Amelia N S (Bedah)
Amelia N S (Bedah)
Amelia N S (Bedah)
S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI BENIGNA
PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4
RSUD GUNUNG JATI CIREBON
Disusun Oleh :
AMELIA NUR SYAFITRI
NIM : 044160017003
VISI
religius dan berakhlak mulia diwilayah III Cirebon pada tahun 2021.
MISI
4. Melakukan program kemitraan dan kerjasama dengan institusi dan lembaga terkait
Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NPM : 044160017003
Tanda tangan :
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI
RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4 RSUD GUNUNG JATI CIREBON”.
Laporan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. s dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia di ruang prabu siliwangi
lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon telah memenuhi persyaratan, layak dan disetujui
untuk diajukan pada :
Hari / Tanggal : Jumat, 08 Mei 2020
Pembimbing
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Direktur AKPER Buntet Pesantren Cirebon
Benign prostat hyperplasia adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari
pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat . Benign prostat hyperplasia adalah kelenjat
prostat nonkanker yang mengakibatkan susah untuk buang air kecil, penyakit ini
disebabkan oleh penuaan. Tingginya prevalansi kasus dan akibat lanjutan yang terjadi
merupakan hal pokok yang melatarbelakangi penulis mengambil judul laporan study kasus
KTI pada Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan akibat post op benign prostat
hiperplasia. Tujuan penulisan laporan studi kasus KTI ini adalah agar penulis mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif, melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Metode penulisan yang penulis gunakan adalah
metode deskriptif berbentuk laporan studi kasus KTI dengan teknik pengumpulan data
yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi,
dan studi literatur. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus adalah gangguan rasa
nyaman nyeri, resiko infeksi, intoleransi aktifitas. Kesimpulan yang penulis ambil yakni,
bahwa pencapaian hasil optimal dari tujuan diatas dapat dicapai apabila kita melaksanakan
proses keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual
serta ditunjang oleh adanya kerjasama dengan klien, keluarga klien dan tenaga medis
lainnya.
iv
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
telah memberikan berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Studi Kasus dengan judul ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4
RSUD GUNUNG JATI CIREBON”
Sholawat dan salam penulis curah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umat Islam yang senantiasa
berpegang teguh pada Al-qur’an dan hadist.
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapat hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat bantuan dan pengarahan dari semua pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan studi kasus ini. Maka dari itu pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak R. Deni Indrawan, S.Kep., Ners., MM selaku Direktur Akademi Keperawatan
Buntet Pesantren Cirebon yang telah memberi kesempatan, motivasi dan nasehat
kepada penulis selama mengikuti Program Study Diploma III Keperawatan.
2. Bapak Dr. Ismail Sp.OT selaku Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon beserta staf yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyeleseikan penulisan Laporan
Studi Kasus ini.
3. Ibu Resmi Iriani, AMK selaku kepala ruangan ruang Prabu Siliwangi RSUD Gunung
Jati Cirebon
4. Ibu Herlieaza, S.Kep., Ners selaku CI Ruangan Prabu Siliwangi Lantai 4 RSD Gunung
Jati Cirebon
5. Bapak R. Deni Indrawan, S.Kep., Ners., MM selaku pembimbing dari AKPER Buntet
Pesantren Cirebon yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
sehingga tersusun Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
6. Para Dewan penguji dari AKPER Buntet Pesantren Cirebon.
v
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
7. Pihak Akademi dan seluruh staf Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon yang
telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti Program Study
Diploma III Keperawatan
8. Klien Tn. S beserta keluarga yang telah membantu dan bekerjasama dengan penulis
selama melaksanakan asuhan keperawatan ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dorongan dan bantuan
baik moril maupun materil serta do’a restu nya.
10. Temen dari kecil Fara Safira Fitri yang selalu mendukung dan memberi suport, dan
sahabar asrama Celcica Tamara E, Dian Ayu Lestar, Yuni Elok Paikoh yang telah
menemani ku 3 tahun ini, berbagi susah dan senang, saling memberikan support dan
menambah warna hari-hari di asrama.
11. Agung Gunardi yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan selama
penyusunan studi kasus KTI ini.
12. Rekan-rekan angkatan XXII (ARJUNA) Akademi Perawatan Buntet Pesantren Cirebon,
terima kasih atas kebersamaan dan kekompakannya.
13. Adik-adikku tingkat 1 dan 2 (Prabu dan Sakti) yang selalu mendoa’kan dan
memberikan dukungan serta dorongan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini,
vi
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR ISI
Judul Hal
Visi Misi
Halaman Pernyataan Orisinilitas
Halaman Bebas Plagiarisme
Lembar Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan
ABSTRAK ........................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN ...........................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan penulisan ...................................................................................................... 3
1.3 Metode Penulisan ..................................................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar ........................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi ............................................................................................................. 7
2.1.2 Anatomi Dan Fisiologi ..................................................................................... 8
2.1.3 Etiologi ........................................................................................................... 14
2.1.4 Patofisiologi .................................................................................................... 16
2.1.5 Pathway .......................................................................................................... 17
2.1.6 Manifestasi Klinis ........................................................................................... 18
2.1.7 Penatalaksanaan .............................................................................................. 18
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................. 19
2.1.9 Komplikasi ..................................................................................................... 19
vii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
2.2 Asuhan Keperawatan ............................................................................................. 20
2.2.1 Pengkajian ...................................................................................................... 20
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 21
2.2.3 Intervensi ........................................................................................................ 21
2.2.4 Implementasi .................................................................................................. 26
2.2.5 Evaluasi .......................................................................................................... 26
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 27
3.1 Tinjauan Kasus ...................................................................................................... 27
3.1.1 Pengkajian ...................................................................................................... 27
3.1.2 Analisa Data ................................................................................................... 37
3.1.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 40
3.1.4 NURSING CARE PLANE(NCP) .................................................................. 40
3.1.5 IMPLEMENTASI POST OP BPH ................................................................. 45
3.1.6 EVALUASI .................................................................................................... 48
3.1.7 Catatan Perkembangan ................................................................................... 49
3.2 Pembahasan ........................................................................................................... 52
3.2.1 Pengkajian ...................................................................................................... 52
3.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 53
3.2.3 Perencanaan .................................................................................................... 54
3.2.4 Implementasi .................................................................................................. 55
3.2.5 Evaluasi .......................................................................................................... 55
3.2.6 Catatan perkembangan ................................................................................... 56
BAB IV PENUTUP..................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Simpulan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR BAGAN
Hal
DAFTAR GAMBAR
Hal
ix
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
Gambar 2.1 : Anatomi Perkemihan ...................................................................... 7
Gambar 2.2 : Anatomi ginjal ................................................................................ 8
Gambar 2.3 : Bagian-bagian nefron ..................................................................... 9
Gambar 2.4 : Ureter .............................................................................................. 11
Gambar 2.5 : Vesika Urinaria .............................................................................. 12
x
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR LAMPIRAN
xi
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB I :
PEPENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB III TI
: TINJAUAN KASUS dan PEMBAHASAN, menguraikan asuhan
keperawatan pada klien Tn. S meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan berdasarkan prioritas masalah, rencana tindakan
keperawatan/ncp, implementasi, evalusi, dan catatan perkembangan.
BAB IV K
: KESIMPULAN dan SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan dan
saran dari pelaksanaan asuhan keperawatan.
2.1Konsep Dasar
2.1.1 Definisi
Menurut Arif Mutaqin & Kumala Sari (2014) Hiperplasia prostat atau BPH (
Benign Prostat Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat
jinak di sebabkan oleh hyperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang
mengakibatkan peyumbatan uertra pats prostatika. (hal.257)
Menurut Diyono & Sri Mulyanti (2019) Benign Prostat Hiperplasia adalah
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat yang bersifat jinak. (Hal.90)
Menurut Ns. Harmilah (2020) istilah Benign Prostat Hiperplasia (BPH) atau
protatisme digunakan untuk mengganbarkan konstelasi gejala berkemih yang terjadi
pada pria dengan penuaan. Gangguan ini juga sering di sebut sebagai obstruktif saluran
kandung kemih yang merujuk pada gejala-gejala BPH. Gejala-gejala ini tersebut
biasananya dinamakan gejala obstruktif dan bersifat alamiah. Sementara itu, ada
beberapa gejala iritatif yang terjadi pada psien BPH, antara lain frekuensi kencing
meningkat dan disuria. . (hal.87)
Menurut Nian Nuari & Dhina Widayati (2017) Pembesaran Prostat yang jinak
bervariasi berupa hyperplasia kelenjar atau kelenjar fibromuskular. Namun orang
sering menyebtnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi yang dominan
adalah hyperplasia. (Hal.170)
57
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
8
a. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebra yang berbentuk seperti
kacang. Sebagai bagian dari sistem perkemihan , ginjal berfungsi
menyaring kotoran (Terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama air dalam bentuk urine (purnomo,2007)
9
Pada orang dewasa panjang ginjal 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya
antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan
ukuran tubuh. Sebanyak 95% orang dewasa memiliki jarak antara katup
ginjal antara 11-15 cm. Perbedaan panjang kedua ginjal lebih dari 1,5 cm
atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting karena kebanyakan
penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur.
Bagian-bagian ginjal :
1) Kulit ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai
struktur dan fungsi yang sama, unit fuungsional ginjal yang terdiri atas
tubulus konturtus distal, dan duktus koligentes (purnomo,2007).
Nefron dibagi dalam dua jenis yaitu :
a) Nefron kortikalis yaitu nefron yang memiliki glomelurus dan
terletak di luar korteks di sebut nefron kortikola. Nefron ini
10
b. Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil ynag berfungsi
mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam kandung kemih. Pada orang
dewasa panjangnya 20 cm. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju
distal dan bermuara pada vesica urinaria.
12
Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan; dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa), lapisa tengah otot polos dan lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa.
c. Vesika urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesika urinaria bekerja
sebagai penampung urine, organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).
Terletak di dalam pinggul besar pelvis da di belakang simpilis pubis,
sedakangkan pada bayi letaknya lebih tinggi. Dinding kandung kemih
terdiri atas sebuah lapisan seru yang terletak di sebelah luar, lapisan
berotot, lapisan submukosa.
Kandung kemih adalah organ yang berongga yang terdiri atas 3
lapisan otot detrusor yang saling beranyaman. Pada dinding kandung
kemih terdapat 2 bagian yang besar. Ruang yang berdinding polos
sebagai berikut :
13
d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra
berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis.
Panjangnya ± 20 cm.
14
2.1.3 Etiologi
Menurut Ns. Diyono & Sri Mulyanti (2019) Berdasarkan penyebab/
etiologinya yang mempengaruhi terjadinya BPH, antara lain :
1. Teori Dihidrotestosteron
Dihidrotestosteron (DTH) adalah metabolit antrogen yang sangat penting
pada pertmbuhan sel-sel kelenjar prostat. Prostat dibentuk dari testosterone di
dalam sel prostat yang oleh enzim 5 alfa reduktase dengan bantuan koenzim
NADPH. DTH yang telah dibentuk berkaitan dengan reseptor androgen (RA)
yang membentuk komplek DTH-RA pada inti sel selanjutnya terjadi sintesis
protein growth factor yang menstimulus pertumbuhan prostat secara
berlebihan.
2. Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun,sedangkan
kkadang estrogen dan testosterone relatif meningkat. Telah terjadinya
oroliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkankan sentivitas sel-sel
15
2.1.4 Patofisiologi
Menurut Ns. Harmilah (2020) patofisiologi Benign prostat
Hiperplasia adalah sebagai berikut :
2.1.5 Pathway
Hiperplasi Prostat
Tindakan pembedahan
Pascaoperasi
Intoleransi
Susah Bergerak Resiko infeksi
aktivitas
2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Arif Mutaqin (2011) penatalaksanaan Benign Prostat Hiperplasia
antara lain :
3. Perawatan Medis
2.1.9 Komplikasi
Menurut Eko Ns. Harmilah (2020) komplikasi BPH antara lain :
2.2Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti (2019) pengkajian pada klien Benign Prostat
Hiperplasia sebenarnya hampir sama dengan klien gangguan perkemihan pada
umumnya. Pengkajian dilakukan secara head to toe atau persistem dengan
penekanan pada pengkajian fokus sistem perkemihan.
1. Pengumpulan data
Biodata klien dan penanggung jawab klien. Biodata klien terdiri dari nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status, agama, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosis medik
2. Keluhan Utama
Adanya retensi urine atau gejala komplikasi harus didentitafikasi dengan
cermat. Perawat menanyakan kepada pasien dan keluarga tentang keluhan
yang di rasakan seperti tidak bisa berkemih, badan lemas, mual muntah dan
sebagainya.
3. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi terhadap bagian
sistem tubuh sehingga akan ditemukan keadaan umum yang meliputi
penampilan, kesabaran, gaya bicara.
4. Pola Eliminasi
Kaji masalah berkemih seperti retensi urine, nikturia,
frekuensi,urgensi,anuria,hematuria.
5. Pola tidur
Tanyakan kepada kalien apakah hangguan berkemih mengganggu
istirahatnya atau tidak
6. Sistem kardiovaskuler
Mulai dikaji warna konjuntiva, warna bibir, ada tidaknya peninggian vena
jugularis melalui auskultasi yang dapat mengkaji bunyi jantung pada dada
dan pengukuran tekanan darah dengan palpasi yang dapat menghitung
frekuensi denyut nadi.
21
7. Sistem pencernaan
Yang dikaji meliputi keadaan gigi, bibir, lidah, nafsu makan, peristaltik usus,
dan BAB. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui secara dini
penyimpangan pada sistem ini.
8. Pola aktivitas dan latihan
Bagaimana pola aktivitas klien apakah gangguan berkemih mengganggu
istirahatnya atau tidak.
2.2.3 Intervensi
Menurut Arif Muttaqin & Kumala Sari (2011) intervensi keperawatan pada
klien striktur uretra adalah
22
Kriteria Hasil :
1) Menunjukan ekspresi wajah / postur tubuh rileks.
2) Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur / istirahat dengan tepat.
Intervensi :
1) Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan
pada udara terbuka.
Rasional : Suhu berubah dangerakan udara dapat menyebabkan nyeri
Hebat pada pemajanan ujung saraf.
2) Tinggikan ekstremitas lukabakar secara periodik.
Rasional : Peninggian mungkin diperlukan pada awal untuk menenurunkan
pembentukan edema setelah perubahan posisi dan peninggian
menurunkan ketidaknyamanan serta resiko kontraktur sendi.
3) Berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi
Rasional : Peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri.
24
4) Tutup jari / ekstremitas pada posisi berfungsi (menghindari posisi fleksi sendi
yang sakit) menggunakan bebat pada papan kaki sesuai keperluan. Rasional :
Posisi fungsi menurunkan deformitas / kontraktur dan
meningkatkan kenyamanan. Meskipun posisi fleksi sendi cendera
dapat merasa lebih nyaman, ini dapat mengakibatkan kontraktur
fleksi.
5) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai indikasi.
Rasional : Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan
Otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cendera.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entree luka pascabedah
Tujuan : Menunjukan penyembuhan luka seiring perjalanan
waktu.
KriteriaHasil :
Bebas dari sekresipurulen/drainase, atau eritema dan afebris.
Intervensi :
1) Berikan isolasi / pantau pengunjung sesuai indikasi.
Rasional : Isolasiluka / linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan
Untuk mengalirkan luka, sementara isolasi / pembatasan
pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien imunosupresi.
Mengurangi resiko kemungkinan infeksi.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas walaupun menggunakan
sarung tangan steril.
Rasional : Mengurangikontaminasisilang.
3) Batasi penggunaan alat / prosedur invasive jika memungkinkan.
Rasional : Mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk
Organisme.
4) Lakukan inspeksi terhadap luka / sisi alatinvasif setiap hari, berikan perhatian
utama terhadap jalur hiperalimentasi.
Rasional : Memberikan gambaran untuk identifikasi awal dari infeksi
sekunder.
25
2.2.4 Implementasi
Menurut (Http://repostory.unimus.ac.id) implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di
susun pada tahap tahap perencanaan. Validasi memnentukan apakah
rencana masih relevan, masih mendesak, berdasarkan pada rasional yang
baik dan diindividualisasikan. Perawatmemastikan bahwa tindakan yang
sedang di implementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain,
berorientasikan pada tujuan atau hasil tindakan selama implementasi
diarahkan untuk mencapai tujuan. (setiadi,2012)
2.2.5 Evaluasi
Menurut (Http://repostory.unimus.ac.id) evaluasi adalah tahap akhir
dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis.
Mengkaji respon pasien setelah di lakukan intervensi keperawtan dan
mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan.
27
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Genogram
X X X X
X X X
X X X
Keterangan :
= Klien
= Perempuan
=Tinggal serumah
=Laki laki
=Meninggal
9. Kebutuhan Biologis
2. Eliminasi
A. BAB
Frekuensi 1x/hari Belum BAB
Konsistensi Padat Belum BAB
Warna Kuning trengguli Belum BAB
Bau Khas Tidak ada
Problem Tidak ada Tidak ada
B. BAK
Konsistensi Cair Cair
Frekuensi 3x /hari Terpasang kateter
Jumlah 2500 cc 1500 cc/2 jam
Warna Kuning pekat Berwarna merah
31
bau minyak wangi dengan bau minyak kayu putih, fungsi menghirup normal,
tidak ada nyeri tekan
6) Mulut
Bentuk simetris bibir atas dan bawah, keadaan normal, membran mukosa mulut
berwarna merah muda tidak ada lesi, gigi terlihat sedikit kuning ,lidah berwarna
putih pucat,dan terdapat sedikit bau mulut, jumlah gigi lengkap 32 buah,
terdapat karies, tidak ada pembesaran toncil, fungsi pengecapan baik di
buktikan dengan klien bisa merasakab asin,manis.
7) Telinga
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, warna sama dengan daerah sekitar, tidak
ada lesi tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan tidak terdapat serumen, fungsi
pendengaran normal.
8) Leher
Bentuk simetris tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan,
tidak terdapat lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, arteri karotis teraba
9) Dada
Bentuk dada simetris kanan dan kiri sama, warna sama dengan daerah sekitar,
terdapat aerola dengan puting berwarna coklat di tengahnya, ukurang mamae
normal sesuai dengan jenis kelamin, tidak ada kelainan pada postur dada, pada
bagian atas thorax dextra
10) Paru dan jantung
Pergerakan dada kanan dan kiri seimbang saat respirasi, tidak ada bunyi ronchi
wezzing dan gurgling, getaran suara teraba, terdapat detakan jantung yg
berbunyi lub dan dub, tidak ada kardiomegali besar jantung sekepalan tangan
klien, irama jantung reguler
34
11) Abdomen
Bentuk datar dan simetris, warna sama dengan daerah sekitar tidak ada lesi,
terdapat luka insisi bedah di abdomen bawah panjang luka sekitar 7 cm dan
terpasang drain, pada saat di palpasi terdapat nyeri tekan,terlihat luka basah,
pada saat di auskultasi tidak ada bunyi bruit, terdapat bising usus 12x/mnt
12) Genetalia
Tidak terkaji, namun menurut keterangan klien, klien tidak ada klainan pada
genetalianya (normal) terdapat satu penis, satu skrotum dan dua buah testis dan
terpasang kateter dan Drain.
13) Ekstremitas
A. Atas
Bentuk simetris antara tangan kanan dan kiri, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, pergerakan baik tidak mengalami kelemahan otot,
dapat menerima rangsangan dan merespon dengan baik, crt < 2 detik, kuku
panjang reflek bisep dan trisep positif, tidak terdapat edema, jari jari
lengkap ,tidak mengalami poli daktil dan indaktil. terpasang infus NaCL 20
tetes/menit di tangan sebelah kiri.
B. Bawah
Bentuk simetris antara kaki kanan dan kiri, warna kulit sama dengan
daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, dapat menerima rangsangan dan
merespon dengan baik saat di tes menggunakan reflek hammer, crt < 2
detik, kuku pendek reflek bisep positif, tidak terdapat edema jari jari
lengkap, tidak mengalami poli daktil dan indaktil.
5 5
2 2
35
Kimia Klinik
Albumin 3,63 3,8-4,4 g/dL Menurun
36
Faal Ginjal
a. Ureum 21,4 15-54 mg/dL Normal
b. Kreatinin 0 , 85 0 , 6-1.1 mg/dL Meningkat
Elektrolit
a. Natrium 143, 3 136, 136 mg/dL Meningkat
b. Kalium 4 , 26 3.6-5.0 mg/dL Meningkat
c. Klorida 106,1 38-108 mg/dL Meningkat
d. Kalsium 8,04 8-10 mg/dL Normal
Gula Darah
a. Glukosa 1,4 2.40 mg/dL Menurun
darah sewaktu
Imunosetologi
hepatitis
marker
a. HB Sag Negative
(rapid)
b. HCV Negative
c. Warna Urine Negative
d. Urine Kuning
e. keruhan Keruh
Mikroskopis
a.Eritrosit 2-4 high 0-4 Sel/LPB Meningkat
urine 12-14 high 1-4 Sel/LPB Meningkat
b.Lekosit urine 1-2 low 5-15 LPK Menurun
c.Epitel Urine GranuralC Negative
d.Silinder Negative Negative
e. Kristal Positif Negative
f.Bakteri
37
15. Terapi
a. Terapi Obat pada tanggal 03 maret 2020
No Jenis Obat Dosis Pemberian Fungsi
1. Ceftriaxone 1x1gr i.v antibiotik
2. kalnex 3x 1 amp i.v -
3. keterolac 2x1 amp i.v analgetik
4. infus NaCL 20 tetes/menit i.v elektrolit
5. spoling DC 60 tetes/ menit
dgn Nacl 0,9
e. Klien mengatakan
aktivitasnya di
bantu.
DO.
a. Terdapat nyeri
tekan pada bagian
abdomen bawah.
b. Di bagian abdomen
bawah terdapat
jaitan yang di balut
dengan kassa
streril.
c. Klien terlihat
badrest
d. Klien tampak pucat
e. Klien tampak
meringis
f. skala nyeri 6 (1-10)
c. Suhu : 36,6oC
d. TD:120/80 mmHg.
2. DS : Adanya pembedahan Resiko
a. klien mengatakan Infeksi
balutan kassanya Pasca Operasi
sedikit basah.
DO Luka Operasi
a. terdapat luka pos
op BPH Resiko infeksi
b. tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
( kalor,dolor,rubor,
39
tumor,fungsilesa)
abdomen bawah terdapat jaitan yang dibalut oleh kassa steril , klien terlihat
badrest , klien tampak pucat , klien tampak meringis , skala nyeri 6 (1-10) , suhu
36,6 , TD 120/80 .
mengatakan balutan kassanya terlihat basah, , terdapat luka post op BPH ,tidak
bergerak , klien tampak bedrest , terdapat luka post op BPH di bagian bawah
sebelah kanan.
40
T3 : berkolaborasi dengan
dokter untuk terapi obat
antibiotik yaitu ceftriaxone
1gr/10cc
3.1.6 EVALUASI
Nama : Tn. S No registrasi : 950953
Umur : 64 tahun dx medis : BPH
NO Tanggal Waktu Dx. Kep Evaluasi Paraf
P : intervensi dilanjutan
O:
a. Pasien terlihat sedikit
tenang
b. Skala nyeri 3 (1-10)
A : masalah teratasi sebagian
P:
a. Kaji skala nyeri
b. Kaji TTV
c. Ajarka teknik relaksasi
d. Berikan terapi
analgetik/keterolac 1amp
5cc
I:
T1 : mengkaji skala nyeri
R1 :
Skala nyeri 3 (1-10)
T1 : mengobservasi TTV
R1 :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
50
R : 20x/menit
S : 36,6Oc
T3 : mengajarkan teknik relaksasi
R3 : klien bisa mempraktekan
teknik relaksasi.
T4 : memberikan terapi analgetik/
keterolac 1amp 5cc
R4 : pasien terlihat inspirasi
panjang
E : gangguan rasa nyaman nyeri
teratasi
R : intervensi dihentikan
2 07-03-20 2 10.10 S:-
I:
PADA HARI SABTU, 07 MARET 2020 PASIEN PULANG DAN MELAKUKAN RAWAT
JALAN
52
3.2 Pembahasan
Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gangguan
sistem perkemihan akibat Benigna Prostat Hiperplsia (BPH) di ruang Prabu
Siliwangi 4 RSUD Gunung Jati Cirebon dari tanggal 04 Maret 2020. Penulis
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, pendiagnosaan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penulis menemukan bebrapa kesenjangan
dan kesamaan antara teori dan kasus yang diambil. Beberapa kesenjangan dan
kesamaan yang penulis temukan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Pengkajian
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dalam hal ini
penulis menggunakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan data dari klien,
keluarga dan laporan atau catatan kesehatan klien baik data subjektive maupun
objektive.
Pada tahap pengkajian ini penulis menemukan data pada Tn. S dengan
post op prostektomi BPH, yaitu : klien mengeluh nyeri pada suprapubic yaitu
abdomen kuadran 3 bawah, klien tampak meringis ketika luka di palpasi, luka
tampak basah, terpasang kateter dan klien sulit bergerak, TD 120/80 mmHg,
suhu 36,2°C, GCS :15, Respirasi 20 x/menit, Nadi 80 x/ menit.
Sedangkan teori, pengkajian pada pasien post op prostectomi suprapubic
akibat BPH adalah sebagai berikut : nyeri post operasi dan sampai menggangu
aktivitas klien, wajah terlihat kesakitan tanda-tanda Vital tidak normal, BB
menurun , GCS tergantung keadaan klien, leukosit dan hematokrit meningkat.
Penulis menemukan beberapa data ketika melakukan pemeriksaan fisik
pada Tn. S yaitu klien terlihat bedrest, klien tampak meringis, klien klien tampak
tidak nyaman, klien tidak bisa BAK, tanda gejala tersebut termasuk BPH
(benigna prostat hyperplasia). Berdasarkan teori gejala BPH itu tidak bisa BAK,
dan tidak nyaman pada bagian abdomen bawah. Data yang ditemukan di kasus
berbeda dengan teori karena klien menunjukan tanda dan gejala tidak bisa BAK
tetapi sudah mulai ada perbaikan karena sudah di lakukan operasi di ruang prabu
siliwangi lantai 4.
53
3.2.3 Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk membantu klien meringankan gejala nyeri
yang dikeluhkan saat dikaji. Membantu klien dalam mengurangi nyeri,
meningkatkan toleransi aktivitas, mencegah resiko infeksi. Perencanaan
dilakukan sesuai dengan diagnosa yang muncul, apabila diagnosa tidak ada
atau tidak muncul, maka perencanaan untuk diagnosa tersebut tidak ada dan
tidak dapat dilakukan.
a. Tujuan
pada kasus ini, penulis hanya dapat memperkirakan kriteria, waktu
berdasarkan analisa ilmiah penulis dan menurut teori yang ada dan
menunjang tercapainya diagnosa keperawatan tersebut. Penulis menentukan
kriteria hasil sesuai dengan tujuan evaluasi dan juga data fokus yang ada
pada klien.
b. Intervensi
pada beberapa intervensi yang penulis lakukan tidak mengalami kesulitan
dalam menentukan intervensi seperti pemberian intervensi yang ada pada
literatur tidak sesuai dengan kondisi klien.
c. Rasional
penulis mengacu pada intervensi yang sesuai dengan reverensi yang
ditemukan dan disesuaikan dengan kondisi klien.
55
3.2.4 Implementasi
Pada tahap implementasi penulis melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana dan tujuan dibuat. pada tahap ini penulis mengalami
hambatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak dapat melakukan
selama 24 jam karena keterbatasan waktu dan tenaga. Sehingga penulis
melakukan kerja sama dengan perawat di ruangan dan keluarga untuk
terlaksananya asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
a. Melakukan implementasi gangguan rasa nyaman nyeri
b. Melakukan implementasi resiko tinggi infeksi
c. Melakukan implementasi gangguan intoleransi aktivitas
3.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah melakukan setiap tindakan.
Dilaksanakan setiap hari untuk memantau keefektifan tindakan yang
penulis lakukan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan yang
berarti karena klien dan keluarga sangan kooperatif. Adapun keseuaian
antara tujuan dan hasil yang didapat selama melukan asuhan keperawatan
antara lain:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri
Dalam perencanaan, diagnose gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian dalam 1x24 jam, pada evaluasi hari ke 2 gangguan rasa nyaman
nyeri menurun denganla 4 dari 0-10.
b. Resiko Tinggi Infeksi
Dalam perencanaan, diagnose gangguan resiko infeksi teratasi sebagian,
dan pada evaluasi hari ke 4 teratasi sebagian karena luka post op telah
dilakukan perawatan, tidak ada tanda gejala infeksi dan luka tampak
masih basah
56
4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang telah diberikan secara langsung kepada Tn. S dengan
gangguan sistem perkemihan: post op prostatektomi radikal akibat Benign Prostat
Hiperplasia (BPH) dilakukan selama lima hari, dari tanggal 03 Maret 2020 sampai 07
Maret 2020 diruang Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
dilaksanakan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Penulis melaksanakan asuhan
keperawatan yang bertujuan untuk medokumentasikan kedalam bentuk Karya Tulis
Ilmiah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Menurut Sugeng Jitowiyono & Weni Kristiyanasari (2010) Benign Prostat
Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat, disebabkan oleh karena
hyperplasia beberapa semua komponen prostat meliputi jaringan/jaringan
fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pras prostatika
.(hal.448)
4.1.2 Menurut Ns. Harmilah (2020) BPH adalah gejala berkemih yang sering terjadi
pada pria dengan penuaan,gejala-gejala yang terlihat biasanya pada pasien yang
tidak bisa berkemih, dan bisa juga kadar estrogen dan testosteronnya tidak
seimbang. (Hal 87)
4.1.3 Menurut Ns. Eko Prabowo (2014) Benign prostat hyperplasia adalah suatu
pembesaran atau hipertropi dari prostat.kata-kata hipertropi sering kali
menimbulkan kontroveksi dikalangan klinik karena sering rancu dengan
hyperplasia hipertropi bermakna bahwa dari segi kualitas terjadi pembesaran
sel, namun tidak diikuti olehjumlah kuantitas. (hal.130)
4.1.4 Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan gangguan sistem
perkemihan: post op prostatektomi radikal akibat Benign Prostat Hiperplasia
(BPH) ditemukan diagnose keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman :nyeri,
resiko tinggi infeksi, Gangguan intoleransi aktivitas. Diagnosa keperawatan
tersebut teratasi secara keseluruhan walaupun dengan waktu yang berbeda.
