Kelompok 8 Evolusi
Kelompok 8 Evolusi
Kelompok 8 Evolusi
Evolusi
Variasi dan aspek filogeografi
Kelompok 8
Nama : Norhamizah dinie A22118023
Ikramulya A22118119
Kelas : C
UNIVERSITAS TADULAKO
2021
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas untuk mata kuliah evolusi . Kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran
dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengetahuan yang kami miliki. oleh karena itu, kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia pendidikan.
DAFTAR ISI
BAB I............................................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3 Tujuan ....................................................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
2.1 evolusi makhluk hidup .................................................................................9
2.2 konsep deversitas ........................................................................................14
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..................................................................................................15
3.2 Saran...........................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kepunahan tidak hanya terjadi karena semakin mundurnya struktur dan fungsi
tetapi dapatpula terjadi karena perkembangan struktur yang
melebihi proporsinya (Misal. Rusapurba/Megaloceros pada masa Tertier)
Berdasar skala perubahannya dibedakan menjadi dua:
1. Makroevolusi, adalah perubahan evolusi yang dapat mengakibatkan perubahan dal
am skalabesar. Adanya makroevolusi dapat mengarah kepada terbentuknya spesie
s baru.
2. Mikroevolusi, adalah proses evolusi yang hanya mengakibatkan perubahan dalam
skala kecil.Mikroevolusi ini hanya mengarah kepada terjadinya perubahan pada fr
ekuensi gen ataukromosom.
Berdasarkan hasil akhir dibedakan menjadi dua:
1. Evolusi divergen, merupakan proses evolusi yang perubahannya berasal dari satu
spesiesmenjadi banyak spesies baru.
2. Evolusi konvergen, proses evolusi yang perubahannya didasarkan pada adanya ke
samaanstruktur antara dua organ atau organisme pada garis sama dari nenek moya
ng yang sama.Hal ini dapat ditemukan pada hiu dan lumba-lumba.
Ikan hiu dan lumba lumba terlihat sama seperti organisme yang berkerabat dekat,
tetapi ternyata Hiu termasuk dalam pisces, sedangkan ikan lumba-
lumba termasuk dalam mamalia.
Evolusi menunjukkan perubahan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka
waktu yang lama dan perlahan-lahan yang terjadi dari generasi ke generasi.
Mekanisme evolusi berdasarkan tempat terjadinya evolusi. Pertama, evolusi tidak
terjadi di dalam individu. Contohnya, kalaupun manusia berasal dari makhluk
sebelum manusia (katakanlah sejenis kera), hendaknya jangan dibayangkan bahwa
individu kera berangsur-angsur berubah menjadi individu manusia. Kedua, evolusi
terjadi di dalam populasi. Pada peristiwa evolusi terjadi estafet pewarisan sifat orang
tua kepada anak melalui ratusan bahkan ribuan generasi populasi yang berbeda.
Populasi itulah yang merupakan tempat terjadinya perubahan evolusi.
1. Mutasi Gen
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimia gen (DNA) yaitu pada
basa nukleotidanya, yang menyebabkan perubahan sifat pada suatu organisme dan
bersifat menurun. Pemahaman mengenai mutasi gen dapat dijelaskan lebih lanjut
dengan mempelajari angka laju mutasi dan frekuensi gen dalam populasi.
Angka laju mutasi merupakan angka yang menunjukkan banyaknya gen
yang bermutasi dari seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu individu suatu
spesies. Angka laju mutasi suatu spesies biasanya sangat rendah, yaitu rata-rata 1 :
100.000. Hal ini berarti pada setiap 100.000 gamet terdapat satu gen yang
bermutasi. Meskipun angka laju mutasi sangat kecil, namun tetap menjadi salah
satu mekanisme evolusi yang penting. Alasannya : (1) setiap gamet dapat
mengandung beribu-ribu gen; (2) setiap individu mampu menghasilkan ribuan
bahkan jutaan gamet; dan (3) jumlah tiap generasi dalam suatu populasi individu
sangat banyak.
Umumnya mutasi bersifat merugikan. Peluang terjadinya mutasi yang
menguntungkan hanya sekitar 1 : 1.000, yang berarti pada setiap 1.000 kali
mutasi, hanya ada satu mutasi yang menguntungkan. Meskipun peluang mutasi
yang menguntungkan kecil, namun karena jumlah generasi selama populasi
spesies tersebut hidup besar, maka jumlah mutasi yang menguntungkan juga
besar.
