Bab I Struktur Atom
Bab I Struktur Atom
Bab I Struktur Atom
A. MODEL-MODEL ATOM
1. Teori Atom Dalton
Bola Pejal
Kelebihan:
Dapat menerangkan Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier).
Dapat menerangkan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust).
Kelemahan:
o Atom bukanlah partikel terkecil penyusun materi.
o Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
o Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.
Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal.
Kelebihan:
Dapat menerangkan adanya partikel yang lebih kecil dari atom yang disebut partikel subatomik.
Dapat menerangkan sifat listrik atom.
Kelemahan:
o Tidak dapat menjelaskan bagaimana susunan muatan positif dan negatif dalam atom.
o Tidak dapat menjelaskan fenomena penghamburan sinar Alfa pada lempeng tipis Emas.
a. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron mengelilingi inti disebut kulit
atom.
b. Elektron bergerak dengan lintasan tertentu dengan tingkat energi tertentu.
c. Lintasan elektron berupa lingkaran.
d. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan
sejumlah tertentu energi.
Kelebihan:
Menerapkan teori kuantum untuk menjawab kesulitan dalam model atom Rutherford.
Menjelaskan garis spektrum pancaran (emisi) atau serapan (absorpsi) dari atom Hidrogen.
Kelemahan:
o Lintasan elektron bukan berupa lingkaran.
o Tidak mampu menjelaskan struktur atom lain yang lebih kompleks dari Hidrogen.
B. LAMBANG ATOM
A X = lambang unsur/atom
Z = Nomor Atom = jumlah proton (p)
Z = jumlah elektron (e)
A = Nomor massa
= jumlah Proton + jumlah neutron
Pada atom netral, jumlah proton = jumlah elektron. Pada ion positif (kation), atom melepaskan
elektron sehingga jumlah proton lebih banyak dari jumlah elektron, sebaliknya pada ion negatif
(anion), atom menangkap elekron sehingga jumlah elektron lebih banyak dari jumlah proton.
Contoh Soal:
Hitunglah jumlah proton, elektron dan neutron pada:
19 𝐹
1. 9
2.Ca jika 40 𝐶𝑎
2+
20
3.Br- jika 80 𝐵𝑟
35
Jawaban:
1.19 𝐹 9Z = 9,Jumlah proton = 9
Jumlah elektron = 9
A = 19, Jumlah neutron = 19 – 9 = 10
Ca2+ Z = 20, Jumlah proton = 20
Jumlah elektron = 20 – 2 = 18
A = 40, Jumlah neutron = 40 – 20 = 20
Br -Z = 35, Jumlah proton = 35
Jumlah elektron = 35 + 1 = 36
A = 80, Jumlah neutron = 80 – 35 = 45
Contoh :
Isotop Karbon 126C 136C 146C
Isotop Nitrogen 147N 157N
Isotop Hidrogen 11H 21H 31H
b. Isobar adalah atom unsur-unsur berbeda yang memiliki Nomor Massa yang sama.
Contoh :
Karbon dan Nitrogen 146C & 167N
Hidrogen dan Helium 11H & 12 He
c. Isoton adalah atom unsur-unsur berbeda yang memiliki jumlah neutron yang sama.
Contoh :
Nitogen dan Oksigen 157N & 168O
Pospor dan Sulfur 3115P & 3216S
D. KONFIGURASI ELEKTRON
1. Berdasarkan Teori Atom Bohr
Konfigurasi elektron adalah susunan elektron pada kulit atom. Menurut teori atom Bohr, kulit
yang paling dekat dengan inti diberi lambang K, selanjutnya kulit ke-2 lambangnya L, kulit ke-3
lambangnya M dan seterusnya.
a. Jumlah maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi rumus 2n 2 , n = nomor kulit.
Kulit : K (n=1) = 2 (1)2 = 2
L (n=2) = 2 (2)2 = 8
M (n=3)= 2 (3) 2 = 18
N (n=4) = 2 (4)2 = 32
b. Elektron Valensi
Elektron valensi adalah elektron yang terdapat pada kulit atom terluar. Elektron valensi berperan
dalam pembentukan ion, ikatan kimia, dan penentuan golongan suatu unsur dalam sistem periodik.
Jumlah maksimum elektron valensi adalah 8.
Jumlah Kulit Elektron
Atom
elektron valensi
K L M N O
3Li 3 2 1 1
12Mg 12 2 8 2 2
31Ga 31 2 8 18 3 3
6C 6 2 4 4
15P 15 2 8 5 5
34Se 34 2 8 18 6 6
35Br 35 2 8 18 7 7
54Xe 54 2 8 18 18 8 8
Subkulit : s p d f
Diagram orbital :
Nilai m : 0 -1 0 +1 -2 -1 0 +1 +2 -3 -2 -1 0 +1 +2 +3
d. Bilangan kuantum spin (s)
Bilangan ini menyatakan arah rotasi elektron. Elektron yang arah rotasinya searah jarum jam
atau digambarkan sebagai elektron yang belum berpasangan dalam diagram orbital (↑), s = + ½ ,
sedangkan elektron yang arah rotasinya berlawanan arah jarum jam atau digambarkan sebagai
elektron yang sudah berpasangan dalam diagram orbital (↓), s = - ½.
F. KONFIGURASI ELEKTRON BERDASARKAN MODEL ATOM MEKANIKA KUANTUM
1. Kaidah Penentuan Konfigurasi Elektron
Konfigurasi elektron menggambarkan persebaran elektron-elektron ke dalam orbital-orbital kulit
elektron. Ada tiga kaidah yang digunakan dalam penentuan konfigurasi elektron, yaitu:
a. Azas Aufbau
Istilah Aufbau berasal dari bahasa Jerman yang artinya membangun. Pengisian orbital dimulai dari
tingkat energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi.
1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6 dst
Keterangan:
s = maks 2 elektron
p = maks 6 elektron
d = maks 10 elektron
f = maks 14 elektron
Contoh Soal:
… … …
dst dst dst
Berdasarkan konfigurasi gas mulia maka konfigurasi unsur K dan Sr dapat disingkat penulisannya
menjadi:
a. 19K = [Ar] 4s1
b. 38Sr = [Kr] 5s2
Terdapat penyimpangan pengisian elektron berdasarkan azas Aufbau, misalnya:
a. 24Cr = [Ar] 4s2 3d4
b. 29Cu = [Ar] 4s2 3d9
Konfigurasinya menjadi:
a. 24Cr = [Ar] 4s1 3d5 (Orbital d terisi setengah penuh)
b. 29Cu = [Ar] 4s1 3d10 (Orbital d terisi penuh)
Dengan konfigurasi elektron yang setengah penuh atau penuh, maka unsur Cr dan Cu menjadi
lebih stabil.
Karena atom Cu nomor atomnya sesudah Ar maka menggunakan Ar, kalau menggunakan Kr terlewati
(kelebihan elektron).
BAB II
SISTEM PERIODIK UNSUR-UNSUR
Sistem Periodik Unsur yang digunakan saat ini terdiri dari Periode dan golongan.
1. Periode
Unsur-unsur yang jumlah kulitnya sama ditempatkan dalam periode (baris) yang sama.
PERIODE = JUMLAH KULIT
2. Golongan
Unsur-unsur yang memiliki jumlah elektron valensi yang sama ditempatkan dalam satu golongan.
GOLONGAN = ELEKTRON VALENSI
Ada dua golongan dalam sistem periodik unsur yaitu Golongan A (Golongan Utama) dan
Golongan B (Golongan Transisi). Penulisan nomor golongan menggunakan Angka Romawi.
a. Golongan Utama
Golongan Nama Golongan Elektron Valensi
IA Alkali 1
II A Alkali 2
III Tanah 3
A Boron 4
IV A Karbon
V A Nitrogen 5
VI A Oksigen/Kalkogen 6
VII A Halogen 7
VIII A Gas Mulia 8
b. Golongan Transisi
Golongan Transisi terdiri dari I B – VIII B, pada golongan VIII B terdapat 3 kolom.
Golongan Transisi dalam yang terletak pada golongan III B dan terbagi lagi dalam:
- Lantanida, beranggotakan unsur-unsur dengan nomor atom 57 – 71 yang memiliki kemiripan
sifat dengan unsur Lantanum (La).
- Aktinida, beranggotakan unsur-unsur dengan nomor atom 89 – 103 yang memiliki kemiripan sifat
dengan unsur Aktinium (Ac).
Tentukan konfigurasi elektron unsur-unsur berikut, lalu tentukan letaknya dalam sistem
periodik!
a. Mg12 b. Cr24 c. Pd46
Langkah-langkah penyelesaian:
- Ingatlah aturan konfigurasi elektron Aufbau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14
5d10 6p6 dan seterusnya
- Tulis konfigurasi sesuai jumlah elektron yaitu 12
- Tentukan periode dengan melihat angka yang paling besar di depan orbital
- Tentukan golongan berdasarkan elektron valensi (elektron yang ada pada kulit terluar) jika tidak
ada orbital d maka termasuk golongan utama (A)
A. SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR
Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang berhubungan dengan letak unsur dalam sistem
periodik dan berubah sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu
periode, atau dari atas ke bawah dalam satu golongan.
1. Jari-jari Atom (r)
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar.
Dalam satu golongan dengan bertambahnya nomor atom dari atas ke bawah, jari-jari atom
makin besar.
Dalam satu periode dengan bertambahnya nomor atom dari kiri ke kanan, jari-jari atom makin
kecil.
4. Keelektronegatifan (KE)
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam suatu ikatan
kimia.
Keelektronegatifan besar = mudah menangkap elektron.
Keelektronegatifan kecil = sukar menangkap elektron.
Dalam satu golongan, ke bawah = keelektronegatifan makin kecil.
Dalam satu periode, ke kanan = keelektronegatifan makin besar.
Unsur yang memiliki keelektronegatifan paling besar adalah F (Fluorin) Golongan VII A. Golongan Gas
Mulia (VIII A) memiliki keelektronegatifan = 0, karena struktur elektron sudah stabil.
5. Sifat logam (L) dan Non Logam (NL)
Sifat logam seperti mengkilat, konduktor panas dan listrik, dapat ditempa dan lain-lain berkaitan
erat dengan jari-jari atom yang besar dan energi ionisasi yang kecil. Sifat logam yang paling kuat
adalah Fr (Fransium) Golongan I A.
Dalam satu golongan, ke bawah = sifat logam makin besar sedangkan sifat non logam makin kecil.
Dalam satu periode, ke kanan = sifat logam makin kecil sedangkan sifat non logam makin besar.
6. Kereaktifan
Kereaktifan unsur logam berkaitan dengan energi ionisasinya, makin kecil EI = makin reaktif
unsur logam.
Kereaktifan unsur non logam berkaitan dengan keelektronegatifannya, makin besar KE = makin
reaktif unsur non logam.
Dalam satu golongan unsur-unsur logam ke bawah makin reaktif, sedangkan unsur-unsur non logam
ke atas makin reaktif.
Bab III
IKATAN KIMIA
1. Garam Dapur
Garam dapur yang dapat kita temukan dengan mudah di dapur. Garam dapur atau natrium klorida
memiliki rumus kimia NaCl dan memiliki titik didih yang tinggi yakni 800 oC.
Kita dapat mengetahui sifat senyawa ionik dalam garam dapur dengan melarutkan senyawa ini dalam
air dan kemudian dilakukan uji untuk menghantarkan listrik maka larutan tersebut akan mampu
menghantarkan listrik dengan baik.
Jika kita melihat struktur garam dapur secara mikroskopis, maka kita dapat melihat bagaimana
struktur kubik yang teratur dalam garam dapur yang dihasilkan dari kisi kristal.
Meskipun kita dapat mengetahui rasa garam dengan mudah yakni memiliki rasa asin, namun kita
akan sulit mengidentifikasi garam dengan penciuman karena tekanan uap yang sangat rendah dimiliki
garam dapur sehingga akan sangat sulit untuk mencapai indra penciuman manusia.
Contoh paling umum dari ikatan ionik adalah pembentukan natrium klorida di mana atom natrium
bergabung dengan atom klor. Mari kita lihat konfigurasi elektronik masing-masing unsur:
Jadi, kita melihat bahwa atom klor hanya membutuhkan satu elektron untuk mencapai konfigurasi gas
mulia terdekat, yaitu Argon (2,8,8). Sebaliknya, atom natrium perlu membuang satu elektron di kulit
terluarnya untuk mendapatkan konfigurasi gas mulia terdekat, yaitu Neon (2,8).
Dalam contoh kasus tersebut, atom natrium menyumbangkan elektron terluarnya pada atom klor,
yang hanya memerlukan satu elektron untuk dapat mencapai konfigurasi oktet. Ion natrium menjadi
bermuatan positif karena hilangnya elektron, sedangkan ion klorida menjadi bermuatan negatif karena
mendapatkan elektron tambahan. Ion bermuatan berlawanan, yang terbentuk, tertarik satu sama lain
dan menghasilkan pembentukan ikatan ionik.
Contoh lain senyawa ionik selain NaCl yaitu;KCl, Mg(OH) 2 ,LiF, NaF
2. Ikatan kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian pasangan elektron secara bersama-
sama oleh dua atom (James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang
sama-sama ingin menangkap elektron (sesama atom bukan logam).Pasangan elektron yang
dipakai bersama disebut pasangan electron ikatan (PEI) dan pasangan elektron valensi yang tidak
terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut pasangan elektron bebas (PEB). Ikatan
kovalen umumnya terjadi antara atom-atom unsur nonlogam, bisa sejenis (contoh: H2, N2, O2,
Cl2, F2, Br2, I2) dan berbeda jenis (contoh: H2O, CO2, dan lain-lain). Senyawa yang hanya
mengandung ikatan kovalen disebut senyawa kovalen.