Laporan PKP Ut
Laporan PKP Ut
Laporan PKP Ut
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah dianalisis lebih lanjut, ditemukan bahwa salah satu materi pokok
yang kurang dipahami siswa pada mata pelajaran Matematika adalah operasi
hitung pecahan. Oleh karena itu, rendahnya kemampuan dan hasil belajar siswa
kelas V SDN 4 Katobu pada materi pokok Operasi Hitung Pecahan merupakan
fokus utama pembelajaran Matematika yang dilakukan di kelas V SDN 4 Katobu,
Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna.
saya tertarik menggunakan satu model pembelajaran yaitu Kooperatif Tipe STAD
(Studies Team Achievement Division). Sehingga judul penelitian ini adalah :
Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pecahan dan Operasinya melalui Modal
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di
Kelas V SDN 4 Katobu Kabupaten Muna.
B. Rumusan Masaalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kesempatan untuk berbuat aktif dan berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.
Daari pendapat para ahli tersebut di atas tentang mengajar, dapat dikatakan
bahwa mengajar merupakan suatu aktifitas yagn direncanakan untuk mencoba
membimbing dan mengarakan siswa dalam proses belajar.
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran matematika merupakan suatu rangkaian aktivitas atau
kegiatan belajar mengajar dalam hubungan timbal balik antara guru dengan siswa
7
yang berlangsung dalam linfgkunan yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan
yaitu agar siswa mendapatkan pengetahuan tentang konsep matematika.
1. Persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini antara lain materi
pelajaran, membagi kedalam kelompok kooperatif, menentukan sifat dasar
siswa bekerja dalam kelompok dan menentukan jadwal kegiatan. STAD terdiri
dari siklus kegiatan pembelajaran yaitu mengajar, belajar dalam kelompok , tes
dan penghargaan kelompok. Sebelum menyajikan pembelajran dibuat lembar
kegiatan siswa yang akan dipelajari dalam kelompok kooperatif. Dalam
menentukan kelompok kooperatif ada tiga yang dilakukan yakni merangking
siswa berdasarkan prestasi akademik di kelas, menentukan jumlah kelompok
dan membagi siswa dalam kelompok.
2. Presentasi Kelas
Kegiatan pembelajaran STAD dimulai dengan penyajian yang
diwali dengan pendahuluan, menjelaskan materi dan latihan terbimbing. Pada
pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok,
dijelaskan mengapa hal itu penting dipelajari.
3. Kegiatan Kelompok
Pada hari pertama kerja kelompok STAD, sebaiknya guru
menjelaskan apa yang dimaksud kerja dalam kelompok dan sebelum memulai
tetapkan peraturan dalam kelompok kooperatif. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut:
a. membagi LKS dan materi pelajaran pada setiap kelompok,
b. meminta anggota kelompok kooperatif bekerja sama,
c. apabila ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal itu, teman satu
kelompoknya ikut bertanggungjawab.
d. memberi penekanan pada siswa bahwa merekatidak boleh mengahiri kegiatan
belajar mengajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota kelompok
mereka dapat menjawab dengan benar soal-soal yang diberikan.
e. memastikan siswa memahami bahwa LKS itu untuk belajar bukan hanya diisi
atau dikumpulkan.
f. apabila siswa memiliki pertanyaan, guru meminta mereka untuk mengajukan
pertanyaan itu pada rekan satu kelompoknya sebelum mengajukan pada guru.
11
g. pada saat siswa selesai bekerja dalam kelompok, guru hendaknya berkeliling
dalam kelas dan memberikan pujian pada kelompok yang bekerja dengan baik
dan secara bergantian, duduk bersama tip kelompok untuk memperhatikan
bagaimana anggota-anggota kelommpok itu bekerja.
4. Tes
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes sekitar satu jam
pelajaran. Tes dikerjakan secara individu dan skor yang diperoleh siswa akan
turut menyumbangkan skor kelompok.
5. Penghargaan Kelompok
Setelah tes dilakukan, segera dihitung skor perkembangan individu
dan skor kelompok dan kemudian menyerahkan sertifikat atau penghargaan
kepada kelompok-kelompok skor tinggi. Hal ini menjadi motivasi tersendiri
bagi siswa untuk melakukan yang terbaik.
Menurut Slavin, menentukan skor perkembangan individu mengacu pada
aturan sebagai berikut:
(Ndolili, 2008:15)
D. Hasil Belajar
Setiap usaha yang dilakukan oleh manusisecara sadar dan teratur selalu
mempunyai tujuan, demikian halnya bila yang dilakukan oleh siswa dalam belajar
untuk memperoleh nilai yang maksimal.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat diukur dengan ealuasi. Kaitanya
dengan hal ini, Muquin (Abdullah, 1987:35), menegmukakan bahwa hasil belajar
adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan alat yang berupa tes.
Sumartono (1987:8), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
nilai yang menunjukan hasil yang tertinggi dalam belajar, yang dicapai menurut
kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh dari interaksi siswa dengan
lingkungan yang sengaja direncanakan guru dalam proses belajar mengajar. Bila
dikaitkan dengan mata pelajaran matematika maka hasil pelajaran matematika
merupakan suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mempelajari
matematika dalam kurun waktu tertentu, yang diukur dengan menggunakan alat
evaluasi (tes).
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah kelas V SDN 4 Katobu, yang aktif dan
terdaftar pada semester genab tahun 2012/2013 yang berjumlah 24 orang, 10
13
orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Dengan sasaran utama peningkatan hasil
belajar matematika siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD pada materi Pecahan dan Operasinnya.
B. Prosedur Penelitian
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:
a. Membuat perangkat pembelajaran (RPP dan LKS),
b. Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes
dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yagn dilaksanakan dalam tahap ini yaitu
melaksanakan proses pembelajaran di kelas V SDN 4 Katobu pada
pelajaran Maatematika melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dilaksanakan sebanyak dua siklus.
3. Observasi, kegiatannya adalah melaksankan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Proses obsservasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
4. Evaluasi, dilakukan pada setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan untuk
melihat apakah hasil belajar matematika siswa dapat meningkat atau tidak
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
5. Refleksi, pada tahap iini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah
memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum,
maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Kelemahan atau
kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada
siklus berikutnya. Dengan rancangan penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
S
Pelaksanaan I
Rancangan dan Model Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK)I
Tindaan K
L
U
S
Permasalahan Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan I) 1
Observasi
(Monitoring)
14
Pelaksanaan S
Belum Alternatif Pemecahan
Tindaan II I
Terselesaikan (Rencana Tindakan
K
II)
L
U
S
2
Refleksi I Analisis Data II Observasi
(Monitoring)
Selesai
Terselesaikan
4. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisis, serta induksi dan deduksi.
Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan dan
tidak diharapkan. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang
telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam siklus berikutnya.
5. Indikator Kinerja
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Indikator kinerja keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran
minimal 85% skenario pembelajaran telah terlaksana.
2. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar
matematika siswa yaitu 75% siswa telah memperoleh nilai minimal 65
sesuai dengan KKM yang telah dtetapklan sekolah.
Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan/merumuskan dan kelemahan yang dicapai pada siklus
I.
b. Meninjaau kembali skenario pembelajaran berupa pembelajaran
melalui penggunaan alat baik dianggap perlu, berdasarkan hasil evaluasi
dan grefleksi siklus I.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap kegiatan ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncakan sebelumnya. Peneliti dibantu oleh
teman sejawat yang bertugas mengamati pelaksanaan skenario
pembelajran dengan prosedur pelaksanaan di jabarkan sebagai berikut. (a)
Kegiatan awal/pendahuluan dengan mengajukan pertanyaan myang
berhubungan materi sebelumnya. (b) Kegiatan inti pembelajaran
penjelasan singkat tentang materi, memberikan bimbingan kepada siswa,
17
memantau kegiatan siswa serta umpan balik kepasda siswa. (c) Kegiatan
akhir dalam pembelajaan adalah menyimpulkan materi pelajaran,
memberikan pekerjaan rumah.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dan evaluasi. Sumber data itu personil penelitian yang terdiri dari
siswa dan guru, jenis data adalah data kuantitatif dan kualitatif dengan alat
evaluasi berupa lembar observasi, jurnal dan hasil belajar.
