Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
LANDASAN TEORI
1. Strategi Komunikasi
Komunikasi memiliki cakupan makna yang jauh lebih luas dari pada
sekedar apa yang selama ini kita ucapkan. Komunikasi adalah bagaimana kita
dari suatu sumber yang direspons penerima.1 Proses komunikasi pada hakikatnya
kepada seorang (komunikan). Pikiran dapat berupa gagasan informasi, maupun opini.
(planning) dan manajemen (magement) untuk mencapai satu tujuan. Untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan
1
Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna,(Jakarta:Kencana2011),h.35.
2
Heri Budianto, Ilmu Komunikasi Sekarang dan Tantangan Masa Depan, (Jakarta: kencana
2011), h. 384.
26
27
paparan secara teori diatas, agar komunikator. Pada saat berkomunikasi harus bisa
membuat strategi komunikasi terlebih dahulu agar pesan yang kita sampaikan bisa
penyampaian suatu pesan dalam bentuk simbol atau kode dari satu pihak kepada yang
lain dengan efek untuk mengubah sikap, atau tindakan.4 Komunikasi adalah proses
mengubahsikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun tidak
metode, teknik, dan tata hubungan fungsional antara unsur-unsur dan faktor-faktor
dari proses komunikasi guna kegiatan operasional dalam rangka mencapai tujuan dan
3
Yusuf Zainal Abidin, Manajemen Komunikasi (Filosofi, Konsep, dan aplikasi) (Bandung :
Pustaka Setia 2015), h.155.
4
Humaidi, Teori Komunikasi Dan Strategi Dakwah, (Malang:UMM Press),6.
5
Onong UchjanaEfendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosda
Karya 2005).
28
komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media) penerima sampai pada
pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal.6
khalayak atau sasaran.7 Tujuan sentral dari strategi komunikasi terdiri atas tiga, yaitu
dengan pesan yang diterimanya. Ketika komunikan telah mengerti dan menerima,
aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan adanya strategi Komunikasi suatu instansi atau lembaga dapat menjalankan
6
Hafied Cangara, Perencanaan Strategi Komunikasi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
2013), h. 61.
7
Anwar Arifin, Strategi Komunikasi Suatu Pengantar Ringkas, (Bandung: Armico 1984), h,
59.
8
WaynePace,R, Techniquesfor Effective Communication,(kanada)
29
bawah ini beberapa langkah- langkah strategi yang dijalankan dalam perencanaan
semua aktivitas komunikasi. Karena itu jika suatu proses komunikasi tidak berhasil
komunikasi merupakan hal yang sangat penting, sebab semua aktivitas komunikasi
program, sebab bagaimanapun besarnya biaya, waktu dan tenaga yang dikeluarkan
untuk mempengaruhi mereka, namun jika mereka tidak tertarik pada program yang
Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan oleh seseorang dalam bentuk
simbol yang dipersepsi dan diterima oleh khalayak dalam serangkaian makna. Pesan
sangat tergantung pada program yang mau disampaikan. Jika program itu bersifat
komersil untuk mengajak orang agar membeli barang yang dipasarkan, maka
pesannya bersifat persuasif dan propokatif. Sedangkan jika produk dalam bentuk
tujuan isi pesanyang ingin disampaikan, dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak.
Isi pesan maksudnya ialah kemasan pesan yang ditunjukkan untuk masyarakat luas
dan kemasan pesan untuk komunitas tertentu. Pengetahuan tentang pemilikan media
di kalangan masyarakat harus diketahui lebih dahulu berdasarkan hasil riset yang
telah dilakukan.
e. Produksi media
maka tiba saatnya kita memproduksi media. Memproduksi media sangat tergantung
tipe atau bentuk media mana yang akan dibuat, sebab memproduksi media cetak
dibuat sebelumnya. Lembaga atau instansi harus bisa menentukan cara untuk
menyebarluaskan informasi secara cepat dan cermat sehingga dapat menjadi media
strategi, terutama untuk menghindari kegiatan yang memiliki gaung lebih besar
Stimulus respon merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek
adanya antara kaitan pesan pada media dan reaksi audien. Elemen utama dari
stimulus Respon
9
Cangara, Hafid, Perencanaan Dan Strategi Lomunikasi, (jakarta: PT Raja Grafindo
Persada), h. 133-174.
10
Hidjanto,Djamal, Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi,
Operasional dan Regulasi , Jakarta: Kencana,2011,h.69.
32
menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi reaksi yang sangat sederhana. Model S-
factor manusia. Secara implisit ada asumsi dalam model S-R ini bahwa perilaku
manusia dianggap berprilaku karena kekuatan dari luar (stimulus), bukan berdasarkan
kehendak, keinginan, atau kemampuan bebasnya. Model ini lebih sesuai bila
diterapkan pada sistem pengendalian suhu udara alih-alih pada prilaku manusia.11
Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai obat yang disuntikkan ke dalam
dan didistribusikan secara sistemik dan dalam skala yang luas. Pesan, karenanya,
tidak ditunjukkan kepada orang dalam kapasitasnya sebagai individu, tapi sebagai
terjangkau oleh terpaan pesan, diasumsikan tidak akan terpengaruh oleh isi pesan.12
mengasosiasikan stimulus awal dengan yang lainnya, stimulus yang berdekatan dan
11
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, (Bandung: PT. Remajarosdakarya, 2005). h. 134.
12
Muhammad Mufid, M.Si, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, cet.ke-3 (Jakarta: Kencana,
2010),h. 22.
33
Stimulus respon merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek
adanya antara kaitan pesan pada media dan reaksi audien. Dalam teori stimulus
respon terdapat unsur-unsur yang tidak dapat dipisahkan. Ketiga unsur tersebut
1. Pesan (stimulus, S)
Karena inilah yang menjafi inti dari terjalinnya komunikasi. Tanpa adanya
pesan maka kamunikasi baik antara komunikator dan komunikan tidak akan
dapat berjalan.
bentuk stimulus tersebut. Dalam mempelajari sikap ada tiga variabel yang
dengan demikian pada kenyataan tidak ada istilah sikap yang berdiri sendiri.
Sikap juga bukanlah sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan
apakah seseorang harus setuju atau tidak setuju terhadap sesuatu, menentukan
ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi
bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan
perilaku).
e) Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika
jika ada kondisi stimulus tertentu pula, efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Asumsi dasar dari
model ini adalah : media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung
Artinya model ini mengasumsi bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-
simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu.
36
Pola S-O-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif, misal jika orang
tersenyum akan dibalas tersenyum ini merupakan reaksi positif, namun jika
tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif. Model
inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic
needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan
model S-O-R, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat
terhadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang
memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang
kuat pula.
Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah hanya jika
Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
penting, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Respon atau perubahan sikap
bergantung pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang
disampaikan kepada komunikan dapat diterima atau ditolak, komunikasi yang terjadi
Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila
Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan
penting. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima
atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian komunikan.
maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini mendasarkan asumsi
seseorang yang menerima ransangan. Dalam hal ini proses perubahan sikap seseorang
dapat berubah jika stimulus yang diberikan sesuai dengan keadaan yg sebenarnya.
Pesan yang di sampaikan mungkin diterima atau mungkin ditolak secara langsung
dilakukan.
38
“how“ bukan “what” dan “why”. Jelasnya how to communicate, dalam how to
change the attitude, bagaimana mengubah sikap komunikan. Proses perubahan sikap
tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar- benar
pengukuran, mengutip pendapat Hovlan, Janis, dan Kelley yang menyatakan dalam
menelaah sikap baru ada tiga variabel penting, yaitu: 1) Perhatian, 2) Pengertian, 3)
Penerimaan.13
Organisme:
Stimulus Perhatian
pengertian
Penerimaan
Response
(Perubahan
Sikap)
komunikasi dilakukan dalam perubahan sikap. Pendekatan setiap aksi pasti ada reaksi
begitu juga dalam komunikasi. Kemudian hal-hal yang patut diperhatian agar terjadi
perubahan sikap maka stimulus yang disampaikan harus memenuhi tiga unsur yaitu
perhatian, pengertian dan penerimaan. Oleh karena itu, sebagai seorang Humas
penanam modal.
memberikan stimulus kepada komunikan dalam hal ini adalah masyarakat luas atau
publik. Artinya bahwa media memegang peran krusial dalam menciptakan respon
positif dan negatif di masyarakat. Dalam komunikasi massa sebaiknya dipilih media
yang benar-benar idependen yang dalam hal ini tidak di tunggangi oleh berbagai
kepentingan. Sebab hal-hal diluar hal teknis seperti reputasi dan kredibilitas media
mengenai kepedulian lingkungan, atau global warming. Pada faktanya telah direspon
demikian maka secara efektif teori stimulus respon dalam komunikasi massa
masyarakat yang akan semakin peduli terhadap lingkungan. Perubahan prilaku ini
akan semakin menular sehingga memeberikan efek bagi terciptanya lingkungan yang
bersih.
diterima oleh publik. Terdapat juga penolakan yang memang menjadi kendala
40
respon dala komunikasi massa tergantung kepada koneksi antara kemunikan dan
komunikator yakni dalam hal ini media massa. Hubungan inilah yang kemudian
menentukan apakan stimulus akan diterima atau ditolak. Oleh sebab itu, media massa
memiliki tugas berat dalam rangkat menciptakan hubungan positif dengan komunikan
memberikan stimulus khusus atau rangsangan melalui komunikasi yang baik agar
masyarakat saat ini sehingga efek atau respon yang tampak dapat menjadi dorongan
bagi setiap instansi maupun lembaga tertentu untuk menjalankan visi dan misinya.
Titik penekanan dalam model komunikasi ini lebih kepada pesan yang
komunikan sehingga komunikan cepat menerima pesan yang diterima dan selanjutnya
B. Kepercayaan
1. Definisi Kepercayaan
mempercayai orang tersebut atau tidak saat menjalin interaksi. Solomon dan Flores
oleh pihak pertama (one party) kepada pihak kedua (another party) bahwa pihak
kedua akan berperilaku yang menyebabkan mendatangkan hasil yang positif kepada
pihak pertama. Oleh karena itu, substansi definisi kepercayaan dapat dibedakan
kepada dua hal pokok, yakni kepercayaan adalah kejujuran partner (trust is the
adalah binovelen dari partner (trust is the partner’s benovelence), yang berkenaan
dengan sejauhmana pihak pertama percaya bahwa pihak kedua benar-benar tertarik
kepada kesejahteraan (welfare) kepada pihak pertama. Oleh karena itu, kepercayaan
Trust secara umum dapat diartikan sebagai kepercayaan kepada pihak lain
tindakan pihak lain berdasarkan harapan bahwa yang lain akan melakukan tindakan
tertentu yang penting untuk trustor, terlepas dari kemampuan untuk memantau atau
mengontrol pihak lain. Kepercayaan refleksi sebuah harapan, asumsi atau keyakinan
dasar kata- kata, tindakan, dan keputusan orang lain. Hal-hal yang dapat
kepercayaan melalui pengalaman hidup seseorang, aturan atau norma yang ada pada
dan ditujukan untuk mencapai tujuan dan pribadi yang berkaitan pada interaksi sosial
atau emosional dan fokus pada hubungan itu sendiri. Kepercayaan yang berkaitan
pribadi akan menetap lebih lama dibandingkan dengan bidang profesional. Individu
yang memiliki rasa percaya dalam hal pribadi akan menyerahkan segala aktivitasnya
kepada orang lain karena yakin bahwa orang tersebut seperti apa yang diharapkan.
orang dan lembaga yang dapat dipercaya, tidak dipercaya dan tidak diketahui.
14
Mokhamad Arwani, dkk, “Peran Karakteristik Individu Sebagai Moderator Pengaruh
Kepuasan, Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Loyalitas (Studi pada Nasabah Bank Syariah di
Kabupaten Kudus)”, Jurnal Sosial dan Budaya, Vol. 4 Nomor 2, Desember, 2011, h. 159-170.
43
Dalam hal ini kognitif akan memilih siapa yang akan dipercaya dan hormati
sehingga itulah yang menjadi alasan yang baik dalam menentukan siapa yang dapat
dipercaya.
asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif seseorang yang dipegang dan ditujukan
pada orang lain bahwa orang tersebut akan berperilaku seperti yang diharapkan dan
Membangun kepercayaan pada orang lain merupakan hal yang tidak mudah.
Itu tergantung pada perilaku kita dan kemampuan orang lain. Faktor yang
membentuk kepercayaan seseorang terhadap yang lain ada tiga yaitu kemampuan
a. Kemampuan (Ability)
ketika berinteraksi dengan orang lain. Kebaikan hati adalah sejauh mana trustee
diyakini ingin berbuat baik untuk trustor tersebut, selain darimotif keuntungan
khusus untuk trustor tersebut. Contoh keterikatan ini adalah hubungan antara mentor
(trustee) dan anak didik (trustor). Mentor ingin membentuk anak didik, meskipun
mentor tidak diperlukan untuk membantu, dan tidak ada imbalan ekstrinsik untuk
mentor. Kebaikan hati adalah persepsi orientasi positif trustee terhadap trustor
tersebut.
c. Integritas
nilai-nilai diri seseorang, kejujuran yang disertai keteguhan hati dalam menghadapi
bahwa trustee berpegang pada prinsip-prinsip yang ditemukan oleh trustor dan dapat
diterima. Berbagai masalah pihak trustee seperti tindakan konsistensi dimasa lalu,
komunikasi yang dapat dipercaya tentang trustee dari pihak lain, keyakinan bahwa
trustee memiliki rasa keadilan yang kuat,dan sejauh mana tindakan sesuai dengan
kata- katanya, berdampak pada tingkatan pihak yang dinilai memiliki integritas.
kepercayaan. Jika kemampuan, kebaikan hati dan integritas semua dianggap tinggi,
trustee akan dianggap cukup dapat dipercaya. Namun, kepercayaan harus dianggap
sebagai sebuah kontinum bukan trustee yang baik dapat dipercaya atau tidak dapat
dipercaya. Masing- masing dari ketiga faktor dapat bervariasi sepanjang kontinum.
a. Kepercayaan organik
Kepercayaan ini terjadi karena semua anggota organisasi berbagi komitmen yang
relatif identik dengan nilai-nilai yang sering diadakan. Kepercayaan organik dapat
ditemukan dalam komunitas religius kecil, dimana pertukaran sosial didasarkan pada
keyakinan yang tidak diragukan lagi dan tunduk pada otoritas moral dari lembaga
sosial tertentu.
b. Kepercayaan kontrak
materidan balas jasa. Kepercayaan ini dapat ditemukan dalam transaksi bisnis dan
organisasi lain seperti serikat dimana pertukaran sosial dibatasi oleh aturan formal,
c. Kepercayaan relasional
perannya dan memegang beberapa harapan tentang kewajiban peran yang lain.
dan tindakan memunculkan harapan. Ketika harapan tidak terpenuhi, maka akan
suatu harapan positif, asumsi, atau keyakinan dari proses kognitif seseorang yang
dipegang dan ditujukan pada orang lain ataupun instansi bahwa orang tersebut akan
untuk mempercayai orang lain ataupun suatu lembaga maka harapannya terhadap
orang dan lembaga tersebut adalah dapat mewujudkan harapan- harapan yang ada
terhadap sesuatu.
5. Manfaat kepercayaan
kritis serta kesulitan di antara rekan bisnis, pelayanan, seta perizinan, bukan hanya
itu saja kepercayaan juga adalah asset yang sangat penting dalam mengembangkan
48
Secara umum kepercayaan berkenaan dengan adanya kepercayaan oleh pihak pertama
kepada pihak kedua bahwa pihak kedua akan berperilaku yang menyebabkan
dapat menimbulkan hubungan baik antara penanam modal dengan dinas penanaman
melakukan investasi untuk kemajuan bersama bukan untuk kepentingan salah satu
pihak saja.
menjaga hubungan yang sudah terjalin dengan cara bekerjasama dengan dinas
penanaman modal.
b. Kepercayaan dapat menjadi dasar penolakan pilihan jangka pendek serta lebih
modal tidak akan mengambil kesempatan yang tentunya bisa saja merugikan
penanam modal.
1. Cooperation
memberikan hasil yang melebihi hasil yang lebih banyak dibandingkan apabila
dikerjakan sendiri.
2. Komitmen
merupakan hal yang mudah hilang, yang akan dibentuk hanya dengan pihak-pihak
3. Relationship duration
relationship dan untuk menahan godaan untuk tidak mengutamakan hasil jangka
pendek dan atau bertindak secara oportunis. Kepercayaan dari penjual secara positif
16
Barnes,James G , Secrets Of Customer Relationship Management, ANDI, Yogyakarta,2003.
17
Morgan, R.M. and Hunt, S.D, The commitment-trust theory of relationship marketing,
Journal of Marketing, 1994, Vol. 58 No. 3.
50
masa yang akan datang, oleh karena itu memberikan kontribusi untuk meningkatkan
durasi relationship.18
4. Kualitas
informasi dari pihak yang dipercaya, dan pada gilirannya menghasilkan benefit yang
perselisihan atau konflik dapat dipecahkan secara efisien dan damai. Dalam kondisi
tidak ada kepercayaan, perselisihan dirasakan merupakan tanda akan adanya kesulitan
pada masa yang akan datang dan biasanya menyebabkan berakhirnya relationship.
18
Peppers, Don and Martha Rogers, Managing Customer Relationships: A Strategic
Framework, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2004.