Mutasi dikatakan menguntungkan kalau mutasi:
a. menghasilkan spesies yang adaptif
b. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas (daya hidup) dan viabilitas
(kelangsungan hidup) yang tinggi.
Sebaliknya, mutasi dikatakan merugikan bila mutasi:
a. menghasilkan alel yang mengakibatkan mutasi letal (mematikan),
b. menghasilkan spesies yang tidak adaptif
c. menghasilkan spesies yang mempunyai vitalitas rendah.
Mutasi yang menyebabkan timbulnya alel letal, misalnya alel letal yang
bersifat resesif. Pengaruh gen letal resesif ini hanya tampak bila berada dalam
keadaan homozigot, namun tidak tampak pada keadaan heterozigot. Gen resesif
ini akan tetap ada dalam populasi dan seleksi alam hanya akan bekerja pada
individu-individu yang homozigot.
Perbandingan frekuensi (penyebaran) alel dominan yang non letal dan alel
resesif yang letal dapat diketahui dengan menghitung frekuensi alel populasinya.
Atau, perbandingan frekuensi genotip homozigot terhadap frekuensi genotip
heterozigot pada gen non letal maupun gen letalnya dapat diketahui dengan
menghitung frekuensi gen (genotip) populasinya.
Frekuensi alel dan frekuensi gen (genotip) populasi.
Frekuensi alel merupakan perbandingan alel satu dengan alel yang lainnya untuk
suatu karakter atau sifat tertentu (biasanya disimbulkan dengan satu huruf
misalnya A, a) dalam suatu populasi. Sebaliknya, frekuensi gen merupakan
perbandingan gen satu dengan gen yang lainnya untuk suatu karakter atau sifat
tertentu (biasanya disimbulkan dengan dua huruf misalnya AA, Aa, aa) dalam
suatu populasi. Setiap populasi mempunyai gene pool masing-masing. Gene pool
populasi merupakan total seluruh (kumpulan gen) di dalam suatu populasi pada
suatu waktu tertentu.
Gene pool terdiri dari seluruh alel pada seluruh lokus gen pada seluruh
individu dari populasi. Pada spesies yang diploid, masing-masing lokusnya
diwakilkan dua kali dalam genom suatu individu, yang mungkin homozigot atau
heterozigot untuk lokus-lokus yang homolog. Jika seluruh anggota suatu populasi
homozigot untuk alel yang sama, maka alel tersebut dikatakan sebagai alel yang
tetap dalam gene pool. Namun biasanya ada dua alel atau lebih untuk tiap gen,
masing-masing mempunyai suatu frekuensi relative (proporsi) tersendiri
dalam gene pool.
Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi.
Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan
kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu
populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunan nya akan mempunyai sifat-
sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi
ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh
rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi
terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.
Biodiversitas juga mengacu pada macam struktur ekologi, fungsi atau proses pada
semua level di atas. Biodiversitas terjadi pada skala spasial yang mulai dari
tingkat lokal ke regional dan globalBiodiversitas dapat pula dikelompokkan ke
dalam: diversitas komposisional, struktural dan fungsi.
Diversitas genetik
1. Diversitas di antara spesies sudah cukup jelas, sungguhpun kita sering tidak
berpikir bahwa perbedaan di antara spesies sebagai manifestasi dari diversitas
genetik karena kita dapat membedakan spesies dengan mudah tanpa mengetahui
komposisi gennya.
2. Diversitas genetik di antara populasi dari suatu spesies juga sering sangat besar.
Di dunia pertanian misalnya ada berbagai macam varietas (padi, jagung),
meskipun ini hasil seleksi buatan. Di spesies pohon perbedaan antara populasi
pada spesies yang sama (dikenal dengan istilah provenans) sering besar.
3. Dalam populasi kebanyakan populasi alami, perbedaan genetik di antara individu
sering juga besar. Akhirnya diversitas genetik terdapat di dalam suatu individu
bilamana ada dua alel untuk gen yang sama (perbedaan konfigurasi DNA yang
menduduki lokus yang sama pada suatu kromosom). Di masa lalu hanya sedikit
perhatian diberikan pada diversitas genetik pada populasi alami, sungguhpun ini
sangat krusial bagi kelestarian dari bentuk-bentuk biologi, perkembangan
diversitas spesies (evolusi) dan berfungsinya biosfer, ekosistem serta komunitas
biologi.
4. Bersarnya diversitas di dalam suatu spesies tergantung pada jumlah individu,
kisaran penyebaran geografinya, tingkat isolasi dari populasi dan sistem
genetiknya.
Peran penting juga dilakukan oleh proses-proses seleksi alami dan antropogenik,
serta juga faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan spasial dan temporal
pada komposisi genetik dari spesies atau populasi.
Ukuran populasi
Dalam jangka panjang, diversitas genetik akan lebih lestari dalam populasi besar
daripada dalam populasi kecil. Melalui efek damparan genetik (genetic drift–
perubahan dalam lukang gen dari suatu populasi kecil yang berlangsung semata-
mata karena proses kebetulan), suatu sifat genetik dapat hilang dari populasi kecil
dengan cepat.Sebagai contoh, populasi memiliki dua atau lebih bentuk gen
(dinamakan alel). Tergantung alel mana suatu individu mewarisi, suatu fenotipe
tertentu akan dihasilkan. Bila populasi tetap berukuran kecil dalam jangka waktu
lama, mereka mungkin kehilangan salah satu alel dari setiap gen karena proses
kebetulan. Kehilangan alel terjadi karena eror sampling. Ketika beberapa individu
kawin, mereka bertukar gen. Bayangkan awalnya separuh populasi memiliki satu
bentuk gen tertentu, dan separuhnya populasi yang lain memiliki bentuk gen yang
lain. Karena kebetulan, dalam populasi kecil pertukaran gen dapat mengakibatkan
semua individu pada generasi berikutnya memiliki alel yang sama. Satu-satunya
cara bagi populasi ini mengadung variasi dari gen ini lagi adalah melalui mutasi
gen atau imigrasi individu dari populasi lain. Meminimalkan kehilangan
diversitas genetik pada populasi kecil merupakan problem utama yang dihadapi
dalam upaya konservasi.
Genotipe F1 BB
Diversitas spesies ditentukan tidak hanya oleh jumlah spesies di dalam komunitas
biologi, misalnya kekayaan spesies (species richness), tetapi juga oleh
kelimpahan relatif individu (relative abundance) dalam komunitas.Kelimpahan
spesies merupakan jumlah individu per spesies dan kelimpahan relatif mengacu
pada kemerataan distribusi individu di antara spesies dalam suatu komunitas.Dua
komunitas mungkin sama-sama kaya dalam spesies, tetapi berbeda dalam
kelimpahan relatif. Misalnya, dua komunitas mungkin masing-masing
mengandung 10 spesies dan 500 individu, tetapi pada komunitas yang pertama
semua spesies sama-sama umum (misal, 50 individual untuk setiap spesies),
sementara pada komunias yang kedua satu spesies secara signifikan jumlahnya
lebih banyak daripada empat spesies yang lain. Maka komunitas pertama
dikatakan memiliki kelimpahan relatif yang lebih tinggi daripada komunitas
kedua.Komponen diversitas spesies ini merespons berbeda pada kondisi habitat
yang berbeda. Suatu wilayah yang tidak memiliki variasi habitat yang luas
biasanya miskin spesies, tetapi beberapa spesies yang mampu menduduki wilayah
ini mungkin berlimpah karena kompetisi dengan spesies lain untuk sumberdaya
akan berkurang.
Tren dalam kekayaan spesies mungkin mengindikasikan kondisi masa lalu dan
sekarang dari suatu wilayah. Kontinen antartika memiliki sedikit spesies karena
lingkungannya yang keras, tetapi pulau-pulau kecil di tengah samudra miskin
akan spesies karena sulit dicapai dari lokasi lain.Gradien global juga berpengaruh
pada kekayaan spesies. Gradien yang paling nyata adalah garis lintang; terdapat
lebih banyak spesies di daerah tropis daripada di daerah temperit. Faktor-faktor
ekologis berperan dalam perbedaan ini. Temperatur lebih tinggi, kepastian iklim,
dan musim tumbuh yang lebih lama menciptakan habitat yang lebih kondusif
sehingga menghasilkan diversitas spesies yang lebih besar. Hutan hutan hujan
yang paling beragam, padang rumput tropis lebih beragam daripada padang
rumput temperit.
Faktor lain yang berpengaruh pada kekayaan spesies pada suatu area adalah jarak
atau barier yang memisahkan area tersebut dengan sumber spesies. Probabilitas
bahwa spesies akan mencapai suatu pulau di samudra atau lembah terisolasi
adalah kecil. Binatang terutama yang tidak terbang kemungkinanannya juga kecil
mencapai area seperti ini.
Indeks Diversitas/Keanekaragaman
Di alam ini terdapat dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi
sekunder.
1) Suksesi Primer
Sementara itu, rumput dan belukar dengan akarnya yang kuat terns mengadakan
pelapukan lahan.Bagian tumbuhan yang mati diuraikan oleh jamur sehingga
keadaan tanah menjadi lebih tebal. Kemudian semak tumbuh. Tumbuhan semak
menaungi rumput dan belukar maka terjadilah kompetisi. Lama kelamaan semak
menjadi dominan kemudian pohon mendesak tumbuhan belukar sehingga
terbentuklah hutan. Saat itulah ekosistem disebut mencapai kesetimbangan atau
dikatakan ekosistem mencapai klimaks, yakni perubahan yang terjadi sangat kecil
sehingga tidak banyak mengubah ekosistem itu.
Perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu
dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor
kehidupan manusia.Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam
kurun waktu yang panjang. LAPAN (2002) mendefinisikan perubahan iklim
adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah
tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim
dengan acuan wilayah bumi secara keseluruhan. IPCC (2001) menyatakan bahwa
perubahan iklim merujuk pada variasi rata-rata kondisi iklim suatu tempat atau
pada variabilitasnya yang nyata secara statistik untuk jangka waktu yang panjang
(biasanya dekade atau lebih). Selain itu juga diperjelas bahwa perubahan iklim
mungkin karena proses alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau ulah
manusia yang terus menerus merubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan.
Evolusi merupakan proses perubahan makhluk hidup secara lambat dalam waktu
yang sangat lama, sehingga berkembang menjadi berbagai spesies baru yang
lebih lengkap struktur tubuhnya. Menurut teori evolusi, makhluk hidup yang
sekarang berbeda dengan makhluk hidup jaman dahulu. Nenek moyang makhluk
hidup sekarang yang bentuk dan strukturnya (mungkin) berbeda mengalami
perubahan-perubahan baik struktur maupun genetis dalam waktu yang sangat
lama, sehingga bentuknya jauh menyimpang dari struktur aslinya dan akhirnya
menghasilkan berbagai macam spesies yang ada sekarang. Jadi tumbuhan dan
hewan yang ada sekarang bukanlah makhluk hidup yang pertamakali berada di
bumi, tetapi berasal dari makhluk hidup di masa lampau.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evolusi juga berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi
organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan
oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu
makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme
bereproduksi, keturunan nya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat
diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar
spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga
dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme.
Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau
langka dalam suatu populasi.
Dalam semua bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan,
binatang, jamur, bakteri dan mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi
menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan
ekosistem.Diversitas genetik mencakup variasi dalam material genetik, seperti gen dan
khromosom. Diversitas spesies (taksonomi) kebanyakan diintepretasikan sebagai variasi
di antara dan di dalam spesies (termasuk spesies manusia), mencakup variasi satuan
taksonomi seperti filum, famili, genus dsb. Diversitas genetik merupakan titik awal dalam
memahami dimensi dari isu biodiversitas, tetapi pada level spesies dan ekosistem bidang
kehutanan memiliki pengaruh besar.
3.2 Saran
Melalui makalah ini penulis berharap agar pembaca dapat mengembangkan
maksud dari evolusi dan ikut berperan dalam menggali evolusi dimuka bumi karena
seperti yang kita tahu bahwa evolusi adalah suatu hal yang belum jelas dan dapat
dibuktikan secara langsung, namun janganlah dijadikan sebuah momen untuk berperang
dalam memikirkan karena akan menimbulkan perpecahan
DAFTAR PUSTAKA