01 Case Interne Kelompok 2
01 Case Interne Kelompok 2
01 Case Interne Kelompok 2
PENDAHULUAN
prevalensi dan insidensi penyakit ini meningkat secara drastis di seluruh penjuru
yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) yang
diakibatkan oleh gangguan sekresi insulin, dan resistensi insulin atau keduanya
fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata, organ ginjal, saraf, jantung dan
prevalensi pada penderita diabetes melitus di daerah urban Indonesia untuk usia
sebesar 1,7%, dan terbesar di propinsi Maluku Utara dan Kalimantan Barat yang
berkisar antara 4,0% di propinsi Jambi sampai 21,8% di propinsi Papua Barat.
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
1 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
Berdasarkan data dari WHO tahun 2000, menunjukkan sekitar 972 juta
50,54% pria dan 49,49 % wanita. Jumlah ini cenderung meningkat tiap tahunnya
negara barat seperti, Inggris, Selandia Baru, dan Eropa Barat juga hampir 15%
(Maryam, 2008). Di Amerika Serikat 15% ras kulit putih pada usia 18-45 tahun
dan 25-30% ras kulit hitam adalah penderita hipertensi (Miswar, 2004).
Indonesia tahun 2004 sekitar 14% dengan kisaran 13,4 - 14,6%, sedangkan pada
tahun 2008 meningkat menjadi 16-18%. Secara nasional Provinsi Jawa Tengah
menempati peringkat ke-tiga setelah Jawa Timur dan Bangka Belitung. Data
tiga setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi
2 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density
lipoprotein (LDL), dan kadar trigliserida serta penurunan dari kadar high density
Indonesia masih cukup tinggi. Menurut penelitian yang dilakukan pada warga usia
lanjut di Jakarta, dari 307 sampel didapatkan kejadian dislipidemia sebesar 44,6%
angka kejadian dislipidemia mencapai lebih dari 50% (Kamso dkk., 2002).
dan merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Penyakit jantung
maka angka kejadian penyakit jantung koroner diharapkan akan menurun (Anwar,
2004).
3 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Definisi
lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi
insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-
sel beta langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya
2.1.3 Klasifikasi
2003)
4 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
• DNA mitokondria
• Pankreatitis
• Trauma/Pankreatektomi
• Neoplasma
• Cistic Fibrosis
• Hemokromatosis
D. Endokrinopati:
1. Akromegali
2. Sindroma Cushing
3. Feokromositoma
4. Hipertiroidisme
5 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
untuk DM Tipe 2
5. Pra-diabetes: A. IFG (Impaired Fasting Glucose) = GPT (Glukosa Puasa
Terganggu) B. IGT (Impaired Glucose Tolerance) = TGT (Toleransi
Glukosa Terganggu)
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Diagnosis
DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak
penderita antara lain badan terasa lemah, sering kesemutan, gatal-gatal, mata
kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanita.
Apabila ada keluhan khas, hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sewaktu
> 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan
kadar glukosa darah puasa > 126 mg/dl juga dapat digunakan sebagai patokan
6 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
diagnosis DM. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini.
dan sebagian besar mengenai organ vital yang dapat fatal, maka tatalaksana DM
tipe-2 memerlukan terapi agresif untuk mencapai kendali glikemik dan kendali
A. Edukasi
memerlukan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga pasien. Upaya edukasi
mengenali masalah kesehatan komplikasi yang mungkin timbul secara dini/ saat
7 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
2003).
meningkatkan aktifitas fisik,\ dan mengurangi asupan kalori dan diet tinggi
lemak.
20%-25%, protein 10%-20%, Natrium kurang dari 3g, dan diet cukup serat
sekitar 25g/hari.
C. Latihan Jasmani
kurang lebih 30 menit. Latihan jasmani dianjurkan yang bersifat aerobic seperti
berjalan santai, jogging, bersepeda dan berenang. Latihan jasmani selain untuk
sensitifitas insulin.
D. Intervensi Farmakologis
pasien, pengaturan makan dan latihan jasmani. Terapi farmakologis terdiri dari
8 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Gambar 2. Diabetes Mellitus
a. Sulfonilurea
• Sulfonilurea kerja panjang tidak dianjurkan pada orang tua, gangguan faal
b. Glinid
9 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
• Cara kerja sama dengan sulfonilurea, namun lebih ditekankan pada
b.Tiazolidindion
retensi cairan.
Penghambat glukoneogenesis:
a. Biguanid (Metformin).
dengan kreatinin serum > 1,5 mg/dL, gangguan fungsi hati, serta pasien
sulfonylurea.
10 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
• Metformin mempunyai efek samping pada saluran cerna (mual) namun bisa
b. Acarbose
sulfonilurea.
• Acarbose mempunyai efek samping pada saluran cerna yaitu kembung dan
flatulens.
mukosa usus. Peptida ini disekresi bila ada makanan yang masuk. GLP-1
GLP-1 secara cepat diubah menjadi metabolit yang tidak aktif oleh enzim
B. Obat Suntikan
a. Insulin
11 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
•Bekerja sebagai perangsang penglepasan insulin tanpa menimbulkan
• Efek samping antara lain gangguan saluran cerna seperti mual muntah.
Dengan memahami 4 pilar tata laksana DM tipe 2 ini, maka dapat dipahami
bahwa yang menjadi dasar utama adalah gaya hidup sehat (GHS). Semua
pengobatan DM tipe 2 diawali dengan GHS yang terdiri dari edukasi yang terus
kadar glukosa darahnya dengan menjalankan GHS ini. Bila dengan GHS glukosa
Pemberian OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan secara bertahap
bergantung pada jadwal makan, DPP-4 inhibitor dapat diberikan saatmakan atau
sebelum makan. Bila dengan GHS dan monoterapi OHO glukosa darah belum
dipilih 2 OHO yang cara kerja berbeda, misalnya golongan sulfonylurea dan
metformin.
Bila dengan GHS dan kombinasi terapi 2 OHO glukosa darah be- lum
terkendali maka ada 2 pilihan yaitu yang per-tama GHS dan kombinasi terapi 3
OHO atau GHS dan kombinasi terapi 2 OHO bersama insulin basal. Yang
dimaksud dengan insulin basal adalah insulin kerja menengah atau kerja panjang,
12 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
yang diberikan malam hari menjelang tidur.
Bila dengan cara diatas glukosa darah terap tidak terkendali maka pemberian
OHO dihentikan, dan terapi beralih kepada insulin intensif. Pada terapi insulin ini
diberikan kombinasi insulin basal untuk mengendalikan glukosa darah puasa, dan
insulin kerja cepat atau kerja pendek untuk mengendalikan glukosa darah
(disingkat A1c), merupakan cara yang digunakan untuk menilai efek perubahan
terapi 8-12 minggu sebelumnya. Pemeriksaan ini dianjurkan setiap 3 bulan, atau
2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
Penyakit hipertensi atau yang lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi
(tekana sistolik) dan/ atau ≥90 mmHg (tekanan diastolik) (JNC VIII).
Nilai yang lebih tinggi (sistolik) menunjukan fase darah yang dipompa oleh
jantung, nilai yang lebih rendah (diastolic) menunjukan fase darah kembali ke
dalam jantung.
2.2.2 Epidemiologi
Hipertensi adalah suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang cukup
yang berusi setengah umur (lebih dari 0 tahun). Namun banyak orang yang tidak
13 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi. Hal ini disebabkan gejalanya
tidak nyata dan pada stadium awal belum menimbulkan gangguan yang serius
pada kesehatannya.
usia setengah baya dan muda, hipertensi ini lebih banyak menyerang pria dan
wanita. Pada golongan umum 55-64 tahun, penderita hipertensi pada pria dan
wanita sama banyak. Pada usia 65 tahun ke atas, penderita hipertensi wanita lebih
2.2.3 Patofisiologi
2.2.4 Klasifikasi
menurut Joint National Committee (JNC VII). Klasifikasi JNC VII hanya berlaku
14 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
untuk umur ≥ 18 tahun, seperti yang tertera pada table 1.
hipertensi sekunder.