Cara mengumpulkan data adalah:
a. Situasi pelaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diambil dengan menggunakan
lembar observasi.
b. Tanggapan siswa mengenal pelaksanaan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD diambil engan menggunakan lembar observasi.
c. Refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelas
diambil menggunakan jurnal.
d. Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisis, serta induksi dan deduksi.
Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan dan
tidak diharapkan. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang
telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam siklus berikutnya.
5. Indikator Kinerja
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Indikator kinerja keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran
minimal 85% skenario pembelajaran telah terlaksana.
18
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengelolaan Data
Tabel D. 1 Hasil Belajar Matematika siswa kelas V SDN 4 Katobu dari
siklus I sampai siklus II
19
jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar pada mata pelajaran matematika
meningkat pada siklus 2.
2. Deskripsi Temuan dan Refleksi
a. Hasil belajar matematika
Dari hasil pengolahan data pada tabel D.1 dapat dibuat rangkuman
sebagai deskripsi umum nilai hasil belajar matemaatika siswa kelas V SDN 4
Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna pada materi pokok
menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana, seperti terdapat pada tabel
D.2 berikut ini.
Tabel D.2 Deskripsi hasil belajar Matematika siswa kelas SDN 4 Katobu
Persiklus
Deskripsi pada tabel D.1 dan tabel D. 2 diatas memberikan s uatu refleksi
dan gambaran bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan dalam rangka
memperbaiki pembelajaran Matematika di kelas V SDN 4 Katobu berhasil
baik.Hal ini dapat dilihat dari nilai hyang dicapai oleh siswa secara umum
meningkat. Nilai minimum, maksimum dan nilai rata-rata cenderung meningkat
21
pada siklus 2, sserta jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar juga
meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.
b. Pembahasan
Berdasarkan Deskripsi Hasil Pengolahan Data Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas V SDN 4 Katobu yang di sajikan pada tabel D.1
dan tabel D.2 serta profilnya yang disajiikan pada gambar D.3 dan gambar
D.4 tampak bahwa dari siklus 1 sampai siklus 2 hasil belajar matematika
siswa baik secara individual dan klasikal meningkat dan jumlah siswa
mencapai SKBM (≥ 65) juga cenderung semakin bertambah/meningkat
sementara siswa yang belum mencapai SKBM semakin menurun. Hal ini
menjadi indikator kebearhasiolan perbaikan pembelajaran matematika yang
dilakukan pada materi pokok pecahan dan operassinya.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai minimum yang dicapai
siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 meningkat, yaitu 60 dan 65
sementara nilai maksimumnya adalah 80 dan 90. Demikian pula bila dilihat
dari nilai rata-rata yang dicapai siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus
cenderung meningkat, yaitu 67,46 dan 77,08. Hal ini menunjukan
indikator/kriteria keberhasilan tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya
telah tercapai, yaitu secara klasikal atau nilai rata-rata yang dicapai siswa ≥
75 (atau tingkat pencapaian ≥ 75%).
Dilihat dari jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar
matematika materi pokok pecahan dan operasinya, dari siklus 1 sampai
siklus 2, ternyata juga cenderung meningkat, yaitu pada siklus 1 siswa yang
tuntas belajar sebanyak 12 orang (50%) dan belum tuntas sebanyak 12 orang
(50%), pada siklus 2 yang tuntas belajar sebanyak 23 orang (95,83%) dan
belum tuntas sebanyak 1 orang (4,17%). Hal ini menunjukan
indikator/kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya telah
tercapai pada siklus 2, yaitu ≥ 75% dari siswa kelas V SDN 4 Katobu yang
jumlahnya 24 orang telah menunjukan nilai sesua sesuai dengan SKBM,
yaitu ≥ 65 (atau tingkat pencapaian ≥ 70%).
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data yang diperoleh
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN
4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
Tindakan perbaikan pembelajaran Matematika materi pokok Pecahan dan
Operasinya pada siswa kelas V SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten
Muna yang dilakukan masing-masing 2 siklus berhasil baik yang ditunjukan
adanya peningkatan hasil belajar siswa baik dilihat dari nilai minimum,
maksimum dan nilai rata-rata yang dicapai siswa pada mata pelajaran Matematika
setelah perbaikan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan tindakan yang dicapai dengan baik yang ditunjukan
oleh peningkatan nilai rata-rata yang dicapi siswa baik pada materi pelajaran
23
Matematika materi pokok Pecahan dan Operasinya, pada siklus 2 (nilai rata-rata ≥
75 atau dengan pencapaian 75%), dan peningkatan jumlah dan persentase siswa
yang tuntas belajar atau mencapai SKBM pada siklus 2 (95,83% atau setara
dengan 23 siswa dari 24 siswa kelas V SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu,
Kabupaten Muna yang tuntas belajar.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Kepada
Kepala UPBJJ UT Kendari
Di Kendari
NIM : 817315822
Program Studi :S-1 PGSD
Tempat Mengajar :SDN 4 Katobu
Alamat Sekolah :Jln. Sidodadi
Telepon : ---
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagai mestinya.
digunakan ?
8. Apakah guru mengorganisasikan siswa Ya Membagi
kedalam kelompok belajar ? kelompok
9. Apakah guru memberi nama yang berbeda Ya Kelompok
pada setiap kelompok ? berbeda
10. Apakah guru memberi soal LKS kepada Ya Membagi LKS
siswa secara kelompok ?
11. Apakah guru menyuruh siswa berdiskusi Ya Menyuruh siswa
dalam kelompok masing-masing ? diskusi
12. Apakah guru membantu atau mengarahkan Ya Membantu dan
siswa dalam kelompok yang mengalami memberi solusi
kesulitan dalam menyelesaikan tugas ?
13. Apakah guru memotivasi siswa untuk Ya Memotivasi siswa
bertanya ? berdiskusi ? bertanya
14. Apakah guru meminta siswa dalam setiap Ya Membagi LKS
kelompok untuk mengumpulkan tugas LKS ?
15. Apakah guru memanggil siswa untuk Ya Menyuruh siswa
menjawab soal atau mempresentasikan hasil
diskusinya ?
16. Apakah guru memberikan kesempatan Ya Siswa
kelompok lain untuk menaggapi hasil menanggapi
presentasi suatu kelompok ?
17. Apakah guru memberikan penghargaan Ya Memberikan
kepada kelompok yang memperoleh hasil penghargaan
yang baik ?
18. Apakah guru mengajukan pertanyaan kepada Ya Terlaksan
kelompok tentang materi yang sedang
dipelajari ?
19. Apakah guru memberikan kesimpulan atau Ya Memberikan
jawaban akhir dari semua pertanyaan ? kesimpulan
20. Apakah guru menyertai/membimbing siswa Ya Sudah terlaksana
untuk membuat rangkuman ?
21. Apakah guru memberikan PR kepada siswa ? Ya Terlaksan
22. Apakah guru melaksanakan pembelajaran Ya Sudah terlaksana
sesuai dengan waktu yang ditentukan ?
32
diberikan guru ?
Standar Kompetensi :
- Menggunakan pencahan dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar
- Mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
Indikator
- Mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran
Setelah pelajaran selesai di harapkan siswa dapat :
Mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal
Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa
Mengubah pecahan biasa kebentuk persen
2. Tujuan perbaikan pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengubah pecahan biasa menjadi
pecaha desimal dan persen dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
B. Materi Pokok pembelajaran
- Pecahan dan operasional
C. Model dan metode pembelajaran
a. Model
Koperatif tipe STAD
b. Metode
Ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan
D. Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Berdoa sebelum pelajaran di mulai dan mempersiapkan siswa belajar
38
E. Sumber Belajar
1. Kurikulum KTSP 2006
2. Buku matematika kelas V, halaman 103-106, penerbit erlangga
39
F. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Lisan / pengamatan
b. Unjuk kerja
c. Tertulis
2. Bentuk tes
Isian
3. Instrumen penilaian
SOAL EVALUASI
Jawablah soal-soal di bawah ini :
Skor maksimal 3
3 1/8 X 125 / 125 = 125 /1000 = 0,125 4
Skor maksimal 4
4 5/10 1
Skor maksimal 1
5 6/100 1
Skor maksimal 1
6 15/100 1
Skor maksimal 1
7 3% 1
1
8 7/20 X 5/5 = 35/100 = 35% 3
3
4/10 X 10/10 = 40%
9 4
4
10 2/10 X 10/10 = 20 % 4
Skor maksimal 4
Total skor 25
Kunci jawaban
41