Makalah Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
Makalah Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
Makalah Peranan Keluarga Terhadap Pendidikan Anak
PERAN KELUARGA
DALAM PROSES PENDIDIKAN
Disusun oleh :
Bela Fauziyah Wahyuni (2020.4.8.1.01183)
Siti Rohmah (2020.4.1.01315)
Rohayati (2020.4.8.1.01325)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul Peran
Keluarga Dalam Proses Pendidikan dalam rangka memenuhi tugas Kelompok Mata Kuliah
Manajemen Pendidikan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
atau petunjuk maupun pedoman bagi yang membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Saran dan kritik yang membangun akan penulis terima dengan hati terbuka
agar dapat meningkatkan kualitas makalah ini.
Demikian yang dapan penulis sampaikan. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima
kasih.
Cirebon, Juli 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
C. Tujuan Penelitian................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Batasan dan Teori-teori Pendidikan...................................................................... 3
B. Tujuan Pendidikan................................................................................................. 4
C. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan.................................................... 6
D. Pendidikan di dalam lingkungan keluarga............................................................ 7
E. Lingkungan Keluarga sebagai tempat pendidikan karakter dan moral................. 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan judul makalah ini ‘Peran keluarga dalam proses
pendidikan”, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Seberapa besar peran keluarga dalam mempengaruhi hasil pendidikan terhadap
anak didik.
2. Bagaimana seharusnya peran keluarga dalam menunjang proses pendidikan.
3. Sinergi antara lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan
masyarakat dalam menunjang proses pendidikan formal serta pembentukan
karakter dan etos kerja setiap anak didik.
1
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk melihat sejauh mana peran lingkungan keluarga
mempengaruhi anak didik dalam proses pendidikan, sehingga membentuk anak yang
tidak hanya sukses di dalam pendidikan formal tetapi juga membentuk manusia yang
sukses dengan watak, karakter, dan moral yang baik, serta mempunyai etos kerja yang
tinggi dan tentu saja bertanggung jawab terhadap diri, lingkungan dan Allah SWT
sebagai penciptanya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dalam semua situasi kondisi, disemua lingkungan yang saling mengisi
(lingkungan rumah, sekolah, dan masyarakat).
Dalam posisi manusia sebagai mahluk serba terhubung, pembentukan
pribadi meliputi pengembangan penyesuaian diri terhadap lingkungan,
terhadap diri sendiri, dan terhadap Tuhan.
c. Pendidikan sebagai proses Penyiapan Warga Negara
Pendidikan sebagai penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu
kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga
negara yang baik. Istilah baik disini bersifat relatif, tergantung kepada tujuan
nasional masing-masing bangsa, karena masing-masing memiliki falsafah
hidup yang berbeda.
Bagi bangsa Indonesia, warga negara yang baik diartikan selaku
pribadi yang tahu hak dan kewajiban sebagai warga negara, hal ini ditetapkan
UUD 1945 Pasal 27 yang menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan
kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi
hukum dan pemerintahan itu dengan tak ada kecualinya”.
d. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan
membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja.
Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
kerja. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi
kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.
Didalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2 menyatakan bahwa : “ Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.
B. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan dan pengajaran menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
1954, pasal 3 yang berbunyi :
Tujuan pendidikan dan pengajaran adalah membentuk manusia susila yang cakap
dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab bagi kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
2. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan nasional, Bab II Pasal 4 dikemukakan :
4
Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
3. Tujuan Pendidikan Nasional menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
yang berbunyi :
Tujuan Pendidikan nasional berupaya untuk dapat berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang :
a. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Berakhlak mulia
c. Sehat
d. Berilmu
e. Cakap
f. Kreatif
g. Mandiri
h. Menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
4. Tujuan pendidikan menurut para ahli :
a. Paulo Freire
Mengemukakan bahwa pendidikan hendaklah membuat manusia
menjadi transitif, yaitu suatu kemampuan menangkap dan menanggapi
masalah-masalah lingkungan serta kemampuan berdialog tidak hanya dengan
sesama, tetapi juga dengan dunia beserta segala isinya (Freire, 1984).
Selanjutnya dia katakan pendidikan harus pula membekali manusia suatu
kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap kecenderungan semakin
kuatnya kebudayaan industri, walaupun kebudayaan itu dapat menaikkan
standar hidup manusia.
b. Alvin Toffler (1987)
Berpendapat bahwa masa sekarang tidak sama dengan masa yang akan
datang. Teknologi dan manusia mempunyai peranan yang berbeda, Teknologi
masa depan akan menangani arus materi fisik, sementara itu manusia akan
menangani arus informasi dan wawasan. Sebab itu kegiatan manusia akan
semakin terarah kepada tugas intelektual sebagai pemikir dan kreatif, bukan
hanya melayani mesin-mesin.
5
c. Samuel Smith (1986)
Menyimpulkan beberapa pandangan ahli tentang pendidikan mutakhir.
Koleksi Smith ini beragam mulai dari usaha memberikan pengalaman hidup
bagi para peserta didik, kegiatan ilmiah, pelayanan terhadap pengembangan
kemampuan dan minat, metode belajar yang baik, kebebasan individu, cinta
kasih terhadap sesama, sampai dengan pentingnya hubungan antara guru
dengan peserta didik.
6
Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta
didik dalam berinteraksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya (fisik, sosial, dan
budaya), utamanya berbagai sumber daya pendidikan yang tersedia, agar dapat
dicapai tujuan pendidikan yang baik sehingga Penataan lingkungan pendidikan
tersebut dimaksudkan agar proses pendidikan dapat berkembang efisien dan
efektif serta optimal.
7
2. Lingkungan keluarga Modern.
Pada masyarakat modern, pendidikan yang semula hanya menjadi
tanggung jawab keluarga kini sebagian besar diambil alih oleh sekolah dan
lembaga-lembaga sosial lainnya.
Pada tingkat permulaan fungsi ibu sebagian sudah diambil alih oleh
pendidikan pra sekolah. Pada tingkat spesialisasi yang rumit, pendidikan
keterampilan sudah tidak berada pada ayah lagi, sebab sudah diambil alih oleh
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Bahkan fungsi pembentukan watak dan sikap mental masyarakat modern
berangsur-angsur diambil alih oleh sekolah dan organisasi sosial lainnya seperti
perkumpulan pemuda, pramuka, lembaga-lembaga keagamaan, media massa dan
sebagainya.
Meskipun keluarga kehilangan sejumlah fungsi yang semula menjadi
tanggung jawabnya, namun keluarga tetap merupakan lembaga yang paling
penting dalam proses sosialisasi anak, karena keluarga yang memberikan
tuntunan dan contoh-contoh semenjak masa anak-anak sampai dewasa dan berdiri
sendiri.
Walaupun kita ketahui tugas orang tua dalam mendidik anak-anak saat ini
sudah dbantu sekolah bukan berarti sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah,
tetap harus diingat bahwa kewajiban sekolah adalah membantu keluarga dalam
mendidik anak-anak, pengawasan dan kontrol orang tua dalam mendidik anak-
anaknya tetap ada.
Dalam mendidik anak-anak itu, sekolah melanjutkan pendidikan yang
telah dilakukan orang tua dirumah. Berhasil baik atau tidaknya pendidikan di
sekolah bergantung dan dipengaruhi oleh pendidikan didalam keluarga.
Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya
Hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak didalam keluarga menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya, baik disekolah maupun dalam masyarakat.
Tidak dapat disangkal lagi betapa pentingnya pendidikan dalam
lingkungan keluarga bagi perkembangan anak-anak menjadi manusia yang
berpribadi dan berguna bagi masyarakat. Berikut pendapat para ahli tentang
pentingnya pendidikan didalam lingkungan keluarga :
8
1. Comenius (1592-1670),
Seorang ahli didaktik yang terbesar, dalam buku Didaktica Magna, di
samping mengemukakan asas-asas didaktikanya yang sampai sekarang masih
dipertahankan kebenarannya, juga menekankan betapa pentingnya pendidikan
keluarga itu bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Dalam uraiannya tentang tingkatan-tingkatan sekolah yang dilalui oleh
anak sampai mencapai tingkat kedewasaannya, ia menegaskan bahwa
tingkatan permulaan bagi pendidikan anak-anak di lakukan di dalam keluarga
yang disebutnya scola-materna (sekolah ibu). Untuk tingkatan ini ditulisnya
sebuah buku penuntun, yaitu Informaturium. Di dalamnya diutarakan
bagaimana orang-orang tua harus mendidik anak-anaknya dengan bijaksana,
untuk memuliakan Tuhan dan untuk keselamatan jiwa anak-anaknya.
