Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Amelia N S (Bedah)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI BENIGNA
PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4
RSUD GUNUNG JATI CIREBON

KARYA TULIS ILMIAH

AMELIA NUR SYAFITRI


NIM : 04416017003

AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON


CIREBON
2020

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI BENIGNA
PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4
RSUD GUNUNG JATI CIREBON

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat


dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :
AMELIA NUR SYAFITRI
NIM : 044160017003

AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON


CIREBON
2020

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


VISI DAN MISI AKPER BUNTET PESANTREN CIREBON

VISI

Menjadikan Program Studi yang unggul dalam bidang keperawatan, kegawatdaruratan,

religius dan berakhlak mulia diwilayah III Cirebon pada tahun 2021.

MISI

1. Menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran yang berorientasi pada

pengembangan kualitas sumber daya manusia terutama keperawatan kegawatdaruratan.

2. Melaksanakan kegiatan penelitian di bidang keperawatan untuk mendapatkan manfaat

yang besar bagi masyarakat dan pembangunan kesehatan.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat sebagai bentuk kepedulian

akademik terhadap kesehatan masyarakat dan sosial.

4. Melakukan program kemitraan dan kerjasama dengan institusi dan lembaga terkait

yang mendukung peningkatan kualitas pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat khususnya dibidang kegawatdaruratan.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya tulis ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Amelia Nur Syafitri

NPM : 044160017003

Tanda tangan :

Tanggal : Jum’at, 08 Mei 2020

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


HALAMAN BEBAS PLAGIARISME

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Amelia Nur Syafitri
Tempat/tanggal lahir : Cirebon, 27 Januari 1999
NIM : 044160017003
Program studi : DIII Keperawatan
Alamat : Permata Harjamukti C6 No 34 RT10 RW14. Kot Cirebon
Nomor telepon : 087720850368
Alamat Email : nursyafitriamelia@gmail.com

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah saya berjudul :
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM
PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI
RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4 RSUD GUNUNG JATI CIREBON”.

Bebas dari plagiarisme dan bukan hasil karya orang lain.


Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian dari karya tulis ilmiah ini
terdapat indikasi plagiarisme, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
Demikianlah pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa unsur paksaan dari
siapapun.

Mengetahui Cirebon,Mei 2020

Pembimbing Yang membuat pernyataan

R. DENI INDRAWAN, S. Kep, Ners., MM AMELIA NUR SYAFITRI

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn. s dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia di ruang prabu siliwangi
lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon telah memenuhi persyaratan, layak dan disetujui
untuk diajukan pada :
Hari / Tanggal : Jumat, 08 Mei 2020

Pembimbing

R. DENI INDRAWAN, S. Kep, Ners., MM


NIDN: 0423077303

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis ilmiah ini diajukan oleh :


Nama : Amelia Nur Syafitri
NIM : 044160017003
Program studi : DIII Keperawatan
Judul Karya Tulis : ”Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia di ruang prabu siliwangi
lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon”
Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji ujian akhir program studi dan
diterima sebagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Keperawatan pada Program Studi: DIII Keperawatan

DEWAN PENGUJI

1. Ns. Hj. Yanti Susanti, M.Kep (................................................)


(Penguji 1)

2. Ns. Hj. Maesaroh, M.Kep (.................................................)


(Penguji 2)

3. Ns. Adi Muhaeriadi, S.Kep (.................................................)


(Penguji 3)

Ditetapkan di : Akper Buntet Pesantren Cirebon


Tanggal : Sabtu, 06 Juni 2020

Mengetahui,
Direktur AKPER Buntet Pesantren Cirebon

R. DENI INDRAWAN, S. Kep, Ners., MM


NIDN: 0423077303

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


ABSTRAK

Nama : Amelia Nur Syafitri


Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul : ”Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Sistem
Perkemihan Akibat Post Operasi Benigna Prostat Hiperplasia Di
Ruang Prabu Siliwangi Lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon”
Pembimbing : DENI INDRAWAN, S.Kep., Ners., MM

Benign prostat hyperplasia adalah suatu kondisi yang sering terjadi sebagai hasil dari
pertumbuhan dan pengendalian hormon prostat . Benign prostat hyperplasia adalah kelenjat
prostat nonkanker yang mengakibatkan susah untuk buang air kecil, penyakit ini
disebabkan oleh penuaan. Tingginya prevalansi kasus dan akibat lanjutan yang terjadi
merupakan hal pokok yang melatarbelakangi penulis mengambil judul laporan study kasus
KTI pada Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan akibat post op benign prostat
hiperplasia. Tujuan penulisan laporan studi kasus KTI ini adalah agar penulis mampu
melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat komprehensif, melalui 5 tahap yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Metode penulisan yang penulis gunakan adalah
metode deskriptif berbentuk laporan studi kasus KTI dengan teknik pengumpulan data
yaitu menggunakan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi,
dan studi literatur. Masalah keperawatan yang muncul pada kasus adalah gangguan rasa
nyaman nyeri, resiko infeksi, intoleransi aktifitas. Kesimpulan yang penulis ambil yakni,
bahwa pencapaian hasil optimal dari tujuan diatas dapat dicapai apabila kita melaksanakan
proses keperawatan secara komprehensif yang meliputi aspek bio-psiko-sosio dan spiritual
serta ditunjang oleh adanya kerjasama dengan klien, keluarga klien dan tenaga medis
lainnya.

Kepustakaan : 9 buah perpustakaan (2010-2019)

iv
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
telah memberikan berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Studi Kasus dengan judul ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI LANTAI 4
RSUD GUNUNG JATI CIREBON”
Sholawat dan salam penulis curah limpahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umat Islam yang senantiasa
berpegang teguh pada Al-qur’an dan hadist.
Dalam penyusunan laporan studi kasus ini penulis banyak mendapat hambatan dan
kesulitan, tetapi berkat bantuan dan pengarahan dari semua pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan laporan studi kasus ini. Maka dari itu pada kesempatan ini perkenankanlah
penulis mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada :
1. Bapak R. Deni Indrawan, S.Kep., Ners., MM selaku Direktur Akademi Keperawatan
Buntet Pesantren Cirebon yang telah memberi kesempatan, motivasi dan nasehat
kepada penulis selama mengikuti Program Study Diploma III Keperawatan.
2. Bapak Dr. Ismail Sp.OT selaku Direktur RSUD Gunung Jati Cirebon beserta staf yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyeleseikan penulisan Laporan
Studi Kasus ini.
3. Ibu Resmi Iriani, AMK selaku kepala ruangan ruang Prabu Siliwangi RSUD Gunung
Jati Cirebon
4. Ibu Herlieaza, S.Kep., Ners selaku CI Ruangan Prabu Siliwangi Lantai 4 RSD Gunung
Jati Cirebon
5. Bapak R. Deni Indrawan, S.Kep., Ners., MM selaku pembimbing dari AKPER Buntet
Pesantren Cirebon yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis
sehingga tersusun Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
6. Para Dewan penguji dari AKPER Buntet Pesantren Cirebon.

v
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
7. Pihak Akademi dan seluruh staf Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon yang
telah memberikan motivasi kepada penulis selama mengikuti Program Study
Diploma III Keperawatan
8. Klien Tn. S beserta keluarga yang telah membantu dan bekerjasama dengan penulis
selama melaksanakan asuhan keperawatan ini.
9. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dorongan dan bantuan
baik moril maupun materil serta do’a restu nya.
10. Temen dari kecil Fara Safira Fitri yang selalu mendukung dan memberi suport, dan
sahabar asrama Celcica Tamara E, Dian Ayu Lestar, Yuni Elok Paikoh yang telah
menemani ku 3 tahun ini, berbagi susah dan senang, saling memberikan support dan
menambah warna hari-hari di asrama.
11. Agung Gunardi yang selalu mendo’akan dan memberikan dukungan selama
penyusunan studi kasus KTI ini.
12. Rekan-rekan angkatan XXII (ARJUNA) Akademi Perawatan Buntet Pesantren Cirebon,
terima kasih atas kebersamaan dan kekompakannya.
13. Adik-adikku tingkat 1 dan 2 (Prabu dan Sakti) yang selalu mendoa’kan dan
memberikan dukungan serta dorongan kepada penulis selama penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini,

Penulis menyadari akan keterbatasan dan kekurangan dalam pembuatan laporan


studi kasus ini. Oleh karena itu dengan segala hormat, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap semoga Laporan Studi Kasus ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Cirebon, Jumat 08 Mei 2020

Amelia Nur Syafitri

vi
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR ISI
Judul Hal
Visi Misi
Halaman Pernyataan Orisinilitas
Halaman Bebas Plagiarisme
Lembar Persetujuan Pembimbing
Halaman Pengesahan

ABSTRAK ........................................................................................................................................iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN ...........................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan penulisan ...................................................................................................... 3
1.3 Metode Penulisan ..................................................................................................... 4
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS .......................................................................................... 7
2.1 Konsep Dasar ........................................................................................................... 7
2.1.1 Definisi ............................................................................................................. 7
2.1.2 Anatomi Dan Fisiologi ..................................................................................... 8
2.1.3 Etiologi ........................................................................................................... 14
2.1.4 Patofisiologi .................................................................................................... 16
2.1.5 Pathway .......................................................................................................... 17
2.1.6 Manifestasi Klinis ........................................................................................... 18
2.1.7 Penatalaksanaan .............................................................................................. 18
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................. 19
2.1.9 Komplikasi ..................................................................................................... 19

vii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
2.2 Asuhan Keperawatan ............................................................................................. 20
2.2.1 Pengkajian ...................................................................................................... 20
2.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 21
2.2.3 Intervensi ........................................................................................................ 21
2.2.4 Implementasi .................................................................................................. 26
2.2.5 Evaluasi .......................................................................................................... 26
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 27
3.1 Tinjauan Kasus ...................................................................................................... 27
3.1.1 Pengkajian ...................................................................................................... 27
3.1.2 Analisa Data ................................................................................................... 37
3.1.3 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 40
3.1.4 NURSING CARE PLANE(NCP) .................................................................. 40
3.1.5 IMPLEMENTASI POST OP BPH ................................................................. 45
3.1.6 EVALUASI .................................................................................................... 48
3.1.7 Catatan Perkembangan ................................................................................... 49
3.2 Pembahasan ........................................................................................................... 52
3.2.1 Pengkajian ...................................................................................................... 52
3.2.2 Diagnosa Keperawatan ................................................................................... 53
3.2.3 Perencanaan .................................................................................................... 54
3.2.4 Implementasi .................................................................................................. 55
3.2.5 Evaluasi .......................................................................................................... 55
3.2.6 Catatan perkembangan ................................................................................... 56
BAB IV PENUTUP..................................................................... Error! Bookmark not defined.
4.1 Simpulan ................................................................ Error! Bookmark not defined.
4.2 Saran ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR BAGAN

Hal

Bagan 2.1 : Pathway BPH ........................................................................................ 16

DAFTAR GAMBAR

Hal

ix
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
Gambar 2.1 : Anatomi Perkemihan ...................................................................... 7
Gambar 2.2 : Anatomi ginjal ................................................................................ 8
Gambar 2.3 : Bagian-bagian nefron ..................................................................... 9
Gambar 2.4 : Ureter .............................................................................................. 11
Gambar 2.5 : Vesika Urinaria .............................................................................. 12

x
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Satuan Acara Penyuluhan menejemen nyeri


Lampiran 2 : Surat Follow Up

xi
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010 menyebutkan
bahwa pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan
sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Menurut (eprints.ums.ac.id) kesehatan adalah tanggung jawab bersama
dari setiap individu dan swasta. Apapun yang di lakukan pemerintah tanpa
kesadaran individudan masyarakan untuk secara mandiri menjaga kesehatan
mereka, hanya sedikit yang di capai. Perilaku yang sehat dan kemampuan
masyarakat untuk memilih dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
sangan menentukan pembangunan kesehatan. Untuk mendukung hal tersebut
maka tujuan utama pembangunan di bidang kesehatan dalam rangka menuju
Indonesia sehat 2015 adalah mencegah meniingkatnya masalah kesehatan, baik
penyakit menular maupun ataupun penyakit tidak menular, salah satunya adalah
Benign Prostat Hiperplasia. (Dinar Kesehatan,2008)
Benign Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan salah satu penyakit yang
ditakuti dikalangan pria usia lanjut. Kelenjar prostat sering menimbulkan
masalah dalam kehidupan bagi pria. Berdasarkan data, tidak kurang 70% pria
usia lanjut mengalami BPH. Biasanya BPH mulai mengintai pria umur 50 tahun,
dan 10 tahun kemudian sering mengganas. (Mulyadi,2010)
Gangguan BPH sering terjadi karena kelenjat prostat membesar sehingga
akhirnya menjepit saluran urine. Tingkatannya bisa ringan maupun berat. Ada
sejumlah tanda awal ganggua pembesaran prostat, diantaranya pasca buang air
kecil (BAK) urie tidak habis, dan sering BAK. Penderita gangguan prostat
hyperplasia ini bisa menahan atau menunda BAK. Namun, ketika sudah BAK
arusnya lemah. Penderita juga sering bangun malam untuk BAK. Pada akhirnya
gangguan ini mengalami urine tersumbat total. (Hartono Prasetyo,2010)

1
2

Menurut (jurnal.untad.ac.id) insiden BPH akan semakin meningkat


sering bertambahnya usia, yaitu sekitar 20% pada pria usia 40 tahun, kemudian
menjadi 70% pada usia 60 tahun dan akan mencapai 90% pada usia 80 tahun.
Menurut data WHO (2014) di perkirakan terdapat sekitar 70 juta kasus
degeneratif, salah satunya ialah BPH, dengan insiden di negara maju sebanyak
19%, sedangkan di Negara berkembang sebanyak 5,35% kasus. Tahun 2014 di
Indonesia terdapat 9,2 juta kasus BPH, di antaranya diderita oleh laki-laki
berusia di atas 60 tahun. Suatu penelitian menyebutkan bahwa prevelensinya
mencapai hampir 25% dan pada 60 tahun mencapai hampir angka sekitar 43% .
angka kejadian di BPH di indonesia sebagai gambaran hospital prevelensi di dua
rumah sakit besar di Jakarta yaitu RSCM dan Sumberwaras selama 3 tahun
terdapat 1040 kasus. Sedangkan menurut hasil Rekam Medis di rumah sakit
daerah Dr Goeteng Tarunadibrata Purbalingga pada tahun 2016 dari bulan
januari-april di dapatkan 5 besar kasus yang di jumpai dalam sistem perkemihan
yang ada dengan jumlah 76 kasus. Untuk di jawa barat di RS hasan Sadikin
Bandung menurut hasil survey brrdasarkan pola penyakit pasien BPH
menempati urutan 19 yaitu sebesar 1,37% (530 orang).
Menurut Nian Afrian & Dhina Widiyanti (2017) BPH adalah pembesaran
prostat jinak, tetapi bukan kanker penyakit BPH ini yang mengakibatkan
kesulitan untuk buang air kecil. Penyakit ini sering dialami oleh pria, hampir
semua pria mengalami pembesaran prostat, terutama pada usia 60 tahun ke atas.
Berdasarkan uraian diatas dan kasus BPH baik secara internasional, nasional,
maka penulis tertarik untuk menindaklanjuti Asuhan Keperawatan pada klien
dengan Post Op BPH dan penulis tuangkan dalam bentuk Karya Tulis Ilmiah
dengan judul: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN AKIBAT POST OPERASI
BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA DI RUANG PRABU SILIWANGI
LANTAI 4 RSUD GUNUNG JATI CIREBON”.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


3

1.2 Tujuan penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia secara
langsung dan komprehensif meliputi aspek bio-psiko-sosial dan spiritual
dengan pendekatan proses keperawatan.
1.2.2 Tujuan khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan gangguan sistem
perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia diruang
Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan untuk Tn. S dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia
diruang Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon.
c. Mampu membuat rencana keperawatan untuk Tn. S dengan gangguan
sistem perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasi hari
diruang Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon.
d. Mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan gangguan sistem
perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia diruang
Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon.
e. Mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan gangguan sistem
perkemihan akibat post operasi benigna prostat hiperplasia diruang
Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Cirebon.
f. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan pada
Tn. S dengan gangguan sistem perkemihan akibat post operasi benigna
prostat hiperplasia diruang Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati
Cirebon.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


4

1.3 Metode Penulisan


Dalam penyusunan laporan study kasus KTI ini penulis menggunakan
metode deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1.3.1. Wawancara (anamnesa)
Menurut Diyono & Sri Mulyanti (2013) wawancara
merupakanmetode pengumpulan data dengan memberikan beberapa
pertanyaan kepada klien atau keluarga tentang masalah yang di hadapi.
Wawancara bertujuan untuk mengetahui berbagai macam keluhan kesehatan
saar ini, riwayat kesehatan individu dan keluarga riwayat diet, status social
ekonomi,latar belakang demografi dan psikososial. (hal.18)
1.3.2. Observasi
Menurut Diyono & Sri Mulyanti (2013) Observasi merupakan suatu
tindakan pengamatan pada kondisi, perilaku, keadaan umum pasien pada
rentang waktu tertentu. Observasi ini dilakukan untuk menguatkan atau
mendukung data hasil anamnesis yang kurang jelas atau memperjelas data
hasil anamnesa yang dilakukan. Sebagai contoh klien mengeluh sakit perut,
maka untuk mendukung keluhan klien tersebut perawat mengobservasi
perilaku klien, missal perilaku batas gerak memerangi area nyeri secara terus
menurus dan sebagainya. (hal 22-23)
1.3.3. Pemeriksaan Fisik
Menurut Diyono & Sri Mulyanti (2013) Pemeriksaan fisik
merupakan metode pengumpulan data dengan cara melalukan pengamatan
pada bagian fisik dari klien, baik dengan alat maupun tidak. . Pemeriksaan
fisik adalah upaya memeriksa fisik klien dengan inpeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi untuk menentukan masalah klien. Tujuan pemeriksaan fisik
adalah melihat kelainan pada bagian tubuh tertentu mulai dari ujung rambut
kepala sampai ujung kaki.
Kegiatan pemeriksaan fisik , antara lain sebagai berikut :

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


5

a) Inpeksi, yakni melakukan pemeriksaan fisik klien dengan cara melihat


bagian-bagian tubuh yang diperiksa guna menentukan apakah ada
kelainan atau tidak.
b) Palpasi, yakni pemeriksaan fisik dengan perabaan bagian-bagian tubuh
tertentu, misalnya perabaan tubuh yang diduga ada tumor, radang, abses,
pembengkakan, palpasi untuk menentukan usia kehamilan, dan lain-lain.
c) Auskultasi, yakni pemeriksaan fisik dengan cara mendengarkan bunyi
bagian-bagian tubuh tertentu. Auskultasi biasanya dilakukan dengan
menggunakan alat tertentu, misalnya mendengar denyut jantung, suara
paru-paru, dan bising usus dengan stetoskop.
d) Perkusi, yakni pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk bagian-bagian
tubuh tertentu dengan tangan atau alat bantu lain, misalnya mengetahui
refleks patela denga hammer.

1.3.4. Studi Dokumentasi


Menurut Zaidin Ali (2009) Studi dokumentasi bermanfaat dalam
hal dapat mempelajari pengalaman kesehatan klien yang lalu untuk
diperhatikan pada asuhan keperawatan yang akan datang; memudahkan
perawat untuk mengarahkan pengump[ulan data; klien tidak menjalani
pemeriksaan yang serupa secara berulang jika tidak benar-benar dibutuhkan;
efesiensi dan efektivitas pengumpulan data.Studi dokumentasi adalah
pengumpulan data melalui penelitian riwayat penyakit/keperawatan yang
lalu guna mendapat diagnosa keperawatan yang tepat. Studi dokumentasi
bertujuan mendapatkan data yang akurat dengan meneliti riwayat kesehatan
klien yang lalu. (hal.100)

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


6

1.4 Sistematika Penulisan


Adapun secara garis besar sistematika penulisan yang penulis gunakan sebagai
berikut :

BAB I :
PEPENDAHULUAN, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II :TITINJAUAN TEORITIS, terdiri dari konsep dasar yang meliputi


pengertian, klasifikasi, anatomi fisiologi, etiologi,
patofisiologi/pathway, manifestasiklinis ,penatalaksanan,komplikasi,
pemerikasaan diagnostik, serta konsep asuhan keperawatan meliputi
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan.

BAB III TI
: TINJAUAN KASUS dan PEMBAHASAN, menguraikan asuhan
keperawatan pada klien Tn. S meliputi pengkajian, diagnose
keperawatan berdasarkan prioritas masalah, rencana tindakan
keperawatan/ncp, implementasi, evalusi, dan catatan perkembangan.

BAB IV K
: KESIMPULAN dan SARAN, menjelaskan tentang kesimpulan dan
saran dari pelaksanaan asuhan keperawatan.

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1Konsep Dasar
2.1.1 Definisi
Menurut Arif Mutaqin & Kumala Sari (2014) Hiperplasia prostat atau BPH (
Benign Prostat Hiperplasia) adalah pembesaran progresif dari kelenjar prostat, bersifat
jinak di sebabkan oleh hyperplasia beberapa atau semua komponen prostat yang
mengakibatkan peyumbatan uertra pats prostatika. (hal.257)

Menurut Diyono & Sri Mulyanti (2019) Benign Prostat Hiperplasia adalah
pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat yang bersifat jinak. (Hal.90)

Menurut Ns. Harmilah (2020) istilah Benign Prostat Hiperplasia (BPH) atau
protatisme digunakan untuk mengganbarkan konstelasi gejala berkemih yang terjadi
pada pria dengan penuaan. Gangguan ini juga sering di sebut sebagai obstruktif saluran
kandung kemih yang merujuk pada gejala-gejala BPH. Gejala-gejala ini tersebut
biasananya dinamakan gejala obstruktif dan bersifat alamiah. Sementara itu, ada
beberapa gejala iritatif yang terjadi pada psien BPH, antara lain frekuensi kencing
meningkat dan disuria. . (hal.87)

Menurut Nian Nuari & Dhina Widayati (2017) Pembesaran Prostat yang jinak
bervariasi berupa hyperplasia kelenjar atau kelenjar fibromuskular. Namun orang
sering menyebtnya dengan hipertropi prostat namun secara histologi yang dominan
adalah hyperplasia. (Hal.170)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Benign Prostat


Hiperplasia adalah kondisi dimana suatu bagian mengalami pembesaran prostat yang
mengenai uretra dan menyebabkan gejala tidak bisa buang air kecil dan lebih sering
terjadi pada pria.

57
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
8

2.1.2 Anatomi Dan Fisiologi


Menurut Ns. Harmilah (2020) anatomi fisiologi sistem perkemihan adalah
sebagai berikut :

1. Anatomi sistem perkemihan


Sturuktur sistem perkemihan terdiri atas ginjal,uretern kandung kemih,
dan uretra. Untuk menjaga fungsi ekskresi, sistem perkemihan mempunyai
dua ginjal. Organ ini memproduksi urine yang berisikan air, ion-ion, dan
senyawa solute yang kecil. Urine meninggalkan kedua ginjal dan melewati
sepasang ureter menuju dan ditampung sementara pada kandung kemih.
Proses ekskresi urine untuk keluar melewati uretra dan keluar dari tubuh.
Adapun struktur sistem perkemihan dibawah ini .

Gambar 2.1 Anatomi perkemihan


Htpps://images.app.goo.gl/D2b7JYxfrXQqa547

a. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebra yang berbentuk seperti
kacang. Sebagai bagian dari sistem perkemihan , ginjal berfungsi
menyaring kotoran (Terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama air dalam bentuk urine (purnomo,2007)
9

Pada orang dewasa panjang ginjal 12-13 cm, lebarnya 6 cm dan beratnya
antara 120-150 gram. Ukurannya tidak berbeda menurut bentuk dan
ukuran tubuh. Sebanyak 95% orang dewasa memiliki jarak antara katup
ginjal antara 11-15 cm. Perbedaan panjang kedua ginjal lebih dari 1,5 cm
atau perubahan bentuk merupakan tanda yang penting karena kebanyakan
penyakit ginjal dimanifestasikan dengan perubahan struktur.

Gambar 2.2 Anatomi Ginjal


https://images.app.goo.gl/8mK7u9wF6qX3G7jSA

Bagian-bagian ginjal :
1) Kulit ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan
penyaringan darah yang disebut nefron.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal
mengandung 1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai
struktur dan fungsi yang sama, unit fuungsional ginjal yang terdiri atas
tubulus konturtus distal, dan duktus koligentes (purnomo,2007).
Nefron dibagi dalam dua jenis yaitu :
a) Nefron kortikalis yaitu nefron yang memiliki glomelurus dan
terletak di luar korteks di sebut nefron kortikola. Nefron ini
10

memiliki ansa henle pendek yang hanya menembus ke dalam


medulla dengan jarak dekat.
b) Nefron jukstamedular yaitu sekitar 20-3-% nefron mempunyai
glomerulus yang terletak di korteks renal sebelah dalam dekat
medulla dan disebut nefron jukstamedular.
Bagian-bagian nefron Menurut Diyono & Sri Mulyanti
(2019) :
(1) Glomerulus
Pusat filtrasi atau penyaringan darah.
(2) Kapsula Bowman
Bagian tubulus yang melingkupi glomerulus untuk
mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus.

Gambar 2.2 Bagian-bagian nefron


https://images.app.goo.gl/HgnUK5cRF1Ri8jH9

(3) Tubulus Proksimal


Area reabsorpsi cairan dan elektrolit yang masih di
perlukan tubuh .
11

(4) Lengkung Henle


Lengkung henle berfungsi sebagai reabsorpsi bahan-
bahan dari cairan tubulus dan sekresi bahan-bahan ke dalam
cairan tubulus, berperan penting dalam mekanisme
konsentrasi dan difusi urin.
(5) Tubulus Distal
Berfungsi dalam reabsorpsi dan sekresi zat-zat tertentu.
2) Sumsum ginjal (Medula)
Merupakan gabungan dari jaringan unit fungsional ginjal.
3) Rongga ginjal (Pelvis Renalis)
Pelvis renalis adalah muara atau tampungan urine yang masuk
melalui papila renalis yang berasal dari carlix mayor dan calix minor
ginjal.

b. Ureter
Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil ynag berfungsi
mengalirkan urine dari pielum ginjal ke dalam kandung kemih. Pada orang
dewasa panjangnya 20 cm. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju
distal dan bermuara pada vesica urinaria.
12

Gambar 2.3 Ureter


https://images.app.goo.gl/z6Nw2LHDNCa6iMwo9

Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan; dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa), lapisa tengah otot polos dan lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa.

c. Vesika urinaria
Disebut juga bladder/ kandung kemih. Vesika urinaria bekerja
sebagai penampung urine, organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi).
Terletak di dalam pinggul besar pelvis da di belakang simpilis pubis,
sedakangkan pada bayi letaknya lebih tinggi. Dinding kandung kemih
terdiri atas sebuah lapisan seru yang terletak di sebelah luar, lapisan
berotot, lapisan submukosa.
Kandung kemih adalah organ yang berongga yang terdiri atas 3
lapisan otot detrusor yang saling beranyaman. Pada dinding kandung
kemih terdapat 2 bagian yang besar. Ruang yang berdinding polos
sebagai berikut :
13

a. Badan (korpus) bagian utama kandung kemih dimana urine


berkumpul
b. Leher (kolum) merupakan lanjutan dari badan berbentuk corong,
berjalan secara inferior dan anterior ke dalam daerah segitiga
urogenital dan berhubungan dengan uretra.
c. Serat-seratnya meluas ke segala arah dan bila berkontraksi dapat
meningkatkan tekanan kandung kemih 40-60 mmHg.

Gambar 2.4 Vesika urinaria

d. Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung
kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki-laki uretra
berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis.
Panjangnya ± 20 cm.
14

2. Fisiologis sistem perkemihan


Menurut Ns. Harmilah fisiologi pada sistem oerkemihan adalah :
1) Merugalasi volume darah dan tekanan darah dengan mengeluarkan
sejumlah cairan ke dalam urine.
2) Mengatur konsentrasi dan plasma dari sodium, potassium, klorida, dan
mengontrol kuantitas kehilangan ion-ion lainnya ke dalam urine, serta
menjaga batas ion kalsium.
3) Menstabilisasi pH darah dengan mengontrol jumlah keluarnyamion
hydrogen dan ion bikarbonat ke dalan urine
4) Menghemat pengeluaran nutrisi dengan memelihara ekskresi pengeluaran
nutrisi, terutama pada saat pembuangan nitrogen dan asam urat.
5) Membantu organ hati dalam mendetoksifikasi racun.. (hal.7-8)

2.1.3 Etiologi
Menurut Ns. Diyono & Sri Mulyanti (2019) Berdasarkan penyebab/
etiologinya yang mempengaruhi terjadinya BPH, antara lain :

1. Teori Dihidrotestosteron
Dihidrotestosteron (DTH) adalah metabolit antrogen yang sangat penting
pada pertmbuhan sel-sel kelenjar prostat. Prostat dibentuk dari testosterone di
dalam sel prostat yang oleh enzim 5 alfa reduktase dengan bantuan koenzim
NADPH. DTH yang telah dibentuk berkaitan dengan reseptor androgen (RA)
yang membentuk komplek DTH-RA pada inti sel selanjutnya terjadi sintesis
protein growth factor yang menstimulus pertumbuhan prostat secara
berlebihan.
2. Ketidakseimbangan antara estrogen-testosteron
Pada usia yang semakin tua, kadar testosteron menurun,sedangkan
kkadang estrogen dan testosterone relatif meningkat. Telah terjadinya
oroliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan cara meningkankan sentivitas sel-sel
15

prostat terhadap rangsangan hormone androgen dan menurunkan jumlah


kematian sel-sel prostat.
3. Interaksi stoma- Epitel
Cunha (1973) membuktikan bahwa diferensiasi dan pertumbuhan sel
epitel prostat secara tidak langsung dikontrol oleh sel-sel stoma melalui suatu
mediator tertentu. Setelah sel-sel stoma mendapatkan stimulus dan DTH dan
estradiol, sel-sel stoma mensitesis suatu growth factor yang selanjutnya
memengaruhi sel-sel stoma itu sendiri secara intrakrin dan aoutokrin, serta
memengaruhi sel-sel epitel secara parakrin.
4. Berkurangnya kematian sel prosat
Program kematian sel (apoptosis) pada sel prostat adalah mekanisme
fisiologis untuk mempertahankan hemeotasis kelenjar prostat. Jika proses
apotosis menurun maka sel prostat cenderung akan lebih besar.
5. Teori Stem Sel
Untuk mengganti sel-sel yang telah mengalami apoptosis selalu di bentuk
sel-sel baru. Di dalam kelenjar prostat di kenal suatu sel stem, yaitu sel yang
mempunyai kemampuan berpoliferasi sangat ekstensif. Terjadinya proliferasi
sel-sel paa BPH do postulasikan sebagi tidak tepatnya aktivitas sel stem
sehingga terjadi produksi yang berkebihan pada stoma maupun sel epitel. (Hal
91-92)
16

2.1.4 Patofisiologi
Menurut Ns. Harmilah (2020) patofisiologi Benign prostat
Hiperplasia adalah sebagai berikut :

Meskipun jarang mengancam jiwa , BPH memberikan keluhan yang


dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Keadaan ini akibat pada leher
kandung kemih dan uretra oleh BPH. Selanjutnya obstruksi ini dapat
menimbulkan perubahan struktur kandung kemih maupu ginjal sehingga
menyebabkan komplikasi pada saluran kemih atau maupun bawah
(Panrsons,2010).

Hiperplasi atau pembesaran prostat mengakibatkan penyempitan


lumen uretra posterior dan fase lanjut dapat meningkatkan tekanan
intravesikal. BPH mengakibatkan kandung kemih (Bladder) mengalami
hipertropi otot detrusor, tuberkulasi, selulosa, dan divertikel buli-buli.
Selain itu BPH juga dapat megakibatkan ginjal dan ureter mengalami
refluks vesiko-ureter. (Hal 88)
17

2.1.5 Pathway

Hiperplasi Prostat

Penyempitan lumen uretra

Respons obstruksi Respons iritasi :


Pancaran miksi lemah, Peningkatan tekanan
intermitensi, miksi tidak intravesik Frekuensi
puas, menetes setelah meningkat,
urgensi,noktura,di
miksi, pembengkakan
suria
penis
\
Nyeri akut akibat
Gangguan pemenuhan perubahan pola eliminasi
eliminasi urin

Respons perubahan pada


Respons perubahan pada ginjal dan ureter:
kandung kemih :
Refluks vesiko ureter,
Hipertrofi otot destrusor, hidroureter, hidronefrotis,
trabekulasi, selula, pielonefritis, gagal ginjal
divertikel kandung kemih

Tindakan pembedahan

Pascaoperasi

Kerusakan Gg.konsep Luka


Cemas
integritas jaringan diri pascabedah

Nyeri Proses inflamasi

Intoleransi
Susah Bergerak Resiko infeksi
aktivitas

Tabel 2.1 Pathway striktur uretra

Arif Muttaqin (2011) hal.259


18

2.1.6 Manifestasi Klinis


Menurut Ns. Harmilah (2020) manifestasi klinis pada Benign Prostat
Hiperplasia adalah sebagai berikut :
1. Poliuria, karenakandung kemih hanya mampu mengeluarkan sedikit air
kemih (10-12x/24 jam)
2. Dysuria, terjadi nyeri akibat iritasi/infeksi
3. Aliran air kemih terganggu, karena terjadi penyempitan uretra.
4. Hematuria, akibat kongesti basis kandung kemih.
5. Retensi urine
6. Hidronefrosis dan kegagalan ginjal, terjadi akibat tekanan balik
melewati ureter ke ginjal.

2.1.7 Penatalaksanaan
Menurut Arif Mutaqin (2011) penatalaksanaan Benign Prostat Hiperplasia
antara lain :

1. Penghambat adrenergik, agar mengurangi resistensi otot polos prostat.


2. Tindakan Pembeahan
A. Pembedahan endourulogi (TURP) atau pembedahan terbuka, bertujuan
untuk reseksi prostat yang membesar.
B. Kriteria pembedahan di lakukan: klien yang mengalami retensi urine akut
atau pernah retensi urine akut, klien dengan residual urine > 100 ml .
klien dengan penyulit, terapi medikamentosa tidak berhasil dan flowmetri
menunjukan pola obstruktif.

3. Perawatan Medis

Menurut Ns. Harmilah (2020)

Perawat medis biasanya disediakan untuk pria yang memiliki gejala


signifikan. Obat-obatannya termasuk:
19

1) Terazosin : Termaksud golongan obat yang mempunyai


pengendurkan otot polos ateri, prostat, dan leher
kandung kemih. Ini membantu meredakan obstruksi
kemih yang di sebabkan oleh pembesaran prostat di
BPH. Efek sampingnya termaksud sakit kepala dan
mudah lelah.

2) Finasteride : Obat yang menghambat kerja hormone testosteron


pria dan membantu mengecilkan prostat, efek
sampingnya dari obat ini termaksud menurunkan gairah
sekss, masalah ereksi atau ejakulasi.

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang


Menurut Ns. Harmilah (2020) pemeriksaan penunjang pada Benign Prostat
Hiperplasia antara lain :

1.Urinalisis Urine :Berutujuan untuk mendeteksi adanya protein/ darah dalam


urine. BD dan osmolalitas, serta pemeriksaan mikroskop
urine.

2.pemeriksaan lab : untuk mengetahu peningkatan kadar prostate spesific antige

3.Sistoskopi : untuk melohat gambar pembesaran prostat

4.Transrektal : untuk mengetahui pembesaran prostat dan adanya


hidronefrosis ( Hal 91)

2.1.9 Komplikasi
Menurut Eko Ns. Harmilah (2020) komplikasi BPH antara lain :

a. Ketidakmampuan membuang air kecil


b. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
c. Kerusakan Ginjal (hal 90-91)
20

2.2Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Menurut Diyono dan Sri Mulyanti (2019) pengkajian pada klien Benign Prostat
Hiperplasia sebenarnya hampir sama dengan klien gangguan perkemihan pada
umumnya. Pengkajian dilakukan secara head to toe atau persistem dengan
penekanan pada pengkajian fokus sistem perkemihan.

1. Pengumpulan data
Biodata klien dan penanggung jawab klien. Biodata klien terdiri dari nama,
umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status, agama, alamat, tanggal
masuk rumah sakit, nomor register, dan diagnosis medik
2. Keluhan Utama
Adanya retensi urine atau gejala komplikasi harus didentitafikasi dengan
cermat. Perawat menanyakan kepada pasien dan keluarga tentang keluhan
yang di rasakan seperti tidak bisa berkemih, badan lemas, mual muntah dan
sebagainya.
3. Pemeriksaan fisik
Dilakukan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi terhadap bagian
sistem tubuh sehingga akan ditemukan keadaan umum yang meliputi
penampilan, kesabaran, gaya bicara.
4. Pola Eliminasi
Kaji masalah berkemih seperti retensi urine, nikturia,
frekuensi,urgensi,anuria,hematuria.
5. Pola tidur
Tanyakan kepada kalien apakah hangguan berkemih mengganggu
istirahatnya atau tidak
6. Sistem kardiovaskuler
Mulai dikaji warna konjuntiva, warna bibir, ada tidaknya peninggian vena
jugularis melalui auskultasi yang dapat mengkaji bunyi jantung pada dada
dan pengukuran tekanan darah dengan palpasi yang dapat menghitung
frekuensi denyut nadi.
21

7. Sistem pencernaan
Yang dikaji meliputi keadaan gigi, bibir, lidah, nafsu makan, peristaltik usus,
dan BAB. Tujuan pengkajian ini adalah mengetahui secara dini
penyimpangan pada sistem ini.
8. Pola aktivitas dan latihan
Bagaimana pola aktivitas klien apakah gangguan berkemih mengganggu
istirahatnya atau tidak.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


Menurut Arif Muttaqin & Kumala Sari (2011) diagnosa keperawatan yang bisa
muncul pada klien striktur uretra adalah

1. Gangguan pemenuhan eliminasi urine b.d retensi urine, obstruksi uretra


sekunder dari pembesaran prostat dan obstruksi uretra.

2. Nyeri berhubungan dengan peregangan dari terminal saraf, disuria, resistensi


otot prostat, efek mengejan saat miksi sekunder dari obstruksi uretra, nyeri
pasca bedah.

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entry luka pascabedah.

4. Resiko tinggi trauma b.d kerusakan jaringan pasca prosedur pembedahan

5. pemenuhan informasi preoperative b.d rencana pembedahan ,prognosis


penyakit

6. Kecemasan b.d prognosis pembedahan, tindakan invasive diagnostic.

7. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan Nyeri akibat proses pembedahan

2.2.3 Intervensi
Menurut Arif Muttaqin & Kumala Sari (2011) intervensi keperawatan pada
klien striktur uretra adalah
22

1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan retensi urin, obstruksi uretra


sekunder dari penyempitan lumen uretra
Tujuan : Dalam waktu 4x24 jam pola eliminasi optimal
sesuai kondisi klien
KriteriaHasil :
1) Eliminasi urine tanpa ada keluhan subjektif, seperti nyeri dan urgensi
2) Eliminasi urine tanpa menggunakan kateter
3) Pascabedah tanpa ada komplikasi
4) Frekuensi miksi dalam batas 5-8 x/24jam
Intervensi :
1) Kaji pola berkemih dan catat produksi urin tiap 6 jam
Rasional : mengetahui pengaruh iritasi kandung kemih dengan frekuensi
miksi
2) Monitor adanya keluhan subjektif pada saat melakukan eliminasi urin
Rasional : parameter penting dalam mengevaluasi intervensi yang telah
dilaksanakan
3) Kolaborasi pelebaran uretra, baik secara uretrotomi internal ataupun
pemasangan stent uretra dan bedah rekonstruksi
Rasional : intervensi bedah dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan
eliminasi urine. Pemilihan jenis pembedahan dilakukan sesuai
derajat penyempitan dan tingkat toleransi individu
2. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kerusakan jaringan pasca prosedur
pembedahan.
Tujuan :Dalam waktu 4x24 jam tidak mengalami trauma
pascapembedahan
Kriteria hasil :
1) Tidak ada keluhan subjektif, seperti disuria dan urgensi.
2) Eliminasi urin tanpa menggunakan kateter
3) Pascabedah tanpa ada komplikasi
Intervensi :
23

1) Monitor adanya keluhan subjektif pada saat melakukan eliminasi urin


Rasional : Parameter penting dalam mengevaluasi intervensi yang
telah dilaksanakan
2) Istirahatkan pasien setelah pembedahan
Rasional : Pasien dianjurkan tirah baring selama 24-48 jam,
tergantung pada sejauh mana prosedur yang telah dilakukan
3) Lepas kateter pada hari ke 1-3 pascaoperasi
Rasional : Menurunkan resiko cidera pada uretra
4) Kolaborasi pemberian antibiotik dan agen antimuskarinik
Rasional : Menurunkan resiko infeksi yang akan meningkatkan
respon trauma jaringan pascabedah.

3. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit/ jaringan, pembentukan edema,


manipulasi jaringan cidera, debridement luka ditandai dengan :

Tujuan : Melaporkan nyeri berkurang / terkontrol.

Kriteria Hasil :
1) Menunjukan ekspresi wajah / postur tubuh rileks.
2) Berpartisipasi dalam aktivitas dan tidur / istirahat dengan tepat.
Intervensi :
1) Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode pemajanan
pada udara terbuka.
Rasional : Suhu berubah dangerakan udara dapat menyebabkan nyeri
Hebat pada pemajanan ujung saraf.
2) Tinggikan ekstremitas lukabakar secara periodik.
Rasional : Peninggian mungkin diperlukan pada awal untuk menenurunkan
pembentukan edema setelah perubahan posisi dan peninggian
menurunkan ketidaknyamanan serta resiko kontraktur sendi.
3) Berikan tempat tidur ayunan sesuai indikasi
Rasional : Peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri.
24

4) Tutup jari / ekstremitas pada posisi berfungsi (menghindari posisi fleksi sendi
yang sakit) menggunakan bebat pada papan kaki sesuai keperluan. Rasional :
Posisi fungsi menurunkan deformitas / kontraktur dan
meningkatkan kenyamanan. Meskipun posisi fleksi sendi cendera
dapat merasa lebih nyaman, ini dapat mengakibatkan kontraktur
fleksi.
5) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai indikasi.
Rasional : Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan kelelahan
Otot tetapi tipe latihan tergantung pada lokasi dan luas cendera.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan port de entree luka pascabedah
Tujuan : Menunjukan penyembuhan luka seiring perjalanan
waktu.
KriteriaHasil :
Bebas dari sekresipurulen/drainase, atau eritema dan afebris.
Intervensi :
1) Berikan isolasi / pantau pengunjung sesuai indikasi.
Rasional : Isolasiluka / linen dan mencuci tangan adalah yang dibutuhkan
Untuk mengalirkan luka, sementara isolasi / pembatasan
pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien imunosupresi.
Mengurangi resiko kemungkinan infeksi.
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan aktifitas walaupun menggunakan
sarung tangan steril.
Rasional : Mengurangikontaminasisilang.
3) Batasi penggunaan alat / prosedur invasive jika memungkinkan.
Rasional : Mengurangi jumlah lokasi yang dapat menjadi tempat masuk
Organisme.
4) Lakukan inspeksi terhadap luka / sisi alatinvasif setiap hari, berikan perhatian
utama terhadap jalur hiperalimentasi.
Rasional : Memberikan gambaran untuk identifikasi awal dari infeksi
sekunder.
25

5) Gunakan teknik steril pada waktu penggantian balutan


Rasional : Mencegah masuknya bakteri, mengurangi resiko infeksi
nosokomial.
6) Gunakan sarung tangan / pakaian pada waktu merawat luka yang
terbuka/antisipasi dari kontak langsung dengan sekresi ataupun ekskresi.
Rasional : Mencegah penyebaran infeksi / kontaminasi silang.
7) Buang balutan/bahan yang kotor dalam kantung ganda
Rasional : Mengurangi area kotor / membatasi penyebaran organisme
Melalui udara.
8) Pantau kecenderungan suhu.
Rasional : Demam tinggi menunjukan efek endotoksin pada hipotalamus
dan endorphin yang melepaskan pirogen. Hipotermi adalah tanda-
tanda genting yang merefleksikan perkembangan status syok /
penurunan perfusi jaringan.
9) Amati adanya menggigil dan diaphoresis
Rasional : Menggigil seringkali mendahului memuncaknya suhu pada
Adanya infeksi umum.
10) Inspeksi rongga mulut terhadap sariawan. Selidiki laporan rasa gatal
/peradangan vaginal / perineal.
Rasional : Depresi system imun dan penggunaan antibiotic dapat
Meningkatkan resiko infeksi skunder.
11) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional : Dapat membasmi / memberikan imunitas sementara untuk
Infeksi umum atau penyakit khusus.
12) Bantu / siapkan insisi dan drainase luka.
Rasional : Memberikan kemudahan untuk memindahkan material purulen /
Jaringan nekrotik dan meningkatkan penyembuhan.
26

2.2.4 Implementasi
Menurut (Http://repostory.unimus.ac.id) implementasi adalah
pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di
susun pada tahap tahap perencanaan. Validasi memnentukan apakah
rencana masih relevan, masih mendesak, berdasarkan pada rasional yang
baik dan diindividualisasikan. Perawatmemastikan bahwa tindakan yang
sedang di implementasikan, baik oleh pasien, perawat atau yang lain,
berorientasikan pada tujuan atau hasil tindakan selama implementasi
diarahkan untuk mencapai tujuan. (setiadi,2012)

2.2.5 Evaluasi
Menurut (Http://repostory.unimus.ac.id) evaluasi adalah tahap akhir
dari proses keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis.
Mengkaji respon pasien setelah di lakukan intervensi keperawtan dan
mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan.
27

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Kasus


3.1.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Status marital : Menikah
Tanggal masuk : 03 Maret 2020
Tanggal operasi : 04 Maret 2020 (09:30 WIB)
Tanggal pengkajian : 04 Maret 2020 (13:00 WIB)
Diagnosis medis : Post Benigh Prostat Hiperplasia
No medrec : 950953
Dokter penanggung jawab : Dr.V
Alamat : Lemah Abang Rt.03/Rw.03
Harjamukti Kota Cirebon

2. Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. J
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri
Alamat : Lemah Abang Rt.03/Rw.03
Harjamukti Kota Cirebon
28

3. Keluhan utama : Nyeri


4. Keluhan waktu didata
DS :
a) Klien mengatakan nyeri pada abdomen bawah
b) Klien mengatakan perih pada bagian abdomen bawah yang terdapat luka
pembedahan
c) Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri.
5. Riwayat Penyakit Sekarang
Menurut keterangan klien dan keluarga klien, hari minggu,
01/03/2020 klien sudah tidak bisa BAK, Namun klien dilarikan ke rumah
sakit Gunung Jati Kota Cirebon pada tanggal 03/03/2020 pukul 20.00 WIB
bersama istrinya. Klien kemudian dirawat untuk dilakukan sejumlah
pemeriksaan seperti pemeriksaan laboratorium, dan radiologi. Klien
mengeluh nyeri perut bagian bawah sebelah kanan. Menurut keterangan dari
klien, klien merasa lemas, dan tidak nyaman karena belum bisa berkemih.
P: Nyeri dirasakan karena respon dari pembedahan, nyeri akan bertambah
apabila klien banyak bergerak, nyeri klien akan berkurang apabila di berikan
obat katerolak (obat analgetik).
Q: Nyeri yang dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk benda tajam, nyeri
dirasa sampai mengganggu aktivitas.
R: Nyeri yang dirasakan klien pada bagian abdomen bawah sebelah kanan,
nyeri yang dirasakan menyebar kedaerah abdomen.
S: Skala 6 dari (0-10).
T: Nyeri yang dirasakan sewaktu-waktu.
6. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sebelumnya belum pernah mempunyai riwayat
penyakit seperti sekarang, tetapi klien mengatakan pernah di rawat di RS
Gunung Jati Cirebon dan melakukan operasi pada saat terkena Hernia.
29

7. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Klien mengatakan didalam keluarga klien tidak ada yg mengalami
gangguan kesahatan seperti TB, DM dan Hiipertensi

Genogram

X X X X

X X X
X X X

Keterangan :

= Klien

= Perempuan

=Tinggal serumah

=Laki laki

=Meninggal

8. Riwayat Obat-Obatan dan Alergi


Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat alergi obat-obatan
maupun makanan dan minuman.
30

9. Kebutuhan Biologis

ADL Sebelum Sakit Selama Sakit


(1) (2) (3)
1. Nutrisi
A. Makan
Frekuensi 3x / hari Belum boleh makan
Porsi 1 porsi Belum boleh makan
Menu makan Nasi, lauk pauk Belum boleh makan
Problem Tidak ada Ada
B. Minum
Frekuensi Tidak ada Belum boleh minum
Jumlah 8x/ hari Belum boleh minum
Jenis 2500 cc Tidak ada
Pantangan Air putih Tidak ada
Problem Tidak ada Ada

2. Eliminasi
A. BAB
Frekuensi 1x/hari Belum BAB
Konsistensi Padat Belum BAB
Warna Kuning trengguli Belum BAB
Bau Khas Tidak ada
Problem Tidak ada Tidak ada

B. BAK
Konsistensi Cair Cair
Frekuensi 3x /hari Terpasang kateter
Jumlah 2500 cc 1500 cc/2 jam
Warna Kuning pekat Berwarna merah
31

Bau Khas Khas


Problem Tidak ada Terpasang Kateter
3. Pola istirahat & tidur
A. Siang
Lamanya 1-2 jam 1 jam
Kualitas Nyenyak Nyenyak
Problem Tidak ada Tidak ada
B. Malam
Lamanya 7-8 jam 6 jam
Kualitas Nyenyak Tidak nyenyak
Problem Tidak ada Ada
4. Personal Hygiene
a. Mandi 2x / hari Di lap 2x/hari
b. Gosok gigi 2x/hari Kadang-kadang
c. Cuci rambut 1x/hari Tidak pernah
d. Gunting kuku 1x/minggu Tidak pernah
e. Ganti pakaian 2x/hari 2x/hari
f. Problem Tidak ada Tidak ada
5. Pola Aktivitas
a. Aktivitas sehari- Mandiri
Dibantu
hari
Gangguan intoleransi
Problem Tidak ada
32

10. Pemeriksaan Fisik :


1) Penampilan umum
Klien tampak sedikit kotor, postur tubuh klien tegak klien terlihat compos
mentis, klien terlihat pucat, dan klien terlihat badrest, terpasang infus 2 jalur
tangan kanan dan kiri.

GCS : E:4 V:5 M:6 =15


BB sebelum sakit : 68 kg
BB selama sakit : 57 kg
TB : 160 cm
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,6°C
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20 x/menit
3) Kepala dan wajah
Bentuk kepala mesosoval, terdapat rambut yg sedikit beruban, jenis rambut
lurus, distribusi merata, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada lesi Keadaan
rambut terlihat bersih, tidak ada alopesi saborhea
4) Mata
Bentuk mata simetris antara mata kanan dan kiri, terdapat bulu mata dan alis,
reflek mata dapat mengedip ketika diberi rangsangan, terdapat 2 pupil dan
sclera berwarna putih, sclera anikterik, pupil miosis ketika terkena cahaya dan
membesar ketika tidak terkena cahaya, konjungtiva ananemis, klien dapat
melihat normal, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat lesi.
5) Hidung
Bentuk hidung simetris, anatara kanan dan kiri sama, terdapat 2 lubang cavum
nasi yang disekat oleh satu septumnasi, tidak ada lesi, Terdapat bulu bulu
hidung, tidak ada sputum, mukosa hidung berwarna merah muda, tidak terdapat
cuping hidung penciuman normal dibuktikan dengan klien dapat membedakan
33

bau minyak wangi dengan bau minyak kayu putih, fungsi menghirup normal,
tidak ada nyeri tekan
6) Mulut
Bentuk simetris bibir atas dan bawah, keadaan normal, membran mukosa mulut
berwarna merah muda tidak ada lesi, gigi terlihat sedikit kuning ,lidah berwarna
putih pucat,dan terdapat sedikit bau mulut, jumlah gigi lengkap 32 buah,
terdapat karies, tidak ada pembesaran toncil, fungsi pengecapan baik di
buktikan dengan klien bisa merasakab asin,manis.
7) Telinga
Bentuk simetris antara kanan dan kiri, warna sama dengan daerah sekitar, tidak
ada lesi tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan tidak terdapat serumen, fungsi
pendengaran normal.
8) Leher
Bentuk simetris tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri tekan,
tidak terdapat lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, arteri karotis teraba
9) Dada
Bentuk dada simetris kanan dan kiri sama, warna sama dengan daerah sekitar,
terdapat aerola dengan puting berwarna coklat di tengahnya, ukurang mamae
normal sesuai dengan jenis kelamin, tidak ada kelainan pada postur dada, pada
bagian atas thorax dextra
10) Paru dan jantung
Pergerakan dada kanan dan kiri seimbang saat respirasi, tidak ada bunyi ronchi
wezzing dan gurgling, getaran suara teraba, terdapat detakan jantung yg
berbunyi lub dan dub, tidak ada kardiomegali besar jantung sekepalan tangan
klien, irama jantung reguler
34

11) Abdomen
Bentuk datar dan simetris, warna sama dengan daerah sekitar tidak ada lesi,
terdapat luka insisi bedah di abdomen bawah panjang luka sekitar 7 cm dan
terpasang drain, pada saat di palpasi terdapat nyeri tekan,terlihat luka basah,
pada saat di auskultasi tidak ada bunyi bruit, terdapat bising usus 12x/mnt
12) Genetalia
Tidak terkaji, namun menurut keterangan klien, klien tidak ada klainan pada
genetalianya (normal) terdapat satu penis, satu skrotum dan dua buah testis dan
terpasang kateter dan Drain.
13) Ekstremitas
A. Atas
Bentuk simetris antara tangan kanan dan kiri, warna kulit sama
dengan daerah sekitar, pergerakan baik tidak mengalami kelemahan otot,
dapat menerima rangsangan dan merespon dengan baik, crt < 2 detik, kuku
panjang reflek bisep dan trisep positif, tidak terdapat edema, jari jari
lengkap ,tidak mengalami poli daktil dan indaktil. terpasang infus NaCL 20
tetes/menit di tangan sebelah kiri.
B. Bawah
Bentuk simetris antara kaki kanan dan kiri, warna kulit sama dengan
daerah sekitar, tidak ada nyeri tekan, dapat menerima rangsangan dan
merespon dengan baik saat di tes menggunakan reflek hammer, crt < 2
detik, kuku pendek reflek bisep positif, tidak terdapat edema jari jari
lengkap, tidak mengalami poli daktil dan indaktil.

5 5
2 2
35

11. Kebutuhan Psikologis


Saat dikaji klien terlihat tenang dengan keadaan nya, klien mengetahui
tentang penyakityang dialaminya, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan
segera kemballi ke rumah , menurut klien ini adalah salah satu ujian dari
Allah swt
12. Kebutuhan Sosial
Menurut klien, klien dekat dengan keluarganya dan orang orang sekitar
maupun tetangganya, klien dapat bergaul dengan orang sekitar, terbukti oleh
hubungan klien dengan pasien sekamar lain nya klien cepat akrab.
13. Kebutuhan Spiritual
Klien seorang muslim, klien selalu berdoa agar di beri kessembuhan dan
klien tidak tertinggal shalat 5 waktu.
14. Pemeriksaan penunjang .
Nama : Tn. S tanggal pemeriksaan : 04/3/2020
No medrek : 950953 alamat : Lemah abang

N Jenis Hasil Nilai Satuan Interpretas


o pemeriksaan normal i
1. Hematologi
Darah Rutin
a. Hemoglobin 12.0 14-18 g/dL Menurun
b. Leukosit 5350 4000-10000 /uL Normal
c. Trombosit 281 150-400 10 ̂ 3/uL Normal
d. Eritrosit 3,83 4,5-6,0 10 ̂ 6/uL Menurun
e. MCV 33,9 37-54 % Menurun
f. MCH 31,4 80-96 fL Menurun
g. MCHC 35,4 28-33 pg Normal
h. RDW CV 13,7 11-16 % Normal

Kimia Klinik
Albumin 3,63 3,8-4,4 g/dL Menurun
36

Faal Ginjal
a. Ureum 21,4 15-54 mg/dL Normal
b. Kreatinin 0 , 85 0 , 6-1.1 mg/dL Meningkat
Elektrolit
a. Natrium 143, 3 136, 136 mg/dL Meningkat
b. Kalium 4 , 26 3.6-5.0 mg/dL Meningkat
c. Klorida 106,1 38-108 mg/dL Meningkat
d. Kalsium 8,04 8-10 mg/dL Normal
Gula Darah
a. Glukosa 1,4 2.40 mg/dL Menurun
darah sewaktu
Imunosetologi
hepatitis
marker
a. HB Sag Negative
(rapid)
b. HCV Negative
c. Warna Urine Negative
d. Urine Kuning
e. keruhan Keruh
Mikroskopis
a.Eritrosit 2-4 high 0-4 Sel/LPB Meningkat
urine 12-14 high 1-4 Sel/LPB Meningkat
b.Lekosit urine 1-2 low 5-15 LPK Menurun
c.Epitel Urine GranuralC Negative
d.Silinder Negative Negative
e. Kristal Positif Negative
f.Bakteri
37

15. Terapi
a. Terapi Obat pada tanggal 03 maret 2020
No Jenis Obat Dosis Pemberian Fungsi
1. Ceftriaxone 1x1gr i.v antibiotik
2. kalnex 3x 1 amp i.v -
3. keterolac 2x1 amp i.v analgetik
4. infus NaCL 20 tetes/menit i.v elektrolit
5. spoling DC 60 tetes/ menit
dgn Nacl 0,9

3.1.2 Analisa Data


No Symptom Etiologi Problem
(1) (2) (3) (4)
1. DS. Proses pembedahan Gangguan
rasa nyaman
a. Klien mengeluh
nyeri akut
nyeri di bagian Insisi Pembedahan
bekas luka operasi
pada bagian
abdomen bawah . Gg. Rasa nyaman nyeri
b. Klien mengatakan
nyerinya
bertambah pada
saat bergerak.
c. Klien mengatakan
nyerinya berkurang
saat sedang
istirahat ..
d. Klien mengatakan
nyerinya seperti di
“tusuk-tusuk’
38

e. Klien mengatakan
aktivitasnya di
bantu.
DO.
a. Terdapat nyeri
tekan pada bagian
abdomen bawah.
b. Di bagian abdomen
bawah terdapat
jaitan yang di balut
dengan kassa
streril.
c. Klien terlihat
badrest
d. Klien tampak pucat
e. Klien tampak
meringis
f. skala nyeri 6 (1-10)
c. Suhu : 36,6oC
d. TD:120/80 mmHg.
2. DS : Adanya pembedahan Resiko
a. klien mengatakan Infeksi
balutan kassanya Pasca Operasi
sedikit basah.
DO Luka Operasi
a. terdapat luka pos
op BPH Resiko infeksi
b. tidak terdapat
tanda-tanda infeksi
( kalor,dolor,rubor,
39

tumor,fungsilesa)

3. DS. Pasca Operasi Intoleransi


a. Klien mengatakan aktivitas
aktivitas nya Insisi Bedah
dibantu
b. Klien mengatakan
nyeri jika Susah beraktivitas.
beraktifitas
DO.
a. Klien tampak Intoleransi aktivitas
bedrest
b. Terdapat luka
post op BPH
dibagian abdomen
bawah.
c. Terdapat nyeri
tekan pada bagian
abdomen.
40

3.1.3 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri berhubungan dengan proses tindakan pembedahan di tandai dengan

klien mengatakan nyeri di bagian abdomen bawah , klien mengatakan nyerinya

bertambah kalau banyak bergerak , klien mengatakan nyerinya berkurang jika

istirahat , klien mengatakan nyerinya seperti di ‘tusuk- tusuk’ , klien mengatakan

aktivitasnya dibantu , terdapat nyeri tekan di bagian abdomen bawah , di bagian

abdomen bawah terdapat jaitan yang dibalut oleh kassa steril , klien terlihat

badrest , klien tampak pucat , klien tampak meringis , skala nyeri 6 (1-10) , suhu

36,6 , TD 120/80 .

2. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi ditandai dengan klien

mengatakan balutan kassanya terlihat basah, , terdapat luka post op BPH ,tidak

terjadi tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsilesa) .

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan klien

mengatakan aktivitasnya di bantu , klien mengatakan nyeri bertambah saat

bergerak , klien tampak bedrest , terdapat luka post op BPH di bagian bawah

sebelah kanan.
40

3.1.4 NURSING CARE PLANE(NCP)

Nama : Tn. S No registrasi : 950953


Umur : 64 tahun dx medis : post op benigna prostat hiperplasia.

No. Tanggal Diagnosa keperawatan PERENCANAAN


Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 04-03- Nyeri berhubungan dengan TUPAN
2020 pembedahan. Setelah dilakukan tindakan a) Observasi skala a) Untuk mengetahui
DS. asuhan keperawatan selama nyeri skala nyeri klien.
a. Klien mengeluh nyeri di 2x24 jam diharapkan b) Observasi TTV b) Untuk mengetahui
bagian bekas luka operasi gangguan rasa nyaman nyeri perkembangan
pada bagian abdomen teratasi dengan kriteria hasil klien.
bawah : c) Ajarkan teknik c) Membantu klien
b. Klien mengatakan a. klien tidak relaksasi&distraks untuk mengalihkan
nyerinya bertambah pada mengeluh nyeri i rasa nyeri
saat bergerak. b. tidak ada nyeri
c. Klien mengatakan tekan d) Kolaborasi d) Untuk
nyerinya berkurang saat c. skala nyeri 5 (1-10) pemberian mengurangi nyeri
o
sedang istirahat d. suhu 36,6 c analgetik/ keterolac klien.
d. Klien mengatakan e. TD : 120/80 mmHg 1amp
nyerinya seperti di “tusuk- f. Terdapat luka post
tusuk’ op BPH
e. Klien mengatakan
41

aktivitasnya di bantu. TUPEN


DO. Setelah dilakukan tindakan
a. Terdapat nyeri tekan asuhan keperawatan selama
pada bagian abdomen 1x24 jam diharapkan
bawah. gangguan rasa nyaman nyeri
b. Di bagian abdomen teratasi secara bertahap
bawah terdapat jaitan dengan kriteria hasil :
yang di balut dengan a. Nyeri ysng dirasakan
kassa streril. klien berkurang
c. Klien terlihat badrest b. Nyeri tekan berkurang
d. Klien tampak pucat c. skala nyeri 4 (1-10)
e. Klien tampak meringis d. suhu 36,6oc
f. skala nyeri 6 (1-10) e. TD : 120/80 mmHg
o
g. Suhu : 36,6 C f. Terdapat luka post op
h. TD:120/80 mmHg. BPH

2 04-03- Resiko infeksi berhubungan TUPAN a) Observasi a) Agar


2020 dengan proses inovatif Setelah dilakukan tindakan TTV dan luka mengetahui
pembedahan. asuhan keperawatan selama perkembangan
DS : 2x24 jam diharapkan resiko pada luka
a. klien mengatakan balutan infeksi dapat teratasi dengan klien
kassanya sedikit basah. kriteria hasil ; b) Rawat luka b) Untuk
DO a. tidak menunjukan adanya dengan cara mencegah
a. terdapat luka pos op BPH tanda-tanda infeksi aseptic steril terjadinya
infeksi
42

b. tidak terdapat tanda-tanda TUPEN mengulang


infeksi ( kalor,dolor,rubor, Setelah dilakukan tindakan c) Kolaborasi c) Untuk
tumor,fungsilesa) asuhan keperawatan selama obat mencegah
1x24jam diharapkan resiko antibiotik/ bakteri masuk
c. leukosit 5350 (high)
infeksi teratasi secara ceftriaxone ke dalam luka

d. HB 12.0 (low) bertahap dengan kriteria hasi


;
a. luka terlihat sedikit
bersih
b. tidak terjadi tanda-tanda
infeksi.
3. 04-03- Intoleransi aktivitas TUPAN a) Kaji motorik a) Untuk
2018 berhubungan dengan nyeri Setelah dilakukan tindakan klie mengetahui
DS. asuhan keperawatan selama perkembangan
a. Klien mengatakan 2x24jam diharapkan klien dan nilai
aktivitas nya dibantu gangguan mobilitas fisik motorik klien.
b. Klien mengatakan nyeri pada klien dapat teratasi
jika beraktifitas dengan kriteria hasil : b) Ajarkan klien b) Untuk melatih
DO. a. Klien dapat beraktivitas miring kanan- aktivitas klien
a. Klien tampak bedrest mandiri kiri agar tidak
b. Terdapat luka post op b. Tidak nyeri saat kaki kaku
BPH dibagian abdomen harus diluruskan c) Libatkan c) Agar klien
bawah. c. Tidak ada nyeri tekan keluarga dapat
Terdapat nyeri tekan pada untuk melakukan
membantu aktivitas
43

bagian abdomen. TUPEN aktivitas klien mandiri secara


Setelah dilakukan tindakan bertahap
asuhan keperawatan selama
1x24jam diharapkan
gangguan mobilitas fisik
pada klien dapat teratasi
secara bertahap dengan
kriteria hasil :
a. Klien dapat melakukan
aktivitas sesuai
kemampuan klian
b.Klien dapat menekukan
lutut nya dengan
perlahan
c.Nyeri berkurang
45

3.1.5 IMPLEMENTASI POST OP BPH


Nama : Tn. S Umur : 64 tahun
No registrasi : 950953 Dx medis : BPH
No Tang Dx. Kep Implementasi paraf
gal
(1) (2) (3) (4) (5)
1. 04-3- Nyeri berhubungan dengan Jam : 08.00 WIB
20 pembedahan.
T1 : mengkaji skala nyeri
DS.
a. Klien mengeluh nyeri di R1 : Skala nyeri klien 5 (1-
bagian bekas luka operasi 10)
pada bagian abdomen
Jam : 08.10 WIB
bawah .
T2 : Mengobservasi TTV
b. Klien mengatakan
nyerinya bertambah pada R2 : T : 120/80 mmHg R :
saat bergerak. 20 x/menit
c. Klien mengatakan
P : 80 x/menit S : 36,6oc
nyerinya berkurang saat
sedang istirahat Klien menunjukan nilai
d. Klien mengatakan TTV normal
nyerinya seperti di
Jam : 08.20 WIB
“tusuk-tusuk’
e. Klien mengatakan T3 : Mengajarkan teknik
aktivitasnya di bantu. relaksasi
DO.
R3: Klien mampu
a. Terdapat nyeri tekan pada
mempraktekkan tarik napas
bagian abdomen bawah.
dalam
b.Di bagian abdomen
bawah terdapat jaitan yang Jam : 08.30 WIB
di balut dengan kassa
T4 : Berkolaborasi untuk
streril.
46

c.Klien terlihat badrest pemberian terapi obat


d. Klien tampak pucat analgetik/anti nyeri
e. Klien tampak meringis (keterolac 1 ampul)
f. skala nyeri 6 (1-10)
R4 : Klien mau diberikan
h. Suhu : 36,6oC obat.
i. TD:120/80 mmHg.
2. 05-3- Resiko infeksi berhubungan Jam : 08.40 WIB
20
dengan luka operasi
T1 : mengkaji tanda-tanda
DS :
infeksi
a.klien mengatakan balutan
kassanya sedikit basah. R1 : tidak terjadi tanda-
tanda infeksi
DO
Jam : 08.50 WIB
a.terdapat luka post op BPH
T2 : Melakukan perawatan
b.tidak terdapat tanda-tanda
luka
infeksi ( kalor,dolor,rubor,
tumor,fungsilesa) R2 : luka klien sudah di
bersihkan
c. Terpasang infus Nacl 2
jalur tangan kanan dan kiri Jam 09.00 WIB

T3 : berkolaborasi dengan
dokter untuk terapi obat
antibiotik yaitu ceftriaxone
1gr/10cc

R3 : terapi obat diberikan


pada pasien melalui IV
selang infus

3. 06-3- Intoleransi aktivitas Jam : 10.10 WIB


20
47

berhubungan dengan nyeri T1 : mengkaji Motorik klien


DS.
R1 : motoric klien 4
a.Klien mengatakan
aktivitas nya dibantu Jam : 10.10 WIB
b. Klien mengatakan nyeri
T2 : mengajarkan miring
jika beraktifitas
kanan miring kiri.
DO.
a. Klien tampak bedrest R2 : klien tampak bisa
b. Terdapat luka post op miring kanan miring kiri
BPH dibagian
Jam : 10.20 WIB
abdomen bawah.
c. Terdapat nyeri tekan T3 : melibatkan keluarga
pada bagian abdomen. untuk membantu klien
beraktivitas

R3 : keliarga klien mampu


membantu klien untuk
beraktivitas.
48

3.1.6 EVALUASI
Nama : Tn. S No registrasi : 950953
Umur : 64 tahun dx medis : BPH
NO Tanggal Waktu Dx. Kep Evaluasi Paraf

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 04-3-20 I S : a. Klien mengatakan nyerinya Amelians


berkurang

O : a. Skala nyeri 4 (1-10)

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutan

2. 05-3-20 II S:- Amelians

O :tidak terdapat tanda-tanda infeksi

A : masalah teratasi sebagian


P : intervensi di lanjutkan
3. 06-3-20 III S : a. Pasien mengatakan sudah bisa Amelians
beraktivitas sendiri walau masih
dibantu.

O : a. Klien terlihat beraktivitas


mandiri tanpa perlu bantuan.
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
49

3.1.7 Catatan Perkembangan


Nama : Tn. S No registrasi : 950953
Umur : 64 tahun dx medis : BPH

No Tanggal Dx. Kep Waktu Catatan Perkembangan Paraf

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 07-3- I 09.00 S : a. Pasien mengatakan nyerinya Amelians


2020 berkurang,

O:
a. Pasien terlihat sedikit
tenang
b. Skala nyeri 3 (1-10)
A : masalah teratasi sebagian
P:
a. Kaji skala nyeri
b. Kaji TTV
c. Ajarka teknik relaksasi
d. Berikan terapi
analgetik/keterolac 1amp
5cc
I:
T1 : mengkaji skala nyeri
R1 :
Skala nyeri 3 (1-10)
T1 : mengobservasi TTV
R1 :
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
50

R : 20x/menit
S : 36,6Oc
T3 : mengajarkan teknik relaksasi
R3 : klien bisa mempraktekan
teknik relaksasi.
T4 : memberikan terapi analgetik/
keterolac 1amp 5cc
R4 : pasien terlihat inspirasi
panjang
E : gangguan rasa nyaman nyeri
teratasi
R : intervensi dihentikan
2 07-03-20 2 10.10 S:-

O :tidak terdapat tanda-tanda


infeksi

A : masalah teratasi sebagian


P:

a) Kaji tanda-tanda infeksi

b) Lakukan perawatan luka

c) Kolaborasi Pemberian Obat

I:

T1 : mengkaji tanda-tanda infeksi

R1 : tidak terjadi tanda-tanda


infeksi

T2 : Melakukan perawatan luka


51

R2 : luka klien sudah di bersihkan

T3 : berkolaborasi dengan dokter


untuk terapi obat antibiotik yaitu
ceftriaxone 1gr/10cc

R3 : Klien meminum obat yang


sudah di berikan oleh perawat

E : Gangguan resiko Infeksi teratasi


sebagian

R : Intervensi di lanjutkan rawat


jalan

PADA HARI SABTU, 07 MARET 2020 PASIEN PULANG DAN MELAKUKAN RAWAT
JALAN
52

3.2 Pembahasan
Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan gangguan
sistem perkemihan akibat Benigna Prostat Hiperplsia (BPH) di ruang Prabu
Siliwangi 4 RSUD Gunung Jati Cirebon dari tanggal 04 Maret 2020. Penulis
melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, pendiagnosaan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penulis menemukan bebrapa kesenjangan
dan kesamaan antara teori dan kasus yang diambil. Beberapa kesenjangan dan
kesamaan yang penulis temukan adalah sebagai berikut :
3.2.1 Pengkajian
Tahap ini merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Dalam hal ini
penulis menggunakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan data dari klien,
keluarga dan laporan atau catatan kesehatan klien baik data subjektive maupun
objektive.
Pada tahap pengkajian ini penulis menemukan data pada Tn. S dengan
post op prostektomi BPH, yaitu : klien mengeluh nyeri pada suprapubic yaitu
abdomen kuadran 3 bawah, klien tampak meringis ketika luka di palpasi, luka
tampak basah, terpasang kateter dan klien sulit bergerak, TD 120/80 mmHg,
suhu 36,2°C, GCS :15, Respirasi 20 x/menit, Nadi 80 x/ menit.
Sedangkan teori, pengkajian pada pasien post op prostectomi suprapubic
akibat BPH adalah sebagai berikut : nyeri post operasi dan sampai menggangu
aktivitas klien, wajah terlihat kesakitan tanda-tanda Vital tidak normal, BB
menurun , GCS tergantung keadaan klien, leukosit dan hematokrit meningkat.
Penulis menemukan beberapa data ketika melakukan pemeriksaan fisik
pada Tn. S yaitu klien terlihat bedrest, klien tampak meringis, klien klien tampak
tidak nyaman, klien tidak bisa BAK, tanda gejala tersebut termasuk BPH
(benigna prostat hyperplasia). Berdasarkan teori gejala BPH itu tidak bisa BAK,
dan tidak nyaman pada bagian abdomen bawah. Data yang ditemukan di kasus
berbeda dengan teori karena klien menunjukan tanda dan gejala tidak bisa BAK
tetapi sudah mulai ada perbaikan karena sudah di lakukan operasi di ruang prabu
siliwangi lantai 4.
53

3.2.2 Diagnosa Keperawatan


Setelah melakukan tahap pengkajian penulis melakukan analisa data dan
mengangkat diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah. Penulis
menemukan bahwa tidak semua dignosa keperawatan secara teoritis dapat
ditegakan bahkan ada beberapa diagnosa yang tidak ada dalam teoritis dapat
ditemukan sebagai masalah yang harus diselesaikan. Penulis menemukan 3
diagnosa yang muncul, diantaranya yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan proses tindakan pembedahan di tandai dengan
klien mengatakan nyeri di bagian abdomen bawah , klien mengatakan
nyerinya bertambah kalau banyak bergerak , klien mengatakan nyerinya
berkurang jika istirahat , klien mengatakan nyerinya seperti di ‘tusuk- tusuk’ ,
klien mengatakan aktivitasnya dibantu , terdapat nyeri tekan di bagian
abdomen bawah , di bagian abdomen bawah terdapat jaitan yang dibalut oleh
kassa steril , klien terlihat badrest , klien tampak pucat , klien tampak meringis
, skala nyeri 6 (1-10) , suhu 36,6 , TD 120/80
b. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi ditandai dengan klien
mengatakan balutan kassanya terlihat basah,terdapat luka post op BPH ,tidak
terjadi tanda-tanda infeksi (kalor,dolor,rubor, tumor,fungsilesa) , terpasang
infus 2 jalur tangan kanan dan kiri.
c. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan klien
mengatakan aktivitasnya di bantu , klien mengatakan nyeri bertambah saat
bergerak , klien tampak bedrest , terdapat luka post op BPH di bagian bawah
perut , terdapat nyeri tekan .
Sedangkan berdasarkan teori diagnosa yang muncul diantaranya:
a. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan retensi urine, obstruksi uretra
sekunder dari penyempitan lumen uretra.
b. Resiko tinggi trauma berhubungan dengan kerusakan jaringan pascaprosedur
pembedahan
54

c. Nyeri berhubungan dengan peregangan dari terminal saraf, disuria, resitensi


otot prostat, efek mengejan saat miksi sekunder dari obstruksi uretra, nyeri
pasca bedah
d. Resiko tinggi trauma b.d kerusakan jaringan port de entree luka pasca bedah
e. Pemenuhan informasi preoperative b.d rencana pembedahan, prognosis
penyakit
f. Kecemasan b.d prognosis pembedaan,tindakan invasif diagnostik

3.2.3 Perencanaan
Perencanaan dilakukan untuk membantu klien meringankan gejala nyeri
yang dikeluhkan saat dikaji. Membantu klien dalam mengurangi nyeri,
meningkatkan toleransi aktivitas, mencegah resiko infeksi. Perencanaan
dilakukan sesuai dengan diagnosa yang muncul, apabila diagnosa tidak ada
atau tidak muncul, maka perencanaan untuk diagnosa tersebut tidak ada dan
tidak dapat dilakukan.
a. Tujuan
pada kasus ini, penulis hanya dapat memperkirakan kriteria, waktu
berdasarkan analisa ilmiah penulis dan menurut teori yang ada dan
menunjang tercapainya diagnosa keperawatan tersebut. Penulis menentukan
kriteria hasil sesuai dengan tujuan evaluasi dan juga data fokus yang ada
pada klien.
b. Intervensi
pada beberapa intervensi yang penulis lakukan tidak mengalami kesulitan
dalam menentukan intervensi seperti pemberian intervensi yang ada pada
literatur tidak sesuai dengan kondisi klien.
c. Rasional
penulis mengacu pada intervensi yang sesuai dengan reverensi yang
ditemukan dan disesuaikan dengan kondisi klien.
55

3.2.4 Implementasi
Pada tahap implementasi penulis melaksanakan asuhan keperawatan
sesuai dengan rencana dan tujuan dibuat. pada tahap ini penulis mengalami
hambatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan tidak dapat melakukan
selama 24 jam karena keterbatasan waktu dan tenaga. Sehingga penulis
melakukan kerja sama dengan perawat di ruangan dan keluarga untuk
terlaksananya asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
a. Melakukan implementasi gangguan rasa nyaman nyeri
b. Melakukan implementasi resiko tinggi infeksi
c. Melakukan implementasi gangguan intoleransi aktivitas

3.2.5 Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setelah melakukan setiap tindakan.
Dilaksanakan setiap hari untuk memantau keefektifan tindakan yang
penulis lakukan. Pada tahap ini penulis tidak mengalami hambatan yang
berarti karena klien dan keluarga sangan kooperatif. Adapun keseuaian
antara tujuan dan hasil yang didapat selama melukan asuhan keperawatan
antara lain:
a. Gangguan rasa nyaman nyeri
Dalam perencanaan, diagnose gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
sebagian dalam 1x24 jam, pada evaluasi hari ke 2 gangguan rasa nyaman
nyeri menurun denganla 4 dari 0-10.
b. Resiko Tinggi Infeksi
Dalam perencanaan, diagnose gangguan resiko infeksi teratasi sebagian,
dan pada evaluasi hari ke 4 teratasi sebagian karena luka post op telah
dilakukan perawatan, tidak ada tanda gejala infeksi dan luka tampak
masih basah
56

c. Gangguan Intoleransi Aktivitas


Dalam perencanaan, diagnosa gangguan intoleransi aktivitas teratasi
dalam 2x24 jam, dan pada evaluasi hari ke 2 gangguan intoleransi
aktivitas teratasi karena klien sudah bisa melakukan aktivitasnya.

3.2.6 Catatan perkembangan


Catatan perkembangan dilakukan hari ke dua setelah melakukan
pengkajian tindakan keperawatan dan evaluasi, perkembangan kondisi klien
di dokumentasikan pada catatan perkembangan setiap harinya, setiap
indikator intervensi setiap harinya dan sebagai tempat pendokumentasian
jika timbul masalah baru
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang telah diberikan secara langsung kepada Tn. S dengan
gangguan sistem perkemihan: post op prostatektomi radikal akibat Benign Prostat
Hiperplasia (BPH) dilakukan selama lima hari, dari tanggal 03 Maret 2020 sampai 07
Maret 2020 diruang Prabu Siliwangi lantai 4 RSUD Gunung Jati Kota Cirebon
dilaksanakan dengan hati yang tulus dan ikhlas. Penulis melaksanakan asuhan
keperawatan yang bertujuan untuk medokumentasikan kedalam bentuk Karya Tulis
Ilmiah, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
4.1.1 Menurut Sugeng Jitowiyono & Weni Kristiyanasari (2010) Benign Prostat
Hiperplasia (BPH) adalah pembesaran kelenjar prostat, disebabkan oleh karena
hyperplasia beberapa semua komponen prostat meliputi jaringan/jaringan
fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pras prostatika
.(hal.448)
4.1.2 Menurut Ns. Harmilah (2020) BPH adalah gejala berkemih yang sering terjadi
pada pria dengan penuaan,gejala-gejala yang terlihat biasanya pada pasien yang
tidak bisa berkemih, dan bisa juga kadar estrogen dan testosteronnya tidak
seimbang. (Hal 87)
4.1.3 Menurut Ns. Eko Prabowo (2014) Benign prostat hyperplasia adalah suatu
pembesaran atau hipertropi dari prostat.kata-kata hipertropi sering kali
menimbulkan kontroveksi dikalangan klinik karena sering rancu dengan
hyperplasia hipertropi bermakna bahwa dari segi kualitas terjadi pembesaran
sel, namun tidak diikuti olehjumlah kuantitas. (hal.130)
4.1.4 Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada Tn. S dengan gangguan sistem
perkemihan: post op prostatektomi radikal akibat Benign Prostat Hiperplasia
(BPH) ditemukan diagnose keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman :nyeri,
resiko tinggi infeksi, Gangguan intoleransi aktivitas. Diagnosa keperawatan
tersebut teratasi secara keseluruhan walaupun dengan waktu yang berbeda.

57
AKPER Buntet Pesantren Cirebon
58

4.2 Saran
4.2.1 Rumah Sakit
Rumah sakit sebagai sarana pembelajaran yang efektif penulis mengharapkan
rumah sakit seharusnya bisa memfasilitasi alat-alat kesehatan yang belum
lengkap supaya dapat digunakan oleh mahasiswa dalam pelaksanaan praktek
klinik keperawatan dirumah sakit, khususnya di ruang Prabu Siliwangi lantai IV
sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dan kualitas pelayanan sehingga
dalam pelaksanaan dapat memenuhi kebutuhan secara komprehensif baik bio-
psiko-sosial dan spiritual agar pendokumentasian keperawatan bisa tercapai
dengan baik. Kepada kepala ruangan dan pembimbing rumah sakit diharapkan
lebih memperhatikan bimbingan kepada mahasiswa/i yang praktek dalam
melakukan asuhan keperawatan.
4.2.2 Perkembangan riset keperawatan
Didunia yang sangat maju ini. Keperawatan sudah menjadi suatu modal untuk
mrawat seorang yang sedang sakit. Oleh karenanya, penulis mengharapkan kita
sebagai tenaga medis harus merawat mengharapkan kita sebagai tenaga medis
untuk merawat dengan penuh kasih saying dan berperilaku yang sopan dan
santun.
4.2.3 Ilmu Keperawatan
Untuk mahasiswa diharapkan mampu meningkatkan lagi pengetahuannya,
agar mempermudah mahasiswa pada saat praktek dilapangan serta dalam
memberikan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa mampu menerapkan
komunikasi terapeutik agar lebih mudah dalam mengungkapkan segala
permasalahan agar tercapai hasil yang optimal.
4.2.4 Akademi
Akademi diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan serta lebih
membimbing mahasiswanya dalam proses belajar mengajar baik dikampus
maupun di lapangan. Dan pihak institusi juga diharapkan untuk lebih
memperbanyak buku-buku baru di perpustakaan yang dapat membantu
mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan sumber pembuatan Laporan Studi
Kasus, agar mahasiswa tidak mengalami kesulitan dalam mencari buku sumber
59

untuk penyusunan studi kasus atau referensi penyusunan makalah selama


melaksanakan pendidikan di AKPER Buntet Pesantren Cirebon. Jika hal-hal
tersebut dapat direalisasikan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat
lebih efektif, efisien dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Cetakan pertama. Jakarta : EGC


Ali Zaidin. 2010. Dasar-dasar Dokumen Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta: Penerbit KD
Afrian Nuari, Widayati Dhiha. 2017. Gangguan Sistem Perkemihan&Penatalaksanaan
Keperawatan. Cetakan 1. Jogyakarta : Budi Utama
Harmilah. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Cetakan 1. Yoyakarta : Pustaka Baru
Diyono, Mulyanti Sri. 2019. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Cetakan 1.
Yogyakarta: Kencana
Jitowiyono Sugeng, Kristiyanasari Weni. 2010. Asuhan Keperawatan Post Operasi.
Cetakan 1. Yogyakarta : Nuha Medika
Muttaqin Arif, Sari Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan. Cetakan 1.
Jakarta:Salemba
Harmilah. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Paien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Cetakan 1. Yoyakarta : Pustaka Baru
Nursalam.2011.proses dokumentasi keperawatan sistem perkemihan. Cetakan 1.
Yogyakarta: salemba
https://scolar.google.com,2012/BAB 1-kesehatan-bph/
https://images.app.goo.gl/8mK7u9wf6qX3G7jSA/anatomi-ginjal
https://images.app.goo.gl.HgnUK5cRF1Ri8jh9/bagian-bagian-nefron
https://repostry.ums.ac.id/BAB 1-konsep-dasar-keperawatan/

xi
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Pokok Bahasan : Manajemen Nyeri
Sub Pokok Bahasan : Manajemen nyeri non pharmacologis
Sasaran : Pasien dan keluarga
Tempat : Dirumah keluarga Ny. S
Waktu : 1 X 15 menit
Hari/Tanggal : Kamis , 05 Maret 2020

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 15 menit diharapkan klien mampu
memahami tentang manajemen nyeri dengan baik dan benar.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 15 menit diharapkan klien dapat:
a. Menjelaskan pengertian tentang nyeri dengan bahasanya sendiri
b. Menyebutkan tujuan manajemen nyeri
c. Menyebutkan dan mendemostrasikan teknik-teknik manajemen nyeri

B. MATERI
Terlampir tentang
1. Pengertian nyeri
2. Tujuan manajemen nyeri
3. Teknik-teknik manajemen nyeri

xii
C. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Penyuluhan Audiens

1 Kegiatan prapembelajaran

a. Mengucapkan Salam a. Menjawab salam


b. Memperkenalkan diri
2 Kegiatan membuka pelajaran
a. Menyimak dan
a. Menjelaskan topik yang akan diajarkan
memperhatikan
b. Menyimak dan
b. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai memperhatikan
c. Menjawab dengan
c. Melakukan Apersepsi bahasa sendiri
3 Kegiatan inti pembelajaran

a. Klien menyimak penjelasan definisi nyeri a. Menyimak dan


memperhatikan
b. Klie diberi kesempatan untuk b. Menjawab dengan
mengemukakan definisi nyeri bahasa sendiri
c. Klien menyimak penjelasan tujuan c. Menyimak dan
manajemen nyeri memperhatikan
d. Klien diberi kesempatan untuk d. Menjawab dengan
mengemukakan tujuan nyeri bahasa sendiri
e. Klien menyimak penjelasan tentang teknik e. Menyimak dan
cara meredakan nyeri memperhatikan
f. Klien diberi kesempatan untuk f. Menjawab dengan
mengemukakan pendapatnya tentang bahasa sendiri
teknik cara meredakan nyeri g. Menanyakan apa yang

xiii
g. Memberikan kesempatan kepada keluarga ingin di tanyakan
ibu Yami untuk bertanya h. Menjawab dengan
h. Melakukan evaluasi bahasa sendiri
4 Kegiatan penutup

a. Klien bersama penyuluh menyimpulkan a. Menyimpulkan materi


materi yang sudah dibahas yang dibahas
b. Klien diingatkan untuk melakukan apa b. Klien melakukannya
yang telah diberikan
c. Salam penutup
c. Klien menjawab salam

D. METODE
Metode yang digunakan
Demostrasi dan tanya jawab

E. MEDIA
Leaflet

F. DAFTAR PUSTAKA
Tamsuri, A.(2006).Konsep dan Penataklasanaan Nyeri.Jakarta:EGC
Iin Pinandita, Ery Purwanti, Bambang Utoyo (Jurnal ilmiah Kesehatan Keperawatan
2012) ejournal.stikesmuhgombong.ac.id
Novita Khoirunnisa Yudiyatna, Ratih Wahyu Novitasari (Jurnal CDK 2015)
academia.edu

G. EVALUASI
Waktu : Tengah dan akhir proses
Bentuk : Essay
Jenis : Lisan

xiv
H. MATERI RINCI
1. Definisi Nyeri
Nyeri adalah rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat yang menimbulkan
gangguan dan perubahan aktivitas fisik, psikis yang meliputi emosi, pola fikir dan
sebagainya.

2. Tujuan manajemen nyeri


a. Meredakan nyeri yang dirasakan
b. Memberikan rasa nyaman
c. Mengurangi ketergantungan pasien pada obat-obatan penghilang rasa sakit.

3. Teknik meredakan nyeri


a. Distraksi (pengalihan pada hal-hal yang indah)
 membayangkan hal-hal yang indah
 membaca buku, koran sesuai yang disukai
 mendengarkan mesik, radio, dan lain-lain
b. Relaksasi
Tiga hal penting dalam relaksasi adalah :
 Posisi yang tepat
 Pikiran tenang
 Lingkungan tenang
Tenik relaksasi
 Menarik nafas
 Keluarkan perlahan-lahan dan rasakan
 Nafas beberapa kali dengan irama yang normal
 Ulangi nafas dalam dengan kosentrasi
 Setelah rileks,nafas pelan

xv
AKADEMI PERAWATAN BUNTET PESANTREN CIREBON

Jl. Buntet Pesantren Kec. Astanajapura Kab. Cirebon Tlp. (0231) 635747 – 636985

FORMAT BIMBINGAN LAPORAN STUDI KASUS

Nama Mahasiswa : Amelia Nur Syafitri

NIM : 04416017003

Tanggal Materi yang Tanda tangan


No Saran pembimbing
Masuk Keluar dikonsultasikan Mahasiswa Pembimbing
1 10-04-20 10-04-20 BAB 1 -Harus di cantumkan angka kejadian luar negeri,
diindonesia dan jabar atau di cirebon.
- harus ada hubungan antar bab (benang Merah)
- alinea ke 3 pembahasan dari BPH
2 15-04-20 20-04-20 BAB 1 -Cara penomeran
-Spasi antar BAB
-Judul tidak boleh ada yg menggantung
3 22-04-20 26-04-20 BAB 1 -cara penulisan nomer, spasi
4 01-05-20 02-05-20 BAB 1,2,3,4 -secara prinsip sudah bagus
-di rapihkan kembali dalam pengetikan
5
6
7
8
9

xvi
10

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


1. Pengertian 3. Cara sederhana mengatasi nyeri
MENEJEMEN Nyeri adalah suatu rasa yang tidak a. Distraksi (pengalihan pada hal-hal
nyaman, baik ringan maupun berat. yang inda
NYERI
Nyeri merupakan suatu ketidaknyamanan b. Tenik relaksasi
yang meningkat dan sensasinya sangat  Menarik nafas
subyektif,serta menimbulkan gangguan  Keluarkan perlahan-lahan dan
rasakan
dan perubahan aktifitas fisik,psikis yang
 Nafas beberapa kali dengan irama
meliputi emosi, pola pikir dan sebagainya. yang normal
 Ulangi nafas dalam dengan
kosentrasi
 Setelah rileks,nafas pelan

Disusun Oleh :

AMELIA NUR SYAFITRI

04416017003
2. Tujuan menenejemen non pharmacologis
AKADEMI KEPERAWATAN BUNTET
PESANTREN CIREBON a. Menangani nyeri akut & kronis
Jl. Buntet Pesantren Kec. Asjap Kab. Cirebon b. Memberi rasa nyaman
Telp/fax. (0231) 635747/636985 c. Mengurangi ketergantungan pasien pada

xvii
2020 obat-obatan & penghilang rasa sakit

AKPER Buntet Pesantren Cirebon


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Amelia Nur Syafitri


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat Tinggal Lahir : Cirebon, 27 Januari 1999
Agama : Islam
Alamat : Permata Harjamukti I C6 N0 34 rt.10/rw.14 Kec.
Harjamukti Kota. Cirebon
Kode pos 45144
Email : nursyafitriamelia@gmail.com

Pendidikan :
1. SDN KALIJAGA PERMAI : Tahun 2006-2011
2. SMPN 7 CIREBON : Tahun 2012-2014
3. SMAN 3 CIREBON : Tahun 2014-2017
4. AKPER BUNTET PESANTREN : Tahun 2018-sekarang
CIREBON

xviii
AKPER Buntet Pesantren Cirebon

Anda mungkin juga menyukai