Legume Kacang Tanah
Legume Kacang Tanah
Legume Kacang Tanah
FAKULTAS PERTANIAN
MAKASSAR
2020
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga makalah yang berjudul "Budidaya
Kacang Tanah" dapat tersusun dengan baik dan dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan maupun pengkajiannya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai
pihak yang sifat-sifatnya membangun sangat kami harapkan, demi untuk perbaikan di
masa yang akan datang.
Semoga Allah Swt. senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada
kita semua dan akhirnya mudah-mudahan makalah ini walaupun sederhana dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amiin ya robbal ‘alamin.
Makassar, 11 April 2020
Penyusun
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Morfologi Tanaman Kacang Tanah............................................................... 3
B. Syarat Tumbuh Kacang Tanah....................................................................... 6
BAB III TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH
A. Poses Penggemburan Tanah.......................................................................... 8
B. Pemberian Dolomit Tanah............................................................................. 8
C. Pemberian Pupuk Kandang............................................................................ 8
D. Pemilihan Benih dan Proses Tanam.............................................................. 8
E. Perendaman Benih Kacang Tanah................................................................. 8
F. Proses Perawatan........................................................................................... 8
G. Pemupukan Kacang Tanah............................................................................ 9
H. Hama Utama pada Tanaman Kacang Tanah.................................................. 9
I. Penyakit Utama Tanaman Kacang-kacangan................................................ 13
J. Panen dan Pasca Panen Kacang Tanah.......................................................... 16
BAB IV VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH........................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari Amerika Selatan
tepatnya adalah Brazillia. Tanaman kacang tanah telah dibudidayakan sejak tahun
1500 sebelum masehi, terutama oleh orang Indian di Amerika Selatan. Namun saat
ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis. Masuknya
kacang tanah ke Indonesia pada abad ke-17 diperkirakan karena dibawa oleh
pedagang-pedagang Spanyol, Cina, atau Portugis sewaktu melakukan pelayarannya
dari Meksiko ke Maluku setelah tahun 1597. Pada tahun 1863 Holle memasukkan
Kacang Tanah dari Inggris dan pada tahun 1864 Scheffer memasukkan pula Kacang
Tanah dari Mesir, Republik Rakyat Tiongkok dan India kini merupakan penghasil
kacang tanah terbesar dunia.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang termasuk kedalam suku Papilionaceae. Kacang tanah merupakan tanaman
legume atau polong-polongan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman
ini banyak dibudidayakan di Indonesia, dan banyak dikonsumsi oleh manusia karena
dapat diolah menjadi berbagai macam makanan dan memiliki kandungan gizi yang
tinggi. Kacang tanah juga lebih tahan terhadap serangan hama karena buahnya yang
berupa polong berada dalam tanah. Kacang tanah juga dimanfaatkan dalam bidang
indsutri sebagai bahan pembuatan margarin, minyak goreng, dan sabun.
Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat, hal ini sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk, diversifikasi pangan, kebutuhan gizi
masyarakat, serta meningkatnya kapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia.
Kebutuhan nasional kacang tanah mencapai 856,1 ribu ton pertahun, dan rata-rata
konsumsi kacang tanah kupas setiap tahun sebesar 0,32 kg perkapita. Indonesia juga
menempati peringkat ke-6 sebagai produsen kacang tanah terbesar di dunia.
1
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman palawija, memiliki peluang
pengembangan agroindustri dalam mendukung pembangunan perekonomian daerah
yang efisien dan efektif, dapat menekan kemiskinan terutama bagi kelompok
masyarakat berpendapatan rendah. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal
kacang tanah, sebagai bahan pangan dan industri, biasanya ditanam di Sawah atau
Tegalan.
Beberapa daerah di Indonesia, kacang tanah merupakan tanaman pangan yang
mendapat prioritas untuk dikembangkan dan ditingkatkan produksinya setelah padi
dan kedelai. Hal ini didorong dengan semakin meningkatnya kebutuhan terhadap
kacang tanah sebagai bahan pangan maupun bahan baku industri. Penggunaan kacang
tanah sangat beragam mulai dari industri rumah tangga secara tradisional sampai ke
industri modern. Hal inilah yang melatarbelakangi pembuatan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana morfologi tanaman kacang tanah ?
2. Apa syarat tumbuh tanaman kacang tanah ?
3. Bagaimana tehnik budidaya tanaman kacang tanah ?
4. Apa varietas unggul tanaman kacang tanah ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui morfologi tanaman kacang tanah.
2. Untuk mengetahui syarat tumbuh tanaman kacang tanah.
3. Untuk mengetahui tehnik budidaya tanaman kacang tanah.
4. Untuk mengetahui varietas unggul tanaman kacang tanah.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Akar
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh langsung ke tanah hingga ke
dalaman 40 cm. Akar kacang memiliki sistem akar tunggang dan akar cabang yang
menyerupai akar berserabut. Akar cabang ini bersifat sementara dan permanen.
Akar kacang tanah menyerap nutrisi dan air dan memperkuat struktur tanaman.
2. Batang
Batang tanaman kacang tanah berbentuk bulat tidak berkayu, berbuku-buku
dan memiliki tipe pertumbuhan tegak. Batang yang berdiri tegak memiliki panjang
batang sekitar 60-70 cm. Batangnya berwarna hijau sampai ungu. Batang tanaman
3
kacang tanah tidak berkayu dan berbulu, ada yang menyebar dan ada yang tegak.
Tinggi rata-rata batang adalah sekitar 50 cm, tetapi beberapa mencapai 80 cm.
3. Daun
Daun kacang tanah berwarna hijau muda sampai hijau tua, terdiri atas daun
bersirip genap, terdiri dari daun dengan tangkai panjang. Untaian anak daun ini
bertugas mendapatkan banyak sinar matahari.
4. Bunga
Bunga kacang tanah berwarna kuning dan mekar di malam hari, diserbuki di
pagi hari dan layu di sore hari. Bunga menunjukkan keberadaan polong, tetapi
hanya 15-20% yang berhasil menjadi polong. Bunga kacang tanah disusun dalam
bentuk biji-bijian yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga sempurna,
yaitu alat kelamin pria dan wanita yang terkandung dalam bunga. Mahkota bunga
kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai dengan bentuk yang berbeda
satu sama lain.
4
5. Polong
Buah kacang tanah berbentuk. polong terbentuk setelah bunga menyelesaikan
proses pembuahan. Setelah pembuahan, sel telur terbentuk, yang disebut Ginofora.
Ginofora akan membentuk polong yang mencapaitanah di mana peran hujan deras
dibutuhkan. Setelah Ginofora membentuk polong, proses pertumbuhan berhenti.
Kacang tanah berbuah polong. Polong terbentuk setelah pembuahan, di mana buah
tumbuh menjadi memanjang dan disebut ginofor. Setelah tumbuh memanjang,
ginofor itu menunjuk kebawah dan terus menembus tanah. Ketika polong telah
terbentuk, proses panjang pertumbuhan ginofor berhenti. Ginofor dibuat di cabang
atas tidak menembus tanah dan tidak membentuk polong. Kulit biji kacang
berwarna putih, fles, coklat, merah muda, merah, ungu dan ungu tua tergantung
pada varietasnya. Struktur kuli tempulur bervariasi antara halus, sedang hingga
kasar. Jenis atau varietas kacang tanah dengan kulit kasar cenderung tahan
terhadap hama penggerek kacang (Cylasformicarius F). Kacang tanah yang tinggi
lemak cenderung memiliki rasa gurih.
5
B. Syarat Tumbuh Kacang Tanah
Syarat tumbuh kacang tanah merupakan keadaan tempat yang dipegaruhi oleh
iklim dan keadaan tanah yang cocok bagi tanaman untuk tumbuh dan berkembang
dengan baik serta menghasilkan panen yang berkualitas dan berkuantitas tinggi.
1. Iklim
Ketinggian tampat
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
dibawah 500 m dpl dan pada ketinggian maksimum 1000 m dpl kacang tanah
dapat tetap tumbuh. Perlu diketahui bahwa semakin tinggi daerah penanaman
dari permukaan laut, produksi kacang tanah akan menurun. Kacang tanah tidak
memerlukan naungan, apabila areal penanaman kacang tanah ternaungi
makaakan berdampak buruk bagi pertumbuhan kacang tanah kerena tanaman
menjadi kurus dan tinggi, bunganya kurang produktif yang membuat hasil
penen rendah. Terdapat jenis kacang tanah tertentu yang membutuhkan
ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal.
