Ekonomi Indonesia Tahun” sebagai salah satu syarat Ulangan
Tengah Semester (UTS).
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
I. Pendahuluan
II. Permasalahan
III. PEMBAHASAN
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan..............................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................................14
ii
I.
iii
II. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi merupakan kemerosotan nilai uang (kertas) karena
banyaknya dan cepatnya uang yang beredar sehingga menyebabkan
naiknya harga barang-barang. Sedangkan menurut kamus lengkap
ekonomi disebutkan bahwa inflasi merupakan suatu peningkatan
tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung
terus-menerus. Sehingga jika terjadi kenaikan harga barang (meskipun
dalam persentase yang besar) hanya sekali tidak bisa dikatakan
sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas atau
menyebabkan kenaikan sebagian besar dari harga barang-barang lain
dan kenaikan harga-harga barang tersebut tidaklah harus dengan
persentase yang sama (Munthe, 2008).
Untuk mengidentifikasi inflasi lebih lanjut , inflasi dikelompokan
menrut sebabnya, menurut asalnya, pengaruh terhadap barang dan
atas besarnya laju inflasi.
Infalsi ini dapat mempengaruhi distribusi pendapatan (equity
effect), alokasi faktor produksi (efficiency effect), efek terhadap output
(output effect) dan efek terhadap distribusi (distribution effect) yang
dapat meberikan dampak yang positif atau pun negative baik itu di
masyarakat atau dalam suatu pemerintahan.
1
II. PERMASALAH
2
II. PEMBAHASAN
1. Teori Kuantitas
Teori kuantitas yaitu teori yang menjelaskan bahwa pada
prinsipnya inflansi terjadi karena bertambah uang yang beredar, bukan
karena faktor-faktor lain.
Berdasarkan teori kuantitas terdapat 2 faktor penyebab terjadinya
inflasi :
3
a. Jumlah uang yang beredar, banyaknya uang yang beredar
dimasyarakat akan meningkkatkan inflasi dan semakin besar
jumlah uang yang beredar maka tingkat inflasinya pun semakin
meningkat. Oleh karena itu pemerintah harus memperhitungkan
atau memperkirakan kemungkinan terjadinya inflasi apabila ingin
menambahkan uang baru, karena pembuatan uang baru dengan
jumlah terlalu banyak akan beerdampak ke pada ketidakstabilan
perekonomian,
b. Perkiraan masyarakat bahwa harga-harga akaan naik, ketika
masyarakat menganggap harga-harga akan naik maka hal yang
dilakukan masyarakat adalah membelanjakan uangnya dengan
barang, sehingga permintaan akan meningkat. Dalam teori ini
jelaskan bahwa untuk mengatasi inflasi yaitu dengan cara
mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat.
2. Teori Keynes
3. Teori Stukturalis
4
berakibat kenaikan harga bahan makan serta kelangkaan devisa
negara.
5
c. Inflasi Tinggi (hyper inflation) adalah inflasi yang cukup parah
akibatnya. Dikarenakan harga-harga bisa naik sampai 5 atau 6 kali.
Keadaan ini timbul apabila pemerintahan mengalami defisit
anggaran belanja (misalnya ditimbulkan oleh adanya perang).
2. Berdasarkan Penyebabnya
Gambar 1.1
Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total
(agregat demand) masyarakat yang terlalu tinggi sedangkan
produksi telah berada pada keadaan kesemapatan kerja penuh
atau hampir mendekati kesempatan kerja penuh sehingga tidak
mungkin meningkatan produksi lagi. Dalam keadaan ini hamper
kesempatan kerja penuh, kenaikan permintaan total disamping
menaikkan harga dapat juga meningkatkan jumlah produksi
(output).
6
Gambar 2.2
7
1. Equity effect, adalah efek yang ditimbulkan inflasi terhadap
pendapatan yang sifatnya tidak merata, dimana ada yang
dirugikan tetapi ada pula yang mendapatkan keunttungan
dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh
pendapatan tetap dan menyiman kekayaan berbentuk uang
akan memperoleh kerugian karena adanya inflasi.
Sebaliknya pihak-pihak yang memperoleh keuntungan
adalah mereka yang memperoleh keuntungan adalah
mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan
persentase yang ebih besar dar laju inflasi (Sugiyato,
2004:85).
2. Efficiency effect, Inflasi yang data mengubah pola alokasi
faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapatterjadi melalui
kenaikan perminntaan akan berbagai macam barang yang
kemudian dapat mendorong terjadinya suatu perubahan
dalam produkksi beberapa barang tertentu. Dengan adanya
inflasi permintaan akan barang tertentu, akan terjadi
kenaikan yang lebih besar dari barang lain yang kemudian
akan mendorong terjadinya kenaikan produksi barang
tertentu
3. Output effect, Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya
kenaikan produksi. Alasannya, biasanya kenaikan harga
barang mendahului kenaikan upah sehinga keuntungan
perusahaan naik. Keuntungan perusahaan ini yang
mendorong kenaikan produksi. Namun apabila laju inflasi
cukup tinggi (hyper inflation) dapat mengakibatkan
penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai
uang turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak
mempunyai uang kas, transaksi mengarah ke barter yang
biasanya diikuti dengan penurunan produksi barang.
8
4. Distribution effect, Inflasi yang disebabkan oleh naiknya
permintaan melebihi penawaran akan menyebabkan
redistribusi produk, dari mereka yang lemah daya belinya
kepada yang kuat. Apabila harga naik, maka daya beli
masyarakat akan turun. Meskipun demikian, ada
sekelompok masyarakat yang mampu menaikkan daya
belinya melalui kredit perbankan, kenaikan penghasilan,
maupun pencetakan uang baru (khusus bagi pemerintah).
Dengan adanya inflasi, kelompok yang lemah tidak mampu
membeli produk yang mereka butuhkan dan mereka yang
kuat akan membeli sisa lebih produk-produk tersebut.
9
tingkat bunga. Tingkat bunga yagn tinggi akan mengurangi
keinginan investor untuk mengembangkan sektor produktif.
10
Akibat dari inflasi, uang 100 ribu yang dulunya terbilang mahal bisa
menjadi lebih ringan karena nilainya menurun.
1. Kebijaksanaa Moneter
11
Bisa dilakukan dengan cara penetapan cadangan
minimum, tingkat diskonto (discount rate), dan operasi pasar
terbuka (open market operation) (Rosnawati,2008).
a. Penetapan Cadangan Minimum (Reserve Requirements)
b. Tingkat Diskonto (Discount Rate)
c. Politik Pasar Terbuka (Open Market Operation)
2. Kebijaksanaan Fiskal
a. Penurunan Pengeluaran Pemerintah
b. Menaikkan Pajak
12
IV KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
inflasi adalah suatu keadaan dimana terjadi kelebihan
permintaan (excess demand) terhadap barang-barang dalam
perekonomian secara keseluruhan. Inflasi sebagai suatu kenaikan
sebagai suatu kenaikan harga yang terus-menerus dari barang jasa
secara umum (bukan satu jenis barangddan dalam waktu yang
singkat). Jadi, kenaikan harga yang spordis bukan dikatakan sebagai
inflasi.
Infalsi ini dapat mempengaruhi distribusi pendapatan (equity
effect), alokasi faktor produksi (efficiency effect), efek terhadap output
(output effect) dan efek terhadap distribusi (distribution effect) dan
untuk mengatasi inflasi ini maka diperlukanlah kebijakaan moneter,
kebijakan fiscal dan kebijakan non moneter serta peranan pemerintah
dalam menanganani inflasi.
13
DAFTAR PUSTAKA
Munthe, Kornel. (2008). “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Makroekonomi, dan
Kinerja Perusahaan Terhadap Kesulitan Keuangan
Perusahaan”. Medika Unika. Tahun 2008 No. 73 Edisi ke-4. Diakses
pada 23 Februari 2019
14