Bab 123 Fix
Bab 123 Fix
Bab 123 Fix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ditularkan dari orang ke orang. PTM mempunyai durasi yang panjang, umumnya
berkembang lama salah satu penyakit tidak menular yaitu Arthritis Pirai atau
masyarakat biasa mengenalnya dengan penyakit Gout Arthritis (Asam Urat). Gout
Arthritis (Asam Urat) hasil metabolisme purin didalam tubuh yang kadar tidak
boleh berlebih. Faktor pemicu adalah makanan dan senyawa lain yang banyak
Gout Arthritis (Asam Urat) diperkirakan terjadi pada 840 orang dari
setiap 100.000 orang. Prevalensi penyakit Gout Arthritis (Asam Urat) di Indonesia
terjadi pada usia di bawah 34 tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68
mengalami kenaikan jumlah penderita hingga dua kali lipat antara tahun 1990-
sejak enam tahun lalu memperkirakan bahwa beberapa ratus juta orang telah
menderita penyakit sendi (asam urat), dan angka tersebut diperkirakan akan
meningkat tajam pada tahun 2012 (Achmad, 2008). Badan kesehatan dunia WHO
2
menyatakan penderita asam urat pada tahun 2004 diperkirakan mencapai 230 juta.
Asam urat sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dan menjadi salah
satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Berdasarkan data Asam urat di dunia
sebanyak 47.150 jiwa orang di dunia menderita asam urat dan kejadian asam urat
terus meningkat pada tahun 2005. Jumlah penderita asam urat bertambah banyak
dari tahun 2004 dan menyerang pada usia pertengahan 40-59 tahun (WHO, 2004)
prevalensi dapat lebih tinggi pada beberapa kelompok etnik tertentu. Prevalensi
(2005) prevalensi Gout bervariasi dari 0,2% di Eropa dan Amerika Serikat sampai
10% pada laki laki dewasa pada populasi Mario di Selandia Baru.
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 Tahun didapatkan hasil bahwa pada
kelompok jenis kelamin laki laki sebesar 6.1% dan jenis kelamin perempuan
3
Timur 4.2%, diikuti Jawa barat 5.2% Bali 9.5% dan Nusa Tenggara Barat 4.8%.
hasil data Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Tengah didapatkan data penderita
sendi pada tahun 2018 yakni laki laki sebanyak 1.078 penderita dan perempuan
Kecamatan Praya Tengah ditemukan penderita Gout Arthritis (Asam Urat) yang
penderita, pada tahun 2017 sebanyak 90 penderita, dan pada tahun 2018 sebanyak
118 penderita.
Penyakit Gout Arthritis (Asam Urat) masih menjadi masalah utama dalam
dunia kesehatan, dibuktikan dari berbagai kasus komplikasi dari penyakit asam
urat ini seperti gagal ginjal, batu ginjal dan lain-lain masih cukup tinggi. Hal ini
Arthritis (Asam Urat) di Indonesia hanya 24% yang pergi ke dokter, sedangkan
71% cenderung langsung mengkonsumsi obat obatan Pereda nyeri yang dijual
bebas.
4
individu, pengobatan medis dan pemeriksaan laboratorium. Namun hal itu tidak
Dalam menangani penyakit asam urat di masyarakat itu sendiri juga dibutuhkan
baik selama pengobatan dirumah hal itu sama saja dapat mempengaruhi
penyakitnya.
(Asam Urat) meliputi terapi farmakologis dan non farmakologis. Tindakan non
baik itu kompres hangat dan kompres dingin. Hal itu merupakan tindakan mandiri
perawat dalam upaya menurunkan suhu tubuh (Potter & Perry, 2005).
Terapi air hangat atau hidroterapi yaitu pemberian rasa hangat pada tubuh
untuk mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini adalah terapi
sederhana yang dapat secara efektif mengurangi rasa nyeri, inflamasi dan spasme
5
otot. Terapi air hangat (hidroterapi) ini juga membantu meningkatkan sirkulasi
hidroterapi yaitu mandi rendam, sitzbath, pijat air, membungkus dengan kain
Dari beberapa kasus asam urat dan hasil wawancara kepada beberapa
rendam kaki air hangat terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita Gout
B. Rumusan Masalah
rendam kaki terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita Gout Arthritis
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
6
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
(Asam Urat)
c. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu yang telah di dapat dalam program studi ilmu
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
a. Definisi
urat darah yang berlebihan. Yang menyebabkan kadar asam urat darah
purin setiap hari, hal ini berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan
kristal urat monohidrat monosodium dan pada tahap yang lebih lanjut
2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20 kali lebih sering pada
8
9
b. Etiologi
organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
pembentuk protein.
c) Obesitas (kegemukan)
c. Manifestasi klinis
secara bertahap, dimana sendi kembali berfungsi dan tidak muncul gejala
lebih lama, lebih sering, dan menyerang beberapa sendi. Alhasil sendi
Selain di atas, organ yang bisa terserang asam urat adalah sendi,
otot, jaringan disekitar sendi, telinga, kelopak mata, jantung dan lain-lain.
Jika kadar asam urat didalam darah melebihi normal maka asam urat ini
pada organ tersebut. Penyakit pada organ tersebut bisa disebabkan oleh
nefropati urat). Bisa akibat peradangan sebab adanya kristal atrium urat
(contonya penyakit gout akut), bisa akibat natrium urat menjadi batu
pegal- pegal akibat kristal natrium urat sering menumpuk disendi dan
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita Gout pada satu atau
hari sebelum serangan Gout terjadi, penderita tampak sehat bugar tanpa
nyeri yang semakin memburuk dan sangat tidak tertahankan. Sendi yang
merah atau keunguan, kencang dan licin, serta terasa hangat dan nyeri
jika digerakkan, dan muncul benjolan pada sendi yang disebut (tofus).
Jika sudah agak lama (hari ke 5), kulit diatasnya akan berwarna merah,
dihelix telinga atau pinggir sendi atau tendon. Menyentuh kulit diatas
sendi yang terserang Gout bisa memicu rasa nyeri yang luar biasa rasa
lainnya, karena asam urat cenderung membeku pada suhu dingin (Junadi,
2012).
d. Patofisiologi
pria dewasa kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl.
Dan apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0
penurunan secara mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal
asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respons inflamasi dan
dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari
kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan asam urat yang terjadi
akan menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa kondisi yang
diantaranya:
13
urat lewat urine ikut berkurang, sehingga asam urat tetap bertahan
dalam tubuh.
cukup lama. Bahkan, proses tersebut bisa terjadi selama bertahun tahun
ini artinya, penyakit asam urat tidak terjadi seketika. Potensi serangan
asam urat menjadi lebih besar ketika kadar asam urat yang tinggi didalam
darah menetap untuk waktu yang lama. Inilah yang perlu diwaspadai.
yaitu tahap asimtomatik, tahap akut, tahap interkritikal, dan tahap kronis.
14
asam urat
1) Tahap asimtomatik
nyeri atau keluhan lain. Penderita dengan kadar asam urat tinggi bisa
perawatan khusus. Hanya saja, yang perlu dilakukan pada tahap ini
2) Tahap akut
Tahap akut adalah tahapan kedua penyakit gout. Pada tahap ini,
Pada tahap akut ini, serangan penyakit gout datang mendadak. Saat
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang mendadak (akut) yang
amat sangat.
bervariasi. Ada yang hanya terasa seperti pegal biasa hingga nyeri
yang sangat hebat pada sendi. Bahkan, ada yang merasa sakit saat
sirkulasi vena.
Rasa sakit disendi cenderung akan mereda dalam hitungan hari (3-10
hari) meskipun tidak diobati. Yang perlu dicermati pada tahap ini,
16
lainnya. Oleh karena itu, saat nyeri menyerang secara mendadak, ada
darah.
3) Tahap interkritikal
Pada tahap ini, sangat dianjurkan bagi penderita untuk mencari solusi
dalam menangani asam urat yang dideritanya karena pada masa ini
bisa berakibat fatal. Pengendalian kadar asam urat dalam tubuh mutlak
diperlukan karena semakin tinggi kadar asam urat didalam tubuh yang
cepat.
17
keparahan serangan. Selain itu, gejala dan efek yang timbul bersifat
banyak.
Umumnya, pada tahap ini penderita akan mengalami nyeri sendi terus-
menerus, luka dengan nanah putih didaerah yang terkena, nyeri sendi
Apabila kadar asam urat darah tidak terkontrol keadaan tersebut bisa
cacat. Tofus paling sering berkembang disiku, lutut, jari kaki, dan
pengobatan
asam urat adalah satu satunya penyakit persendian yang disebabkan oleh
pada ginjal. Hal ini terjadi pada penderita asam urat akut yang
gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh asam urat mencakup dua
hal,yaitu terjadinya batu ginjal (batu asam urat) dan resiko kerusakan
ginjal. Batu asam urat terjadi pada penderita yang memiliki asam
urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Seperti telah diketahui, urine diproses
diginjal. Oleh sebab itu, jika kadar didalam darah selalu tinggi maka
Oleh karena itu, jika jantung bermasalah, akibatnya akan sangat fatal.
Penyakit jantung pun pada akhirnya menjadi salah satu penyakit yang
sangat ditakuti. Salah satu bahaya besar akan tingginya asam urat
penyakit jantung adalah adanya kristal asam urat yang dapat merusak
belum final karena masih terdapat pra dan kontra. Pada sebuah
langsung dengan nilai asam urat, tekanan darah menurun setelah asam
tertentu. Selain faktor risiko di atas, ternyata orang dengan asam urat
hasil studi baru oleh Eswar Krishnan seperti dilansir detik.com pada
catatan dari sekitar 2.000 orang dengan gout dalam database Veterans
9% dari laki-laki dengan gout yang memiliki kadar asam urat tidak
tinggi dengan kadar asam urat yang tidak terkontrol. Kadar asam urat
dalam darah yang lebih tinggi dari angka 7 dianggap tidak terkontrol.
dengan periode gout pada pria yang memiliki kadar asam urat yang
tidak terkontrol memiliki risiko 40% lebih tinggi untuk penyakit ginjal
seperti:
6) Minum air putih minimal 8 gelas sehari atau 2 liter air mineral
i. Pemeriksaan penunjang
peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisenia), yaitu jika kadar
23
asam urat dalam darah lebih dari 7,5mg/dl. Catatan kadar normal asam
urat dalam darah untuk pria adalah <7mg/dl sedangkan wanita adalah <6
j. Penatalaksanaan
2012).
a. Definisi Hidroterapi
terhadap air. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terapi air antara
c. Jenis-jenis Hidroterapi
kaki.
1) Mandi rendam
25
dengan cara berendam dalam sebuah bak mandi (bath tub) yang
dirancang dengan berbagai jet atau nozzle dengan tekanan dan suhu
2) Sitzbath
berendam dalam air namun hanya sampai sebatas pinggul. Terapi ini
3) Pijat air
tubuh dibalut lagi dengan handuk kering dan selimut. Perawatan ini
membawa serta toksin atau racun-racun dari dalam tubuh. Terapi ini
cocok bagi penderita demam, flu, sakit punggung, dan kelainan pada
kulit.
5) Kompres
26
direndam dalam air panas atau air dingin. Setelah diperas lalu
6) Rendam kaki
kaki.
biaya yang mahal, dan tidak memiliki efek samping yang berbahaya
dimana terjadi perpindahan panas dari air hangat ke tubuh sehingga akan
beta yang lebih besar dan lebih cepat. Proses ini menurunkan transmisi
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tungkai otak, di
(Trianipurna, 2017).
diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak,
(Tamsuri, 2007).
3) Konsep Nyeri
a. Pengertian
orang berbeda beda dalam hal skala ataupun tingkahnya, dan hanya orang
merugikan secara umum, baik ringan maupun berat (solehati dan kokasih
2015).
adalah nyata. Reseptor nyeri terletak pada semua saraf bebas yang
Potter & Perry 2006, (dalam Rosida 2014), Nyeri adalah suatu
tusuk, rasa tikam, rasa terobek, rasa tersengat, rasa bakar, rasa sayat, rasa
pada waktu lampau yang pernah dialaminya. Muttaqin & Sari 2008,
kehidupan nyeri dapat bersifat lama dan ada yang singkat, berdasarkan
1) Nyeri akut
radang, atau injuri jaringan. Nyeri jenis ini biasanya awitanya datang
2) Nyeri kronis
32
awitanya. Nyeri ini dapat menjadi lebih berat yang dipengaruhi oleh
(lebih dari enam bulan) dibandingkan dengan nyeri akut dan resisten
b. Fisiologi
berikut :
saraf aferen atau neuron sensori, serabut konektor atau interneuron dan
sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel sel saraf ini mempunyai reseptor
tulang belakang dan otak. Reseptor ini sangat khusus dan memulai
sensori. Serabut perifer berakhir disini dan serabut saraf traktus sensori
otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls impulse dipancarkan
kekorteks serebri, agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada
dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ internal.
interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulus serabut yang
nyeri.
34
c. Jenis Sensori
berdenyut.
ini memiliki lebih sedikit reseptor nyeri sehingga lokalisasi nyeri kulit
3) Nyeri Visera
35
dan peradangan.
4) Nyeri Alih
oleh segmen medulla spinalis yang sama dengan viksus yang nyeri
5) Nyeri neuropati
d. Pengkajian Nyeri
antara lain :
1) Riwayat Nyeri
Pengingat PQRST
b) Q : Quality
bahkan digencet.
c) R : Region
paling hebat.
d) S : Severe
e) T : Time
1) Usia
2) jenis kelamin
nyeri.
3) Kebudayaan
4) Makna nyeri
terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat dengan latar
5) Perhatian
6) Ansietas
7) Keletihan
kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi masalah umum pada setiap
8) Pengalaman sebelumnya
menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan dating.
9) Gaya koping
McCaffery, 1983)
pengukuran nyeri menurut Agency for Health Care Policy dan Research
wajah yang sesuai dengan nyerinya. Pilihan ini kemudian diberi skor
Scale
visual tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus yang
mewakili skala nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada
satu kata atau satu angka. Skala nyeri harus dirancang sehingga skala
Scale (VAS)
tinglat nyeri.
Keterangan:
1-3 : Ada rasa nyeri, mulai terasa, tetapi masih dapat ditahan
43
bisa dikontrol
g. Penatalaksanaan Nyeri
Menurut Potter & Perry 2006, (dalam Mariyani 2016), Ada dua
1) Pendektan farmakologis
obat yang tidak benar dan adanya kekhawatiran klien akan mengalami
ketagihan obat ( Potter & Perry, 2006 ). Ada tiga jenis obat analgesik
yang dipakai, yaitu non narkotik dan Non Steroid Anti Inflamation
2006 ).
nyeri ringan dan nyeri sedang, seperti nyeri terkait artritis rematoid,
berat (McKenry & Salerno, 1995; dalam Potter & Perry, 2006).
yang bekerja di parifer dan tidak ada efek opioid reseptor. Ketorolak
memiliki efek samping yang hampir sama, yaitu; pruritus, mual dan
palpitasi, disforia, sinkope dan sedasi. Obstipasi dan retensi urin tidak
adiksi ketorolak lebih kecil dari pada bahaya adiksi morfin. Yang
2) Terapi farmakologi
a) Analgesik
3) Pendekatan Non-Farmakologi
a) Imaginery
b) Teknik Relaksasi
c) Distraksi
selain dari nyeri. Teknik ini paling efektif untuk nyeri yang
darah.
Hawsk, 2009).
49
4. Hubungan antara nyeri Gout Artritis (asam urat) dengan rendam kaki
air hangat
Nyeri Pada Penderita Penyakit Artritis Gout oleh Chilyatiz Zahroh dan
artritis gout. Hal tersebut senada dengan penelitian Rezky, 2013 dan Rizka,
pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan pengalihan seseorang tidak
darah di dalam jaringan tersebut. Dengan cara ini penyaluran zat asam dan
Sig < 0,05 , hasil ini menunjukkan nilai 0,000 lebih kecil dari 0,05 sehingga
ada perbedaan yang signifikan antara pre dan post test pada tingkat nyeri
asam urat. Maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada
perbedaan tingkat nyeri asam urat pada lansia sebelum dan sesudah
dilakukan kompres hangat. Hal ini dapat diartikan ada pengaruh kompres
dapat dipercaya tentang keberadaan dan intensitas nyeri dan apapun yang
diketahui bahwa responden yang paling banyak mengalami nyeri asam urat
adalah usia 66-75 (43,3%). Hal ini sesuai dengan pendapat Bandiyah (2009)
yang menyatakan bahwa lansia pada umur 65 tahun ke atas rentan terhadap
pada sendi dan berubah bentuk menjadi kristal-kristal asam urat berbentuk
jarum. Serangan gout muncul akibat reaksi inflamasi karena adanya sel-sel
darah putih yang menganggap kristal ini adalah benda asing. Bagian sendi
yang terkena akan terasa sakit karena adanya kristal dan kulit yang menjadi
ketidaknyamanan yang ditimbulkan dari nyeri asam urat maka banyak cara
uratnya menurun. Ditunjukkan dari hasil penelitian, nilai 0,00 lebih kecil
dari 0,05 sehingga ada perbedaan yang signifikan antara pre dan post test
pada tingkat nyeri asam urat. Maka Ho ditolak yang berarti bahwa ada
perbedaan tingkat nyeri asam urat pada lansia sebelum dan sesudah
besar dan lebih cepat sehingga dengan pemberian stimulasi kulit akan
yang akhirnya dapat memodifikasi dan merubah sensasi nyeri yang datang
B. kerangka konsep
2. Mandi rendam
3. Sitzbath
4. Pijat air
5. Membungkus
dengankain
basah (Balut)
6. Kompres
Keterangan :
= Tidak diteliti
= Diteliti
C. Hipotesis Penelitian
METODE PENELITIAN
terhadap penurunan intensitas nyeri pada penderita gout atritis (asam urat) di
1. Tempat penelitian
pada bulan desember 2019 terdapat banyak penderita Asam Urat yang
2. Waktu penelitian
55
56
B. Rancangan penelitian
satu kelompok (one group pre-post test design) (Nursalam, 2015), atau rancangan
one group pretest posttest (Notoatmojo, 2012). Dalam rancangan ini suatu
kelompok sebelum dikenai perlakuan diberi pra test, kemudian setelah perlakuan,
01 X 02
1. Populasi
melakukan pemeriksaan penyakit Gout Atritis (Asam Urat) pada tahun 2019.
2. Sampel
wilayah kerja puskesmas pengadang praya tengah yang mengalami nyeri sendi
a. Besar sampel
NZ 2 x P(1−P)
n=
N . d 2 +Z 2 (1−P)
Keterangan :
n = Sampel
N = Jumlah Populasi
kepercayaan 95%.
NZ 2 x P(1−P)
n=
N . d 2 +Z 2 (1−P)
118(1,96)2 x 0,50(1−0,50)
n=
118 (0,10)2 +(196)2 (1−0,50)
113,3272
n=
1,18+1,9208
113,3272
n=
3,1008
n=36 sampel
D. Variable Penelitian
1. Variabel independen
2. Variable dependen
1. Data primer
pendidikan, pekerjaan.
b. Data tentang nyeri sebelum intervensi rendam kaki air hangat diperoleh
2. Data sekunder
1. Data primer
b. Data sebelum dilakukan intervensi dengan cara mengukur nyeri sendi pada
rendam kaki air hangat. Data sebelum dilakukan intervensi diperoleh dengan
c. Data setelah dilakuakn intervensi dengan cara mengukur nyeri sendi pada
rendam kaki air hangat. Data sebelum dilakukan intervensi diperoleh dengan
2. Data sekunder
G. Pengolahan Data
Adapaun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data primer
dikumpulkan meliputi :
1) Usia
2) Jenis kelamin
3) Pendidikan
4) Pekerjaan
2. Data sekunder
H. Prosedur Penelitian
4. Rendam kaki air hangat dilakukan sesuai dengan waktu kontrak dan
dengan menggunakan kuesioner nyeri skala analog visual (VAS) (pre test).
6. Prosedur penelitian
1) Termometer air
2) Gelas ukur
3) Handuk
4) Air hangat
5) Stopwatch
7. Prosedur pelaksanaan
400C.
e. Celupkan dan rendam kaki sampai mata kaki biarkan selama 15 menit.
g. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air
h. Setelah selesai (15 menit), angkat kaki lalu keringkan dengan handuk.
i. Rapikan peralatan.
64
I. Analisis data
data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi. Sedangkan Uji
Wilcoxon digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sample yang
Data nyeri pada penderita gout artritis sebelum dan setelah intervensi
rendam kaki dengan bantuan SPSS dengan taraf signifikan (95%) (α 0,05). Bila
signifikasi <0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh rendam kaki
J. Kerangka Kerja
Populasi
Sample random
sampling
Pengumpulan data
Pengelompokkan data
Pengolahan data
Analisa data
K. Definisi Operasional
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.
bagian kaki.
Secara 2. Siapkan air
ilmiah air hangat
hangat 3. Siapkan
mempunyai baskom
dampak 4. Siapkan
fisiologis
handuk
bagi tubuh.
pengering
Pertama
berdampak 5. Rendam kaki
pada responden
pembuluh setelah
darah melakukan
dimana pengisian
hangatnya kuesioner
air membuat 6. Setelah
sirkulasi dilakukan
darah intervensi
menjadi rendam kaki
lancar, yang air hangat,
kedua
peneliti
adalah
faktor langsung
pembebanan melakukan
di dalam air kembali
yang akan penilaian nyeri
menguatkan dengan
otot-otot menggunakan
dan kuesioner
ligament visual analog
yang scale (VAS)
mempengar (post test)
uhi sendi
tubuh
(Hembing,
2000).
1 2 3 4 5 6 7
68
(4)
Nyeri
Berat
DAFTAR PUSTAKA
69
Zahroh, C., & Faiza, K. (2018). Pengaruh kompres hangat terhadap penurunan nyeri
pada penderita penyakit Artritis Gout. Jurnal Ners dan Kebidanan (Journal of
Ners and Midwifery), 5(3), 182-187.
Jaliana, J., & Suhadi, S. (2018). faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
asam urat pada usia 20-44 tahun di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 3(2).
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik.
Liszayanti, F., & Rejeki, S. (2019). Pengaruh Terapi Rendam Kaki Dengan Air
Hangat dan Serai Terhadap Tekanan Darah Ibu Hamil Penderita Pre Eklamsi.
In Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa Unimus (Vol. 2).