2006).
15 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
renal), hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat- obatan dan lain-
2.2.5 Penatalaksanaan
yaitu :
hipertensi. Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per hari,
darah sistolik (TDS) 4,4 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) 2,5
(satu sendok teh kecil) garam dapur, cara ini berhasi menurunkan TDS
3,7 mmHg dan TDD 2 mmHg. Bagi pasien hipertensi asupan natrium
dibatasi lebih rendah lagi menjadi 1,5 g/hari atau 3,5 - 4 g garam/hari.
16 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Walaupun tidak semua pasien hipertensi sensitif terhadap natrium,
b) Mengatasi obesitas
Olah raga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan
darah, tanpa perlu sampai berat badan turun. Regular aktivitas fisik
d) Berhenti merokok
17 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Mengurangi alkohol pada penderita hipertensi yang biasa minum
Pilihan Terapi
Hipertensi
Hipertensi Dengan
Hipertensi Tanpa Penyakit Penyerta
Penyakit Penyerta (Gambar 2.)
Keterangan :
Hipertensi
Dengan Penyakit
Penyerta
18 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Gangguan
ventrikel Infark Jantung Diabetes Penyakit Resiko
kiri miokard koroner melitus ginjal stroke
jantung kronik berulang
ARB atau
antagonis Antagonis CCB dan
aldosteron Diuretik
aldosteron diuretik
Jantung
Beta
bloker
dan
CCB
Keterangan :
ACEI : Angiotensin Converting Enzym Inhibitor
ARB : Angiotensin Receptor Blocker
CCB : Calcium Channel Blocker
2.3 Dislipidemia
Dislipidemia adalah keadaan kadar lipid yang abnormal pada plasma dan
mencakup spectrum yang luas. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan
19 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar HDL (Dipiro
et al, 2015)
1. Dislipidemia Primer
penyakit genetik dan bawaan yang dapat menyebabkan kelainan kadar lipid
2. Dislipidemia Sekunder
kronik, miokard infark, dan kehamilan. Selain itu dislipidemia dapat disebabkan
terdapat 98 juta warga Amerika mempunyai kadar kolesterol lebih dari 200 mg/dl
primer utuk penyakit jantung koroner dan berperan sebelum faktor resiko utama
sebesar 30 mg/dL maka akan terjadi penurunan resiko untuk penyakit jantung
20 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
koroner sebesar 30% (Grundy, 2004).
tubuh adalah 10% dari energi total perhari dan kolesterol >300mg/ hari.
Konsumsi asam lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL. Jika kolesterol
seperti:
kolesterol HDL. Resiko terjadinya dislipidemia pada wanita lebih besar daripada
lebih cepat sedangkan kadar HDL kolesterol juga meningkat sehingga rasio kadar
2. Faktor Usia
menurun, begitu juga dengan penurunan aktivitas reseptor LDL, sehingga bercak
total lebih tinggi, sedangkan kolesterol HDL relative tidak berubah. Pada usia 10
hiperkolesterolemia pada kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
sesuai dengan pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun
21 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
(Djauzi, 2005).
3. Faktor Genetik
memerlukan satu gen dari ibu dan satu gen dari ayah, sehingga kadar
4. Faktor Kegemukan
Salah satu penyebab kolesterol naik adalah karena kelebihan berat badan
atau juga bisa disebut dengan penyakit obesitas. Kelebihan berat badan ini juga
bisa disebabkan oleh makanan yang terlalu banyak yang mengandung lemak jahat
5. Faktor Olahraga
kadar kolesterol baik atau HDL dalam tubuh. Selain itu berolahraga mampu
dikembalikan menuju ke hati untuk diubah menjadi asam empedu. Asam empedu
Semakin rutin berolahraga dengan teratur maka kadar kolesterol LDL dalam
tubuh akan semakin berkurang sampai menuju ke titik normal (Arisman, 2008).
