Laporan Lamda Ganda - Teosal Sirup
Laporan Lamda Ganda - Teosal Sirup
Laporan Lamda Ganda - Teosal Sirup
Disusun oleh:
Sherly Aprilia 2443019179
HASIL
Nama produk Teosal
Bahan aktif/kandungan obat Salbutamol
Dosis yang tertera di etiket 0,5 mg salbutamol dan 50 mg teofilin
Kategori produk Obat keras
Bentuk sediaan Sirup
Nama pabrik Dexa Medica
No Registrasi DKL8805004737A1
1.3.2 Struktur dan Karakteristik Bahan Aktif
HASIL
Nama Bahan Aktif salbutamol teofilin
auksokrom
kromofor auksokrom kromofor
Struktur
Molekul
auksokrom
1.4 Spektrofotometri
Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan
interaksi energi dengan materi. Alat untuk analisis secara spektrofotometri
disebut spektrofotometer, dimana dapat digunakan untuk menganalisa suatu
senyawa secara kuantitatif maupun kualitatif (Suharmanto & Kurniawan, 2013).
Senyawa yang akan dianalisa dengan spektrofotometer harus memiliki gugus
kromofor dan auksokrom. Gugus kromofor ialah gugus tak jenuh menyerap
radiasi elektromegnetik pada daerah UV/Vis sehingga dapat menyebabkan
transisi elektron pada molekul analit, sedangkan gugus ausokrom ialah guguus
yang memberikan warna pada larutan analit. Spektrofotometer menghasilkan
sinar dan spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan
Visible dimana menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya
UV dan sumber cahaya visible. Untuk spektroforometer visible pengamatan
dilakukan pada panjang gelombang 400-800 nm, dimana sampel berwarna,
sedangkan spektrofotometer UV pengamatan dilakukan pada panjang gelombang
200-400 nm, dimana sampel larutan jernih, tidak berwarna.
BAB II
PROSEDUR KERJA
2.1 Alat
1. Spektrofotometer UV-Vis.
2. Labu ukur 10, 25, 50 dan 100 ml.
3. Gelas ukur.
4. Sonikator.
5. Beaker glass.
6. Timbangan analitis.
7. Mikro pipet.
8. Kuvet.
9. Botol timbang.
2.2 Bahan
1. Salbutamol
2. Teofilin
3. Sirup teosal
4. Akuades
5. NaOH 0,1 N
2.3 Metode
Spektrofotometri UV-Vis
2.4 Langkah Kerja
2.4.1 Pembuatan Larutan Baku dan Kurva Baku Salbutamol
Konsentrasi = 25,3 mg/50 ml x 1000 = 506 ppm
Menimbang 25,3 mg salbutamol
Masukkan kedalam labu ukur 50 ml dan tambahkan NaOH 0,1 N
hingga tanda batas
Aduk menggunakan magnetic stirrer
Regresi Linear:
a: -0,09788
b: 0,01484
r: 0,91772
y = a + bx
y = -0,09788 + 0,01484 x
3.1.2 Teofilin
Penimbangan baku Teofilin : 25,2 mg ad 50 ml NaOH
25,2 𝑚𝑔
Konsentrasi teoritis: 𝑥1000 𝑚𝑐𝑔 = 504 𝑝𝑝𝑚
50 𝑚𝑙
Regresi Linear:
a: -0,13355
b: 0,02582
r: 0,98162
y = a+bx
y = -0,13355 + 0,02582 x
Sampel Teoritis:
Berat piknometer kosong = 15,1267 g
Berat piknometer + sirup = 27,5424 g
Volume piknometer = 10 ml
27,5424−15,1267 12,4157
BJ = = = 1,24157 g/ml
10 𝑚𝑙 10 𝑚𝑙
W = 1,24157 x 5 ml = 6,20785 g
Setiap 5 ml mengandung 0,5 mg salbutamol dan 50 mg teofilin
B. Teofilin
5,8921 𝑔
Kandungan Teoritis : 𝑥 50 𝑚𝑔 = 47,45 𝑚𝑔
6,2078 𝑔
47,45
Konsentrasi Teoritis : 𝑥 1000 𝑚𝑐𝑔 = 1898 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
0,06 𝑚𝑙
: 𝑥 1898 𝑝𝑝𝑚 = 11,388 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
1898 𝑝𝑝𝑚
Pengenceran : = 166,67
11,088 𝑝𝑝𝑚
3.3.2 Sampel 2
A. Salbutamol
6,1241 𝑔
Kandungan Teoritis : 𝑥 0,5 𝑚𝑔 = 0,49 𝑚𝑔
6,2078 𝑔
0,49 𝑚𝑔
Konsentrasi Teoritis : 𝑥1000 𝑚𝑐𝑔 = 19,6 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
19,6 𝑝𝑝𝑚
Pengenceran : = 0,12 𝑝𝑝𝑚 (1,2 mcg/ 100 ml)
166,67
B. Teofilin
6,1241 𝑔
Kandungan Teoritis : 𝑥 50 𝑚𝑔 = 49,3 𝑚𝑔
6,2078 𝑔
49,3
Konsentrasi Teoritis : 𝑥 1000 𝑚𝑐𝑔 = 1972 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
0,06 𝑚𝑙
: 𝑥 1972 𝑝𝑝𝑚 = 11,832 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
1972 𝑝𝑝𝑚
Pengenceran : = 166,67
11,832 𝑝𝑝𝑚
3.3.3 Sampel 3
A. Salbutamol
6,2078 𝑔
Kandungan Teoritis : 𝑥 0,5 𝑚𝑔 = 0,5 𝑚𝑔
6,2078 𝑔
0,5 𝑚𝑔
Konsentrasi Teoritis : 𝑥1000 𝑚𝑐𝑔 = 20 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
20 𝑝𝑝𝑚
Pengenceran : = 0,12 𝑝𝑝𝑚 (1,2 mcg/ 100 ml)
166,67
B. Teofilin
6,2078 𝑔
Kandungan Teoritis : 𝑥 50 𝑚𝑔 = 50 𝑚𝑔
6,2078 𝑔
50 𝑚𝑔
Konsentrasi Teoritis : 𝑥 1000 𝑚𝑐𝑔 = 2000 𝑝𝑝𝑚
25 𝑚𝑙
0,06 𝑚𝑙
: 𝑥 2000 𝑝𝑝𝑚 = 12 𝑝𝑝𝑚
10 𝑚𝑙
2000 𝑝𝑝𝑚
Pengenceran : = 166,67
12 𝑝𝑝𝑚
3.4.1 Salbutamol
SD : 180,9
𝑥̅ : 732,82
𝑆𝐷
RSD : 𝑥100%
𝑥̅
180,9
: 𝑥100%
732,82
= 632,57
x D = (𝑥̅ − 𝑥)
581,81 50,76
683,33 50,76
50,76+50,76
D=
2
D = 50,76
4D = 4 x 50,76
= 203,04
D* = 933,33 – 203,04
= 730,29
Hasil D* lebih besar dari 4d maka data kadar 933,33% ditolak
3.4.2 Teofilin
SD : 4,095
𝑥̅ : 134,81
𝑆𝐷
RSD : 𝑥100%
𝑥̅
4,095
: 𝑥100%
134,81
Perhitungan 4d
1. 130,12 *
2. 136,66
3. 137,66
136,66+137,66
𝑥̅ =
2
= 137,16
x D = (𝑥̅ − 𝑥)
136,66 0,5
137,66 0,5
0,5+0,5
D=
2
D = 0,5
4D = 4 x 0,5
=2
D* = 130,12 – 137,16
= 7,04
Hasil D* lebih besar dari 4d maka data kadar 130,12% tidak diterima.
BAB IV
PEMBAHASAN
Teofilin dan salbutamol adalah kombinasi obat yang digunakan sebagai obat
asma. Kombinasi ini bertujuan untuk meningkatkan efek terapi dan kemudahan dalam
pemakaian. Teofilin sebagai bronkodilator yang berfungsi sebagai relaksasi langsung
otot polos bronki, sedangkan salbutamol bekerja terhadap α dan β-adrenoseptor yang
digunakan untuk bronkodilator, dekongestan hidung.
Pada praktikum Analisa Sediaan Farmasi kali ini kelompok kami membahas
analisa tentang spektrofotometri UV dengan metode lamda ganda dari sediaan sirup
teosal 100 ml dengan kandungan tiap 5 ml mengandung 50 Teofilin dan 0,5 mg
Salbutamol Sulfat. Dengan pembuatan larutan baku induk dengan penimbangan yang
sudah di tentukan dan menghasilkan panjang gelombang Teofilin yang didapatkan
yang tertinggi 275 nm dan terendah 232 nm. Untuk Salbutamol di daptkan yang
tertinggi 295 nm dan terendah 249 nm. Dengan absorbansi dari masing-masing
senyawa dan di dapatkan persamaan regresi untuk Teofilin yaitu y = -0,13355 +
0,02582 x dengan r adalah 0,98162 dan untuk Salbutamol yaitu y = -0,09788 + 0,01484 x
dengan r adalah 0,91772.
Sampel yang digunakan adalah sirup teosal dengan 3 pengambilan berat
sampel yaitu 5,8921 g; 6,1241 g; dan 6,2078 g dan di uji dengan panjang gelombang
tertinggi dan terendah dari Teofilin dan Salbutamol serta mendapat absorbansi dari
masing-masing Panjang gelombang tersebut. Dari uji sampel tersebut, mendapatkan
kadar dari Teofilin yaitu 130,12% ; 136,66% ; dan 137,66% . Kemudian dengan
perhitungan RSD yang hasil nya adalah 3,03% > 2% sehingga perlu melanjutkan ke
perhitungan 4D, dimana data kadar yang ketiga tidak di gunakan atau ditolak
sehingga kadar akhir dari Teofilin adalah 130,12%. Untuk kadar dari Salbutamol yaitu
581,81%; 683,33%; dan 933,33%. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan RSD
yang hasil nya adalah 24,68% > 2% sehingga perlu melanjutkan ke perhitungan 4D,
dimana data kadar yang ketiga tidak di gunakan atau ditolak sehingga kadar akhir dari
Salbutamol adalah 933,33%. Hal tersebut bias terjadi akibat metode analisa yang tepat,
sehingga sebaiknya dilaukan validasi metode ulang.
BAB V
KESIMPULAN
Pada praktikum Analisa Sediaan Farmasi kali ini bahan yang dianalisa analisa
dari teosal sirup dengan bahan aktif obat salbutamol dan teofilin dengan metode
lamda ganda. Kandungan tiap 5 ml mengandung 50 Teofilin dan 0,5 mg Salbutamol
Sulfat. Dari larutan baku induk yang telah dibuat didapatkan lamda tertinggi 275 nm
dan terendah 232 nm pada teofilin dan Salbutamol didapatkan yang tertinggi 295 nm
dan terendah 249 nm.
Sampel diambil seberat 5,8921 g; 6,1241 g; dan 6,2078 g dan diuji dengan
panjang gelombang tertinggi dan terendah. Dari pengujian didapat absorbansi dari
masing-masing Panjang gelombang tersebut dan dihitung kadarnya. Dari uji sampel
tersebut, baik salbutamol dan teofilin memiliki nilai perhitungan RSD yang ditolak.
Untuk mengetahui alas an hal tersebut dapat terjadi maka dapat dilakukan validasi
metode ulang sehingga akan didapatkan hasil yang lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA