Modul 1 Komunikasi Antar Budaya
Modul 1 Komunikasi Antar Budaya
Modul 1 Komunikasi Antar Budaya
01
FIKOM Ilmu Komunikasi W051700004 Drs. Nono Sungkono, M.M.
Abstract Kompetensi
Fokus Kajian Komunikasi Antar Diharapkan Mahasiswa dapat mampu
Budaya memahami dan menjelaskan tentang
ruang lingkup dan fokus kajian KAB
Deskripsi
Pengertian filsafat, dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan, antara satu
ahli dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda, dan hampir sama banyaknya dengan ahli
filsfatan itu sendiri.
Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa
inggris dikenal dengan istilah philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philoshopia.
Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan shopia yang berarti
kebijaksanaan (wisdom), sehingga secara etimologi istilah filsafat berarti cinta
kebijaksanaan (love of wisdom). Kata filsafat pertama kali oleh Phytagoras (582-496 SM).
Pada saat itu arti filsafat belum begitu jelas.
Secara terminologi adalah arti yang dikandung oleh istilah filsafat. Dikarenakan tentang
batasan dari filsafat itu banyak , antara lain:
2. Plato
3. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip – prinsip
dan penyebab – penyebab dari realitas yang ada.
Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat bagaimana alam maujud yang
sebenarnya.
5. Rene Descartes
6. William James
Filsafat adalah suatu upaya yang luar biasa hebat untuk berpikir yang jelas dan terang.
7. Immanuel Kant
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang
didalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab
persoalan apa yang kita ketahui.
8. Langeveld
Filsafat adalah berpikir tentang masalah – masalah yang akhir dan yang menentukan,
yaitu masalah – masalah mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.
9. Hasbullah Bakry
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam semesta, dan juga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana
sikap manusia seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Filsafat merupakan suatu analisis secara hati – hati terhadap penalaran – penalaran
mengenai suatu masalah, dan penyusunan secara sengaja serta sistematis suatu sudut
pandang yang menjadi suatu dasar tindakan.
11. N. Dryarkara
Filsafat adalah perenungan sedalam – dalamnya sebab – sebab ‘ada dan berbuat’,
perenungan tentang kenyataan (reality) yang sedalam – dalamnya sampai ke ‘mengapa’
yang penghabisan.
Filsafat menelaah hal – hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan
yang terdalam, yang tetap dan tidak berubah, yang disebut sebagai hakikat.
Filsafat ialah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam – dalamnya bagi
segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
14. Cicero
Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni” dan juga sebagai arts vitae yaitu fisafat
sebagai seni kehidupan.
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis.
Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang
dijunjung tinggi. Filsafat adalah usaha untuk memperoleh suatu pandangan keseluruhan.
Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti dan pengertian
(concept). Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang
dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
Filsafat adalah sistem kebenaran tentang segala sesuatu yang dipersoalkan sebagai
hasil dari berpikir secara radikal, sistematis, dan universal.
Filsafat merupakan induk agung dari ilmu – ilmu dan filsafat menangani semua
pengetahuan sebagai bidangnya.
Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik dan lengkap tentang
seluruh realitas. Upaya untuk melukiskan hakikat relitas akhir dan dasar serta nyata. Upaya
untuk menentukan batas – batas dan jangkauan pengetahuan: sumbernya, hakikatnya,
keabsahannya, dan nilainya.
Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu manusia melihat apa yang dikatakan dan
mengatakan apa yang dilihat. Dari serangkaian definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa filsafat adalah proses berpikir secara radikal, sistematik, dan universal terhadap
segala yang ada dan yang mungkin ada. Dengan kata lain, berfilsafat berarti berpikir secara
radikal (mendasar, mendalam, sampai ke akar – akarnya, sitematik (teratur, runtut, logis,
dan tidak serampangan) untuk mencapai kebenaran universal (umum, terintegral, dan tidak
khusus serta tidak parsial).
Adapun Ali Mudhofir (1996) memberikan arti filsafat sangat beragam, yaitu sebagai berikut:
Filsafat adalah suatu sikap terhadap kehidupan alam semesta. Sikap secara filsafat adalah
sikap menyelidiki secara kritis, terbuka, toleran, dan selalu bersedia meninjau suatu problem
dari semua sudut pandang.
Filsafat sebagai suatu metode, artinya cara berpikir mendalam (reflektif), penyelidikan yang
menggunakan alasan, berpikir secara hati – hati dan teliti.
Banyak persoalan yang dihadapi manusia, dan para filsuf berusaha memikirkan dan
menjawabnya.
Ditandai dengan pemunculan teori atau sistem pemikiran besar yang terletak pada nama –
nama filsuf besar.
e) Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah itu
Filsafat mencoba menggabungkan kesimpulan dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia
menjadi suatu pandangan dunia yang konsisten menukar pesan dalam satu jaringan
hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang
tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Sama dengan pemaknaan organisasi,
A. Objek Filsafat
Objek filsafat dibedakan menjadi 2, yaitu objek material dan objek formal.
1. Objek material
Objek material filsafat ialah segala sesuatu yang menjadi masalah, segala
sesuatu yang yang dipermasalahkan oleh filsafat. Lapangan kerja filsafat itu luas,
Louis Kattsoff menulis, yaitu “meliputi segala manusia serta segala sesuatu yang
ingin diketahui manusia”.
Saefuddin Ashari menyebut objek material filsafat ialah sarwa yang ada, yang
pada garis besarnya dapat kita bagi atas 3 persoalan pokok:
1. Hakikat Tuhan
2. Hakikat Alam
3. Hakikat Manusia
Objek formal filsafat ialah usaha untuu k mencari keterangan secara radikal
(sedalam – dalamnya, sampai ke akarnya) tentang objek material filsafat. Menurut
Oemar Amin Hoesin, objek formal filsafat tidak lain ialah mencari keterangan yang
sedalam – dalamnya tentang objek material filsafat (segala sesuatu yang ada dan
yang mungkin ada).
Artinya persoalan – persoalan yang dihadapi oleh manusia melampui batas – batas
ilmiah.
4. Bersifat kritis
Artinya filsafat itu suatu analisis secara kritis terhadap konsep – konsep yang artinya
diterima oleh suatu ilmu.
5. Bersifat sinoptik
6. Bersifat publikatif
Artinya jika suatu persoalan sudah mendapat jawaban dari jawaban itu akan timbul
persoalan baru dan jawaban yang akan diberikan akan mengandung akibat lebih
jauh.
Ada 3 hal yang mendorong manusia untuk ‘berfilsafat’, yaitu sebagai berikut:
a. Keheranan
b. Kesangsian
Filsuf – filsuf lain, misalnya Augustinus (254 – 430 M) dan Rene Descartes
(1596 – 1650 M) menunjukkan kesangsian sebagai sumber utama pemikiran.
Manusia heran, tetapi kemudian ragu – ragu. Apakah ia tidak ditipu oleh panca
inderanya kalau ia heran? Apakah kita tidak hanya melihat yang ingin kita lihat? Di
mana dapat ditemukan kepastian? Karena dunia ia penuh dengan berbagai
pendapat, keyakinan, dan interpretasi.
Manusia mulai berfilsafat jika ia menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan lemah
terutama bila dibandingkan dengan alam sekelilingnya. Manusia merasa bahwa ia
sangat terbatas dan terikat terutama pada waktu mengalami penderitaan atau
kegagalan. Dengan kesadaran akan keterbatasan dirinya ini manusia mulai
berfilsafat. Ia mulai memikirkannya bahwa di luar manusia yang terbatas pasti ada
sesuatu yang tidak terbatas.
Komunikasi horizontal
Kaitan erat antara komunikasi yang manusiawi (tulus, hangat, dan akrab)
dengan harapan hidup diperteguh oleh penelitian mutakhiryang dilakukan Michael
Babyak dari universitas Duke. Babyak dan rekan-rekannya menemukan bahwa
orang-orang yang memusuhi orang lain, mendominasi pembicaraan, dan tidak suka
berteman 60% lebih tiinggi mengalami kematian di usia dini dibandingkan dengan
orang-orang yang berprilaku sebaliknya: ramah, suka berteman dan berbicara
tenang.
Untuk bekerja sama dengan orang-orang kita tidak harus seperti mereka. Bila
kita melakukan konformitas (keseragaman) sepenuhnya, orang Arab, orang Amerika
Latin, orang Itali dan siapapun akan menganggap prilaku kita membingungkan dan
tidak tulus. Ia mencurigai motif kita. Kita diharapkan untuk berbeda namun kitapun
diharapkan untuk menghormati dan menerima orang lain apa adanya, dan kita dapat
Empati dan Feed Back, Umpan balik adalah informasi yang tersedia
bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang
dilakukannya untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-
perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.
Daftar Pustaka
Alo Liliweri, Dasar-dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Pustaka Pelajar;2013
Katt Soff Louis. O, 1992, Pengantar Filsafat Alih Bahasa Soejono Soemargono, Tiara
Wacana, Yogyakarta.
Mulyana Deddy dan Jalaluddin Rakhmat [Ed]. 2006. Komunikasi Antarbudaya: Panduan
Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Sumarno, Kismiyati El Kariman, Ninis Agustini Damayani, 2004, Filsafat dan Etika
Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, Jakarta.