Daun
Daun
Daun
Oleh:
FILIEN
NIM.D1F121020
Hawar daun bakteri (BLB) merupakan salah satu penyakit utama tanaman
padi terutama pada lahan sawah irigasi yang disebabkan oleh bakteri patogen
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Morfologi daun menjadi karakter yang
menarik untuk diteliti karena hubungannya dengan intensitas penyakit BLB,
karena daun merupakan bagian tanaman yang terinfeksi bakteri. Penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang variabilitas morfologi daun dan
hubungannya dengan penyakit BLB, untuk mendukung program pemuliaan
tanaman varietas padi tahan penyakit BLB (Ratna. W.R., Yuliana. D., 2019).
Bentuk sel epidermis daun dari ke-4 spesies terdiri atas selapis sel dengan
bentuk yang bervariasi antara satu sel dengan sel lainnya, demikian pula pada tipe
stomatanya. Tipe stomata pada ke-4 species tanaman jeruk adalah tipe parasitik
yaitu setiap sel penjaga bergabung dengan satu atau lebih sel tetangga dengan
sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel penjaga dan apertur. Sebaliknya
kesamaan bentuk sel epidermis dan tipe stomata berbeda dengan hasil analisis
kerapatan dan indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk. Kerapatan dan
indeks stomata pada ke-4 spesies tanaman jeruk berbeda nyata antar species
bedasarkan hasil uji statistik. Karakteristik anataomi dari bentuk sel epidermis dan
tipe stomata inilah yang kemungkinan digunakan dalam sistem taksonomi untuk
mengelompokan berbagai species tanaman jeruk dalam takson yang sama
(Tuasamu. Y., 2018).
Tanaman hias dedaunan merupakan salah satu tanaman outdoor dan indoor
yang populer, salah satunya adalah Begonia (Begoniaceae). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui potensi koleksi Begonia Kebun Raya Indonesia.
Penelitian dilakukan dengan metode observasi visual dengan mengkarakterisasi
morfologi daun dari 73 spesies spesies asli di Bogor dan Bali Botanic
Greenhouses (Siregar. M., Wahyuni. S., I Made. A., 2019).
Cendana (Santalum album Linn.) merupakan salah satu spesies
yang digunakan sebagai tanaman rehabilitasi, dikenal mampu tumbuh di
lahan dengan keterbatasan hara, dan memiliki nilai ekonomi tinggi
dari kandungan minyak santalol yang wangi. Cendana merupakan spesies asli di
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) namun dijumpai permudaan alami di
beberapa kawasan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
salah satunya di Desa Petir, Kecamatan Rongkop, Kabupaten Gunungkidul
(Arifriana. R., Indrioko. S., Syahbudin. A.,2017).
Penelitian yang mengkaji keanekaragaman tipe morfologi daun Sansevieria
telah dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Desember 2016, bertujuan untuk
menganalisis tipe morfologi daun tanaman Sansevieria yang tersebar di kota
Palembang. Penelitian menggunakan survey deskriptif. Pengambilan data
dilakukan secara purpossive sampling, di setiap 13 kecamatan di kota Palembang.
Data yang diperoleh dianalisis terhadap tipe morfologi daunnya, sebagai
karakteristik species Sansevieria. Hasil penelitian diperoleh 40 species
Sansevieria, dengan tipe daun berbentuk bulat, setengah bulat, kaku seperti
pedang, pendek melengkung dan cekung berdaging. Warna daun bertipe
hijau polos, hijau bertotol dan hijau bergaris (cross banding). Tepi daun rata dan
bergelombang. Ujung daun meruncing, runcing dan tumpul (Rosanti. D., 2017).
Kultur jaringan dalm bahasa Inggris disebut sebagai Tissue Culture. Kultur
adalah budidaya, sedangkan jaringan adalah sekelompok sel yang memounyai
bentuk dan fungsi yang sama. Maka kultur jaringan arinya suatu teknik
membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang lengkap dan
mempunyai sifat seperti induknya (IE. Sandra, Msi 2019).
Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki keanekaragaman hayati
berlimpah, dan salah satu diantaranya yang sangat melimpah adalah jenis
tumbuhan rendah, yaitu lumut (Bryophyta). Kelompok khas tanaman darat hijau
ini adalah salah satu tanaman berhabitat di tempat lembab, hidup secara
berkelompok, dan sangat mudah dijumpai disekitar lingkungan. Keanekaragaman
lumut sebagai salah satu keragaman hayati perlu diketahui untuk dipelajari ciri
kususnya di daerah tropis. Beraneka ragam jenis lumut, menjadikan tumuhan
tersebut dikelomokkan agar mudah untuk dikenal (Lukitsari 2018).
Ekologi adalah studi tentang interaksi organisme hidup dengan linkungannya.
Tujuannya untuk memahami pesebaran dan keragaman makhluk hidup
dilingkungan fisik. Tujuan ini dapat dicapai dengan adanya intgrasi disiplin ilmu
di dalam dan di luar biologi, seperti biokimia, fisiologi, evolusi, keanekaragaman
hayati, biologi molekuler, geologi, dan klimatologi (Wahju.IN., Busono. W.,
Irsyammawati. A., Hazana. PN., Widodo. E., Ciptadi. G., Isnaini. N., Nurul. AH.,
Anugrah. APY., Wahjuningsi. S., 2020).
Perbedaan tumbuhan monokotil dan dikotil yang pertama dari biji. Monokotil
hanya memiliki satu kotiledon atau tunggal. Mono sendiri merupakan nama latin
dari satu. Sehingga, nama monokotil berarti tumbuhan berkotiledon satu. Contoh
biji monokotil adalah biji jagung dan kelapa. Dikotil memiliki dua kotiledon atau
berkeping. Saat tumbuhan dikotil tumbuh, tunas akan membelah biji menjadi dua
(Kontan.co.id. 2020).
Semua makhluk hidup di bumi termasuk tumbuhan, memiliki
struktur jaringan yang berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada
tumbuhan, terdapat bagian-bagian tumbuhan yang masing-masing memiliki
struktur jaringan. Organ-organ tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu organ
generatif tumbuhan dan organ vegetatif tumbuhan (Bobo.id. 2021).
III. METODE PRAKTIKUM
IV.1. Hasil
Hasil dari pengamatan pada praktikum kali ini dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
No Nama Gambar Literatur Keterangan
1. Padi (oryza 1. Epidermis
sativa) 1
2. Phloem
2 3. Xylem
3
4. Endodermis
5
4 5. Stomata
2. Kacang 1. Kloroplas
2. Tulang daun
3. Sel palisade
4. Sel spons
1 2 3 4 5 6 5. Stomata
6. Epidermis
1
3. Jagung 1 1 2
3
1. Xylem
2. Stomata
3. Kutikula
4
5 4. Epidermis
5. Mesofil
7
6. Phloem
9 6
4. Tomat 1. Epidermis
2. Mesofil
1
2 3. Spons
4
3 4. Endodermis
5 5. Jarigan
pengangkut
6 7
6. Sel penutup
7. Stomata
5. Adam Hawa 2
3 1. Phloem
(Rheo 2. Epidermis
discolor) 1
3. Stomata
4. Xylem
4
4.2. Pembahasan
Daun memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung perkembngan
tumbuhan. Daun sangat berperan penting dalam proses fitosintesis. Dengan
susunan anatomi daun yang sangat unik. Anatomi potongan daun semacam
sandwich. Salah satu bagian sisi dalam daun adalah lapisan epidermis, dan bagian
tengah sel (mesofil) mengandung kloroplas tempat terlaksananya fotosintesis.
Mesofil terbagi dua bagian, pertama, sel palisade tersusun secara langsung
dibawah epidermis bagian atas, yang berguna menangkap cahaya saat masuk
kedalam daun. Kedua, spogy cell terletak di mesofil bagian bawah yang
memungkinkan karbondioksida, oksigen, dan uap air bergerak bebas antar spongy
cell. Kloroplas dalam lapisan spongy menangkap beberapa cahaya yang masuk
melalui palisade. Mesofil mengandung xylem dan phloem untuk memasukkan air
ke mesofil dan menyisihkan makanan yang baru dibuat oleh mesofil.
Lapisan kutikula pada permukaan epidermis atas dan bawah merupakan
penyanggah untuk mencegah kehilangan air dari daun. Beberapa spesies tanaman
memiliki lapisan lilin pada permukaan epidermis dan rambut-rambut halus
berwarna perak-keabuan yang berperan mencegah kehilangan air dari daun.
Karbondioksida masuk ke dalam daun melalui ribuan lubang-lubang mikroskopik
yang terletak pada permukaan epidermis, yang disebut stomata. Jumlah stomata
paling banyak ditemukan pada epidermis bagian bawah permukaan daun. Tiap
stomata dikelilingi dua pasangan guard cell yang mengatur ukuran pembukaan
stomata.
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian: pelepah, tangkai (petiolus)
dan helai daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun
menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan
bagian terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun
sebagai organ fotosintetik paling dominan bekerja. Bentuk helai daun sangat
beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua
dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar
daun membulat, dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan
memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Perhiasan daun bermacam-macam. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh
rambut-rambut kecil. Di antara pangkal daun atau tangkai daun sering kali dihiasi
dengan daun penumpu. Pada daun rumput-rumputan, di bagian perbatasan helai
dan pelepah sering kali dihiasi lidah-lidah (ligula). Daun juga bisa bermodifikasi
menjadi duri (misalnya pada kaktus) dan berakibat daun kehilangan fungsinya
sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat
mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun segar (kiri) dan
tua. Daun tua telah kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Warna hijau
pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang
gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun
juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna
jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau
ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga
warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada
daun yang gugur).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
V.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil pada praktikum ini maka dapat di simpilkan bahwa setiap
tanaman pasti mempunyai sistem perakaran berhubungan dengan jenis tanaman
tersebut serta sel dan jaringan masing-masing. Misalkan pada tumbuhan
dikotil mempunyai sistem perakaran tunggang seperti tanaman (kacang
tanah, tomat ) sedangkan pada tumbuhan monokotil mempunyai sistem perakaran
serabut seperti pada tanaman ( jagung, padi, dan rheo discolor).
V.2.Saran
Untuk para praktikan adalah dalam melaksanakan praktikum diharapkan
agar para praktikan benar-benar memperhatikan prosedur kerja, mendengarkan
arahan asisten, dan berhati-hati dalam mengoperasikan alat dan bahan yang
digunakan agar tidak terjadi kekecelakaan keraj, seperti teriris silet pada saat
mengiris akar, batang dan daun tumbuhan yang akan di amati. Atau, kerusakan
alat seperti kaca preparat pecah, dan sebagainya.
Untuk asisten supaya mengarahkan prakrikan agar tidak asal-asalan dalam
melakukan pengamatan, agar pada saat pembuatan lopran praktikan tidak
kebingungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ratna. W.R., Yuliana. D., 2019. “Keragaman Morfologi Daun Padi Lokal
Indonesia dan Korelasinya dengan Ketahanan Penyakit Hawar Daun
Bakteri.” Jurnal Pertanian Indonesia (Indonesian Jurnal of Agikultural
Sciences). 24(3):258.
Tuasamu. Y., 2018. “Karakterisasi Morfologi Daun dan Anatomi Stomata pada
Beberapa Species Tanaman Jeruk (Citrus sp).” Agrikan: Jurnal
Agribisnis Perikanan. 11(2):95-80.
Siregar. M., Wahyuni. S., I Made. A., 2019. “Karakterisasi Morfologi Daun
Begonia Alam (Begoniaceae): Prospek Pengembangan Koleksi
Tanaman Hias Daun di Kebun Raya Indonesia.” Jurnal Biolofi
Indonesia (Jurnal Penelitian dan Kajian Yang Berkaitan dengan
Masalah Biologi). 14(2):2255-2809.
Wahju.IN., Busono. W., Irsyammawati. A., Hazana. PN., Widodo. E., Ciptadi. G.,
Isnaini. N., Nurul. AH., Anugrah. APY., Wahjuningsi. S., 2020.
“Biologi Peternakan.” Malang.
Bobo.id. “Struktur dan Fungsi Jaringan pada Akar, dari Epidermis hingga Stele.”
<https://bobo.grid.id/read/082870927/struktur-dan-fungsi-jaringan-
pada-akar-dari-epidermis-hingga-stele?page=all>
LAMPIRAN
Terimakasih buat kakak-kakak asistensi yang telah sabar dalam membimbing
dan mengarahkan kami selama pelaksanaan praktikum. Meskipun kami sering
melakukan kesalahan, seperti datang terlambat, laporan tidak karu-karuan, bahan
dan alat praktikum yang kami siapkan kurang, kadang tidak serius ketika
praktium, dan hal-hal tersebut bisa mengakibatkan kami mendapat nilai “E”.
Tetapi, kakak-kakak asisten tetap membimbing kami bahkan memberikan kami
kesemptan agar kami mempunyai peluang untuk tidak mendapat nilai “E”.
Kadang-kadang kami harus memperoleh hukuman, namun itu wajar karena kami
harus menerima konsekwensi dari kesalahan yang kami lakukan. Sekali lagi
terimakasih.
Sekian….