Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI”

DISUSUN OLEH :
GLENNATA APRIATAMA (142012016008)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Lela Aini, S.Kep, M.Bmd

STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT, kami dapat
menyelesaikan Makalah “Pengendalian dan Pencegahan Infeksi” sehingga dapat digunakan
dalam kegiatan belajar mahasiswa Prodi S1 Ilmu Keperawatan Program ‘STIKES SITI
KHADIJAH. Buku Panduan ini dibuat untuk dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi
mahasiswa, sebagai pendoman serta acuan dalam pemberian pelayanan prima di instansi
kesehatan . Buku Panduan Pelatihan ini ditujukan kepada peserta pelatihan Pengendalian dan
Pencegahan Infeksi. Penulis menyadari buku ini memiliki kekurangan. Penulis menerima dan
sangat menharapkan berbagai masukan dankritikan yang membangun demi penyempurnaan
panduan ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Palembang, 18 Mei 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................4
A. LATAR BELAKANG........................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH......................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................5
A. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)...............................................5
B. Kewaspadaan isolasi......................................................................................6
C. Alat Pelindung Diri (APD)..............................................................................7
D. Fasilitas APD yang ada dirumah sakit..........................................................7
E. Kepatuhan penggunaan APD......................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penularan infeksi yang sering terjadi di lingkungan pelayanan medis, sangat
beresiko terpapar ke tenaga kesehatan, pasien, pengunjung dan karyawan. Pelayanan
kesehatan yang diberikan ke pasien harus didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas untuk mencapai pelayanan yang prima dan optimal. Proses dalam
mewujudkan Pelayanan yang prima dan optimal dapat diwujudkan dengan
kemampuan kognitif dan motoric yang cukup yang harus dimiliki oleh setiap petugas
kesehatan. Seperti yang kita ketahui pengendalian infeksi di setiap pelayanan
kesehatan merupakan rangkaian aktifitas kegiatan yang wajib dilakukan oleh Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi dan merupakan tuntutan kualitas sekaligus
persyaratan administrasi menuju proses akreditasi. Infeksi nosokomial adalah suatu
infeksi yang diperoleh/dialami pasien selama dirawat di Rumah Sakit, puskesmas, dan
layanan kesehatan lainya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, mahasiswa merasa tertarik untuk mengetahui
bagaimanakah ”Hubungan Peran Mahasiswa dengan Pelaksanaan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit maupun di rumah dan bisa meminimalisir
terjadinya infeksi.”

C. TUJUAN MASALAH
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini agar mahasiswa mengetahui bagaimana
“Hubungan peran Mahasisa dengan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
Infeksi Rumah Sakit maupun dirumah.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)


Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia,
termasuk Indonesia. Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari
komunitas (Community acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit
(Hospital acquired infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi
nosokomial. Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertujuan
untuk perawatan atau penyembuhan pasien, apabila dilakukan tidak sesuai prosedur
maka berpotensi untuk menularkan penyakit infeksi, baik bagi pasien yang lain atau
bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri. Karena tidak dapat ditentukan secara pasti
asal infeksi, maka sekarang istilah infeksi nosokomial (Hospital acquired infection)
diganti dengan istilah baru yaitu “Healthcare-associated infections” (HAIs) dengan
pengertian yang lebih luas tidak hanya di rumah sakit tetapi juga di fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, serta tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi juga infeksi
pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan tindakan perawatan pasien.

Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan kesehatan


memerlukan penerapan prosedur dan protokol yang disebut sebagai "pengendalian".
Secara hirarkis hal ini telah ditata sesuai dengan efektivitas pencegahan dan
pengendalian infeksi (Infection Prevention and Control– IPC), yang meliputi:
pengendalian bersifat administratif, pengendalian dan rekayasa lingkungan, dan alat
pelindung diri. Program yang termasuk pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu,

1. Tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi


2. Surveilans (HAIs dan Proses: audit kepatuhan petugas untuk cuci
tangan dan memakai APD)
3. Penerapan kewaspadaan isolasi
4. Pendidikan dan pelatihan PPI
5. Penggunaan antimikroba rasional
6. Kesehatan karyawan. Tujuan dari Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi adalah untuk membantu mengurangi penyebaran infeksi yang
terkait dengan pelayanan kesehatan, dengan penilaian, perencanaan,

5
pelaksanaan dan evaluasi oleh National Infection Control Policies.
Tujuan utamanya adalah untuk mendukung promosi kualitas pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien, petugas kesehatan, dan orang lain
dalam perawatan kesehatan dan lingkungan dengan cara yang hemat
biaya

B. Kewaspadaan isolasi
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi
yang disusun oleh CDC dan harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan
lainnya. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk menurunkan resiko trasmisi penyakit
dari pasien ke pasien lain atau ke pekerja medis. Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar
atau tingkatan, yaitu Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions) dan
Kewaspadaan berdasarkan cara transmisi.

1. Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)


Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di semua fasilitas kesehatan.
Kewaspadaan standar/universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan
oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan
didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan
penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan. Tindakan dalam
kewaspadaan standar meliputi:
a. Kebersihan tangan.
b. APD : sarung tangan, masker, goggle, face shield , gaun.
c. Peralatan perawatan pasien.
d. Pengendalian lingkungan.
e. Penatalaksanaan Linen.
f. Pengelolaan limbah tajam/ Perlindungan & Kesehatan karyawan.
g. Penempatan pasien
h. Hygiene respirasi/Etika batuk
i. Praktek menyuntik aman
j. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal pungsi

6
C. Alat Pelindung Diri (APD)
1. Pengertian APD
Occupational Safety and Health Administration (OSHA) mendefinisikan Alat
Pelindung Diri (APD) adalah pakaian khusus atau peralatan yang digunakan oleh
karyawan untuk perlindungan diri dari bahan yang menular (Centers for Disease
Control and Prevention). APD merupakan suatu alat yang dipakai untuk melindungi
diri terhadap bahaya-bahaya kecelakaan kerja, dimana secara teknis dapat mengurangi
tingkat keparahan dari kecelakaan kerja yang terjadi. Meskipun tidak menghilangkan
ataupun mengurangi bahaya yang ada dengan menggunakan APD

2. Tujuan penggunaan APD


Alat pelindung diri bertujuan untuk melindungi dirinya dari sumber bahaya
tertentu, yang berasal dari pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan dan sebagai usaha
untuk mencegah atau mengurangi kemungkinana cedera atau sakit. Alat pelindung
diri merupakan komponen utama personal precaution beserta penggunaannya yang
biasa digunakan perawat sebagai kewaspadaan standar (standard precaution) dalam
melakukan tindakan keperawatan menurut Departemen Kesehatan RI, 2007 yang
bekerjasama dengan Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN)
tahun 2008.

3. Jenis-Jenis APD
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Goggle atau kacamata
d. Gown atau gaun pelindung
e. Penutup kepala atau topi
f. Sepatu pelindung (pelindung kaki)

D. Fasilitas APD yang ada dirumah sakit


Alat pelindung diri (APD) yang tersedia di rumah sakit seperti sarung tangan,
masker, baju pelindung, kacamata pelindung dan sepatu pelindung. Fasilitas APD
yang tersedia di rumah sakit ini sangat berpengaruh, karena walaupun tingkat

7
pengetahuan tenaga keperawatan sudah baik, adanya pelatihan dan terdapat Standar
Operating Procedure (SOP) apabila fasilitas pendukung APD rumah sakit tidak
terpenuhi/tidak sesuai standar maka penggunaan APD oleh perawat tidak maksimal.

E. Kepatuhan penggunaan APD


Kepatuhan adalah suatu perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah,
prosedur, dan disiplin. Perilaku kepatuhan bersifat sementara karena perilaku ini
bertahan karena adanya pengawasan. Perilaku kepatuhan yang optimal jika perawat
itu sendiri menganggap perilaku ini bernilai positif Kepatuhan perawat dalam
penggunaan APD sangat diperlukan, karena kurang patuhnya perawat dalam
menerapkan asuhan keperawatan akan berakibat rendanya mutu asuhan itu sendiri
(Setiadi, 2007). Penggunaan APD merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
terjadinya infeksi bagi perawat, jika perawat mengalami penyakit akibat kerja yaitu
infeksi akan mengakibatkan kurang optimalnya pelayanan yang diberikan
(KEMENKES, 2010). Faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan penggunaan APD
menurut Efstathiou Georgios, 2011 yaitu:

1. Kurangnya pengetahuan tentang penggunaan APD

2. Kurangnya fasilitas APD

3. Kurangnya pelaksanaan pelatihan tentang penggunaan APD.

4. Jarak tempat pemenuhan fasilitas peralatan yang diperlukan.

8
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penularan infeksi yang sering terjadi di lingkungan pelayanan medis, sangat
beresiko terpapar ke tenaga kesehatan, pasien, pengunjung dan karyawan. Penyakit
infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia.
Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community
acquired infection) atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital acquired
infection) yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib2.unisayogya.ac.id/bitstream/handle/123456789/2415/BUKU%20PI.pdf?
sequence=1&isAllowed=y

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7355/f.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y

http://scholar.unand.ac.id/23487/2/BAB%20I.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai