Mutiara Indah Sari: Enzim USU Repository ©2006
Mutiara Indah Sari: Enzim USU Repository ©2006
Mutiara Indah Sari: Enzim USU Repository ©2006
USU Repository©2006
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN…………………………………………………………………1
I. 1. Katalis…………………………………………………………………………...1
II. Kespesifikan Enzim ………………………………………………………………3
III Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan Reaksi Enzim …………………..4
IV. Klasifikasi dan Tata Nama Enzim……………………………………………….9
V. Koenzim .................................................................................................................15
VI. Mekanisme Kerja Enzim . ....................................................................................16
VII. Rangkuman..........................................................................................................26
I. Pendahuluan.
Tanpa adanya enzim, kehidupan yang kita kenal tidak mungkin ada. Sebagai biokatalisator
yang mengatur semua kecepatan semua proses fisiologis, enzim memegang peranan utama
dalam kesehatan dan penyakit. .Meskipun dalam keadaan sehat semua proses fisiologis akan
berlangsung dengan cara yang tersusun serta teratur sementara homeostasis akan
dipertahankan, namun keadaan homeostasis dapat mengalami gangguan yang berat dalam
keadaan patologis.
1.1. KATALIS
Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai katalisator untuk reaksi-reaksi kimia
didalam sistem biologi. Katalisator mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut
serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula bila reeaksi telah selesai. Enzim adalah
katalisator protein untuk reaksi-reaksi kimia pasa sistem biologi. sebagian besar reaksi
tersebut tidak dikatalis oleh enzim.
Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+, OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap enzim
mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya satu. Jadi enzim adalah katalisator yang
reaksi-spesifik karena semua reaksi biokimia perlu dikatalis oleh enzim, harus terdapat
banyak jenis enzim. Sebenarnya untuk hampir setiap senyawa organik, terdapat satu enzim
pada beberapa organisme hidup yang mampu bereaksi dengan dan mengkatalisis beberapa
perubahan kimia.
1. Kespesifikan Optik
Dengan kekecualian epimerase (rasemase), yang saling mengubah isomerisomer
optik, enzim umumnya menunjukan kespesifikan optik absolut untuk paling sedikit sebagian
dari molekul substrat. Misalnya maltase dapat mengkatalisa hidrolisa β-glukosida, akan tetapi
tidak dapat bekerja terhadap D-glukosida. Enzim yang bekerja terhadap D-karbohidrat tidak
dapat mengkatalisa L-karbohidrat, begitu pula dengan enzim-enzim yang mengkatalisa asam
L-amino tidak dapat mengkatalisa asam D-amino.
Kespesifikan optik dapat meluaskesuatu bagian molekul substrat atau ke substrat
keseluruhanya. Glikosidase merupakan contoh dari dua hal yang ekstrim ini. Enzim-enzim
ini yang mengkatalisis hidrolisis ikatan gliosida antara gula dan alkohol, sangat spesifikuntuk
bagian gula dan untuk ikatan (alfa atau beta), tetapi relatif nonspesifik untuk bagian alkohol
atau glikogen.
2. Kespesifikan Gugus
Suatu enzim hanya dapat bekerja terhadap gugus yang khas, misalnya glikosidase
terhadap gugus alkohol, pepsin dan tripsin terhadap ikatan peptida, sedangkan esterasa
terhadap gugus alkohol, pepsin dan tripsin terhasap ikatan peptida, sedangkan esterase
terhadap ikatan ester. Akan tetapi, dalam pembatasan ini
1. PENGARUH SUHU.
Suhu rendah yang mendekati titik beku biasanya tidak merusak enzim. Pada suhu
dimana enzim masih aktif, kenaikan suhu sebanyak 10°C, menyebabkan keaktifan menjadi 2
kali lebih besar (Q10 = 2). Pada suhu optimum reaksi berlangsung paling cepat. Bila suhu
dinaikan terus, maka jumlah enzim yang aktif akan berkurang karena mengalami denaturasi.
Enzim didalam tubuh manusia memiliki suhu optimum
Hubungan antara aktivitas enzim dan suhu dapat dilihat pada Gambar berikut.
5
Mutiara Indah Sari : Enzim
USU Repository©2006
2. PENGARUH pH
Bila aktivitas enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besarenzim
didalam tubuh akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0, kecuali beberapa
enzim misalnya pepsin(pH optimum = 2). Ini disesbabkan oleh :
Misalnya suatu reaksi enzim dapat berjalan bila enzim tadi bermuatan negatif (Enz)
dan substratnya bermuatan positif (SH+) :
Enz- + SH+ _____ EnzSH
Pada pH rendah Enz- akan bereaksi dengan H+ menjadi enzim yang tidak bermuatan.
Enz- + H+ ______ Enz-H
Demikian pula pada pH tinggi, SH+ yang dapat bereaksi dengan Enz-, maka pada pH yang
extrem rendah atau tinggi konsentrasi efektif SH+ dan enz akan berkurang, karena itu
kecepatan reaksinya juga berkurang. Seperti pada gambar berikut.
Makin banyak Enz terbentuk, makin cepat reaksi ini berlangsung. Ini terjadi sampai
batas tertentu.
8
Mutiara Indah Sari : Enzim
USU Repository©2006
5. PENGARUH FAKTOR-FAKTOR LAIN
Enzim dapat dirusak dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar-β
dan sinar-μ. Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada
penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh adanya inhibitor seperti
obatan-obatan dan sebagainya
10
1.1 Enzim yang bekerja pada gugus Ch-OH sebagai donor elektron.
Misalnya :
1.1.1.1 Alkohol : NAD oksidoreduktase [ alkohol dehidrogenase ]
1.9 Enzim yang bekerja pada gugus hem dari donor elektron.
Misalnya :
1.9.3.1. Sitokrom c : O2 oksidoreduktase [sitokrom oksedase].
4 sitokrom c reduksi + O2 + 4 H+ = 4 sitokrom c teroksidasi + 2 H20.
1.11 Enzim yang bekerja pada H202 sebagai asektor elektron. Misalnya :
1.11.1.6 H20z oksidoreduktase [katalase].
11
S-G + S’ = S’-G + S
Dalam kelas ini termasuk enzim-enzim yang mengkatalisis pemindahan gugus satu
karbon, residu aldehida atau keton, dan gugus yang mengandung asil, alkil, glikosil, fosfor
atau sulfur. Beberapa subkelas penting adalah :
12
4. liase.
Enzim-enzim yang mengkatalisis pembuangan gugus dari substrat dengan mekanisme
yang lain dari pada hidrolisis, dan meninggalkan ikatan rangkap.
XY
I I
C-C = X-Y + C=C
Yang termasuk golongan ini adalah enzim yang bekerja pada ikatan C-C, C-O, C-N,
C-S, dan C-halida. Yang termasuk subkelasnya adalah :
13
5. Isomerase
Yang termasuk kelas ini adalah semua enzim yang mengkatalisis interkonversi
isomer-isomer optik, geometrik, atau posisi. Beberapa subkelasnya adalah :
5.1 Rasemase dan epimerase. Misalnya
5. 1. 1.1 Alanin rasemase
L-alanin + D-alanin
14
V. KOENZIM
Banyak enzim hanya dapat bekerja (enzim mengkatalis reaksi-reaksi subtratnya) jika
terdapat suatu molekul organik nonprotein yang spesifik. Molekul organik itu disebut
koenzim. Hanya bila enzim dan koenzim keduanya terdapat akan terjadi katalisis. Sistem
komplit enzim dan koenzim disebut holoenzim, sedangkan bagian protein sistem tersebut
dinamakan apoenzim. Jadi :
apoenzim + koenzim + holoenzim
Jenis reaksi yang sering memerlukan partisipasi koenzim adalah oksidoreduksi,
reaksi-reaksi pemindahan gugus dan somerasi, dan yang menghasilkan
15
16
17
Enz-S-M Enz-S-M
Kompleks jembatan substrat Kompleks jembatan enzim
M
/
Enz
\
S
Enz-M-S
Kompleks jembatan logam Enz-M-S
sederhana Kompleks jembatan logam siklik
Walaupun semua 4 skema adalah mungkin untuk enzim yang diaktifkan logam,
metaloenzim tidak dapat membentuk kompleks jembatan substrat karena mereka
mempertahankan logam selama pemurnian (yaitu, berada sebagai Enz-M)
18
19
Daftar 1. Teknik percobaan untuk menentukan pola koordinasi yang terdapat antara enzim,
ion logam, dan substrat. (NMR, nuclear magnetic resonance; ESR, electron spin resonance.)
Pola Koordinasi
Enz-M-S atau
M
/
Enz I
\
Teknik Percobaan Enz-S-M S M-Enz-S
Pengaruh Ca2+ Biasanya Biasanya Mengaktifkan atau
mengaktifkan menghambat menghambat
ESR Substrat dengan Memperbesar Memperkecil
Enz-Mn relaksasi inti relaksa inti substrat
substrat
Spektrum Esr dari Mn Spektrum Spektrum berbeda
pada M-S dan pada identik
komplek tersier
Spektrum ESR dari Pemisahan yang Tidak ada
Fe atau Cu pada sangat halus oleh pemisahan yang
kompleks tersier inti magnet substrat sangat halus
20
21
D. Kompleks-jembatan-enzim (M-Enz-S):
Secara perbandingan sedikit diketahui tentang peranan logam pada kompleks
jembatan-enzim. Mereka diduga melakukan peranan struktural, mungkin mempertahankan
konformasi aktif (misalnya, glutamin sintetase). Peranan ion logam tidak perlu dibatasi pada
stabilisasi, karena logam dapat juga membentuk jembatan logam dengan substrat. Ini terjadi
dengan piruvat kinase.
M
/
Piruvat kinase - ATP
\
Kreatin
Selain peranan strukturalnya, ion logam pada piruvat kinase tampak mengikat satu
substrat (ATP) pada tempat dan mengaktifkannya.
22
F. Kompleks jembatan-logam
M
/
Enz-M-S or Enz I
\
S
Kristalografi sinar-X dan data rangkaian peptida telah menetapkan bahwa residu
histidil adalah yang mengatur pengikatan logam pada active site banyak protein (misalnya,
karboksipeptidase A, sitokrom c, rubredoksin, metmioglobin, dan methemoglobin). Akan
tetapi, sedikit diketahui mengenai mekanisme pembentukan kompleks binary (2 komponen)
Enz-M, kecuali bahwa langkah pembatasan kecepatan (=rate limiting step) pada banyak
kasus adalah penyingkiran air dari lingkungan koordinasi ion logam. Untuk banyak peptidase
pengaktifan oleh ion logam adalah proses yang lambat yang memerlukan beberapa jam untuk
penyelesaiannya. Karena Mn dapat bergerak dari satu residu asam amino ke residu asam
amino lainya dalam mikrodetik, kecepatan pengikatan logam diperkirakan sangat cepat.
Reaksi yang lambat mungkin adalah rangkaian penyusunan binary Enz-M ke konformasi
yang aktif, yaitu: Pengikatan logam.
23
Mutiara Indah Sari : Enzim
USU Repository©2006
Enz + M(H20)62+ Enz- M(H2O)6-n2+ + nH20
24
Mutiara Indah Sari : Enzim
USU Repository©2006
substrat (pendekatan) atau membentuk distorasi yang menghasilkan chelate pada enzim atau
substrat (tekanan). Suatu ion logam juga dapat “menyelubungi” nukleofil dan karena itu
mencegah reaksi sampingan yang sebaliknya mungkin timbul. Akhirnya, pengaturan
stereokimia dicapai oleh kemampuan lingkaran koordinasi logam untuk berperan sebagai
cetakan 3-dimensi untuk mengikat gugus-gugus reaktif pada orientasi sterik yang spesifik.
25
26
27
Mutiara Indah Sari : Enzim
USU Repository©2006