Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Makalah Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERAN KELUARGA
DALAM PROSES PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan


Dosen Pengampu : Eman Sulaeman, M.Ag

Disusun oleh :
Bela Fauziyah Wahyuni (2020.4.8.1.01183)
Siti Rohmah (2020.4.1.01315)
Rohayati (2020.4.8.1.01325)

INSTITUT AGAMA ISLAM


BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Peran
Keluarga Dalam Proses Pendidikan dalam rangka memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.
 
 
Cirebon, Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Batasan dan Teori-teori Pendidikan...................................................................... 3
B. Tujuan Pendidikan................................................................................................. 4
C. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan.................................................... 6
D. Pendidikan di dalam lingkungan keluarga............................................................ 7
E. Lingkungan Keluarga sebagai tempat pendidikan karakter dan moral................. 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................................................ 12
B. Saran...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keluarga sebagai lembaga yang menjadi basic cultural pendidikan dimasa lalu
semakin hari semakin kehilangan domeinnya. Hubungan orang tua dan anak-anak
yang dulu menjadi dasar proses pendidikan karakter, watak, moral dan budaya
akhirnya kehilangan eksistensi karena intensitas hubungan antar anggota keluarga
tidak lagi sesering dulu.
Banyak faktor yang membuat keluarga kehilangan intensitas hubungannyanya
satu sama lain, seperti : pola hidup yang konsumerisme, kesibukan orang tua, jarak
tempat kerja dengan rumah, jarak rumah dengan sekolah, tuntutan dunia penidikan
yang mengharuskan anak lebih lama berada disekolah, gempuran teknologi dan media
massa, serta semakin banyaknya lembaga dan perkumpulan sosial yang membuat
anak menjadi tercerabut dari akar lingkungan keluarga .
Seberapa besar akibat yang ditimbulkan oleh pergeseran peran lingkungan
keluarga ini berimbas pada proses pendidikan dan hasil pendidikan, dapat dilihat dari
mutu pendidikan yang cenderung bergeser, dimana anak didik saat ini lebih mengejar
pendidikan yang mengukur hasilnya pada angka-angka formal semata dan sebaliknya
banyak yang mengenyampingkan pentingnya pendidikan moral serta pendidikan yang
membangkitkan etos kerja, sehingga seharusnya setiap anak didik yang telah
menyelesaikan pendidikannya diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi dirinya,
lingkungan kemanusiaan dan masyarakat bangsanya.

B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan judul makalah ini ‘Peran keluarga dalam proses
pendidikan”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Seberapa besar peran keluarga dalam mempengaruhi hasil pendidikan terhadap
anak didik.
2. Bagaimana seharusnya peran keluarga dalam menunjang proses pendidikan.
3. Sinergi antara lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat dalam menunjang proses pendidikan formal serta pembentukan
karakter dan etos kerja setiap anak didik.

1
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana peran lingkungan keluarga
mempengaruhi anak didik dalam proses pendidikan, sehingga membentuk anak yang
tidak hanya sukses di dalam pendidikan formal tetapi juga membentuk manusia yang
sukses dengan watak, karakter, dan moral yang baik, serta mempunyai etos kerja yang
tinggi dan tentu saja bertanggung jawab terhadap diri, lingkungan dan Allah SWT
sebagai penciptanya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Batasan dan Teori – Teori Pendidikan


Pendidikan, seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak
aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena itu batasan tentang pendidikan yang
dibuat oleh para ahli juga beraneka ragam, dan kandungannya berbeda satu dengan
yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang
digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena falsafah yang melandasinya.
1. Batasan Pendidikan
Berikut ini dikemukakan beberapa batasan pendidikan yang berbeda
berdasarkan fungsinya :
a. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya
Sebagai proses transformasi budaya, pendidikan diartikan sebagai
kegiatan pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Nilai-nilai
kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda. Nilai-nilai tersebut mendapatkan respon yang berbeda,
seperti :
 Nila-nilai yang masih cocok diteruskan, misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa
tanggung jawab dan lain-lain.
 Nilai-nilai yang kurang cocok diperbaiki, misalnya tata cara pesta
perkawinan yang terlalu berlebihan.
 Nilai-nilai yang tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks yang dahulu
ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal.
Disini tampak bahwa proses pewarisan budaya tidak semata-mata
mengekalkan budaya secara estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas
menyiapkan peserta didik untuk masa depannya.
b. Pendidikan Sebagai Proses Pembentukan Pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai
suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya
kepribadian peserta didik.
Sistematis oleh karena proses pendidikan berlangsung melalui tahap-
tahap bersinambungan (prosedural) dan sistemik oleh karena berlangsung

3
dalam semua situasi kondisi, disemua lingkungan yang saling mengisi
(lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat).
Dalam posisi manusia sebagai mahluk serba terhubung, pembentukan
pribadi meliputi pengembangan penyesuaian diri terhadap lingkungan,
terhadap diri sendiri, dan terhadap Tuhan.
c. Pendidikan sebagai proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu
kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik. Istilah baik disini bersifat relatif, tergantung kepada tujuan
nasional masing-masing bangsa, karena masing-masing memiliki falsafah
hidup yang berbeda.
Bagi bangsa Indonesia, warga negara yang baik diartikan selaku
pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini ditetapkan
UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi
hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualinya”.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kerja. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
Didalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa : “ Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.

B. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan dan pengajaran menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1954, pasal 3 yang berbunyi :
Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap
dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab bagi kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
2. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan nasional, Bab II Pasal 4 dikemukakan :

4
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang berbunyi :
Tujuan Pendidikan nasional berupaya untuk dapat berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Berakhlak mulia
c. Sehat
d. Berilmu
e. Cakap
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
4. Tujuan pendidikan menurut para ahli :
a. Paulo Freire
Mengemukakan bahwa pendidikan hendaklah membuat manusia
menjadi transitif, yaitu suatu kemampuan menangkap dan menanggapi
masalah-masalah lingkungan serta kemampuan berdialog tidak hanya dengan
sesama, tetapi juga dengan dunia beserta segala isinya (Freire, 1984).
Selanjutnya dia katakan pendidikan harus pula membekali manusia suatu
kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap kecenderungan semakin
kuatnya kebudayaan industri, walaupun kebudayaan itu dapat menaikkan
standar hidup manusia.
b. Alvin Toffler (1987)
Berpendapat bahwa masa sekarang tidak sama dengan masa yang akan
datang. Teknologi dan manusia mempunyai peranan yang berbeda, Teknologi
masa depan akan menangani arus materi fisik, sementara itu manusia akan
menangani arus informasi dan wawasan. Sebab itu kegiatan manusia akan
semakin terarah kepada tugas intelektual sebagai pemikir dan kreatif, bukan
hanya melayani mesin-mesin.

5
c. Samuel Smith (1986)
Menyimpulkan beberapa pandangan ahli tentang pendidikan mutakhir.
Koleksi Smith ini beragam mulai dari usaha memberikan pengalaman hidup
bagi para peserta didik, kegiatan ilmiah, pelayanan terhadap pengembangan
kemampuan dan minat, metode belajar yang baik, kebebasan individu, cinta
kasih terhadap sesama, sampai dengan pentingnya hubungan antara guru
dengan peserta didik.

C. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan


Manusia memiliki sejumlah kemampuan yang dapat dikembangkan melalui
pengalaman. Pengalaman ini terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungannya,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan manusia secara efisien dan efektif itulah
yang disebut dengan pendidikan.
Latar tempat berlangsungnya pendidikan disebut lingkungan pendidikan yang
terdiri atas tiga lingkungan utama yaitu :
 Lingkungan Keluarga
 Lingkungan Sekolah
 Lingkungan Masyarakat
Lingkungan pendidikan pertama dan utama adalah keluarga. Makin bertambah
usia seseorang peranan lingkungan pendidikan lainnya (sekolah dan masyarakat)
semakin penting meskipun pengaruh lingkungan keluarga masih tetap berlanjut.
Berdasarkan perbedaan ciri-ciri penyelenggaraan pendidikan pada ketiga
lingkungan pendidikan itu maka ketiganya sering dibedakan sebagai pendidikan
informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal.
1. Pendidikan Informal
Pendidikan yang terjadi dalam lingkungan keluarga terjadi secara alamiah
dan wajar.
2. Pendidikan Formal
Pendidikan disekolah yang secara sengaja dirancang dan dilaksanakan
dengan aturan-aturan yang ketat, berjenjang dan berkesinambungan.
3. Pendidikan Non Formal
Pendidikan dilingkungan masyarakat yang tidak harus berjenjang dan
berkesinambungan dengan aturan-aturan yang lebih longgar.

6
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
dicapai tujuan pendidikan yang baik sehingga Penataan lingkungan pendidikan
tersebut dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan
efektif serta optimal.

D. Pendidikan di dalam lingkungan keluarga


Manusia sepanjang hidupnya selalu akan menerima pengaruh dari tiga
lingkungan pendidikan yang utama yakni keluarga, sekolah dan masyarakat. Sebagai
lingkungan pendidikan yang pertama maka peran lingkungan keluarga menjadi sangat
penting. Lingkungan keluarga berdasarkan pola hidup masyarakatnya dapat
dibedakan menjadi :
1. Lingkungan keluarga tradisional.
Lingkungan keluarga tradisional pada masyarakat yang masih sederhana
dengan struktur sosial yang belum kompleks, cakrawala anak sebagian besar
masih terbatas dalam keluarga. Keluarga pada masa lalu secara historis
mempunyai dua fungsi utama, yaitu : fungsi komsumsi dan fungsi produksi.
 Fungsi Komsumsi adalah : Orangtua sebagai penyedia segala macam
kebutuhan yang dibutuhkan oleh seorang anak seperti sandang, pangan dan
papan.
 Fungsi Produksi adalah : Orangtua akan mengajarkan anak-anaknya tentang
berbagai aspek kehidupan social budaya terutama bagaimana cara mencari
nafkah yang akan dia gunakan untuk kelanjutan hidupnya dimasa depan,
misalnya : seorang nelayan akan mengajarkan anaknya bagaimana caranya
menangkap ikan sebanyak-banyaknya, petani akan mengajarkan anaknya
bagaimana cara bercocok tanam yang baik.
Kedua fungsi itu mempunyai pengaruh yang besar pada anak. Pada
masyarakat tersebut orangtualah yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk hidup juga melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai
aspek kehidupan.

7
2. Lingkungan keluarga Modern.
Pada masyarakat modern, pendidikan yang semula hanya menjadi
tanggung jawab keluarga kini sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan
lembaga-lembaga sosial lainnya.
Pada tingkat permulaan fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh
pendidikan pra sekolah. Pada tingkat spesialisasi yang rumit, pendidikan
keterampilan sudah tidak berada pada ayah lagi, sebab sudah diambil alih oleh
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Bahkan fungsi pembentukan watak dan sikap mental masyarakat modern
berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan organisasi sosial lainnya seperti
perkumpulan pemuda, pramuka, lembaga-lembaga keagamaan, media massa dan
sebagainya.
Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjadi
tanggung jawabnya, namun keluarga tetap merupakan lembaga yang paling
penting dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yang memberikan
tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak-anak sampai dewasa dan berdiri
sendiri.
Walaupun kita ketahui tugas orang tua dalam mendidik anak-anak saat ini
sudah dbantu sekolah bukan berarti sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah,
tetap harus diingat bahwa kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam
mendidik anak-anak, pengawasan dan kontrol orang tua dalam mendidik anak-
anaknya tetap ada.
Dalam mendidik anak-anak itu, sekolah melanjutkan pendidikan yang
telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di
sekolah bergantung dan dipengaruhi oleh pendidikan didalam keluarga.
Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya
Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak didalam keluarga menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya, baik disekolah maupun dalam masyarakat.
Tidak dapat disangkal lagi betapa pentingnya pendidikan dalam
lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang
berpribadi dan berguna bagi masyarakat. Berikut pendapat para ahli tentang
pentingnya pendidikan didalam lingkungan keluarga :

8
1. Comenius (1592-1670),
Seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam buku Didaktica Magna, di
samping mengemukakan asas-asas didaktikanya yang sampai sekarang masih
dipertahankan kebenarannya, juga menekankan betapa pentingnya pendidikan
keluarga itu bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Dalam uraiannya tentang tingkatan-tingkatan sekolah yang dilalui oleh
anak sampai mencapai tingkat kedewasaannya, ia menegaskan bahwa
tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak di lakukan di dalam keluarga
yang disebutnya scola-materna (sekolah ibu). Untuk tingkatan ini ditulisnya
sebuah buku penuntun, yaitu Informaturium. Di dalamnya diutarakan
bagaimana orang-orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan bijaksana,
untuk memuliakan Tuhan dan untuk keselamatan jiwa anak-anaknya.
2. J. J. Rousseau (1712-1778),
Sebagai salah seorang pelopor ilmu jiwa anak, mengutarakan pula
betapa pentingnya pendidikan keluarga itu. Ia menganjurkan agar pendidikan
anak-anak disesuaikan dengan tiap-tiap masa perkembangannya sedari
kecilnya. Perlu pula kita ketahu bahwa dasar pendidikan menurut Rousseau
ialah alam anak-anak yang belum rusak ; anak-anak harus dididik sesuai
dengan alamnya. Kata-kata Rousseau yang paling penting dan selalu menjadi
pedoman bagi kaum pendidik ialah anak itu bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil. Pikiran, perasaan, keinginan, dan kemampuan anak itu berbeda
dengan orang dewasa.
Pada masyarakat saat ini, lingkungan keluarga tidak hanya terdiri dari
keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) saja, tetapi terkadang didalam suatu
keluarga juga tinggal bersama nenek/kakek juga pembantu rumah tangga
(pramu wisma). Berikut ini beberapa peran dari masing-masing anggota
keluarga terhadap pendidikan anak-anak :
Peranan Ibu :
 Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
 Pengasuh dan pemelihara
 Tempat mencurahkan isi hati
 Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
 Pembimbing hubungan pribadi
 Penididik dalam segi – segi emosional.

9
Peranan Ayah :
 Sumber kekuasaan di dalam keluarga
 Penghubung intern dengan masyarakat atau dunia luar
 Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
 Pelindung terhadap ancaman dari luar
 Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
 Pendidik dalam segi – segi rasional.
Peranan Nenek/Kakek :
Umumnya nenek/kakek merupakan sumber kasih sayang yang
mencurahkan kasih sayangnya yang berlebihan terhadap cucu-cucunya.
Pandangan orang tua dalam mendidik anak-anaknya sering bertentangan
dengan kakek/neneknya.
Peranan Pramuwisma :
Pada umumnya pramuwisma tidak memiliki pendidikan dan
pengalaman yang mencukupi dalam hal mengasuh dan mendidik anak-anak.
Oleh karena itu bagi para otang tua, betapapun sibuk dan sempitnya waktu
terluang, tidak boleh jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya
kepada pramuwisma. Orangtualah yang tetap harus berperan dalam
menentukan pendidikan anak-anaknya.

E. Lingkungan keluarga sebagai tempat Pendidikan karakter dan moral


Secara umum dari kecil seorang anak diasuh, dipelihara dan dibesarkan dalam
lingkungan keluarga. Namun pendidikan didalam lingkungan keluarga ini akan
mempunyai pola yang berbeda-beda sesuai dengan dasar adat dan budaya, keadaan
ekonomi, tingkat pendidikan serta status social yang berbeda-beda dimasing-masing
keluarga.
Segala sesuatu yang ada didalam keluarga, baik yang berupa benda-benda,
orang-orang, peraturan-peraturan serta adat istiadat yang berlaku sangat berpengaruh
dan menentukan corak perkembangan watak dan karakter anak-anak. Bagaimana pola
didik dan standar moral yang berlaku didalam suatu keluarga akan berimbas terhadap
cara seorang anak didik bereaksi terhadap lingkungannya, misalnya :
 Jika seorang anak sering diejek atau ditertawakan dalam lingkungan keluarganya,
maka ia akan tumbuh menjadi anak yang selalu diliputi keragu-raguan.

10
 Jika seorang anak selalu dianggap anak kecil, maka ia akan tumbuh menjadi anak
yang apatis dan tidak percaya diri.
 Jika seorang anak dibesarkan dan dididik dengan kasih sayang, ia akan menjadi
anak yang tenang, mudah menyesuaikan diri dilingkungan manapun dia berada.
Mengingat ekses yang mungkin timbul akibat pola-pola pendidikan diatas,
maka ada hal-hal yang harus dihindari oleh orangtua atau orang dewasa dalam
mendidik anak-anaknya yaitu :
 Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
 Jangan mengejek atau mempermalukan seorang anak di muka orang lain.
 Jangan memanjakan anak, tetapi juga tidak boleh mengabaikannya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama sangatlah berperan penting
dalam proses pendidikan seorang anak. Pola pendidikan didalam keluarga sangat
menentukan watak, karakter maupun cara anak itu bereaksi terhadap lingkungannya.
Sesibuk apapun masing-masing anggota keluarga dijaman modern ini, orang
tua tetaplah harus mengambil peran yang utama dalam proses pendidikan anak-
anaknya.

B. Saran
Mengingat begitu pentingnya peranan keluarga dalam proses pendidikan
seorang anak, sehingga ada beberapa hal penting yang seharusnya diperhatikan oleh
para pendidik dilingkungan keluarga yaitu :
1. Ciptakan suasana yang baik dan kondusif didalam ligkungan keluarga.
2. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan kewajiban
masing-masing.
3. Orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui
tabiat dan watak anak-anaknya sehingga menghadapi mereka sesuai dengan tabiat
dan watak masing-masing anak.
4. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak.
5. Biarkanlah anak-anak bergaul diluar lingkungan keluarga tetapi tetap dibawah
kontrol dan pengawasan orang tua.
6. Jadikan ketakwaan kepada Allah SWT menjadi pegangan semua anggota
keluarga, sehingga apapun dan bagaimanapun keadaan yang dihadapi semua
anggota keluarga tetap didalam bimbingan Allah SWT.

12
PUSTAKA

Pidarta, Made. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia.


Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Purwanto, M. Ngalim. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007.
Tirtaraharja, Umar, La Sulo, S.L, Pengantar Pendidikan: Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

13

Anda mungkin juga menyukai