Permenperin No. 8 Tahun 2020
Permenperin No. 8 Tahun 2020
Permenperin No. 8 Tahun 2020
TENTANG
MEMUTUSKAN:
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN.
jdih.kemenperin.go.id
-3-
Pasal I
Pasal 2
Pasal 11
jdih.kemenperin.go.id
-4
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Februari 2020
MENTERI PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 5 Marat 2020
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
jdih.kemenperin.go.id
5-
LAMPIRAN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PERINDUSTRIAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
APBN sebagai instrumen utama kebijakan fiskal, mempunyai peranan
yang sangat strategis dalam mewujudkan tercapainya berbagai tujuan dan
sasaran pembangunan. Peranan strategis APBN tersebut berkaitan dengan
ketiga fungsi utama kebijakan fiskal yaitu fungsi alokasi, fungsi distribusi,
dan fungsi stabilitas.
Dalam rangka mencapai fungsi APBN tersebut, pemerintah menyusun
sejumlah program keija yang dilaksanakan oleh kementerian
negara/Iembaga dalam bentuk Anggaran Belanja Negara. Untuk
memaksimalkan fungsi APBN, maka realisasi anggaran hgirus terserap
secara optimal, penyerapan anggaran hams sesegera mungkin sehingga
fungsi APBN dapat segera terealisasi dan dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat luas khususnya sektor industri.
Penyerapan anggaran sampai dengan saat ini mempunyai pola
penyerapan yang rendah tentu akan mempengamhi pelaksanaan program
pemerintah dalam melaksanakan alokasi anggaran yang diarahkan untuk
mendukung kegiatan ekonomi nasional, menciptakan dan memperluas
lapangan keija, mengurangi kemiskinan, dan pembsingunan yang
berwawasan lingkungan.
Dalam rangka kelancaran pelaksanaan fungsi APBN pada Kementerian
Perindustrian sesuai tahapan pencapaian yang telah direncanakan.
jdih.kemenperin.go.id
-6-
3. Ruang Lingkup
Pedoman Pengelolaan Anggaran di lingkungan Kementerian
Perindustrian meliputi:
a. organisasi pengelola anggaran;
b. pengelolaan rekening satuan keija;
c. uang makan dan keija lembur;
d. peijalanan dinas;
e. pengadaan barang/jasa;
f. pengeluaran anggaran;
g. revisi anggaran;
h. kartu kredit pemerintah; dan
i. pemantauan dan pelaporan.
4. Pengertian
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanjutnya
disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DlPA
adalah dokumen pelaksanaan an^aran yang digunakan sebagai
acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan
pemerintahan sebagai pelaksanaan APBN.
0. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian
Perindustrian.
jdih.kemenperin.go.id
- 7-
jdih.kemenperin.go.id
-8-
jdih.kemenperin.go.id
-9-
bb. Bagan Akun Standar yang selanjutnya disebut BAS adalah daftar
kodefikasi dan klasifikasi terkait transaksi keuangan yang disusun
secara sistematis sebagai pedoman dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan anggaran, dan pelaporan keuangan
pemerintah.
cc. Rekening Penerimaan adalah rekening giro pemerintah pada bank
umum yang dipergunakan untuk menampung uang pendapatan
negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada Satker.
dd. Rekening Pengeluaran adalah rekening giro pemerintah pada bank
umum yang dipergunakan untuk menampung uang bagi
keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada
Satker.
ee. Rekening Lainnya adalah rekening giro atau deposito pada bank
umum yang dipergunakan untuk menampung uang yang tidak
dapat ditampung pada Rekening Penerimaan dan Rekening
Pengeluaran berdasarkan tugas dan fungsi Satker.
ff. Peijalanan Dinas Dalam Negeri adalah peijalanan ke luar tempat
kedudukan yang dUakukan dalam wilayah Republik Indonesia
untuk kepentingan negara.
jdih.kemenperin.go.id
- 10-
nn. Kartu Kredit Pemerintah yang selanjutnya disebut KKP adalah alat
pembayaran dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas belanja yang dapat
dibebankan pada APBN, dimana kewajiban pembayaran pemegang
kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh Bank Penerbit KKP, dan
Satker berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban pembayaran
pada waktu yang disepakati dengan pelunasan secara sekaligus.
jdih.kemenperin.go.id
11 -
jdih.kemenperin.go.id
- 12 -
BAB II
1. Pengguna Anggaran;
2. Kuasa Pengguna Anggaran;
3. Pejabat Pembuat Komitmen;
4. Petugas Pengelolaan Administrasi Belanja Pegawai;
5. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar;
6. Bendahara;
7. Koordinator Komponen Kegiatan; dan
8. Pelaksana Komponen Kegiatan.
Pengelola anggaran merupakan entitas yang terlibat dalam pelaksanaan
APBN di lingkungan Kementerian Perindustrian.
