Cholif
Cholif
Cholif
ARTIKEL
KARYA TULIS ILMIAH
PENDAHULUAN
bakteri patogen memiliki peringkat yang cukup tinggi dalam urutan penyakit yang
banyak diderita oleh masyarakat (Dzen, Sjoekoer. Et al, 2013). Pada saat ini
pemakaian yang tidak sesuai aturan sehingga merubah pola kerja dari bakteri
antibakteri yang berasal dari alam, yang diharapkan tidak menimbulkan resistensi,
lebih alami dan meminimalisir masuknya zat-zat kimia dalam tubuh (Salleh,
2011).
mengobati, menjaga kesehatan dan mencegah penyakit itu sendiri. Sebuah data
menyebutkan bahwa di beberapa negara Asia dan Afrika sebanyak 80% dari
2010).
Penyakit infeksi masih menjadi salah satu masalah kesehatan serius yang
dihadapi oleh dunia. Hampir 14 juta orang tiap tahunnya meninggal dunia akibat
menderita penyakit infeksi (Schlein, 2011). Angka kematian akibat infeksi oleh
bakteri ini diduga mencapai 50% tergantung jenis infeksinya (Kulkarni, 2010).
1
Data terakhir yang didapatkan di Laboratorium Mikrobiologi RSUP M.
Djamil Padang dari bulan Juli hingga Desember 2012, pasien yang mengalami
infeksi akibat kuman Pseudomonas aeruginosa ini adalah sebanyak 80 pasien dari
683 pasien infeksi nosokomial, dimana dari bahan pus sebanyak 27 pasien,
mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi. Bakteri ini dapat juga
tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus normal
problema serius pada pasien rumah sakit yang menderita kanker, fibrosis kistik
biasanya gawat, sulit diobati dan biasanya merupakan infeksi nosokomial. Infeksi
spesies paling sedikit 10-12 yang penting dalam klinik (Teenoz, 2012).
penyebab infeksi yang dapat menimbulkan kesakitan dan kematian yang tinggi,
memiliki khasiat yang bermanfaat bagi tubuh adalah daun sirih (Piper Betle L).
Daun sirih yang telah lama dikenal sebagai antiseptik, juga diketahui mengandung
minyak atsiri dalam daun sirih antara lain kadinen, kavikol, sineol, eugenol,
karvakol, tanin dan zat samak dapat menghambat aktivitas bakteri dengan cara
menghambat proses pembentukan dinding sel atau dengan melisiskan dinding sel
batas daerah hambatan dengan diameter rata-rata 2,3 mm pada konsentrasi ekstrak
1%, diameter rata-rata 3,3 mm pada konsentrasi ekstrak 2%, diameter rata-rata 4,3
aeruginosa.
Kandungan fenol yang terkandung dalam sirih hijau diyakini memiliki kandungan
fenol lebih banyak dibanding fenol pada umumnya. Fenol dapat menghambat
aktivitas bakteri (Tristika, 2015). Pada penelitian Suliantari (2008), ekstrak daun
sirih hijau yang diperoleh dengan pelarut etanol mempunyai aktivitas antibakteri
terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif yang salah satunya
permasalahan " Apakah daun sirih hijau (Piper betle L) dapat menghambat
Mengetahui gambaran daya hambat daun sirih hijau (Piper betle L) dalam
1. Menambah pengetahuan tentang daya anti bakteri ekstrak daun sirih hijau
2. Dapat dijadikan sebagai referensi dan bahan bacaan bagi mahasiswa atau
Jombang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
nama latin Piper Betle L. atau Chavica auriculata Miq atau Chavica betle Miq.
