Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Materi Musda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 155

DRAFT MATERI

MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA
TAHUN 2021

PANITIA PENGARAH
MUSYAWARAH DAERAH VIII PEMUDA/KNPI

DEWAN PENGURUS DAERAHKOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIAKOTA TASIKMALAYA


DAFTAR ISI

I. Buku Panduan dan Rancangan Materi Musda VI Pemuda/KNPI.

1. Jadwal Acara Musyawarah Daerah VI Pemuda / KNPI Kota Tasikmalaya


2. Tata Tertib Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.
3. Ketetapan-Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda / KNPI Kota Tasikmalaya
4. Ketetapan Kongres Pemuda tentang Draft Materi Musyawarah Daerah VI Pemuda / KNPI Kota
Tasikmalaya.
5. Materi Komisi A, B dan C.

II. AD/ART DAN PERATURAN ORGANISASI KNP

LAMPIRAN SURAT KETETAPAN


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

1. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 01/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PESERTA MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021.

2. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 02/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang JADWAL ACARA MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021.

3. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 03/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang TATA TERTIB MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021.

4. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 04/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PRESIDIUM SIDANG PLENO MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021.

5. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 05/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang POKOK-POKOK KEORGANISASIAN KNPI KOTA TASIKMALAYA

6. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 06/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PROGRAM KERJA DAERAH KNPI KOTA TASIKMALAYA

7. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 07/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN PERNYATAAN POLITIK KNPI KOTA
TASIKMALAYA TAHUN 2021

8. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 08/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA DPD KNPI, ANGGOTA FORMATUR DAN
PEMBENTUKAN MPI KNPI TAHUN 2021-2010.

9. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 09/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PENETAPAN BAKAL CALON KETUA DPD KNPI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2021 -
2010.

10. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 10/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PENETAPAN KETUA TERPILIH.

11. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 11/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PENETAPAN TIM FORMATUR

12. KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA


Nomor : 12/TAP/MUSDA-VI/KNPI-KT.TSK/2021
Tentang PENUTUPAN SIDANG MUSPROV VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021.
dewan pengurus daerah komite nasional pemuda Indonesia
Indonesian national youth council – branch board
KOTA TASIKMALAYA
Graha Pemuda Kota Tasikmalaya
Jl. Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Kec. Cihideung, Kota Tasikmalaya e-mail knpikotatasik@gmail.com

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI KOTA TASIKMALAYA

Nomor : 01/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VI/2021

TENTANG

PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA
TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjamin terlaksananya Musyawarah Daerah VI


Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya tahun 2021, perlu menetapkan
Peserta, Peninjau dan Undangan.

2. Untuk menetapkan keabsahan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI


Kota Tasikmalaya untuk mengambil keputusan diperlukan kehadiran
peserta, peninjau dan undangan.

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar KNPI.

2. Anggaran Rumah Tangga KNPI.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPESERTAAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI YANG


TERDIRI DARI UTUSAN OKP DAN PK KNPI SEBAGAIMANA TERLAMPIR.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..


1. Peserta Utusan Dewan Pengurus Kecamatan Pemuda/KNPI KOTA TASIKMALAYA :

1 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN CIHIDEUNG


2 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN CIPEDES
3 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN IDIHIANG
4 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN TAWANG
5 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN BUNGURSARI
6 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN TAMANSARI
7 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN PURBARATU
8 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN CIBEUREUM
9 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN MANGKUBUMI
1 DPK PEMUDA/KNPI KECAMATAN KAWALU
0

2. Peserta Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) KOTA TASIKMALAYA :

NO NAMA ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA

1. ANGKATAN MUDA KA’BAH ( AMK )


2. ANGKATAN MUDA PARTAI GOLKAR ( AMPG )
3. ANGKATAN MUDA ISLAM INDONESIA ( AMII )
4. ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA (AMPI)
5. ANKATAN MUDA SILIWANGI ( AMS )
6. ANGKATAN MUDA DEMOKRAT INDONESIA (AMDI)
7. ANGKATAN PUTRI ALWASLIYAH (AP ALWASLIYAH)
8. ALHIDAYAH
9. BADAN KORDINASI PEMUDA REMAJA MASJID INDONESIA (BKPRMI)
10. BAITUL MUSLIMIN INDOSESIA (BAMUSI)
11. BARISAN MUDA PARTAI AMANAT NASIONAL (BM PAN)
12. BANTENG MUDA INDONESIA (BMI)
13. BALADIKA KARYA
14. BRIGES INDONESIA
15. DAYA MAHASISWA SUNDA ( DAMAS )
16. FATAYAT NAHDLATUL ULAMA ( FATAYAT NU )
17. FOKUSMASKER
18. GENERASI MUDA FORUM PUTRA-PUTRI PURNAWIRAWAN ABRI (GM FKPPI )
19. GERAKAN MAHASISWA MASYARAKAT KARYA GOTONG ROYONG ( GEMA MKGR )
20. GERAKAN MAHASISWA KESATUAN ORGANISASI SWADIRI GOTONG ROYONG ( GEMAKOS )
21. GERAKAN PERSAUDARAAN PEMUDA (GEMA) KEADILAN
22. BARISAN MUDA KESATUAN ORGANISASI SWADIRI GOTONG ROYONG ( BMK 1957 )
23. FORUM KOMUNIKASI GENERASI MUDA NU (FK GMNU)
24. GENERASI MUDA MERAH PUTIH ( GMMP )
25. GERAKAN MUDA PUTRA PASUNDAN ( GMPP )
26. GERAKAN MUDA PERSATUAN (GMP)
27. GERAKAN PEMUDA AL-WASLIYAH (GP AL-WASLIYAH)
28. GERAKAN PEMUDA NASIONAL DEMOKRAT (GARDA NASDEM)
29. GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA (GMNI)
30. GERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (GMII)
31. GERAKAN MAHASISWA KEBANGKITAN BANGSA (GEMASABA)
32. GERAKAN MUDA PEMBANGUNAN INDONESIA (GMPI)
33. GERAKAN PEMUDA ANSHOR ( GP ANSHOR )
34. GERAKAN PEMUDA KA’BAH (GPK)
35. GERAKAN PEMUDA KEBANGKITAN BANGSA ( GARDA BANGSA )
36. GERAKAN PEMUDA ISLAM ( GPI )
37. GABUNGAN PEMUDA PELAJAR DAN MAHASISWA GIBAS (GPPM)
38. HIZBUL WATHON
39. HIMPUNAN PENGUSAHA MUDA INDONESIA (HIPMI)
40. HIMPUNAN MAHASISWA PERSIS (HIMA PERSIS)
41. HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)
42. HIMPUNAN MAHASISWI PERSIS (HIMI PERSIS)
43. HIMPUNAN MAHASISWA KASGORO (HIMAKOS 1957)
44. HIMPUNAN MAHASISWA ALWASLIYAH (HIMA ALWASLIYAH)
45. HIMPUNAN WANITA KARYA (HWK)
46. IKHSAN MAJLIS DAKWAH INDONESIA (IKHSAN MDI)
47. IKATAN MAHASISWA ANGKATAN MUDA SILIWANGI (IMA AMS)
48. IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (IMM)
49. IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)
50. IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)
51. IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH (IPM)
52. IKATAN PELAJAR ALWASLIYAH (IPA ALWASLIYAH)
53. IKATAN SARJANA NAHDLATUL ULAMA (ISNU)
54. KESATUAN AKSI MAHASISWA MUSLIMIN INDONESIA (KAMMI)
55. KESATUAN PEREMPUAN PARTAI GOLKAR ( KPPG )
56. KELUARGA MAHASISWA NAHDLATUL ULAMA ( KMNU )
57. KELUARGA BESAR PUTRA PUTRI POLRI (KBP3)
58. KORP PMMI PUTRI (KOPRI)
59. KORP HMI WATI (KOHATI)
60. KOMANDAN INTI MAHATIDANA PANCASILA
61. MAHASISWA PANCASILA (MAPANCAS)
62. MAJLIS SINERGI KALAM IKATAN CENDIKIAWAN MUSLIM INDONESIA (MASIKA ICMI)
63. NASYIATUL’AISYIYYAH (NA)
64. PEMUDA BULAN BULAN BINTANG
65. PEMUDA MUHAMMADIYAH
66. PEMUDA DEMOKRAT
67. PEMUDA KIARA
68. PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA (PMI)
69. PEMUDA PANCASILA
70. PEMUDA PANCA MARGA (PPM)
71. PURNA PASKIBRAKA INDONESIA (PPI)
72. PEMUDA PERSATUAN ISLAM (PEMUDA PERSIS)
73. PEMUDA PERSATUAN UMMAT ISLAM (PEMUDA PUI)
74. PEMUDA TARBIYAH
75. PEMUDI PERSATUAN ISLAM (PEMUDI PERSIS )
76. PEREMPUAN AMANAT NASIONAL (PUAN)
77. PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA (PERMAHI)
78. PITALOKA ANGKATAN MUDA SILIWANGI (PITALOKA AMS)
79. PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)
80. PEREMPUAN BANGSA (PKB)
81. RELAWAN DEMOKRASI (REPDEM)
82. SALIMAH GEMA PERTIWI KEADILAN
83. SATUAN PELAJAR DAN MAHASISWA PANCASILA (SAPMA PANCASILA)
84. SRIKANDI PANCASILA
85. TARUNA MERAH PUTIH (TMP)
86. TUNAS INDONESIA RAYA
87. KEMUSLIMAHAN KAMMI
88. WANITA PERSATUAN PEMBANGUNAN (WPP)
89. WANITA SWADIRI
90. WIRAKARYA INDONESIA
91. PEMUDA TANI
92. BARISAN PENGGERAK KEBANGKITAN BANGSA (BARAK BANGSA)
93. GARDA SANTRI
94. 4GERBANG TANI
95. G5ARNITA NASDEM MALAHAYATI
96. HI6MPUNAN PELAJAR (HIJAR) PUI
97. NA7DLIYIN NUSANTARA (NAHNU)
98. GER8AKAN MAHASISWA INDONESIA RAYA (GEMIRA)
99. LIGA MAHASISWA NASDEM
100. PEMUDA HIZBULLOH
101. PEREMPUAN INDONESIA RAYA (PIRA)
102. SATUAN RELAWAN INDONESIA RAYA (SATRIA)
103. SATUAN MAHASISWA EKONOMI INDONESIA (SEMI)

Jumlah Peserta :
1. DPK 10
2. OKP 103
3. Utusan DPD KNPI : 1
4. Utusan MPI : 1
5. Utusan DPD KNPI Jawa Barat :1

Total Suara/Peserta 116

JADWAL ACARA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021
NO. HARI/TANGGAL WAKTU URAIAN PENANGGUNG JAWAB
I 08.00–09.00 Registrasi dan check in peserta OC
WIB
09.00-11.00 Pembukaan Musda VI Pemuda/KNPI Kota DPD KNPI / SC
WIB Tasikmalaya
OC
11.00-12.00 SIDANG PLENO I
WIB
 Pembahasan Rancangan jadwal Acara Presidium Sidang
MUSDA VI Pemuda/KNPI Kota Sementara
Tasikmalaya.
 Penetapan dan pengesahan jadwal acara
MUSDA VI Pemuda/KNPI Kota
Tasikmalaya.
 Pembacaan surat ketetapan tentang
jadwal acara Musyawarah Daerah VI
Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.
 Pembahasan Tata Tertib Peserta MUSDA
VI KNPI Kota Tasikmalaya.
 Penetapan dan pengesahan Tata Tertib
Peserta.
 Pembacaan Surat Ketetapan Tentang
Tata Tertib Peserta.
 Pemilihan presidium sidang Musda VI
Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.
 Pembacaan Surat Ketetapan Presidium
Sidang Musda VI.
 Penyerahan palu dan atribut sidang dari
presidium sidang sementara kepada
presidium sidang terpilih.

Istirahat /sholat / makan


12.00-13.00
WIB SIDANG PLENO II

13.00-15.00 Wib Pembagian dan pengesahan Komisi –


Komisi Musyawarah Daerah VI
Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya Presidium Sidang
Musda VI
Sidang – Sidang Komisi
Komisi A :
Organisasi dan Tata Tertib Pemilihan Ketua
KNPI, Formatur dan Pengurus DPD KNPI

Komisi B :

Pokok-Pokok Program Kerja Daerah

Komisi C :

Pokok-Pokok Pikiran dan Rekomendasi

SIDANG PLENO III


Sidang Paripurna Komisi dan Pengesahan
Hasil Sidang Komisi Musyawarah Daerah VI

Break
15.00-16.00
WIB SIDANG PLENO IV Presidium Sidang
Pemilihan Ketua dan Formatur Musda VI
 Penyerahan Bio Data Bakal Calon Ketua
dari SC kepada Presidium Sidang Musda
VI.
 Pengesyahan Bakal Calon Ketua oleh OC
16.00-16.15 Presidium Sidang Musda VI.
WIB  Pemilihan Calon Ketua KNPI Kota Presidium Sidang
Tasikmalaya, periode 2021-2010. Musda VI
16.15-18.15  Penyampaian visi – misi / pokok-pokok
WIB pikiran Calon Ketua.
 Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota
Tasikmalaya periode 2021 - 2010.

Istirahat/sholat/makan

SIDANG PLENO V
Pembentukan Formatur

Rapat Formatur Musyawarah Daerah VI

Laporan Hasil Keputusan Rapat Formatur OC


18.15-19.00 Musyawarah VII Pemuda/KNPI
WIB Pelantikan pengurus terpilih DPD KNPI Kota Presidium Sidang
Tasikmalaya Periode 2021 – 2010 Musda VI
19.00-19.15 Upacara Penutupan Musyawarah Daerah VI
WIB Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya

19.15-20.15 Presidium Sidang


WIB Musda VI
20.15-21.30
WIB

SC & OC
dewan pengurus daerah komite nasional pemuda Indonesia
Indonesian national youth council – branch board
KOTA TASIKMALAYA
Graha Pemuda Kota Tasikmalaya
Jl. Lingkar Dadaha, Nagarawangi, Kec. Cihideung, Kota Tasikmalaya e-mail knpikotatasik@gmail.com

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI KOTA TASIKMALAYA

Nomor : 02/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VIII/2021

TENTANG

JADWAL ACARA MUSYAWARAH


DAERAH VI
PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban serta terarahnya


sidang-sidang penyelenggaraan Musyawarah Daerah VI
Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya, di pandang perlu menetapkan
jadwal acara.

2. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Ketetapan Musyawarah


Daerah VI tentang jadwal acara Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI
Kota Tasikmalaya

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar KNPI.

2. Anggaran Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota


Tasikmalaya yang membahas rancangan jadwal acara Musyawarah
Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya
2. Keputusan Sidang Pleno I, Musyawarah Daerah VI pengesahan
jadwal acara Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya
Tanggal 24 Juli

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA


TASIKMALAYA, TENTANG JADWAL ACARA MUSYAWARAH DAERAH VI
PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021.

Pasal 1

1. Jadwal acara sebagai pedoman dalam melaksanakan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota
Tasikmalaya tahun 2021.
2. Jadwal acara sewaktu-waktu dapat disesuaikan dengan keadaan
Pasal 2

Rumusan jadwal acara Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya secara lengkap seperti
tersebut pada pasal 1 ketetapan ini terdapat pada lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dengan keputusan ini.

Pasal 3

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : ..............2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..


KOMISI A
TATA TERTIB
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

BAB I
Ketentuan Umum

Pasal 1

1. Musyawarah Daerah VI Pemuda/Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Tasikmalaya tahun 2021
adalah pemegang kekuasaan tertinggi Komite Nasional Pemuda Indonesia Kota Tasikmalaya yang
selanjutnya dalam Tata Tertib ini disebut MUSDA.
2. Penyelenggaraan MUSDA VI KNPI/Pemuda Kota Tasikmalaya menjadi tanggung jawab DPD KNPI
Kota Tasikmalaya Caretaker

BAB II
Tugas dan Wewenang

Pasal 2

1. Menyusun Program Kerja Daerah dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan program kerja Nasional
KNPI.
2. Memilih dan menetapkan Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010.
3. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota Tasikmalaya melalui sistim formatur.
4. Menetapkan Anggota Majelis Pemuda Indonesia / MPI KNPI Kota Tasikmalaya.
5. Menyempurnakan dan menetapkan pokok-pokok pikiran dan rekomendasi.

Pasal 3

Waktu penyelenggaraan Musyawarah Daerah VI KNPI / Pemuda Kota Tasikmalaya selama 1 (satu) hari
yaitu Tanggal .............. 2021.

BAB III
Peserta dan Peninjau

Pasal 4

1. Musyawarah Daerah VI dihadiri oleh peserta dan peninjau.


2. Peserta MUSDA VI adalah :
a. DPD KNPI Jawa Barat
b. DPD KNPI Kota Tasikmalaya.
c. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota Tasikmalaya.
3. Peninjau MUSDA VI adalah ditetapkan oleh DPD KNPI Kota Tasikmalaya.
4. Peserta MUSDA VI yang terdiri dari DPP KNPI Kota Tasikmalaya, DPD KNPI Kota Tasikmalaya,
Utusan OKP Kota Tasikmalaya dan Utusan PK KNPI memiliki hak bicara dan hak suara.
5. Peninjau adalah hanya memiliki hak bicara.
6. Jumlah peserta dan peninjau ditetapkan oleh DPD KNPI Kota Tasikmalaya

Pasal 5

Setiap peserta dan peninjau harus membawa dan menunjukkan surat mandat sebagai peserta, peninjau
dan undangan dari Pimpinan Organisasi yang mengutusnya.
BAB IV
Hak Peserta, Peninjau dan Undangan

Pasal 6

1. Penggunaan hak suara oleh Peserta melalui Pimpinan delegasi.


2. Peserta, Peninjau dan Undangan mempunyai kesempatan dan kebebasan untuk menyampaikan
pendapat atau sumbangan pemikiran yang bersifat membangun, yang secara teknis penggunaannya
diatur oleh Presidium Sidang.
3. Peserta, Peninjau dan Undangan dalam pelaksanaan hak bicara dapat mengajukan pertanyaan, usul
dan atau pendapat baik secara lisan, maupun tulisan.
4. Peserta, Peninjau dan Undangan berhak mendapatkan materi MUSDA dan fasilitas lainnya yang telah
ditentukan.

Pasal 7

1. Pertanyaan atau pendapat yang diajukan harus disusun secara singkat untuk disampaikan setelah
diizinkan oleh Presidium Sidang.
2. Apabila dipandang perlu, bentuk, isi dan sifat pertanyaan dapat diperjelas oleh Presidium Sidang.
3. Presidium Sidang berhak mengambil kesimpulan atas pertanyaan atau pendapat itu.

BAB V
Alat-Alat Kelengkapan MUSDA

Pasal 8

Alat – alat kelengkapan MUSDA terdiri dari :


1. Pimpinan MUSDA
2. Komisi – komisi MUSDA
3. Komisi Khusus dan / atau sub komisi bila dipandang perlu.

Pasal 9

Pimpinan MUSDA adalah Carateker Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota Tasikmalaya.
Pasal 10

Pimpinan MUSDA bertanggung jawab atas Ketertiban dan kelancaran Penyelenggaraan MUSDA agar
MUSDA dapat berlangsung dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.

Pasal 11

1. Panitia Pengarah MUSDA VI adalah Carateker Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota Tasikmalaya
yang dibentuk berdasarkan surat keputusan DPD KNPI Propinsi Sumatera Barat yang bertugas
menyiapkan dan menjelaskan materi yang akan dibahas dalam MUSDA, dan sekaligus bertindak
sebagai tim perumus hasil MUSDA VI dan menerbitkannya.
2. Panitia Pengarah bisa mengikuti semua sidang-sidang MUSDA VII termasuk Sidang Formatur dalam
rangka koordinasi, bukan untuk intervensi.

Pasal 12

1. MUSDA membentuk komisi-komisi yang terdiri dari :


- Komisi A: Komisi keorganisasian (Tata Cara Pemilihan Ketua, Tim Formatur dan Pengurus DPD
KNPI).
- Komisi B: Pembahasan Program Kerja Daerah.
- Komisi C : Pembahasan pokok-pokok pikiran, rekomendasi & pernyataan politik.
2. Pimpinan Sidang Komisi terdiri dari Ketua (merangkap anggota) dan seorang Sekretaris (merangkap
anggota). Komisi MUSDA VI dapat membentuk sub komisi apabila dianggap perlu. Pimpinan sidang
komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi. MUSDA VI dapat membentuk komisi khusus apabila
diperlukan

Pasal 13

Komisi MUSDA VI bertugas :


1. Memusyawarahkan dan mengambil keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup tugasnya dan
ditanda tangani oleh Ketua dan Sekretaris Komisi.
2. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno MUSDA VI.

Pasal 14

1. Hasil Sidang Komisi yang dilaporkan akan mendapat penilaian dan pengesahan oleh Sidang Pleno
MUSDA VI.
2. Hasil-hasil Sidang Komisi yang sudah disahkan oleh Sidang Pleno MUSDA VI ditanda tangani oleh
Presidium Sidang.

Pasal 15

1. Setiap peserta harus menjadi anggota salah satu komisi MUSDA


2. Setiap peninjau harus menjadi anggota salah satu komisi MUSDA .
3. Setiap undangan harus menjadi anggota salah satu Komisi MUSDA .
4. Jumlah anggota masing-masing komisi disusun oleh Panitia Pengarah secara Proporsional.
5. Pimpinan MUSDA dapat menghadiri dan turut serta dalam semua sidang komisi dalam rangka
koordinasi penyelenggaraan MUSDA .

BAB VI
MUSYAWARAH DAN RAPAT – RAPAT

Pasal 16

Musyawarah dan rapat – rapat MUSDA VI terdiri dari :


1. Sidang Pleno.
2. Sidang Komisi.
3. Sidang Komisi khusus dan atau sub komisi jika dianggap perlu.
4. Rapat Formatur.
5. Rapat Pimpinan MUSDA VI jika dianggap perlu.

Pasal 17

1. Setiap Sidang Pleno dipimpin oleh Presidium Sidang berjumlah 5 (lima) orang yang terdiri dari unsur 1
(satu) orang DPP knpi Kota Tasikmalaya, 1 (satu) orang DPD KNPI Kota Tasikmalaya Caretaker, 1
(satu) orang PK KNPI dan 2 (dua) orang OKP Kota Tasikmalaya.
2. Presidium Sidang berkewajiban :
a. Memimpin persidangan agar tetap dalam suasana kebersamaan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan untuk mufakat.
b. Berusaha mempertemukan pendapat. Menyimpulkan pembicaraan, mendudukkan persoalan pada
proporsinya serta meluruskan pembicaraan penanggap sesuai acara persidangan.
Pasal 18

1. Sebelum Presidium Sidang terbentuk, maka Sidang dipimpin oleh Panitia


Pengarah/Presidium Sidang sementara.
2. Presidium Sidang dipilih dari dan oleh Peserta MUSDA VI.
3. Presdium Sidang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota.
4. Presidium Sidang dapat menghadiri atau turut serta dalam semua sidang Komisi dalam rangka
koordinasi penyelenggaraan MUSDA VI.
5. Presidium Sidang merupakan satu kesatuan kolektif pimpinan.

BAB VII
TATA CARA BERBICARA

Pasal 19
1. Demi ketertiban dan kelancaran persidangan Peserta, Peninjau dan Undangan berbicara melalui
seorang Juru Bicara.
2. Juru Bicara ditunjuk dan oleh Peserta, Peninjau atau Undangan yang bersangkutan.
3. Juri Bicara Peserta berbicara atas nama utusan yang diwakilinya.
4. Juru bicara peninjau berbicara atas nama organisasi yang diwakilinya.
5. Juru bicara undangan berbicara atas nama organisasi yang diwakilinya.

Pasal 20

1. Ketentuan mengenai waktu dan lamanya pembicara berbicara diatur oleh Presidium Sidang.
2. Apabila penanggap berbicara melampaui batas waktu yang ditetapkan, Presidium Sidang harus
mengingatkan penanggap agar mengakhiri pembicaraan dan penanggap harus mentaati peringatan
itu.

Pasal 21

1. Sebelum berbicara, setiap penanggap harus mendaftarkan diri pada Presidium Sidang terlebih dahulu.
2. Bagi yang belum mendaftarkan diri, tidak berhak berbicara kecuali bila menurut Presidium Sidang
punya alasan-alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, pembicara yang tidak mendaftar itu
diizinkan berbicara.
3. Untuk efisiensi waktu, maka setiap penanggap harus langsung pada pokok persoalannya disampaikan
secara singkat dan jelas.

Pasal 22

Setiap peserta dapat menyampaikan interupsi setelah mendapatkan izin dari Presidium Sidang bertujuan
untuk :
1. Memintakan penjelasan tentang duduk perkara yang sebenarnya mengenai soal yang dibicarakan.
2. Mengajukan usulan prosedur mengenai soal yang sedang dibicarakan.
3. Memberikan penjelasan tentang masalah yang dibicarakan.
4. Mengajukan keberatan terhadap materi pembicaraan di luar masalah – masalah yang sedang
dibahas.
5.
Pasal 23

1. Apabila seorang Juru bicara menyimpang dari pokok pembahasan maka Pimpinan Sidang harus
menyetop dan meminta supaya kembali kepada pokok permasalahan.
2. Apabila Juru bicara dalam berbicara menggunakan kata-kata yang menyinggung pribadi seseorang
atau mengarah untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan hukum, maka
Pimpinan Sidang dapat memberikan, meluruskan dan memperingatkan supaya ia tertib kembali.

Pasal 24

1. Apabila seorang Peserta, Peninjau dan Undangan melakukan perbuatan yang menganggu ketertiban
sidang, Presidium Sidang memperingati agar utusan tersebut menghentikan perbuatannya.
2. Jika peringatan tersebut pada ayat 1 di atas tidak diindahkan, presidium Sidang dapat memerintahkan
Peserta, Peninjau dan Undangan tersebut untuk meninggalkan ruangan sidang, atau meminta pihak
keamanan MUSDA untuk segera mengamankannya.

BAB VIII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 25

1. Sidang Pleno dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah peserta sebagaimana
diatur dalam pasal 4 Tata Tertib ini.
2. Dalam hal pemilihan Formatur, Sidang Pleno MUSDA VI sekurang-kurangnya dihadiri oleh 2/3 jumlah
peserta.

Pasal 26

1. Setiap Sidang Pleno memerlukan Quarum seperti tersebut dalam pasal 26 ayat 1 tata tertib ini.
2. Apabila quarum sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 diatas tidak tercapai, maka sidang dapat
ditunda paling banyak dua kali dengan selang waktu paling lama 30 menit.
3. Apabila dua kali penundaan, seperti yang dimaksud dalam ayat 2 diatas, masih juga belum tercapai
quorum, maka sidang dapat dilanjutkan dan dianggap syah (memenuhi quorum) selanjutnya dapat
diambil keputusan.

Pasal 27

1. Pengambilan keputusan diusahakan secara musyawarah untuk mufakat dan apabila hal ini tidak
mungkin dicapai maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
2. Keputusan berdasarkan suara terbanyak dapat juga diambil apabila keputusan berdasarkan
musyawarah untuk mufakat tidak mungkin lagi diusahakan karena adanya pendirian sebagian peserta,
peninjau atau undangan yang tidak dapat dipertemukan lagi dan atau faktor waktu yang mendesak.

Pasal 28

1. Keputusan berdasarkan suara terbanyak adalah syah apabila :


a. Diambil dalam Sidang yang memenuhi Quorum.
b. Disetujui oleh lebih dari ½ jumlah utusan yang hadir sesuai quorum.
2. Apabila dalam mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak diperoleh hasil yang sama, maka
pemungutan suara diulang sampai terdapat selisih jumlah suara.
3. Penyampaian suara dilakukan peserta untuk menyatakan sikap setuju, menolak atau abstain
dilakukan secara lisan dengan mengacungkan tangan, berdiri atau secara tertulis.
4. Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan perhitungan
suara secara langsung.
5. Khusus Pemilihan Ketua DPD KNPI, dilakukan secara langsung bebas dan rahasia.

BAB VI
RISALAH
Pasal 29

Untuk setiap sidang harus dibuat risalah yang dibagikan kepada peserta yakni Laporan jalannnya sidang
secara tertulis yang berisi :
1. Tempat dan acara sidang.
2. Hari, tanggal dan jam pembukaan serta penutupan sidang.
3. Presidium sidang.
4. Nama – nama utusan dan peninjau yang hadir.
5. Juru bicara dan pendapat masing-masing.
6. Materi pembicaraan selama sidang.
7. Keputusan dan kesimpulan sidang.
8. Dan keterangan – keterangan lain yang dianggap perlu untuk dicatat.

BAB VII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 30

1. Segala ketentuan Organisasi yang tidak sesuai dengan Peraturan Tata Tertib MUSDA VI
Pemuda/KNPI ini dinyatakan tidak berlaku,
2. Ketentuan – ketentuan dalam Tata Tertib ini mengacu kepada Ketetapan DPP KNPI Nomor : …………
tentang Musyawarah Provinsi (MUSPROV) dan Musyawarah Daerah Kabupaten/Kota serta hasil –
hasil Kongres VII Pemuda/KNPI Tahun 2005.

BAB VIII
PENUTUP

Pasal 31

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tata Tertib ini akan diputuskan oleh MUSDA VI secara
Musyawarah, mufakat sejauh tidak bertentangan dengan AD/ART KNPI dan Peraturan Organisasi.

Pasal 32

Tata Tertib ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 31 Agustus 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021
…………………….. ………………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI KOTA TASIKMALAYA
Nomor : 03/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/II2021

TENTANG

TATA TERTIB PESERTA, PENINJAU DAN UNDANGAN


MUSDA VI PEMUDA / KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 3. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban serta terarahnya


sidang-sidang penyelenggaraan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI
Kota Tasikmalaya, di pandang perlu menetapkan jadwal acara.

4. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan Ketetapan Musyawarah Daerah


VI tentang jadwal acara Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota
Tasikmalaya

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar KNPI.

2. Anggaran Rumah Tangga KNPI.

3. Ketetapan DPP KNPI Sumatera Barat, nomor -, tanggal 24 Juli 2021


tentang Musyawarah Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan Komite
Nasional Pemuda Indonesia.

4. Ketetapan DPD KNPI Kota Tasikmalaya Caretaker Nomor : /TAP/KNPI-


SB/III-2021 tentang peserta, peninjau dan undangan Musyawarah
Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI, TENTANG


TATA TERTIB MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA
TASIKMALAYA.
Pasal 1

Tata Tertib adalah sebagai pedoman dalam melaksanakan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota
Tasikmalaya tahun 2021.
Pasal 2

Rumusan Tata Tertib Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya secara lengkap seperti
tersebut pada pasal 1 ketetapan ini terdapat pada lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dalam ketetapan ini.

Pasal 3

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya.

Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : 31 Agustus 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI KOTA TASIKMALAYA
Nomor : 04/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/II2021
TENTANG

PRESIDIUM SIDANG PLENO MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban serta terarahnya


sidang-sidang penyelenggaraan Musyawarah Provinsi VII
Pemuda/KNPI Sumatera Barat, di Padang perlu menetapkan tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat sebagai
pedoman dalam penyelenggaraan Musyawarah Provinsi VII.

2. Bahwa untuk itu perlu di tetapkan Ketetapan Musyawarah Provinsi VII


tentang presidium sidang pleno.

MENGINGAT : 1. Anggaran Dasar KNPI.

2. Anggaran Rumah Tangga KNPI.

3. Ketetapan DPP KNPI, nomor : ……….., tentang Musyawarah


Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan Komite Nasional Pemuda
Indonesia.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Sidang Pleno I Musyawarah Daerah VI


Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya yang membahas presidium sidang
pleno Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya .

2. Keputusan Sidang Pleno I, Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota


Tasikmalaya Pada Tanggal 31 Agustus 2021

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA


TASIKMALAYA, TENTANG PRESIDIUM SIDANG MUSYAWARAH
DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021.

Pasal 1

Menetapkan presidium sidang pleno Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya , yang terdiri
dari 5 (lima) orang yaitu :

1. ………………………………………………………………… (……………………………..)

2. ………………………………………………………………… (……………………………..)

3. ………………………………………………………………… (……………………………..)

4. ………………………………………………………………… (……………………………..)

5. ………………………………………………………………… (……………………………..)
Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : 31 Agustus 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

TATA CARA PEMILIHAN


BAKAL CALON KETUA KNPI
CALON DEWAN PENGURUS KNPI KOTA DAN
CALON MAJELIS PEMUDA INDONESIA TASIKMALAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota, Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota dan Pimpinan Majelis Pemuda
Indonesia Kota Tasikmalaya, diselenggarakan dalam forum MUSDA VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya (pasal
19 (2) AD KNPI)

BAB II
PESERTA PEMILIHAN

Pasal 2
Peserta Pemilih
Peserta MUSDA VI yang terdiri dari DPP KNPI Sumatera Barat, DPD KNPI Kota Tasikmalaya Caretaker
,PK KNPI dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota Tasikmalaya memiliki hak bicara dan hak
suara. Secara kelembagaan peserta memiliki hak 1 (satu) suara (pasal 13 (3) ART KNPI)

BAB III
Bakal Calon

Pasal 3
Bakal Calon Ketua KNPI

Syarat – syarat untuk dicalonkan sebagai Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya (pasal 7 ART
KNPI) :

1. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) / DPD KNPI
Kabupaten/Kota dan dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup.

2. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota
Tasikmalaya Caretaker selambat – lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan MUSDA VI.

3. Calon yang diusulkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :


a. Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Pernah menjadi Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kota atau
Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI dibuktikan dengan foto copy SK Kepengurusan.
c. Berakhlah mulia, memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
d. Tidak pernah berbuat hal – hal yang bertentangan dengan Hukum Negara.

4. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI, Program
Kerja Daerah dan Peraturan Organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

5. Berdomisili di Tasikmalaya atau menyerahkan surat kesediaan untuk tinggal di wilayah Kota
Tasikmalaya, apabila terpilih sebagai Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya, dengan melampirkan bukti
Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Pasport.

6. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Penuh (S1), dengan melampirkan foto copy Ijazah yang
dilegalisir.

Pasal 4

1. Bakal Calon dinyatakan syah sebagai Bakal Calon setelah diverifikasi oleh Steering Committee (SC)
MUSDA VI.

2. Setiap PK KNPI / Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota hanya dapat merekomendasikan 1
(satu) orang Bakal Calon Ketua.

Pasal 5
Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI

Syarat – syarat untuk dicalonkan sebagai Calon Pengurus DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat (Pasal 7
ART KNPI) :
1. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kota dan Dewan
Pengurus Daerah dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup.

2. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Kota Caretaker
selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan MUSDA VI.

3. Calon yang diusulkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :


a. Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Pernah menjadi Pimpinan OKP tingkat Kota atau Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI,
c. Berakhlak mulia, memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
d. Tidak pernah berbuat hal – hal yang bertentangan dengan Hukum Negara.

4. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI, Program
Kerja Daerah dan Peraturan Organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

5. Berdomisili di Tasikmalaya atau menyerahkan surat kesediaan untuk tinggal di wilayah Kota
Tasikmalaya, apabila terpilih sebagai Pengurus DPD KNPI Kota Tasikmalaya, dengan melampirkan
bukti Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Pasport.

Pasal 6

1. Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI dinyatakan syah sebagai Calon setelah diverifikasi oleh Steering
Committee (SC) MUSPROV VII.
2. Setiap PK KNPI / OKP Tingkat Kota hanya dapat merekomendasikan 1 (satu) orang Calon Dewan
Pengurus KNPI.

Pasal 7
Calon Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI)

Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kota Tasikmalaya mencakup mantan anggota Dewan Pengurus
ditingkatan yang sama atau lebih tinggi, utusan OKP pada tingkat yang sama.

Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. …………………………..


TATA TERTIB PEMILIHAN
CALON KETUA DPD KNPI, ANGGOTA FORMATUR
SERTA PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH
KNPI KOTA DAN MPI TASIKMALAYA

Pasal 1

Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota, Anggota Formatur, dan Pembentukan Dewan Pengurus Daerah KNPI
dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut :

1. Pencalonan Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota.


2. Pemilihan Calon Ketua DPD KNPI Kota.
3. Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota dan Anggota Formatur.
4. Pembentukan Dewan Pengurus KNPI Kota

Pasal 2

1. Calon – calon Ketua KNPI Kota dipilih oleh Peserta MUSDA VI dari Bakal Calon yang telah ditetapkan
Presidium Sidang.
2. Ketua DPD KNPI Kota terpilih sekaligus menjadi Ketua Tim Formatur.
3. Anggota Formatur dipilih pada tahap ke tiga bersamaan dengan pemilihan Ketua DPD KNPI Kota.

Pasal 3

1. Penggunaan hak suara dalam tahap pemilihan Calon Ketua DPD KNPI Kota dilaksanakan oleh :
a. Utusan DPP KNPI Sumatera Barat
b. Utusan DPD KNPI Caretaker
c. Utusan PK KNPI
d. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota Tasikmalaya

2. Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota dan Anggota Formatur dilakukan melalui tiga tahap :

 Tahap Pertama :

a. Peserta Utusan memilih Calon Ketua DPD KNPI Kota dengan menuliskan salah satu nama
dari daftar Bakal Calon.
b. Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota yang memperoleh dukungan sekurang – kurangnya 20
(dua puluh) persen dari total jumlah suara peserta dinyatakan sah menjadi Calon Ketua DPD
KNPI Kota.

c. Apabila salah satu Bakal Calon mendapat dukungan suara 50 (lima puluh) persen tambah 1
(satu) atau lebih dari total jumlah suara maka Bakal Calon yang bersangkutan langsung
dinyatakan sah sebagai Ketua DPD KNPI Kota.
d. Apabila terdapat hanya 1 (satu) Calon maka tidak dilakukan pemilihan tahap ke 2 (dua) dan
langsung dinyatakan sebagai Ketua DPD KNPI Kota oleh Presidium Sidang.
e. Apabila tidak ada Bakal Calon yang mendapat suara 20 (dua puluh) persen dari total suara
maka pemilihan tahap pertama diulangi.
f. Apabila hanya terdapat 2 (dua) Bakal Calon Ketua maka langsung dinyatakan sah sebagai
Calon Ketua.

 Tahap Kedua :

a. Calon – calon Ketua DPD KNPI Kota yang dinyatakan syah diminta untuk menyampaikan visi,
persepsi, dan interprestasi dalam upaya mengemban amanah organisasi.
b. Pemilihan Tahap Kedua dilakukan untuk memilih Ketua DPD KNPI Kota.
c. Peserta utusan memilih Calon Ketua DPD KNPI Provinsi dengan menuliskan salah satu nama
dari daftar Calon.
d. Apabila pemilihan ulang kembali menghasilkan perolehan suara yang sama maka dilakukan
pemilihan ulang sampai terdapat selisih suara.

 Tahap Ketiga :

a. Ketua DPD KNPI Kota terpilih diumumkan oleh Presidium Sidang dalam Sidang Pleno
MUSPROV VII.
b. Formatur ditetapkan sebanyak 7 (Tujuh) orang yang terdiri dari Ketua DPD KNPI
terpilih/Ketua Formatur, Ketua DPD KNPI Demisioner, unsur DPP Sumatera Barat 1 (satu)
orang, Unsur OKP 2 (dua) orang dan unsur PK KNPI 2 (dua) orang.
c. Ketua terpilih bersama-sama Anggota Formatur mempunyai mandat penuh menyusun Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kota Tasikmalaya Periode 2021 – 2010 dan MPI Kota Tasikmalaya.

Pasal 4

1. Susunan lengkap DPD KNPI Kota Tasikmalaya diumumkan selambat-lambatnya 1 (satu)Jam setelah
MUSDA VI.
2. Ketua terpilih memiliki kewenangan penuh untuk menentukan Sekretaris dan Bendahara DPD KNPI
Kota Tasikmalaya Periode 2021 – 2010.

Pasal 6

1. Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI dinyatakan syah sebagai Calon setelah diverifikasi oleh Steering
Committee (SC) MUSDA VI.
2. Setiap PK KNPI, OKP Tingkat Kota hanya dapat merekomendasikan 1 (satu) orang Calon Dewan
Pengurus KNPI.

Pasal 7
Calon Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI)
Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kota Tasikmalaya mencakup mantan Anggota Dewan Pengurus
ditingkatan yang sama atau lebih tinggi, utusan OKP pada tingkatan yang sama.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. …………………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 06/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021

TENTANG

POKOK-POKOK KEORGANISASIAN DPD KNPI KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : Bahwa untuk menjamin kelancaran dan ketertiban serta terarahnya sidang-
sidang penyelenggaraan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera
Barat, di Padang perlu menetapkan tata tertib Musyawarah Provinsi VII
Pemuda/KNPI Sumatera Barat sebagai pedoman dalam penyelenggaraan
Musyawarah Provinsi VII.
Bahwa untuk itu perlu di tetapkan Ketetapan Musyawarah Provinsi VII tentang
presidium sidang pleno.

MENGINGAT : 4. Anggaran Dasar KNPI.

5. Anggaran Rumah Tangga KNPI.

6. Ketetapan DPP KNPI, nomor : ……….., tentang Musyawarah


Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan Komite Nasional Pemuda
Indonesia.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya,


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang salah satu
tugasnya adalah menetapkan pokok-pokok organisasi KNPI
Tasikmalaya.

2. Bahwa DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010 perlu


melaksanakan program yang akan menjadi kesinambungan organisasi
KNPI dimasa yang akan datang.

3. Bahwa oleh karena perlu ketetapan Musyawarah Daerah VI


Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya tentang pokok-pokok organisasi
KNPI Kota Tasikmalaya.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang jadwal
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

2. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota


Tasikmalaya yang membahas rancangan pokok-pokok keorganisasian
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

2. Putusan Sidang Komisi A yang membahas tentang pokok-pokok


keorganisasian KNPI Kota Tasikmalaya.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAHDAERAH VI PEMUDA/KNPI TASIKMALAYA,


TENTANG POKOK-POKOK KEORGANISASI KNPI KOTA TASIKMALAYA.

Pasal 1

Menetapkan pokok-pokok keorganisasian KNPI TASIKMALAYA sebagaiman terlampir untuk menjadi


acuan bagi DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010 dalam menjalankan organisasi KNPI
kedepan.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 07/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021

TENTANG
PROGRAM KERJA DAERAH KNPI KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat,


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang salah satu
tugasnya adalah menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera
Barat.

2. Bahwa DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 perlu
melaksanakan program yang akan menjadi kesinambungan organisasi
KNPI dimasa yang akan datang.

3. Bahwa oleh karena perlu ketetapan Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tentang program kerja daerah KNPI
Sumatera Barat.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI


Sumatera Barat yang membahas rancangan program kerja daerah
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Putusan Sidang Komisi B yang membahas tentang program kerja


daerah KNPI Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI KOTA


TASIKMALAYA, TENTANG PROGRAM KERJA DAERAH KNPI KOTA
TASIKMALAYA.

Pasal 1

Menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera Barat sebagaiman terlampir untuk menjadi acuan bagi
DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 dalam menyusun dan melaksanakan program
kerjanya.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..
KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII
PEMUDA / KNPI SUMATERA BARAT
Nomor : 08/TAP/MUSPROV-VII/PEMUDA/KNPI-SB/III/2021

TENTANG

POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN PERNYATAAN POLITIK


KNPI KOTA TASIKMALAYA, PERIODE 2021 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat,


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang salah satu
tugasnya adalah menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera
Barat.

2. Bahwa DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 perlu
melaksanakan program yang akan menjadi kesinambungan pokok-
pokok pikiran, rekomendasi dan pernyataan politik KNPI dimasa yang
akan datang.

3. Bahwa oleh karena perlu ketetapan Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tentang program kerja daerah KNPI
Sumatera Barat.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Permusyawaratan dalam Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI


Sumatera Barat yang membahas tentang pokok-pokok pikiran,
rekomendasi dan pernyataan politik Musyawarah Provinsi VII
Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Putusan Sidang Komisi C yang membahas tentang pokok-pokok


pikiran, rekomendasi dan pernyataan politik KNPI Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI SUMATERA


BARAT, TENTANG POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN
PERNYATAAN POLITIK KNPI SUMATERA BARAT.
Pasal 1

Menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera Barat sebagaiman terlampir untuk menjadi acuan bagi
DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 dalam menjalankan organisasi kedepan.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 10/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021
TENTANG

PENETAPAN BAKAL CALON KETUA


DPD KNPI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2021 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa untuk menumbuhkembangkan budaya demokrasi dalam


wadah organisasi KNPI dan demi kelancaran, ketertiban Musyawarah
Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya tahun 2021 dalam pemilihan
bakal calon Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010
sebagai pemegang amanat Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI
Tasikmalaya, maka perlu ditetapkan bakal calon Ketua DPD KNPI
Periode 2021 – 2010.

2. Bahwa untuk itu perlu di tetapkan Keputusan Musyawarah Daerah VI


tentang ditetapkan bakal calon Ketua DPD KNPI Periode 2021 –
2010.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang jadwal
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya.

2. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya.

3. Ketetapan Kongres VI Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

4. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya


Nomor : 06/TAP/MUSDA–VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/vII/2021 tentang
Pokok-Pokok Keorganisasi KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Persyaratan Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode
2021 – 2010.

2. Hasil penelitian persyaratan bakal calon Ketua DPD KNPI Periode


2021 – 2010.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
TASIKMALAYA, TENTANG BAKAL CALON KETUA DPD KNPI KOTA
TASIKMALAYA PERIODE 2021 – 2010 MUSYAWARAH DAERAH VI
PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021.
Pasal 1

Menetapkan bakal calon ketua DPD KNPI KOTA TASIKMALAYA periode 2021 – 2010 sebagai berikut :
1. …………………………………………………………………
2. …………………………………………………………………
3. …………………………………………………………………
4. …………………………………………………………………
5. …………………………………………………………………
6. …………………………………………………………………
7. …………………………………………………………………
8. …………………………………………………………………
9. …………………………………………………………………
10. …………………………………………………………………

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..
KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI
PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 11/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021

TENTANG

PENETAPAN CALON KETUA


DPD KNPI KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2021 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa demi kesinambungan gagasan KNPI dan pemantapan


organisasi dimasa mendatang diperlukan personalia Ketua DPD KNPI
yang benar-benar memahami, menghayati dan mengamalakan
Deklarasi Pemuda Indonesia tanggal 23 Juli 1973 dan pemufakatan
Pemuda Indonesia tanggal 14 Agustus 1987.

2. Bahwa demi mencapai hasil guna dan daya guna dalam mengemban
tugas dan misi KNPI perlu dipilih Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya
yang mempu memimpin, memiliki integritas pribadi, berbakat, mampu
menjalin kerjasama dan memiliki etos kerja.

3. Bahwa oleh karena itu perlu ditetapkan ketetapan Musyawarah


Daerah VI tentang Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya terpilih Periode
2021 – 2010.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang jadwal
Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Tasikmalaya.

2. Ketetapan Musyawarah Daerah Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSDA-VII/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

4. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya


Nomor : 06/TAP/MUSDA–VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang
Pokok-Pokok Keorganisasi KNPI.

MEMPERHATIKAN : Hasil Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010
yang dilakukan secara langsung berdasarkan suara terbanyak.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA


TASIKMALAYA, TENTANG KETUA TERPILIH DPD KNPI KOTA
TASIKMALAYA PERIODE 2021 – 2010 .

Pasal 1

Menetapkan Saudara ………………………………………………………………………… sebagai Ketua DPD


KNPI Kota Tasikmalaya periode 2021 – 2010

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..


…………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 12/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021

TENTANG

TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA DPD KNPI, ANGGOTA FORMATUR


DAN PEMBENTUKAN MPI KNPI PERIODE 2021 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : Bahwa untuk menumbuhkembangkan budaya demokrasi dalam wadah


organisasi KNPI dan demi kelancaran, ketertiban Musyawarah Daerah VI
Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya tahun 2021 dalam pemilihan Ketua DPD
KNPI Kota Tasikmalaya tahun 2021 dalam pemilihan Ketua DPD KNPI Kota
Tasikmalaya periode 2021-2010 sebagai pemegang amanat Musyawarah
Daerah VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya, maka perlu ditetapkan Tata Yeryib
Pemilihan Ketua DPD KNPI Periode 2021-2010.

Bahwa untuk itu perlu di tetapkan Keputusan Musyawarah Provinsi VII


tentang ditetapkan Tata Tertib Pemilihan Ketua DPD KNPI Periode 2021 –
2010.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSDA-VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang jadwal
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

2. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSDA-VII/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

4. Ketetapan Musyawarah Daerah VI Pemuda/KNPI Kota Tasikmalaya


Nomor : 06/TAP/MUSDA–VI/Pemuda/KNPI-KT.TSK/VII/2021 tentang
Pokok-Pokok Keorganisasi KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Tata Tertib Pemilihan Ketua DPD KNPI Periode 2021 – 2010.

2. Ketetapan Sidang Pleno tentang Pokok-Pokok Keorganisasian.

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA
TASIKMALAYA, TENTANG TATA TERTIB PEMILIHAN KETUA DPD KNPI
KOTA TASIKMALAYA PERIODE 2021-2010
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA
TAHUN 2021.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG
MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..

MATERI KOMISI A

POKOK-POKOK KEORGANISASIAN
KNPI KOTA TASIKMALAYA
PERIODE 2021 – 2010
MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021

I. PENDAHULUAN.
A. DASAR PEMIKIRAN.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang didirikan pada tanggal 23 Juli 1973,
dimaksud oleh para elit politik masa itu menjadi salah satu lembaga korporat negara. Melalui
lembaga ini para elit politik pada masa itu yang mayoritas berasal dari Golongan Karya ABRI
berkentingan untuk menyeragamkan pembinaan generasi muda dalam satu atap. Konsekwensi
logis pembinaan satu atap ini secara perlahan adalah terjadinya pengebirian terhadap potensi
generasi muda disatu pihak dan penyeraman terhadap keberagaman latar belakang Organisasi
Kemasyarakatan (OKP) yang berhimpun.

Dalam kiprahnya selama masa regim Orde Baru, eksistensi organisasi diperlihatkan
dengan dukungan yang tanpa reserve dari rezim yang berkuasa. Sebagai imbalannya para
pengurus KNPI akan memberikan tempat dalam konstelasi kekuasaan baik di eksekutif dan
terutama di legislatif (DPR). Eksistensi KNPI dalam kehidupan organisasi kepemudaan juga
cukup nyata. Media masa baik cetak maupun elektronik secara rutin akan menyiarkan berbagai
aktifitas yang dilakukan oleh KNPI. Kegiatan ini mencakup seluruh aspek
ipoleksosbudhankamna. Dibidang ideologi, KNPI merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
Penataran P-4 dan dalam berbagai program pengimplementasiannya di masyarakat. Dukungan
pemerintah yang begitu besar juga terlihat dengan dimasukannya KNPI dalam GBHN, yang
berkonsekwensi penyediaan anggaran yang cukup besar bagi pembinaan pemuda. Hampir
setiap Departemen dalam Kabinet dalam waktu itu mengalokasikan anggaran bagi pembinaan
pemuda. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 semakin mengukuhkan bahwa KNPI merupakan
satu-satunya wadah berhimpun, sehingga penggunaan dana tersebut mayoritas diberikan
kepada KNPI.
Kondisi tersebut membuat KNPI larut untuk melaksanakan seluruh program mulai dari hal
yang paling serius seperti aktifitas di bidang politik, ideologi, hankamnas hingga ke soal-soal
yang sangat tekhnis seperti pelaksanaan tournamen-tournamen diberbagai cabang olahraga
misalnya : Program program tehnis operasional yang seyogyanya dilakukan oleh OKP,
dilaksanakan sepenuhnya oleh KNPI diberbagai tingkat kepengurusan dari pusat hingga
kedaerah. Kinerja KNPI yang berorientasi program tersebut kemudian menimbulkan sebutan
baru yaitu KNPI sebagai OKP yang baru. Suasana ini lambat namun pasti semakin
meminggirkan peran OKP. Para aktifis OKP apabila ingin berkiprah dalam konstelasi politik
haruslah terlebih dahulu melalui kepengurusan KNPI.

Dilain pihak pola rekruitmen kepengurusan KNPI tidaklah murni melalui rekomendasi OKP
seperti maksud dan tujuan semula. Rekruitmen pengurus KNPI pada perjalanan selanjutnya
sangat ditentukan oleh referensi para elite politik pada masa itu. Pola rekruitmen yang juga
mengandalkan pola kesinambungan semakin memperlambat kaderisasi di kepengurusan KNPI.

Fasilitas dan eksistensi yang diperoleh KNPI semasa rezim Orde Baru tersebut tidak dapat
mendorong partisipasi pemuda dalam artian yang lebih luas. Eksistensi KNPI ternyata telah
berhasil membonsai peran pemuda yang sangat energik, dan pelopor pembaharuan menjadi
generasi muda yang apatis, safety player dan bahkan menjadi lebih konserfatif dari Angkatan
45. Realitas inilah yang menyebabkan adanya ungkapan benci tapi rindu terhadap eksistensi
dan peran KNPI. KNPI dibenci karena mengambil alih hampir seluruh kegiatan pembinaan
generasi muda tetapi dirindukan karena melalui KNPI para aktifitas tersebut dapat berkiprah
lebih lanjut.
Era reformasi tahun 1998 yang ditandai dengan penggulingan rezim Soeharto yang juga
dilakukan oleh Mahasiswa yang notabene juga pemuda seakan-akan sudah melupakan peran
dan eksistensi KNPI. Peran KNPI sebagai institusi yang pertama meminta MPR untuk
menurunkan Soeharto tidak bermakna sama sekali. Bahkan sebaliknya banyak komponen
masyarakat yang menghendaki agar KNPI dibubarkan saja karena dicap sebagai salah satu
pilar pendukung Orde Baru, yang telah membawa bangsa ini ke dalam kehancuran dan nyaris
bangkrut.

Ditengah-tengah keadaan yang tidak kondusif, terpuruk dan bangkrut, Kongres


Pemuda/KNPI tahun 1999 berusaha melakukan reposisi, redefinisi dan reakltualisasi
kehadirannya di masa reformasi. Pengurus yang terpilih pada Kongres tersebut dihadapkan
pada kendala legitimasi yang terus merosot. Dibidang politik KNPI tidak lagi berperan sebagai
sumber rekruitmen untuk lembaga-lembaga legislatif. Partai-partai politik yang ada sudah
melakukan rekruitmen langsung ke OKP yang ada atau bahkan mendirikan OKP yang menjadi
onderbow partai. Dibidang program, KNPI tidak lagi melakukan program-program seperti yang
dilakukan sebelumnya karena ketiadaan dana. Bahkan untuk mendukung aktifitas rutin
organisasi, para pengurus KNPI harus mengandalkan kreatifitasnya.

Legitimasi dan dukungan dana pemerintah ternyata bukan segala-galanya. Dari keadaan
yang nyaris di terbenam didasar, KNPI berusaha untuk tampil kembali. Kesan sebagai tukang
stempel pemerintah kemudian berubah menjadi institusi yang secara aktif dan kritis mengawasi
jalannya pemerintahan dengan penampilan apa adanya, ternyata kehadiran KNPI direspon
secara positif oleh berbagai komponen masyarakat. Kehadiran para pejabat negara mulai dari
Presiden hingga para legislator, bukan lagi berarti bahwa KNPI masih sebagai legitimasi rezim,
melainkan diartikan bahwa KNPI masih legitimate sebagai institusi perekat pemuda bangsa.
Kehadiran era multi partai disatu sisi telah mencerahkan demokratisasi di negeri ini. Tetapi disisi
lain keadaan ini juga dapat membawa kearah sektarianisme kembali. Apabila kita
mengumpamakan bahwa RI adalah sebuah rumah besar yang terdiri dari banyak kamar, maka
KNPI dapat dianalogikan sebagai ruangan tengah/ruangan keluarga tempat anak-anak bangsa
dapat bertukar pikiran untuk memajukan tujuan rumah besar tersebut.

Menyadari kesalahan yang dilakukan KNPI pada masa orde baru dan mengakui masih
pentingnya kehadiran KNPI sebagai perekat keberagaman bangsa, maka program-program
yang seharusnya dilakukan oleh KNPI 3 tahun saat ini, yang merupakan penjabaran dari fungsi,
tujuan, dan usaha-usaha yang termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Komite Nasional Pemuda Indonesia Indonesia, maka dengan ini Kongres Pemuda/KNPI VII
menetapkan Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat.

B. L A N D A S A N
Landasan POPKD KNPI adalah:
a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional:
1. Undang Undang Dasar 1945
2. AD/ART KNPI
c. Landasan Operasional :
1. Program Pembangunan Nasional 2005.
2. Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928.
3. Deklarasi Pemuda tahun 1973.

C. M A K S U D.
Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia (POPKD KNPI) Sumatera
barat dirumuskan dengan maksud untuk menjadi pedoman dalam pengembangan dan
peningkatan program yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan pemuda sebagai
manusia Indonesai yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas,
profesional dan berperan aktif dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin Bangsa untuk
menggerakkan Pembangunan Nasional maupun lokal yang merata dan berkeadilan.

D. T U J U A N.
Tujuan POPKD KNPI adalah untuk mewujudkan kondisi secara bertahap dan
berkesinambungan, sehingga KNPI dapat mencapai tujuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
melalui rangkaian program dan kegiatan 3 (tiga) tahunan.

E. PENGERTIAN.
a. Pokok - pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat yang
selanjutnya disebut POPKD KNPI adalah acuan yang bersifat umum dan menjadi pedoman
dasar bagi perumusan dan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan
Kepengurusan KNPI selama 3 (tiga) tahun mendatang disetiap tingkatan.
b. Landasan adalah perangkat normatif dan konstitusional yang digunakan sebagai dasar
perumusan POPKD KNPI.
c. Arah adalah perspektif yang digunakan POPKD KNPI demi kepastian terwujudnya
tujuan dan sasaran yang akan ditetapkan kemudian dalam perumusan, penjabaran dan
pelaksanaan POPKD.
d. Strategi adalah rangkaian tindakan yang ditetapkan untuk menjamin terarahnya
langkah-langkah perumusan, penjabaran dan pelaksanaan POPKD.
e. Ruang lingkup adalah acuan perhatian yang dipandang strategis dalam perumusan,
penjabaran dan pelaksanaan POPKD KNPI.
f. Pokok-pokok Keorganisasian adalah aturan yang bersifat umum, sebagai acuan dalam
merumuskan menjabarkan dan melaksanakan program-program dan kegiatan-kegiatan
nyata Kepengurusan KNPI selama 3 (tiga) tahun disetiap tingkatan.
g. Tata hubungan pelaksanaan KNPI dan organisasi kepemudaan sebagai anggota wadah
berhimpun adalah acuan pelaksanaan program, kegiatan dan pola interaksi KNPI dengan
anggota wadah berhimpun, dalam rangka optimalisasi fubgsi dan peran KNPI melalui
pelaksanaan program, kegiatan dan interaksi yang terarah, terkoordinasi dan
tersinkronisasi disetiap tingkatan Kepengurusan KNPI.

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN.
Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasioanl Pemuda Indonesia (POPKD KNPI) Kota
Tasikmalaya disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
I. Pendahuluan.
A. Dasar Pemikiran.
B. Landasan.
C. Maksud.
D. Tujuan.
E. Pengertian.
F. Sistematika Penyajian.
II. Visi, Misi dan Nilai.
III. Ruang Lingkup.
IV. Tata Cara dan Tata Tertib Pemilihan Bakal Calon dan Calon Ketua DPD KNPI Kota
Tasikmalaya.
V. Managemen Organisasi.
G. Struktur Organisasi.
H. Komposisi Personalia.

II. VISI, MISI DAN NILAI.

A. VISI :
“TERWUJUDNYA KUALITAS INTELEKTUAL, MORALITAS DAN KETERAMPILAN PEMUDA
YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN DAN MEMILIKI DAYA SANG UNTUK
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM KOMPETISI GLOBAL.”

Kata kunci rumusan visi :


 Kualitas Intelektual.
Adalah kebiasaan menguji dan memperagakan agar kebebasan berpikir dialektik, sehingga
memiliki kebiasaan menarik kesimpulan dengan metode induktif, yang dibarengi dengan
kompetisi praktis, yakni kemampuan menciptakan lewat proses penalaran yang tepat,
sehubungan dengan tindakan.

 Kualitas Moralitas.
Adalah sikap seorang indovidu terhadap orang lain tentang pertanggungjawabannya
terhadap orang lain, masyarakat dan lingkungannya dengan mengaju pada ajaran agama,
etika dan nilai-nilai budaya atau tradisi luhur.

 Kualitas Keterampilan.
Adalah kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan suatu konsepsi atau gagasan,
menjadi kerja-kerja praktis atau kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan secata maksimal dan memadai.

 Berwawasan Kebangsaan.
Adalah suatu pemahaman yang memiliki suatu cakrawala pandangan yang cukup luas
dengan bersumberkan pada nila-nilai yang berkembang ditengah masyarakat dalam ruang
lingkup wilayah Republik Indonesia, yang menjadi karateristik dan sumber nilai atas
pandangan hidup, pola pikir, pola sikap, pola tindakan.

 Memiliki Daya Saing.


Adalah kualitas kompetensi intelektual moralitas dan keterampilan yang dijadikan modal
dasar bagi pemuda untuk bertahan pada tantangan dan meraih peluang diarus kehidupan
yang semakin kompetitif.

 Memberdayakan Rakyat.
Adalah upaya sistematis yang dilakukan pemuda dalam mengoptimalkan potensi dan
perannya sebagai komponen inti dalam menciptakan dinamika dalam kehidupan
kemasyarakatan sesuai posisi, profesi dan kemampuannya, yang berfungsi sebagai
inspirator dan energi pembaharu dalam membawa kemajuan masyarakat.

 Kompetisi Global.
Adalah sebuah fenomena pola hubungan masyarakat yang mendunia yang ditandai oleh
kian minimnya sengkat atau batas negara, sehingga kemungkinan derasnya serbuan arus
informasi dan modal keseluruh pelosok dunia yang hanya memungkinkan dijalani dengan
kualitas kompetisi yang berdaya saing.

B. MISI.
1. Melaksanakan aktifitas untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas intelektual,
moralitas dan keterampilan pemuda sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi
percaturan global.
2. Menciptakan ruang yang kondusif bagi pemuda untuk dapat berkompetisi secara sehat
dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran, objektifitas dan berkeadilan.
3. Memelihara sikap dan integritas pemuda yang berwawasan kebangsaan untuk memelihara
kehidupan berbangsa dalam keragaman untuk persatuan, guna terciptanya ketahanan
Nasional yang mampu menjamin kesinambungan perjuangan dan pembangunan Nasional
maupun daerah.
4. Berperan aktif dalam seluruh proses pembangunan Nasional dan dearah dalam rangka
untuk memberdayakan masyarakat sebagai upaya mempercepat proses pembangunan
Nasional demi terwujudnya masyarakat madani dalam kompetisi global yang aman,
tentram, damai dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
5. Merekatkan komunikasi antar organisasi kepemudaan sebagai entitas pemuda Indonesia,
untuk mweujudkan persaudaran kebangsaan dan patriotisme.

C. NILAI.
Nilai-nilai pencapaian misi sebagai upaya dalam pencapaian misi. Untuk merealisasikan visi,
maka dalam mengemban tugas-tugas organisasi komponen kepemudaan senantiasa dituntut
untuk berpegang teguh pada nilai-nilai pokok antara lain :
Moral, Integrigas, Idealisme, Demokratis, Kepeloporan, Pembaharuan, Kesetiakawanan, dan
Semangat Kebangsaan.

III. RUANG LINGKUP.


Selaras dengan keberadaan KNPI sebagai Wadah Berhimpun Kepemudaan Indonesia,
dengan memperhatikan arah dan strategi pelaksanaan program, maka Ruang Lingkup pelaksanaan
program KNPI meliputi hal-hal strategis, terdiri dari : lingkup Organisasi, Pengembangan Sumber
Daya Pemuda, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hubungan Luar Negeri.

Dalam upaya pembentukan jati diri Bangsa, maka agama dan budaya menjadi suatu
kekuatan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
Pemuda harus tampil sebagai pendorong dan pelopor dalam pembentukan watak dan karakter
masyarakat dalam menjaga agenda reformasi menyongsong Indonesia Baru.

Generasi Muda sebagai insan pembangunan sekaligus dituntut tanggungjawabnya untuk


mampu berkembang dan lahir sebagai pendobrak dan pembaharuan demi kemajuan ekonomi,
khususnya penciptaan golongan masyarakat ekonomi menengah baru.

Pemantapan dan pengembangan jati diri pemuda Indonesia yang dijiwai oleh wawasan
kebangsaan yang tinggi, nilai-nilai kejuangan Bangsa yang lestari, serta pembudayaan sikap kritis,
konstruktif, solutif dan pembudayaan sikap disiplin terhadap norma dan aturan yang berlaku, serta
peningkatan kualitas kepemimpinan melalui proses kaderisasi.

Peningkatan kualitas komunikasi dan peningkatan kualitas partisipasi antara KNPI dengan
Organisasi Kepemudaan dan antara KNPI dengan Wadah Kemahasiswaan, LSM, serta institusi-
institusi kepemudaan lainnya.

Peningkatan kualitas peran dan kepedulian pemuda dalam rangka menanggapi secara kritis
dan konstruktif setiap masalah yang menyangkut kedaulatan bangsa dan negara dan masalah-
masalah yang berkembang di masyarakat pada umumnya, serta masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan pemuda pada khususnya.

Peningkatan kualitas peran pemuda dalam mengantisipasi dan menanggapi perkembangan


global secara kritis dan pro aktif, terutama yang berkaitan dengan ketahanan nasional, masalah-
masalah internasional guna mencapai masyarakat adil dan makmur.

Ruang Lingkup
KEBIJAKAN

A. Pemantapan dan Peningkatan Kerja Organisasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas kerja organisasi diarahkan dalam rangka :
1. Penataan struktur kelembagaan, musyawarah dan rapat-rapat untuk mengoptimalkan kebijakan
organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
2. Penataan mekanisme/sistem kerja dan musyawarah-musyawarah/rapat-rapat. Mengembangkan
sumber daya insani personalia kepengurusan untuk mengoptimalkan personalia kepengurusan
dalam melaksanakan peran, fungsi, tugas dan wewenangnya dalam organisasi.
3. Penataan administrasi melalui penyediaan sarana dan prasarana yang lebih modern, serta
pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien untuk mendukung pelaksanaan program kerja.

B. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Koordinasi.

Pemantapan dan peningkatan kualitas koordinasi dimaksudkan adalah koordinasi struktural kekuasaan
dan kepemimpinan antar kelembagaan KNPI dari pusat sampai kecamatan secara koordinatif,
diarahkan dalam wujud :
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi Majelis Pemuda Indonesia (MPI) untuk
melaksanakan wewenang pengawasan, memberikan pandangan, saran dan usul baik diminta
maupun tidak diminta.
2. Meningkatkan intensitas komunikasi dan informasi secara timbal balik,
khususnya yang berkaitan dengan permasalahan aktual kenegaraan dan memasyarakatkan.
3. Mengintesifkan upaya sosialisasi kebijakan umum organisasi dan kunjungan
timbal balik antar personalia kepengurusan dalam membina persaudaraan dan solidaritas pemuda
antar jenjang kepengurusan.

C. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Komunikasi.

Pemantapan dan peningkatan kualitas komunikasi dimaksudkan komunikasi antar KNPI dengan OKP
yang berhimpun serta organisasi kepemudaan lainnya, diarahkan dalam wujud :
1. Menjalin hubungan yang harmonis dengan dilandasi nilai-nilai keseimbangan
dalam hakekat keberhimpunan yang tidak bersifat mengikat tetapi secara sukarela.
2. Membina kerjasama yang sinergis dengan dilandasi nilai-nilai kebersamaan
dalam rangka untuk mengembangkan kualitas pemuda Indonesia sebagai pewaris masa depan.
3. Mengembangkan inovasi baru dengan dilandasi nilai-nilai kejuangan dan
kepeloporan dalam rangka memecahkan masalah kepemudaan pada khususnya, dan masalah-
masalah yang dihadapi oleh negara pada umumnya.
D. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Partisipasi.
Pemantapan dan peningkatan kualitas partisipasi KNPI dengan kelembagaan lainnya dalam arti
perwujudan tanggung jawab pemuda sebagai bagian integral dari masayarakat dan bangsa, diarahkan
dalam wujud :
1. Partisipasi KNPI dalam mensukseskan kebijakan pembangunan nasional, baik
dalam bentuk pengawasan, rumusan konsepsional maupun dalam bentuk karya nyata, dalam
rangka mensukseskan agenda reformasi nasional sebagai wujud tanggung jawab dan
kepeloporan pemuda bersama kelembagaannya terhadap negara.
2. Partisipasi KNPI dalam kegiatan kelembagaan kemasyarakatan lainnya, utnuk
memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan harkat dalam posisinya sebagai subjek
pembangunan.
3. Partisipasi KNPI dalam memantapkan komitmen keutuhan negara kesatuan dan
terciptanya masyarakat madani, dengan menjunjung sikap demokratis dan menghormati hak-hak
asazi manusia.

E. MANAJEMEN ORGANISASI
Dalam upaya menyelenggarakan Pokok-pokok keorganisasian KNPI maka perlu dijabarkan
dalam bentuk struktur organisasi agar sasaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Struktur
organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuan – satuan organisasi atau bidang – bidang
kerja yang didalamnya terdapat pimpinan, tugas dan wewenang serta peran masing – masing
personalia dalam total litas organisasi.

Dalam organisasi KNPI struktur organisasi yang digunakan adalah dalam bentuk organisasi
garis dan funmgsional, dimana wwewenang ketua didelegasikan kepada satuan organisasi atau
bidang-bidang kerja yang dipimpin oleh para wakil ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

Pimpinan dari setiap satu organisasi atau bidang kerja itu mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsionaltanggung jawab
itu dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masing-masing bidang kerja kepada ketua. Struktur
Organisasi DPD KNPI Kota Tasikmalaya sesuai dengan kebutuhan daerah, terdapat 7(Tujuh) bidang
kerja dengan masing-masing bidang beranggotakan 3 (tigat) orang, 7 (Tujuh) orang wakil ketua, 7
(tujuh) orang wakil sekretaris, 4 (empat) orang wakil bendahara yaitu :

Kelembagaan KNPI sebagai wadah representasi pemersatu pemuda Indonesia, kehilangan nyali,
militansi dalam melakukan perubahan dan pembaharuan, telah cenderung menunjukkan sikap elitis
dan menjaga status quo, melalui program-programnya yang populis, dan ekslusif yang jauh dari
masyarakatnya, untuk itu diharapkan agar KNPI “dibubarkan” saja.
Butir – butir
PARADIGMA BARU KNPI
(1)
Hirarkis Organisasi
Dari Vertikal ke Horizontal
(Mengembalikan jati diri KNPI sebagai Wadah Berhimpun Organisasi Kepemudaan)
(2)
Hirarkis Kekuasaan dan Kepemimpinan
Dari Sentralistik ke Desentralistik
(Pelimpahan wewenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan Program yang bermuatan lokal)
(3)
Rekruitmen/Komposisi Personalia Pengurus
Dari Non – Keterwakilan ke Terwakilan
(Mengejawantahkan keberhimpunan yang plural dalam wadah KNPI)

(4)
Pespektif Program
Dari Pespektif Kelembagaan ke Pespektif Kemitraan
(Mengaktualkan program KNPI/Pemuda sebagai subjek dan objek Pembangunan)

(5)
Haluan Kerja
Dari Orientasi Struktural ke Gerakan Kultural
(Mempersiapkan lapis kader pemuda untuk memiliki potensi yang bedaya saing)

Uraian Butir-Butir
PARADIGMA BARU KNPI
(1) Hirarki Organisasi : Dari Vertikal ke Horizontal.
(Mengembalikan jati diri dari KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepoemudaan).
Dimaknai bahwa untuk menjauhkan KNPI sebagai OKP kesekian, yang selama ini menganut hirarkis
berjenjang secara vertikal, dimana lebih cenderung memposisikan struktur kepemimpinan KNPI dari
DPP sampai ke DPK lebih dominan dalam menentukan arah dan kebijakan organisasi ketimbang
OKP yang berhimpun, sehingga KNPI dalam kebijakan dan programnya lebih dominan menganut
kebijakan struktural internal KNPI ketimbang keberhimpunan OKP, yang memungkinkan antara
KNPI dan OKP serta komponen kepemudaan tidak memiliki keterkaitan fungsional, malah bergerak
sendiri-sendiri.
Untuk maksud tersebut, sehingga hirarkis organisasi diarahkan dari jenjang vertikal ke horizontal,
sehingga seluruh rangkaian kebijakan dan programnya jauh lebih menyentuh kepersoalan-persoalan
pemberdayaan kepemudaan di OKP, maka dengan sendirinya keberadaan Majelis Pemuda
Indonesia (MPI) memungkinkan untuk lebih dioptimalkan peran dan fungsinya secara hirarkis vertikal
dalam setiap jenjang kepengurusan.

(2) Hirarkis Kekuasaan dan kepemimpinan dari Sentralistik ke Desentralisasi.


(Pelimpahan wewenang untuk mengimplementasikan kebijakan dan program yang bermuatan lokal).
Dimaknai bahwa untuk menjauhkan KNPI dari sosrotan sebagai organisasi yang elitis dan jauh dari
kepentingan rakyat, karena kebijakan dan orientasi kerjanya bersifat sub-ordinasi dari pusat sampai
kecamatan, sehingga kadang tidak bersentuhan dan berjauhan dari persoalan-persoalan
masyarakat dan bangsa di tingkat lokal.

Untuk maksud tersebut, sehingga KNPI melakukan pergeseran hirarkis kekuasaan dan
kepemimpinan dari sentralistik ke desentralistik, sehingga dalam penetapan kebijakan organisasi
dalam forum musyawarah dan rapat-rapat, seperti tentang komposisi kepengurusan, penyusunan
bidang-bidang dan penetapan program dapat dipertajam langsung dengan kondisi dan kebutuhan
daerah dalam rangka desentralisasi, sehingga program kerja bersentuhan langsung oleh kebutuhan
masyarakat di tingkat lokal.

(3) Rekruitmen/Komposisi Personalia Pengurus : dari Non-Keterwakilan ke Keterwakilan.


(Mengejawantahkan Keberhimpunan yang pluratis dalam wadah KNPI).
Dimaknai bahwa untuk menjauhkan KNPI menjadi organisasi yang cenderung didominasi dan hanya
dikuasai oleh sekelompok pemuda tertentu saja, yang diakibatkan oleh sistem dan mekanisme
rekruitmen personalia pengurusnya yang menganut asa non-keterwakilan, sehingga rekruitmen
kepengurusan KNPI meninggalkan statusnya sebagai wadah berhimpun, akibatnya sering terjadi
kemacetan komunikasi intensif antara KNPI dengan OKP yang berhimpun karena tidak adanya
keterwakilan eksponensial OKP yang berhimpun.
Untuk maksud tersebut, sehingga dalam melakukan rekruitmen personalia pengurus KNPI disemua
jenjang, dianut keterwakilan masing-masing eksponensial unsur OKP yang berhimpun sebagai
representasi komponen kepemudaan yang plural, dan akan mendominasi 50 % unsur keterwakilan
OKP yang berhimpun, 50 % sisa lainnya, dibagi kedalam 20 % unsur kesinambungan dan 20 %
unsur potensi kepemudaan (Pramuka, Karang Taruna, LSM, Kemahasiswaan, Organisasi Profesi,
dan lain-lain) serta sisanya 10 % adalah unsur lainnya sesuai kebutuhan organisasi. Dengan
demikian tidak ada unsur OKP yang dominan dan unsur kepemudaan yang tertinggalkan, seluruh
unsur OKP memiliki keterwakilan yang berfungsi menjadi medium informasi dan komunikasi antara
KNPI dengan unsur kepemudaan lainnya.
(4) Pespektif Program : Dari Perspektif Kelembagaan ke Perspektif Kemitraan.
(Mengaktualkan program KNPI/Pemuda sebagai subjek dan objek pembangunan).
Dimaknai bahwa untuk menjauhkan kelembagaan KNPI dari kooptasi kekuasaan, selain karena tidak
monsisten pada sikap independennya, juga karena dalam melaksanakan program kerjanya
cenderung hanya berharap pada dukungan dana kelembagaan dari pemerintah, sehingga kadang
terlanjur terjebak sebagai perpanjangan tangan kekuasaan, dan menjadi OKP cap stempel kebijakan
pemerintah.

Untuk maksud tersebut, sehingga dalam merealisasikan program KNPI, dilakukan melalui
pendekatan kemitraan program dengan instansi pemerintah sesuai dengan bidang kerja masing-
masing, dengan dasar bahwa antara KNPI sebagai kelembagaan masyarakat dan pemerintah
sebagai kelembagaan negara dalam paradigma baru pembangunan nasional adalah posisinya mitra
sejajar sama-sama menjadi subjek pembangunan, bukan lagi antara subjek dan objek
pembangunan dalam hubungan kuasa menguasai, karena kelembagaan pemerintah hanya menjadi
fasilitator pembangunan saja.

(5) Haluan Kerja : Dari Orientasi Struktural ke Gerakan Kultural.


(Mempersiapkan lapis kader pemuda untuk memiliki potensi yang berdaya saing).
Dimaknai bahwa untuk menjauhkan KNPI dari tudingan sebagai organisasi hura-hura dengan
pelaksanaan programnya yang cenderung seremonial dan populis, dimana tidak memiliki kepekaan,
semangat militansi dan jiwa kepeloporan untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan sosial
kemasyarakatan dan masa depan bangsa ke arah yang lebih baik, sehingga kadang disorot agar
KNPI dibubarkan saja karena tidak mencitrakan lagi kerja-kerja kepemudaan yang berkualitas dan
tidak menyentuh kebutuhan masyarakat dan bangsa. Untuk maksud tersebut, maka dalam
merealisasikan program kerja KNPI kedepan dilakukan pergeseran dari indikator kuantitatif ke arah
yang lebih kualitatif yang mengarah pada gerakan publik edukation yang mencakup kepentingan
pemuda secara keseluruhan, dalam rangka mempersiapkan lapis kader pemuda yang memiliki
kualitas intelektual, moralitas dan ketrampilan yang berdaya saing serta memiliki wawasan
kebangsaan, untuk dapat menghantarkan bangsa Indonesia keluar dari krisis multidimensi dan siap-
siap berkompetisi secara global.

REVITALISASI FUNGSI
SEBAGAI ARTUKULATOR
Konotasinya bahwa KNPI berfungsi untuk menciptakan Free Publik Spharee (ruang yang bebas) agar
pemuda dapat bermental bebas dalam merefleksikan berbagai fenomena yang dihadapi. Dalam arti adanya
kemerdekaan dalam pengembangan pemikiran yang substansial yaitu upaya membangun masyarakat
demokratis yang menghargai hak-hak asasi manusia.

SEBAGAI DINAMISATOR
Konotasinya bahwa KNPI berfungsi untuk mengembangkan pemuda untuk terlibat dalam setiap
pemecahan masalah sebagai suatu proses Learning by Doing agar pemuda tidak tersekat dan terpisahkan
dari realitas sosial yang melingkupinya, yaitu dengan cara keterbiasaan pemuda mengalami faktor resiko,
kondisi aktual maupun kejadian spontan yang dihadapinya.

SEBAGAI FASILITATOR DAN MEDIATOR


Konotasinya bahwa KNPI berfungsi untuk dapat dilibatkan/terlibat dalam kegiatan pemuda, dan pemuda
sendiri dapat terlibat dalam program KNPI yaitu berprogram melalui pola pendekatan asistensi, baik pada
fase perencanaan, pelaksanaan dan sampai pada tahap evaluasi akhir.

REVITALISASI PERAN
PERAN ARTIKULATOR
1. Berperan aktif mendorong tersedianya ruang umum yang bebas (Free Publik Sphare) agar fenomena
masyarakat dapat terefleksi dan dinamika pemuda tetap dalam koridor demokratis, sehingga proses itu
tetap menjadi pelajaran yang berharga (Leason Learned).

2. Berperan aktif dalam mengejawantahkan dinamika kemasyarakatan dalam konteks transisi demokrasi,
sehingga dapat tetap bersintesa antara identitas masyarakat lokal dengan tuntutan perubahan global
sehingga perubahan itu tanpa mengeliminasi masyarakat itu sendiri.

PERAN ARTIKULATOR
1. Berperan aktif dalam membangun masyarakat sipil yang kuat dengan menggiatkan aktifitas
kepemudaan yang senantiasa bersifat kritis – evaluatif khususnya menyangkut kepentingan-
kepentingan publik, agar pemuda tidak tersekat dan terpisahkan dari realitas sosial yang
melingkupinya.

2. Berperan aktif dalam memecahkan permasalahan sosial untuk mendorong terbangunnya masyarakat
yang menghormati adanya kodrat perbedaan kemanusiaan secara alamiah.

3. Berperan aktif dalam mendorong terbangunnya dinamika kehidupan kemasyarakatan yang dinamis
untuk dapat mengembangkan potensi dan sumber daya yang dimilikinya dalam upaya meningkatkan
taraf kesejahteraan.
PERAN FASILITATOR DAN MEDIATOR
1. Berperan aktif dalam memfasilitasi OKP untuk merumuskan ulang orientasi kerjanya berdasarkan
karakteristik organisasi masing-masing sesuai dengan perubahan zaman yang tengah dan akan
dihadapi.

2. Berperan aktif untuk menggairahkan kembali aktifitas kepemudaan OKP yang semakin pudar, dengan
menempatkan posisi KNPI benar-benar sebagai wadah berhimpun dan pemberdayaan pemuda itu
sendiri.

3. Berperan aktif untuk membangun kultur dialogis dikalangan pemuda, sehingga tercipta sinergi kualitatif
yang logis, bukan tersekat dalam fenomena psikologis.

4. Berperan aktif mengembangkan kompetensi pemuda yang berdaya saing, sehingga memiliki mobilitas
bertikal bedasarkan potensi masing-masing.

TAHAPAN JANGKA PANJANG


VISI & MISI KNPI 2020

PARADIGMA BARU KNPI


Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV Tahap V Tahap VI
Periode 2002- Periode 2006- Periode 2008- Periode 2010- Periode 2014- Periode 2017-
2006 2008 2010 2014 2017 2020
VISI VISI VISI VISI VISI VISI
& & & & & &
MISI MISI MISI MISI MISI MISI

Makna Independensi KNPI

1. Independensi KNPI.
Adalah secara kelembagaan untuk bebas menentukan dirinya sendiri secara bebas dan bertanggung
jawab dengan menjunjung tinggi sistem dan mekanisme hirarki setiap forum pengambilan keputusan
dalam organisasi, sehingga menjadi keputusan bersama dalam organisasi, bukan keputusan
perorangan.

2. Independensi KNPI tidak mencakup orang perorangan (Ketua dan Pengurus lainnya) sebagai hak-hak
individu untuk berserikat dan berkumpul termasuk dalam hal pilihan politik.
Kata Kunci Rumusan Visi
Kualitas Intelektual :
Adalah kebiasaan menguji dan memperagakan agar kebebasan berpikir dialektik, sehingga memiliki
kebiasaan menarik kesimpulan dengan metode induktif, yang dibarengi dengan kompetisi paraktis, yakni
kemampuan menciptakan lewat proses penalaran yang tepat, sehubungan dengan suatu tindakan.

Kualitas Moralitas :
Adalah sikap seorang individu terhadap orang lain tentang pertanggungjawabannya terhadap orang lain,
masyarakat dan lingkungannya dengan mengacu pada ajaran agama, etika dan nilai-nilai budaya atau
tradisi luhur.

Kualitas Keterampilan :
Adalah kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan suatu konsepsi atau gagasan, menjadi kerja-
kerja praktis, atau kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
secara maksimal dan memadai.

Berwawasan Kebangsaan :
Adalah suatu pemahaman yang memiliki cakrawala pandang yang cukup luas dengan bersumberkan pada
nilai-nilai yang berkembang di tengah masyarakat dalam ruang lingkup wilayah Republik Indonesia, yang
menjadi karakteristik dan sumber nilai atas pandangan hidup, pola pikir, pola sikap dan pola tindak.

Memilik Daya Saing :


Adalah kualitas kompetensi intelektual, moralitas dan keterampilan yang dijadikan modal dasar bagi
pemuda untuk bertahan pada tantangan, dan meraih peluang di tarus kehidupan yang semakin kompetitif.
Memberdayakan Rakyat :
Adalah upaya sistematis yang dilakukan pemuda dalam mengoptimalkan potensi dan perannya sebagai
komponen inti dalam menciptakan dinamika dalam kehidupan kemasyarakatan sesuai posisi, profesi dan
kemampuannya, yang berfungsi sebagai inspirator dan energi pembaharu dalam membawa kemajuan
masyarakat.

Kompetisi Global :
Adalah sebuah fenomena pola hubungan masyarakat yang mendunia yang ditandai oleh kian minimnya
sekat atau batas negara, sehingga memungkinkan derasnya serbuan arus informasi dan modal ke seluruh
pelosok dunia, yang hanya memungkinkan dijalani dengan kualitas kompetisi yang berdaya saing.
MISI
1. Melaksanakan aktivitas untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas intelektual, moralitas dan
ketrampilan pemuda sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi percaturan global.
2. Menciptakan ruang yang kondusif bagi pemuda untuk dapat berkompetisi secara sehat, dengan
menjunjung nilai-nilai kejujuran, objektifitas dan berkeadilan.
3. Memelihara sikap dan integritas pemuda yang bewawasan kebangsaan untuk memelihara kehidupan
berbangsa dalam keragaman untuk persatuan, guna terciptanya ketahanan nasional yang mampu
menjamin kesinambungan perjuangan dan pembangunan nasional.
4. Berperan aktif dalam seluruh proses pembangunan nasional dalam rangka untuk memberdayakan
masyarakat sebagai upaya mempercepat proses pembangunan nasional demi terwujudnya
masyarakat madani dalam kompetisi global yang aman, tenteram, damai dan sejahtera berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

STRATEGI
STRATEGI DASAR
a. Peningkatan kesadaran atau perubahan paradigma menyangkut eksistensi diri pemuda dengan
mengutamakan pengembangan intelektual pemuda.
b. Revitalisasi moral untuk membentuk watak, sikap dan kepribadian pemuda dalam memposisikan diri
sebagai pewaris masa depan.
c. Orientasi peningkatan kualitas keterampilan pemuda yang profesional, sehingga dapat meningkatkan
produktifitas, dan menciptakan peluang dan kesempatan kerja.
d. Aliansi penciptaan keterkaitan fungsional antar organisasi dan potensi pemuda yang sinergis demi
terciptanya kerjasama dan komunikasi yang fungsional dan rasional.
e. Reposisi dan kemitraan antar pemuda, pemerintah dan swasta yang bersifat independensi yang
memungkinkan peningkatan intensitas dan kualitas partisipasi pemuda dalam semua aspek
pembangunan bangsa.
f. Menyiapkan lapis pemuda yang siap dengan pemikiran alternatif yang berfungsi sebagai komponen inti
dalam mengelola perubahan dan pembangunan masyarakat.
g. Menggairahkan pemuda dalam mengaktualisasikan nilai-nilai budaya lokal untuk meningkatkan daya
saing masyarakat ditengah arus kehidupan global.

STRATEGI JANGKA PANJANG

a. Pemantapan iklim pemberdayaan yang kondusif, dalam rangka menumbuhkan komitmen yang tinggi
terhadap wawasan kebangsaan, mental ideology Pancasila, sikap perilaku etis, moral spiritual,
semangat kepeloporan, pembaharuan dan disiplin diri menuju terwujudnya kemandirian pemuda
Indonesia.
b. Meningkatkan keberanian moral, konsistensi dan kemampuan KNPI dalam mengaktualisasikan dan
mengagresikan kepentingan dan aspirasi pemuda secara menyeluruh untuk menyukseskan
Pembangunan Nasional di segala bidang kehidupan.
c. Memperkokoh rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan dikalangan pemuda pada semua sektor
kehidupan, dalam rangka memperjuangkan pemuda sejalan dengan dinamika Pembangunan Nasional.
d. Peningkatan hubungan kemitraan dengan Pemerintah, lembaga-lembaga swasta serta lembaga-
lembaga informal lainnya, agar pelaksanaan program dapat berjalan secara terpadu dan terkoordinasi
sesuai dengan perencanaan yang telah dilakukan.

Ruang Lingkup
KEBIJAKAN

A. Pemantapan dan Peningkatan Kerja Organisasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas kerja organisasi diarahkan dalam rangka :
 Penataan struktur kelembagaan, musyawarah dan rapat-rapat untuk mengoptimalisasi kebijakan
oerganisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
 Penataan mekanisme/sistem kerja dan musyawarah-musyawarah/rapat-rapat. Mengembangkan
sumber daya insani personalia kepengurusan untuk mengoptimalisasi personalia kepengurusan
dalam melaksanakan peran, fungsi, tugas dan wewenangnya dalam organisasi.
 Penataan administrasi melalui penyediaan sarana dan prasarana yang lebih modern, serta
pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien untuk mendukung pelaksanaan program kerja.
 Dan lain lain semacamnya.

B. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Koordinasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas koordinasi dimaksudkan adalah koordinasi struktural kekuasaan
dan kepemimpinan antar kelembagaan KNPI dari pusat sampai kecamatan secara koordinatid,
diarahkan dalam wujud :
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi Majelis Pemuda Indonesia (MPI) untuk melaksanakan
wewenang pengawasan, memberikan pandangan, saran dan usul baik diminta maupun tidak
diminta.
2. meningkatkan intensitas komunikasi dan informasi secara timbal balik, khususnya yang berkaitan
dengan permasalahan aktual kenegaraan dan memasyarakatkan.
3. Mengintensifkan upaya sosialisasi kebijakan umum organisasi dan kunjungan timbal balik antar
personalia kepengurusan dalam membina persaudaraan dan solidaritas pemuda antar jenjang
kepengurusan.
4. Dan lain semacamnya.

C. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Komunikasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas komunikasi dimaksudkan komunikasi antara KNPI dengan OKP
yang berhimpun serta organisasi kepemudaan lainnya, diarahkan dalam wujud :
1. Menjalin hubungan yang harmonis dengan dilandasi nilai-nilai kesimbangan dalam hakekat
keberhimpunan yang tidak bersifat mengikat tetapi secara sukarela.
2. Membina kerjasama yang sinergis dengan dilandasi nilai-nilai kebersamaan dalam rangka untuk
mengembangkan kualitas pemuda Indonesia sebagai pewaris masa depan.
3. Mengembangkan inovasi baru dengan dilandasi nilai-nilai kejuangan dan kepeloporan dalam
rangka memecahkan masalah kepemudaan pada khususnya, dan masalah-masalah yang
dihadapi oleh negara pada umumnya.
4. Dan lain semacamnya.

D. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Partisipasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas partisipasi KNPI dengan kelembagaan lainnya dalam arti
perwujudan tanggung jawab pemuda sebagai bagian integral dari masyarakat dan bangsa, diarahkan
dalam wujud :
1. Partisipasi KNPI dalam mensukseskan kebijakan pembangunan nasional, baik dalam bentuk
pengawasan, rumusan konspsional maupun dalam bentuk karya nyata, dalam rangka
mensukseskan agenda reformasi nasional sebagai wujud tanggung jawab dan kepeloporan
pemuda bersama kelembagaannya terhadap negara.
2. Partisipasi KNPI dalam kegiatan kelembagaan kemasyarakatan lainnya, untuk memberdayakan
masyarakat dalam meningkatkan harkat dan martabatnya serta kesejahteraannya dalam posisinya
sebagai subjek pembangunan.
3. Partisipasi KNPI dalam memantapkan komitmen keutuhan negara kesatuan dan teciptanya
masyarakat madani, dengan menjunjung sikap demokratis dan menghormati hak-hak asazi
manusia.
4. Dan lain semacamnya.

Ruang Lingkup / Kategori Program


P R O GR A M
PROGRAM RUTIN

Adalah program yang sifatnya rutinitas dilakukan oleh KNPI sepanjang perjalanan Kepengurusannya.

PROGRAM MANDIRI
Adalah program yang sifatnya dilakukan secara mandiri oleh kelembagaan KNPI tanpa keterlibatan dan
dukungan kelembagaan lainnya, meskipun ruang lingkupnya internal ataupun melibatkan kelembagaan
lainnya sebagai partisipan.

PROGRAM KEMITRAAN

Adalah program yang sifatnya dilakukan secara kerjasama timbal balik antara kelembagaan KNPI dengan
kelembagaan lainnya.

PROGRAM PARTISIPASI

Adalah program yang sifat dilaksanakan oleh kelembagaan lainnya, dengan melibatkan kelembagaan KNPI
sebagai partisipan.

Tata Hubungan Pelaksanaan Program


KNPI
Dengan
ORGANISASI YANG BERHIMPUN

Sesuai dengn fungsi KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan dan wadah pemersatu
Pemuda Indonesia, maka pelaksanaan program kerja diatur dengan tata hubungan sebagai berikut :
a. KNPI memposisikan dirinya sebagai peencana, pengagregasi dan pengevaluasi program dan kegiatan
bersama dengan organisasi Kepemudaan.
b. Program organisasi kepemudaan yang berhimpun dijadikan landasan dalam melaksanakan program
pemberdayaan Kepemudaan.
c. KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan melaksanakan program yang bersifat
strategis, akomodatif dan integrative bagi pemuda Indonesia untuk meningkatkan partisipasi terhadap
pembangunan nasional.
d. KNPI bersama organisasi kepemudaan melaksanakan program yang lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas sumber daya manusia pemuda, yakni kualitas intelektual, moralitas dan
keterampilan yang berwawasan kebangsaan dan memiliki kemampuan daya saing.

Dalam penjabaran dan pelaksanaan Program Umum, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Penjabaran Program Umum hendaknya memperhatikan status KNPI sebagai wadah berhimpun
pemuda Indonesia.
b. Program Umum harus dijabarkan dalam seluruh gerak dan tindak organisasi, yang menggambarkan
adanya nilai tambah (value added) bagi pemberdayaan pemuda dan masyarakat lainnya dalam wadah
negara bangsa.
c. Penjabaran Program Umum hendaknya dilakukan dalam rangka memperkokoh wawasan kebangsaan,
persatuan dan keragaman, komitmen kebersamaan dan solidaritas antara sesama pemuda dan
masyarakat, serta memperteguh idealisme, jiwa kejuangan, kepeloporan dan pembaharuan.
d. Penjabaran Program Umum harus didukung dengan tingkat kemantapan optimal dari segenap
perangkat organisasi KNPI, termasuk seluruh perangkat organisasi kepemudaan sebagai anggota
wadah berhimpun.
e. Dalam melaksanakan program kerja, masing-masing tingkat kepengurusan KNPI bertindak sebagai
fasilitator, motivator, dinamisator dan ekselerator berhimpunnya organisasi kemasyarakatan pemuda
dan potensi kepemudaan lainnya secara optimal, sebagai mitra dalam melaksanakan program dengan
memperhatikan karakteristik masing-masing organisasi dengan kelembagaan yang menetapkan
program kerja.

Ditetapkan di : Padang
Pada tanggal : 30 Maret 2021

……………………………… …………………………………
…………………………………

………………………………… …………………………………
MATERI KOMISI A

POKOK-POKOK KEORGANISASIAN
KNPI KOTA TASIKMALAYA
PERIODE 2021 – 2010
MUSDA VI PEMUDA/KNPI TAHUN 2021

II. PENDAHULUAN.
A. DASAR PEMIKIRAN.

Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang didirikan pada tanggal 23 Juli 1973,
dimaksud oleh para elit politik masa itu menjadi salah satu lembaga korporat negara. Melalui
lembaga ini para elit politik pada masa itu yang mayoritas berasal dari Golongan Karya ABRI
berkentingan untuk menyeragamkan pembinaan generasi muda dalam satu atap. Konsekwensi
logis pembinaan satu atap ini secara perlahan adalah terjadinya pengebirian terhadap potensi
generasi muda disatu pihak dan penyeraman terhadap keberagaman latar belakang Organisasi
Kemasyarakatan (OKP) yang berhimpun.

Dalam kiprahnya selama masa regim Orde Baru, eksistensi organisasi diperlihatkan
dengan dukungan yang tanpa reserve dari rezim yang berkuasa. Sebagai imbalannya para
pengurus KNPI akan memberikan tempat dalam konstelasi kekuasaan baik di eksekutif dan
terutama di legislatif (DPR). Eksistensi KNPI dalam kehidupan organisasi kepemudaan juga
cukup nyata. Media masa baik cetak maupun elektronik secara rutin akan menyiarkan berbagai
aktifitas yang dilakukan oleh KNPI. Kegiatan ini mencakup seluruh aspek
ipoleksosbudhankamna. Dibidang ideologi, KNPI merupakan ujung tombak dalam pelaksanaan
Penataran P-4 dan dalam berbagai program pengimplementasiannya di masyarakat. Dukungan
pemerintah yang begitu besar juga terlihat dengan dimasukannya KNPI dalam GBHN, yang
berkonsekwensi penyediaan anggaran yang cukup besar bagi pembinaan pemuda. Hampir
setiap Departemen dalam Kabinet dalam waktu itu mengalokasikan anggaran bagi pembinaan
pemuda. Undang-undang No. 8 Tahun 1985 semakin mengukuhkan bahwa KNPI merupakan
satu-satunya wadah berhimpun, sehingga penggunaan dana tersebut mayoritas diberikan
kepada KNPI.
Kondisi tersebut membuat KNPI larut untuk melaksanakan seluruh program mulai dari hal
yang paling serius seperti aktifitas di bidang politik, ideologi, hankamnas hingga ke soal-soal
yang sangat tekhnis seperti pelaksanaan tournamen-tournamen diberbagai cabang olahraga
misalnya : Program program tehnis operasional yang seyogyanya dilakukan oleh OKP,
dilaksanakan sepenuhnya oleh KNPI diberbagai tingkat kepengurusan dari pusat hingga
kedaerah. Kinerja KNPI yang berorientasi program tersebut kemudian menimbulkan sebutan
baru yaitu KNPI sebagai OKP yang baru. Suasana ini lambat namun pasti semakin
meminggirkan peran OKP. Para aktifis OKP apabila ingin berkiprah dalam konstelasi politik
haruslah terlebih dahulu melalui kepengurusan KNPI.

Dilain pihak pola rekruitmen kepengurusan KNPI tidaklah murni melalui rekomendasi OKP
seperti maksud dan tujuan semula. Rekruitmen pengurus KNPI pada perjalanan selanjutnya
sangat ditentukan oleh referensi para elite politik pada masa itu. Pola rekruitmen yang juga
mengandalkan pola kesinambungan semakin memperlambat kaderisasi di kepengurusan KNPI.

Fasilitas dan eksistensi yang diperoleh KNPI semasa rezim Orde Baru tersebut tidak dapat
mendorong partisipasi pemuda dalam artian yang lebih luas. Eksistensi KNPI ternyata telah
berhasil membonsai peran pemuda yang sangat energik, dan pelopor pembaharuan menjadi
generasi muda yang apatis, safety player dan bahkan menjadi lebih konserfatif dari Angkatan
45. Realitas inilah yang menyebabkan adanya ungkapan benci tapi rindu terhadap eksistensi
dan peran KNPI. KNPI dibenci karena mengambil alih hampir seluruh kegiatan pembinaan
generasi muda tetapi dirindukan karena melalui KNPI para aktifitas tersebut dapat berkiprah
lebih lanjut.
Era reformasi tahun 1998 yang ditandai dengan penggulingan rezim Soeharto yang juga
dilakukan oleh Mahasiswa yang notabene juga pemuda seakan-akan sudah melupakan peran
dan eksistensi KNPI. Peran KNPI sebagai institusi yang pertama meminta MPR untuk
menurunkan Soeharto tidak bermakna sama sekali. Bahkan sebaliknya banyak komponen
masyarakat yang menghendaki agar KNPI dibubarkan saja karena dicap sebagai salah satu
pilar pendukung Orde Baru, yang telah membawa bangsa ini ke dalam kehancuran dan nyaris
bangkrut.

Ditengah-tengah keadaan yang tidak kondusif, terpuruk dan bangkrut, Kongres


Pemuda/KNPI tahun 1999 berusaha melakukan reposisi, redefinisi dan reakltualisasi
kehadirannya di masa reformasi. Pengurus yang terpilih pada Kongres tersebut dihadapkan
pada kendala legitimasi yang terus merosot. Dibidang politik KNPI tidak lagi berperan sebagai
sumber rekruitmen untuk lembaga-lembaga legislatif. Partai-partai politik yang ada sudah
melakukan rekruitmen langsung ke OKP yang ada atau bahkan mendirikan OKP yang menjadi
onderbow partai. Dibidang program, KNPI tidak lagi melakukan program-program seperti yang
dilakukan sebelumnya karena ketiadaan dana. Bahkan untuk mendukung aktifitas rutin
organisasi, para pengurus KNPI harus mengandalkan kreatifitasnya.

Legitimasi dan dukungan dana pemerintah ternyata bukan segala-galanya. Dari keadaan
yang nyaris di terbenam didasar, KNPI berusaha untuk tampil kembali. Kesan sebagai tukang
stempel pemerintah kemudian berubah menjadi institusi yang secara aktif dan kritis mengawasi
jalannya pemerintahan dengan penampilan apa adanya, ternyata kehadiran KNPI direspon
secara positif oleh berbagai komponen masyarakat. Kehadiran para pejabat negara mulai dari
Presiden hingga para legislator, bukan lagi berarti bahwa KNPI masih sebagai legitimasi rezim,
melainkan diartikan bahwa KNPI masih legitimate sebagai institusi perekat pemuda bangsa.
Kehadiran era multi partai disatu sisi telah mencerahkan demokratisasi di negeri ini. Tetapi disisi
lain keadaan ini juga dapat membawa kearah sektarianisme kembali. Apabila kita
mengumpamakan bahwa RI adalah sebuah rumah besar yang terdiri dari banyak kamar, maka
KNPI dapat dianalogikan sebagai ruangan tengah/ruangan keluarga tempat anak-anak bangsa
dapat bertukar pikiran untuk memajukan tujuan rumah besar tersebut.

Menyadari kesalahan yang dilakukan KNPI pada masa orde baru dan mengakui masih
pentingnya kehadiran KNPI sebagai perekat keberagaman bangsa, maka program-program
yang seharusnya dilakukan oleh KNPI 3 tahun saat ini, yang merupakan penjabaran dari fungsi,
tujuan, dan usaha-usaha yang termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Komite Nasional Pemuda Indonesia Indonesia, maka dengan ini Kongres Pemuda/KNPI VII
menetapkan Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat.

B. L A N D A S A N
Landasan POPKD KNPI adalah:
a. Landasan Idiil: Pancasila
b. Landasan Konstitusional:
1. Undang Undang Dasar 1945
2. AD/ART KNPI
c. Landasan Operasional :
1. Program Pembangunan Nasional 2005.
2. Semangat Sumpah Pemuda tahun 1928.
3. Deklarasi Pemuda tahun 1973.

C. M A K S U D.
Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia (POPKD KNPI) Sumatera
barat dirumuskan dengan maksud untuk menjadi pedoman dalam pengembangan dan
peningkatan program yang berkesinambungan dalam rangka mempersiapkan pemuda sebagai
manusia Indonesai yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas,
profesional dan berperan aktif dalam menyiapkan pemimpin-pemimpin Bangsa untuk
menggerakkan Pembangunan Nasional maupun lokal yang merata dan berkeadilan.

D. T U J U A N.
Tujuan POPKD KNPI adalah untuk mewujudkan kondisi secara bertahap dan
berkesinambungan, sehingga KNPI dapat mencapai tujuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
melalui rangkaian program dan kegiatan 3 (tiga) tahunan.

E. PENGERTIAN.
a. Pokok - pokok Keorganisasian Komite Nasional Pemuda Indonesia Sumatera Barat yang
selanjutnya disebut POPKD KNPI adalah acuan yang bersifat umum dan menjadi pedoman
dasar bagi perumusan dan pelaksanaan program-program dan kegiatan-kegiatan
Kepengurusan KNPI selama 3 (tiga) tahun mendatang disetiap tingkatan.
b. Landasan adalah perangkat normatif dan konstitusional yang digunakan sebagai dasar
perumusan POPKD KNPI.
c. Arah adalah perspektif yang digunakan POPKD KNPI demi kepastian terwujudnya
tujuan dan sasaran yang akan ditetapkan kemudian dalam perumusan, penjabaran dan
pelaksanaan POPKD.
d. Strategi adalah rangkaian tindakan yang ditetapkan untuk menjamin terarahnya
langkah-langkah perumusan, penjabaran dan pelaksanaan POPKD.
e. Ruang lingkup adalah acuan perhatian yang dipandang strategis dalam perumusan,
penjabaran dan pelaksanaan POPKD KNPI.
f. Pokok-pokok Keorganisasian adalah aturan yang bersifat umum, sebagai acuan dalam
merumuskan menjabarkan dan melaksanakan program-program dan kegiatan-kegiatan
nyata Kepengurusan KNPI selama 3 (tiga) tahun disetiap tingkatan.
g. Tata hubungan pelaksanaan KNPI dan organisasi kepemudaan sebagai anggota wadah
berhimpun adalah acuan pelaksanaan program, kegiatan dan pola interaksi KNPI dengan
anggota wadah berhimpun, dalam rangka optimalisasi fubgsi dan peran KNPI melalui
pelaksanaan program, kegiatan dan interaksi yang terarah, terkoordinasi dan
tersinkronisasi disetiap tingkatan Kepengurusan KNPI.

F. SISTEMATIKA PENYAJIAN.
Pokok-pokok Keorganisasian Komite Nasioanl Pemuda Indonesia (POPKD KNPI) Kota
Tasikmalaya disusun berdasarkan sistematika sebagai berikut :
III. Pendahuluan.
A. Dasar Pemikiran.
B. Landasan.
C. Maksud.
D. Tujuan.
E. Pengertian.
F. Sistematika Penyajian.
II. Visi, Misi dan Nilai.
III. Ruang Lingkup.
IV. Tata Cara dan Tata Tertib Pemilihan Bakal Calon dan Calon Ketua DPD KNPI Kota
Tasikmalaya.
V. Managemen Organisasi.
G. Struktur Organisasi.
H. Komposisi Personalia.

IV. VISI, MISI DAN NILAI.

A. VISI :

“TERWUJUDNYA KUALITAS INTELEKTUAL, MORALITAS DAN KETERAMPILAN PEMUDA


YANG BERWAWASAN KEBANGSAAN DAN MEMILIKI DAYA SANG UNTUK
MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT DALAM KOMPETISI GLOBAL.”

Kata kunci rumusan visi :


 Kualitas Intelektual.
Adalah kebiasaan menguji dan memperagakan agar kebebasan berpikir dialektik, sehingga
memiliki kebiasaan menarik kesimpulan dengan metode induktif, yang dibarengi dengan
kompetisi praktis, yakni kemampuan menciptakan lewat proses penalaran yang tepat,
sehubungan dengan tindakan.

 Kualitas Moralitas.
Adalah sikap seorang indovidu terhadap orang lain tentang pertanggungjawabannya
terhadap orang lain, masyarakat dan lingkungannya dengan mengaju pada ajaran agama,
etika dan nilai-nilai budaya atau tradisi luhur.

 Kualitas Keterampilan.
Adalah kemampuan seseorang dalam mengimplementasikan suatu konsepsi atau gagasan,
menjadi kerja-kerja praktis atau kemampuan seseorang dalam memanfaatkan kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan secata maksimal dan memadai.

 Berwawasan Kebangsaan.
Adalah suatu pemahaman yang memiliki suatu cakrawala pandangan yang cukup luas
dengan bersumberkan pada nila-nilai yang berkembang ditengah masyarakat dalam ruang
lingkup wilayah Republik Indonesia, yang menjadi karateristik dan sumber nilai atas
pandangan hidup, pola pikir, pola sikap, pola tindakan.

 Memiliki Daya Saing.


Adalah kualitas kompetensi intelektual moralitas dan keterampilan yang dijadikan modal
dasar bagi pemuda untuk bertahan pada tantangan dan meraih peluang diarus kehidupan
yang semakin kompetitif.

 Memberdayakan Rakyat.
Adalah upaya sistematis yang dilakukan pemuda dalam mengoptimalkan potensi dan
perannya sebagai komponen inti dalam menciptakan dinamika dalam kehidupan
kemasyarakatan sesuai posisi, profesi dan kemampuannya, yang berfungsi sebagai
inspirator dan energi pembaharu dalam membawa kemajuan masyarakat.

 Kompetisi Global.
Adalah sebuah fenomena pola hubungan masyarakat yang mendunia yang ditandai oleh
kian minimnya sengkat atau batas negara, sehingga kemungkinan derasnya serbuan arus
informasi dan modal keseluruh pelosok dunia yang hanya memungkinkan dijalani dengan
kualitas kompetisi yang berdaya saing.

B. MISI.
6. Melaksanakan aktifitas untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas intelektual,
moralitas dan keterampilan pemuda sehingga memiliki daya saing dalam menghadapi
percaturan global.
7. Menciptakan ruang yang kondusif bagi pemuda untuk dapat berkompetisi secara sehat
dengan menjunjung nilai-nilai kejujuran, objektifitas dan berkeadilan.
8. Memelihara sikap dan integritas pemuda yang berwawasan kebangsaan untuk memelihara
kehidupan berbangsa dalam keragaman untuk persatuan, guna terciptanya ketahanan
Nasional yang mampu menjamin kesinambungan perjuangan dan pembangunan Nasional
maupun daerah.
9. Berperan aktif dalam seluruh proses pembangunan Nasional dan dearah dalam rangka
untuk memberdayakan masyarakat sebagai upaya mempercepat proses pembangunan
Nasional demi terwujudnya masyarakat madani dalam kompetisi global yang aman,
tentram, damai dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
10. Merekatkan komunikasi antar organisasi kepemudaan sebagai entitas pemuda Indonesia,
untuk mweujudkan persaudaran kebangsaan dan patriotisme.

C. NILAI.
Nilai-nilai pencapaian misi sebagai upaya dalam pencapaian misi. Untuk merealisasikan visi,
maka dalam mengemban tugas-tugas organisasi komponen kepemudaan senantiasa dituntut
untuk berpegang teguh pada nilai-nilai pokok antara lain :
Moral, Integrigas, Idealisme, Demokratis, Kepeloporan, Pembaharuan, Kesetiakawanan, dan
Semangat Kebangsaan.

III. RUANG LINGKUP.


Selaras dengan keberadaan KNPI sebagai Wadah Berhimpun Kepemudaan Indonesia,
dengan memperhatikan arah dan strategi pelaksanaan program, maka Ruang Lingkup pelaksanaan
program KNPI meliputi hal-hal strategis, terdiri dari : lingkup Organisasi, Pengembangan Sumber
Daya Pemuda, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Hubungan Luar Negeri.

Dalam upaya pembentukan jati diri Bangsa, maka agama dan budaya menjadi suatu
kekuatan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu,
Pemuda harus tampil sebagai pendorong dan pelopor dalam pembentukan watak dan karakter
masyarakat dalam menjaga agenda reformasi menyongsong Indonesia Baru.
Generasi Muda sebagai insan pembangunan sekaligus dituntut tanggungjawabnya untuk
mampu berkembang dan lahir sebagai pendobrak dan pembaharuan demi kemajuan ekonomi,
khususnya penciptaan golongan masyarakat ekonomi menengah baru.

Pemantapan dan pengembangan jati diri pemuda Indonesia yang dijiwai oleh wawasan
kebangsaan yang tinggi, nilai-nilai kejuangan Bangsa yang lestari, serta pembudayaan sikap kritis,
konstruktif, solutif dan pembudayaan sikap disiplin terhadap norma dan aturan yang berlaku, serta
peningkatan kualitas kepemimpinan melalui proses kaderisasi.

Peningkatan kualitas komunikasi dan peningkatan kualitas partisipasi antara KNPI dengan
Organisasi Kepemudaan dan antara KNPI dengan Wadah Kemahasiswaan, LSM, serta institusi-
institusi kepemudaan lainnya.

Peningkatan kualitas peran dan kepedulian pemuda dalam rangka menanggapi secara kritis
dan konstruktif setiap masalah yang menyangkut kedaulatan bangsa dan negara dan masalah-
masalah yang berkembang di masyarakat pada umumnya, serta masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan pemuda pada khususnya.

Peningkatan kualitas peran pemuda dalam mengantisipasi dan menanggapi perkembangan


global secara kritis dan pro aktif, terutama yang berkaitan dengan ketahanan nasional, masalah-
masalah internasional guna mencapai masyarakat adil dan makmur.

Ruang Lingkup
KEBIJAKAN

E. Pemantapan dan Peningkatan Kerja Organisasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas kerja organisasi diarahkan dalam rangka :
4. Penataan struktur kelembagaan, musyawarah dan rapat-rapat untuk mengoptimalkan kebijakan
organisasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
5. Penataan mekanisme/sistem kerja dan musyawarah-musyawarah/rapat-rapat. Mengembangkan
sumber daya insani personalia kepengurusan untuk mengoptimalkan personalia kepengurusan
dalam melaksanakan peran, fungsi, tugas dan wewenangnya dalam organisasi.
6. Penataan administrasi melalui penyediaan sarana dan prasarana yang lebih modern, serta
pengelolaan keuangan secara efektif dan efisien untuk mendukung pelaksanaan program kerja.

F. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Koordinasi.


Pemantapan dan peningkatan kualitas koordinasi dimaksudkan adalah koordinasi struktural kekuasaan
dan kepemimpinan antar kelembagaan KNPI dari pusat sampai kecamatan secara koordinatif,
diarahkan dalam wujud :
1. Mengoptimalkan peran dan fungsi Majelis Pemuda Indonesia (MPI) untuk
melaksanakan wewenang pengawasan, memberikan pandangan, saran dan usul baik diminta
maupun tidak diminta.
2. Meningkatkan intensitas komunikasi dan informasi secara timbal balik,
khususnya yang berkaitan dengan permasalahan aktual kenegaraan dan memasyarakatkan.
3. Mengintesifkan upaya sosialisasi kebijakan umum organisasi dan kunjungan
timbal balik antar personalia kepengurusan dalam membina persaudaraan dan solidaritas pemuda
antar jenjang kepengurusan.

G. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Komunikasi.

Pemantapan dan peningkatan kualitas komunikasi dimaksudkan komunikasi antar KNPI dengan OKP
yang berhimpun serta organisasi kepemudaan lainnya, diarahkan dalam wujud :
1. Menjalin hubungan yang harmonis dengan dilandasi nilai-nilai keseimbangan
dalam hakekat keberhimpunan yang tidak bersifat mengikat tetapi secara sukarela.
2. Membina kerjasama yang sinergis dengan dilandasi nilai-nilai kebersamaan
dalam rangka untuk mengembangkan kualitas pemuda Indonesia sebagai pewaris masa depan.
3. Mengembangkan inovasi baru dengan dilandasi nilai-nilai kejuangan dan
kepeloporan dalam rangka memecahkan masalah kepemudaan pada khususnya, dan masalah-
masalah yang dihadapi oleh negara pada umumnya.
H. Pemantapan dan Peningkatan Kualitas Partisipasi.
Pemantapan dan peningkatan kualitas partisipasi KNPI dengan kelembagaan lainnya dalam arti
perwujudan tanggung jawab pemuda sebagai bagian integral dari masayarakat dan bangsa, diarahkan
dalam wujud :
1. Partisipasi KNPI dalam mensukseskan kebijakan pembangunan nasional, baik
dalam bentuk pengawasan, rumusan konsepsional maupun dalam bentuk karya nyata, dalam
rangka mensukseskan agenda reformasi nasional sebagai wujud tanggung jawab dan
kepeloporan pemuda bersama kelembagaannya terhadap negara.
2. Partisipasi KNPI dalam kegiatan kelembagaan kemasyarakatan lainnya, utnuk
memberdayakan masyarakat dalam meningkatkan harkat dalam posisinya sebagai subjek
pembangunan.
3. Partisipasi KNPI dalam memantapkan komitmen keutuhan negara kesatuan dan
terciptanya masyarakat madani, dengan menjunjung sikap demokratis dan menghormati hak-hak
asazi manusia.

E. MANAJEMEN ORGANISASI
Dalam upaya menyelenggarakan Pokok-pokok keorganisasian KNPI maka perlu dijabarkan
dalam bentuk struktur organisasi agar sasaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. Struktur
organisasi adalah kerangka antar hubungan dari satuan – satuan organisasi atau bidang – bidang
kerja yang didalamnya terdapat pimpinan, tugas dan wewenang serta peran masing – masing
personalia dalam total litas organisasi.

Dalam organisasi KNPI struktur organisasi yang digunakan adalah dalam bentuk organisasi
garis dan funmgsional, dimana wwewenang ketua didelegasikan kepada satuan organisasi atau
bidang-bidang kerja yang dipimpin oleh para wakil ketua, Sekretaris, dan Bendahara.

Pimpinan dari setiap satu organisasi atau bidang kerja itu mempunyai wewenang dan tanggung
jawab atas pelaksanaan tugas bidangnya masing-masing. Kemudian secara fungsionaltanggung jawab
itu dipertanggungjawabkan oleh pimpinan masing-masing bidang kerja kepada ketua. Struktur
Organisasi DPD KNPI Kota Tasikmalaya sesuai dengan kebutuhan daerah, terdapat 7(Tujuh) bidang
kerja dengan masing-masing bidang beranggotakan 3 (tigat) orang, 7 (Tujuh) orang wakil ketua, 7
(tujuh) orang wakil sekretaris, 4 (empat) orang wakil bendahara yaitu :
SUSUNAN PERSONALIA
DEWAN PENGURUS DAERAH
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
KOTA TASIKMALAYA
PERIODE 2021 – 2010

KETUA :............................
WAKIL KETUA :............................
WAKIL KETUA :............................
WAKIL KETUA : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . WAKIL KETUA
:............................
WAKIL KETUA :............................
WAKIL KETUA :............................
WAKIL KETUA :.........................
SEKRETARIS ...........................
WAKIL SEKRETARIS :............................
WAKIL SEKRETARIS :............................
WAKIL SEKRETARIS :............................
WAKIL SEKRETARIS :............................
WAKIL SEKRETARIS : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . WAKIL
SEKRETARIS : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . WAKIL
SEKRETARIS :............................
BENDAHARA : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . WAKIL
BENDAHARA :............................
WAKIL BENDAHARA :............................
WAKIL BENDAHARA :............................
WAKIL BENDAHARA :............................

BIDANG - BIDANG
1. ORGANISASI DAN KERJASAMA ANTAR :............................ LEMBAGA
:............................
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
...............
2. PENDIDIKAN, PENGEMBANGAN :............................
SDM PEMUDA DAN KEAGAMAAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
:............................
:............................
3. POLITIK, HUKUM, HAM DAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . KETAHANAN
NASIONAL :............................
:............................
:............................
4. KOMUNIKASI, SOSIAL BUDAYA, DAN :............................ PARIWISATA
DAN LUAR NEGERI :............................
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
...............

5. EKONOMI, UKM,INDUSTRI DAN :............................


PERDAGANGAN :............................
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
...............
6. KELAUTAN, PERIKANAN, ENERGI DAN :............................
SUMBER DAYA MINERAL :............................
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
...............

7.PEMBERDAYAAN PEREMPUAN :............................


:............................
:............................
13. TENAGA KERJA : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
............... :............................
14. INDUSTRI DAN PERDAGANGAN : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .: . . . . . . . . . . . . .
...............
:............................

TATA CARA PEMILIHAN


BAKAL CALON KETUA KNPI
CALON DEWAN PENGURUS KNPI KOTA DAN
CALON MAJELIS PEMUDA INDONESIA TASIKMALAYA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota, Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota dan Pimpinan Majelis Pemuda
Indonesia Kota Tasikmalaya, diselenggarakan dalam forum MUSDA VI Pemuda/KNPI Tasikmalaya (pasal
19 (2) AD KNPI)

BAB II
PESERTA PEMILIHAN

Pasal 2
Peserta Pemilih

Peserta MUSDA VI yang terdiri dari DPP KNPI Sumatera Barat, DPD KNPI Kota Tasikmalaya Caretaker
,PK KNPI dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota Tasikmalaya memiliki hak bicara dan hak
suara. Secara kelembagaan peserta memiliki hak 1 (satu) suara (pasal 13 (3) ART KNPI)

BAB III
Bakal Calon

Pasal 3
Bakal Calon Ketua KNPI

Syarat – syarat untuk dicalonkan sebagai Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya (pasal 7 ART
KNPI) :

7. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) / DPD KNPI
Kabupaten/Kota dan dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup.

8. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Daerah KNPI Kota
Tasikmalaya Caretaker selambat – lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan MUSDA VI.

9. Calon yang diusulkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :


a. Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Pernah menjadi Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kota atau
Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI dibuktikan dengan foto copy SK Kepengurusan.
c. Berakhlah mulia, memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
d. Tidak pernah berbuat hal – hal yang bertentangan dengan Hukum Negara.

10. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI, Program
Kerja Daerah dan Peraturan Organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

11. Berdomisili di Tasikmalaya atau menyerahkan surat kesediaan untuk tinggal di wilayah Kota
Tasikmalaya, apabila terpilih sebagai Ketua DPD KNPI Kota Tasikmalaya, dengan melampirkan bukti
Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Pasport.

12. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sarjana Penuh (S1), dengan melampirkan foto copy Ijazah yang
dilegalisir.

Pasal 4
3. Bakal Calon dinyatakan syah sebagai Bakal Calon setelah diverifikasi oleh Steering Committee (SC)
MUSDA VI.

4. Setiap PK KNPI / Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota hanya dapat merekomendasikan 1
(satu) orang Bakal Calon Ketua.

Pasal 5
Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI

Syarat – syarat untuk dicalonkan sebagai Calon Pengurus DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat (Pasal 7
ART KNPI) :

6. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Tingkat Kota dan Dewan
Pengurus Daerah dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup.

7. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Kota Caretaker
selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan MUSDA VI.

8. Calon yang diusulkan harus memenuhi syarat sebagai berikut :


a. Berusia maksimal 40 (empat puluh) tahun.
b. Pernah menjadi Pimpinan OKP tingkat Kota atau Pimpinan Dewan Pengurus Daerah KNPI,
c. Berakhlak mulia, memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi.
d. Tidak pernah berbuat hal – hal yang bertentangan dengan Hukum Negara.

9. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI, Program
Kerja Daerah dan Peraturan Organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang cukup dan
bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

10. Berdomisili di Tasikmalaya atau menyerahkan surat kesediaan untuk tinggal di wilayah Kota
Tasikmalaya, apabila terpilih sebagai Pengurus DPD KNPI Kota Tasikmalaya, dengan melampirkan
bukti Kartu Tanda Penduduk (KTP)/SIM/Pasport.

Pasal 6

3. Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI dinyatakan syah sebagai Calon setelah diverifikasi oleh Steering
Committee (SC) MUSPROV VII.
4. Setiap PK KNPI / OKP Tingkat Kota hanya dapat merekomendasikan 1 (satu) orang Calon Dewan
Pengurus KNPI.

Pasal 7
Calon Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI)

Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kota Tasikmalaya mencakup mantan anggota Dewan Pengurus
ditingkatan yang sama atau lebih tinggi, utusan OKP pada tingkat yang sama.

Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. …………………………..

TATA TERTIB PEMILIHAN


CALON KETUA DPD KNPI, ANGGOTA FORMATUR
SERTA PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH
KNPI KOTA DAN MPI TASIKMALAYA

Pasal 1

Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota, Anggota Formatur, dan Pembentukan Dewan Pengurus Daerah KNPI
dilaksanakan dengan tahap sebagai berikut :

5. Pencalonan Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota.


6. Pemilihan Calon Ketua DPD KNPI Kota.
7. Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota dan Anggota Formatur.
8. Pembentukan Dewan Pengurus KNPI Kota

Pasal 2

4. Calon – calon Ketua KNPI Kota dipilih oleh Peserta MUSDA VI dari Bakal Calon yang telah ditetapkan
Presidium Sidang.
5. Ketua DPD KNPI Kota terpilih sekaligus menjadi Ketua Tim Formatur.
6. Anggota Formatur dipilih pada tahap ke tiga bersamaan dengan pemilihan Ketua DPD KNPI Kota.

Pasal 3

1. Penggunaan hak suara dalam tahap pemilihan Calon Ketua DPD KNPI Kota dilaksanakan oleh :
a. Utusan DPP KNPI Sumatera Barat
b. Utusan DPD KNPI Caretaker
c. Utusan PK KNPI
d. Utusan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) Kota Tasikmalaya

2. Pemilihan Ketua DPD KNPI Kota dan Anggota Formatur dilakukan melalui tiga tahap :

 Tahap Pertama :

a. Peserta Utusan memilih Calon Ketua DPD KNPI Kota dengan menuliskan salah satu nama
dari daftar Bakal Calon.
b. Bakal Calon Ketua DPD KNPI Kota yang memperoleh dukungan sekurang – kurangnya 20
(dua puluh) persen dari total jumlah suara peserta dinyatakan sah menjadi Calon Ketua DPD
KNPI Kota.

c. Apabila salah satu Bakal Calon mendapat dukungan suara 50 (lima puluh) persen tambah 1
(satu) atau lebih dari total jumlah suara maka Bakal Calon yang bersangkutan langsung
dinyatakan sah sebagai Ketua DPD KNPI Kota.
d. Apabila terdapat hanya 1 (satu) Calon maka tidak dilakukan pemilihan tahap ke 2 (dua) dan
langsung dinyatakan sebagai Ketua DPD KNPI Kota oleh Presidium Sidang.
e. Apabila tidak ada Bakal Calon yang mendapat suara 20 (dua puluh) persen dari total suara
maka pemilihan tahap pertama diulangi.
f. Apabila hanya terdapat 2 (dua) Bakal Calon Ketua maka langsung dinyatakan sah sebagai
Calon Ketua.

 Tahap Kedua :

a. Calon – calon Ketua DPD KNPI Kota yang dinyatakan syah diminta untuk menyampaikan visi,
persepsi, dan interprestasi dalam upaya mengemban amanah organisasi.
b. Pemilihan Tahap Kedua dilakukan untuk memilih Ketua DPD KNPI Kota.
c. Peserta utusan memilih Calon Ketua DPD KNPI Provinsi dengan menuliskan salah satu nama
dari daftar Calon.
d. Apabila pemilihan ulang kembali menghasilkan perolehan suara yang sama maka dilakukan
pemilihan ulang sampai terdapat selisih suara.

 Tahap Ketiga :

a. Ketua DPD KNPI Kota terpilih diumumkan oleh Presidium Sidang dalam Sidang Pleno
MUSPROV VII.
b. Formatur ditetapkan sebanyak 7 (Tujuh) orang yang terdiri dari Ketua DPD KNPI
terpilih/Ketua Formatur, Ketua DPD KNPI Demisioner, unsur DPP Sumatera Barat 1 (satu)
orang, Unsur OKP 2 (dua) orang dan unsur PK KNPI 2 (dua) orang.
c. Ketua terpilih bersama-sama Anggota Formatur mempunyai mandat penuh menyusun Dewan
Pengurus Daerah KNPI Kota Tasikmalaya Periode 2021 – 2010 dan MPI Kota Tasikmalaya.

Pasal 4

3. Susunan lengkap DPD KNPI Kota Tasikmalaya diumumkan selambat-lambatnya 1 (satu)Jam setelah
MUSDA VI.
4. Ketua terpilih memiliki kewenangan penuh untuk menentukan Sekretaris dan Bendahara DPD KNPI
Kota Tasikmalaya Periode 2021 – 2010.

Pasal 6

3. Calon Dewan Pengurus Daerah KNPI dinyatakan syah sebagai Calon setelah diverifikasi oleh Steering
Committee (SC) MUSDA VI.
4. Setiap PK KNPI, OKP Tingkat Kota hanya dapat merekomendasikan 1 (satu) orang Calon Dewan
Pengurus KNPI.
Pasal 7
Calon Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI)

Anggota Majelis Pemuda Indonesia (MPI) Kota Tasikmalaya mencakup mantan Anggota Dewan Pengurus
ditingkatan yang sama atau lebih tinggi, utusan OKP pada tingkatan yang sama.

Ditetapkan di : Tasikmalaya
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. …………………………..

MATERI KOMISI B

PROGRAM KERJA DAERAH


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA (KNPI)
KOTA TASIKMALAYA
MUSDA VI PEMUDA/KNPI KOTA TASIKMALAYA

PERIODE 2021 – 2010


I. PENDAHULUAN.

Selaras dengan keberadaan KNPI sebagai wadah berhimpun kepemudaan Indonesia, dengan
memperhatikan arah dan strategi pelaksanaan program, maka ruang lingkup pelaksanaan program
KNPI meliputi hal-hal strategis, terdiri dari; lingkup organisasi, pengembangan sumber daya pemuda,
politik, ekonomi, sosial budaya dan hubungan luar negeri.
Dalam upaya pembentukan jati diri bangsa, maka agama dan budaya menjadi suatu kekuatan
moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, pemuda harus
tampil sebagai pendorong dan pelopor dalam pembantukan watak dan karakter masyarakat dalam
menjaga agenda reformasi menyonsong Indonsia baru.
Generasi muda sebagai insan pembangunan sekaligus dituntut tanggungjawabnya untuk
mampu berkembang dan lahir sebagai pendobrak dan pembaharu demi kemajuan ekonomi,
khususnya penciptaan golongan masyarakat ekonomi menengah baru.
Pemantapan dan pegembangan jati diri pemuda Indonesia yang dijiwai oleh wawasan
kebangsaan yang tinggi, nilai-nilai kejuangan bangsa yang lestari, serta pembudayaan sikap kritis,
konstruktif, solutif, dan pembudayaan sikap disiplin terhadap norma dan aturan yang berlaku, serta
peningkatan kualitas kepemimpinan melaui proses kaderisasi.
Peningkatan kualitas komunikasi dan partisipasi antara KNPI dengan Organisasi Kepemudaan
dan dengan Organisasi Kemahasiswaan serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan institusi-
institusi kepemudaan lainnya.
Peningkatan kualitas peran dan kepedulian pemuda dalam rangka menanggapi secara kritis dan
konstuktif setiap masalah yang menyangkut kedaulatan bangsa dan negara dan masalah-masalah
yang berkembang dalam kehidupan masyarakat, pada umumnya. Dan masalah-masalah yang
menyangkut kepentingan pemuda pada khususnya.
Peningkatan kualitas peran pemuda dalam mengantisipasi dan menanggapi perkembangan
global secara kritis dan pro-aktif, terutama yang berkaitan dengan ketahanan nasional, masalah-
masalah internasional, guna mencapai masyarakat adil dan makmur.

II. Ruang lingkup program

a. Program rutin, adalah program yang sifatya rutinitas dilakukan oleh KNPI sepanjang perjalanan
kepengrusannya.
b. Program mandiri, adalah program yang sifatnya dilakukan secara mandiri oleh KNPI tanpa
keterlibatan dan dukungan kelembagaan lainnya, meskipun rung lingkupnya internal, ataupun
melibatkan lembaga lainnya sebagai partisipan. Misalnya, pertemuan pemuda se-Asia, dll.
c. Program kemitraan, adalah program yang siatnya dilakukan secara kerjasama timbal balik antara
kelmbagaan KNPI dengan kelembagaan lainya. Misalnya, desa binaan, dll.
d. Program partisipasi, adalah program yang sifatnya dilaksanakan oleh kelembagaan lainnya
dengan melibatkan kelembagaan KNPI sebagai pertisipan.

III. ARAH DAN STRATEGI


A. A r a h
Pengembangan dan peningkatan potensi serta kualitas pemuda dilaksanakan dalam rangka :
a. Memberi nilai tambah pada aspek ketaqwaan, mental ideologis, wawasan kebangsaan,
kepemimpinan, pengetahuan dan keterampilan, sehingga mampu mengaktualisasikan
dirinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sekaligus mampu
menjawab berbagai permasalahan yang berkembang, seperti pemantapan proses
demokrasi, pelaksanaan HAM, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, peningkatan
kesejahteraan rakyat, peningkatan kualitas SDM yang memberikan jaminan terhadap
keamanan, kesejahteraan, produktivitas, estetika dan budaya manusia serta penegakan
hukum.
b. Mendorong pemuda untuk berperan aktif, kritis dan konstruktif dalam menentukan corak dan
wujud masa depannya dalam kerangka perwujudan cita-cita nasional.
c. Membangun kebersamaan ide, gagasan dan langkah-langkah dalam keragaman latar
belakang visi dan persepsi, demi terlaksananya kegiatan-kegiatan nyata yang
memungkinkan Pemuda Indonesia dapat menjalankan tugas-tugas nasional sesuai dengan
panggilannya untuk berperan.

Sejalan dengan pemikiran di atas, maka PPKD KNPI Tasikmalaya diarahkan pada:
a. Pengembangan moral spritual, mental ideologi, wawasan kebangsaan, kepemimpinan dan
keterampilan, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pengembangan ekonomi,
sehingga mampu berperan aktif dan kritis sebagai subjek dalam kegiatan pembangunan
daerah dan nasional.
b. Pengembangan komitmen kepemudaan, kebangsaan, kemanusiaan, demokratisasi, keadilan
dan kesejahteraan dikalangan pemuda sebagai aktualisasi dari kesadaran untuk mewujudkan
pembangunan yang bermoral dan beretika.
c. Pemantapan keberadaan, fungsi dan peran Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang
berhimpun dalam KNPI, sehingga tercapai kemampuan otpmal dalam melaksanakan tugas-
tugas pengembangan organisasi, serta mampu mengakomodir, mengemban dan
menyalurkan aspirasi serta kepentingan pemuda.
d. Pengoptimalan kebersamaan, kesatuan dan saling menghormati dari segenap potensi
kepemudaan, dalam usaha meningkatkan peran aktif pemuda Indonesia dalam pembangunan
Nasional.

B. S t r a t e g i
Berdasarkan arah PPKD KNPI Tasikmalaya, maka strategi pelaksanaan PPKD KNPI
Tasikmalaya disusun sebagai berikut :

1. Strategi jangka pendek


Strategi angka pendek sesungguhnya merupakan rangkaian untuk mewujudkan strategi
jangka panjang dengan menitikberatkan pada kondisi bangsa, yang meliputi upaya-upaya:
a. Memantapkan fungsi dan keberadaan KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi
Kepamudaah dan wadah pemersatu pemuda Indonesia, dalam rangka mengoptimalkan
segenap fungsi, peran dan perangkat organisasi KNPI, untuk ikut serta
memantapkankehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam memperkukuh
persatuan dan kesatuan.
b. Memberikan dukungan optimal bagi pemantapan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
yang berhimpun dalam KNPI, baik dari segi kelembagaan, keanggotaan, kaderisasi
maupun program, sebagai upaya peningkatankualitas SDM untuk dapat bersaing di era
perdagangan bebas.
c. Meningkatkan kesadaran nasional, disiplin nasional dan tanggungjawab nasional pemuda
Indonesia sebagai subyek yang ikut berperan dalam memantapkan terselenggaranya
sistem dan mekanisme pembangunan nasional, dan pembangunan daerah yang bersih
dan tepat guna.
d. Membangun hubungan kemitraan dengan pemerintah, lembaga-lembaga swasta, serta
lembaga-lembaga informal dan lembaga-lembaga lainnya, agar pelaksaan program dapat
berjalan secara terpadu, terkoordinasi dan lancar sesuai perencanaan.
e. Meningkatkan partisipasi yang proaktif dalam menyikapi fenomena masyarakat yang ada.

2. Strategi jangka panjang.

Strategi jangka panjang, meliputi upaya-upaya sebagai berikut:


1. Pemantapan iklim pengembangan pemuda yang kondusif, dalam rangka menumbuhkan
komitmen dan penjiwaan yang tinggi terhadap wawasan kebangsaan, sikap perilaku etis,
moral, spritual, semangat kepeloporan, pembaharuan dan disiplin diri menuju
terwujudnya kemandirian pemuda Indonesia.
2. Peningkatan keberanian moral, konsistensi dan kemampuan KNPI dalam
mengartikulasikan dan mengagregasikan kepentingan dan aspirasi pemuda secara
menyeluruh, untuk mensukseskan pembangunan nasional dan juga pembangunan
daerah dalam segala aspek kehidupan.
3. Memperkokoh rasa kebersamaan, persatuan dan kesatuan di kalangan pemuda Indonesia
khususnya di Tasikmalaya pada semua sektor kehidupan, dalam rangkan
memperjuangkan kepentingan pemuda Indonesia sejalan dengan dinamika
pembangunan nasional dan atau pembangunan daerah.
4. Peningkatan dan pemantapan profesionalisme SDM pemuda Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisasi dan membangun hubungan antar bangsa sesuai
dengan kepentingan nasional.

IV. POKOK-POKOK PROGRAM UMUM

Pokok-pokok program umum merupakan acuan yang bersifat umum dan mendasar bagi
perumusan program-program kepengurusan KNPI Tasikmalaya selama satu periode, sesuai dengan
arah dan strategi PPKD KNPI Tasikmalaya yang disusun secara terpadu, terarah dan menyeluruh.
Pokok-pokok program umum KNPI Tasikmalaya terdiri dari:

1. Pemantarapan dan peningkatan kualitas organisasi


Pemantapan dan peningkatan kualitas organisasi diarahkan dalam rangka:
a. Penataan struktur kelembagaan dan mekanisme kerja organisasi disetiap tingkatan
kepengurusan.
b. Optimalisasi personalia kepengurusan serta mekanisme kerja organisasi disetiap tingkatan
kepengurusan.
c. Pengadaan sarana dan prasarana yang memadai melalui penataan manajemen organisasi
dalam rangka mendukung pelaksanaan program kerja.
d. Penyediaan sistem informasi manajemen organisasi secara moderen.
e. Pemantapan pola hubungan antara KNPI dengan OKP secara efektif dan efisien dalam
mendukung pelaksanaan kerja KNPI.

2. Pemantapan rasa kebangsaan untuk menangkal ancaman disintegrasi

Pemantapan rasa kebangsaan untuk menangkal ancaman disintegrasi dapat diwujudkan


melalui program-program yang dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Program-
program tersebut adalah yang berhubungan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan akar permasalahan yang dapat mengakibatkan disintegrasi, seperti kesenjangan sosial
akibat korupsi yang merajalela, pembangkangan daerah sebagai ekses pelaksanaan otonomi
daerah dan interpensi kepentingan asing sebagai konsekwensi logis dari dunia yang tanpa
batas.
Memantapkan rasa kebangansaan dapat dibangun dengan menciptakan rasa
kepemilikan (sense of belonging) dengan cara melakukan perang total terhadap koruptor. KNPI
dapat mengkoordinir OKP dan berbagai institusi kepemudaan lainnya untuk melakukan
berbagai program pengkajian dan aksi yang diharapkan dapat menghukum para koruptor
secara sosial. Agar program ini dapat terarah dan tidak melanggar hukum maka lembaga
negara yang kompeten harus dilibatkan. Demikian juga dengan LSM yang sudah mempunyai
reputasi dalam memerangi korupsi dapat dilibatkan dalam perencanaan program dimaksud.
Konflik-konflik daerah baik berupa konflik horizontal antara sesama komponen
masyarakat maupun konflik vertikal antar pemerintah daerah (Provinsi, Kab/Kota) dan
pemerintah pusat akan cendrung meningkat dimasa mendatang, sehingga apabila tidak
ditangani secara bijaksana dikhawatirkan akan mengarah kepada disintegrasi bangsa. KNPI
dapat berperan menjadi katalisator pada pihak yang bertikai dengan cara melakukan program
yang berdimensi budaya yang mengakui dan menghargai pluralitas. Sedangkan memecahkan
konflik vertikal peran serta alumni KNPI diharapkan dapat menjembatani komunikasi pusat dan
daerah.
Disintegrasi sebagai akibat intervensi berbagai kepentingan asing hanya dapat ditangkal
dengan cara mengetahui pola-pola intervensi yang dikembangkan oleh kekuatan asing tersebut,
sehingga untuk dapat menangkalnya KNPI harus memperluas pengetahuan dan wawasan
internasionalnya untuk dapat lebih outworld looking. Disamping secara rutin dan konsisten
mengikuti program-program yang bersifat internasional, juga harus diupayakan untuk menjalin
kerjasama dengan berbagai organisasi pemuda di luar negeri.

3. Pemantapan dan peningkatan kualitas kepemimpinan pemuda sebagai upaya mengatasi krisis
kepemimpinan nasional.

Hasil survey beberapa lembaga yang ternama memperlihatkan hasil yang sangat
mengkhawatirkan, terutama bagi pemuda sebagai leader for tomorrow. Survey yang dilakukan
untuk meneropong kepemimpinan nasional tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa saat ini
Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan nasional.
Menurut sistem manajemen nasional, salah satu studi di Lembaga Ketahanan Nasional
(LEMHANAS), pemimpin-pemimpin nasional seharusnya dihasilkan melalui pengkaderan di
partai-partai politik. Di samping sebagai sarana memilih pemimpin nasional dan lokal partai
politik adalah juga sarana menyalurkan aspirasi masyarakat untuk kemudian diperjuangkan
melalui parlemen.
Suasana perpolitikan nasional, termasuk juga di daerah, sejak masa orde baru tidak
memberikan ruang bagi perkembangkan partai politik sebagaimana mestinya. Oleh sebab itu
KNPI harus mendorong para pemuda untuk turut aktif dalam berbagai partai politik. Di samping
KNPI bersama-sama OKP dapat mempelopori pendidikan, pelatihan dan penataran-penataran
di bidang kepemimpinan. Kurikulum yang dikembangkan di LEMHANAS dapat dijadikan acuan,
sedangkan dalam pelaksanaannya dapat dijalin kerjasama dengan berbagai lembaga yang
sudah mempunyai kredibilitas, seperti LEMHANAS dll.

1. Pemberdayaan ekonomi pemuda

Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa tingkat pengangguran telah mencapai 38,2
juta jiwa. Dari jumlah tersebut sebagian besar adalah pemuda yang menganggur secara total.
Upaya penanggulangan pengangguran ini dilakukan pemerintah melalui penciptaan lapangan
pekerjaan dengan adanya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan
tumbuh konsisten di atas 5%, setelah krisis berkepanjangan ternyata kembali terganggu dan
harus direvisi karena berbagai peristiwa dan bencana yang menimpa warga bangsa.
Permasalahan pengangguran ini semakin parah dan masih terus terjadi pemutusan hubungan
kerja sebagai akibat hengkangnya para investor disebabkan instabilitas dan ketidak pastian
hukum.
Menghadapi kondisi yang kurang kondusif tersebut, KNPI dan OKP diharapkan dapat
memberikan jalan keluar dengan cara mengoptimalkan jaringan yang dimiliki baik dengan
instansi pemerintah, organisasi para pengusaha (KADIN dan HIPMI) serta dapat menjalin
kerjasama dengan berbagai LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
Disetiap tingkatan KNPI dapat bekerjasama dengan Depertemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi untuk mengadakan berbagai pelatihan keterampilan yang dibutuhkan oleh
perusahaan-perusahaan yang ada di daerah.
Untuk menciptakan wirausahawan muda, KNPI dapat bekerjasama dengan KADIN, HIPMI
dan Departemen Dinas Koperasi. Para usahawan muda berbakat dapat dijadikan suplier atau
penghasil produk yang akan disalurkan pada para pengusaha besar. Untuk mendukung upaya
ini, KNPI diharapkan dapat melakukan pendekatan kepada pemerintah agar mengeluarkan
kebijakan yang melarang penguasaan satu mata rantai usaha dari hulu hingga hilir. Untuk
mendukung permodalan para wirausahawan muda, KNPI dapat secara aktif mengawasi
penggunaan dana kompensasi kenaikan harga BBM, sehingga penggunaannya dapat dilakukan
se-transparan dan se-akuntabel mungkin untuk dapat diperuntukkan guna membantu para
usahawan muda tersebut.
Kerjasama yang baik dan saling menguntungkan dengan berbagai lembaga dan organisasi
akan memungkinkan KNPI bersama-sama OKP untuk dapat menyiapkan tenaga kerja yang
terampil dan profesional sesuai dengan kebutuhan. Di samping itu KNPI diharapkan dapat
mendobrak hambatan birokrasi yang berbelit-belit yang hingga saat ini masih merupakan
masalah yang krusial.

V. TATA HUBUNGAN PELAKSANAAN KNPI DAN ORGANISASI KEPEMUDAAN YANG BERHIMPUN


Sesuai dengan fungsi KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kepemudaan dan wadah
pemersatu Pemuda Indonesia, maka pelaksanaan program kerja diatur dengan tata hubungan sebagai
berikut:
1. KNPI memposisikan dirinya sebagai perencana, pengagregasi dan pengevaluasi program dan
kegiatan bersama dengan Organisasi Kepemudaan.
2. Program Organisasi Kepemudaan yang berhimpun sebagai landasan pelaksanaan kegiatan.
3. KNPI sebagai wadah berhimpun Organisasi Kepemudaan melaksanakan program yang bersifat
strategis, akomodatif dan integratif bagi pemuda Indonesia.
4. Penjabaran program daerah KNPI lebih diarahkan pada aspek peningkatan kualitas SDM
Indonesia, kepemimpinan, wawasan kebangsaan dan wawasan Internasional, seperti forum-forum
yang berorientasi kepemimpinan pemuda dan kegiatan strategis lainnya.
5. KNPI bersama Organisasi Kepemudaan melaksanakan program yang lebih diarahkan pada
peningkatan kualitas, partisipasi pemuda Indonesia terhadap pembangunan bangsa termasuk juga
pembangunan daerah.

Dalam penjabaran dan pelaksanaan program umum, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Program umum harus dijabarkan oleh pelaksana program dalam seluruh gerak dan tindak
organisasi yang menggambarkan adanya nilai tambah (value addet) bagi pemuda Sumatera Barat
pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.
1. Penjabaran program umum hendaknya dilakukan dalam rangka memperkokoh wawasan
kebangsaan, persatuan dan kesatuan, komitmen kebersamaan dan solidaritas antara sesama
pemuda dan masyarakat, serta mempertebal idealisme, jiwa kejuangan, kepeloporan dan
pembahuruan.
2. Penjabaran program umum harus didukung dengan tingkat kemantapan optimal dari segenap
perangkat organisasi KNPI, termasuk seluruh perangkat organisasi kepemudaan sebagai
anggota wadah berhimpun.
3. Penjabaran program umum hendaknya memperhatikan status KNPI sebagai wadah berhimpun
pemuda Indonesia.
4. Dalam melaksanakan program kerjanya, KNPI bertindak sebagai fasilitator, motivator, dinamisator
dan akseletor berhimpunnya organisasi kepemudaan dan organisasi kepemudaan lainnya
secara optimal sebagai mitra dalam melaksanakan program dengan memperhatikan
karakteristik masing-masing organisasi dan daerah, sesuai dengan mekanisme kerja yang
disepakati bersama dan institusi yang berwenang untuk menetapkan program kerja.
5. Dari jabaran kegiatan KNPI sebagaimana arah dan tujuan organisasi, maka KNPI masa bakti 2004
– 2021 berorientasi pada; Organisasi, Pengembangan Sumber Daya Pemuda, Politik, Ekonomi,
Sosial Budaya dan Hubungan Luar Negeri dengan mengacu pada prinsip-prinsip yaitu; (1)
Prinsip organisasi, (2) Prinsip kaderisasi, (3) Prinsip komunikasi, (4) Prinsip partisipasi, (5)
Prinsip kepeloporan dan (6) Prinsip kebersamaan.

VI. P E N U T U P

Pokok-pokok Program Kerja Daerah ini merupakan penjabaran dari strategi jangka panjang
KNPI, yang akan mengantar pemuda Tasikmalaya khususnya dan pemuda Indonesia umumnya
dalam menumbuhkan kemandirian dan profenalisme serta keterampilan hidup (life skill) menghadapi
tantangan dunia global yang semakin berat.
Pokok-pokok Program Kerja Daerah KNPI Tasikmalaya ini dalam realisasinya sangat
tergantung pada peran aktif seluruh perangkat organisasi KNPI dalam berbagai tingkatan, yang
didukung sepenuhnya oleh OKP sebagai anggota wadah berhimpun serta pemuda Indonesia
umumnya dengan dilandasi pada sikap mental, tekad dan semangat, ketaatan dan disiplin para
pelaksana program dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya

Ditetapkan di : Tasikmalaya.
Pada tanggal : 24 Juli 2021.

PRESIDIUM SIDANG KOMISI


MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI
TASIKMALAYA TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. …………………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH DAERAH VI


PEMUDA / KNPI TASIKMALAYA
Nomor : 06/TAP/MUSDA-VI/PEMUDA/KNPI-KT.TSK/VII/2021
TENTANG
PROGRAM KERJA DAERAH KNPI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH DAERAH VI PEMUDA/KNPI


KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2021

MENIMBANG : 4. Bahwa Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat,


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang salah satu
tugasnya adalah menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera
Barat.

5. Bahwa DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 perlu
melaksanakan program yang akan menjadi kesinambungan organisasi
KNPI dimasa yang akan datang.

6. Bahwa oleh karena perlu ketetapan Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tentang program kerja daerah KNPI
Sumatera Barat.

MENGINGAT : 4. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

5. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

6. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 3. Permusyawaratan dalam Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI


Sumatera Barat yang membahas rancangan program kerja daerah
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

4. Putusan Sidang Komisi B yang membahas tentang program kerja


daerah KNPI Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI SUMATERA


BARAT, TENTANG PROGRAM KERJA DAERAH KNPI SUMATERA
BARAT.

Pasal 1

Menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera Barat sebagaiman terlampir untuk menjadi acuan bagi
DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 dalam menyusun dan melaksanakan program
kerjanya.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..

MATERI KOMISI C
POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN
PERNYATAAN POLITIK KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT
MUSPROV VII PEMUDA/KNPI SUMATERA BARAT
TAHUN 2021

I. POKOK-POKOK PIKIRAN
Dalam perjalanan sejarah negara-bangsa, pergerakan kaum muda amatlah strategis dalam
mendorong perubahan. Kaum muda memainkan peranan fenomenal, terutama ketika menghadapi
tantangan dan goncangan dalam sejarah pergulatan sosial-politik kebangsaan. Dalam proses itu,
Pemuda Indonesia membuktikan dirinya sebagai generasi pendobrak, pengawal dan penerus cita-cita
perjuangan kemerdekaan, sebagaimana yang termaktub dalam Pancasila, Pembukaan UUD 1945.
dan Proklamasi Kemerdekaan 1945.

Namun demikian, cita-cita dan komitmen kepeloporan pemuda, tentu tidak boleh larut dalam
pengalaman sejarah masa lalu. Sikap dan nilai kepemudaan amat ditantang untuk menjawab problema
kebangsaan dewasa ini. Keruwetan yang dihadapi Negara-bangsa Indonesia pasca Orde Baru jauh
lebih rumit dan kompleks. Gerakan perjuangan tidak lagi berkisar pada bentuk fisik, namun lebih
cenderung pada hal yang non fisik. Bisa berupa ide-pikiran, mental-spritual, kebudayaan, jiwa dan
keimanan. Penjajahan abad 21 tidak berbentuk imprealisme tangan besi, namun dapat berupa alat
mainan yang sangat akrab dalam aktifitas hidup kita sehari-hari. Mendorong gerakan pencerdasan
pemuda bangsa, merupakan salah satu agenda penting dilakukan kaum muda. Pencerdasan terhadap
generasi muda akan dapat didorong, oleh wadah kepemudaan yang benar-benar memilki komitmen
terhadap perjuangan itu. Bukan hanya sekedar pelengkap penderita saja.

Atas dasar itu maka KNPI sebagai wadah berhimpunnya Organisasi Kepemudaan (OKP), sudah
seyogyanya melakukan renungan yang mendalam terhadap tantangan masa depan dan kondisi yang
semakin tajam dan kelam. Renungan dan introfeksi dan otokritik itu dapat disalurkan melalui
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat 2021.
Melalui agenda strategis ini, amatlah baik kiranya kita merumuskan ide dan pikiran yang bernas
untuk menjawab persoalan kebangsaan. Mari kita timbang saran itu dan dirumuskan dalam pokok-
pokok pikiran pemuda sebagai berikut :

A. Bidang Politik
1. Politik Dalam Negeri
a. Pasca reformasi, stabilitas politik demokratis menghadapi berbagai tantangan, dimana
sistem multi-partai belum matang.
b. Partai politik belum menjalankan peran dan fungsi yang sesungguhnya, sehingga tingkat
kepercayaan rakyat semakin menurun. Dengan demikian angka gologan putih (golput)
diperkirakan akan meningkat pada pemilu 2021.
c. Pemimpin atau pejabat Negara mulai dari tingkat nasional sampai daerah terlihat belum
mampu mewujudkan janji-janji politinya, walaupun mereka mendapat dukungan dan
legitimasi politik langsung dari rakyat melalui sistem pemilihan langsung, seperti Pilpres
dan Pilkadal.
d. Gejala untuk tetap mempertahankan sistem proporsional tertutup menandakan bahwa elit
politik cenderung mempertahankan status quo dan haus dengan kekuasaan.
e. Budaya politik yang masih mengkebiri demokrasi, ditandai dengan patronase, kekerasan,
pengerahan massa, money politic, kampanye menjelek-jelekkan dll.
f. Konflik vertikal dan horozontal masih berkembang merupakan masalah serius dalam
menumbuhkembangkan demokrasi dan stabilitas NKRI.
g. Otonomi daerah sebagai salah satu strategi pembangunan demokrasi belum berjalan
maksimal, sehingga tidak jarang menjadi kendala dalam menciptakan tatanan NKRI yang
tangguh dan berkeadilan.
h. Penanganan maslah pemberantasan korupsi yang terkesan tebang pilih, sehingga
menimbulkan persoalan baru terhadap upaya membangun Indonesia yang bermartabat
dan berkeadilan.
i. Reformasi, birokrasi belum menjadi prioritas penting, sehingga proses pembiayaan non
aparatur negara terhadap rakyat masih belum membaik.

2. Politik Luar Negeri


a. Politik luar negeri yang bebas dan aktif mengalami kemunduran peran diplomasi dunia
internasional, hal itu dapat dibuktikan dengan lepasnya beberapa wilayah kepulauan
NKRI ke pihak luar dan munculnya berbagai aktivitas yang mengancam kedaulatan RI
seperti penjualan pasir laut ke Singapura dan pencurian kekayaan laut (ikan dll) oleh
bangsa lain.
b. R.I. tidak mampu memainkan peran internasionalnya secara imbang sehingga terkesan
hanya menjadi alat kepentingan internasional yang didominasi oleh negara-negara barat /
kapitalis.
c. Politik luar negeri Indonesia belum mampu membangun citra yang positif terhadap
bangsa Indonesia. Citra sebagai negara sarang teroris, bangsa korup, masih lekat dalam
pemikiran internasional, sehingga tidak kondusif untuk aktifitas investasi.

B. Bidang Ekonomi
1. Persoalan kemiskinan dan pengangguran belum juga mampu diselesaikan, bahkan
menunjukkan tanda yang menunjuk trand yang makin meningkat. Program-program
Pemerintah ternyata masih persial, sehingga tidak mampu mencapai sasaran.
2. Pemerintah terlihat belum mampu melahirkan kebijakan ekonomi yang berpihak kepada
rakyat, akan tetapi lebih memanjakan pihak pemilik modal (baik domestic maupun luar
negeri).
3. Pelunasan hutang luar negeri oleh Pemerintah bukan berarti beban hutang makin berkurang
tetapi jumlahnya mangkin membengkak, karena hutang luar negeri dapat secara bilateral.
4. Ketahanan ekonomi nasional semakin mengkwatirkan dengan menurunnya nilai ekspor
dan meningginya nilai import dalam berbagai bidang, mulai dari sektor produksi
pertanian, peternakan, industri dan seterusnya. Tidak ada upaya khusus yang dilakukan
untuk memperkuat daya tahan ekonomi nasional.
5. Lemahnya kebijakan pemerintah tentang perlindungan dan pengawasan TKI telah
menimbulkan eksploitasi tenaga manusia dan membuktikan belum adanya keseriusan
pemerintah menanganinya masalah TKI.
6. Invenstasi belum mampu didorong akibat kepercayaan internasional belum pulih.
7. Regulasi pemerintah untuk pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah, belum diikuti
oleh instrumen kelembagaan yang kuat dan mampu memberdayakan kelompok mikro
tersebut dan masih parsial.

C. Hukum dan HAM


1. Praktek penegakan hukum di Indonesia tidak berjalan secara adil dan berkeadilan.
2. Negara Indonesia merupakan yang terkaya dengan Undang-Undang dan Peraturan
sehingga satu sama lain ada yang bertentangan. Dan anehnya rakyat tidak tertarik untuk
mengetahui hukum apalagi menjadi sadar hukum bahkan bila dapat melanggar hukum
menjadi kebanggaan.
3. Rakyat merasa tidak mendapat kepastian jaminan hukum, serta sulitnya memperoleh
perlindungan hukum.
4. Peradilan kita dikendalikan oleh orang-orang yang dapat dibilang sebagai mafia peradilan
dan pengacara hitam.
5. Pemenuhan hak-hak warganegara di bidang sipil dan politik, telah menunjuk kemajuan,
tetapi di bidang hak-hak ekonomi, sosial dan budaya masih belum menunjukkan
kemajuan yang signifikan.

D. Sosial-Budaya
1. Keaneka ragaman budaya bangsa Indonesia sangat merupakan hal yang harus
dipertahankan, dijaga dan dilestarikan, sehingga tidak mengalami kemunduran nilai.
2. Diharapkan dengan Otonomi Daerah, keaneka ragaman budaya yang dimiliki oleh
bangsa, semakin dipupuk dan diperkuat, sehingga budaya bangsa itu tidak digilas oleh
budaya asing yang amat mematikan.
3. Potensi sosial budaya tidak dianggap penting, sehingga tidak mampu menjadi modal
pembangunan.

E. Pendidikan
1. Tambal sulam tentang sistem pendididkan nasional indonesia ternyata tidak memberi
harapan cemerlang bahkan membawa kemunduran dalam menciptakan SDM yang
handal.
2. Paradigma baru sistem pendidikan nasional baru sekedar wacana. Sumatera Barat yang
dikenal banyak melahirkan tokoh nasional, sekarang sudah berkurang.
3. UUD 1945 (hasil amendemen ke empat) mensyaratkan anggaran pendidikan nasional
Indonesia 20 % dari APBN dan APBD (UUD 1945 Bab VIIII pasal 31 ayat 4) demikian
juga kewajiban Pemerintah membiayai pendidikan dasar/SD (pasal 31 ayat 2).

F. Agama
1. Agama cenderung dimanfaatkan untuk kepentingan politik oleh sekompok elit politik
dalam mewujudkan impiannya.
2. Pemilik agama Islam bukanlah aktor dan pelaku gerakan terorisme dan kekerasan sosial
lainnya. Yang menjadi masalah adalah sikap yang merasa paling benar dalam berbagai
aliran dalam agama islam itu sendiri. Yang penting Islam adalah agama rahmatan lil
alamin bagi seluruh ummat manusia.
3. Penanganan yang kurang tegas dari pemerintah tentang kasus yang berkaitan dengan
agama menimbulkan ketidak puasan rakyat dan akan memicu api permusuhan lebih
serius lagi.

G. Penyakit Masyarakat
1. Semakin sulitnya kondisi sosial-ekonomi masyarakat maka persoalan penyakit
masyarakat akan semakin lebih kompeks, penanggulangannya mestilah dengan
memahami akar masalah.
2. Penegakan hukuman terhadap berbagai penyakit masyarakat oleh Satpol PP sangat
tidak manusia dan tidak mendidik.

H. Masalah Kepemudaan
1. Setelah Kantor Mempora diaktifkan kembali semestinya peran KNPI benar-benar mampu
mendorong kemajuan dan dinamika kepemudaan. KNPI benar-benar mampu mampu
memposisikan diri sebagai mediator, fasilitator dan bukan sebagai kompetitor terhadap
anggotanya.
2. Pembinaan pemuda melalui Dinas Sosial hanya sebatas memberi keterampilan tertentu
dan itu hanya bagi pemuda berasal dari keluarga termiskin dan putus sekolah.
Pembinaan melalui Dinas pendidikan, bidang pendidikan luar sekolah juga tidak
mengakomodir pemuda secara keseluruhan.
3. Lembaga KNPI pada prinsipnya sudah pasti dapat dimanfaatkan untuk melahirkan tokoh-
tokoh muda, kader pemimpin bangsa yang berpengalaman dan teruji, serta yang
berkarakter “Nasionalis Religius.”
4. Pemahaman tentang organisasi KNPI bagi kalangan OKP mesti ditingkatkan.
II. REKOMENDASI
Setelah mencermati pikiran yang berkembang pada Sidang Komisi C yang membahas Pokok-Pokok
Pikiran, Rekomendasi dan Pernyataan Politik KNPI Provinsi Sumatera Barat Forum MUSPROV VII
Pemuda/KNPI Sumatera Barat Merekomendasikan kepada berbagai pihak hal-hal berikut :

A.Internal
1. KNPI Propinsi Sumatera Barat harus benar-benar diposisikan sebagai wadah
berhimpunnya bagi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), Organisasi Kepemudaan
lainnya.
2. Organisasi Kemasyakaratan Pemuda (OKP) tingkat Provinsi yang masa kepengurusannya
telah habis diharapkan dapat melakukan konsolidasi organisasi (penggantian pengurus
yang telah melampaui masa jabatan) sesuai dengan AD/ART organisasi masing-masing
dan melaporkan kepengurusan baru kepada DPD KNPI Sumatera Barat sesuai dengan
AD/ART KNPI yang berlaku.
3. KNPI Sebagai wadah berhimpun, sudah seharusnya memperjuangkan Anggaran yang
bersumber dari APBD Provinsi Sumatera Barat untuk kepentingan KNPI, pembinaan OKP
dan kepentingan pemuda lainnya dan sedangkan ditingkat Kabupaten Kota KNPI juga
melakukan hal yang sama.
4. KNPI Sebagai wadah berhimpun, maka sudah semestinya fasilitas yang ada di Kantor
KNPI dapat dimamfaatkan untuk kepentingan kemajuan organisasi kepemudaan dalam
rangka melakukan pembinaan terhadap organisasi kepemudaan
5. Kegiatan di KNPI Provinsi Sumatera Barat dilakukan oleh anggota KNPI Provinsi Sumatera
Barat. Posisi KNPI lebih kepada mediator dan fasilitator bagi kegiatan organisasi
kepemudaan.

B.Eksternal
1. Agar tercipta Pilkadal di beberapa daerah di Sumatera Barat yang akan digelar, KNPI
menghimbau agar semua pihak yang terkait untuk bersama-sama yang menciptakan
suasana Pilkadal yang damai, jujur dan adil.
2. Mendesak pemerintah khususnya KPU agar melibatkan KNPI untuk menjadi pemantau
dalam Pilkadal.
3. Mendesak Pemerintah agar dengan tegas menindak oknum aparat yang mendukung
pelaksanaan penyakit masyarakat dan maksiat.
4. Menghimbau kepada seluruh komponen bangsa, daerah dan nagari agar dapat
menyatukan visi dan misi kebangsaan serta rasa nasionalisme untuk mewaspadai dan
menangkal bahaya laten Komunis dan Desintegrasi bangsa yang dikemas dalam berbagai
cara; seperti, misionaris, propaganda dan isu HAM, eksploitasi perburuhan, intervensi
bantuan luar negeri, demi menjaga keutuhan bangsa dan lain-lain.
5. Untuk mengantisipasi dan mengatasi krisis ekonomi bangsa, KNPI mendesak MPR dan
Pemerintah untuk dengan arif menjabarkan tujuan riil dari pasal 27, 33 dan 34 UUD 1945
sesuai dengan pemikiran Bung Hatta dengan melaksanakan Demokrasi Ekonomi.
6. Dalam penyusunan APBD pihak eksekutif dan legislatif di semua tingkatan harus
transparan dan menunjukkan keberpihakannya serta mengutamakan kepentingan
masyarakat serta memperhatikan KNPI sebagai wadah berhimpun OKP dalam
mewujudkan pembangunan menyeluruh.
7. Mendesak Pemerintah dan DPR/DPRD agar dalam penyusunan APBN dan APBD harus
mentaati UUD 1945 Pasal 31 dimana Sekolah Dasar dibiayai oleh Pemerintah dan
pengalokasian dana dibidang pendidikan sebanyak 20 %.
8. Menuntut pemerintah untuk bersikap tegas dalam penegakan hukum bagi pelangggar
hukum. Dan tidak ada penegak hukum yang kebal hukum; seperti pengacara, dokter dan
lain sebagainya. Dan jangan hukum itu dibiarkan sebagai permainan dan dijadikan proyek
dengan modal argumentasi oleh pihak yang berkepentingan.
9. Mendesak Pemerintah Daerah untuk menindak tegas terhadap pelaku kriminalitas,
premanisme seperti di tempat-tempat umum, pada angkutan umum Kabupaten/Kota,
sehingga tercipta rasa aman di tengah-tengah masyarakat.
10. Mendesak Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Sumatera Barat untuk membuat
Peraturan Daerah (PERDA) tentang Pemberlakuan Syari’at Islam di wilayah Provinsi
Sumatera Barat.
11. Mendesak pemeritah daerah, agar dalam setiap proses pengambilan keputusan mengikut
sertakan Pemuda Sumatera Barat.
12. Pemerintah diharapkan meninjau kembali Undang-Undang lalu Lintas, terutama tentang
transportasi seperti :
a. Transportasi Udara pesawat banyak bermasalah.
b. Transportasi Laut kapal banyak bermasalah.
c. Transportasi Darat banyak terjadi kecelakaan kereta api, mobil maupun kendaraan
bermotor. Di samping itu banyak jalan yang hancur akibat tidak seimbangnya muatan
kendaraan, kondisi jalan khususnya di Sumatera Barat..

III. PERNYATAAN POLITIK MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI SUMATERA BARAT.


Diharapkan kepada peserta Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat yang berada di
Komisi C untuk dapat melahirkan rumusan pernyataan politik KNPI/Pemuda Sumatera Barat tahun
2021.
1………………………………………………………………..
2………………………………………………………………..
3………………………………………………………………..
4………………………………………………………………..
5………………………………………………………………..
6. Dan seterusnya.

KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII


PEMUDA / KNPI SUMATERA BARAT
Nomor : 08/TAP/MUSPROV-VII/PEMUDA/KNPI-SB/III/2021

TENTANG

POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN PERNYATAAN POLITIK


KNPI SUMATERA BARAT, PERIODE 2021 - 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 4. Bahwa Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat,


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang salah satu
tugasnya adalah menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera
Barat.

5. Bahwa DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 perlu
melaksanakan program yang akan menjadi kesinambungan pokok-
pokok pikiran, rekomendasi dan pernyataan politik KNPI dimasa yang
akan datang.

6. Bahwa oleh karena perlu ketetapan Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tentang program kerja daerah KNPI
Sumatera Barat.

MENGINGAT : 4. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

5. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

6. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 3. Permusyawaratan dalam Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI


Sumatera Barat yang membahas tentang pokok-pokok pikiran,
rekomendasi dan pernyataan politik Musyawarah Provinsi VII
Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

4. Putusan Sidang Komisi C yang membahas tentang pokok-pokok


pikiran, rekomendasi dan pernyataan politik KNPI Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI SUMATERA


BARAT, TENTANG POKOK-POKOK PIKIRAN, REKOMENDASI DAN
PERNYATAAN POLITIK KNPI SUMATERA BARAT.

Pasal 1

Menetapkan program kerja daerah KNPI Sumatera Barat sebagaiman terlampir untuk menjadi acuan bagi
DPD KNPI Provinsi Sumatera Barat periode 2021 – 2010 dalam menjalankan organisasi kedepan.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..
KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII
PEMUDA / KNPI SUMATERA BARAT
Nomor : 12/TAP/MUSPROV-VII/PEMUDA/KNPI-SB/III/2021

TENTANG

PENETAPAN TIM FORMATUR MUSPROP VII PEMUDA/KNPI


PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa demi kesinambungan gagasan KNPI dan pemantapan


organisasi di masa mendatang diperlukan personalia Ketua yang
benar-benar memahami, menghayati dan mampu mengamalkan
Deklarasi Pemuda Indonesia tanggal 23 Juli 1973 dan pemufakatan
pemuda Indonesia tanggal 14 Agustus 1987.

2. Bahwa demi mencapai hasil guna dan daya guna serta mengemban
tugas dan misi KNPI perlu dipilih Ketua DPD KNPI Propinsi Sumatera
Barat yang mampu memimpin, memiliki integritas pribadi, berbakat,
mampu menjalin kerja sama dengan memiliki etos kerja.

3. Bahwa untuk itu perlu di tetapkan tentang Tim Formatur Musyawarah


Provinsi VII pemuda/KNPI Propinsi Sumatera Barat

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

4. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat


Nomor : 06/TAP/MUSPROV–VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang
Pokok-Pokok Keorganisasi KNPI.

MEMPERHATIKAN : Hasil Pemilihan Tim Formatur Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI


Sumatera Barat.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat,


Tentang Tim Formatur Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera
Barat tahun 2021.

Pasal 1

Menetapkan Susunan Tim Formatur Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat, dengan
susunan sebagai berikut :

1. Ketua Formatur : ………………………………………………………………………

2. A n g g o t a : 1. ………………………………………………………………….

2……………………………………………………………………

3……………………………………………………………………

4……………………………………………………………………

5……………………………………………………………………

6……………………………………………………………………

Pasal 2

Tim Formatur ditugaskan untuk menyusun dan melengkapi struktur Pengurus Dewan Pengurus Daerah
KNPI Provinsi Sumatera Barat Periode 2021 - 2010.

Pasal 3

Susunan lengkap Dewan Pengurus Daerah KNPI Provinsi Sumatera Barat masa bakti 2021 – 2010
diumumkan selambat-lambatnya 1 (satu) Minggu setelah Musprov VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat
(berdasarkan pasal 5 ; 1 Tata Tertib Pemilihan Formatur).

Pasal 4

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.
PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA
MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..

KETETAPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII


PEMUDA / KNPI SUMATERA BARAT
Nomor : 13/TAP/MUSPROV-VII/PEMUDA/KNPI-SB/III/2021

TENTANG

PENUTUPAN SIDANG MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI


TAHUN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2021

MENIMBANG : 1. Bahwa Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Tahun 2021 telah


berlangsung dan telah menuntaskan seluruh agenda Musyawarah
Provinsi.

2. Untuk mengakhiri seluruh proses persidangan maka perlu untuk


membuat ketetapan tentang Penutupan Musyawarah Provinsi.

MENGINGAT : 1. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda /KNPI Nomor :


02/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang jadwal
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

2. Ketetapan Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Nomor :


03/TAP/MUSPROV-VII/Pemuda/KNPI-SB/III/2021 tentang tata tertib
Musyawarah Provinsi VII Pemuda/KNPI Sumatera Barat.

3. Ketetapan Kongres VII Pemuda/KNPI Nomor : 06/TAP/KGR-


VII/KNPI/2005 tentang pengesyahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga KNPI.

MEMPERHATIKAN : 1. Hasil verivikasi Steering Comittee Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tahun 2021.

2. Saran dan usul yang berkembang Musyawarah Provinsi VII


Pemuda/KNPI Sumatera Barat tahun 2021.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PENUTUPAN MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI SUMATERA


BARAT TAHUN 2021.

Pasal 1

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : P a d a n g.
Pada tanggal : 30 Maret 2021.

PRESIDIUM SIDANG SEMENTARA


MUSYAWARAH PROVINSI VII PEMUDA/KNPI
SUMATERA BARAT TAHUN 2021

…………………….. ………………………….. ……………………..

…………………….. ……………………..
ANGGARAN DASAR
Komite Nasional Pemuda Indonesia
(KNPI)

Pembukaan

Bahwasanya dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, generasi muda yang memiliki
dinamika, militansi dan idealisme, menonjol peranan dan kepeloporannya dalam mencetuskan ide-ide
pembaharuan, seperti dibuktikan pada tahun 1908 dengan Kebangkitan Nasional, tahun 1928 lahirnya
Sumpah Pemuda, tahun 1945 dengan usaha merebut serta mempertahankan kemerdekaan Bangsa
Indonesia, tahun 1966 munculnya Orde Baru, dan tahun 1973 terbentuknya Deklarasi Pemuda yang
melahirkan KNPI, serta tahun 1999 dengan semangat kejuangannya yang kritis, dinamis dan rasional untuk
menegakkan Demokrasi, Keadilan dan Supremasi Hukum yang berakumulasi secara sinergik telah
melahirkan era reformasi.

Bahwasanya kaum muda sebagai sumber insani dan ahli waris serta penerus cita-cita bangsa,
perlu mempersiapkan dan membina diri menjadi kader-kader bangsa, agar dapat menjadi generasi penerus
yang berpandangan rasional, berbudi pekerti luhur, dan memiliki keterampilan serta bertanggung jawab
demi masa depan yang lebih baik.

Bahwasanya generasi muda Indonesia sebagai bagian dari Bangsa Indonesia, memiliki tanggung
jawab nasional untuk menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran kaum muda sebagai suatu bangsa
yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945, serta berpedoman pada Haluan Negara,
ikut serta mengisi kemerdekaan dengan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mempercepat
pembangunan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

Bahwasanya untuk melanjutkan dan melaksanakan cita-cita bangsa serta mempersiapkan tunas-
tunas bangsa dengan panggilan sejarah dan mewujudkan tanggung jawabnya, maka organisasi
kemasyarakatan pemuda dan seluruh potensi pemuda Indonesia berhimpun dalam Komite Nasional
Pemuda Indonesia, dengan semangat kebersamaan untuk menumbuhkan, menggerakkan serta
menyalurkan dinamika, militansi dan idealisme pemuda Indonesia demi tercapainya masa depan yang lebih
baik.

Sadar akan sepenuhnya akan panggilan sejarah, fungsi dan tanggung jawab kaum muda, maka
dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami generasi muda dengan ini menetapkan ANGGARAN DASAR
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA sebagai berikut:
Bab I
Nama, Waktu dan Kedudukan

Pasal 1

1. Organisasi ini bernama Komite Nasional Pemuda Indonesia disingkat KNPI.


2. KNPI didirikan pada tanggal 23 Juli 1973 di Jakarta untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.
3. Pusat organisasi KNPI berkedudukan di pusat ibukota negara Republik Indonesia.

Bab II
Azas dan Tujuan

Pasal 2

KNPI berazaskan Pancasila dan UUD 1945

Pasal 3

KNPI memiliki tujuan sebagai berikut:


1. Terwujudnya persatuan dan kesatuan pemuda, dalam rangka memelihara Persatuan dan Kesatuan
Nasional demi tegaknya Negara Kesatuan RI.
2. Terberdayakannya potensi pemuda dalam segala aspek kehidupan bangsa, guna terciptanya
Ketahanan Nasional yang mampu menjamin kesinambungan perjuangan dan pembangunan Nasional.
3. Berperan aktifnya seluruh proses pembangunan nasional dalam rangka mempercepat proses
tercapainya tujuan nasional, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang aman, tentram, damai, adil
dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Bab III
Kedaulatan

Pasal 4

Kedaulatan KNPI berada di tangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Kongres

Bab IV
Status, Sifat dan Fungsi

Pasal 5
Status

Status KNPI adalah wadah berhimpun Organisasi Kemasyarakatan Pemuda

Pasal 6
Sifat

KNPI bersifat terbuka dan independen

Pasal 7
Fungsi

1. KNPI berfungsi sebagai wadah perjuangan pemuda dalam kehidupan kemasyarakatan, kebangsaan
dan kenegaraan.
2. KNPI berfungsi sebagai forum komunikasi dan penyalur aspirasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
dalam meningkatkan derajat, taraf hidup, status dan kesejahteraan sosial.
3. Sebagai perekat kemajemukan pemuda, dalam rangka meningkatkan kualitas persatuan dan
kesatuan nasional guna mempercepat usaha pencapaian tujuan nasional.
4. Sebagai laboratorium kader bangsa yang independen dan berwawasan kebangsaan.

BabV
Usaha

Pasal 8

Berdasarkan status, sifat dan fungsinya sebagaimana tersebut dalam pasal 3, 5, 6 dan 7 maka KNPI
melaksanakan usaha dan strategi sebagai berikut:
1. Memantapkan konsolidasi organisasi dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan peran KNPI
sebagai forum komunikasi pemuda, dengan melaksanakan usaha artikulasi dan agregasi terhadap
berbagai kepentingan dan aspirasi pemuda dan atau kelembagaannya melalui pokok-pokok program
komunikasi, kaderisasi dan partisipasi.
2. Memantapkan pelaksanaan pendidikan kaderisasi secara bertahap, berjenjang dan terintegrasi dan
tersinkronisasi, guna terwujudnya insan yang beriman, bertaqwa dan bermoral serta memiliki wawasan
kebangsaan, semangat persatuan dan cinta tanah air.
3. Meningkatkan. dan mengembangkan kemantapan mental, patriotisme, moralitas yang tinggi dan
kepribadian bangsa di kalangan pemuda dan masyarakat.
4. Memelihara dan mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Melalui usaha
pengembangan kualitas sumber daya pemudanya, kualitas partisipasinya dalam pembangunan, serta
menggalang komunikasi antara pemuda maupun komponen dan potensi nasional lainnya.
5. Menggalang, mengembangkan dan memantapkan kemampuan sosial ekonomi pemuda guna
terciptanya pertumbuhan dan pengembangan ekonomi nasional yang cepat dan mantap demi men
ingkatkan kesejahteraan masyarakat.
6. Meningkatkan dan memberdayakan kualitas sumber daya pemuda di bidang HAM, Demokrasi, Hukum,
Pendidikan, Lingkungan Hidup, Kependudukan dan Kebudayaan Bangsa.
7. Meningkatkan dan mengembang kepedulian dan peran pemuda tentang sistem pertahanan keamanan
rakyat semesta melalui Wamil dan Mitra Kamtibmas, serta menggalang kerjasama dengan segenap
komponen bangsa dalam memperkokoh ketahanan Nasional.
8. Berpartisipasi dan proaktif dalam mengikuti segala dinamika dan perkembangan kepemudaan yang
terjadi di tingkat nasional, regional dan tingkat Internasional, serta menggalang kerjasama
persahabatan dalam menciptakan perdamaian yang dinamis dengan pemuda dunia lainnya.

Bab VI
Atribut

Pasal 9

KNPI memiliki Lambang, lagu dan atribut-atribut lainnya yang diatur dalam ART KNPI

Bab VII
Keanggotaan

Pasal 10

1. Pada hakekatnya seluruh pemuda Indonesia adalah Anggota KNPI


2. Anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang mengakui eksistensi KNPI
sebagai wadah perekat persatuan dan kesatuan pemuda Indonesia
3. Hak dan kewajiban anggota diatur dalam ART KNPI.

Bab VIII
Organisasi dan kedudukan

Pasal 11

1. Organisasi KNPI terdiri dari Majelis Pemuda Indonesia dan Dewan Pengurus
2. Majlis Pemuda Indonesia merupakan forum koordinasi dan konsultasi Organisasi Kemasyarakatan
Pemuda (OKP) yang berhimpun di KNPI guna memberikan masukan-masukan dan saran-saran yang
konstruktif dan strategis untuk kemajuan KNPI
3. Majelis Pemuda Indonesia hanya memiliki sifat koordinasi dari pusat sampai ke daerah
4. Dewan Pengurus mempunyai hubungan hirarkhi dan vertikal dan pusat sampai kecamatan.

Pasal 12

Kedudukan KNPI diatur sebagai berikut:


1. KNPI Pusat terdiri dari Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan Dewan Pengurus Pusat (DPP KNPI),
berkedudukan di Ibukota Negara
2. KNPI Daerah Provinsi terdiri dan MPI di daerah Tingkat Provinsi dan Dewan Pengurus Daerah Tingkat
Provinsi (DPD Tingkat Provinsi KNPI), berkedudukan di Ibukota Provinsi Daerah Tingkat Provinsi
3. KNPI Daerah Kabupaten/Kota terdiri dan MPI di daerah Tingkat Kabupaten/ Kota dan Dewan
Pengurus Daerah Tingkat Kabupaten/Kota (DPD Tingkat Kabupaten/Kota KNPI), berkedudukan di
Ibukota Daerah Tingkat Kabupaten/Kota
4. KNPI Kecamatan disebut Pengurus Kecamatan (PK KNPI) berkedudukan di Kota Kecamatan.

BAB IVI
PERMUSYAWARATAN

Pasal 13

Jenis-Jenis Permusyawaratan
(1) Jenis-jenis Permusyawaratan:
a. Kongres
b. Kongres Luar Biasa
c. Musyawarah Pimpinan Paripurna
d. Rapat Kerja Nasional
e. Musyawarah Provinsi
f. Musyawarah Provinsi Luar Biasa
g. Rapat Kerja Provinsi
h. Musyawarah Kabupaten/Kota
i. Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa
j. Rapat Kerja Kabupaten/Kota
k. Musyawarah Kecamatan
l. Rapat Kerja Kecamatan

(2) Selain jenis-jenis permusyawaratan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, Dewan Pengurus sesuai
tingkatan dapat mengadakan Rapat-Rapat yaitu;
a. Rapat Pleno Dewan Pengurus
b. Rapat Harian Dewan Pengurus
c. Rapat Koordinasi Dewan Pengurus
d. Rapat Komisi Dewan Pengurus
e. Rapat Majelis Pemuda Indonesia
f. Rapat Konsultasi MPI dengan Dewan Pengurus
g. Rapat Koordinasi Nasional DPP dan DPD

Pasal 14
Kongres

(1) Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi Komite Nasional Pemuda Indonesia, diadakan 3
(tiga) tahun sekali
(2) Kongres berwenang:
a. Menyempurnakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga;
b. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Pusat dan Majelis Pemuda Indonesia;
c. Menetapkan Garis-garis Besar Haluan Organisasi dan kebijakan-kebijakan organisasi lainnya;
d. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Pusat dan Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia;
(3) Kongres diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat;
(4) Jadwal Acara ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat;

Pasal 15
Kongres Luar Biasa

(1) Kongres Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap konstitusi oleh Pimpinan
Dewan Pengurus Pusat.
(2) Kongres Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dan:
a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan PemudaTingkat Pusat yang berhimpun, dan
b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Provinsi
(3) Segala ketentuan tentang Kongres berlaku bagi Kongres Luar Biasa

Pasal 16
Musyawarah Pimpinan Paripurna

(1) Musyawarah Pimpinan Paripurna merupakan forum yang kedudukannya setingkat dibawah Kongres.
(2) Musyawarah Pimpinan Paripurna berwenang:
a. Mengambil keputusan-keputusan strategis organisasi selain kebijakan organisasi yang telah
ditetapkan pada Kongres atau Kongres Luar Biasa
b. Menetapkan peserta kongres dan draft materi kongres
(3) Musyawarah Pimpinan Paripurna diadakan sedikitnya sekali diantara 2 (dua) Kongres

Pasal 17
Musyawarah Provinsi

(1) Musyawarah Provinsi adalah musyawarah yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi KNPI
ditingkat Provinsi, diadakan 3 (tiga) tahun sekali
(2) Musyawarah Provinsi berwenang:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Provinsi dan Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi
b. Menetapkan Program Kerja Provinsi dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan program kerja
nasional
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Provinsi, Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia
Provinsi, jika dianggap perlu dapat membentuk Dewan Penasehat Provinsi
(3) Musyawarah Provinsi diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Provinsi;

Pasal 18

Musyawarah Propinsi Luar Biasa


(1) Musyawarah Propinsi Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap konstitusi oleh
Pimpinan Dewan Pengurus Propinsi.
(2) Musyawarah Propinsi Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dari:
a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Propinsi yang berhimpun,
dan
b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Kabupaten/kota
(3) Segala ketentuan tentang Musyawarah Propinsi berlaku bagi Musyawarah Propinsi Luar Biasa.

Pasal 19
Musyawarah Kabupaten/Kota

(1) Musyawarah Kabupaten/Kota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi KNPI ditingkat


Kabupaten/Kota, diadakan 3 (tiga) tahun sekali
(2) Musyawarah Kabupaten/Kota berwenang:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan Majelis Pemuda
Indonesia Kabupaten/Kota
b. Menetapkan Program Kerja Kabupaten/Kota dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Program
Kerja Propinsi/Nasional
c. Memilih dan menetapkan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota, Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia
Kabupaten/Kota, jika dianggap perlu dapat membentuk Dewan Penasehat Kabupaten/Kota.
(3) Musyawarah Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota

Pasal 20
Musyawarah Kabupaten/kota Luar Biasa

(1) Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dapat diadakan apabila terjadi pelanggaran terhadap
konstitusi oleh Pimpinan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.
(2) Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa diadakan atas permintaan secara tertulis dari:
a. Lebih setengah jumlah Organisasi Kemasyarakatan PemudaTingkat Kabupaten/kota yang
berhimpun, dan
b. Lebih setengah jumlah Dewan Pengurus Kecamatan
(3) Segala ketentuan tentang Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa berlaku bagi Musyawarah
Kabupaten/Kota Luar Biasa.

Pasal 21
Musyawarah Kecamatan

(1) Musyawarah Kecamatan adalah musyawarah yang merupakan pemegang kekuasaan tertinggi KNPI
ditingkat Kecamatan, diadakan 3 (tiga) tahun sekali
(2) Musyawarah Kecamatan berwenang:
a. Menilai Laporan Pertanggungjawaban Pengurus Kecamatan
b. Menetapkan Program Kecamatan dalam rangka penjabaran dan pelaksanaan Program Kerja
Nasional
c. Memilih dan menetapkan Pengurus Kecamatan
(3) Musyawarah Kecamatan diselenggarakan oleh Pengurus Kecamatan

Pasal 22
Rapat Kerja Nasional

(1) Rapat Kerja Nasional diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang masalah-
masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Kongres dan masalah lainnya
yang dianggap mendesak
(2) Rapat Kerja Nasional diadakan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali diantara 2 (dua) KongresJ
(3) adwal Acara Rapat Kerja Nasional ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat.
Pasal 23
Rapat Kerja Provinsi

(1) Rapat Kerja Provinsi diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah
Provinsi dan masalah lainnya yang dianggap mendesak
(2) Rapat Kerja Provinsi diadakan sedikitnya 2 (dua) kali diantara 2 (dua) Musyawarah Provinsi
(3) Jadwal Acara Rapat Kerja Provinsi ditetapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi

Pasal 24
Rapat Kerja Kabupaten/Kota

(1) Rapat Kerja Kabupaten/Kota diadakan untuk memusya-warahkan dan mengambil keputusan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah
Kabupaten/Kota dan masalah lainnya yang dianggap mendesak
(2) Rapat Kerja Kabupaten/Kota diadakan sedikitnya 2 (dua) kali diantara 2 (dua) Musyawarah
Kabupaten/Kota
(3) Jadwal Acara Rapat Kerja Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota

Pasal 25
Rapat Kerja Kecamatan

(1) Rapat Kerja Kecamatan diadakan untuk memusyawarahkan dan mengambil keputusan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan-keputusan Musyawarah
Kecamatan dan masalah lainnya yang dianggap mendesak
(2) Rapat Kerja Kecamatan diadakan sedikitnya sekali diantara 2 (dua) Musyawarah Kecamatan
(3) Jadwal Acara Rapat Kerja Kecamatan ditetapkan oleh Pengurus Kecamatan.

BAB VI
KEPENGURUSAN

Pasal 26
Susunan Kepengurusan

Kepengurusan Organisasi KNPI disusun dari atas kebawah, sebagai berikut:


(1) Di tingkat Nasional oleh Dewan Pengurus Pusat yang berkedudukan di Ibukota Negara.
(2) Di tingkat Provinsi oleh Dewan Pengurus Provinsi yang berkedudukan di Ibukota Provinsi
(3) Di tingkat Kabupaten/Kota oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota yang berkedudukan di Ibukota
Kabupaten/Kota
(4) Di tingkat Kecamatan oleh Pengurus Kecamatan yang berkedudukan Kota Kecamatan.

Pasal 27
Dewan Pengurus Pusat

1. Dewan Pengurus Pusat dipilih oleh Kongres untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
2. Dewan Pengurus Pusat terdiri dan Pengurus Harian dan Komisi-komis
3. Pengurus Harian terdiri dan seorang Ketua Umum, beberapa orang Ketua seorang Sekretaris
Jenderal, beberapa orang Wakil Sekretaris Jenderal seorang Bendahara Umum, beberapa orang Wakil
Bendahara Umum.
4. Anggota Pleno terdiri dan Pengurus Harian, komisi-komisi Pimpina Lembaga-Lembaga dan atau
Badan-Badan Khusus.
5. Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengurus Pusat dibantu oleh beberapa Lembaga-Lenabaga
dan atau Badan-Badan Khusus.
6. Jumlah Pengurus DPP KNPI terdiri dan 50% unsur keterwakilan 1 orang 1 OKP secara eksponensial,
20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan organisasi.
Pasal 28
Dewan Pengurus Provinsi

(1) Dewan Pengurus Propinsi dipilih oleh Musyawarah Propinsi untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
(2) Dewan Pengurus Provinsi terdiri dan Pengurus Harian dan Komisi-Komisi
(3) Dewan Pengurus Provinsi terdiri dan seorang Ketua, beberapa orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
beberapa orang Wakil Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa orang Wakil Bendahara.
(4) Anggota Pleno terdiri dari Pengurus Harian, Komisi, Pimpinan Lembaga- Lembaga dan atau Badan-
Badan Khusus
(5) Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengurus Provinsi dibantu oleh beberapa Lembaga-Lembaga
dan atau Badan-Badan Khusus
(6) Jumlah Pengurus DPD Propinsi terdiri dan 50% unsur keterwakilan orang 1 OKP secara eksponensial,
20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur kebutuhan organisasi,
dan atau Jumlah anggota Komisi disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan daerah Provinsi
yang bersangkutan.

Pasal 29
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota

(1) Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dipilih oleh Musyawarah Kabupaten/Kota untuk masa jabatan 3
(tiga) tahun
(2) Dewan Pengurus Kabupaten/Kota terdiri dan seorang Ketua, beberapa orang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, beberapa orang Wakil Sekretaris, seorang Bendahara, beberapa orang Wakil Bendahara
dan beberapa pengurus lainnya
(3) Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Pengurus Kabupaten/kota dibantu oleh beberapa
komisi/Badan-Badan Khusus
(4) Jumlah Pengurus DPD Kabupaten/kota terdiri dan 50% unsur keterwakilan I orang 1 OKP secara
eksponensial, 20% unsur kesinambungan, 20% unsur potensi pemuda lainnya dan 10 % unsur
kebutuhan organisasi, dan atau Jumlah anggota Komisi disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan daerah Kabupaten/kota yang bersangkutan.

Pasal 30
Pengurus Kecamatan

(1) Pengurus Kecamatan dipilih oleh Musyawarah Kecamatan untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun
(2) Pengurus Kecamatan terdiri dari seorang Ketua, beberapa orang Wakil Ketua, seorang Sekretaris,
beberapa orang Wakil Sekretaris, seorang Bendahara, dan beberapa orang wakil bendahara dan
beberapa pengurus lainnya
(3) Dalam melaksanakan tugasnya Pengurus Kecamatan dibantu oleh beberapa komisi
(4) Jumlah anggota pengurus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan daerah Kecamatan
yang bersangkutan.

BAB VII
MAJELIS PEMUDA INDONESIA, DAN BADAN KHUSUS

Pasal 31
Majelis Pemuda Indonesia

(1) Majelis Pemuda Indonesia merupakan lembaga yang bekerja secara kolektif dan bertugas
menyelenggarakan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengurus sesuai dengan
tingkatannya masing-masing
(2) Anggota Majelis Pemuda Indonesia mencakup, mantan anggota Dewan Pengurus ditingkatan yang
sama atau lebih tinggi, utusan OKP pada tingkatan yang sama
(3) Pengawasan dan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, di selenggarakan secara tertulis,
obyektif, rasional dan disampaikan langsung kepada Dewan Pengurus dibawahnya dan atau
disampaikan melalui forum permusyawaratan sebagaimana pasal (13) ayat (1)Anggaran Dasar ini
(4) Dalam hal Dewan Pengurus Pusat tidak dapat menyelenggarakan Kongres selama 6 (enam) bulan
setelah habis masa jabatannya, maka Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia dapat menyelenggarakan
Kongres setelah mendapat persetujuan dan anggota Majelis Pemuda Indonesia
(5) Dalam hal Dewan Pengurus Provinsi tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah/Daerah
selama 6 (enam) bulan setelah habis masa jabatannya dan Dewan Pengurus diatasnya pada masa itu
tidak berinisiatif menyelenggarakan Musyawarah Daerah/daerah, maka Pimpinan Majelis Pemuda
Indonesia di masing-masing tingkatan dapat menyelenggarakan Musyawarah Daerah/Daerah setelah
mendapat persetujuan dan Dewan Pengurus Pusat
(6) Majelis Pemuda Indonesia dapat dibentuk diseluruh tingkatan organisasi kecuali ditingkat Kecamatan,
yaitu:
a. Majelis Pemuda Indonesia Pusat di tingkat Nasional
b. Majelis Pemuda Indonesia Daerah di tingkat Provinsi
c. Majelis Pemuda Indonesia Daerah di tingkat Kabupaten/Kota
(7) Majelis Pemuda Indonesia terdiri dan seorang Ketua, seorang Sekretaris beberapa orang Wakil Ketua,
dan beberapa orang anggota
(8) Ketua Majelis Pemuda Indonesia pada semua tingkatan adalah ketua umum/ketua KNPI demisioner
yang ditetapkan oleh formatur kongres musprop/muskab-kota, dan apabila ketua umum/ketua KNPI
demisioner tidak bersedia menjadi ketua MPI maka formatur akan memilih salah satu dan ketualwakil-
wakil ketua demisioner
(9) Ketua Majelis Indonesia Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota adalah Ketua KNPI Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota Demisioner

Pasal 32
Badan-Badan Khusus

Untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam bidang khusus serta dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, Dewan Pengurus dalam semua tingkatan dapat membentuk Lembaga-Lembaga, Pusat-Pusat
Studi, Yayasan, Badan Usaha Milik Organisasi dan Badan-badan Lainnya yaig tidak bertentangan dengan
tujuan dan usaha-usaha organisasi.

BAB VIII
KEUANGAN

Pasal 33
Sumber Dana

Keuangan untuk membiayai kegiatan Organisasi diperoleh dari:


(1) Iuran anggota Dewan Pengurus yang ditetapkan oleh masing-masing tingkatan Dewan Pengurus
(2) Sumbangan anggota
(3) Bantuan pihak-pihak lain yang tidak mengikat
(4) Usaha-usaha lainnya yang sah, dengan melalui badan-badan khusus yang dibentuk untuk itu
mengacu pasal 31 Anggaran Dasar ini

Pasal 34
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

(1) Dewan Pengurus setiap tingkatan bertanggungjawab atas penggunaan dana dan pengelolaan harta
kekayaan organisasi sesuai dengan sistem keuangan dan akuntansi Indonesia
(2) Bendahara secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan laporan keuangan kepada Rapat
Pleno Dewan Pengurus
(3) Laporan Pertanggungjawaban bidang keuangan harus disusun berdasarkan hasil audit oleh akuntan
publik yang ditunjuk oleh Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia
(4) Khusus dalam penyelenggaraan Kongres dan Musyawarah Provinsi/ Kabupaten/Kota/Kecamatan,
semua pemasukan dan pengeluaran keuangan harus dipertanggungjawabkan kepada Dewan
Pengurus KNPI masa bakti berikutnya, melalui panitia verifikasi yang dibentuk untuk kepentingan itu,
sesuai tingkatan organisasi

BAB VIIII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 35

(1) Musyawarah dan rapat-rapat tersebut dalam pasal 13 Anggaran Dasar ini sah jika dihadiri oleh lebih
1/2 (setengah) jumlah peserta
(2) Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan sejauh mungkin melalui musyawarah untuk
mencapai mufakat, dan apabila hal ini tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak
(3) Khusus mengenai perubahan Anggaran Dasar:
(4) Untuk mengadakan perubahan Anggaran Dasar, Kongres harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua
pertiga) dan jumlah utusan
(5) Untuk hal ini keputusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dan jumlah
utusan yang hadir

BAB VIIV
PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 36

(1) Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan di dalam suatu Kongres Luar Biasa yang khusus
diadakan untuk maksud itu, dengan ketentuan quorum seperti yang diatur dalam ayat 3 (tiga) pasal 37
Anggaran Dasar ini
(2) Kekayaan Organisasi setelah organisasi dibubarkan ditentukan lebih lanjut oleh Kongres tersebut
dalam ayat 1 (satu) pasal ini

BAB VIV
ATURAN KHUSUS

Pasal 37

(1) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini diatur dalam Anggaran Rumah Tangga
(2) Hal-hal yang akan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39
ayat (1) tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar.

BAB VIVI
PENUTUP

Pasal 38

(1) Anggaran Dasar ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dari Anggaran Dasar yang ditetapkan
dalam Kongres Pemuda/KNPI VI pada tanggal 18 Desember 2002 Di Bekasi
(2) Anggaran Dasar mi berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Caringin, Bogor
Pada tanggal : 20 Desember 2005

PRESIDIUM SIDANG
KONGRES VII PEMUDA/KNPI TAHUN 2005

ttd. ttd.
GALUMBANG SITINJAK SARMAN SIMANJORANG
(Wakil MPI) (Wakil DPP KNPI)
ttd.
DAVID PAJUNG
(Wakil OKP/HPPI)

ttd. ttd.
EVA YULIANA GUNAWAN SATARY
(KNPI Prov. Jateng) (KNPI Prov. Kep. Riau)

ANGGARAN RUMAH TANGGA


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
KNPI

BAB I
KEANGGOTAAN

Pasal 1
Syarat-Syarat Keanggotaan

(1) Yang menjadi anggota KNPI adalah Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) yang telah terdaftar
secara sah sesuai dengan persyaratan.
(2) Persyaratan Umum OKP untuk menjadi anggota KNPI adalah:
a. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART, Pokok-pokok
Program Kerja Nasional Organisasi (PPPKNO), dan Peraturan Organisasi KNPI lainnya
b. Memiliki AD/ART organisasi
c. Memiliki komitmen terhadap wawasan kebangsaan dan integrasi bangsa
d. OKP yang akan menjadi anggota KNPI ditetapkan di dalam Musyawarah Pimpinan Paripurna.
(3) Persyaratan khusus OKP untuk menjadi anggota KNPI adalah:
a. OKP tingkat Nasional memiliki kepengurusan lebih dan ½ (separuh) jumlah propinsi yang masing-
masing dilegitimasikan dalam bentuk Surat Keputusan oleh instansi diatasnya sesuai dengan
ketentuan organisasi bersangkutan dan tidak melampaui masa jabatannya
b. OKP tingkat Provinsi memiliki kepengurusan lebih dari ½ (separuh) jumlah Kabupaten/Kota di
Daerah Provinsi bersangkutan yang masing-masing dilegitimasikan dalam bentuk Surat
Keputusan oleh instansi diatasnya sesuai dengan ketentuan organisasi bersangkutan dan tidak
melampaui masa jabatannya
c. OKP tingkat Kabupaten/Kota telah berada di daerah yang bersangkutan lebih dari 1 (satu) tahun
yang telah dilegitimasikan dalam bentuk Surat Keputusan oleh instansi diatasnya sesuai dengan
ketentuan organisasi yang bersangkutan.
d. OKP yang dalam AD/ART yang benar-benar mencantumkan orientasi kemasyarakatan.

Pasal 2
Penerimaan Anggota

1) Penerimaan anggota dilakukan setelah memenuhi persyaratan keanggotaan yang diatur dalam pasal 1
Anggaran Rumah Tangga ini
2) Pengesahan anggota dilakukan dengan jalan:
a. Bagi calon anggota di Tingkat Pusat, disahkan oleh Dewan Pengurus Pusat
b. Bagi calon anggota di Tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota, disahkan oleh Dewan Pengurus
Provinsi/Kota/Kabupaten
c. Bagi calon anggota di Tingkat Kecamatan, disahkan oleh Pengurus Kecamatan
3) OKP yang mengikuti Kongres/Musprop/Muskab untuk pertama kalinya dinyatakan sebagai peninjau
dan akan menjadi peserta penuh pada Kongres/Musprop/Muskab berikutnya.

Pasal 3
Hak dan Kewajiban Anggota

(1) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda sebagai Anggota mempunyai hak:


a. Memperoleh perlakuan yang sama dengan anggota lainnya
b. Mengeluarkan pendapat dan mengajukan usul atau saran
c. Mengusulkan anggotanya atau diusulkan atau dipilih menjadi anggota Dewan Pengurus
d. Mengutus anggotanya untuk mengikuti pendidikan kader, penataran, pembinaan dan bimbingan
dan KNPI
e. Memperoleh perlindungan hukum dan pembelaan hukum dalam hal yang bersangkutan
menjalankan tugas KNPI
(2) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda sebagai anggota mempunyai kewaj iban:
a. Tunduk dan taat terhadap Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia,
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI serta seluruh perangkat Peraturan
Organisasi lainnya
b. Menjunjung tinggi nama baik serta misi organisasi
c. Mendukung dan mensukseskan seluruh pelaksanaan program organisasi KNPI

Pasal 4
Pemberhentian Anggota

(1) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda berhenti sebagai anggota KNPI karena:


a. Atas permintaan sendiri
b. Diberhentikan karena tidak dapat melaksanakan kewajiban sebagai anggota
(2) Diberhentikan karena tidak lagi memenuhi syarat-syarat keanggotaan sebagaimana dimaksud pasal 1
Anggaran Rumah Tangga

BAB II
KEPENGURUSAN
Wewenang dan Kriteria

Pasal 5
Dewan Pengurus Pusat

(1) Kewenangan Dewan Pengurus Pusat adalah:


a. Menentukan kebijakan secara umum sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga, Keputusan-Keputusan Kongres, Keputusan Musyawarah Pimpinan Paripurna, Keputusan
Rapat Kerja Nasional, dan ketentuan-ketentuan lainnya
b. Membentuk dan mengkoordinir Lembaga-Lembaga dan atau Badan-Badan Khusus.
c. Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Daerah Provinsi, dan Pimpinan Majelis
Pemuda Indonesia Provinsi sesuai dengan hasil keputusan Musyawarah Provinsi
d. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang diambil oleh Dewan Pengurus Provinsi
dan Keputusan Musyawarah Provinsi yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku
e. Menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa dalam hal Dewan Pengurus Pusat menilai bahwa
telah terjadi kemacetan kepemimpinan organisasi ditingkat Provinsi
f. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan Kongres lainnya.

(2) Untuk dapat dipilih menjadi anggota Dewan Pengurus Pusat, maka calon anggota harus memenuhi
prosedur dan kriteria sebagai berikut:
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional dan atau
Dewan Pengurus Pusat dengan melampirkan daftar riwayat hidup.
b. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Pusat selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan Kongres
c. Calon anggota yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: berusia tidak lebih
dari 40 (empat puluh) tahun; berdomisili di sekitar Jabotabek, pernah menjadi pimpinan OKP
tingkat nasional atau pimpinan Dewan Pengurus Provinsi KNPI; berakhlak mulia; memiliki prestasi,
dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi; tidak pernah berbuat hal-hal yang
bertentangan dengan hukum negara
d. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI,
Program Kerja Nasional dan peraturan organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang
cukup dan bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI
e. Diupayakan agar seluruh OKP terwakili di kepengurusan.

(3) Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat, maka selain memenuhi pasal S ayat
(2) tersebut, calon Ketua Umum harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta
b. Mendapatkan rekomendasi dan Dewan Pengurus Pusat atau Dewan Pengurus Provinsi atau
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda tingkat nasional yang berhimpun dalam KNPI.
c. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Rencana Strategi pelaksanaan Visi dan Misi KNPI
kepada seluruh peserta Kongres.

Pasal 6
Dewan Pengurus Propinsi

(1) Kewenangan Dewan Pengurus Provinsi adalah:


a. Melaksanakan kebijakan organisasi di daerahnya dan memberikan petunjuk kepada Dewan
Pengurus Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dalam melaksanakan program sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh
Dewan Pengurus Pusat
b. Membentuk dan mengkoordinir Lembaga-Lembaga dan atau Badan-Badan Khusus ditingkat
Daerah
c. Mengesahkan susunan personalia Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan Pimpinan Majelis
Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota sesuai dengan hasil keputusan Musyawarah Kabupaten/Kota
d. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang diambil oleh Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota dan Keputusan Musyawarah Kabupaten/Kota yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku
e. Menyelenggarakan Musyawarah Kabupaten/Kota Luar Biasa dalan hal Dewan Pengurus Provinsi
menilai bahwa telah terjadi kemacetan kepemimpinan organisasi ditingkat Kabupaten/Kota
f. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan Musyawarah lainnya.

(2) Untuk dapat dipilih menjadi anggota Dewan Pengurus Daurah Provinsi maka calon anggota harus
memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut:
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Dewan Pengurus Provinsi
dengan melampirkan Daftar Riwayat Hidup.
b. Daftar Riwayat Hidup yang bersangkutan dan dikirimkan kepada Dewan Pengurus Provinsi
selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan Musyawarah Provinsi.
c. Calon anggota yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: berusia maksimal
40 (empat puluh) tahun; pernah menjadi pengurus OKP tingkat Provinsi atau Pimpinan Dewan
Pengurus Daerah KNPI; berakhlak mulia; memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi
terhadap organisasi; tidak pernah berbuat hal hal yang bertentangan dengan hukum negara.
d. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI,
Program Kerja Daerah dan peraturan organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang cukup
dan bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
e. Diupayakan agar seluruh OKP terwakili di kepengurusan.

(3) Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Daerah, maka selain memenuhi pasal 6 ayat (2)
tersebut, calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara Peserta.
b. Mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pengurus Daerah Provinsi atau Dewan Pengurus Daerah
Kabupaten/Kota atau Organisasi Kemasyarakatan Pemuda tingkat Provinsi yang berhimpun
dalam KNPI.
c. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Rencana Strategi pelaksanaan Visi dan Misi KNPI
kepada seluruh peserta Musyawarah Provinsi.

Pasal 7
Dewan Pengurus Kabupaten/Kota

(1) Kewenangan Dewan Pengurus Daerah adalah:


a. Melaksanakan kebijakan organisasi di daerahnya dan memberikan petunjuk kepada Dewan
Pengurus Kota/Kabupaten/Pengurus Kecamatan dalam melaksanakan program sesuai dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh
Dewan Pengurus Provinsi.
b. Membentuk dan mengkoordinir Lembaga-Badan-Badan Khusus ditingkat Kabupaten/Kota.
c. Mengesahkan susunan personalia Pengurus Kecamatan.
d. Membatalkan/meluruskan/memperbaiki keputusan yang diambil oleh Pengurus Kecamatan dan
Keputusan Musyawarah Kecamatan yang bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku.
e. Menyelenggarakan Musyawarah Kecamatan Luar Biasa dalam hal Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota menilai bahwa telah terjadi kemacetan kepemimpinan organisasi ditingkat
Kecamatan.
f. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan Musyawarah Kabupaten/Kota lainnya.

(2) Untuk dapat dipilih menjadi anggota Dewan Pengurus Kabupaten/Kota, maka calon anggota harus
memenuhi prosedur dan kriteria sebagai berikut:
a. Diusulkan secara tertulis oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota dengan melampirkan daftar riwayat hidup yang bersangkutan dan dikirimkan
kepada Dewan Pengurus Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan Musyawarah Kabupaten/Kota.
b. Calon anggota yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: berusia tidak lebih
dari 40 (empat puluh) tahun; pernah menjadi pimpinan OKP tingkat Kabupaten/Kota; berakhlak
mulia; memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi; tidak pernah
berbuat hal-hal yang bertentangan dengan hukum negara.
c. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI,
Program Kerja Kabupaten/Kota dan peraturan organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu
yang cukup dan bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
d. Diupayakan agar seluruh OKP terwakili di kepengurusan.

(3) Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Dewan Pengurus Kabupaten/Kota, maka selain memenuhi pasal 7
ayat (2) tersebut, calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara peserta.
b. Mendapatkan rekomendasi dan Dewan Pengurus Kabupaten/Kota atau Pengurus Kecamatan
atau Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Kota/Kabupaten yang berhimpun dalam KNPI.
c. Pernah menjadi Ketua OKP Kabupaten/Kota atau Ketua Pengurus Kecamatan atau Pengurus
Dewan Pengurus Daerah KNPI.
d. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup dan Rencana Strategi pelaksanaan Visi dan Misi KNPI
kepada seluruh peserta Musyawarah Kabupaten/Kota.

Pasal 8
Pengurus Kecamatan

(1) Kewenangan Pengurus Kecamatan adalah:


a. Melaksanakan kebijakan organisasi di kecamatannya sesuai dengan anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga serta kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh Dewan Pengurus
Kabupaten/Kota.
b. Mengkoordinir pemuda-pemuda desa untuk mengembangkan minat, bakat dan potensi lainnya
dalam kegiatan yang berlangsung ditingkat desa dan kecamatan.
c. Melaksanakan kewenangan lainnya yang diberikan oleh Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga serta keputusan Musyawarah Kecamatan lainnya.

(2) Untuk dapat dipilih menjadi Pengurus Kecamatan, maka calon anggota harus memenuhi prosedur dan
kriteria sebagai berikut:
a. Diusulkan secara tertulis oleh Peserta Musyawarah Kecamatan dengan melampirkan daftar
riwayat hidup yang bersangkutan dan dikirimkan kepada Pengurus Kecamatan.
b. Calon anggota yang diusulkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: berusia maksimal
40 (Empat Puluh Tahun) tahun; pernah menjadi pimpinan OKP Kecamatan ; berakhlak mulia;
memiliki prestasi, dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap organisasi; tidak pernah berbuat hal-
hal yang bertentangan dengan hukum negara.
c. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Permufakatan Pemuda Indonesia, AD/ART KNPI,
Program Kerja Kecamatan dan peraturan organisasi KNPI lainnya serta mempunyai waktu yang
cukup dan bersedia berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.

(3) Untuk dapat dipilih menjadi Ketua Pengurus Kecamatan, maka selain memenuhi pasal 8 ayat (2)
tersebut, calon Ketua harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Didukung sekurang-kurangnya 20 % suara Peserta Musyawarah.
b. Mendapatkan rekomendasi dan Pengurus Kecamatan atau Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
tingkat Kecamatan
c. Menyampaikan Daftar Riwayat Hidup kepada seluruh peserta Musyawarah Kecamatan.

BAB III
PERMUSYAWARATAN

Pasal 9
Kongres

(1) Kongres dihadiri oleh Peserta dari Peninjau


(2) Peserta Kongres adalah:
a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Provinsi
c. Majelis Pemuda Indonesia
d. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional
(3) Peserta Kongres yang terdiri dari: DPP KNPI, DPD KNPI Provinsi, Mejelis Pemuda Indonesia dan
Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional memiliki hak bicara dan hak suara, secara
kolektif peserta memiliki hak 1 (satu) suara
(4) Rancangan Materi Kongres disiapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
(5) Sidang-sidang Kongres dihantarkan oleh Dewan Pengurus Pusat
(6) Setelah Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Pusat diterima oleh Kongres, maka Dewan
Pengurus Pusat dinyatakan demisioner
(7) Peninjau Kongres terdiri dari:
a. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
b. Undangan lainnya yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
c. Peninjau Kongres hanya memiliki hak bicara, tidak memiliki hak suara.

Pasal 10
Kongres Luar Biasa

Kongres Luar Biasa dihadiri oleh Peserta dan Peninjau yang sama seperti Peserta Kongres tersebut dalam
Bab III Pasal 9 ART ini.

Pasal 11
Musyawarah Pimpinan Paripurna

(1) Peserta Musyawarah Pimpinan Paripurna terdiri dari:


a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Propinsi
c. Majelis Pemuda Indonesia
d. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Nasional
(2) Peserta Musyawarah Pimpinan Paripurna memiliki hak bicara dan masing-masing secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara
(3) Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan hanya memiliki hak bicara
(4) Rancangan materi Musyawarah Pimpinan Paripurna disiapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
(5) Sidang-sidang Musyawarah Pimpinan Paripurna dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.

Pasal 12
Musyawarah Provinsi

(1) Musyawarah Provinsi dihadiri oleh Peserta dan Peninjau.


(2) Peserta Musyawarah Provinsi adalah:
a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Provinsi
c. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi
e. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Provinsi
(3) Peserta Musyawarah Provinsi yang terdiri dari: DPP KNPI, DPD KNPI Provinsi, DPD KNPI
Kabupaten/Kota, Majelis Pemuda Indonesia Provinsi dan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda
Provinsi memiliki hak bicara dan hak suara, secara kolektif peserta memiliki hak 1 (satu) suara
(4) Setelah Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Provinsi diterima oleh Musyawarah Provinsi,
maka Dewan Pengurus Provinsi dinyatakan demisioner
(5) Sidang-sidang Musyawarah Provinsi dihantarkan oleh Dewan Pengurus Provinsi
(6) Setelah Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Provinsi diterima oleh Musyawarah Provinsi,
maka Dewan Pengurus Provinsi dinyatakan demisioner
(7) Peninjau Musyarah Provinsi adalah:
Undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi.
(8) Peninjau Musyawarah Provinsi hanya memiliki hak bicara, tidak memiliki hak suara.

Pasal 13
Musyawarah Kabupaten/Kota

(1) Musyawarah Kabupaten/Kota dihadiri oleh Peserta dan Peninjau


(2) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota adalah:
a. Dewan Pengurus Provinsi
b. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
c. Dewan Pengurus Kecamatan
d. Majelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota
e. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Kabupaten/Kota
(3) Peserta Musyawarah Kabupaten/Kota yang terdiri dari: DPD KNPI Provinsi, DPD KNPI
Kabupaten/Kota, DPD KNPI Kecamatan, Mejelis Pemuda Indonesia Kabupaten/Kota dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan hak suara, secara kolektif peserta
memiliki hak 1 (satu) suara
(4) Rancangan Materi Musyawarah Kabupaten/Kota disiapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
(5) Sidang-sidang Musyawarah Kabupaten/Kota dihantarkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
(6) Setelah Laporan Pertanggung Jawaban Dewan Pengurus Kabupaten/kota diterima oleh Musyawarah
Kabupaten/Kota, maka Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dinyatakan demisioner
(7) Peninjau Musyawarah Kabupaten/Kota adalah:
Undangan yang ditetapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
(8) Peninjau Musyawarah Kabupaten/Kota hanya memiliki hak bicara, tidak memiliki hak suara.

Pasal 14
Musyawarah Kecamatan

(1) Musyawarah Kecamatan dihadiri oleh Peserta dan Peninjau


(2) Peserta Musyawarah Kecamatan adalah:
a. Dewan Pengurus Kabupaten/kota
b. Pengurus Kecamatan
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Kecamatan
(3) Peserta Musyawarah Kecamatan yang terdiri dari : DPD KNPI Kabupaten/ Kota dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda Kecamatan memiliki hak bicara dan hak suara, secara kolektif peserta
memiliki hak 1 (satu) suara
(4) Rancangan Materi Musyawarah Kecamatan disiapkan oleh Pengurus Kecamatan
(5) Sidang-sidang Musyawarah Kecamatan dihantarkan oleh Pengurus Kecamatan
(6) Setelah Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Kecamatan diterima oleh Musyawarah Kecamatan,
maka Pengurus Kecamatan dinyatakan demisioner
(7) Peninjau Musyawarah Kecamatan adalah:
Undangan yang ditetapkan oleh Pengurus Kecamatan Peninjau Musyawarah Kecamatan hanya
memiliki hak bicara, tidak memiliki hak suara.

Pasal 15
Rapat Kerja Nasional

(1) Peserta Rapat Kerja Nasional terdiri dari:


a. Dewan PengurusPusat
b. Dewan Pengurus Provinsi
c. Majelis Pemuda Indonesia
d. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Nasional
(2) Peserta Rapat Kerja Nasional memiliki hak bicara dan masing-masing secara kolektif mempunyai hak I
(satu) suara
(3) Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat dan hanya memiliki hak bicara
(4) Rancangan materi Rapat Kerja Nasional disiapkan oleh Dewan Pengurus Pusat
(5) Sidang-sidang Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh Dewan Pengurus Pusat.

Pasal 16
Rapat Kerja Provinsi

(1) Peserta Rapat Kerja Provinsi terdiri dari:


a. Dewan Pengurus Pusat
b. Dewan Pengurus Provinsi
c. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Provinsi
e. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Provinsi
(2) Peserta Rapat Kerja Provinsi memiliki hak bicara dan masing-masing secara kolektif mempunyai hak 1
(satu) suara
(3) Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi dan hanya memiliki hak bicara
(4) Rancangan materi Rapat Kerja Daerah Provinsi disiapkan oleh Dewan Pengurus Provinsi
(5) Sidang-sidang Rapat Kerja Provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Provinsi.

Pasal 17
Rapat Kerja Kabupaten/Kota

(1) Peserta Rapat Kerja Kabupaten/Kota terdiri dan:


a. Dewan Pengurus Provinsi
b. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Kabupaten/Kota
d. Majelis Pemuda Indonesia Kota/Kabupaten
e. Pengurus Kecamatan
(2) Peserta Rapat Kerja Kabupaten/Kota memiliki hak bicara dan masing-masing secara kolektif
mempunyai hak 1 (satu) suara
(3) Peninjau ditetapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota dan hanya memiliki hak bicara
(4) Rancangan materi Rapat Kerja Kabupaten/Kota disiapkan oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
(5) Sidang-sidang Rapat Kerja Provinsi dipimpin oleh Dewan Pengurus Kabupaten/Kota.

Pasal 18
Rapat Kerja Kecamatan

(1) Peserta Rapat Kerja Kecamatan dan:


a. Dewan Pengurus Kabupaten/Kota
b. Pengurus Kecamatan
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Kecamatan
(2) Peserta Rapat Kerja Kecamatan memiliki hak bicara dan masing-masing secara kolektif mempunyai
hak 1 (satu) suara
(3) Peninjau ditetapkan oleh Pengurus Kecamatan dan hanya memiliki hak bicara
(4) Rancangan materi Rapat Kerja Pengurus Kecamatan disiapkan oleh Pengurus Kecamatan
(5) Sidang-sidang Rapat Kerja Kecamatan dipimpin oleh Pengurus Kecamatan.

BAB IV
RAPAT – RAPAT

Pasal 19
Rapat Pleno Dewan Pengurus
(1) Rapat Pleno Dewan Pengurus adalah institusi pengambilan keputusan tertinggi dalam Dewan
Pengurus pada masing-masing tingkatannya
(2) Rapat Pleno Dewan Pengurus diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) bulan yang dihadiri
oleh seluruh anggota Dewan Pengurus ditambah Pimpinan/Anggota Komisi dan Pimpinan Badan
Khusus menurut tingkatannya
(3) Fungsi dan wewenang Rapat Pleno adalah:
a. Mengambil kebijakan dan keputusan yang mendasar bagi organisasi dalam bentuk Peraturan
Organisasi maupun kebijakan-kebijakan tertulis lainnya
b. Membahas, mengevaluasi, dan mengkoordinir pelaksanaan-pelaksanaan hasil
Kongres/Musyawarah Mengevaluasi perkembangan daerah dan dampaknya bagi perkembangan
organisasi.

Pasal 20
Rapat Harian Dewan Pengurus

(1) Rapat Harian Dewan Pengurus adalah rapat yang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan
yang dihadiri oleh seluruh Pengurus Harian menurut tingkatannya
(2) Fungsi dan wewenang Rapat Harian:
a. Mengambil keputusan-keputusan mendesak organisasi yang berkaitan dengan kebijakan
organisasi
b. Mengambil keputusan tentang perkembangan organisasi sehari-hari baik intern maupun ekstern.

Pasal 21
Rapat Koordinasi

(1) Rapat Koordinasi adalah rapat yang diadakan sewaktu-waktu jika dianggap perlu yang dihadiri oleh
seluruh atau sebagian anggota Pengurus Harian dengan Pimpinan/Anggota Komisi dan atau Badan-
Badan Khusus menurut tingkatannya
(2) Rapat Koordinasi diselenggarakan untuk membahas, mengkoordinir, dan mengambil kebijakan teknis
pelaksanaan program Komisi dan atau Badan Khusus.

Pasal 22
Rapat Komisi

(1) Rapat Departemen/Komisi dan Badan Khusus adalah rapat yang diadakan sekurang-kurangnya 1
(satu) bulan sekali yang dihadiri oleh seluruh Pimpinan/Anggota masing-masing Departemen/Komisi
dan Badan-Badan Khusus menurut tingkatannya
(2) Rapat Departemen/Komisi atau Badan Khusus diselenggarakan untuk merencanakan, membahas, dan
mengkoordinir pelaksanaan program Departemen/Komisi dan atau Badan Khusus.

Pasal 23
Rapat Majelis Pemuda Indonesia

(1) Rapat Majelis Pemuda Indonesia adalah rapat yang diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam 3
(tiga) bulan yang dihadiri oleh seluruh Anggota Majelis Pemuda Indonesia menurut tingkatannya
(2) Rapat Majelis Pemuda Indonesia diselenggarakan untuk membahas, mengevaluasi, dan
merumuskan penilaian terhadap kinerja Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatan serta mengambil
kebijakan sesuai dengan fungsi dan tugasnya.

BAB V
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 24
Hak Suara dan Hak Bicara
(1) Peserta utusan pada Kongres, Kongres Luar Biasa, Musyawarah Provinsi, Musyawarah Kabupaten/
Kota, Musyawarah Kecamatan mempunyai hak suara dan hak bicara
(2) Peserta Peninjau dan Undangan lainnya tidak mempunyai hak suara.

Pasal 25
Kuorum dan Persyaratan

1. Kongres dan Kongres Luar Biasa dinyatakan sah apabila dihadiri oleh lebih dan 2/3 (dua pertiga )
jumlah utusan peserta
2. Musyawarah Provinsi/Musyawarah Kabupaten/Kota/Musyawarah Kecamatan dan Rapat-rapat tersebut
dalam pasal ART ini sah jika dihadiri oleh lebih dan ½ (setengah) jumlah utusan

3. Apabila ketentuan dalam ayat (1), (2) dan (3) pasal ini tidak dapat terpenuhi, maka penyelenggaraan
Kongres, Kongres Luar Biasa, Musyawarah Daerah Provinsi, Musyawarah Daerah Kabupaten Kota,
Musyawarah Kecamatan dan Rapat-rapat tersebut di atas ditangguhkan selama 2 jam, dan jika dalam
tenggang waktu tersebut kuorum tidak terpenuhi, maka atas persetujuan seluruh peserta yang hadir,
Kongres/ Musyawarah/Rapat tersebut dinyatakan sah.

Pasal 26
Pengambilan Keputusan

1. Tiap keputusan-keputusan diambil secara musyawarah untuk mencapai mufakat


2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak dapat dicapai, maka keputusan diambil dengan suara
terbanyak.

Pasal 27
Majelis Pemuda Indonesia

(1) Anggota Majelis Pemuda Indonesia mencakup mantan pengurus KNPI, Ketua Umum OKP (eVI-officio)
pada tingkatan yang sama.

(2) Pengawasan dan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, di selenggarakan secara tertulis,
obyektif, rasional dan disampaikan langsung kepada Dewan Pengurus dibawahnya dan atau
disampaikan melalui forum permusyawaratan sebagaimana pasal (13) ayat (1) Anggaran Dasar ini.

(3) Dalam hal Dewan Pengurus Pusat tidak dapat menyelenggarakan Kongres selama 6 (enam) bulan
setelah habis masa jabatannya, maka Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia dapat menyelenggarakan
Kongres setelah mendapat persetujuan dan anggota Majelis Pemuda Indonesia.

(4) Dalam hal Dewan Pengurus Propinsi/Kabupaten/Kota tidak dapat menyelenggarakan Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota selama 6 (enam) bulan setelah habis masa jabatannya dan Dewan Pengurus
diatasnya pada masa itu tidak berinisiatif menyelenggarakan Musyawarah Propinsi/ Kabupaten/Kota,
maka Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia di masing-masing tingkatan dapat menyelenggarakan
Musyawarah Provinsi/Kabupaten/ Kota setelah mendapat persetujuan dari Dewan Pengurus Pusat.

(5) Majelis Pemuda Indonesia dapat dibentuk diseluruh tingkatan organisasi, kecuali ditingkat Kecamatan,
yaitu:
a. Majelis Pemuda Indonesia Pusat ditingkat Nasional
b. Majelis Pemuda Indonesia Daerah ditingkat Provinsi
c. Majelis Pemuda Indonesia Daerah ditingkat Kabupaten/Kota
(6) Majelis Pemuda Indonesia terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, beberapa orang Wakil Ketua,
dan beberapa orang anggota.

BAB VI
RANGKAP DAN MASA JABATAN, PENDELEGASIAN
WEWENANG
DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU

Pasal 28
Rangkap Dan Masa Jabatan

(1) Anggota Dewan Pengurus dan Majelis Pemuda Indonesia tidak boleh merangkap jabatan pada jenjang
Dewan Pengurus dan Majelis Pemuda Indonesia yang berbeda, baik yang lebih rendah maupun lebih
tinggi tingkatannya
(2) Ketentuan lebih lanjut ayat 1 (satu) pasal ini akan diatur dalam Penjelasan Anggaran Rumah Tangga
dan atau PO KNPI selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah selesainya kongres.

Pasal 30
Pergantian Antar Waktu

1. Apabila Ketua Umum berhalangan tetap dan atau karena sesuatu sebab tidak dapat menjalankan dan
atau menyelesaikan kewajibannya sampai masa jabatan kepengurusan berakbir, maka jabatan Ketua
Umum digantikan oleh. salah seorang Ketua/Wakil Ketua yang ditetapkan oleh dan dalam Rapat
Harian Dewan Pengurus yang diagendakan untuk keperluan itu.

2. Apabila karena sesuatu sebab terjadi lowongan dalam keanggotaan Dewan Pengurus dan atau
dianggap tidak aktif dan atau dianggap melanggar konstitusi, dan atau mendapat sanksi hukum
pidana, maka pergantian untuk mengisi lowongan tersebut dilakukan dan ditetapkan dalam Rapat
Harian Dewan Pengurus dengan mempertimbangkan secara sungguh-sungguh unsur keterwakilannya
dalam kepengurusan.

3. Tindakan yang dilakukan Dewan Pengurus sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) pasal ini harus
diberitahukan kepada Dewan Pengurus yang tingkat organisasinya setingkat lebih tinggi untuk
disahkan dan dikukuhkan, kecuali untuk Dewan Pengurus Pusat maka pensahan dan pengukuhan di
lakukan oleh Dewan Pengurus Pusat setelah mengadakan konsultasi dengan Pimpinan Majelis
Pemuda Indonesia.
Pergantian antar waktu untuk Pimpinan dan Anggota Dewan Penasehat dan Majelis Pemuda
Indonesia diselenggarakan menurut kebutuhan yang mendesak dengan mengacu pada ayat (1) dan
(2) pasal ini.

BAB VII
BADAN-BADAN KHUSUS

Pasal 31
Status

Badan Khusus KNPI adalah Badan pembantu Dewan Pengurus yang dibentuk menurut kebutuhan oleh
Dewan Pengurus menurut tingkatannya dan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Tugas dan Kewajiban


Pasal 32

(1) Badan-Badan Khusus KNPI bertugas melaksanakan program dan kewajiban-kewajiban KNPI sesuai
dengan fungsi dan peran bidang masing-masing
(2) Pelaksana Badan Khusus KNPI mempunyai tugas untuk meningkatkan keahlian khusus bagi
pengurus KNPI dan anggota OrganisaSi Kemasyarakatan Pemuda melalui pendidikan, penelitian dan
pelatihan kerja praktis

(3) Pelaksana Badan-Badan Khusus bertanggung jawab kepada Dewan Pengurus masing-masing
tingkatan dan setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan laporan tertulis yang menyangkut
pelaksanaan kegiatan dan laporan keuangan

(4) Badan khusus baru dapat dibentuk setelah memiliki pedoman dasar yang ditetapkan oleh Dewan
Pengurus Pusat

(5) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur tersendiri dalam Pedoman
Dasar Badan Khusus masing-masing.

BAB VIII
KEUANGAN

Pasal 33
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan

(1) Dewan Pengurus setiap tingkatan bertanggung jawab atas penggunaan dana dan pengelolaan harta
kekayaan organisasi sesuai dengan sistem keuangan dan akuntansi Indonesia.

(2) Bendahara secara rutin setiap 6 (enam) bulan sekali memberikan laporan keuangan kepada Rapat
Pleno Dewan Pengurus.

(3) Laporan Pertanggung jawaban bidang keuangan harus disusun berdasarkan hasil audit oleh akuntan
publik yang ditunjuk oleh Pimpinan Majelis Pemuda Indonesia.

(4) Khusus dalam penyelenggaraan Kongres dan Musyawarah Propinsi Kabupaten/Kota/Kecamatan ,


semua pemasukan dan pengeluaran keuangan harus dipertanggungjawabkan kepada Dewan
Pengurus KNPI masa bakti berikutnya, melalui Panitia Verifikasi yang dibentuk untuk kepentingan itu,
sesuai tingkatan organisasi.

Bab IVI
Atribut

Pasal 34

1. Lambang KNPI adalah seperti yang terdapat dalam Lampiran Anggaran Dasar ini, yang selanjutnya
diatur dalam Peraturan Organisasi

2. Lambang seperti tersebut pada ayat (1) dipergunakan untuk pembuatan bendera, jaket, vandel, dan
identitas KNPI

3. Bentuk, warna, penjelasan tata cara penggunaan dan pengaturan lebih lanjut jenis atribut seperti
tersebut pada ayat (2) pasal ini, diatur dalam lampiran Anggaran Dasar ini

4. Jenis Lagu Meliputi Mars Pemuda Indonesia dan Hymne Pemuda Indonesia seperti terdapat dalam
lampiran Anggaran Dasar ini
BAB VI
TATA CARA PEMILIHAN

Pasal 35

Tata cara Pemilihan Ketua Umum/Ketua dan Dewan Pengurus KNPI diatur dalam keputusan tata cara
pemilihan.

BABVIII
PERATURAN PERALIHAN

Pasal 36

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam Pedoman
Organisasi (PO).

BAB VIIII
PENUTUP

Pasal 37

1. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan perubahan dan penyempurnaan dan Anggaran Rumah
Tangga yang ditetapkan dalam Kongres Pemuda KNPI VI pada tanggal 18 Desember 2002 di Bekasi.

2. Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di: Caringin, Bogor


Pada tanggal : 20 Desember 2005

PRESIDIUM SIDANG
KONGRES VII PEMUDA/KNPI TAHUN 2005

ttd. ttd.
GALUMBANG SITINJAK ARMAN SIMANJORANG
(Wakil MPI) (Wakil DPP KNPI)

ttd.
DAVID PAJUNG
(Wakil OKP/HPPI)

ttd. ttd.
EVA YULIANA GUNAWAN SATARY
(KNPI Prov. Jateng) (KNPI Prov. Kep. Riau)
DEPERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 01/PO/KNPI/IV/2006

Tentang

DISIPLIN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam suatu organisasi yang sehat para pengurus dan anggota
diharapkan dapat bersama-sama berusaha mempertahankan serta meningkatkan
kinerja organisasi sehingga bermanfaat bagi kemajuan organisasi dalam
perannya di tengah-tengah masyarakat;
2. Bahwa untuk tercapainya maksud tersebut di atas sangat ditentukan oleh
suasana kondusif di dalam organisasi agar dapat melaksanakan program
kerjanya;
3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan Organisasi
yang mengatur tentang Disiplin Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok-pokok Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO) KNPI;

Memperhatikan : 1. Keputusan DPP KNPI Nomor : KEP.07/DPP-KNPI/IV/ 2006 tentang Tata Kerja
DPP KNPI Periode 2005-2008;
2. Keputusan Rapat Pleno DPP KNPI ke-II tanggal 11 April 2006.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG


DISIPLIN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA.

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
1. Bahwa sesungguhnya dalam suatu organisasi yang sehat para pengurus dan anggta sama-sama
berusaha untuk mempertahankan serta meningkatkan kinerja organisasi sehingga bermanfaat bagi
kiprah dan kemajuan organisasi di tengah-tengah masyarakat pada umumnya dan di kalangan
anggota pada khususnya.
2. Bahwa untuk tercapainya maksud tersebut diatas sangat ditentukan kepada suasana kondusif di dalam
organisasi agar organisasi beserta perangkat- perangkat yang dimiliki dapat melaksanakan program
kerja sebagaimana yang diamanahkan oleh Kongres/Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/
Kecamatan.
3. Oleh karena itu perlu diatur sebuah peraturan organisasi yang mengatur Disiplin Organisasi KNPI.
Peraturan Organisasi ini bertujuan memberikan panduan kepada pengurus dan anggota di setiap
tingkatan untuk mengetahui secara jelas hal-hal yang menyangkut pelanggaran dan menyebabkan
jatuhnya sanksi organisasi.

BAB II
PENGERTIAN DISIPLIN ORGANISASI

Pasal 2

(1) Disiplin adalah setiap perilaku positif yang berdasarkan kepada ketaatan, kepatuhan serta tunduk
kepada Peraturan, norma dan prinsip-prinsip tertentu. Disiplin berarti juga kemampuan untuk
mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan
sekalipun.
(2) Dalam kaitan dengan Disiplin Organisasi KNPI peraturan yang dimaksud adalah konstitusi organisasi
yang meliputi AD/ART, Peraturan Organisasi dan seterusnya, perundang-undangan dan Peraturan
Pemerintah yang berlaku serta etika dan norma-norma kesusilaan yang umum.

Pasal 3
Tindakan Disiplin

Tindakan disiplin adalah setiap upaya yang dilakukan organisasi terhadap anggotanya dalam rangka
menjaga dan mempertahankan semangat kinerja dan nama baik organisasi. Pada dasarnya setiap tindakan
disiplin dengan memperhatikan sifat dan kadar pelanggaran yang dilakukan.

BAB III
PELANGGARAN DAN SANKSI

Pasal 4

(1) Pelanggaran adalah setiap perbuatan yang dilakukan baik secara perorangan maupun bersama-sama
dengan sengaja melanggar AD/ART, Peraturan Organisasi, ketentuan organisasi lainnya; perundang-
undangan dan peraturan pemerintah yang berlaku serta etika, norma-norma susila umum lainnya yang
berakibat menghambat kinerja organisasi KNPI dan atau mencemarkan nama baik organisasi KNPI.
(2) Sanksi adalah setiap tindakan positif yang diambil oleh organisasi dalam rangka meningkatkan kinerja
anggota dan organisasi dan hal-hal yang berhubungan dengan kemajuan dan nama baik organisasi
KNPI.
(3) Sanksi didasarkan kepada :
a. Jenis pelanggaran.
b. Frekuensi (seringnya/pengulangan) pelanggaran.
c. Besar kecilnya pelanggaran.
d. Unsur kesengajaan.

Pasal 5
Jenis Pelanggaran
(1) Pelanggaran terhadap Konstitusi Organisasi.
Meliputi antara lain :
a. AD/ART KNPI.
b. Peraturan Organisasi.
c. Ketentuan-ketentuan Organisasi lainnya.

(2) Pelanggaran terhadap perundang-undangan serta peraturan pemerintah yang berlaku, melakukan
tindakan-tindakan hukum di bidang kriminal yang berakibat jatuhnya vonis pidana oleh pengadilan dan
sudah mendapatkan kekuatan hukum tetap.

(3) Pelanggaran terhadap Etika Organisasi.


a. Melanggar azas keatutan.
b. Mengatasnamakan organisasi untuk kepentingan pribadi tanpa persetujuan terlebih dahulu.
c. Merusak citra serta nama baik organisasi.

(4) Pelanggaran Moral.


a. Melakukan perbuatan tercela
b. Melakukan perbuatan yang melanggar nilai-nilai kesusilaan yang berakibat merugikan nama baik
organisasi yang terbukti secara hukum.

Pasal 6
Jenis-jenis Sanksi

Jenis-jenis sanksi :
(1) Teguran atau peringatan.
(2) Penonaktifan (skorsing)
(3) Pemecatan
(4) Teguran atau peringatan dilakukan : K
a. Kepada anggota dilakukan oleh Dewan Pengurus sesuai dengan tingkatan kepengurusan
organisasi
b. Teguran atau peringatan tersebut di atas dilakukan secara lisan maupun tertulis.
(5) Sanksi pada ayat (2) dan ayat (3) diatas dilakukan oleh Dewan Pengurus Pusat dengan
memperhatikan usul Dewan pengurus Propinsi setelah diberikan kesempatan untuk membela diri
selanjutnya segera diambil keputusan dalam bentuk :
a. Membatalkan penonaktifan.
b. Menetapkan penonaktifan untuk jangka waktu tertentu.
c. Memecat.

Pasal 7
Rehabilitasi

Rehabilitasi dalam rangka pemulihan nama baik organisasi/institusi dan perorangan dapat dilakukan oleh
Dewan Pengurus Pusat berdasarkan usul dan pertimbangan Dewan Pengurus Propinsi/Kabupaten/Kota.

BAB IV
TATA CARA PEMBERIAN SANKSI

Pasal 8

Tata cara pemberian sanksi diatur dengan memberikan klasifikasi tingkat pelanggaran sebagai berikut :
(1) Pelanggaran Ringan
(2) Pelanggaran Sedang
(3) Pelanggaran Berat.
Pasal 9
Jangka Waktu Penetapan Sanksi

Jangka waktu penetapan sanksi :


(1) Lisan : 1 (satu) minggu
(2) Tertulis 1 : 1 (satu) bulan
(3) Tertulis 2 : 2 (dua) minggu
(4) Tertulis 3 : 2 (dua) minggu

Pasal 10
Wewenang Penetapan Sanksi

Wewenang penetapan sanksi :


Rapat Bidang Organisasi : Pelanggaran Ringan -- Lisan
Rapat Harian : Pelanggaran Sedang -- Tertulis
Rapat Pleno : Pelanggaran Berat -- Pemecatan

Pasal 11
Hak Jawab

Hak jawab untuk pembelaan diberikan kepada organisasi/institusi maupun perorangan sesuai dengan
penetapan sanksi.

BAB V
PENUTUP

Pasal 12

(1) Peraturan Disiplin Organisasi ini dibuat dengan mengacu kepada :


a. Perundang-undangan serta peraturan pemerintah yang berlaku.
b. AD/ART KNPI dan peraturan Organisasi serta ketentuan organisasi lainnya.
c. Sistem Nilai serta norma etika yang berlaku secara umum.
(2) Peraturan Organisasi ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapannya.
(3) Peraturan Organisasi tentang Disiplin Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

ttd. ttd.
HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 02/PO/KNPI/IV/2006

Tentang

PENGGANTIAN ANTAR WAKTU DAN PENETAPAN JABATAN


LOWONG DEWAN PENGURUS KNPI

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka menjamin kelancaran mekanisme Kerja Organisasi Komite
Nasional pemuda Indonesia dipandang perlu untuk senantiasa memelihara
keutuhan organisasi serta berfungsinya masing-masing pengurus pada semua
tingkatan organisasi;
2. Bahwa untuk itu perlu dihindari ketida lancaran mekanisme kerja organisasi yang
disebabkan oleh jabatan lowong atau ketidak aktifan pengurus dalam
kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia di semua tingkatan;
3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan Organisasi
yang mengatur tentang penggantian antar waktu atau penetapan jabatan lowong
Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok-pokok Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO) KNPI;

Memperhatikan : 1. Peraturan Organisasi KNPI Nomor : 02/PO/KNPI/III/ 2003 tentang Penggantian


Antar Waktu dan Pengisian Jabatan Lowong Dewan Pengurus KNPI;
2. Peraturan Organisasi KNPI Nomor : 01/PO/KNPI/IV/ 2006 tentang Disiplin
organisasi KNPI;

3. Keputusan DPP KNPI Nomor : KEP.07/DPP-KNPI/IV/ 2006 tentang Pedoman


Tata Kerja DPP KNPI Periode 2005-2008;
4. Keputusan Rapat Pleno DPP KNPI ke-II tanggal 11 April 2006.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG


PENGGANTIAN ANTAR WAKTU DAN PENETAPAN JABATAN LOWONG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Suatu jabatan dinyatakan lowong apabila salah satu atau beberapa Pengurus Komite Nasional
Pemuda Indonesia yang oleh sebab-sebab tertentu dinyatakan tidak efektif/berhalangan tetap.
2. Yang dimaksud dengan sebab-sebab Pengurus yang dinyatakan tidak dapat aktif/berhalangan tetap
adalah:
a. meninggal dunia, atau
b. Pengurus yang bersangkutan mengundurkan diri dari kepengurusan Komite Nasional Pemuda
Indonesia dengan menyatakan secara lisan dan atau tertulis, atau ditarik oleh Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda yang merekomendasikan.
c. Tidak menghadiri Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI pada tingkatannya sebanyak 3 (tiga) kali
berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggung jawabkan, atau
d. Pengurus yang oleh karena satu dan lain hal dipandang mencemarkan nama baik organisasi
sehingga diberhentikan dari jabatan kepengurusan.
e. Melakukan tindakan pidana kriminal dan sudah mendapat ketetapan tetap sesuai hukum yang
berlaku di Indonesia.

3. Yang dimaksud dengan penetapan jabatan lowong yaitu penetapan seseorang atau beberapa orang
dalam jabatan tertentu pada kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia yang dinyatakan
lowong.
4. Yang dimaksud penggantian antar waktu adalah penggantian seseorang atau beberapa orang
Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia dalam suatu periode kepengurusan yang sedang
berjalan.
5. Yang dimaksud Pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia pada semua tingkatan adalah Dewan
Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia, Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional
Pemuda Indonesia Tingkat Propinsi. Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia
Tingkat Kabupaten/Kota dan Pengurus KNPI Kecamatan.

BAB II
PROSEDUR DAN MEKANISME PENGGANTIAN ANTAR WAKTU DAN PENETAPAN JABATAN
LOWONG

Pasal 2

1. Jabatan lowong, pengisian jabatan lowong dan penggantian antar waktu perlu ditetapkan melalui
keputusan organisasi menurut tingkatannya.
2. Khusus jabatan lowong yang disebabkan oleh sanksi pemberhentian dari jabatan kepengurusan harus
dibicarakan dan diputuskan melalui Rapat Pleno Dewan Pengurus KNPI sesuai tingkatan.
3. Jabatan dinyatakan lowong setelah Dewan pengurus KNPI di semua tingkatan, jika fungsionaris
terkena ketentuan pada pasal 1, ayat 2 Peraturan Organisasi ini.

Pasal 3

Penetapan jabatan Lowong dan penggantian Antar Waktu ditetapkan :


1. Untuk Tingkat Pusat melalui Dewan Pengurus Pusat.
2. Untuk Daerah Tingkat Propinsi melalui Keputusan Dewan Pengurus Daerah Tingkat Propinsi
3. Untuk Daerah Tingkat Kabupaten/Kota melalui Keputusan Dewan Pengurus Tingkat Kabupaten/Kota.
4. Untuk Pengurus Kecamatan melalui Keputusan Pengurus kecamatan.

Pasal 4

1. Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional
Pemuda Indonesia ditetapkan oleh Dewan Pengurus Pusat sesuai dengan mekanisme kerja yang
berlaku dengan mempertimbangkan saran majelis Pemuda Indonesia KNPI.
2. Hasil Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu harus segera diumumkan kepada
Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia seluruh Indonesia dan Majelis Pemuda
Indonesia oleh Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia.

Pasal 5

1. Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu untuk Dewan Pengurus Tingkat Propinsi
setelah berkonsultasi dengan majelis Pemuda Daerah Tingkat Propinsi yang bersangkutan.
2. Hasil Pengisian jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu tersebut harus segera dilaporkan
kepada Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia untuk selanjutnya mendapatkan
pengesahan.
3. Setiap pengisian jabatan lowong atau penggantian antar waktu yang sudah disahkan agar
diberitahukan kepada Dewan Pengurus Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan Organisasi
Kemasyarakatan Pemuda diwilayahnya dan Majelis Pemuda Daerah Tingkat Kabupaten/Kota oleh
Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 6

1. Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional
Pemuda Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Dewan pengurus Daerah Komite Nasional
Pemuda Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota setelah berkonsultasi dengan Majelis Pemuda Tingkat
Kabupaten/Kota.
2. Hasil Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu tersebut harus segera dilaporkan
kepada Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat Propinsi untuk
selanjutnya mendapatkan pengesahan.
3. Pengesahan jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu Dewan Pengurus Daerah Komite
Nasional Pemuda Indonesia Tingkat Kabupaten/ Kota oleh Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional
Pemuda Indonesia Tingkat Propinsi dan tembusannya disampaikan kepada Dewan Pengurus Pusat
Komite Nasional Pemuda Indonesia.
4. Setiap Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu yang sudah disahkan agar
diberitahukan kepada Pengurus Kecamatan, Majelis Pemuda Indonesia Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota dan seluruh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda di wilayahnya oleh Dewan
Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 7

1. Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu untuk Pengurus KNPI Kecamatan
ditetapkan melalui Keputusan Pengurus Kecamatan Komite Nasional Pemuda Indonesia setelah
berkonsultasi dengan tokoh- tokoh Pemuda di Tingkat setempat.
2. Hasil Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu Pengurus Kecamatan tersebut harus
segera dilaporkan kepada Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat
Kabupaten/Kota untuk selanjutnya mendapatkan pengesahan.
3. Pengesahan jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu Pengurus Kecamatan Komite Nasional
Pemuda Indonesia oleh Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Tingkat
Kabupaten/Kota dan tembusannya disampaikan kepada Dewan Pengurus Pusat Komite Nasional
Pemuda Indonesia Tingkat Propinsi.
4. Setiap Pengisian Jabatan Lowong atau Penggantian Antar Waktu yang sudah disahkan agar
diberitahukan kepada seluruh organisasi pemuda di wilayahnya.

BAB III
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Organisasi ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.

Pasal 9

Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

ttd. ttd.

HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD


PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 03/PO/KNPI/IV/2006

TENTANG

MUSYAWARAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa kesinambungan dan pengembangan peran organisasi secara efektif dan
efisien, sangat ditentukan oleh penataan segenap perangkat organisasi di setiap
tingkatan;

2. Bahwa Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan merupakan perangkat


institusi tertinggi organisasi yang menentukan kadar perkembangan organisasi
pada tingkatan tersebut, oleh karena itu pelaksanaan Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan perlu penyesuaian dalam rangka
menunjang dan mewujudkan hasil-hasil Kongres VII Pemuda/KNPI tahun 2005;

3. Bahwa penataan musyawarah Propinsi/Kabupaten/ Kota/ Kecamatan sebagai


bagian dari penataan organisasi harus dilakukan secara nasional dengan
memperhatikan kepentingan perwujudan sifat dan fungsi KNPI;

4. Bahwa untuk itu diperlukan Peraturan Organisasi KNPI tentang pelaksanaan


Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan, sebagai keputusan
organisasi yang memberi arah dan pedoman penyelenggaraan Musyawarah
Propinsi/ Kabupaten/Kota/Kecamatan KNPI di seluruh Indonesia.

Mengingat : Anggaran Dasar KNPI Bab IVI Pasal 17, 18, 19, 20, 21 dan Anggaran Rumah
Tangga KNPI Bab III Pasal 12, 13, 14.

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno ke-II DPP KNPI tanggal 11 April 2006.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG


PELAKSANAAN MUSYAWARAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA/ KECAMATAN
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 2
Tugas dan wewenang Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan adalah :
1. Menyusun Program Daerah/Kecamatan dalam rangka Pelaksanaan Program Umum KNPI.
2. Menetapkan Anggota Majelis Pemuda Indonesia.
3. Menetapkan Anggota Penasehat apabila dipandang perlu.
4. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban DPD Tingkat Propinsi atau Tingkat
Kabupaten/Kota/Kecamatan.
5. Memilih dan mengangkat anggota Dewan Pengurus Daerah/Pengurus Kecamatan.

BAB III
PENYELENGGARAAN
MUSYAWARAH PROPINSI/KABUPATEN/KOTA/KECAMATAN

Pasal 3

(1) Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Daerah KNPI.


(2) Musyawarah Kecamatan diselenggarakan oleh Pengurus Kecamatan.

Pasal 4

Penyelenggara Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan bertanggung jawab :


(1) Atas ketertiban dan kelancaran penyelenggaraan Musyawarah Propinsi/ Kabupaten/Kota/Kecamatan
(2) Atas berlangsungnya Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dalam suasana kebersamaan,
dengan hikmah kebijaksanaan, demi permusyawaratan dan pemufakatan.
BAB IV
PESERTA DAN PENINJAU

Pasal 5

Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dihadiri oleh peserta dan peninjau.


(1) Peserta Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan terdiri dari :
a. Musyawarah Propinsi dihadiri oleh :
1) DPP KNPI
2) MPI Tingkap Propinsi
3) DPD Tingkat Propinsi
4) DPD Tingkat Kabupaten/Kota
5) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Institusi Kepemudaan lainnya di Tingkat Propinsi
b. Musyawarah Kabupaten/Kota dihadiri oleh :
1) DPD Tingkat Propinsi
2) MPI Tingkat Kabupaten/Kota
3) DPD Tingkat Kabupaten/Kota
4) Pengurus Kecamatan KNPI
5) Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Institusi Kepemudaan lainnya di Tingkat
Kabupaten/Kota
c. Musyawarah Kecamatan dihadiri oleh :
a. DPD Tingkat Kabupaten/Kota
b. Pengurus Kecamatan
c. Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Institusi Kepemudaan lainnya di Tingkat
Kecamatan
(2) Jumlah Peserta Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota ditentukan oleh DPD KNPI dan Pengurus
Kecamatan serta dikoordinasikan dengan tingkat organisasinya.
(3) Peninjauan Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan ditetapkan oleh DPD KNPI/Pengurus
Kecamatan.

HAK SUARA DAN BICARA


Pasal 6
Peserta berhak :
(1) Atas satu hak suara yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan.
(2) Mengajukan pertanyaan, usul dan/atau pendapat, baik lisan maupun tertulis atas seizin pimpinan
sidang.
(3) Setiap utusan mempunyai hak kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
pendapat/kritik dan saran yang bersifat membangun.

Pasal 7

Peninjau berhak :
(1) Mengajukan pertanyaan, usul dan/atau pendapat baik lisan maupun tertulis, atas seizin Pimpinan
Sidang.
(2) Setiap peninjau mempunyai hak, kesempatan dan kebebasan yang sama untuk mengeluarkan
pendapat/kritik dan saran yang bersifat membangun.

BAB V
WAKTU DAN TEMPAT

Pasal 8

(1) Pelaksanaan Musyawarah Propinsi, Kabupaten/Kota dan Musyawarah Kecamatan sesuai periodesasi
kepengurusan.
(2) Untuk DPD Tingkat Propinsi yang selama periode kepengurusannya masih terdapat DPD Tingkat
Kabupaten/Kota yang telah habis masa kepengurusannya, namun sampai saat ini belum
melaksanakan Musyawarah Kabupaten/Kota, maka DPD Tingkat Propinsi harus sesegera mungkin
menuntaskan Musyawarah Kabupaten/Kota tersebut terlebih dahulu.
(3) Apabila pada ayat (1) dan (2) tidak juga terlaksana, maka Majelis Pemuda Indonesia dapat mengambil
alih setelah mendapat persetujuan DPD KNPI, sedangkan pada tingkat Musyawarah Kecamatan
diserahkan kepada DPD tingkat Kabupaten/Kota.
(4) Untuk DPD Tingkat Propinsi pelaksanaan Musyawarah Propinsi dijadwalkan oleh DPP, untuk DPD
Tingkat Kota/Kabupaten mendapat persetujuan DPP KNPI, sedangkan pada tingkat musyawarah
Kecamatan dijadwalkan oleh DPD Tingkat Kabupaten/Kota.

Pasal 9

Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dilaksanakan di Ibukota


Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dan atau disesuaikan dengan kemampuan daerah/kecamatan yang
bersangkutan.

BAB VI
MUSYAWARAH

Pasal 10

Sidang-sidang Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan terdiri :


(1) Sidang Pleno
(2) Sidang Komisi
(3) Sidang Komisi Khusus dan/atau Sub Komisi bila dianggap perlu.

Pasal 11

(1) Tugas dan Wewenang sidang Pleno :


a. Mendengarkan pengarahan dan ceramah sesuai dengan ketentuan Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.
b. Mendengar Laporan Pertanggung Jawaban DPD KNPI/Pengurus Kecamatan.
c. Memberikan penilaian atas Laporan Pertanggung Jawaban DPD KNPI/ Pengurus Kecamatan
yang disampaikan melalui Pandangan Umum.
d. Mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban DPD KNPI/Pengurus Kecamatan.
e. Menetapkan Program Umum KNPI Daerah/Kecamatan yang berpedoman kepada Pokok-pokok
Program Kerja Nasional Organisasi KNPI hasil Kongres Pemuda/KNPI dan Program Kerja Hasil
RAKERNAS.
f. Membentuk Komisi-komisi menurut kebutuhan.
g. Mendengarkan Laporan Komisi untuk mendapatkan penilaian dan pengesahan Sidang Pleno.
h. Memilih Ketua DPD/Ketua Pengurus Kecamatan.
i. Memilih formatur.
j. Mengesahkan majelis Pemuda Indonesia tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota dan Dewan
Pengurus Daerah KNPI untuk masa bhakti berikutnya.
(2) Tugas dan wewenang Sidang Komisi :
a. Memusyawarahkan dan mengambil Keputusan mengenai hal-hal yang menjadi lingkup tugasnya.
b. Melaporkan hasil-hasil Sidang Komisi kepada Sidang Pleno Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan setelah ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Sidang
Komisi yang bersangkutan.

Pasal 12

(1) Setiap Peserta harus menjadi anggota salah satu Komisi Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.
(2) Setiap Peninjau berhak menjadi salah satu anggota Komisi Musyawarah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.
(3) Jumlah anggota masing-masing Komisi disusun secara proporsional.

Pasal 13
Pimpinan Sidang:
(1) Pimpinan Sidang Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dipilih dari dan oleh Peserta
Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.
(2) Setiap Sidang dipimpin oleh Pimpinan Sidang berjumlah 5 orang, masing-masing 1 (satu) orang dari
unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP)/Institusi Kepemudaan lainnya.
(3) Pimpinan Sidang Pleno terdiri dari Seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua, seorang Sekretaris dan 2
orang anggota.
(4) Pimpinan Sidang Komisi dipilih dari dan oleh anggota Komisi.
(5) Pimpinan Sidang merangkum seluruh pembicaraan, mendudukkan persoalan, meluruskan
pembicaraan serta berusaha mempertemukan pendapat sesuai acara persidangan.

BAB VII
QUORUM DAN TATA CARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 14

(1) Sidang Pleno Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
lebih dari setengah jumlah Peserta, sesuai pengaturan dalam Pasal 5 ayat 3 Peraturan Organisasi ini
dan ART KNPI Pasal 25.
(2) Dalam hal memilih formatur, Sidang Pleno Musyawarah Propinsi/Kabupaten/ Kota/Kecamatan
sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari ½ jumlah utusan.

Pasal 15

(1) Setiap Sidang Pleno memerlukan quoprum seperti tersebut dalam Pasal 14 ayat 1 Peraturan
Organisasi ini.
(2) Apabila hal dimaksud dalam ayat 1 pasal ini tidak tercapai maka Sidang ditunda paling lama 2 kali
dalam 30 menit.
(3) Apabila setelah 2 kali penundaan masih juga (ayat 1 dan ayat 2 pasal ini) belum tercapai, maka
Sidang dianggap memenuhi quorum dan dapat mengambil keputusan.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 16

Pengambilan Keputusan pada azasnya diusahakan sejauh mungkin secara musyawarah untuk mencapai
mufakat. Apabila hal ini tidak mungkin maka Keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak dalam
suasana dan semangat kebersamaan untuk menunjang kebersamaan Pemuda Indonesia, sesuai dengan
ART KNPI Pasal 26.

Pasal 17

Keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak, bila adanya pendirian-pendirian argumentasi


bertentangan, yang tidak dapat didekatkan lagi, atau karena desakan waktu dalam pengambilan keputusan.

Pasal 18

(1) Apabila diambil Keputusan berdasarkan suara terbanyak hasilnya sama, maka pemungutan suara
diulang.
(2) Penyampaian suara dilakukan oleh utusan untuk menyatakan sikap setuju, menolak atau abstain
secara lisan, tertulis atau mengacungkan tangan.
(3) Pengambilan Keputusan berdasarkan suara terbanyak dilakukan dengan mengadakan perhitungan
secara langsung.

BAB VIII
DEWAN PENGURUS DAERAH KNPI

Pasal 19

Dewan Pengurus Daerah Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan terdiri dari :


a. Ketua
b. Wakil-wakil ketua
c. Sekretaris
d. Wakil-wakil Sekretaris
e. Bendahara
f. Wakil-wakil Bendahara
g. Ketua-ketua Komisi
h. Wakil-wakil Ketua Komisi
i. Anggota Komisi
Jumlah anggota pengurus disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan daerah
Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.

Pasal 20

Komisi dipilih dan ditetapkan melalui Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/ Kecamatan sebagai berikut :
1. Bidang/Komisi Keorganisasian
2. Bidang/Komisi Keagamaan
3. Bidang/Komisi Politik
4. Bidang/Komisi Hukum dan HAM
5. Bidang/Komisi Kesehatan
6. Bidang/Komisi Luar Negeri
7. Bidang/Komisi Ekonomi dan KUMKM
8. Bidang/Komisi Pertahanan dan Keamanan
9. Bidang/Komisi Perindustrian
10. Bidang/Komisi pertanian dan Perkebunan
11. Bidang/Komisi Otonomi Daerah
12. Bidang/Komisi Pariwisata
13. Bidang/Komisi Komunikasi dan Informatika
14. Bidang/Komisi Tenaga Kerja dan Transmigrasi
15. Bidang/Komisi Infrastruktur Perumahan pemukiman
16. Bidang/Komisi Kelautan dan Perikanan
17. Bidang/Komisi Budaya dan Multikultural
18. Bidang/Komisi Riset dan Pengembangan Teknologi
19. Bidang/Komisi Lingkungan Hidup
20. Bidang/Komisi Pendidikan
21. Bidang/Komisi Pemberdayaan perempuan
22. Bidang/Komisi Investasi dan Perbankan
23. Bidang/Komisi Kesejahteraan Sosial
24. Bidang/Komisi Pelatihan dan Pengembangan SDM
25. Bidang/Komisi Kerjasama Antar Lembaga
26. Bidang/Komisi Transportasi
27. Bidang/Komisi Energi dan Sumber Daya Mineral
28. Bidang/Komisi Olahraga
29. Bidang/Komisi Perdagangan
30. Bidang/Komisi Pembangunan Pedesaan

BAB IVI
TATA CARA PEMILIHAN KETUA DAN FORMATUR

Pasal 21

Pemilihan Ketua dan Formatur dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :


a. Mekanisme pemilihan calon-calon Ketua ditetapkan dalam sidang pleno.
b. Syarat-syarat calon Ketua sesuai dengan ART bab II Pasal 5, 6, 7 dan 8.
c. Bakal Calon Ketua dipilih dan ditetapkan oleh Peserta di dalam sidang pleno.
d. Ketua dipilih dari calon-calon ketua yang telah memenuhi persyaratan dan disahkan oleh peserta
didalam sidang pleno.
e. Sebelum pemilihan Ketua dilaksanakan, maka para calon Ketua diberikan kesempatan untuk
menyampaikan konsep kepemimpinannya dengan mengacu kepada Program Kerja KNPI hasil
Musyawarah Propinsi/ Kabupaten/Kota/Kecamatan

Pasal 22

(1) Formatur dipilih dari dan oleh Peserta di dalam Sidang Pleno
(2) Formatur Musyawarah Propinsi sebanyak 7 (tujuh) orang yang dipilih dari peserta dalam Musyawarah
Propinsi yang terdiri dari :
a) Unsur DPP KNPI 1 (satu) orang
b) Ketua MPI Tingkat Propinsi 1 (satu) orang
c) Ketua DPD Tingkat Propinsi terpilih 1 (satu) orang
d) Ketua DPD Tingkat Propinsi demisioner 1 (satu) orang
e) Unsur DPD Tingkat Kabupaten/Kota 1 (satu) orang
f) Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Propinsi/Institusi Kepemudaan lainnya 2
(dua) orang
(3) Formatur Musyawarah Kabupaten/Kota sebanyak 7 (tujuh) orang yang dipilih dari peserta dalam
Musyawarah Kabupaten/Kota yang terdiri dari :
a. Unsur DPP Tingkat Propinsi 1 (satu) orang
b. Ketua MPI Tingkat Kabupaten/Kota 1 (satu) orang
c. Ketua DPD Tingkat Kabupaten/Kota demisioner 1 (satu) orang
d. Ketua terpilih DPD Tingkat Kabupaten/Kota 1 (satu) orang
e. Unsur Organisasi Kemasyarakatan Pemuda Tingkat Kabupaten/Kota/ Institusi Kepemudaan
lainnya 2 (dua) orang
f. Unsur KNPI Kecamatan 1 (satu) orang

(4) Formatur Musyawarah Kecamatan sebanyak 5 (lima) orang yang dipilih dari peserta dalam
Musyawarah Kecamatan terdiri dari :
a) Ketua Terpilih
b) Ketua Demisioner pengurus Kecamatan
c) Unsur DPD Tingkat Kabupaten/kota
d) Unsur OKP/Institusi kepemudaan lainnya 2 (dua) orang.

(5) Komposisi formatur terdiri dari seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Sekretaris merangkap
Anggota dan Anggota-anggota.

(6) Ketua Tim Formatur untuk Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan adalah Ketua Terpilih

(7) Formatur mempunyai mandat penuh untuk menyusun kepengurusan dengan memperhatikan usulan
nama-nama resmi yang direkomendasikan oleh OKP/Institusi kepemudaan yang telah ditetapkan
sebagai peserta maupun peninjau Musda.

(8) Nama-nama calon pengurus yang direkomendasikan wajib melampirkan daftar riwayat hidup (ART Bab
II Pasal 6, 7 dan 8).

(9) Rekomendasi calon pengurus selambat-lambatnya disampaikan pada saat pendaftaran peserta
Musyawarah Propinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan.

Pasal 23

Yang dapat menjadi Calon Ketua adalah :


1. Sedang/pernah aktif menjadi Pengurus KNPI.
2. Sedang/pernah menjadi Pengurus organisasi Kemasyarakatan Pemuda tingkat Propinsi atau Tingkat
Kabupaten/Kota/Kecamatan.
3. Berusia tidak lebih dari 40 tahun.
4. Berprestasi, berdedikasi, loyal terhadap organisasi/negara, bermoral, tak tercela dan bebas narkoba
serta bersedia bertanggungjawab untuk melaksanakan amanat organisasi hingga akhir masa jabatan.

Pasal 24

Yang dapat menjadi Dewan Pengurus KNPI :


1. Menerima Deklarasi Pemuda Indonesia, Pemufakatan Pemuda Indonesia, AD/SRT, Pokok-pokok
Organisasi dan Program Kerja Nasional (POPKN), Peraturan Organisasi lainnya serta mempunyai
waktu dan bersedia untuk berpartisipasi aktif dalam kepengurusan KNPI.
2. Diusulkan secara resmi oleh Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan/atau Dewan Pengurus KNPI.
3. Berprestasi, berdedikasi, loyal terhadap Organisasi/Negara, bermoral, tak tercela dan bebas Narkoba
serta bersedia bertanggungjawab untuk melaksanakan amanat organisasi hingga akhir masa jabatan.

BAB VI
PELANTIKAN PENGURUS

Pasal 25
Hal-hal yang berkaitan dengan pelantikan Pengurus Tingkat Propinsi atau tingkat Kabupaten/Kota akan
diatur tersendiri dalam Petunjuk Pelaksanaan.

BAB IVI
ORIENTASI PENGURUS

Pasal 26

Setelah pengurus tingkat Propinsi atau tingkat Kabupaten/Kota terpilih langsung dilanjutkan dengan
orientasi penyamaan visi dan persepsi fungsionaris/pengurus baru KNPI Tingkat Propinsi/Kabupaten/Kota.

Pasal 27

Hal-hal yang menyangkut pelaksanaan orientasi Penyamaan visi dan persepsi fungsionaris/pengurus baru
KNPI tingkat Propinsi atau tingkat Kabupaten/Kota akan diatur tersendiri dalam Petunjuk pelaksanaan.

BAB VIII
PERATURAN PERALIHAN
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditetapkan oleh Dewan Pengurus
Pusat KNPI.

Pasal 29

Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

ttd. ttd.

HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD


PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 04/PO/KNPI/IV/2006

TENTANG

PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa administrasi kesekretariatan merupakan kegiatan penting dalam


penyelenggaraan kegiatan operasional suatu organisasi untuk kelancaran
pelaksanaan program kerja organisasi yang bersangkutan;
2. Bahwa untuk itu dipandang perlu disusun aturan-aturan, petunjuk maupun
ketentuan yang berkenaan dan berkaitan dengan segala perilaku
keadministrasian kesekretariatan;
3. Bahwa oleh karena itu, perlu dikeluarkan Peraturan Organisasi KNPI yang
mengatur pedoman administrasi kesekretariatan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok Organisasi dan Program Kerja Nasional (PPKNO) KNPI.

Memperhatikan : - Keputusan Rapat Pleno II DPP KNPI, tanggal 11 April 2006.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG


PEDOMAN ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN KOMITE NASIONAL PEMUDA
INDONESIA.

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1

Administrasi kesekretariatan merupakan segenap proses penyelenggaraan setiap usaha kerjasama antar
manusia yang dilakukan secara tertulis untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai tujuan tersebut,
agar supaya diselenggarakan secara tertib, teratur, bertanggungjawab, efisien dan efektif maka
diselenggarakan aturan-aturan, petunjuk maupun ketentuan yang berkenaan dan berkaitan dengan segala
perilaku keadministrasian dan kesekretariatan.

Oleh karena itu, Organisasi Komite Nasional Pemuda Indonesia memandang perlu untukmembuat suatu
Pedoman Administrasi Kesekretariatan untuk memudahkan gerak langkah organisasi dalam rangka
mencapai tujuannya.

Administrasi Kesekretariatan KNPI merupakan segenap proses penyelenggaraan aktivitas yang berfungsi
sebagai tempat dan pusat aktivitas organisasi serta mekanisme kerja-kerja kepengurusan organisasi.

Pedoman Administrasi dan Kesekretariatan KNPI disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULAN
BAB II LETAK BANGUNAN SEKRETARIAT
BAB III PENGELOLA KANTOR / ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
BAB IV KETATAUSAHAAN
BAB V KETATA ARSIPAN
BAB VI INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI
BAB VII PERPUSTAKAAN ORGANISASI
BAB VIII KEPROTOKOLAN
BAB IVI PENUTUP

BAB II
LETAK / BANGUNAN SEKRETARIAT
Pasal 2

Letak atau sekretariat atau Kantor KNPI sebagai tempat untuk menyelenggarakan segala aktivitas dan
pengelolaan administrasi organisasi hendaknya dipilih dengan pertimbangan ideal dan strategis sebagai
berikut :

1. Terletak di Pusat Kota


2. Mudah dijangkau oleh kendaraan umum.
3. Di pinggir jalan.
4. Di lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.

Pasal 3

Sedangkan Fasilitas Bangunan/Gedung Sekretarian KNPI hendaknya dilengkapi fasilitas sebagai berikut :
1. Ruang Tata Usaha
2. Ruang Perpustakaan
3. Ruang Persidangan
4. Musholla
5. Ruang dapur
6. Ruang kamar mandi/wcdalam mengatur ruangan hendaknya dipertimbangkan faktor-faktor
kenyamanan, kesehatan, keindahan dan keserasian sehingga bagi pemakai dan pengunjung kantor
tersebut merasa nyaman, betah, meningkatkan semangat dan kemauan bagi yang berada di
dalamnya.

BAB III
PENGELOLA KANTOR/ADMINISTRASI KESEKRETARIATAN
Pasal 4

Pengelola Kantor dan Administrasi Kesekretariatan KNPI sepenuhnya menjadi kewajiban dan kewenangan
pada team kesekretariatan. Yaitu Sekretaris Jenderal/Sekretaris Umum/Sekretaris sebagai koordinator dan
penanggung jawab dibantu dengan wakil-wakil Sekretaris Jenderal/Wakil-wakil Sekretaris Umum/Wakil-
wakil Sekretaris.

Sedangkan fasilitas penunjang administrasi kesekretariatan yaitu : kertas dan alat-alat tulis, dapur beserta
isinya, atau segala fasilitas yang sifatnya consumable menjadi tugas dan tanggungjawab team
kebendaharaan.

BAB IV
KETATAUSAHAAN

Pasal 5
JENIS-JENIS SURAT

1. Surat Resmi/Biasa/Rutin
2. Surat Mandat/Surat Tugas/Surat Kuasa/Surat Keterangan
3. Surat Ketetapan/Surat Keputusan

Pasal 6
BENTUK DAN ISI SURAT

1. Kertas Surat
a. Warna putih bersih
b. Ukuran folio (F4)

2. Nomor Surat
Terdiri dari 5 (lima) bagian yaitu :
Nomor Urut/Kode Jenis Surat/Pembuat/Bulan/Tahun.

Keterangan

a. Nomor Urut
1. Nomor surat untuk surat-surat resmi/biasa/mandat/tugas/kuasa/ keterangan.
2. Nomor surat untuk surat-surat keputusan dan surat-surat ketetapan.
Nomor surat baik untuk a.1 maupun untuk a.2 atas dimulai dengan nomor 001 sampai dengan tak
terbatas dan diperbaharui kembali dengan nomor 001 setiap periode pergantian kepengurusan.

b. Kode Jenis Surat


Terdiri dari 4 (empat) bagian, yaitu :
1. A = Untuk Jenis Surat Resmi/Biasa/Rutin/Mandat/ Tugas/Kuasa/Keterangan
Internal Organisasi
2. B = Untuk Jenis Surat Resmi/Biasa/Rutin/Mandat/ Tugas/Kuasa/Keterangan
Ekasternal Organisasi
3. TAP = Untuk Jenis Surat Ketetapan
4. KPTS = Untuk Jenis Surat Keputusan.

c. Pembuat / Pengirim
1. Sek = Untuk Sekretaris Jenderal/Sekretaris
2. KGR = Untuk forum Kongres
3. Mus = Untuk Forum Musyawarah Daerah
4. Rak = Untuk Forum Rapat-rapat kerja.

d. Bulan
I = Januari VII = Juli
II = Februari VIII = Agustus
III = Maret IVI = September
IV = April VI = Oktober
V = Mei VII = Nopember
VI = Juno VIII = Desember

e. Tahun Masehi : 2005, 2006, 2021 … dst.

3. Lampiran Surat.

4. Pokok Surat (Perihal/Hal)


Ringkas tapi jelas, pendek tapi padat dan diterka maksud atau isi surat.
Contoh :
Hal : PERMOHONAN PENCERAMAH

5. Alamat Surat
Alamat Surat terletak dibawah perihal, segaris lurus dibawah isi nomor surat, lampiran dan perihal
dengan jarak satu setengah spasi.
Jika alamat surat ditujukan kepada Lembaga atau instansi maka penyebutannya bukan pada
lembaga/instansi bersangkutan tetapi kepada Pengurus atau impinan lembaga/Instansi tersebut. Jika
surat tersebut ditujukan pada salah satu unit/bagian yang ada pada lembaga/instansi tersebut maka
setelah penyebutan Pimpinan/Pengurus Lembaga/instansi yang bersangkutan, hendaknya dilengkapi
dengan “up” yang berarti “untuk perhatian”.

6. Kata Permulaan Surat


Kata permulaan ini berfungsi sebagai pembuka surat, dengan alinea baru dan berjarak 2 spasi.

7. Isi Surat
Sistematika isi surat adalah sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Uraian persoalan/isi/pokok surat
3. Penutup
Pendahuluan dan penutup sebaiknya tidak lebih dari dua alinea. Sedangkan isi/uraian persoalan dibuat
ringkas, padat, jelas, sopan, wajar dan tidak bertele-tele. Antara Pendahuluan, isi dan Penutup diberi
jarak 2 spasi.

8. Penutup Surat
Dalam pembuatan surat-surat resmi/rutin/biasa yang dibuka dengan “Dengan Hormat” maka dalam
menutup surat digunakan kalimat “Hormat kami”.

9. Tanggal Surat
Tanggal surat terletak di kanan bawah surat sebelah kalimat penutup dengan jarak 2 spasi. Tanggal
surat diawali dengan lokasi dikeluarkannya surat, kemudian disambung tanggal/bulan/tahun.

10. Penanda Tanganan Surat


Untuk surat-surat resmi yang ditujukan pada eksternal organisasi harus ditandatangani Ketua Umum
dan Sekretaris Jenderal, dalam keadaan tertentu (Ketua Umum dan Seretaris Jenderal tidak berada di
tempat), maka Ketua dan atau Wakil Sekjen yang dimandatkan dapat menandatangani surat
dimaksud. Sedangkan untuk Internal Organisasi dapat ditandatangani oleh Ketua dan Wakil Sekretaris
Jenderal Bidang yang bersangkutan, dengan sepengetahuan Ketua Umum atau antara Ketua Umum
dengan Wakil sekretaris jenderal, atau antara Ketua dengan Sekretaris Jenderal.

BAB V
KETATA ARSIPAN

Pasal 7
BUKU AGENDA

Untuk memudahkan pengelolaan sistem administrasi dan kesekretariatan, yaitu pengelolaan surat
menyurat, surat masuk maupun keluar, pengarsipan dan dokumentasi agar teratur dan sistematis, maka
sistem pengagendaan surat menyurat perlu diatur tersendiri.

1. Surat Masuk
Unsur-unsur yang terpenting untuk dicatat dalam surat masuk adalah sebagai berikut :
1. Nomor Surat 5. Tanggal Surat
2. Nomor kode arsip 6. Isi Surat
3. Nomor Surat 7. Asal Surat
4. Tanggal diterima 8. Keterangan

2. Surat Keluar
(1) Surat keluar harus melalui sirkulasi sebagai berikut :
a. Konsep surat harus terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada pimpinan yang bersangkutan agar
tidak tejadi kekeliruan atau perbedaan-perbedaan antara muatan, isi dan redaksi surat
tersebut.
b. Konsep surat yang telah mendapat konfirmasi dan persetujuan baru kemudian diberi nomor
verbal.

(2) Buku verbal untuk surat keluar memuat antara lain :


a. Nomor urut surat d. Tanggal surat
b. Nomor kode arsip e. Isi surat
c. Nomor surat f. Tujuan surat

3. Surat Keputusan/Ketetapan
Buku Agenda Surat keputusan/Ketetapan memuat antara lain :
a. Nomor Urut d. Tanggal Surat
b. Nomor Kode Arsip e. Isi Surat
c. Nomor Surat f. Keterangan

4. Buku Ekspedisi
Buku Ekspedisi memuat antara lain :
a. Tanggal Pengiriman d. Lampiran
b. Tujuan Surat e. Keterangan
c. Tanggal/Nomor Surat

Pasal 8
ADMINISTRASI KEARSIPAN

1. Arsip adalah kumpulan warkat/surat-surat yang disimpan secara sistimatis karena mempunyai suatu
kemanfaatan apabila dibutuhkan dapat secara tepat ditemukan kembali. Jadi intinya arsip berarti
pengumpulan dan penyimpanan warkat/surat-surat. Tata kearsipan yang sempurna apabila semua
surat dan dokumen-dokumen lain tersimpan pada suatu tempat tertentu dan teratur rapi sehingga
apabila diperlukan kembali mudah ditemui, walaupun surat-surat tersebut telah tersimpan lama.
Pengarsipan yang baik dan sangat berguna, terutama membantu kelancaran dan ketertiban organisasi
serta dapat digunakan sebagai pengembangan pengetahuan umumnya.

2. Surat-surat organisasi harus disimpan di sekretariat kantor dan dilarang keras disimpan di luar kantor.

Pasal 9
KODE MAP / ARSIP KNPI

1. Kode Arsip Surat Masuk


a. Surat Masuk Internal = MA
b. Surat Masuk Eksternal = MB

2. Kode Arsip Surat Keluar


a. Surat Keluar Internal = KA
b. Surat keluar Eksternal = KB

3. Kode Arsip Surat Ketetapan/Keputusan


a. Surat Ketetapan = TAP
b. Surat Keputusan = KPTS

4. Kode Map Dokumentasi


a. Kebijakan Org/Statemen = DKO
b. Makalah/Tulisan = DMT
BAB VI
INVENTARISASI DAN DOKUMENTASI

Pasal 10
INVENTARISASI ORGANISASI

Tujuan dibuatnya daftar inventarisasi organisasi adalah :


1. Menunjukkan kekayaan organisasi
2. Menghindarkan adanya prmborosan
3. Sebagai alat kontrol dan inventaris (mengetahui kerusakan, perubahan, penggantian dan menambah
jika terjadi kekurangan)
Pasal 11

Inventarisasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menjadi milik organisasi berupa kekayaan organisasi
yang pada pokoknya dapat kita bagimenjadi dua bagian, yaitu :

Inventarisasi yang permanen (tahan lama)


Contohnya Gedung/Sekretariat kantor, alat-alat kantor, komputer, meja, alat dapur dan sebagainya.

Penyimpanan inventaris organisasi harus dilakukan dengan baik oleh orang-orang yang berkompeten dan
bertanggung jawab sesuai dengan job description kesekretariatan. Penyimpanan harus dilaksanakan serta
ditempatkan di sekretariat, tidak diperkenankan dibawa atau disimpan di rumah fungsionaris.

Pasal 12
DOKUMENTASI ORGANISASI

1. Dokumentasi Organisasi adalah segala sesuatu yang menyangkut kegiatan pencarian pengumpulan,
penyimpanan dan pengawetan dokumen-dokumen organisasi Dokumentasi organisasi tersebut
merupakan suatu tanda bukti yang sah menurut hukum dan peristiwa-peristiwa atau suatu kejadian
dan kemudian disimpan. Pada hakekatnya semua arsip organisasi adalah dokumen.

2. Bentuk-bentuk dokumen organisasi antara lain :


a. Gambar-gambar dan foto-foto
b. Tulisan-tulisan dan surat-surat penting
c. Benda-benda berharga dan bernilai
d. Foto copy atau salinan surat
e. Surat Kabar, Majalah dan lain sebagainya.

3. Dokumentasi yang dipakai untuk menyusun laporan tahunan/akhir organisasi dan sebagai bukti yang
sah serta sangat penting untuk menyusun sejarah perjuangan organisasi, oleh karena itu pemeliharaan
dan penyimpanan dokumen seperti hal lainnya barang-barang inventaris dan arsip hendaknya disusun
dengan rapih dan teratur dalam map-map/rak-rak dan tempat-tempat tertentu dengan pengelompokkan
sesuai dengan kebutuhan.

BAB VII
PERPUSTAKAAN ORGANISASI

Pasal 13

1. KNPI sebagai Organisasi yang merupakan wadah berhimpun organisasi kepemudaan yang bergabung
di dalamnya senantiasa berkecimpung dlam pembangunan nasional dan berpartisipasi aktif melalui
pendidikan, pengembangan generasi muda dalam rangka meningkatkan ilmu pengetahuan, maka
perpustakaan organisasi menjadi sangat penting dan strategis.
2. Perpustakaan yang ideal bagi KNPI adalah meliputi buku-buku yang diperlukan bagi anggotanya. Oleh
karena itu minimal yang harus dimiliki mencakup buku-buku yang diperlukan dalam kelengkapan
kurikulum pelatihan KNPI, yang meliputi antara lain :
a. Wawasan Ideologi
b. Wawasan Pembangunan Nasional
c. Wawasan Nusantara & Ketahanan Nasional
d. Wawasan Kepemimpinan dan manajemen
e. Wawasan Ekonomi, Bisnis dan Kewira Usahaan
f. Wawasan Sosial Budaya
g. Dan sebagainya.

3. Dalam upaya menertibkan dan mengembangkan perpustakaan organisasi, maka perlu diatur dalam
administrasi perpustakaan dan diserahkan pengelolaannya kepada pengurus yang bertanggung jawab
dan memahami selukbeluk perpustakaan.

4. Dalam jangka panjang perpustakaan ini merupakan cikal bakal pembentukan Pusat Data & Informasi
Pemuda Indonesia dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Pemuda.

BAB VII
KEPROTOKOLERAN

Pasal 14

1. Tugas suatu kesekretariatan tidak saja terbatas pada pengelolaan atau pengaturan surat-menyurat
organisasi, administrasi dan kearsipan dan penyelenggaraan dokumentasi serta perpustakaan
organisasi, tetapi juga meliputi penataan suatu acara dan pelaksanaannya, yang disebut sebagai
protokoler.

2. Keprotokoleran KNPI merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan penyelenggaraan suatu
prosedur kelancaran (acara/upacara) dan memegang peranan penting bagi sukses dan sempurnanya
suatu acara/upacara.
3. Agar sasaran suatu kegiatan upacara dapat tercapai secara optimal, diperlukan penanggungjawab dan
pembagian tugas dalam penyelenggaraannya. Apabila penyelenggaraan suatu aktifitas tanpa adanya
Panitia Penyelenggara, maka pengelolaan penataan dan penyelenggaraannya langsung berada di
bawah team Serikat jenderal/Sekretariat.

4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan suatu acara/upacara


 Tempat/Gedung (lay out, dekorasi dan pengaturan kursi) Posisi tamu/undangan dan pengurus.
 Jenis dan pengantar acara.
 Susunan acara, terutama mengenai urutan pemberi sambutan, secara struktura pejabat/pengurus
terbawah mendahului pejabat/pengurus diatasnya, sedangkan dalam sapaan sambutan berlaku
sebaliknya.

BAB IVI
PENUTUP

Pasal 15

1. Dengan adanya Pedoman Administrasi Kesekretariatan ini menjadi sangat penting dan strategis dalam
menunjang dan menjadikan organisasi KNPI menjadi organisasi yang modern, karena dengan adanya
pedoman tersebut segala hal yang berkaitan dengan kesekretariatan menjadi seragam dan teratur
secara rapi sehingga segala sesuatu pekerjaan yang berhubungan dengan organisasi akan efisien dan
efektif serta bermutu.
2. Untuk melaksanakan administrasi yang baik dan profesional sangat bergantung pada profefsionalitas
para pelaksananya, yaitu team Sekretaris Jenderal/Sekretaris dengan dukungan dan pengertian
semua fungsionaris.

Pasal 16

1. Apabila di dalam peraturan organisasi ini terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan
seperlunya.
2. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,


ttd. ttd.
HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD
PERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 05/PO/KNPI/IV/2006

TENTANG

PEDOMAN ADMINISTRASI & MANAJEMEN KEUANGAN


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa masalah utama dalam pengelolaan organisasi KNPI adalah


memberdayakan sumber-sumber pemasukan dana sehingga diharapkan dapat
menjaga kelangsungan hidup organisasi;
2. Bahwa pengorganisasian dana baik pencarian, pemakaian, pelaporan maupun
pencatatan menjadi sangat penting agar dana-dana yang masuk dapat dikelola
dengan efektif dan efisien;
3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu dikeluarkan Peraturan Organisasi KNPI
yang mengatur pedoman administrasi dan manajemen kebendaharaan.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok Organisasi dan Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO) KNPI;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno DPP KNPI ke II tanggal 11 April 2006

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA TENTANG


PEDOMAN ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN.

BAB I
PENDAHULUAN

Pasal 1
Masalah utama dalam pengelolaan organisas-organisasi non profit adalah sumber-sumber pemasukan
dana. Oleh karena itu, pengorganisasian dana baik pencarian pemakaian, pelaporan maupun pencatatan
menjadi sangat penting agar dana-dana yang masuk dapat dikelola dengan efektif dan efisien. Bagi KNPI,
merupakan keharusan untuk merumuskan pedoman administrasi dan manajemen. Kebendaharaan, karena
persoalan keuangan sungguh sangat sensitive dan tidak mudah. Pedoman tersebut disusun dengan
sasaran sebagai berikut :
1. Agar lebih mandiri, tidak tergentung pada sumbangan yang bersifat konvensional.
2. Tertib administrasi, sebagai sarana menjadi organisasi yang modern.
3. Bahan untuk memudahkan membuat laporan dan pertanggung jawaban.
4. Mendapatkan dana dengan cara yang efektif.

BAB II
SUMBER DANA

Pasal 2
Sumbangan

Merupakan sumbangan dari dalam dan luar Organisasi yang halal dan tidak mengikat antara lain :
a. Pengurus/Anggota
b. Alumni
c. Pemerintah
d. Perusahaan Swasta / Pengusaha
e. Simpatisan
Pasal 3
Usaha-usaha Organisasi

1. KNPI berpendapat bahwa dalam rangka menunjang program kerja organisasi diperlukan pembiayaan,
bahwa untuk itu diperlukan pembentukan yayasan yang mempunyai bidang-bidang dan unit-unit usaha
tertentu yang berorientasi kepada profit.

2. Melalui pembentukan Yayasan tersebut KNPI bertekad menjadikan bidang Ekonomi khususnya
Wirausaha sebagai salah satu sasaran program dari pengembangan organisasi, oleh karena itu
pembentukan dan pengelolaan unit-unit usaha dan atau pembentukan dan pengelolaan Lembaga,
seperti Lembaga Perekonomian diarahkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan juga
dapat menunjang biaya organisasi.

3. Ketentuan tentang Usaha-usaha organisasi baik melalui unit-unit usaha maupun lembaga diatur
tersendiri berdasarkan kebutuhan dan kesepakatan masing-masing pengelola dengan Pimpinan
Organisasi pembentukan unit-unit usaha atau lembaga. Hendaknya ketentuan tersebut paling tidak,
mengatur antara lain :
a. Ketentuan Umum yang menyangkut perjanjian kerja atau memorandum ol understanding (MOU)
atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
b. Mekanisme kerja dan pengambilan keputusan.
c. Dan sebagainya.

BAB II
SISTEM PENGANGGARAN

Pasal 4
Pengertian

Sistem penganggaran merupakan perencanaan keuangan untuk pelaksanaan program organisasi dalam
bentuk angka-angka uang yang terdiri dari anggaran penerimaan dan pengeluaran dana dalam satu
periode kepengurusan, yang menggambarkan sumber dan penggunaan dana (cash flow).
Pasal 5
Maksud dan Tujuan

Dengan adanya sistem Penganggaran diharapkan dapat menentukan skala prioritas dengan tujuan
tercapainya efektifitas, efisien, kontrol dan sinkronisasi antar pelaksana setiap aktivitas organisasi.

Pasal 6
Fungsi

Fungsi Penganggaran KNPI tidak terlepas dari prinsip-prinsip fungsi manajemen secara umum, yaitu :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pelaksanaan
d. Pencatatan
e. Pelaporan
f. Pengawasan/pengontrolan

Pasal 7
Syarat-syarat

a. Kronologis pengeluaran dan pemasukan


b. Sistematis
c. Mudah dimengerti
d. Jelas angka-angka dalam pos-pos
e. Jumlah total seluruh pengeluaran dan pemasukan.

Pasal 8
Tahap-tahap Penyusunan Anggaran

a. Pengajuan kegiatan masing-masing bidang melalui Wakil-wakil Bendahara di bidangnya masing-


masing
b. Identifikasi kegiatan/aktifitas masing-masing bidang.
c. Penjadwalan
d. Perhitungan perkiraan biaya setiap kegiatan
e. Penjumlahan biaya kegiatan.

Pasal 9
Mekanisme Persetujuan

a. Pengajuan Anggaran Bidang :


Masing-masing Bidang mengajukan Anggaran berdasarkan program kerja yang telah disetujui melalui
RAKERNAS atau setarafnya di masing-masing bidang melalui Wakil-wakil Bendahara di bidangnya
masing-masing untuk rekomendasi tim kebendaharaan dan dibahas serta disetujui pada Rapat
Pimpinan.
b. Pengajuan Anggaran Aktivitas :
Disusun oleh Team Khusus kepanitiaan bersama-sama dengan ketua bidang yang bersangkutan
melalui wakil-wakil bendahara untuk di check oleh Bendahara Umum dan dibahas/disetujui pada Rapat
Pimpinan.

Pasal 10
Tahap Pelaksanaan
a. Pengajuan Anggaran setiap aktivitas harus mendapat persetujuan Bendahara Umum sebagai policy
maker dan Ketua Umum sebagai decision maker baik yang dilaksanakan oleh bidang maupun
kepanitiaan.
b. Setiap pengeluaran harus sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan dan disertai bukti
pembayaran.
c. Apabila terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah ditetapkan, maka harus dibawa ke forum
Rapat Pimpinan.
d. Penyusunan Laporan Akhir sebagai pertanggung jawaban pelaksanaan program.
e. Laporan akhir pertanggung jawaban kegiatan selambat-lambatnya 1 minggu setelah pelaksanaan
kegiatan.
f. Apabila melibatkan pihak ke tiga, maka laporan kegiatan selambat-lambatnya diterima 1 (satu) bulan
setelah pelaksanaan kegiatan.

BAB IV
SISTEM ADMINISTRASI DAN MANAJEMEN KEUANGAN

Pasal 11
Tujuan

Agar pendayagunaan dana dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Pasal 12
Pengelolaan

Prinsip-prinsip yang berlaku dalam hal pengelolaan keuangan meliputi :


a) Perencanaan
Perencanaan keuangan yang aktualisasikan berupa Anggaran pendapatan dan anggaran pengeluaran
untuk satu jangka waktu tertentu yang menggambarkan sumber penggunaan.

b) Pengorganisasian (Pengelolaan)
Agar lebih memudahkan kontrol pengelolaan keuangan, maka pengorganisasiannya sebagai berikut
(1) Tugas yang mencari dan mengumpulkan dana dan sumber-sumber yang telah ditentukan
diserahkan kepada Wakil-wakil Bendahara dibawah tanggung jawab Tim Kebendaharaan.
(2) Penyimpangan dan pengeluaran dana yang dikumpulkan harus terlebih dahulu disetujui oleh
Ketua Umum dan Bendahara Umum. Dana yang sudah diperoleh dilaporkan kepada Bendahara
Umum dan Ketua Umum.
(3) Wewenang untuk mengusahakan dana dipegang oleh Tim Kebendaharaan.
(4) Tugas untuk mencatat keluar masuk dana dan penyusunan laporan diserahkan kepada Wakil
Bendahara bidang pembukuan dan penyusunan laporan keuangan.

c) Pelaksanaan
Yang dimaksud dengan pelaksanaan disini adalah pelaksanaan pengaturan keuangan meliputi :
(1) Pengumpulan dana
Yang berkewajiban dan bertanggung jawab mengumpulkan dana adalah Tim Kebendaharaan
dengan tugas meliputi :
a. Menarik sumbangan sesuai dengan ketentuan organisasi
b. Menarik dan mengumpulkan dana dari donatur
c. Menyerahkan hasil pengumpulan dana kepada Wakil Bendahara (yang khusus membidangi
penyimpangan) setelah disetujui Ketua Umum dan bendahara Umum.
d. Pada saat penyerahan dana kepada Wakil Bendahara bagian pembukuan harus disertai bukti
kwitansi yang ditanda tangani oleh penyumbang, penerima dan Bendahara Umum
e. Wakil Bendahara bagian pembukuan memberikan bukti penerimaan dana kepada si penerima
dana

(2) Pengeluara Dana


a. Pengeluaran dana untuk bidang harus sesuai dengan Anggaran Belanja yang telah
ditetapkan sebelumnya
b. Pengeluaran harus diajukan berdasarkan bukti-bukti yang telah disetujui sebelumnya.
c. Pengeluaran dana harus disetujui oleh Ketua Umum dan bendahara Umum
d. Penandatanganan cek oleh Bendahara Umum bersama Ketua Umum dan/atau Sekretaris
jenderal.

(3) Penyimpanan
a. Yang bertanggung jawab atas penyimpanan dana adalah Wakil Bendahara Bidang
Pembukuan
b. Dana harus disampaikan di BANK yang telah ditentukan
c. Untuk keperluan rutin dapat diadakan kas kecil yang dipegang oleh Wakil bendahara (bidang
penyimpanan dan pengeluaran).

(4) Prosedur Pengeluaran Dana


a. Permintaan untuk pengeluaran dana diajukan kepada Ketua Umum dan Bendahara Umum
oleh bagian atau bidang yang memerlukan dana melalui Wakil-wakil Bendahara di bidang
masing-masing
b. Bendahara Umum bersama Tim Kebendaharaan menilai permohonan tersebut untuk
disetujui/ditolak atau minta dirobah
c. Atas dasar surat permohonan yang telah disetujui, Wakil Bendahara Umum mengeluarkan
dan menyerahkan kepada pemohon
d. Bendahara Umum mencetak dalam bukti-bukti pengeluaran uang, kemudian tanda bukti
pengeluaran tersebut diserahkan kepada Wakil bendahara.

(5) Pengontrolan/Pengawasan
Pengontrolan/pengawasan keuangan organisasimeliputi :
Pengontrolan yang bersifat preventif, adalah pengontrolan yang berjalan atau dilakukan
bersamaan dengan tahap-tahap proses penerimaan dan pengeluaran yang dimulai dari :
a. Permohonan untuk pengeluaran
b. Jumlah yang telah dianggarkan

Pengontrolan yang bersifat refresif adalah pengontrolan berupa pemeriksaan kewajaran laporan
keuangan setelah dicocokkan dalam buku mutasi dan bukti pendukung lainnya.

BAB V
PENYUSUNAN LAPORAN

Pasal 5

Laporan keuangan pada umumnya adalah neraca dan daftar perhitungan ahsil usaha (R/L). Neraca
menggambarkan posisi harga kewajiban dan kekayaan pada saat tertentu. Sedangkan daftar perhitungan
hasil usaha menggambarkan hasil kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran dana organisasi untuk jangka
waktu tertentu yang berakhir pada tanggal neraca.

BAB VI
PENUTUP

Pasal 6

1. Pedoman Kebendaharaan ini disusun agar dapat berguna sebagai pegangan atau petunjuk
pelaksanaan bagi organisasi dalam upaya pendayagunaan sumber dana yang ada, secara efisien dan
efektif serta dapat dipertanggung jawabkan.
2. apabila di dalam peraturan organisasi ini terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan
seperlunya.
3. Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

ttd. ttd.

HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD


DEPERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 06/PO/KNPI/IV/2006

TENTANG

PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA PROVINSI/
KABUPATEN/KOTA PEMEKARAN DAERAH/WILAYAH

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan penetapan suatu wilayah/daerah


yang dimekarkan, maka perlu dipersiapkan pembentukan kepengurusan Dewan
Pengurus Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota yang mengalami pemekaran
tersebut;
2. Bahwa untuk mempersiapkan pembentukan kepengurusan Dewan Pengurus
Daerah KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota pemekaran daerah/wilayah dipandang
perlu diatur dalam Peraturan Organisasi KNPI;
3. Bahwa oleh karena itu dipandang perlu untuk ditetapkan Peraturan Organisasi
yang mengatur tentang Pembentukan Dewan pengurus Daerah Komite Nasional
Pemuda Indonesia Provinsi/Kabupaten/Kota Pemekaran Daerah/Wilayah.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok Organisasi dan Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO) KNPI;
3. Peraturan Organisasi KNPI Nomor : /PO/KNPI/III/2006 tentang Musyawarah
Provinsi/Kabupaten/Kota KNPI;

Memperhatikan : 1. Sasaran dan pendapat dalam Rapat-rapat Bidang Koordinasi Organisasi DPP
KNPI;
2. Keputusan Rapat Pleno II DPP KNPI tanggal 11 April 2006.

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/PENGURUS KECAMATAN PEMEKARAN
DAERAH/WILAYAH

Pasal 1
DASAR PERTIMBANGAN PEMBENTUKAN

DPP KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/Pengurus KNPI Kecamatan pemekaran daerah/wilayah dibentuk


dengan pertimbangan antara lain sebagai berikut:
1) Bahwa dalam rangka menyesuaikan dengan penetapan suatu wilayah/daerah yang dimekarkan;
2) Potensi aktivitas generasi muda secara kuantitatif maupun kualitatif di suatu wilayah/daerah yang
dimekarkan;
3) Kegiatan pembinaan dan pengembangan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dan Potensi Generasi
Muda pada Provinsi/Kabupaten/Kota/Kecamatan yang bersangkutan.

Pasal 2
MEKANISME PEMBENTUKAN DPP KNPI PROVINSI/KABUPATEN/KOTA/PENGURUS KNPI
KECAMATAN
PEMEKARAN WILAYAH/DAERAH

1) Mekanisme Pembentukan DPP KNPI Provinsi hasil pemekaran:


a. Membentuk kepengurusan caretaker DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran wilayah daerah yang
diprakarsai oleh DPD KNPI Provinsi induk bersama DPD KNPI Kabupaten/Kota yang
wilayah/daerahnya dimekarkan dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di
wilayah/daerah yang bersangkutan serta DPP KNPI.
b. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran wilayah/daerah dilampiri dengan
berita acara pembentukan kepengurusan caretaker dilaporkan dan dikirimkan kepada DPP KNPI
untuk mendapatkan pengesahan
c. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran wilayah/daerah mempersiapkan
pelaksanaan Musyawarah Daerah I Provinsi hasil pemekaran selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah penetapan Surat Keputusan kepengurusan caretaker.
d. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah Daerah DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran
sebagaimana telah diatur dalam AD/ART KNPI dan Peraturan Organisasi KNPI

2) Mekanisme Pembentukan DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran :


a. Membentuk kepengurusan caretaker DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran wilayah daerah
yang diprakarsai oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota atau pengurus Kecamatan yang
wilayah/daerahnya dimekarkan dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di
wilayah/daerah yang bersangkutan serta DPP KNPI Provinsi.
b. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran wilayah/daerah dilampiri
dengan berita acara pembentukan kepengurusan caretaker dilaporkan dan dikirimkan kepada
DPP KNPI Provinsi untuk mendapatkan pengesahan
c. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil pemekaran wilayah/daerah
mempersiapkan pelaksanaan Musyawarah Daerah I Provinsi hasil pemekaran selambat-
lambatnya 6 (enam) bulan setelah penetapan Surat Keputusan kepengurusan caretaker.
d. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah Daerah DPD KNPI Kabupaten/Kota hasil
pemekaran sebagaimana telah diatur dalam AD/ART KNPI dan Peraturan Organisasi KNPI

3) Mekanisme Pembentukan Pengurus Kecamatan hasil pemekaran :


a. Membentuk kepengurusan caretaker DPD KNPI Kecamatan hasil pemekaran wilayah daerah yang
diprakarsai oleh DPD KNPI Kabupaten/Kota induk atau Pengurus Kecamatan yang
wilayah/daerahnya dimekarkan dengan melibatkan potensi kepemudaan yang ada di
wilayah/daerah yang bersangkutan serta DPP KNPI Kabupaten/Kota.
b. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Kecamatan hasil pemekaran wilayah/daerah dilampiri dengan
berita acara pembentukan kepengurusan caretaker dilaporkan dan dikirimkan kepada DPP KNPI
Kabupaten/Kota untuk mendapatkan pengesahan
c. Kepengurusan caretaker DPD KNPI Kecamatan hasil pemekaran wilayah/daerah mempersiapkan
pelaksanaan Musyawarah Kecamatan hasil pemekaran selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
setelah penetapan Surat Keputusan kepengurusan caretaker.
d. Ketentuan mengenai penyelenggaraan Musyawarah KNPI Kecamatan hasil pemekaran
sebagaimana telah diatur dalam AD/ART KNPI dan Peraturan Organisasi KNPI

Pasal 3
PELANTIKAN PENGURUS DPD KNPI PROVINSI/
KABUPATEN/KOTA/PENGURUS KECAMATAN
PEMEKARAN WILAYAH/DAERAH

1) Pelantikan Pengurus DPD KNPI Provinsi hasil pemekaran wilayah/daerah dilaksanakan dalam acar
apenutupan Musprov I KNPI Provinsi hasil pemekaran oleh DPP KNPI.
2) Pelantikan Pengurus DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/Pengurus Kecamatan hasil pemekaran
wilayah/daerah dilaksanakan dalam acara penutupan Musyawarah Kabupaten/Kota/Musyawarah KNPI
Kecamatan hasil pemekaran oleh DPD KNPI Provinsi.

Pasal 4
SUSUNAN DAN WEWENANG PENGURUS
1) Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan Pengurus DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota pemekaran
wilayah/daerah adalah sama dengan Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan Pengurus DPD KNPI
Provinsi/Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam AD/ART KNPI dan peraturan Organisasi KNPI.
2) Poses penetapan Majelis Pemuda Indonesia (MPI) dan Pengurus DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota
pemekaran wilayah/daerah, serta wewenang dan kewajibannya adalah sesuai dengan yang diatur
dalam AD/ART tentang Kepengurusan DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota maupun yang telah diatur
dalam Peraturan Organisasi KNPI.

Pasal 5
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT

Jenis dan fungsi Musyawarah dan Rapat-rapat DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/ Kota Pengurus KNPI
Kecamatan pemekaran wilayah/daearh adalah sama dengan jenis dan fungsi Musyawarah dan Rapat-rapat
DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/Pengurus KNPI Kecamatan sebagaimana telah diatur dalam AD/ART
KNPI.

Pasal 6
ATRIBUT

Atribut DPD KNPI Provinsi/Kabupaten/Kota/Pengurus Kecamatan pemekaran wilayah/daerah disesuaikan


dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI.

Pasal 7

Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan Organisasi ini akan ditetapkan kemudian oleh DPP KNPI.

Pasal 8

Peraturan Organisasi ini akan ditinjau kembali apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam
penetapannya.

Pasal 9

Peraturan Organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

ttd. ttd.

HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD


DEPERATURAN ORGANISASI
KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Nomor : 07/PO/KNPI/IV/2006

TENTANG

PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA

Menimbang : 1. Bahwa Kongres VII Pemuda/KNPI Tahun 2005 sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi organisasi telah menetapkan kebijaksanaan organisasi yang terarah
pada peningkatan peran dan fungsi organisasi KNPI dalam pembinaan dan
pengembangan pemuda;
2. Bahwa diperlukan peningkatan kesatuan dan keterpaduan gerak langkah seluruh
jajaran organisasi KNPI dalam rangka pelaksanaan program KNPI menuju
perwujudan cita-citanya;
3. Bahwa keberadaan Badan Khusus merupakan alat kelengkapan organisasi yang
menjalankan kegiatan dalam bidang tertentu sesuai dengan kebijaksanaan dasar
yang ditetapkan;
4. Bahwa dalam rangka pelaksananaan hasil-hasil keputusan Kongres VII
Pemuda/KNPI maka perlu ditetapkan Peraturan organisasi tentang pembentukan
Badan Khusus Komite Nasional Pemuda indonesia.

Mengingat : 1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KNPI;


2. Pokok Organisasi dan Program Kerja Nasional Organisasi (PPKNO) KNPI;

Memperhatikan : Keputusan Rapat Pleno DPP KNPI ke-II tanggal 11 April 2006

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI KOMITE NASIONAL INDONESIA TENTANG


PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA.
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Badan Khusus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) merupakan suatu Badan dari Organisasi
KNPI sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Bab VII Pasal 31 dan Anggaran Rumah tangga
Bab VII Pasal 31 dan Pasal 32.
2. Untuk melaksanakan tugas dan kwajibannya dalam bidang khusus dalam rangka mencapai tujuan
organisasi, Dewan Pengurus dalam semua tingkatan dapat memebntuk Lembaga-lembaga, Pusat-
pusat Studi, Yayasan, Badan Usaha Milik Organisasi dan Badan-badan lainnya yang tidak
bertentangan dengan tujuan dan usaha-usaha organisasi. (Bab VII Pasal 32).

Pasal 2

1) Badan Khusus KNPI dapat dibentuk sesuai dengan kebutuhan organisasi.


2) Badan Khusus berada di Pusat dan apabila diperlukan dapat dibentuk di tingkat Provinsi atau
Kabupaten/Kota.

Pasal 3

Masa kerja Badan Khusus mengikuti Periodesasi Kepengurusan KNPI di semua tingkatan.

BAB II
STATUS DAN FUNGSI

Pasal 4

Status Badan Khusus adalah semi otonom yangs ecara Organisatoris merupakan bagian dari KNPI, yang
bertanggung jawab kepada Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.

Pasal 5

Fungsi Badan Khusus adalah menyelenggarakan kegiatan dalam bidang-bidang Profesi minat dan
kebutuhan dalam rangka memperluas jangkauan partisipasi dan komunikasi Pemuda.
BAB III
TUJUAN BADAN KHUSUS

Pasal 6

Badan Khusus KNPI bertujuan :


1. Mengkoordinasikan bidang kegiatan Organisasi dengan melibatkan seluruh potensi yang dimiliki KNPI
untuk dapatdidharma baktikan dan bermanfaat bagi seluruh Pemuda khususnya, maupun untuk
kepentingan bangsa, negara dan maysarakat pada umumnya.
2. Mengembangkan pola berpikir dan orientasi perjuangan pemuda ke arah tanggung jawab dan
pengabdian terhadap pelaksanaan pembangunan bangsa dan negara.
3. mengembangkan dan meningkatkan potensi dan kwalitas pemuda dalam kegiatan badan khusus
secara profesional sebagai bagian dan upaya pelaksanaan pembangunan.
4. Memotivasi pemuda Indonesia pada khususnya dan generasi muda Indonesia pada umumnya dalam
rangka mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya sesuai minat bakat dan keahlian yang dimilikinya.
BAB IV
ORGANISASI DAN PENGELOLAAN

Pasal 7

Pembentukan Badan Khusus disahkan dengan Surat keputusan Pengurus KNPI sesuai tingkatannya.

Pasal 8

1) Hubungan Badan Khusus dengan kepengurusan KNPI merupakan hubungan lini yang secara berkala
menyampaikan laporannya berkenaan dengan kegiatan yang dilakukan oleh badan khusus tersebut.
2) Badan Khusus ditingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota mempunyai hubungan konsultatif dan
koordinatif.
3) Segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas Badan Khusus senantiasa harus berpedoman pada
AD/ART KNPI serta tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 9

1) Personalia Pengurus Badan Khusus adalah Pengurus KNPI atau Pengurus OKP yang berhimpun
dalam KNPI atau perorangan yang mengakui eksistensi dan keberadaan KNPI.
2) Kelengkapan struktur dan personalia pengurus Badan Khusus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi Pusat Daerah sesuatu dengan tingkatannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Di Tingkat Pusat, sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang Wakil Ketua,
1 (satu) orang sekretaris serta apabila diperlukan penambahan pengurus dapat diakomodir
sebanyak-banyaknya 28 orang.
b. Di Tingkat Provinsi, sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang Wakil
Ketua, 1 (satu) orang sekretaris serta apabila diperlukan penambahan pengurus dapat diakomodir
sebanyak-banyaknya 17 orang.
c. Di Tingkat kabupaten/Kota, sekurang-kurangnya terdiri dari 1 (satu) orang ketua, 1 (satu) orang
Wakil Ketua, 1 (satu) orang sekretaris serta apabila diperlukan penambahan pengurus dapat
diakomodir sebanyak-banyaknya 10 orang.
3) Kelengkapan Organisasi badan khusus dibentuk sesuai kebutuhan dan harus sepengetahuan
pengurus KNPI sesuai tingkatannya.
4) Badan khusus bertanggung jawab kepada Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 10

(1) Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya sewaktu-waktu dapat membubarkan badan khusus,
manakala berdasarkan pertimbangan organisasi sudah tidak diperlukan lagi meskipun masa kerjanya
belum berakhir.
(2) Pengurus KNPI sesuai dengan tingkatannya sewaktu-waktu dapat mengangkat dan memebrhentikan
personalia pengelola badan khusus.

BAB V
PENUTUP
Pasal 11

(1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam peraturan Organisasi ini akan diatur kemudian dalam bentuk
Petunjuk Pelaksanaan
(2) Apabila di dalam peraturan organisasi ini terdapat kekeliruan, maka akan dilakukan perbaikan
seperlunya.
(3) Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 11 April 2006

DEWAN PENGURUS PUSAT


KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA
Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,
ttd. ttd.
HASANUDDIN YUSUF MUNAWAR FUAD
AD/ART

PERATURAN DPP
ORGANISASI KNPI
LEM/YAS/BK
PUSAT
DPD
JUKLAK
PROPINSI
LEM/YAS/BK
PUSAT
DPD
KAB/KOTA

PO
LEM/YAS/BK
PEMBENTUKAN
PUSAT
LEM/YAS/BK

LP LP LP EKONOMI LITBANG DIKLAT

LEMBAGA DAERAH

Anda mungkin juga menyukai