2. J. J. Rousseau (1712-1778),
Sebagai salah seorang pelopor ilmu jiwa anak, mengutarakan pula
betapa pentingnya pendidikan keluarga itu. Ia menganjurkan agar pendidikan
anak-anak disesuaikan dengan tiap-tiap masa perkembangannya sedari
kecilnya. Perlu pula kita ketahu bahwa dasar pendidikan menurut Rousseau
ialah alam anak-anak yang belum rusak ; anak-anak harus dididik sesuai
dengan alamnya. Kata-kata Rousseau yang paling penting dan selalu menjadi
pedoman bagi kaum pendidik ialah anak itu bukanlah orang dewasa dalam
bentuk kecil. Pikiran, perasaan, keinginan, dan kemampuan anak itu berbeda
dengan orang dewasa.
Pada masyarakat saat ini, lingkungan keluarga tidak hanya terdiri dari
keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) saja, tetapi terkadang didalam suatu
keluarga juga tinggal bersama nenek/kakek juga pembantu rumah tangga
(pramu wisma). Berikut ini beberapa peran dari masing-masing anggota
keluarga terhadap pendidikan anak-anak :
Peranan Ibu :
Sumber dan pemberi rasa kasih sayang,
Pengasuh dan pemelihara
Tempat mencurahkan isi hati
Pengatur kehidupan dalam rumah tangga
Pembimbing hubungan pribadi
Penididik dalam segi – segi emosional.
9
Peranan Ayah :
Sumber kekuasaan di dalam keluarga
Penghubung intern dengan masyarakat atau dunia luar
Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga
Pelindung terhadap ancaman dari luar
Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
Pendidik dalam segi – segi rasional.
Peranan Nenek/Kakek :
Umumnya nenek/kakek merupakan sumber kasih sayang yang
mencurahkan kasih sayangnya yang berlebihan terhadap cucu-cucunya.
Pandangan orang tua dalam mendidik anak-anaknya sering bertentangan
dengan kakek/neneknya.
Peranan Pramuwisma :
Pada umumnya pramuwisma tidak memiliki pendidikan dan
pengalaman yang mencukupi dalam hal mengasuh dan mendidik anak-anak.
Oleh karena itu bagi para otang tua, betapapun sibuk dan sempitnya waktu
terluang, tidak boleh jika menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak-anaknya
kepada pramuwisma. Orangtualah yang tetap harus berperan dalam
menentukan pendidikan anak-anaknya.
10
Jika seorang anak selalu dianggap anak kecil, maka ia akan tumbuh menjadi anak
yang apatis dan tidak percaya diri.
Jika seorang anak dibesarkan dan dididik dengan kasih sayang, ia akan menjadi
anak yang tenang, mudah menyesuaikan diri dilingkungan manapun dia berada.
Mengingat ekses yang mungkin timbul akibat pola-pola pendidikan diatas,
maka ada hal-hal yang harus dihindari oleh orangtua atau orang dewasa dalam
mendidik anak-anaknya yaitu :
Jangan sering melemahkan semangat anak dalam usahanya hendak berdiri sendiri.
Jangan mengejek atau mempermalukan seorang anak di muka orang lain.
Jangan memanjakan anak, tetapi juga tidak boleh mengabaikannya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga sebagai lingkungan pertama dan utama sangatlah berperan penting
dalam proses pendidikan seorang anak. Pola pendidikan didalam keluarga sangat
menentukan watak, karakter maupun cara anak itu bereaksi terhadap lingkungannya.
Sesibuk apapun masing-masing anggota keluarga dijaman modern ini, orang
tua tetaplah harus mengambil peran yang utama dalam proses pendidikan anak-
anaknya.
B. Saran
Mengingat begitu pentingnya peranan keluarga dalam proses pendidikan
seorang anak, sehingga ada beberapa hal penting yang seharusnya diperhatikan oleh
para pendidik dilingkungan keluarga yaitu :
1. Ciptakan suasana yang baik dan kondusif didalam ligkungan keluarga.
2. Tiap-tiap anggota keluarga hendaklah belajar berpegang pada hak dan kewajiban
masing-masing.
3. Orang tua dan orang dewasa lainnya dalam keluarga itu hendaklah mengetahui
tabiat dan watak anak-anaknya sehingga menghadapi mereka sesuai dengan tabiat
dan watak masing-masing anak.
4. Hindarkan segala sesuatu yang dapat merusak pertumbuhan jiwa anak-anak.
5. Biarkanlah anak-anak bergaul diluar lingkungan keluarga tetapi tetap dibawah
kontrol dan pengawasan orang tua.
6. Jadikan ketakwaan kepada Allah SWT menjadi pegangan semua anggota
keluarga, sehingga apapun dan bagaimanapun keadaan yang dihadapi semua
anggota keluarga tetap didalam bimbingan Allah SWT.
12
PUSTAKA
13