CPOB Pembuatan Produk Steril
CPOB Pembuatan Produk Steril
CPOB Pembuatan Produk Steril
Produk steril adalah sekuen yang menglahkan garis pertahanan pertama yang paling efisien yaitu
kulit dan mukosa, maka harus bebas dari kontaminasi mikroba dan bahan bahan toksik lainnya.
Produk Steril adalah bentuk sediaan obat dalam bentuk terbagi-bagi yang BEBAS DARI
MIKROORGANISME HIDUP.
Termasuk Sediaan Steril : preparat (sediaan) parentral (obat suntik), preparat untuk mata, dan
preparat irigasi (misalnya:Infus)
Penggunaan: tidak melalui “garis pertahanan tubuh” manusia, yaitu membran kulit dan mukosa,
maka sediaan ini HARUS BEBAS dari kontaminasi mikroba dan dari bahan-bahan toksis lainnya.
Sesuai dgn CPOB, Produk steril dibuat dengan PERSYARATAN KHUSUS Tujuannya Memperkecil resiko
pencemaran mikroba,partikulat, dan pirogen.
Sepsis, yaitu Inflamasi yang disebabkan karena preparat steril yang tidak memenuhi syarat.
Secara garis besar Proses Pembuatan Produk Steril, dibagi menjadi 2 kategori :
Sterilisasi akhir : produk obat , wadah dan penutup dan eksipien dilakukan proses produksi
kemudian dilakukan proses sterilisasi akhir sehingga menjadi produk steril.
Metode aseptis : obat, wadah,dan eksipien masing masing di sterlkan terlebih dahulu kemuidan
dilakukan proses produksi, produk akhir tidak di sterilkan lagi
Tipe-tipe kontaminan :
1. Non viable/tidak hidup seperti debu , serat atau material lain yang tersuspensi di udara
yang dapat menybabkan kontaminasi produk karena mengandung organisme hidup
seprrti bakteri, jamur. Contohnya adalah endotoxin.
2. Viable/ hidup seperti virus
Sumber kontaminan :
1. Udara / liingkungan
2. Manusia/ personel
3. Mesin dan peralatan
Permukaan Kritis (Critical surfaces) adalah Permukaan yang bersentuhan langsung atau
berakibat langsung terhadap sterilitas produk, wadah atau penutupnya”
1. Umum
2. Personalia
3. Bangunan – Fasilitas
4. Peralatan
5. Sanitasi
6. Air
7. Pengolahan
8. Sterilisasi
Kelas A:
Zona untuk kegiatan yang berisiko tinggi, misal zona pengisian, wadah,tutup karet,
ampul dan vial terbuka, penyambungan secara aseptis.Umumnya kondisi ini dicapai
dengan memasang unit aliran udara laminar(laminar air flow) di tempat kerja.
Sistem udara laminar hendaklah mengalirkan udara dengan kecepatan merata
berkisar 0,36 – 0,54 m/detik (nilai acuan) pada posisi kerja dalam ruang bersih
terbuka.
Keadaan laminar yang selalu terjaga hendaklah dibuktikan dan divalidasi.
Aliran udara searah berkecepatan lebih rendah dapat digunakan pada isolator
tertutup dan kotak bersarung tangan (RABS = Restiction Acess Barrier System).
Kelas B:
Untuk pembuatan dan pengisian secara aseptis, Kelas ini adalah lingkungan latar
belakang untuk zona Kelas A.
Kelas C dan D:
Area bersih untuk melakukan tahap proses pembuatan yang mengandung risiko
lebih rendah.
PRINSIP DESIGN : Semua bangunan dan fasilitas hendaklah, sedapat mungkin, didesain untuk
mencegah personil, yang melakukan pengawasan atau pengendalian, masuk bila tidak
diperlukan. Area kelas A /B hendaklah didesain sehingga semua kegiatan dapat diamati dari
luar.