Curah hujan
Curah hujan yang cocok untuk kacang tanah dapat tumbuh optimal adalah
kisaran antara 800 mm-1300 mm per tahun dan bulan kering rata-rata sekitar 4
bulan per tahun.
6
Suhu
Suhu yang baik untuk pertumbuhan kacang tanah berkisar antara 28-32
derajat celcius dengan RH 65%-75%.
Sinar matahari
Kacang tanah sangat memerlukan sinar matahari penuh untuk kesuburan
daun dan perkembangan ukuran kacang.
2. Keadaan Tanah
Agar kacang tanah dapat tumbuh optimal, darajat keasaman tanah yang
diperlukan pH berkisar antara 6,0-6,5. Struktur tanah yang baik adalah tanah yang
berstruktur ringan (remah) agar menguntungkan bagi tanaman kacang tanah yang
dimana bakal buah (ginofor) mudah mesuk ke dalam tanah dan polong mudah
menembus tanah, perkembangannya normal, serta mudah untuk dipanen. Tanah
yang tegenang/kelembabannya tinggi (berdrainase buruk) menyebabkan akar dan
polong kacang tanahm udah busuk. Demikian sebaliknya, tanah yang
kelembabannya terlalu rendah/kering menyebabkan tanaman tumbuh merana
(kerdil), bahkan gagal membentuk polong dan kalaupun ada polongnya kopong.
7
BAB 3
TEKNIK BUDIDAYA KACANG TANAH
8
4-7 hari setelah tanam. Apabila setelah umur 7 hari terlihat ada tanaman yang tidak
tumbuh atau pertumbuhan tidak normal segera cabut dan tanam ulang dengan benih
yang baru. Apabila budidaya kacang tanah dilakukan saat musim kemarau, harus
sering melakukan penyiraman pada saat pagi dan sore agar benih cepat tumbuh
seragam.
G. Pemupukan Kacang Tanah
Melakukan pemupukan menggunakan pupuk untuk kacang tanah dengan
memperbanyak menggunakan pupuk organik. Jadi setelah tanaman kacang bisa
tumbuh serempak, berikan juga pupuk tambahan yang mengandung unsur Phospor
(P) pada masa pembuahan tanaman kacang tanah. Agar pupuk terserap sempurna
lakukan pembumbunan dan penyiangan untuk menghilangkan gulma dan
memaksimalkan pembentukan polong kacang. Pupuk yang digunakan seperti TSP
yang dilakukan 1 kali yaitu pada saat awal penanaman.
H. Hama Utama pada Tanaman Kacang Tanah
Tanaman kacang tanah dapat tumbuh di semua jenis tanah dan hanya
memerlukan perawatan yang sederhana. Namun, dalam poses budidayanya pastinya
tidak akan terlepas dari yang namanya serangan hama dan penyakit. Hama pada
tanaman kacang tanah dapat dikendalikan berdasarkan dari jenis hama yang
menyerangnya, sebab hama yang menyerang kacang tanah ini tidak hanya satu
melainkan ada berbagai jenis. Berikut ini berbagai jenis hama yang menyerang
tanaman kacang tanah dan cara pengendaliannya:
1. Aphid
Kacang tanah merupakan salah satu tanaman yang menjadi inang Kutu
Aphid. Kutu Aphid menyerang saat tanaman mulai muncul di permukaan tanah
hingga tanaman menjelang panen. Kutu ini lebih menyukai bagian tanaman yang
muda seperti pucuk dan tangkai daun muda, tetapi pada keadaan populasi tinggi
dapat tersebar sampai ke bagian tanaman yang tua.
9
Serangga muda (nimfa) dan imago menyerang tanaman dengan cara
menghisap cairan tanaman. Serangan pada pucuk tanaman muda menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Selain sebagai hama, Kutu Aphid juga
bertindak sebagai vektor (serangga penular) berbagai penyakit virus kacang-
kacangan seperti Soybean Yellow Mosaic Virus, Soybean Dwarf Yrus, Peanut
Stripe Virus, dll.
Pengendalian dapat dilakukan menggunakan insektisida selektif sesuai
rekomendasi, dilakukan dengan penyemprotan pada tunas bila tunas yang
terserang sudah mencapai 25%. Sebelum memutuskan untuk menggunakan
insektisida kimia, ada baiknya pengendalian dilakukan secara alami menggunakan
pestisida organik/pestisida nabati terlebih dahulu.
2. Wereng Empoasca
Hama wereng Empoasca atau dikenal juga dengan Sikada merupakan hama
pada kacang tanah yang berukuran kecil berwarna hijau kekuningan. Hama ini
biasanya hanya berukuran 3mm dengan ukuran serangga jantan lebih kecil
daripada serangga betina.
10
Nimfa dan serangga dewasa akan menghisap cairan daun tanaman dari
permukaan bawah daun. Serangan pada tanaman muda mengakibatkan tanaman
menjadi layu. Sedangkan pada tanaman yang lebih tua, ujung daun muda yang
terserang akan nampak berwarna kuning membentuk huruf V. Kacang tanah yang
terserang Empoasca tampak lebih kuning daripada tanaman sehat.
Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan melakukan penanaman
secara serempak yang dilakukan tidak lebih dari 10 hari. Bisa juga dengan
menumpangsarikannya dengan jagung.Alternatif terakhir adalah dengan disemprot
insektisida sesuai dosis dan anjuran.
3. Pengorok Daun
Selain menyerang kacang tanah, pengorok daun atau Aproerema Modicela
juga dapat menyerang kedelai dan kacang tunggak. Serangga dewasa biasanya
berwarna kecoklatan dengan panjang tubuh sekitar 6mm.
11
4. Ulat Grayak
Ulat grayak memiliki ciri yang unik yaitu adanya dua buah bintik hitam
seperti bulan sabit pada tiap ruas abdomennya. Larva muda biasa menyerang daun
hingga menyebabkan daun hanya menyisakan bagian epidermis dan tulang-
tulangnya saja. Sementara larva tua biasa merusak tulang-tulang daun hingga
menyebabkan tanaman tampak berlobang.
Uret atau lindu merupakan hama yang bersifat polifag yang dapat
menimbulkan kerusakan berat pada berbagai tanaman, terutaman pada tanaman
yang ditanam di tanah pasir. Biasanya, tanaman kacang tanah yang terkena uret
12
akan menunjukkan gejala pertumbuhan tanaman yang kurang baik karena sistem
perakarannya telah rusak. Cara paling mudah untuk melihatnya adalah dengan
membongkar tanah di sekitar perakaran, apakah ditemukan hama uret atau tidak.
Biasanya, hama uret ini bisa masuk ke lahan pertanian karena terbawa oleh pupuk
kandang.
Agensia hayati jamur Metharizium sp dapat digunakan untuk mengendalikan
uret yang terdapat dalam tanah.Untuk daerah yang endemis uret, sebaiknya
sebelum benih ditanam, benih terlebih dahulu direndam menggunakan pestisida
seed treatment.
I. Penyakit Utama pada Tanaman Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan merupakan komoditas sumber protein nabati yang berguna
dalam pemenuhan makanan bergizi tinggi yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.Kebutuhan produksi kacang-kacangan, seperti kacang
kedelai, kacang hijau dan kacang tanah meningkat setiap tahunnya seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan berkembangnya industri pangan.
Namun, usaha budi daya kacang-kacangan ini seringkali gagal karena beberapa
hal, salah satu diantaranya adalah faktor penyakit tanaman. Beberapa penyakit utama
yang dapat menurunkan produksi hasil tanaman kacang-kacangan adalah sebagai
berikut.
1. Hawar daun
Penyakit ini ditandai dengan munculnya bercak kecil berwarna kuning atau
cokelat kebasahan dan tembus cahaya. Bagian tengah bercak menjadi kering
13
berwarna cokelat kemerahan dan dikelilingi warna kuning agak kebasahan.Bercak
meluas dan bagian tengahnya robek.Bakteri Pseudomonas syringae adalah
penyebab penyakit ini. Bakteri ini dapat bertahan pada sisa tanaman dan
penyebarannya dapat melalui angin dan percikan air hujan.
Cara pengendalian penyakit ini adalah dengan pemanfaatan agensia hayati
PGPR dan penggunaan bakterisida berbahan aktif asam oksolinik, azoksistrobin
dan tebukonazol.
2. Karat daun
Penyakit karat disebabkan oleh jamur Phakopsora pachyrhizi. Penyakit ini
ditandai dengan munculnya bintik-bintik cokelat kemerahan pada permukaan
bawah daun. Bintik menyatu menjadi bercak berwana cokelat gelap. Bercak timbul
seperti bisul kecil-kecil. Pada serangan berat menyebabkan kerontokan daun dan
polong hampa.
