Spektrofotometer Massa
Spektrofotometer Massa
Spektrofotometer Massa
“SPEKTROFOTOMETER MASSA”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
NAMA ANGGOTA : 1. EGHY ALHIM MANGIDING (19TKM362)
2. KORINDA (19TKM369)
3. MUH. MAULWI BATARA (19TKM372)
4. MUHAMMAD REZA FAHLEVI (19TKM376)
5. NAOMI NATAN (19TKM380)
6. NOVYANTHY BARRANG (19TKM382)
7. NURUL FAJRI AULIAH (19TKM385)
TINGKAT/KELAS : II/A
Puji syukur kami panjatkan pada kehadirat Tuhan Yang Maha ESA yang telah
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Seperti halnya pepatah “ tak ada gading yang tak retak”, oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah
yang selanjutnya. Apabila ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan ataupun dalam
ejaan penulis mohon maaf. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
I.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................4
I.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................5
I.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................6
II.1 PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETER MASSA................................................................................6
II.2 PRINSIP KERJA ALAT.....................................................................................................................7
II.3 INSTRUMENTASI/KOMPONEN DARI PERALATAN........................................................................8
II.4 TEKNIK ANALISA KUALITATIF/KUANTITATIF...............................................................................11
II.5 APLIKASI.....................................................................................................................................11
II.6 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.................................................................................................14
BAB III..................................................................................................................................................15
PENUTUP.............................................................................................................................................15
III.1 KESIMPULAN.............................................................................................................................15
III.2 SARAN.......................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi ion-ion fase gas yang sangat mudah menguap, dan pemecahannya berdasarkan
Awal 1940, Mass Spect pertama dirancang untuk penentuan komponen dalam
Pertengahan 1950, dirancang untuk penentuan unsure secara kualitatif dan kuantitatif
berdasar mass to charge ratio ion-ion dasar yang dihasilkan oleh electric spark. Hal ini
dimanfaatkan baik oleh industry elektronika maupun nuklir. Keduanya berdasar pada
Awal 1960, Mass Spect digunakan untuk identifikasi dan analisis struktur molekul
yang kompleks. Basisnya adalah pola fragmen ion masing-masing dengan massa
berbeda, yang terbentuk saat molekul besar terionisasi. Mass Spect lebih mudah
diidentifikasi daripada spectra IR dan NMR, mengingat alat ini menyediakan informasi
digunakan secara luas sebagai detector untuk kromatografi gas maupun cair.
Dahulu, berat molekul suatu senyawa ditentukan dengan cara mengukur kerapatan
uap atau penurunan titik beku senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya ditentukan
dengan cara analisis unsur. Selain lama dan merepotkan, teknik ini juga memerlukan
jumlah sampel yang banyak dengan kemurnian yang tinggi. Sekarang berat molekul dan
rumus molekul bisa ditentukan dengan cepat dan jumlah sampel sedikit menggunakan
Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam medan magnet
Molekul bermuatan atau fragmen molekul dihasilkan dalam suatu ruang sangat hampa,
atau segera sebelum suatu sampel memasuki ruang sangat hampa dengan menggunakan
berbagai metode untuk produksi ion. Ion-ion dihasilkan dalan fase gas sehingga ion
tersebut kemudian dapat dimanipulasi dengan penerapan pada medan magnet atau
medan listrik agar dapat menentukan molekulnya
Sampel dalam bentuk gas mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi
tinggi. Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi (melepas
elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini kemudian dipercepat oleh
suatu beda potensial dan diarahkan ke dalam suatu medan magnet melalui suatu celah
sempit. Di dalam medan magnet, ion-ion tersebut akn mengalami pembelokan yang
bergantung kepada:
1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion. Makin besar potensial listrik yang
digunakan, makin besar kecepatan ion dan makin kecil pembelokan.
2. Kuat medan magnet. Makin kuat magnet, makin besar pembelokan.
3. Massa partikel (ion). Makin besar massa partikel, makin kecil pembelokan.
4. Muatan partikel. Makin besar muatan, makin besar pembelokan
Tahap-tahap yang terjadi dalam alat spektrometer massa :
1. Tahap pertama : Ionisasi
Atom di-ionisasi dengan emengambilf satu atau lebih elektron dari atom tersebut
supaya terbentuk ion positif. Ini juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya
membentuk ion-ion negatif (sebagai contoh, klor) atau unsur-unsur yang tidak
pernah membentuk ion (sebagai contoh, argon). spektrometer massa ini selalu
bekerja hanya dengan ion positif.
2. Tahap kedua : Percepatan
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama.
3. Tahap ketiga : Pembelokan
Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet, pembelokan yang
terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan massanya, akan
semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung pada besar muatan
positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang ediambilf pada
tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut, pembelokan yang terjadi akan semakin
besar.
4. Tahap keempat : Pendeteksian
Sinar-sinar ion yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi dengan secara elektrik
II.5 APLIKASI
Aplikasi pertama dari spektrometri massa adalah untuk ,menganalis asam amino dan
peptide yang di laporkan tahun 1958. Carl-Ove Andersson mengobservasikan Ion-ion
fragmen utama dalam metil ester.
Beberapa teknik modern dari massa-spectrometry di fikirkan oleh Arthur Jeffrey
Dempster dan f.w Aston pada tahun 1918 dan 1919. Tahun 1989 Hains Dehmelt dan
Wilfgang Paul memperoleh nobel dalam bidang fisika untuk teknik perangkat
pengembangan. Hadiah nobel dalam bidang kimia di peroleh John Bennett Fenn untuk
pengembangan electrospray ionization ( ESI ) dan Koichi Tanaka untuk pengembangan
Sof Laser Desorphion ( SLD ) dan aplikasinya pada ionisasi makromolekul biologi
seperti protein.
Saat ini spektrometer massa dapat digunakan secara mandiri dalam analisa sampel
atau dikombinasikan dengan alat lain, seperti Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HPLC), Kromatografi Gas (GC), Elektroforesis Kapiler (CE) yang berperan untuk
memisahkan campuran sampel yang selanjutnya masing-masing komponen akan
dianalisa dalam spektrometer massa secara satu per satu.
Aplikasi MS :
1. Farmakokinetika
LC-MS sangat umum digunakan dalam studi farmakokinetik tentang obat-obatan
dan dengan demikian merupakan teknik yang paling sering digunakan di bidang
bioanalysis . Studi ini memberikan informasi tentang seberapa cepat obat akan
dibersihkan dari aliran darah hati, dan organ tubuh. MS digunakan untuk hal
tersebut karena sensitivitas tinggi dan spesifisitas yang luar biasa dibandingkan
dengan UV (selama analit dapat sesuai terionisasi), dan waktu analisis yang singkat.
Keuntungan utama yang dimiliki MS adalah penggunaan tandem MS-MS. Detektor
dapat diprogram untuk memilih ion tertentu pada fragmen. Proses ini pada dasarnya
adalah teknik seleksi, namun sebenarnya lebih kompleks. Kuantitas yang diukur
adalah jumlah molekul fragmen dipilih oleh operator. Selama tidak ada gangguan
atau penindasan ion, pemisahan LC bisa sangat cepat. Hal ini biasa saat sekarang
untuk memiliki waktu analisis 1 menit atau kurang oleh-MS deteksi MS,
dibandingkan dengan lebih dari 10 menit dengan deteksi UV.
2. Proteomika
LC-MS juga digunakan dalam studi proteomik mana lagi komponen dari campuran
kompleks harus dapat dideteksi dan diidentifikasi dalam beberapa cara. LC-MS
bottom-up proteomik untuk pendekatan proteomik umumnya melibatkan
pencernaan protease dan denaturasi (biasanya tripsin sebagai sebuah protease, urea
untuk denaturasi struktur tersier dan iodoacetamide untuk topi residu sistein) diikuti
oleh LC-MS dengan massa peptida sidik jari atau LC-MS/MS (tandem MS) untuk
menurunkan urutan peptida individu. LC-MS/MS paling umum digunakan untuk
analisis sampel massa proteomic peptida kompleks mana mungkin tumpang tindih
bahkan dengan spektrometer massa resolusi tinggi. Contoh cairan serum biologis
yang kompleks seperti manusia dapat dijalankan dalam sistem LC-MS/MS modern
dan menghasilkan lebih dari 1000 protein yang diidentifikasi, asalkan sampel
pertama kali dipisahkan pada gel SDS-PAGE atau HPLC-SCX.
3. Perkembangan Obat
LC-MS sering digunakan dalam pengembangan obat pada berbagai tahapan
termasuk Pemetaan Peptida, Pemetaan Penyandi Glikoprotein, Produk
Dereplication Alam, Pemutaran Bioaffinity, Dalam Vivo Drug Screening, Stabilitas
Pemutaran metabolic, Identifikasi metabolit, Identifikasi Pengotor, Identifikasi
Degradant, Kuantitatif Bioanalysis , dan Kualitas Kontrol.
III.1 KESIMPULAN
Spektroskopi massa adalah suatu instrument yang dapat menyeleksi molekul-molekul
gas bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Kegunaan Spektroskopi Massa yaitu:
mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui berat dan
rumus molekulnya, mengetahui unsur senyawa baik senyawa organic maupun
anorganik, untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks, untuk
penentuan struktur dari komponen permukaan padatan, untuk menentukan
perbandingan isotop atom dalam suatu sampel, dan untuk menentukan struktur molekul
ketika kita mendapatkan molekul tersebut dalam bentuk gas. Prinsip kerja spektroskopi
massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan molekul atau fragmen
molekul dan mengukur rasio massa atau muatan. Hukum yang mendasari prinsip kerja
dari spektroskopi massa adalah hukum kedua Newton. Komponen-komponen dari
spektroskopi massa adalah teknologi sumber ion, teknologi penganalisis massa, dan
detector. Keuntungan utama yang dimiliki Spektroskopi Massa adalah penggunaan
tandem Spektroskopi Massa-Spektroskopi Massa. Spektrometri massa kini tidak
digunakan dalam pengendalian mutu rutin tapi ditempatkan dalam suatu lingkungan
penelitian dan pengembangan yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah
spesifik yang berasal dari proses rutin atau dalam pnegembangan proses intrumentasi
ini mahal dan membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan pemeliharaan
yang teratur. Contoh sederhana penelitian menggunakan Spektroskopi Massa adalah
pada sample garam dapur untuk mengetahui isotop dari kandungan senyawa natrium
dan klorida.
III.2 SARAN
Dalam mengukur segala sesuatu apalagi menggunakan alat ukur harus memiliki
ketelitian dalam melaksanakan pengukuran sehingga tidak terjadi kesalahan.,dan juga
kita mengukur dengan proedur yang ada jangan sembarang mengukur.