Idha Alvianti Bab Ii
Idha Alvianti Bab Ii
Idha Alvianti Bab Ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media
jamak dari kata “medium”, yang secara harfiah berarti “perantara atau
65).
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi
dalam Sanjaya (2010: 204), menyatakan media adalah alat untuk memberi
Penggunaan Media Pembelajaran..., Idha Alvianti, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
9
proses pembelajaran
2. Pengertian Pembelajaran
yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti: radio, televisi, buku,
Penggunaan Media Pembelajaran..., Idha Alvianti, Fakultas Agama Islam UMP, 2015
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan media pembelajaran
adalah seperangkat alat lunak dan keras yang digunakan untuk tujuan
pembelajaran
pembelajaran.
diabadikan dengan foto, film atau direkam melalui video atau audio,
tersebut, maka guru memutar film terlebih dahulu tentang banjir, atau
diklasifikasikan menjadi:
a) Media auditif
Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau
suara.
b) Media visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
kedua.
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
b) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
yang khsusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus
komputer.
a) Media sederhana
b) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
situasi yang tepat. Artinya, kapan dan dalam situasi mana pada waktu
dari siswa.
kepada anak didik harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik
4) Situasi dan kondisi. Yakni situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan
2012: 201).
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah suatu mata pelajaran/ mata
kuliah dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa dan mahasiswa yang
2009:3).
pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan mengasuh
hari.
tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pemilihannya, yaitu: iman, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. Dengan kriteria
tersebut pendidikan Islam merupakan pendidikan keimanan, ilmiah,
a. Pendidikan keimanan
b. Pendidikan amaliyah
dan apa yang dapat digali dari bumi bagi kepentingan individu,
c. Pendidikan ilmiah
d. Pendidikan akhlak
Akhlak adalah alat kontrol psikis dan sosial bagi individu dan
meneladaninya.
e. Pendidikan sosial
manusia. Atas dasar itu Islam mengatur hubungan antara individu dan
C. Tunanetra
1. Pengertian Tunanetra
kondisi berikut:
awas.
penglihatan.
sebagai patokan apakah seorang anak termasuk tunanetra atau tidak ialah
anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang
1) Buta
2) Low Vision
Bila anak masih mampu menerima rangsang cahaya dari luar, tetapi
ketajamannya lebih dari 6/21, atau jika anak hanya mampu membaca
baik, daya ingat yang kuat, di samping kemampuan taktil melalui ujung
kemampuan taktil atau rabaan, dengan indera dengar, dan dengan indera
penglihatan terbagi menjadi dua, yaitu: anak yang buta total, dan anak
mata, kelopak mata merah, gerakan mata tidak beraturan dan cepat,
mengerutkan dahi.
matanya.
2) Saat bergerak ke arah depan atau membaca, selalu menutup salah satu
matanya.
6) Tidak mampu melihat secara jelas pada objek atau tulisan pada jarak
11) Kesulitan dalam membaca kata-kata dalam suatu baris atau angka-
membaca.
14) Selalu menggunakan tangan atau jari untuk menandakan halaman dari
rentangan yang berjenjang, dari yang ringan sampai yang berat. Berat
bayangan benda.
Menurut Efendi (2008, 31-32), jenjang kelainan ditinjau dari
berikut:
children).
dengan pengobatan atau alat optik apapun, karena anak tidak mampu
a. Anak tunanetra total bawaan atau yang diderita sebelum usia 5 tahun.
ketidakberesan pada kornea mata atau pada permukaan lain pada bola
mata sehingga bayangan benda, baik pada jarak dekat maupun jauh,
tidak terfokus jatuh pada retina. Untuk membantu proses penglihatan,
silindris.
atau vitamin, terkena racun, virus trachoma, panas badan yang terlalu
lain:
kehamilan.
1) Keturunan
pigmentosa), katarak.
b. Post-natal
bervariasi. Hal ini sangat tergantung pada sejak kapan anak mengalami
ketunanetraan, bagaimana tingkat ketajaman penglihatannya, berupa
indera ini pula sebagian besar rangsang atau informasi akan diterima
terhadap dunia luar anak, tidak dapat diperoleh secara lengkap dan
persyarafan dan otot), dan fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif),
Secara umum dari ketiga variable tersebut yang tidak dapat diubah
mungkin berbeda atau tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
dan aman.
Supriyono, 2013)
Menurut Efendi (2008: 44), ada beberapa jenis tes yang diciptakan
tunanetra, antara lain: ohwaki kohn block design, hisblind learning design,
interim heyes-binet inteligence test, tes verbal dari WISC, blind learning
aptitude test.
rendah.
intelegensi verbal.
Penglihatan
mukanya.
2) Saat berjalan atau kegiatan gerak lainnya dilakukan sambil
makna yang tepat sat melakukan interaksi sosial serta dapat menjadi
1987: 294).
4) Mempunyai rasa takut yang berkepanjangan saat melakukan orientasi
kali.
gonggongannya atau hanya meraba bulu halus serta bau khas dari
tentang ruang.
atau anak yang mampu melihat dengan jarak yang sangat dekat (low
buku-buku yang ada tulisan Braillenya agar anak dapat belajar secara
maksimum.
dengan cara prinsip totalitias atau situasi yang sebenarnya, benda asli yang
a. alat bantu untuk menulis huruf Braille (regllete, pen, dan mesin ketik
Braille),
b. alat bantu untuk membantu dalam membaca huruf Braille (papan huruf
dan optacon),
speech calculator),
Selain itu, media yang digunakan pada siswa tunanetra buta total dan
low vision berbeda. Pada siswa tunanetra jenis buta total bisa
media tiga dimensi, media dua dimensi, lingkungan sekitar anak, Braille
kit, mesin tik braille, kamus bicara, kompas bicara, komputer dan printer
braille, collor sorting box. Adapun pada siswa tunanetra dengan jenis low
(https://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/02/04/media-
E. Penelitian Terdahulu
Salatiga meliputi: metode ceramah, diskusi, tanya jawab, tugas belajar atau
pada objek yang akan diteliti. Jika peneliti terdahulu meneliti metode dan
media pembelajaran pada siswa tunanetra, maka penelitian ini hanya akan
Dasar Luar Biasa Negeri Kroya Tahun Pelajaran 2013/2014. Hasil dari
penelitian ini adalah metode ceramah dan tanya jawab. Cara menyampaikan
materi dengan metode ini yaitu dengan ujaran dan ejaan jari atau gerakan
ujaran dan ejaan jari atau gerakan tangan tersebut. Membaca ujaran adalah
membaca gerakan bibir dan ekspresi muka. Sedangkan ejaan jari atau gerakan
tunarungu, maka penelitian ini akan meneliti tentang media pembelajaran pada
siswa tunanetra.