Pencegahan bisa dilakukan dengan cara sanitasi lahan, membersihkan gulma
dan tanaman yang terinfeksi karat serta penggunaan varietas tahan. Alternatif
selanjutnya bisa menggunakan fungisida berbahan aktif piperazin W524,
oxycarboxin dan mankozeb.
3. Antraknosa
Gejala yang muncul akibat serangan penyakit ini adalah terjadinya busuk
kering pada batang, tangkai daun, dan polong dengan gejala khas berupa bercak
cokelat konsentris diselimuti warna hitam. Infeksi banyak terjadi pada fase
pembungaan atau saat pengisian polong.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum truncatum.Jamur ini
mampu bertahan pada sisa tanaman atau pada benih yang terinfeksi.Penyebaran
penyakit dapat melalui hujan maupun angin.
Penyakit ini bisa dicegah dengan cara membuat jarak tanam yang lebih
renggang dan tidak menanam tanaman kacang-kacangan secara berulang. Apabila
serangan mulai tinggi bisa dikendalikan menggunakan fungisida yang berbahan
aktif propineb, dithiocarbamate dan mankozeb.
14
4. Embun tepung
Penyakit embun tepung seringkali menyerang pada kondisi kelembaban
tinggi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Oidium arachidis. Gejala yang muncul
akibat penyakit ini adalah muncul bintik putih besar yang dapat menjadi bercak
menutupi permukaan daun. Bintik ini ditutupi dengan pertumbuhan jamur seperti
tepung putih.
Pengendalian penyakit ini bisa dilakukan dengan cara rotasi tanam serta
pengaturan pengairan dan kelembaban. Aplikasi fungisida berbahan aktif
triadimefon dan Propiconazole juga dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat
serangan.
5. Virus mosaik
Penyakit mosaik atau Soybean Mosaic Virus (SMV) adalah penyakit yang
umum menyerang pada tanaman kacang kedelai. Virus mozaik ini ditularkan oleh
serangga vektor dan dapat juga melalui benih.Virus ini akan aktif setelah benih
disemaikan dan gejala akan tampak pada 6-14 hari setelah infeksi pertama. Gejala
akan parah apabila suhu lingkungan yang rendah yaitu sekitar 18-20°C.
15
J. Panen dan Pasca Panen Kacang Tanah
16
2. Kulit polong menjadi keras, kelihatan berserat, dan bagian dalam berwarna
coklat.
3. Biji telah terisi penuh.
4. Kulit biji tipis dan mengkilat.
5. Untuk keperluan konsumsi, maka kacang tanah dipanen sekitar umur 90 – 105
hari ( tergantung varietasnya). Varietas kacang tanah local biasanya dipanen
pada umur 90 – 95 hst, sedangkan varietas ungggul sebaiknya dipanen pada
umur 100 – 105 hst, kecuali pada dataran yang cukup tinggi ( 400 – 500 dpl)
dan yang ditanam pada musim hujan, umumnya akan lebih panjang.
6. Sebelum panen, tanah yang agak kering ada baiknya dibasahi dulu agar polong
tidak banyak tertinggal sewaktu proses pencabutan.
7. Penanganan kacang tanah yang terlambat panen, harus dipisahkan antara yang
telah tumbuh dan masih muda dan yang akan disimpan. Hal ini karena kacang
tanah yang tumbuh dan polong muda merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan cendawan Aspergillus flavus, penghasil Afalatoxin dan
Penicillium, sp.
8. Selanjutnya polong dijemur hingga bijinya mencapai kadar air kurang dari 9 %,
Biji untuk benih sebaiknya pada kadar air 7 % sehingga dapat disimpan sampai
1 tahun lebih.
Pasca Panen
1. Polong tua yang tidak pecah dipisah dari polong muda, kemudian dijemur.
2. Pengeringan dapat dilakukan dengan sinar matahari atau alat pengering.
Gunakan alas atau lantai Jemur.
3. Bila cuaca cerah, pengeringan selama 7 hari bertururt turut sudah cukup kecuali
kacang tanah untuk benih, harus dijemur sampai 10 hari.
4. Untuk memperoleh biji kacang tanah polong yang telah kering dikupas dengan
tangan, kemudian ditampi agar bersih dan diplih yang baik.
17
5. Untuk mengetahui kadar air 8-11 % dapat menggunakan pedoman yaitu apabila
kulit ari biji mudah terkelupas dan bila bijinya ditekan (disebelah) dengan kuku
ibu jari ada tertinggal minyak yang mengkilat pada kuku.
6. Untuk keperluan benih, kacang tanah dikeringkan dalam bentuk polong agar
tidak mudah terkontaminasi cendawan bebas dari hama gudang dan kadar
airnya tetap.
7. Biji untuk benih berkadar air 10 % disimpan dalam plastik agak tebal yang
tertutup rapat ( kedap udara).
18
BAB 4
VARIETAS UNGGUL KACANG TANAH
Di Indonesia jenis tanaman kacang tanah ada 2 tipe yaitu tipe tegak dan tipe
menjalar. Tipe tegak adalah jenis kacang tanah yang tumbuh lurus atau sedikit miring
ke atas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek (genjah)
dan kemasakan buahnya serempak. Sedangkan tipe menjalar adalah jenis yang
tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-
ruas yang berdekatan dengan tanah, umumnya berumur panjang. Pada tahun 2017,
dilakukan pengujian terhadap 11 varietas unggul kacang tanah, yaitu Singa, Bison,
Jerapah, Kancil, Talam 1, Talam 2, Talam 3, Takar 1, Takar 2, HypoMa 1, dan
HypoMa 2. Dari 11 varietas tersebut, hanya Singa yang termasuk tipe Valensia dan
10 lainnya termasuk tipe Spanish. Kalau dilihat secara morfologis, kacang tanah
dibagi dalam 3 tipe yaitu tipe Spanish, tipe Valensia dan tipe Virginia.
1. Tipe Spanish
Batangnya tumbuh tegak, warna daun hijau muda, cabang utama muncul dari
berurutan, pembungaan muncul pada batang utama dan cabang pada pangkal
batang, jumlah biji 2 biji, ukuran biji kecil 3-8 mm dan warna biji merah, ungu,
putih. Satu-satunya varietas unggul tipe spanish yaitu singa. Dimana Varietas
singa toleran penyakit layu, tahan karat daun dan agak tahan bercak daun. Selain
itu, juga toleran kekeringan, hasil stabil, dan beradptasi luas.
19
2. Tipe Valensia
Batangnya tegak, warna daun hijau muda, cabang utama muncul dari
berurutan, pembungaan muncul pada batang utama dan cabang pada pangkal
batang, jumlah biji 3-4 biji, ukuran biji kecil 3-8 mm dan warna biji merah, ungu,
putih. Varietas unggul tipe valensia yaitu Bison, Jerapah, Kancil, Talam 1, Talam
2, Talam 3, Takar 1, Takar 2, HypoMa 1, dan HypoMa 2.
a. Varietas Jerapah merupakan varietas yang mampu beradaptasi luas, toleran
terhadap kekeringan dan kemasaman. Produktivitas ratarata mencapai 1,92
ton/ha. Berbiji 2 per polong (spanish) lonjong bulat, ukuran biji sedang (45-50
g/100 biji). Jerapah tahan terhadaplayu bakteri, toleran terhadap penyakit
bercak daun dan karat daun. Umur panen 90-95 hari.
b. Varietas bison merupakan persilangan tunggal antara varietas Kelinci dengan
mutan varietas Gajah, tinggi tanaman mencapai 72 cm, jumlah polong 9 – 47
polong per tanaman, umur panen 90 hari, bobot 99 gram per 100 polong.
Keunggulannya potensi hasil tinggi 3,6 t/ha, kandungan protein 24 %, lemak
44,8 %, toleran naungan intensitas hingga 25 %, toleran Fe rendah dan adaptif
pada tanah alkalis, agak tahan karat, bercak daun dan A. flavus.
c. Varietas kancil tahan penyakit layu, toleran terhadap penyakit karat dan
bercak daun, tahan A.flavus. Selain itu, toleran terhadap klorosis.
d. Kacang tanah Talam 1 merupakan silangan antara varietas Jerapah dengan
varietas tahan A. flavus ICGV 91283, dapat dipanen umur 90 hari, tinggi 42
cm, dengan jumlah polong 27 polong per tanaman. Keunggulannya potensi
hasil tinggi mencapai 3,2 t/ha, kadar protein 26,3 %, lemak 45,4 %, lemak
20
esensial 44,0 % dari lemak total, agak tahan (pH 4,5 – 5,6), tahan penyakit
layu bakteri, agak tahan karat daun dan tahan A. flavus. Kehadiran varietas
Talam 1 ini dapat sebagai alternatif petani dalam memilih benih unggul
kacang tanah. Prospektif dikembangkan oleh industri benih tanaman pangan.