Tanaman ini bisa merambat mencapai tinggi 15 meter. Batang sirih berwarna cokelat
kehijauan, berbentuk bulat, beruas dan merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya
bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila diremas (Samroatul, 2011).
aktivitas antimikrobia dari tanaman obat tersebut. Salah satu tanaman obat yang
biasa dipakai adalah daun sirih. Tanaman sirih (Piper betle L.) tumbuh secara luas
pada daerah yang mempunyai kelembapan tinggi seperti di Asia Tenggara. Daunnya
menghasilkan bau dan aroma yang kuat dan banyak dipakai untuk menyegarkan
mulut. Daun sirih juga dikenal untuk menyembuhkan luka, stimulasi digesti dan
Menurut Moeljanto dan Mulyono (2003) tanaman sirih dalam tata nama
Spesies piper betle L. Daun sirih yang telah lama dikenal sebagai antiseptik, juga
5
diketahui mengandung zat-zat aktif yang mampu menghilangkan bau badan. Sirih
dikenal ampuh menghilangkan bau badan terutama yang ditimbulkan bakteri atau
jamur. Kandungan kimia minyak atsiri dalam daun sirih antara lain kadinen, kavikol,
Karvakol bersifat sebagai desinfektan dan anti jamur sehingga bisa digunakan
sebagai antiseptik, euganol dapat digunakan untuk mengurangi sakit gigi (Syukur,
2011). Saponin dan tanin bersifat sebagai antiseptik, bekerja sebagai bakteriostatik
yang biasanya digunakan untuk infeksi pada kulit, bakteriostatik juga berfungsi
sebagai anti inflamasi (Kartasapoetra, 1992 dikutip Syukur, 2011). Minyak atsirinya
pada daun sirih antara lain mengandung kavikol dan kavibekol yang merupakan
turunan dari fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa.
Cara kerja fenol dalam membunuh suatu mikroorganisme yaitu dengan cara
mendenaturasi protein sel, dengan terdenaturasinya protein sel maka semua aktivitas
metabolisme sel dikatalisis oleh enzim yang merupakan suatu protein (Syukur, 2011)
2.3.1 Klasifikasi
2.3.2 Morfologi
berbentuk batang, bergerak aktif dengan flagel monotrika (flagel tunggal pada
katub) tidak berspora, tidak mempunyai selubung dan bersifat gram negatif
(Rahayu, 2013).
42oC. Bakteri ini mudah tumbuh pada berbagai media pembiakan karena
kebutuhan nutrisinya sangat sederhana. Bentuk koloni bulat, tepi tidak rata,
termasuk luka bakar, membentuk nanah yang berwarna biru hijau, meningitis
bila dimasukkan pada punksi lumbal, dan infeksi saluran air kemih bila
C yang tidak tahan panas dan glikolipid yang tahan panas (Rahayu, 2013).
2.3.5 Patogenitas
tempat dengan daya tahan tidak normal, misalnya di selaput lendir dan kulit
selaput lendir atau kulit, menyebar dari tempat tersebut dan berakibat penyakit
sistemik. antitoksin A ditemukan dalam beberapa serum manusia, termasuk
serum penderita yang telah sembuh dari infeksi yang berat, lipopolisakarida
karena itu menjadi dominan dan penting. Jika bakteri yang lebih peka dari
minyak atsiri yang sebagian besar terdiri dari betephenol yang merupakan isomer
Daya antibakteri minyak atsiri daun sirih disebabkan oleh adanya senyawa
fenol dan turunannya yang dapat mendenaturasi protein sel bakteri. Komponen
utama minyak atsiri terdiri dari fenol dan senyawa turunannya. Salah satu senyawa
turunan itu adalah kavikol yang memiliki daya bakterisidal lima kali lebih kuat
Ekstrak kasar daun sirih dilaporkan dapat berfungi sebagai anti bakteri
pembentukan glucan (Nalina dan Rahim, 2011). Komponen kimia daun sirih pada
Aktivitas anti cendawan diduga berasal dari minyak atsiri daun sirih yaitu
fenol yang merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi protein
terganggu dan terbuka menjadi struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur
(Purwanti, 2011).