57
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
58
4.2 Saran
4.2.1 Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai sarana pembelajaran yang efektif penulis mengharapkan
rumah sakit seharusnya bisa memfasilitasi alat-alat kesehatan yang belum
lengkap supaya dapat digunakan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan praktek
klinik keperawatan dirumah sakit, khususnya di ruang Prabu Siliwangi lantai IV
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan sehingga
dalam pelaksanaan dapat memenuhi kebutuhan secara komprehensif baik bio-
psiko-sosial dan spiritual agar pendokumentasian keperawatan bisa tercapai
dengan baik. Kepada kepala ruangan dan pembimbing rumah sakit diharapkan
lebih memperhatikan bimbingan kepada mahasiswa/i yang praktek dalam
melakukan asuhan keperawatan.
4.2.2 Perkembangan riset keperawatan
Didunia yang sangat maju ini. Keperawatan sudah menjadi suatu modal untuk
mrawat seorang yang sedang sakit. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kita
sebagai tenaga medis harus merawat mengharapkan kita sebagai tenaga medis
untuk merawat dengan penuh kasih saying dan berperilaku yang sopan dan
santun.
4.2.3 Ilmu Keperawatan
Untuk mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan lagi pengetahuannya,
agar mempermudah mahasiswa pada saat praktek dilapangan serta dalam
memberikan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan
komunikasi terapeutik agar lebih mudah dalam mengungkapkan segala
permasalahan agar tercapai hasil yang optimal.
4.2.4 Akademi
Akademi diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta lebih
membimbing mahasiswanya dalam proses belajar mengajar baik dikampus
maupun di lapangan. Dan pihak institusi juga diharapkan untuk lebih
memperbanyak buku-buku baru di perpustakaan yang dapat membantu
mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan sumber pembuatan Laporan Studi
Kasus, agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mencari buku sumber
59
xi
LAMPIRAN
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 15 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang manajemen nyeri dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 15 menit diharapkan klien dapat:
a. Menjelaskan pengertian tentang nyeri dengan bahasanya sendiri
b. Menyebutkan tujuan manajemen nyeri
c. Menyebutkan dan mendemostrasikan teknik-teknik manajemen nyeri
B. MATERI
Terlampir tentang
1. Pengertian nyeri
2. Tujuan manajemen nyeri
3. Teknik-teknik manajemen nyeri
xii
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Penyuluhan Audiens
1 Kegiatan prapembelajaran
xiii
g. Memberikan kesempatan kepada keluarga ingin di tanyakan
ibu Yami untuk bertanya h. Menjawab dengan
h. Melakukan evaluasi bahasa sendiri
4 Kegiatan penutup
D. METODE
Metode yang digunakan
Demostrasi dan tanya jawab
E. MEDIA
Leaflet
F. DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, A.(2006).Konsep dan Penataklasanaan Nyeri.Jakarta:EGC
Iin Pinandita, Ery Purwanti, Bambang Utoyo (Jurnal ilmiah Kesehatan Keperawatan
2012) ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
Novita Khoirunnisa Yudiyatna, Ratih Wahyu Novitasari (Jurnal CDK 2015)
academia.edu
G. EVALUASI
Waktu : Tengah dan akhir proses
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan
xiv
H. MATERI RINCI
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat yang menimbulkan
gangguan dan perubahan aktivitas fisik, psikis yang meliputi emosi, pola fikir dan
sebagainya.
xv
AKADEMI PERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON
Jl. Buntet Pesantren Kec. Astanajapura Kab. Cirebon Tlp. (0231) 635747 – 636985
NIM : 04416017003
xvi
10
Disusun Oleh :
04416017003
2. Tujuan menenejemen non pharmacologis
AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET
PESANTREN CIREBON a. Menangani nyeri akut & kronis
Jl. Buntet Pesantren Kec. Asjap Kab. Cirebon b. Memberi rasa nyaman
Telp/fax. (0231) 635747/636985 c. Mengurangi ketergantungan pasien pada
xvii
2020 obat-obatan & penghilang rasa sakit
Pendidikan :
1. SDN KALIJAGA PERMAI : Tahun 2006-2011
2. SMPN 7 CIREBON : Tahun 2012-2014
3. SMAN 3 CIREBON : Tahun 2014-2017
4. AKPER BUNTET PESANTREN : Tahun 2018-sekarang
CIREBON
xviii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon