Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Askep Napza

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyalagunaan dan ketergantungan zat yang termasuk kategori NAPZA

pada akhir-akhir ini makin dapat disaksikan dari media cetak Koran dan majalah

serta media elektrolit seperti TV dan Radio. Kecenderungannya semakin banyak

masyarakat yang memakai zat tergolong kelompok NAPZA tersebut, khususnya

anak remaja (15-24 Tahun) sepertinya menjadi suatu model perilaku bagi kalangan

remaja (DepKes, 2001). Penyebab banyaknya pemakaian zat tersebut antara lain

karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan dampak pemakaian zat tersebut

serta kemudahan untuk mendapatkannya. Kurangnya pengetahuan masyarakat

bukan karena pendidikan yang rendah tetapi kadangkala disebabkan oleh faktor

individu, faktor keluarga dan faktor lingkungan.

1. Faktor individu yang tampak lebih kepada kepribadian individu tersebut.

2. Faktor keluarga lebih pada hubungan individu dan keluarga misalnya

kurang perhatian keluarga terhadap individu, kesibukan keluarga dan

lainnya

3. Faktor lingkungan lebih pada kurang positif sikap masyarakat terhadap

masalah tersebut misalnya ketidakpedulian masyarakat tentang NAPZA

(Hawari, 2000).

1
Dampak yang terjadi dari faktor-faktor di atas adalah individu mulai

melakukan penyalahgunaan dan ketergantungan akan zat. Hal ini ditunjukan

dengan makin banyaknya individu yang dirawat dirumah sakit karena

penyalahgunaan dan ketergantungan zat yaitu mengalami intoksikasi zat dan

withdrawal. Peran penting tenaga kesehatan dalam upaya menaunggulangi

penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA dirumah sakit khususnya upaya

terapi dan rehabilitasi sering tidak disadari, kecuali mereka yang berminat pada

penyalahgunaan NAPZA (DepKes, 2001). Berdasarkan permasalahan yang terjadi

diatas, maka perlunya peran serta tenaga kesehatan khususnya tenaga keperawatan

dalam membantu masyarakat yang dirawat dirumah sakit untuk meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat. Untuk itu dirasakan perlu perawat

meningkatkan kemampuan merawat klien dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan yaitu asuhan keperawatan klien penyalahgunaan dan

ketergantungan NAPZA (sindrom putus zat).

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian NAPZA ?

2. Apa saja faktor penyebab penggunaan NAPZA ?

3. Apa saja gejala klinis penggunaan NAPZA ?

4. Apa saja dampak penggunaan NAPZA ?

5. Bagaimana asuhan keperawatan pada pengguna NAPZA ?

6. Bagaimana contoh kasus asuhan keperawatan pada penggunaan NAPZA ?

2
C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian NAPZA ?

2. Mengetahui faktor penyebab penggunaan NAPZA ?

3. Mengetahui gejala klinis penggunaan NAPZA ?

4. Mengetahui dampak penggunaan NAPZA ?

5. Mengetahui asuhan keperawatan pada pengguna NAPZA ?

6. Mengetahui contoh kasus asuhan keperawatan pada penggunaan NAPZA ?

D. Manfaat

Agar mahasiswa dapat megetahui tentang NAPZA dan cara penangannan

yang tepat pada pengguna NAPZA berdasarkan asuhan keperawatan yang

disesuaikan dengan kasus yang ada.

3
BAB II

PEMBAHASAN

Konsep Dasar Tentang Napza

A. Pengertian

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan

sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang

parah dan sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk perilaku

psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus zat

terjadi karena kebutuhan biologic terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan

jumlah zat untuk memperoleh efek yang diharapkan. Gejala putus zat dan

toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

Rehabilitasi adalah upaya kesehatan yang dilakukan secara utuh dan

terpadu melalui pendekatan non medis, psikologis, social dan realigi agar

pengguna NAPZA yang menderita sindroma ketergantungan dapat mencapai

kemampuan fungsional seoptimal mungkin. Tujuannya pemulihan dan

pengembangan pasien baik fisik, mental, social dan spiritual. Sarana rehabilitasi

yang disediakan harus memiliki tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan

(DepKes, 2002).

Sesudah klien penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA menjalani program

terapi (detoksifikasi) dan komplikasi medic selama 1 (satu) minggu dan

dilanjutkan dengan program pemantapan (pasca detoksifikasi) selama 2 (dua)

4
minggu, maka yang bersangkutan dapat melanjutkan keprogram berikutnya yaitu

rehabilitasi (Hawari, 2000).

Lama rawat di unit rehabilitasi untuk setiap rumah sakit tidak sama karena

tergantung pada jumlah dan kemampuan sumber daya, fasilitas dan sarana

penunjang kegiatan yang tersedia di rumah sakit. Menurut Hawari (2000) bahwa

setelah klien mengalami perawatan selama 1 minggu menjalami program terapi

dan dilanjutkan dengan pemantapan terapi selama 2 minggu maka klien tersebut

akan diunit rehabilitasi (rumah sakit,pusat rehabilitasi dan unit lainnya) selama 3-

6 bulan. Sedangkan lama rawat diunit rehabilitasi berdasarkan parameter sembuh

menurut medis bisa beragam 6 bulan dan 1 tahun. Mungkin saja bisa sampai 2

tahun (Wiguna, 2003).

Berdasarkan pengertian dan lama rawat diatas, maka perawatan diruang

rehabilitasi sebagian besar akan mengulangi kebiasaan menggunakan NAPZA,

oleh karena rasa rindu (craving) terhadap NAPZA yang selalu terjadi (DepKes,

2001).

Dengan rehabilitasi diharapkan pengguna NAPZA dapat :

1. Mempunyai motivasi kuat untuk tidak menggunakan NAPZA lagi

2. Mampu menolak tawaran penyalahgunaan NAPZA

3. Pulih kepercayaan dirinya, hilang rasa rendah dirinya

4. Mampu mengelola waktu berubah perilaku sehari-hari dengan baik

5. Dapat berkonsentrasi untuk belajar atau bekerja

6. Dapat diterima dan dapat membawa diri dengan baik dalam

pergaulan dengan lingkungannya

5
B. Faktor Penyebab Penggunaan NAPZA

Faktor penyebab pada klien dengan penyalahgunaan dan ketergantungan

NAPZA meliputi :

1. Faktor Biologic

Kecenderungan keluarga, terutama penyalahgunaan alcohol.

Perubahan metabolisme alcohol yang mengakibatkan respon fisiologik

yang tidak nyaman.

2. Faktor Psikologik

- Tipe kepribadian ketergantungan

- Harga diri rendah biasanya sering berhubungan dengan

penganiayaan waktu masa kanak-kanak

- Perilaku maladaptive yang dipelajari secara berlebihan

- Mencari kesenangan dan mneghindari rasa sakit

- Keluarga, termasuk tidak stabil, tidak ada contoh peran yang

positif, kurang percaya diri, tidak mampu memperlakukan anak

sebagai individu, dan orang tua yang adiksi

3. Faktor Sosiokultular

- Ketersediaan dan penerimaan social terhadap pengguna obat

- Ambivales social tentang penggunaan dan penyalahgunaan

berbagai zat seperti tembakau,alcohol dan mariyuana

- Sikap, nilai, norma dan sanksi cultular

- Kemiskinan dengan keluaraga yang tidak stabi8l dan keterbatasan

kesempatan

6
C. Gejala Klinis Penggunaan NAPZA

1. Perubahan Fisik :

- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempyogan, bicara pelo (cadel),

apatis (acuh tak acuh), mengantuk, sgresif.

- Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung

dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal.

- Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap

terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran

menurun.

- Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak peduli terhadap

kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.

2. Perubahan sikap dan pelaku :

- Prestasi disekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering

membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.

- Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk

dikelas atau tempat kerja

- Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin

- Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar

bertemu dengan anggota keluarga yang lain.

- Sering mendapat telepon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh

anggota keluarga yang lain.

- Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alas an tapi tidak

jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik

7
sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan

dengan polisi

- Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar,

bermusuhan pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

D. Dampak Penggunaan NAPZA

NAPZA berpengaruh pada tubuh manusia dan lingkungannya :

1. Komplikasi Medik, biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan

cukup lama.

Pengaruhnya pada :

a. Otak dan susunan saraf pusat :

- Gangguan daya ingat

- Gangguan perhatian/ konsentrasi

- Gangguan bertindak rasional

- Gangguan presepsi sehingga menimbulkan halusinasi

- Gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja

- Gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik/ buruk

b. Pada saluran napas dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia),

pembengkakan paru (Oedema Paru).

c. Pada jantung dapat terjadi peradangan otot jantung serta penyempitan

pembuluh darah jantung.

d. Pada hati dapat terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum

suntik dan hubungan seksual.

8
e. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Para pengguna

NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau

melakukan hubungan seksual demi mendaptkan uang untuk membeli zat.

Penyakit Menyakit Seksual yang terjadi adalah : kencing nanah (GO),

raja singa (Shipilis) dll. Dan juga pengguna NAPZA yang menggunakan

jarum suntik secara bersama-sama membuat angka penularan HIV/AIDS

semakin meningkat. Penyakit HIV/AIDS menular melalui jarum suntik

dan hubungan seksual, selain itu juga dapat melalui transfuse darah dan

penularan dari ibu ke janin.

f. Pada sistem reproduksi sering mengakibatkan kemandulan.

g. Pada kulit sering terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang

menggunakan jarum suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju

lengan panjang.

h. Komplikasi pada kehamilan :

- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.

- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati

- Janin : pertumbuhan terhambat, premature,berat bayi rendah.

2. Dampak Sosial :

a. Di Lingkungan Keluarga :

- Suasuana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering

terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.

- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.

9
- Perilaku menyimpang/ asocial anak (berbohong, mencuri, tidak

tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.

- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau

pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan

keuangan.

- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat

untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.

b. Di Lingkungan Sekolah :

- Merusak disiplin dan motivasi belajar

- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

- Mempengaruhi peningkatan penyalahgunaan diantara sesame teman

sebaya.

c. Di Lingkungan Masyarakat :

- Tercipta rasa gelap antara pengedar dan Bandar yang mencari

pengguna/ mangsanya

- Pengedar atau Bandar menggunakan perantara remaja atau siswa

yang telah menjadi ketergantungan

- Meningkatnya kejahatan dimasyarakat : perampokan, pencurian,

pembunuhan sehingga masyarakat menjadi resah.

- Meningkatnya kecelakaan.

Konsep Dasar Keperawatan

A. Pengkajian

10
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis,

psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai

berikut :

a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat

1. Kapan zat digunakan

2. Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah

3. Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara

a. Kaji resiko yang berkaitan dengan penggunaan zat

1. Berbagi peralatan suntik

2. Perilaku seks yang tidak nyaman

3. Menyetir sambil mabuk

4. Riwayat over dosis

5. Riwayat serangan (kejang) selama putus zat

b. Kaji pola penggunaan

1. Waktu penggunaan dalam sehari (pada waktu menyiapkan makan

malam)

2. Penggunaan selama seminggu

3. Tipe situasi (setelah berdebat atau bersantai di depan TV)

4. Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA setelah

berjalan melalui rumah Bandar)

5. Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (mantan pacar, teman

pakai)

11
6. Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal ngerusak”

atau “Saya udah nggak tahan lagi nih, saya harus make”)

7. Adanya emosi-emosi tertentu (cemas atau bosan)

8. Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat

tidur atau stress yang berkepanjangan)

d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak

menggunakan

B. Diagnosa Keperawatan

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawatanggota keluarga terutama anggota

pengguna NAPZA

C. Intervensi

Diagnosa :

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawatanggota keluarga terutama anggota

pengguna NAPZA

Tujuan khusus :

a. Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna

NAPZA

12
Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang criteria remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA

4. Berikan kembali hal hal yang sudah dididkusikan

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

b. Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja pengguna NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

c. Keluarga mampu merawat keluarga dengan pengguna NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara mencegah dan merawat remaja

pengguna NAPZA

2. Latih keluarga cara mencegah dan merawat pasien remaja pengguna NAPZA

13
3. Motivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat remaja pengguna

NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

d. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkungan rumah

remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga cara memodifikasi dari remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja pengguna

NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

e. Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penggunaan remaja

pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya untuk rumah

remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk remaja

pengguna NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

14
6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

D. Implementasi

a. Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang criteria remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA

4. Memberikan kembali hal hal yang sudah dididkusikan

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

b. Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja pengguna NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

15
c. Keluarga mampu merawat keluarga dengan pengguna NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara mencegah dan merawat remaja

pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga cara mencegah dan merawat pasien remaja pengguna

NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat remaja pengguna

NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

d. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkungan rumah

remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga cara memodifikasi dari remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja pengguna

NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

e. Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penggunaan remaja

pengguna NAPZA

16
1. Bersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya untuk rumah

remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk remaja

pengguna NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

E. Evaluasi

Evaluasi penyalahgunaan dan ketergantungan zat tergantung pada

penggunaan yang dilkakukan perawat terhadap klien dengan mengacu kepada

tujuan khusus yang ingin dicapai. Sebaiknya perawat dank lien bersama-sama

melakukan evaluasi terhadap keberhasilan yang telah dicapai dengan tindak

lanjut yang diharapkan untuk dilakukan selanjutnya.

Jika penanganan yang dilakukan tidak berhasil maka perlu dilakukan

evaluasi kembali terhadap tujuan yang dicapai dan prioritas penyelesaian

masalah apakah sudah sesuai dengan kebutuhan klien. Klien relaps tidak bisa

disamakan dengan klien yang mengalami kegagalan pada sistem tubuh. Tujuan

penanganan pada klien relaps adalah meningkatkan kemampuan untuk lebih lama

bebas dari penyalahgunaan dan ketergantungan zat. Perlunya evaluasi yang

dilakukan sesuaikan dengan tujuan yang diharpkan, akan lebih baik perawat

bersama-sama klien dalam menentukan tujuan kearah perencanaan pencegahan

relaps.

17
Contoh Kasus

A. Pengkajian

Inisial Klien : Tn. A

Umur : 19 th

Jenis Kelamin : Laki – laki

Alamat : Jl. Kelapa

Diagnose : Pengguna NAPZA

Keluhan Utama : Pengguna yang kecanduan terhadap NAPZA

Riwayat Keluhan Utama : Klien memakai NAPZA jenis Putauw, dan

menggunakan jarum secara bergantian pada tahun 2002, saat itu kelas 3 SMP

menggunakannya selama 1 tahun.

a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat

1. Kapan zat digunakan

Zat digunakan pada tahun 2002, saat itu ia kelas 3 SMP .

2. Kapan zat menjadi lebih sering digunakan/mulai menjadi masalah

Sejak ia merasa tidak punya uang namun, tidak bisa berhenti untuk

menggunakan NAPZA akhirnya menggunakan jarum suntik secara

bergantian. Dan mulai bermasalah tahun 2004 saat itu kelas 1 SMA

karena terindentifikasi mengidap HIV/AIDS

18
3. Kapan zat dikurangi/dihentikan, sekalipun hanya sementara

Satu tahun setelah divonis mengidap HIV/AIDS

c. Kaji resiko yang berkaitan dengan penggunaan zat

1. Berbagi peralatan suntik

Ya, Ia dan temannya berbagi peralatan suntik secara bergantian karena

tidak adanya uang lebih untuk membeli NAPZA

2. Perilaku seks yang tidak nyamanm ( tidak ada)

3. Menyetir sambil mabuk (tidak ada)

4. Riwayat over dosis (overdosis karena ia adalah pecandu narkoba, anak

yang hidup dilingkungan keluarga kurang harmonis, narkoba caranya

melupakan persoalan hidup, karena orangtua juga cuek dengan

kelakuan anaknya)

5. Riwayat serangan (kejang) selama putus zat |(tidak ada, ia hanya

mengagap dirinya tidak berarti lagi)

d. Kaji pola penggunaan

1. Waktu penggunaan dalam sehari (tipe pecandu berat narkoba)

2. Penggunaan selama seminggu ( bahkan hampir tiap hari ia gunakan,

paling banyak dikonsumsi jenis putauw)

3. Tipe situasi (tak tenang bila tak menggunakan narkoba)

4. Lokasi (ia langsung tergiur dengan narkoba karena hidup diantara

keluarga kurang harmonis dan kebanyakan bermain diluar rumah)

19
5. Kehadiran atau bertemu orang-orang tertentu (Saat bertemu dengan

orang tua, hanya cuek dan tidak menghiraukan apa yang dilakukan

anaknya)

6. Adanya pikiran-pikiran tertentu (“ bagi saya ngedrugs merupakan

medium untuk melupakan persoalan hidup”, “ dengan teman teman

saya merasa bisa melakukan apa saja, mereka tahu apa yang saya

mau”)

7. Adanya emosi-emosi tertentu (ia merasa senang, hanya saja cemas saat

ia divonis mengidap HIV/AIDS akibat penggunaan IDU (suntik)

secara bergantian bersama teman temannya)

8. Adanya faktor-faktor pencetus (faktor pencetus ia stress karena

keluarga kurang harmonis, banyaknya persoalan hidup, dan banyak

bergaul dengan teman teman yang kurang baik)

e. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak

menggunakan

Hal buruk yang terjadi akibat penggunaan narkoba bagi Tn. A yaitu karena

ingin menjangkau alternative yang lebih murah ia menggunakan suntik secara

bergantian bersama teman temannya yang mengakibatkan prestasinya

menurun drastic, kondisi yang memprihatinkan dipantau dari temannya yang

relawan sebuah LSM, parahnya lagi ia divonis mengidap HIV/AIDS.

Hal baik bila ia tidak menggunakan narkoba, ia bisa berkomunikasi baik

dengan orang tuanya, prestasinya dapat meningkat ataupun dipertahankan,

20
kondisinya jauh lebih sehat dan tidak mengidap HIV/AIDS serta bergabung

dengan komunitas relawan LSM.

B. Diagnosa Keperawatan

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga terutama anggota

pengguna NAPZA

C. Intervensi

Diagnosa :

Risiko terjadinya perubahan proses keluarga berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam merawatanggota keluarga terutama anggota

pengguna NAPZA

Tujuan khusus :

a. Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang criteria remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA

4. Berikan kembali hal hal yang sudah dididkusikan

21
5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

b. Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna

NAPZA

2. Latih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja pengguna

NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

c. Keluarga mampu merawat keluarga dengan pengguna NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara mencegah dan merawat remaja

pengguna NAPZA

2. Latih keluarga cara mencegah dan merawat pasien remaja pengguna

NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat remaja pengguna

NAPZA

22
4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

d. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkungan

rumah remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga cara memodifikasi dari remaja pengguna NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja pengguna

NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

e. Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penggunaan remaja

pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya untuk

rumah remaja pengguna NAPZA

2. Latih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja pengguna

NAPZA

3. Motivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk remaja

pengguna NAPZA

4. Berikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Evaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Berikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

23
D. Implementasi

a. Keluarga mampu mengenal dengan baik anggota keluarga pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang criteria remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga mengenali remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mengenali remaja pengguna NAPZA

4. Memberikan kembali hal hal yang sudah dididkusikan

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

b. Keluarga mampu mengambil keputusan terhadap remaja pengguna

NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang akibat dari remaja pengguna

NAPZA

2. Melatih keluarga mengenali akibat dari remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mengenali akibat remaja pengguna

NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

24
c. Keluarga mampu merawat keluarga dengan pengguna NAPZA

Intervensi :

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara mencegah dan merawat remaja

pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga cara mencegah dan merawat pasien remaja pengguna

NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu mencegah dan merawat remaja

pengguna NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

d. Keluarga mampu memodifikasi remaja pengguna NAPZA

1. Bersama keluarga diskusikan tentang cara memodifikasi lingkungan

rumah remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga cara memodifikasi dari remaja pengguna NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu melakukan modifikasi remaja pengguna

NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

e. Keluarga mampu menggunakan sumber daya untuk penggunaan remaja

pengguna NAPZA

25
1. Bersama keluarga diskusikan tentang penggunaan sumber daya untuk

rumah remaja pengguna NAPZA

2. Melatih keluarga menggunakan sumber daya untuk remaja pengguna

NAPZA

3. Memotivasi keluarga untuk selalu menggunakan sumber daya untuk

remaja pengguna NAPZA

4. Memberikan kesempatan bertanya hal yang belum dimengerti

5. Mengevaluasi kembali hal hal yang sudah didiskusikan

6. Memberikan pujian atas keberhasilan keluarga selama interaksi

E. Evaluasi

1. Klien mengetahui dampak NAPZA

2. Klien mampu melakukan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti

menggunakan NAPZA

3. Klien mampu mengontrol kemampuan keinginan menggunakan NAPZA

kembali

4. Klien dapat menyelesaikan masalahnya dengan koping yang adaptif

5. Klien dapat menerapkan cara hidup yang sehat

6. Klien mematuhi program pengobatan

Evaluasi yang diharapkan dari keluarga adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mengetahui masalah yang dialami klien

2. Keluarga mengetahui tentang NAPZA

26
3. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien

4. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien

5. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh

6. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyalahgunaan zat adalah penggunaan zat secara terus menerus bahkan

sampai setelah terjadi masalah. Ketergantungan zat menunjukkan kondisi yang

parah yang sering dianggap sebagai penyakit. Adiksi umumnya merujuk pada

perilaku psikososial yang berhubungan dengan ketergantungan zat. Gejala putus

zat terjadi karena kebutuhan biologic terhadap obat. Toleransi adalah peningkatan

jumlah zat untuk memperoleh efrek yang diharapkan. Gejala putus zat dan

toleransi merupakan tanda ketergantungan fisik (Stuart dan Sundeen, 1995).

B. Saran

Diharapkan kepada pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya agar

bermanfaat untuk kita semua terutama bagi kami penulis. Harapannya tujuan dari

makalah ini dapat memasyarakat dan terimplementasi dengan baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.A.A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi, Konsep,


dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba.
Carpenito, LJ.(1995). Buku saku diagnose keperawatan. Edisi 6. (terjemahkan).
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes. (2002). Keputusan Menteri kesehatan RI tentang pedoman
penyelenggaraan sarana pelayanan rehabilitasi penyalahgunaan dan
ketergantungan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (NAPZA).
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes. (2001). Buku pedoman tentang masalah medis yang dapat terjadi di
tempat rehabilitasi pada pasien ketergantungan NAPZA. Jakarta: Direktorat
Kesehatan Jiwa Masyarakat
Depkes. (2001). Buku pedoman praktis bagi petugas kesehatan (puskesmas)
mengenai penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya
(NAPZA). Jakarta : Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika
Keliat, Budi ana, 2006, Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa, Edisi 2, EGC,
Jakarta
Marlina, Anna. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ketergantungan obat
obatan NAPZA di www.academia.edu
Rusman, Muhammad . ASKEP pada penyalahgunaan NAPZA di
www.academia.edu
http://www.bnn.go.id

29

Anda mungkin juga menyukai