Penggunaan larutan etanol pada ekstrak daun siih hijau dikarenakan etanol
mempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak bahan yang lebih
banyak dibanding dengan jenis pelarut organik yang lain dan mudah untuk
2.5 Ekstraksi
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan
senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan
yaitu :
1. Cara Dingin
a. Maserasi
b. Perkolasi
2. Cara Panas
a. Refluks
b. Soxhletasi
c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan
d. Infus
e. Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥ 30oC) dan
2.6 Antimikroba
senyawa sejenis (Nychas dan Tassou, 2000 dikutip dari Nuraini, 2007).
berarti bahwa obat berbahaya bagi parasit dan tidak berbahaya bagi
utama yaitu :
interal tersebut tiga hingga lima kali lebih besar pada bakteri gram
protoplast bakteri sferik dari bakteri gram positif atau asferoplas dari
makromolekul dan ion keluar dari sel, kemudian sel rusak atau
228).
1. Metode Difusi
a. Metode Disc Diffusion (tes Kirby-Bauer)
2007).
b. E-test
2008, h. 189).
c. Ditch-plate Technique
d. Cup-plate Technique
e. Gradient-plate Technique
189).
KERANGKA KONSEPTUAL
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah
Ekstrak
Bakteri
Uji Dilusi
Keterangan :
Gambar 3.1 Kerangka konseptual tentang gambaran uji daya hambat ekstrak
daun sirih hijau (Piper betle L) terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
akar, daun, dan batang. Pada bagian daun sirih hijau (Piper betle L.)
karvakol dan zat samak. Pengujian uji daya hambat daun sirih hijau
Kadar Hambat Minimum (KHM) dari ekstrak daun sirih (Piper betle L.)
METODE PENELITIAN
dalam penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari
tentang uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap
Penentuan Masalah
Penyusunan Proposal
Populasi, Sampel
Bakteri Pseudomonas aeruginosa
Desain Penelitian
Deskriptif
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Coding, dan tabulating
Analisa Data
Penyajian Data
Dipotong
kecil-kecil
Maserasi selama
3 hari
5% 10% 15 % aquadestilasi
Dilusi padat
KHM
Gambar 4.2 Rancangan penelitian gambaran uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa.
4.4.2 Sampling
4.4.3 Sampel
Surabaya.
4.5 Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah gambaran uji daya hambat ekstrak
aeruginosa.
variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel
Tabel 4.1 Definisi Operasional uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)
terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa.
Alat
Variabel Definisi Operasional Parameter Kategori
ukur
lebih mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis)
digunakan untuk uji daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle
L.) terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa secara in vitro adalah
sebagai berikut:
1. Autoclave
2. Batang pengaduk
3. Beaker glass
4. Blue tip
5. Cawan petri
6. Centrifuge
7. Colony Counter
8. Corong gelas
9. Erlenmeyer
11. Inkubator
16. Oven
19. Refrigerator
22. Termometer
1. Alkohol 96%
2. Aluminium foil
3. Aquades steril
4. Handscoon
Surabaya.
6. Kapas
7. Kertas label
8. Larutan NaCl
9. Masker
sempurna.
6. Bejana maserasi tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama 3
pasta.
Rendemen = W x 100%
W0
Keterangan :
b . Sterilisasi
reaksi.
15 menit.
disimpan.
V1 x N1 = V2 x N2
Keterangan:
4. Menyiapkan larutan uji ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)
petri tersebut.
106 bakteri/ml.
counter.
11. Menentukan KHM (Kadar Hambat Minimum) dengan melihat
cawan petri.
a. Coding
1) Data Umum
2) Data Khusus
Negatif kode N
Positif kode P
b. Tabulating
ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap bakteri Pseudomonas
aeruginosa.
sampai dengan penyusunan laporan akhir, yaitu dari bulan Mei 2016
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle
L.) pada pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa dengan uji
dilusi pada konsentrasi yang telah di tentukan.