6. Faktor Merokok
22 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
trigliserida, dan menurunkan kolesterol HDL. Ketika pengguna rokok menghisap
rokok maka secara otomatis akan memasukkan karbon monoksida ke dalam paru-
paru dan akan merusak dinding pembuluh darah. Nikotin yang terkandung dalam
metabolisme lemak yang dapat menurunkan kadar kolesterol HDL dalam darah
(Anwar, 2004).
7. Faktor Makanan
(Anwar, 2004).
2.3.5 Patofisiologi
lipid dan protein (lipoprotein). Lipid dalam darah diangkut dengan 2 cara yaitu
jalur eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen yaitu trigliserida dan kolesterol
yang berasal dari makanan dalam usus dikemas sebagai kilomikron. Selain
kolesterol yang berasal dari makanan dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati
yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Baik lemak di usus halus yang
berasal dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. Jalur
endogen yaitu trigliserida dan kolesterol yang disintesis oleh hati mengalami
23 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
(LDL+very-low-density lipoprotein [VLDL]), III (intermediate density
Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol yang
meningkatnya jumlah LDL seperti pada sindrom metabolik dan kadar kolesterol
HDL, makin tinggi kadar HDL maka HDL bersifat protektif terhadap oksidasi
latihan jasmani, serta pengelolaan berat badan. Tujuan terapi diet adalah
melalui kegiatan jasmani serta pembatasan asupan kalori. Terapi untuk penderita
lemak jenuh dan lemak trans tidak jenuh sampai < 7-10% total energi.
24 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
makanan tinggi serat dan sterol. Meskipun begitu, upaya perubahan pola diet
2. Aktivitas Fisik
minimal 200 kkal/hari. Kegiatan yang disarankan meliputi jalan cepat, bersepeda,
dan berenang. Tujuan aktivitas fisik harian dapat dipenuhi dalam satu sesi atau
beberapa pasien, beristirahat selama beberapa saat disela aktivitas penguatan otot
B. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu terapi dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Tujuan dari terapi farmakologi dislipidemia
dalam jangka pendek adalah untuk mengontrol kadar LDL dan HDL dalam darah.
BAB III
TINJAUAN KASUS
25 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Data Umum
Nama Pasien Ny. E
Jenis Kelamin Perempuan
Umur 68 tahun
Agama Islam
Alamat Jl. Syeh Ibrahim Musa
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Ruangan Interne wanita
Mulai Perawatan 16 Desembaer 2019
Keluar RS 19 Desember 2019
a. Keluhan utama
- Badan terasa letih dan lesu semakin meningkat sejak 3 hari yang
lalu
- Nyeri kepala
Jantung (-)
Stroke (-)
26 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita Stroke, jantung, DM,
dan hipertensi.
a. Tanda vital
b. Status Generalis
27 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
3.4 Pemeriksaan laboratorium
3.5 Diagnosis
3.6 Penatalaksanaan
1) IVFD RL 8 jam/kolf
2) Novorapid 3 x 12 (SC)
3) Lantus 1 x 12 (SC)
4) Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
5) Candesartan 1 x 8 mg (PO)
7) Neurodex 2 x 1 (PO)
8) Simvastatin 1 x 20 mg (PO)
3.7 Follow up
29 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Tanggal S O A P
16 Desember - Kaki dan - Kesadaran : - DM Tipe II - IVFD RL 8 jam/kolf
tangan terasa CMC dengan - Novorapid 3 x 12 (IV)
2019
kebas dan - TD : 160/90 Hiperglikemi - Amlodipin 1 x 5 mg
berat mmHg Berat (PO)
- Kepala pusing - Hb : 14,3 - Hipertensi stage - Candesartan 1 x 8 mg
dan sakit - Leukosit : II (PO)
- Tidak nafsu 8.570 - Concor 1 x 2,5 mg
makan - Hematokrit : (PO)
42% - Neurodex 2 x 1 (PO)
- Trombosit :
226.000
- GDS : 529
mg/dL
- HbA1C : 11,3
%
- Ureum : 36
mg/dL
- Kreatinin : 1,0
mg/dL
- Natrium : 137
mEq/L
- Kalium : 3,8
mEq/L
- Klorida : 103
mEq/L
17 Desember - Kepala pusing - TD : 164/95 - DM Tipe II - IVFD RL 8 jam/kolf
- Badan terasa mmHg dengan - Novorapid 3 x 12 (IV)
2019
letih dan - GDS : 278 Hiperglikemi - Lantus 1 x 12 (IV)
lemah mg/dL Berat - Amlodipin 1 x 5 mg
- Kolesterol - Hipertensi stage (PO)
total : 213 II - Candesartan 1 x 8 mg
mg/dL (PO)
- HDL : 36 - Concor 1 x 2,5 mg
mg/dL (PO)
- LDL : 147 - Neurodex 2 x 1 (PO)
mg/dL
- Trigliserid :
148 mg/dL
- As. Urat : 2,9
mg/dL
18 Desember - Kepala masih - TD : 148/82 - DM Tipe II - IVFD RL 8 jam/kolf
pusing - GDS : 305 dengan - Novorapid 3 x 14 (IV)
2019
- Badan terasa mg/dL Hiperglikemi - Lantus 1 x 14 (IV)
letih Berat - Amlodipin 1 x 5 mg
- Hipertensi stage (PO)
II - Candesartan 1 x 8 mg
- Dislipidemia (PO)
- Concor 1 x 2,5 mg
30 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
(PO)
- Neurodex 2 x 1 (PO)
- Simvastatin 1 x 20 mg
(PO)
19 Desember - Keluhan - TD : 123/85 - DM Tipe II - Novorapid 3 x 14 (IV)
berkurang mmHg dengan - Lantus 1 x 14 (IV)
2019
- Pasien - GDS : 252 Hiperglikemi - Amlodipin 1 x 5 mg
dibolehkan mg/dL Berat (PO)
pulang - Dislipidemia - Candesartan 1 x 8 mg
(PO)
- Concor 1 x 2,5 mg
(PO)
- Simvastatin 1 x 20 mg
(PO)
31 Padang Panjang
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
3.8 AnalisaTerapi
IVFD RL I √ √ √ √ √ OFF
1 8 Jam/Kolf
V
Novorapid S √ √ √ √
2 3 x 12
C
Lantus S √
3 1 x 12
C
Amlodipin 5 mg P √ √ √
3 1x1
O
- Candesartan 8 mg 1x1 P √ √ √
4
O
- Concor 2,5 mg 1x1 P √ √ √
5
O
Neurodex P √ √ √ √ √ √
6 2x1
O
Pasien mendapat - Pasien tidak mengalami efek samping obat, sehingga pasien tidak perlu pemberian penanganan
penanganan terhadap efek terhadap efek samping obat.
samping yang seharusnya
dapat dicegah.
2 Kesalahan obat
Bentuk sediaan tidak tepat - Bentuk sediaan telah disesuaikan dengan kondisi pasien :
1. IVFD RL bentuk sediaan cairan infus
2. Novorapid bentuk sediaan insulin
3. Lantus bentuk sediaan insulin
4. Amlodipin bentuk sediaan tablet
5. Candesartan bentuk sediaan tablet
6. Concor bentuk sediaan tablet
7. Neurodex bentuk sediaan tablet
8. Simvastatin bentuk sediaan tablet
Terdapat kontra indikasi IYA Penggunaan amlodipine dengan Simvastatin
dapat meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada otot atau miopati
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang 36
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Kondisi pasien tidak dapat - Kondisi pasien dapat disembuhkan oleh obat
disembuhkan oleh obat
Obat tidak diindikasikan - Setiap obat telah sesuai dengan indikasi suatu penyakit yang diderita pasien. Adapun kondisi medis
untuk kondisi pasien pasien adalah :
1. Diabetes Melitus diberikan novorapid dan lantus
2. Hipertensi stage II diberikan amlodipin dan candesartan
3. Dislipidemia diberikan simvastatin
Terdapat obat lain yang - Terapi obat yang diberikan telah efektif dalam proses penyembuhan. Dimana terapi obat yang
lebih efektif diberikan telah memberikan perbaikan terhadap pasien berdasarkan Follow Up harian pasien.
3 Dosis tidak tepat
Dosis terlalu rendah Dosis yang diberikan kepada pasien sesuai menurut literatur ( MIMS, 2017 Dan Medscape )
Dosis terlalu tinggi -
1. IVFD RL cairan infus 500 mL
2. Novorapid
3. Lantus
4. Amlodipin 5 mg
5. Candesartan 8 mg
6. Concor 2,5 mg
7. Neurodex
8. Simvastatin 20 mg
Frekuensi penggunaan - Frekuensi penggunaan obat yang diberikan sudah sesuai ( MIMS, 2017 Dan Medscape )
tidak tepat 1. IVFD RL cairan infus 18jam/500 mL
2. Novorapid 3 x 12
6 Pasien membutuhkan
terapi tambahan
Terdapat kondisi yang - Pasien telah mendapatkan terapi sesuai indikasi, karena obat yang digunakan telah tepat untuk terapi
tidak diterapi penyakit
Pasien membutuhkan obat - Terapi obat yang diberikan telah sinergis sehingga tidak perlukan lagi terapi lain.
lain yang sinergis
Pasien membutuhkan - Pasien telah mendapatkan pengobatan profilaksis terhadap kondisinya sehingga tidak perlu diberikan
terapi profilaksis terapi tambahan.
PEMBAHASAN
keluhan badan terasa letih semakin meningkat sejak 3 hari yang lalu, kaki dan
tangan terasa kebas dan berat, sakit kepala disertai pusing dan tidak ada nafsu
kesadaran CMC, nadi 97 kali/ menit, nafas 22 kali/ menit, suhu 37 °C, dan
tekanan darah 160/90 mmHg. Hasil pemeriksaan labor didapatkan gula darah
sewaktu 529 mg/dL dan HbA1C 11,3 %. Berdasarkan dari keluhan utama,
1999).
ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas atau fungsi insulin (resistensi insulin). Walaupun sebagian
42
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
besar penderita DM Tipe 2 tidak memerlukan terapi insulin, namun hampir
insulin pada pasien ini yaitu pemberian insulin novorapid yang bekerja
dengan cara menekan tingkat gula darah berlebihan di dalam tubuh dan
proses intraseluler. Kemudian untuk mengobati letih, kaki dan tangan terasa
(nutrisi sel saraf) untuk melindungi dan menjaga fungsi saraf agar berjalan
di dalm tubuh.
kadar kalsium yang masuk ke sel otot di dinding pembuluh darah jantung
frekuensi detak jantung dan tekanan otot jantung saat berkontraksi pada
glargine yang digunakan bersamaan dengan program diet dan olahraga yang
tepat untuk kontrol gula darah pada pasien diabetes. Insulin ini bekerja
dengan cara menahan sel tubuh agar gula yang berada di dalam darah dapat
masuk untuk dipecah menjadi energi. Dan terapi dilanjutkan seperti hari
pertama.
pasien terjadi peningkatan pada kolesterol total yaitu 213 mg/dL dan LDL-
enzim yang berperan pada sintesis kolesterol, terutama dalam hati. Pada hari
dalam terapi atau DRP (Drug Related Problem) antara amlodipin dan
44
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
mengatasi hal tersebut semberian amlidipin dan simvastatin dijarakkan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Stage II. Hal ini dapat dilihat dari gejala, keluhan yang dialami pasien dan
dengan gula darah sewaktu 252 mg/ dL dan tekanan darah pasien yang stabil
(123/85 mmHg). Dari semua terapi obat yang telah diberikan, terdapat
5.2 Saran
Disarankan kepada pasien untuk diet rendah garam, rendah gula, rendah
45
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Bahri. 2004. Dislipidemia Sebagai Faktor Resiko Jantung Koroner. Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Brown, C. T., 2006, Penyakit Aterosklerotik Koroner, dalam Price, S.A. dan Wilson,
L.M., Patofisiologi Konsep-konsep Proses Penyakit, diterjemahkan oleh
Pendit, B.U., Hartanto, H., Wulansari, P., Susi, N. dan Mahanani, D.A.,
Volume 2, Edisi 6, 579-585, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Chobanian, et al.2003. The seventh report od the joint national committee (JNC). Vol
289. No.19. P 2560-70.
Depkes RI, 2006, Pharmaceutical Care untuk Hipertensi, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., Posey, L.M.,
(2011), Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach (7th ed), New York:
Mc-Graw Hill, Hal 268.