Penjelasan mengenai pengelola anggaran sebagaimana tersebut di atas
sebagai berikut:
1. Pengguna Anggaran
Menteri Perindustrian bertindak sebagai PA atas bagian anggaran yang
disediakan untuk penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang
perindustrian.
Menteri Perindustrian selaku PA berwenang:
a. menunjuk kepala Satker yang berstatus PNS untuk melaksanakan
kegiatan Kementerian Perindustrian sebagai KPA; dan
b. menetapkan pejabat perbendaharaan negara lainnya yang meliputi
PPK dan PPSPM.
jdih.kemenperin.go.id
- 13
jdih.kemenperin.go.id
- 14
jdih.kemenperin.go.id
- 15-
jdih.kemenperin.go.id
- 16-
jdih.kemenperin.go.id
- 17-
jdih.kemenperin.go.id
18-
jdih.kemenperin.go.id
- 19-
jdih.kemenperin.go.id
20-
jdih.kemenperin.go.id
-21 -
jdih.kemenperin.go.id
-22-
jdih.kemenperin.go.id
- 23
jdih.kemenperin.go.id
- 24
jdih.kemenperin.go.id
- 25-
jdih.kemenperin.go.id
- 26 -
jdih.kemenperin.go.id
-27-
a) UP;
b) uang yang berasal dari kas negara melalui SPM LS
Bendahara;
c) uang yang berasal dari potongan atas pembayaran yang
dilakukannya sehubungan dengan fungsi bendahara
selaku wajib pungut;
d) uang dari sumber lainnya yang menjadi hak negara; dan
e) uang lainnya yang menurut ketentuan peraturan
perundang-undangan boleh dikelola oleh bendahara.
Uang sebagaimana dimaksud pada huruf c) dan huruf d)
wajib disetorkan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP ke kas
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan tidak dapat digunakan untuk keperluan
apapun dan dengan alasan apapun.
12) Bendahara Pengeluaran menerima UP/TUP/GUP dari Kuasa
BUN untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional
kantor sehari-hari.
jdih.kemenperin.go.id
- 28
jdih.kemenperin.go.id
-29
jdih.kemenperin.go.id
-30-
BABIII
PENGELOLAAN REKENING
SATUAN KERJA
jdih.kemenperin.go.id
31 -
jdih.kemenperin.go.id
- 32 -
2) cek/bilyet giro.
e. Layanan perbankan secara elektroik berupa kartu debit
dikecualikan untuk Rekening Penerimaan.
f. Tata cara pendebitan rekening dilakukan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Menteri Keuangan mengenai kedudukan dan tanggung
jawab bendahara pada Satker pengelola APBN.
g. KPA dapat menggunakan layanan virtual account pada rekening
milik Satker untuk kemudahan dan kepraktisan bertransaksi.
h. Penggunaan layanan virtual account dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku pada bank umum.
i. Bendahara pada Satker melakukan penatausahaan, pembukuan,
dan pertsinggungjawaban atas dana pada rekening milik Satker.
j. Penatausahaan, pembukuan, dan pertanggungjawaban atas dana
pada rekening milik Satker dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
k. KPA wajib melaporkan saldo seluruh rekening yang dikelolanya
setiap bulan kepada Kuasa BUN paling lambat tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya.
1. Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud pada
huruf k jatuh pada hari libur, penyampaian laporan saldo
rekening dilaksanakan pada hari keija sebelumnya.
m. Laporan saldo rekening sebagaimana dapat digunakan sebagai
lampiran pada laporan pertanggungjawaban bendahara yang
disampaikan setiap bulan kepada Kuasa BUN.
3. Penutupan Rekening
a. KPA harus menutup rekening milik Satker yang sudah tidak
digunakan sesuai dengan tujuan dan peruntukannya dan
memindahkan saldo rekening ke kas negara.
b. Pemindahbukuan saldo rekening dicatat sebagai pendapatan dari
penutupan rekening dengan berpedoman pada ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai sistem akuntansi dan
pelaporan keuangan transaksi khusus.
c. KPA harus menyampaikan laporan penutupan rekening kepada
Kuasa BUN paling lambat 5 (lima) hari keija setelah tanggal
penutupan dengan melampirkan bukti penutupan rekening
dan/atau bukti pemindahbukuan saldo rekening atau bukti setor
ke kas negara.
jdih.kemenperin.go.id
- 33
jdih.kemenperin.go.id
-34-
BAB IV
jdih.kemenperin.go.id
-35-
jdih.kemenperin.go.id
- 36 -
jdih.kemenperin.go.id
- 37-
BAB V
PERJALANAN DINAS
jdih.kemenperin.go.id
-38-
jdih.kemenperin.go.id
-39-
jdih.kemenperin.go.id
- 40-
jdih.kemenperin.go.id
- 41 -
jdih.kemenperin.go.id
42 -
jdih.kemenperin.go.id
- 43 -
jdih.kemenperin.go.id
- 44-
jdih.kemenperin.go.id
- 45 -
jdih.kemenperin.go.id
46 -
jdih.kemenperin.go.id
47-
jdih.kemenperin.go.id
-48-
jdih.kemenperin.go.id
49 -
jdih.kemenperin.go.id
- 50-
jdih.kemenperin.go.id
- 51
jdih.kemenperin.go.id
- 52 -
jdih.kemenperin.go.id
53 -
jdih.kemenperin.go.id
-54-
jdih.kemenperin.go.id
- 55 -
jdih.kemenperin.go.id
-56-
jdih.kemenperin.go.id
57-
jdih.kemenperin.go.id
-58-
jdih.kemenperin.go.id
- 59
jdih.kemenperin.go.id
-60-
jdih.kemenperin.go.id
-61
jdih.kemenperin.go.id
-62
jdih.kemenperin.go.id
-63-
BAB VI
PENGADAAN BARANG/JASA
jdih.kemenperin.go.id
- 64 -
jdih.kemenperin.go.id
-65-
BAB VII
PENGELUARAN ANGGARAN
jdih.kemenperin.go.id
-66-
jdih.kemenperin.go.id
-67
jdih.kemenperin.go.id
-68-
jdih.kemenperin.go.id
-69-
jdih.kemenperin.go.id
70-
jdih.kemenperin.go.id
-71
jdih.kemenperin.go.id
- 72 -
jdih.kemenperin.go.id
- 73 -
BAB VIII
REVISI ANGGARAN
jdih.kemenperin.go.id
74-
jdih.kemenperin.go.id
-75
jdih.kemenperin.go.id
-76
jdih.kemenperin.go.id
- 77 -
jdih.kemenperin.go.id
- 78-
BABIX
jdih.kemenperin.go.id
- 79 -
jdih.kemenperin.go.id
-80
jdih.kemenperin.go.id
81 -
jdih.kemenperin.go.id
-82 -
BABX
jdih.kemenperin.go.id
-83-
UAKPA .
12 JuU
2XX1
2XX1 20 JuU
22 Juli
2XX1
2XX1
31 JuU
2XX1 -
2XX1
2XX1 18 JuH2XXl
UAPPB-El 2 hari
20 JuH 22 Juli2XXl
26 JuH2XXl
2XX1
26 Juli
2XX1
jdih.kemenperin.go.id
-84-
UAKPA - -
20Jan2XX2
2XX2
01 Feb
Tan^al
terakhir
Februari
2XX2
2XX2
02 Feb
2XX2 2XX2
Tan^al
terakhir
Februari
2XX2
jdih.kemenperin.go.id
- 85-
Keterangan:
1) UAKPA adalah Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran yaitu
unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan akuntansi
dan pelaporan tingkat Satker.
2) UAPPA-W adalah Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah yaitu unit akuntansi instansi yang melakukan kegiatan
penggabungan laporan, baik keuangan maupun barang selurub
UAKPA yang berada dalam wilayab keijanya.
3) UAPPA-El adalab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Eselon I yaitu unit akuntansi instansi yang
melakukan kegiatan penggabungan laporan, baik keuangan
maupun barang selurub UAPPA-W yang berada di wilayab
keijanya serta UAKPA yang langsung berada di bawabnya.
4) UAPA adalab Unit Akuntansi Pengguna Anggaran yaitu unit
akuntansi instansi pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga
(Pengguna Anggaran) yang melakukan kegiatan penggabungan
laporan, baik keuangan maupun barang selurub UAPPA-El
yang berada di bawabnya.
5) UAKPB adalab Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang yaitu
Satker/Kuasa Pengguna Barang yang memiliki wewenang
mengurus dan/atau menggunakan BMN,
6) UAPPB-W adalab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang-
Wilayab adalab unit akuntansi BMN pada tingkat wilayab atau
unit keija lain yang ditetapkan sebagai UAPPB-W dan
melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari UAKPB,
penanggungjawabnya adalab Kepsda Kantor Wilayab atau
Kepala unit keija yang ditetapkan sebagai UAPPB-W.
7) UAPPB-El adalab Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Barang
Eselon I yaitu unit akuntansi BMN pada tingkat Eselon I yang
melakukan kegiatan penggabungan Laporan BMN dari UAPPB-
W dan UAKPB yang langsung berada di bawabnya yang
penanggungjawabnya adalab pejabat Eselon I.
8) UAPB adalab Unit Akuntansi Pengguna Barang yaitu unit
akuntansi BMN pada tingkat Kementerian Negara/Lembaga
yang melakukan kegiatan penggabungan laporan BMN dari
UAPPB-El, yang penanggungjawabnya adalab
Menteri/Ptmpinan Lembaga.
jdih.kemenperin.go.id
86-
jdih.kemenperin.go.id
- 87 -
BAB XI
PENUTUP
MENTERl PERINDUSTRIAN
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
jdih.kemenperin.go.id