e. Kacang tanah varietas talam 2 dengan silsilah G/92088//92088-02-B-2-8-1
adalah keturunan persilangan tiga jalur pasangan induk betina varietas Gajah
(G) dengan induk jantan ICGV 92088. Varietas ini memiliki umur 90 - 95
hari, potensi hasil 4,0 t/ha dengan rata-rata 2,5 t/ha polong kering. Ketahanan
terhadap hama dan penyakit: agak tahan penyakit karat daun dan penyakit
layu bakteri, agak tahan penyakit bercak daun. Adaptif pada lahan masam (pH
4,2-4,7) dengan kejenuhan A1 10-30 %.
f. Varietas talam 3 toleran terhadap lahan asam.
g. Varietas takar 1 tahan terhadap penyakit layu dan beradaptasi luas, dengan
potensi hasil 4,3 ton per hektar, ukuran biji besar, cocok untuk berbagai
macam produk pangan, kecuali untuk kacang atom biji kecil. Nilai O/L relatif
lebih tinggi, yang merupakan indikasi untuk produk tahan simpan.
Keunggulan lainnya dari varietas Takar 1 adalah tahan penyakit karat. Potensi
hasil yang tinggi dapat memberikan keuntungan yang lebih besar bagi petani.
h. Varietas Takar 2 merupakan merupakan varietas kacang tanah dari hasil
persilangan antara varietas tahan karat dengan varietas lokal Muneng. Ciri-ciri
varietas kacang tanah unggul ini adalah mempunyai tipe tumbuh yang tegak
(Spanish) dengan tinggi rata-rata 54 cm. Sangat produktif, potensi hasil panen
diperkirakan mencapai 3,8 ton per hektar polong kering. Keunggulan lain dari
kacang tanah Takar 2 adalah adaptif pada lahan yang masam (pH 4,55,6).
i. Varietas hypoma 1 adaptif di lingkungan optimal dan dapat dipanen pada
umur ±91 hari, dengan potensi hasil ±3,7 t/ha. Keunggulan dari varietas ini
adalah tahan penyakit bercak dan karat daun, agak tahan terhadap penyakit
layu bakteri (Ralstonia solanacearum) dengan jumlah polong banyak, dan
ukuran biji besar.
21
j. Varietas hypoma 2 dapat dipanen pada umur ±90 hari, dengan potensi hasil
±3,5 t/ha. Keunggulannya adalah toleran kekeringan, agak tahan penyakit
bercak dan karat daun, jumlah polong banyak, dan ukuran biji besar.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alghazaly, Andra. 2012. Jenis dan Varietas Unggul Kacang Tanah. http://andraalgha
zaly.blogspot.com/2012/06/jenis-dan-varietas-unggul-kacang-tanah.html.
Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Cibro MA. 2008. Respon beberapa varietas kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
terhadap pemakaian mikoriza pada berbagai cara pengolahan tanah [tesis].
Medan: Universitas Su matera Utara. Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Dinarto W, Dian A. 2012. Produktivitas kacang tanah di lahan kering pada berbagai
intensitas penyiangan. Jurnal Agri Sains. 3(4):33–43. Diakses pada tanggal
11 April 2020.
Julianto. 2014. Optimalisasi Lahan Kering, Belajarlah dari Desa Oebola, Kupang.
Tabloid Sinar tani. Jakarta: Sinar Tani. Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Marzuki, 1995. Metodologi Riset, Yogyakarta: PT. Hanindita Offset. Diakses pada
tanggal 11 April 2020.
23
Mashudi. 2007. Bertanam kacang tanah dan manfaatnya. Jakarta: Azka Mulia Media.
hlm. 1-15. Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Ristiati, Dian Arni. 2019. Panen dan Pasca Panen Kaceng Tanah.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/78698/PANEN-DAN-PASCA-
PANEN-KACANG-TANAH/. Diakses pada tanggal 11 April 2020.
Sumarno, 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru. Bandung. 79 hlm.
Diakses pada tanggal 11 April 2020.
24