Khairani R, Sumiera M. 2005. Profil lipid pada penduduk lanjut usia di Jakarta.
Universa Medicina. 24(4): 175–183.
46
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
Miswar, 2004. Faktor-faktor resiko Terjadinya Hipertensi Pada Esensial di
Kabupaten Klaten. Tesis. Program Pasca Sarjana UGM. Jogjakarta.
Sidabutar R.P dan Wiguno P. (2009). Hipertensi Esensial, Ilmu Penyakit Dalam
Jilid 11, Jakarta: FK-UI
Suseno. Djoko dan Hempri Suyatna. 2006. Quo Vadis Petani Indonesia
Terhempasnya Anak Bangsa Dari Sektor Pertanian. Yogyakarta: Aditya
Media
47
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
LAMPIRAN
RINGER LACTAT
Komposisi Per 1000 ml Natrium lactate 3,1 gram, nacl 6 gram, kcl 0,3
gram, cacl2 0,2 gram, air untuk injeksi ad 1,000 ml.Asam
Asetil salisilat
Indikasi - Sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang dalam keadaan
asam basa berkesetimbangan atau asidosis ringan
- Sebagai pilihan utama untuk mengatasi kehilangan cairan
dalam keadaan darurat.
- Terapi pemeliharaan keseimbangan cairan pada keadaan
pra, intra dan paska operasi.
- Untuk mengatasi dehidrasi cairan intersitial yang diberikan
setelah pemberian pengganti cairan koloid.
Mekanisme kerja - Natrium klorida merupakan garam yang berperan penting
dalam memelihara tekanan osmosis darah dan jaringan.
- Kalium klorida merupakan garam terpilih untuk
hipokalemia yang disertai hipokloremia.
- Natrium laktat merupakan garam garam yang dibutuhkan
untuk pelayanan darurat terhadap metabolik asidosis.
- Kalsium klorida merupakan garam yang penting untuk
menjaga fungsi normal otot dan syaraf
Dosis Injeksi intravena dengan kecepatan alir yang dianjurkan 2,5
ml/kg BB/jam, yaitu sekitar 60 tetes/70 kg BB/menit atau 180
ml/70 kg BB/jam
Efek samping - Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi karena larutannya atau
cara pemberiannya, termasuk timbulnya panas, infeksi pada
tempat penyuntikan, trombosis atau flebitis yang meluas
dari tempat penyuntikan dan ekstravasasi
48
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
- Bila terjadi reaksi efek samping, pemakaian harus
dihentikan dan lakukan evaluasi terhadap pasien.
Kontraindikasi - Pasien dengan kondisi hiperhidrasi, hipernatremia,
hiperkalemia.
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal, gangguan fungsi
hati dan asidosis laktat
Perhatian - Jangan dicampur dengan larutan yang mengandung fosfat.
- Jangan digunakan bila botol rusak, larutan keruh atau
berisi partikel
- Hanya untuk sekali penusukan.
Indikasi Hipertensi
Pengobatan pada pasien dengan gagal jantung dan
gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri ketika obat
penghambat ACE tidak ditoleransi.
50
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
atau komponen yang terkandung dalam formulasinya.,
Wanita hamil dan menyusui., Gangguan hati yang berat dan
atau kolestasis.
52
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne
menstimulasi pengambilan glukosa perifer, terutama oleh otot
rangka dan lemak, dan dengan menghambat produksi glukosa
hati; insulin menghambat lipolisis dan proteolisis, dan
meningkatkan sintesis protein; target termasuk otot rangka,
hati, dan jaringan adiposa
54
Praktek Kerja Profesi Apoteker 25 STIFI YP Padang RSUD Padang Panjang
Periode 4 November - 28 Desember 2019
Kelompok Interne