5% 79 koloni
10% Tidak ada koloni
15% Tidak ada koloni
5.3 Pembahasan
33
Pada penelitian ini dilakukan uji antibakteri ekstrak daun sirih hijau
(Piper betle L.). Daun sirih hijau (Piper betle L.) diuji terhadap bakteri
minyak atsiri pada daun sirih hijau (Piper betle L.) dapat menghambat
dalam daun sirih hijau bersifat sebagai desinfektan dan anti jamur sehingga
bisa digunakan sebagai antiseptik dan bekerja sebagai bakteriostatik,
bakteriostatik juga berfungsi sebagai anti inflamasi. Minyak atsiri pada daun
sirih juga mengandung kavikol dan kavibekol yang merupakan turunan dari
fenol yang mempunyai daya antibakteri lima kali lipat dari fenol biasa. Cara
konsentrasi 15% juga tidak tumbuh koloni. Terlihat bahwa pada konsentrasi
rendah ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) belum mampu menghambat
sirih hijau (Piper betle L.) maka pertumbuhan bakteri semakin terhambat.
Pada konsentrasi ekstrak daun sirih hijau yang pekat atau tinggi maka
bahwa ekstrak daun sirih hijau memberikan batas daerah hambatan dengan
aeruginosa, jadi semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih hijau semakin
sirih hijau menggunakan pelarut etanol karena menurut peneliti etanol lebih
mudah melarutkan senyawa organik. Menurut teori Gamse (2002) etanol
lebih banyak dibanding jenis pelarut organik yang lain dan mudah untuk
beberapa bakteri gram positif dan gram negatif yang salah satunya adalah
Pseudomonas aeruginosa.
BAB VI
6.1 Kesimpulan
kesimpulan bahwa ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.) dapat
6.2 Saran
a. Bagi masyarakat
dengan efek samping yang lebih ringan dari pada obat kimia.
berbeda
36
DAFTAR PUSTAKA
Ambrus, J.L. Sr And Ambrus, J.L. Jr. 2004. Nutrition and Infectious Diseases in
Developing Countries and Problems of Acquired
ImmunodeficiencySyndrome. Experimental Biology and Medicine.
Online.(http://www.ebmonline.org/cgi/content/full/229/6/464, diakses
tanggal 1 Mei 2016)
Brooks, G.F., Butel, J.S., Morse, S.A. 2001. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
Medical Microbiology Twenty Second Ed. London: McGraw-Hill
Companies Inc.
Inayatullah, Seila. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.Skripsi. Pendidikan
Dokter FKIK UIN, Jakarta. 2012.
Jawetz E, Melnick, Adelberg. Medical Microbiology. 2001. Jakarta: Salemba
Medika. Hlm 373-374.
Nalina T, Rahim ZHA.2011. The crude aqueous extract of Piper betle L. And its
antibacterial effect toward.
Rahayu, S., 2013, Managemen Pengendalian Penyakit Jamur Akar Putih Pada
Tanaman Karet
Samroatul, F., 2011, Efektifitas ekstrak daun sirih hijau (Piper bete L.) terhadap
pertumbuhan bakteri Streptococcus pyogenes in vitro.
Sebih, N. 2012. Uji Aktivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper Betle Linn.) dalam
Menghambat pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa.
Seilla, 2010. Efek daun sirih hijau (Piper betle L.) terhadap pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
Siregar, 2007. Uji antimikroba ekstrak daun brotowali (Tinospora crispa L.)
terhadap Pseudomonas aeruginosa secara in vitro.
Suliantari. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak sirih hijau (Piper betle l.) terhadap
bakteri patogen pangan:Jurnal,Teknol,dan Industri Pangan.
Syukur C. dan Hernani. 1999. Budidaya Tanaman Obat Tradisional. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya.
Tristika, 2015. Perbedaan daya hambat ekstrak daun sirih hijau (Piper betle L.)
dan daun sirih merah (Piper crocatum ruiz) terhadap pertumbuhan
escherichia coli.
WHO. 2010. Traditional Medicine. Online.
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs134/en, diakses
tanggal 10 Mei 2016)