Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Laporan PKP Ut

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di SD yang dilaksanakan atas dasar kurikulum yang sedang


berlaku di sekolah , memiliki makna yang strategis. Artinya, pendidikan di SD
sangat menentukan karena sebagai peletak dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(Iptek) dan pembentukan karakter peserta didik, serta mempersiapkan siswa untuk
menempuh pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Karena itu kompetensi/
kemampuan profesional guru SD selalu harus ditingkatkan dalam rangka
melaksanakan pembelajaran secara produktif, aktif, kreaktif, efektif dan
menyenangkan serta dapat melihat kelemahan-kelemahan pembelajaran yang
terjadi di dalam kelas dan berupaya memperbaikinya. Upaya guru memperbaiki
pembelajarannya di dalam kelasnya sendiri pada gilirannya dapat meningkatakan
mutu proses dan hasil belajar siswa termasuk pada mata pelajaran Matematika
sekaligus mendorong peningkatan profeionalisme guru dalam menjalanjan tugas
mengajar sehari-hari di sekolah.

Salah satu indikator kerja / mutu belajar pembelajaran yang berkualitas


adalah hasil belajar siswa yang tinggi dalam artian secara umum atas sebagian
siswa mencapai standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) yang telah ditetapkan
oleh sekolah umum untuk mata pelajaran tertentu. Di SDN 4 Katobu Kecamatan
Katobu, Kabupaten Muna, khususnya untuk siswa kelas V, SKBM pada mata
pelajaran Matematika adalah ≥ 65. Namun hasil belajar siswa kelas V SDN 4
Katobu dapat dilihat dari ulangan semester setiap tahunnya masih banyak siswa
yang belum mencapai SKBM yang telah ditetapkan tersebut, rata-ratanya hanya
mencapai 51,67 pada mata pelajaran Matematika. Karena itu hasil belajar
Matematika siswa kelas V SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna
secara umum masih perlu ditingkatkan melalui perbaikan pembelajaran.
2

Kenyataan tersebut telah mendorong upaya refleksi diri, diskusi dengan


teman guru serta arahan dan bimbingan dari tutor mata kuliah Pemantapan
Kemampuan Profesional (PKP) PDGK4501 pada program S-1 PGSD UPBJJ-UT
Kendari terungkap bahwa hasil ulangan harian pada mata pelajaran Matematika
kelas V SDN 4 Katobu secara rata-rata hanya sekitar 50% atau 12 orang siswa
dari 24 siswa yang telah menunjukan nilai / tingkat pencapaian sesuai SKBM ≥ 65
(ketuntasan ≥ 70%).

Setelah dianalisis lebih lanjut, ditemukan bahwa salah satu materi pokok
yang kurang dipahami siswa pada mata pelajaran Matematika adalah operasi
hitung pecahan. Oleh karena itu, rendahnya kemampuan dan hasil belajar siswa
kelas V SDN 4 Katobu pada materi pokok Operasi Hitung Pecahan merupakan
fokus utama pembelajaran Matematika yang dilakukan di kelas V SDN 4 Katobu,
Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna.

Selain masalah yang digambarkan di atas, pengalaman menunjukan bahwa


dalam penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disatu sisi, guru
sering mengalami kendala/hambatan/masalah siswa kurang kreatif, pasif dan
kurang bertanya dalam proses pembelajaran di ruang kelas. Disisi lain disadari
pula bahwa pengalaman, wawasan, kreatifitas, dan daya inofatif guru dalam
merancang dan menerapkan model/strategi pembelajaran, sehingga kegiatan
belajar-mengajar yang diterapkan di dalam kelas masih didominassi oleh sistem
pembelajaran konvensional (berpusat pada guru), bersifat informatif, penekanan
pada belajar produk dan hafalan, kurang menarik, dan tidak melibatkan siswa
dalam kegiatan belajar interaktif untuk menemukan sendiri konsep serta
membangun pemehaman dan mengembangkan kemampuannyasecara baik.

Untuk memecahkan masalah sebagai mana digambarkan di atas, maka


melalui diskusi dengan teman guru SDN 4 Katobu serta arahan supervisor
dipilih/diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran Matematika pada materi
pokok Pecahan dan Operasinya dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi persoalan tersebut maka
3

saya tertarik menggunakan satu model pembelajaran yaitu Kooperatif Tipe STAD
(Studies Team Achievement Division). Sehingga judul penelitian ini adalah :
Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pecahan dan Operasinya melalui Modal
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) di
Kelas V SDN 4 Katobu Kabupaten Muna.

B. Rumusan Masaalah

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan masaalah sebagai berikut :


“Apakah dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat
meningkatkan hasil belajar Matematika pada Materi Pecahan dan Operasinya bagi
siswa kelas V SDN 4 Katobu Kabupaten Muna.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :


Meningkatkan hasil belajar Matematika pada materi Pecahan dan Operasinya
melalui penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD bagi siswa kelas
V SDN 4 Katobu.

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memahamm


materi pelajaran Matematika khususnya materi Pecahan dan Operasinya.
2. Bagi guru, dapat memperbaiki model pembelajaran dan dapat
meningkatkan kualitass pembelajaran di kelas.
3. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang baik pada sekolah
dalam memperbaiki proses pembelajaran Matematika pada khususnya.
4

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Proses Belajar Mengajar

Ahli pendidikan modern merumuskan kegatan belajar sebagai suatu


bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seorang siswa yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Tingkah laku yang baru itu misalnya dari tidak tahu menjadi tahu (Ahmadi,
1999:279).

Menurut Slameto (1988:2) merumuskan belajar sebagai suatu proses


uasaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secar keseluruhan, sebagai hasilo pengalaman individu itu sendiri
dalam interksi dengan lingkungan. Sedangkan Sudjana (1998:28) mendefenisikan
belajar sebagai suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri
seorang siswa. Perubahan seabagai hasil proses belajar dapat ditunjukan dalam
berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan
tingkah lakunya dan lain-lain aspek yang ada pada individu siswa.

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan bahwa belajar


merupakan suatu proses mengubah atau memperbaiki aspek-aspek tingkahlaku
melalui latihan, pengalaman dan interaksi dengan lingkungan, perubahan yang
terjadi relatif menetap dan berbekas dan menetap di benak siswa.

Mengajar pada hakekatnya merupakan proses mengatur, mengorganisasi


lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong siswa melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya mengajar
adalah proses memberikan bimbingan/bantuan kepada siswa dalam melakukan
proses belajar. Menurut Slameto (1988:30) mendefenisikan mengajar sebagai
usaha bimbingan kepada siswa dalam proses belajar. Hal ini menunjukan bahwa
yang aktif dan mengalami proses belajar adalah siswwa. Sementara guru hanya
membimbing dan menunjukan jalan dengan memperhitungkan kepribadian siswa.
5

Kesempatan untuk berbuat aktif dan berpikir lebih banyak diberikan kepada
siswa.

Daari pendapat para ahli tersebut di atas tentang mengajar, dapat dikatakan
bahwa mengajar merupakan suatu aktifitas yagn direncanakan untuk mencoba
membimbing dan mengarakan siswa dalam proses belajar.

B. Proses Pembelajaran Matematika

Sama halnya dengan proses pembelajaran secara umum, bahwa belajar


Matematika adalah proses pembelajaran yang dilakukan secara sadar dan
terencana yang di dalamnya dibutuhkan suatu proses aktif individu atau siswa
agar dapat berpikir matematis yang berdasarkan aturan yang logis dan sistematis.
Proses belajar Matematika akan lebih optimal jika sesuai dengan kesiapan siswa
untuk belajar.

Simanjuntak (1993:67), mengemukakan bahwa keberhasilan proses belajar


Matematika tidak terlepas dari kesiapan peserta didik dan tenaga pendidik di
bidangnya dan bagi pesrta didik yang sudah mempunyai minat (sikap) untuk
belajar Matematika akan merasa senang dan penuh perhatian mengikuti proses
belajar. Ismail (2002:9) menyatakan bahwa mengerjakan suatu materi tertentu
misalnya mata pelajaran matematika, guru harus mampu memilih pendekatan,
strategi, metode sesuai dengan karakter materi pelajaran, agar pembelajaran
tercapai dengan baik.

Dalam proses belajar mengajar matematika perlu diketahui karakteistik


mata pelajaran matematika. Karakteristik yang dimaksud antara lain : 1). Objek
matematika bersifat abstrak, dan 2). Materi matematika yang disusun secara
hirarkis (Hudoyo,1998:5).

Dalam mempelajari matematika selain memahami arti dan simbol-simbol


yang terkandung di dalamnya juga perlu mengetahui ide apa yagn termuat dalam
terjemahan/arti simbol, atau dengan kata lain bahwa belajar matematika adalah
suatu aktivitas mental untuk memahami arti dari hubungan-hubungan dan simbol-
6

simbol kemudian mengaplikasikan konsep yang dihasilkan ke dalam situasi yang


nyata atau kongkret.

Mempelajari matematika secara bertahap berdasarkan pada pengalaman


belajar yang lalu harus dengan daya ingat dan berpikir yang kuat, karena dalam
proses belajar tersebut akan menjadi proses berpikir.

Hudoyo (1998:11), mengemukakan bahwa di dalam proses belajar


mengajar matematika, terjadi juga proses berpikir, sebab seseorang dikatakan
berpikir bila orang itu melakukan kegiatan mental. Dalam berikir seseorang
menyusun hubungan-hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah
direkomendasikan dalam pikiranya sebagai pengertian-pengertian.

Mengajar matematika adalah suatu kegiatan mengajar dengan tujuan agar


siswa mendapatn pengetahuan tentang konsep matematika. Penguasaan materi
pembelajaran merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh seorang, namun
penguasaan materi pembelajaran tidak cukup tanpa di tunjang oleh partisispasi
dari siswa dalam proses kegiatan pembelajaran. Dalam mengajar matematika,
seorang guru hendaklah berpedoman pada bagaimana mengajar matematika itu
sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Oleh sebab itu seorang guru
matematika dalam mengajar perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Urutan materi belajar


b. Memberikan contoh kongkrit lalu membimbing siswa mencari sendiri
c. Mengarahkan siswa untuk menemukan hubungan-hubungan antara
konsep-konsep matematika.
d. Memberikan contoh-contoh penerapan materi dalam situasi nyata.
e. Memberikan latihan soal-soal.

Dari berbagai pendapat para ahli tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
proses pembelajaran matematika merupakan suatu rangkaian aktivitas atau
kegiatan belajar mengajar dalam hubungan timbal balik antara guru dengan siswa
7

yang berlangsung dalam linfgkunan yang ada di sekitarnya untuk mencapai tujuan
yaitu agar siswa mendapatkan pengetahuan tentang konsep matematika.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD(Student Teams Achievement


Division)
Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dalam
kelompok kecil. Siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman
belajar yang optimal baik pengalaman individu maupun kelompok. Esensi
pembelajaran kooperatif adalah tanggungjawab individu sekaligus kelompoka
sehingga dalam diri siswa terbentuk sikapketergantungan positif yang menjadikan
kerja kelompok yang optimal keadaan ini mendorong siswa dalam
kelompoknyabelajar, bekerja dan bertanggungjawab dengan sungguh-sungguh
sampai selesainya tugas-tugas individu dan kelompok (Santoso dalam Anam,
2002:2).
Menurut Ismail (2002:20) mengemukakan bahwa pelajaran kooperatif
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 1) siswa belajar dalam kelompok, produktif,
mendengar, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama, 2)
kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang
dan rendah, 3) Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa
ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam satu
kelompok terdiri atas ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula, 4)
penghargaan lebih diuatamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.
Nur (2002:2) menyaatakan bahwa unsur-unsur dalam pembelajaran
kooperatif adalah sebagai berikut : 1) para siswa harus memiliki persepsi bahwa
mereka “tenggelam atau berenang bersama; 2) para siswa memiliki
tanggungjawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping
tanggungjawab mereka sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi; 3) para
siswa harus berpandangan mereka semuanya memiliki tujuan yang sama; 4) para
siswa harus memberi tugas dan berbagi tanggungjawab sama besarnya diantara
para anggota kelompok; 5) para siswa akan diberikan satu evaluasi atau
penghargaan yang ikut berpengaruh pada evaluasi seluruh anggota kelompok; 6)
8

para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan


bekerja sama selama belajar; 7) para siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Ismail (2002:21) menyatakan bahwa pengelolaan pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga tujuan yang
hendak dicapai yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kinerja
siswa dalam tugas-tugas akademik. Banyak ahli yang berpendapat bahwa
model kooperatif unggul dalam membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep yang sulit.
2. Pengakuan adanya keragaman
Model kooperratif bertujuan agar siswa dapat menerima teman-
temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan suku, agama,
kemampuan akademik dan tigkat sosial.
3. Pengembangan keterampilan sosial
Keterampilan sosial yang dimaksud dalam pembelajaran kooperatif
antara lain: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain,
memancing teman untuk bertanya, menjelaskan ide atau pendapat, bekerja
dalam kelompok dan sebagainya.

Lebih lanjut Ndolili (2008:14), mengutip npendapat Slavin


mengemukakan enam langkah pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD
digambarkan dalam tabel sebagai berikut:

Langkah Indikator Kegiatan guru


1. Menyampaikan Guru menyampaikan semua tujuan
tujuan dan pelajaran khusus yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk belajar.
2. Menyajikan Guru menyajikan informasi kepada siswa
9

informasi dengan jalan demonstrasi atau dengan


bacaan.
3. Mengorganisasikan Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
siswa kedalam caranya membentuk kelompok belajar dan
kelompok-kelompok membantu setiap kelompok agar melakukan
bejajar. transisi secara evisien.
4. Membimbing Guru membimbing kelompok-kelompok
kelompok bekerja belajar pada saat mereka mengerjakan
dalam belajar tugas.
5. Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang
materri yang dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
6. Memberikan Guru mencari cara-cara untuk menghargai
penghargaan upaya atau hasil belajar individu maupun
kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division


(STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas
John Hopkins dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling
sederhana. Dalam STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar yang
beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut
tingkat kerja, jenis kelamin, suku, memilki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola-pola interaksi siswa dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan
isi akademik.
Pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan melalui tahap persiapan,
presentasi kelas kegiatan kelompok, tes dan penghargaan. Untuk lebih jelasnya
akan diuaraikan sebagai berikut:
10

1. Persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan pada tahap ini antara lain materi
pelajaran, membagi kedalam kelompok kooperatif, menentukan sifat dasar
siswa bekerja dalam kelompok dan menentukan jadwal kegiatan. STAD terdiri
dari siklus kegiatan pembelajaran yaitu mengajar, belajar dalam kelompok , tes
dan penghargaan kelompok. Sebelum menyajikan pembelajran dibuat lembar
kegiatan siswa yang akan dipelajari dalam kelompok kooperatif. Dalam
menentukan kelompok kooperatif ada tiga yang dilakukan yakni merangking
siswa berdasarkan prestasi akademik di kelas, menentukan jumlah kelompok
dan membagi siswa dalam kelompok.
2. Presentasi Kelas
Kegiatan pembelajaran STAD dimulai dengan penyajian yang
diwali dengan pendahuluan, menjelaskan materi dan latihan terbimbing. Pada
pendahuluan ditekankan pada apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok,
dijelaskan mengapa hal itu penting dipelajari.
3. Kegiatan Kelompok
Pada hari pertama kerja kelompok STAD, sebaiknya guru
menjelaskan apa yang dimaksud kerja dalam kelompok dan sebelum memulai
tetapkan peraturan dalam kelompok kooperatif. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan prosedur sebagai berikut:
a. membagi LKS dan materi pelajaran pada setiap kelompok,
b. meminta anggota kelompok kooperatif bekerja sama,
c. apabila ada siswa yang tidak bisa mengerjakan soal itu, teman satu
kelompoknya ikut bertanggungjawab.
d. memberi penekanan pada siswa bahwa merekatidak boleh mengahiri kegiatan
belajar mengajar sampai mereka yakin bahwa seluruh anggota kelompok
mereka dapat menjawab dengan benar soal-soal yang diberikan.
e. memastikan siswa memahami bahwa LKS itu untuk belajar bukan hanya diisi
atau dikumpulkan.
f. apabila siswa memiliki pertanyaan, guru meminta mereka untuk mengajukan
pertanyaan itu pada rekan satu kelompoknya sebelum mengajukan pada guru.
11

g. pada saat siswa selesai bekerja dalam kelompok, guru hendaknya berkeliling
dalam kelas dan memberikan pujian pada kelompok yang bekerja dengan baik
dan secara bergantian, duduk bersama tip kelompok untuk memperhatikan
bagaimana anggota-anggota kelommpok itu bekerja.
4. Tes
Waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes sekitar satu jam
pelajaran. Tes dikerjakan secara individu dan skor yang diperoleh siswa akan
turut menyumbangkan skor kelompok.
5. Penghargaan Kelompok
Setelah tes dilakukan, segera dihitung skor perkembangan individu
dan skor kelompok dan kemudian menyerahkan sertifikat atau penghargaan
kepada kelompok-kelompok skor tinggi. Hal ini menjadi motivasi tersendiri
bagi siswa untuk melakukan yang terbaik.
Menurut Slavin, menentukan skor perkembangan individu mengacu pada
aturan sebagai berikut:

Kriteria Nilai Perkembangan


Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 0 poin
10 poin sampai 1 poin dibawah skor dasar 10 poin
Skor dasar sampai 10 poin diatas skor dasar 20 poin
Lebih dari 10 poin diatas skor dasar 30 poin
Pekerjaan sempurna (tampa memperhatikan skor 30 poin
dasar)

Skor perkembangan individu akan menyumbangkan skor perkembangan


kelompok. Bredasarkan skor perkembangan kelompok akan diberikan
penghargaan terhadap kelompok dengan 3 kategori tingkatan penghargaan yaitu:
a. Jika 15 ˂ skor perkembangan kelompok ˂ maka dikategorikan kelompok
baik,
b. Jika 20 ≤ skor perkembangan kelompok ˂ 25 maka dikategorikan
kelompok hebat,
c. Jika skor perkembangan kelompok ≥ 25 maka dikategorikan kelompok
super.
12

(Ndolili, 2008:15)
D. Hasil Belajar
Setiap usaha yang dilakukan oleh manusisecara sadar dan teratur selalu
mempunyai tujuan, demikian halnya bila yang dilakukan oleh siswa dalam belajar
untuk memperoleh nilai yang maksimal.
Hasil belajar pada dasarnya merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang dalam
melakukan kegiatan pembelajaran yang dapat diukur dengan ealuasi. Kaitanya
dengan hal ini, Muquin (Abdullah, 1987:35), menegmukakan bahwa hasil belajar
adalah kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan alat yang berupa tes.
Sumartono (1987:8), mengemukakan bahwa hasil belajar adalah suatu
nilai yang menunjukan hasil yang tertinggi dalam belajar, yang dicapai menurut
kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada saat tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa hasil
belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh dari interaksi siswa dengan
lingkungan yang sengaja direncanakan guru dalam proses belajar mengajar. Bila
dikaitkan dengan mata pelajaran matematika maka hasil pelajaran matematika
merupakan suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mempelajari
matematika dalam kurun waktu tertentu, yang diukur dengan menggunakan alat
evaluasi (tes).

BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah kelas V SDN 4 Katobu, yang aktif dan
terdaftar pada semester genab tahun 2012/2013 yang berjumlah 24 orang, 10
13

orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Dengan sasaran utama peningkatan hasil
belajar matematika siswa dengan menerapkan model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD pada materi Pecahan dan Operasinnya.

B. Prosedur Penelitian
Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas tersebut dijabarkan sebagai
berikut:
1. Perencanaan, adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini meliputi:
a. Membuat perangkat pembelajaran (RPP dan LKS),
b. Membuat instrumen penelitian yang meliputi alat evaluasi berupa tes
dan lembar observasi.
2. Pelaksanaan tindakan, kegiatan yagn dilaksanakan dalam tahap ini yaitu
melaksanakan proses pembelajaran di kelas V SDN 4 Katobu pada
pelajaran Maatematika melalui model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD dilaksanakan sebanyak dua siklus.
3. Observasi, kegiatannya adalah melaksankan proses observasi terhadap
pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah
dibuat. Proses obsservasi dilakukan sejak awal hingga akhir penelitian.
4. Evaluasi, dilakukan pada setiap akhir siklus. Evaluasi bertujuan untuk
melihat apakah hasil belajar matematika siswa dapat meningkat atau tidak
dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD.
5. Refleksi, pada tahap iini, hasil tersebut akan dilihat apakah telah
memenuhi target yang ditetapkan pada indikator kinerja. Jika belum,
maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya. Kelemahan atau
kekurangan yang terjadi pada siklus sebelumnya akan diperbaiki pada
siklus berikutnya. Dengan rancangan penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
S
Pelaksanaan I
Rancangan dan Model Pembelajaran Penelitian Tindakan Kelas (PTK)I
Tindaan K
L
U
S
Permasalahan Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan I) 1

Observasi
(Monitoring)
14

Pelaksanaan S
Belum Alternatif Pemecahan
Tindaan II I
Terselesaikan (Rencana Tindakan
K
II)
L
U
S

2
Refleksi I Analisis Data II Observasi
(Monitoring)

Selesai
Terselesaikan

Gambar B.1 Alur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Matematika


(Anonim, 1999:27)
C. Deskripsi Persiklus
Siklus I
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
15

 Membuat skenario pembelajaran


 Membuat lembar observasi
 Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang diperlukan untuk
membantu siswa agar lebih cepat memahami materi pelajaran.
 Membuat alat evaluasi
 Menyiapkan jurnal atau catatan
2. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap kegiatan ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Penelitian dibantu
oleh teman sejawat yang bertugas mengawasi pelaksanaan skenario
pembelajaran dengan prosedur pelaksanaan dijabarkan sebagai berikut: a)
Kegiatan awal/pendahuluan dengan mengajukan pertanyaan yang
berhubungan materi sebelumnya, b) Kegiatan inti pembelajaran adalah
penjelasan singkat tentang materi, memberikan bimbingan kepada siswa,
memantau kegiatan siswa serta umpan balik terhadap siswa, c) Kegiatan
akhir dalam pembelajran adalah menyimpulkan materi pembelajaran,
memberikan pekerjaan rumahu.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dan evaluasi. Sumber data itu penelitian yang terdiri dari siswa
dan guru, jenis data adalah data kuantitatif dan kualitatif dengan alat
evaluasi berupa lembar observasi, jurnal dan hasil belajar.
Cara mengumpulkan data adalah:
a. Situasi pelaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diambil dengan menggunakan
lembar observasi.
b. Tanggapan siswa mengenal pelaksanaan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD diambil engan menggunakan lembar observasi.
c. Refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelas
diambil menggunakan jurnal.
d. Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes.
16

4. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisis, serta induksi dan deduksi.
Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan dan
tidak diharapkan. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang
telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam siklus berikutnya.
5. Indikator Kinerja
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Indikator kinerja keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran
minimal 85% skenario pembelajaran telah terlaksana.
2. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar
matematika siswa yaitu 75% siswa telah memperoleh nilai minimal 65
sesuai dengan KKM yang telah dtetapklan sekolah.
Siklus II
1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan/merumuskan dan kelemahan yang dicapai pada siklus
I.
b. Meninjaau kembali skenario pembelajaran berupa pembelajaran
melalui penggunaan alat baik dianggap perlu, berdasarkan hasil evaluasi
dan grefleksi siklus I.
2. Pelaksanaan tindakan
Dalam tahap kegiatan ini adalah melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah direncakan sebelumnya. Peneliti dibantu oleh
teman sejawat yang bertugas mengamati pelaksanaan skenario
pembelajran dengan prosedur pelaksanaan di jabarkan sebagai berikut. (a)
Kegiatan awal/pendahuluan dengan mengajukan pertanyaan myang
berhubungan materi sebelumnya. (b) Kegiatan inti pembelajaran
penjelasan singkat tentang materi, memberikan bimbingan kepada siswa,
17

memantau kegiatan siswa serta umpan balik kepasda siswa. (c) Kegiatan
akhir dalam pembelajaan adalah menyimpulkan materi pelajaran,
memberikan pekerjaan rumah.
3. Pengamatan/Pengumpulan Data/Instrumen
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
tindakan dan evaluasi. Sumber data itu personil penelitian yang terdiri dari
siswa dan guru, jenis data adalah data kuantitatif dan kualitatif dengan alat
evaluasi berupa lembar observasi, jurnal dan hasil belajar.
Cara mengumpulkan data adalah:
a. Situasi pelaksanaan model pembelajaran dengan menggunakan model
Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD diambil dengan menggunakan
lembar observasi.
b. Tanggapan siswa mengenal pelaksanaan model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD diambil engan menggunakan lembar observasi.
c. Refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dalam kelas
diambil menggunakan jurnal.
d. Hasil belajar diambil dengan menggunakan tes.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan melalui analisis, serta induksi dan deduksi.
Analisis dilakukan dengan merenungkan kembali kejadian-kejadian atau
peristiwa yang menyebabkan munculnya sesuatu yang diharapkan dan
tidak diharapkan. Melalui refleksi, guru akan dapat menetapkan apa yang
telah dicapai, apa yang belum dicapai dan apa yang perlu diperbaiki lagi
dalam siklus berikutnya.
5. Indikator Kinerja
Sebagai indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah:
1. Indikator kinerja keberhasilan proses pelaksanaan pembelajaran
minimal 85% skenario pembelajaran telah terlaksana.
18

2. Indikator kinerja yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar


matematika siswa yaitu 75% siswa telah memperoleh nilai minimal 65
sesuai dengan KKM yang telah dtetapklan sekolah.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pengelolaan Data
Tabel D. 1 Hasil Belajar Matematika siswa kelas V SDN 4 Katobu dari
siklus I sampai siklus II
19

Nilai yang diperoleh dan Tingkat ketuntasan belajar


No Kode Responden sisiwa pada mata pelajaran Matematika
Siklus 1 ket Siklus 2 ket
1 AL 70 T 85 T
2 RA 62 BT 70 T
3 LR 63 BT 85 T
4 PM 80 T 90 T
5 AD 60 BT 70 T
6 AS 60 BT 75 T
7 FD 61 BT 75 T
8 IMR 75 T 80 T
9 JUL 70 T 70 T
10 RFN 70 T 75 T
11 AH 75 T 80 T
12 UBO 70 T 75 BT
13 IR 60 BT 65 T
14 AS 70 T 80 T
15 WR 80 T 85 T
16 ADEL 64 BT 70 T
17 FAT 70 T 80 T
18 INJ 59 BT 70 T
19 RM 70 T 80 T
20 NRF 60 BT 80 T
21 SDK 70 T 80 T
22 FRD 60 BT 80 T
23 PRIO 70 T 75 T
24 ALIF 70 T 75 T
Jumlah 1619 1850
Rata-Rata 67,46 77,08

Berdasarkan deskripsi hasil pengolahan data pada tabel D.1 di atas,


ternyata baik secara individu maupaun secara klasikal hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Katobu Pada materi pokok pecahan dan Operasinya, secara
umum cenderung meningkat pada siklus 2 jika dibandingkan dengan siklius 1.
Disamping itu pada siklus 1 siswa yang sudah mencapai standar ketuntasan
belajar minimal (SKBM ≥ 70) SEBANYAK 12 ORANG (50%) dan yang belum
encapai SKBM sebanyak 12 orang (50%), pada siklus 2 yangtuntas sebanyak 23
orang (95,83%) dan belum tuntas 1 orang (4,17%). Hal ini menunjukan bahwa
20

jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar pada mata pelajaran matematika
meningkat pada siklus 2.
2. Deskripsi Temuan dan Refleksi
a. Hasil belajar matematika
Dari hasil pengolahan data pada tabel D.1 dapat dibuat rangkuman
sebagai deskripsi umum nilai hasil belajar matemaatika siswa kelas V SDN 4
Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna pada materi pokok
menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana, seperti terdapat pada tabel
D.2 berikut ini.

Tabel D.2 Deskripsi hasil belajar Matematika siswa kelas SDN 4 Katobu
Persiklus

Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas


Nilai
Siklu (T) (BT)
s Min Max Rata- Jumlah % Jumlah %
rata
1 60 80 67,46 12 50 12 50
2 65 90 77,08 23 95,83 1 4,17

Deskripsi pada tabel D.1 dan tabel D. 2 diatas memberikan s uatu refleksi
dan gambaran bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan dalam rangka
memperbaiki pembelajaran Matematika di kelas V SDN 4 Katobu berhasil
baik.Hal ini dapat dilihat dari nilai hyang dicapai oleh siswa secara umum
meningkat. Nilai minimum, maksimum dan nilai rata-rata cenderung meningkat
21

pada siklus 2, sserta jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar juga
meningkat dari siklus 1 ke siklus 2.

b. Pembahasan
Berdasarkan Deskripsi Hasil Pengolahan Data Hasil Belajar
Matematika Siswa kelas V SDN 4 Katobu yang di sajikan pada tabel D.1
dan tabel D.2 serta profilnya yang disajiikan pada gambar D.3 dan gambar
D.4 tampak bahwa dari siklus 1 sampai siklus 2 hasil belajar matematika
siswa baik secara individual dan klasikal meningkat dan jumlah siswa
mencapai SKBM (≥ 65) juga cenderung semakin bertambah/meningkat
sementara siswa yang belum mencapai SKBM semakin menurun. Hal ini
menjadi indikator kebearhasiolan perbaikan pembelajaran matematika yang
dilakukan pada materi pokok pecahan dan operassinya.
Hal tersebut juga dapat dilihat dari nilai minimum yang dicapai
siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus 2 meningkat, yaitu 60 dan 65
sementara nilai maksimumnya adalah 80 dan 90. Demikian pula bila dilihat
dari nilai rata-rata yang dicapai siswa dari siklus 1 sampai dengan siklus
cenderung meningkat, yaitu 67,46 dan 77,08. Hal ini menunjukan
indikator/kriteria keberhasilan tindakan yang sudah ditetapkan sebelumnya
telah tercapai, yaitu secara klasikal atau nilai rata-rata yang dicapai siswa ≥
75 (atau tingkat pencapaian ≥ 75%).
Dilihat dari jumlah dan persentase siswa yang tuntas belajar
matematika materi pokok pecahan dan operasinya, dari siklus 1 sampai
siklus 2, ternyata juga cenderung meningkat, yaitu pada siklus 1 siswa yang
tuntas belajar sebanyak 12 orang (50%) dan belum tuntas sebanyak 12 orang
(50%), pada siklus 2 yang tuntas belajar sebanyak 23 orang (95,83%) dan
belum tuntas sebanyak 1 orang (4,17%). Hal ini menunjukan
indikator/kriteria keberhasilan yang sudah ditetapkan sebelumnya telah
tercapai pada siklus 2, yaitu ≥ 75% dari siswa kelas V SDN 4 Katobu yang
jumlahnya 24 orang telah menunjukan nilai sesua sesuai dengan SKBM,
yaitu ≥ 65 (atau tingkat pencapaian ≥ 70%).
22

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analisis data yang diperoleh
dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika pada siswa kelas V SDN
4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
Tindakan perbaikan pembelajaran Matematika materi pokok Pecahan dan
Operasinya pada siswa kelas V SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten
Muna yang dilakukan masing-masing 2 siklus berhasil baik yang ditunjukan
adanya peningkatan hasil belajar siswa baik dilihat dari nilai minimum,
maksimum dan nilai rata-rata yang dicapai siswa pada mata pelajaran Matematika
setelah perbaikan pembelajaran.
Kriteria keberhasilan tindakan yang dicapai dengan baik yang ditunjukan
oleh peningkatan nilai rata-rata yang dicapi siswa baik pada materi pelajaran
23

Matematika materi pokok Pecahan dan Operasinya, pada siklus 2 (nilai rata-rata ≥
75 atau dengan pencapaian 75%), dan peningkatan jumlah dan persentase siswa
yang tuntas belajar atau mencapai SKBM pada siklus 2 (95,83% atau setara
dengan 23 siswa dari 24 siswa kelas V SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu,
Kabupaten Muna yang tuntas belajar.

2. Saran Tindak Laanjut


Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan kepada guru khususnya guru
di SDN 4 Katobu, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna agar senantiasa
beruapaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berupaya
melakukan perbaikan pembelajaran secara berkelanjutan, maka kelompok kerja
guru seharusnya tetap melakukan diskusi-diskusi agar dapat mengidentifikasi dan
mengenal masalah-masalah yang dihadapi di ruang kelas yang dapat dipecahkan
denagn pendekatan PTK, sehingga akhirnya setiap guru dapat meningkatkan
kompetensi dan kemampuan profesionalnya dalam menjalankan tugas sehari hari.
Perlu dilakukan kegiatan yang serupa untuk materi pokok yang lain dan
materi pelajaran yang lain sehingga kaidah-kaidah PTK dapat dimiliki oleh guru
dan terus dimanfaatkan dalam upaya memperbaiki kinerja proses dan hassil-hasil
pembelajaran di sekolah. Hal ini penting untuk membiasakan guru melaksanakan
tugasnya dalam kerangka kerja ilmiah, menjadi pendidik sekaligus sebagai
peneliti.
24

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dkk. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta. Rineka Cipta.


Anam, K.. 2000. Implementasi Cooperative Learning dalam Pembelajaran
Matematika. Jakarta. Buletin Pelangi Pendidikan.
Anonim. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Proyek PGSM Dikti.
Darhim. 1991. Pendidikan Matematika 2. Depdikbud Proyek Tenaga
Kependidikan. Jakarta. Pendidikan Tinggi.
Farah, Aulia. 2006. Cara Belajar Praktis Maatematika. Solo. CV. Nrimakarya.
Hudoyo. 1990. Strategi Belajar Matematika. IKIP Malang.
Ismail. 2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.
Muhtar, Roni. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Bagi Guru. Kendari. FKIP
Unhalu.
25

Ndolili. 2008. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Sswa pada Pokok


Bahasan Pecahan dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe STAD di kelas V SDN 06 Abeli. Kendari. Skripsi. FKP Unhalu.
Negoro, ST dan Haarahap. 1999. EnsiklopediaMatematika (Edisi 2). Jakarta.
Ghalia Indonesia.
Nur, Muhammad. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya.
Ruseffendi, E.T.. 2000. Pengajaran Matematika Modern untuk Orang Tua Murid
dan Guru. Bandung. Tarsito.
Rusyan, Tabrani. 1994. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung.
Remaja Jaya.
Sarifudin. 2002. Analisis Hasil Belajar Siswa dalam Menentukan Hasil
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Pecahan di Kelas 1 SLTPN 2
Lainea (Skripsi). Kendari. FKIP Unhalu.
Simanjuntak. 1993. Metode Mengajar Matematika Jilid 1. Jakarta. Rineka Cipta.
Slameto. 1998. Belajar dan Fakto-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Bina
Aksara.
Slavin. 1994. Educational Theory Intopractice. Boston. Allyn and Bocan.
Sudjana, Nana. 1998. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung. Sinar
Baru Algesindo.
Tajudin, dkk.. 2002. Kumpulan Rumus Matematika SD. Jakarta. Kawan Pustaka.
Winataputra. 1992. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta. Bumi Aksara.
26
27

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Kepada
Kepala UPBJJ UT Kendari
Di Kendari

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : Siti Saimpa, S.Pd
NIP : 19720604199212200
Tempat Mengajar : SDN 4 Katobu
Alamat Sekolah : Jln. Sidodadi
Telepon : ---
Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam
pelaksanaan PKP atas nama:
Nama : Wa Ode Hasmiani
28

NIM : 817315822
Program Studi :S-1 PGSD
Tempat Mengajar :SDN 4 Katobu
Alamat Sekolah :Jln. Sidodadi
Telepon : ---
Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagai mestinya.

Raha, 27 Mei 2013


Mengetahui
Kepala Sekolah Teman Sejawat

WA ODE FARULI, S.Pd. I SITI SAIMPA, S.Pd


NIP. 1962131 190405 2 016 Nip. 1972060 419921 2 200

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Terhadap Guru


Selama Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
(Siklus1)

No. ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Ya/ Komentar


Tida
k
1. Apakah guru mengucapkan salam sbelum Ya Mengucapkan
pembelajaran dilaksanakan? salam
2. Apakah guru menanyakan kesiapan guru Tidak Langsung belajar
untuk belajar?
3. Apakah guru memberikan apersepsi ? Ya Apersepsi
4. Apakah guru memberi informasi tujuan yang Ya Menyampaikan
ingin dicapai ? tujuan
29

5. Apakah guru memotivasi siswa ? Ya Memotivasi


6. Apakah guru menjelaskan materi Ya Menjelaskan
pembelajaran dengan meningkatkan kembali materi pelajaran
materi prasyarat seblum memasuki pelajran ?
7. Apakah guru menyampaikan model Ya Model STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
digunakan ?
8. Apakah guru mengorganisasikan siswa Ya Membagi
kedalam kelompok belajar ? kelompok
9. Apakah guru memberi nama yang berbeda Ya Kelompok
pada setiap kelompok ? berbeda
10. Apakah guru memberi soal LKS kepada Ya Membagi LKS
siswa secara kelompok ?
11. Apakah guru menyuruh siswa berdiskusi Ya Menyuruh siswa
dalam kelompok masing-masing ? diskusi
12. Apakah guru membantu atau mengarahkan Tidak Belum
siswa dalam kelompok yang mengalami memberikan
kesulitan dalam menyelesaikan tugas ? bantuan
13. Apakah guru memotivasi siswa untuk Ya Memotivasi siswa
bertanya ? berdiskusi ? bertanya
14. Apakah guru meminta siswa dalam setiap Ya Membagi LKS
kelompok untuk mengumpulkan tugas LKS ?
15. Apakah guru memanggil siswa untuk Ya Menyuruh siswa
menjawab soal atau mempresentasikan hasil
diskusinya ?
16. Apakah guru memberikan kesempatan Ya Siswa
kelompok lain untuk menaggapi hasil menanggapi
presentasi suatu kelompok ?
17. Apakah guru memberikan penghargaan Ya Memberikan
kepada kelompok yang memperoleh hasil penghargaan
yang baik ?
18. Apakah guru mengajukan pertanyaan kepada Ya Terlaksan
kelompok tentang materi yang sedang
dipelajari ?
19. Apakah guru memberikan kesimpulan atau Ya Memberikan
30

jawaban akhir dari semua pertanyaan ? kesimpulan


20. Apakah guru menyertai/membimbing siswa Tidak Tidak terlaksana
untuk membuat rangkuman ?
21. Apakah guru memberikan PR kepada siswa ? Ya Terlaksan
22. Apakah guru melaksanakan pembelajaran Tidak Belum terlaksana
sesuai dengan waktu yang ditentukan ?

Teman Sejawat Mahasiswa,

SITI SAIMPA, S.Pd WAODE HASMIANI


NIP. 1972060 4199212 2 001 NIM. 817315

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Terhadap Guru


Selama Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
(Siklus 2)

No. ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Ya/ Komentar


Tida
k
1. Apakah guru mengucapkan salam sbelum Ya Mengucapkan
pembelajaran dilaksanakan ? salam
2. Apakah guru menanyakan kesiapan guru Ya Menanyakan
untuk belajar ? kesiapan
3. Apakah guru memberikan apersepsi ? Ya Apersepsi
4. Apakah guru memberi informasi tujuan yang Ya Menyampaikan
ingin dicapai ? tujuan
5. Apakah guru memotivasi siswa ? Ya Memotivasi
6. Apakah guru menjelaskan materi Ya Menjelaskan
pembelajaran dengan meningkatkan kembali materi pelajaran
materi prasyarat seblum memasuki pelajran ?
7. Apakah guru menyampaikan model Ya Model STAD
pembelajaran kooperatif tipe STAD yang
31

digunakan ?
8. Apakah guru mengorganisasikan siswa Ya Membagi
kedalam kelompok belajar ? kelompok
9. Apakah guru memberi nama yang berbeda Ya Kelompok
pada setiap kelompok ? berbeda
10. Apakah guru memberi soal LKS kepada Ya Membagi LKS
siswa secara kelompok ?
11. Apakah guru menyuruh siswa berdiskusi Ya Menyuruh siswa
dalam kelompok masing-masing ? diskusi
12. Apakah guru membantu atau mengarahkan Ya Membantu dan
siswa dalam kelompok yang mengalami memberi solusi
kesulitan dalam menyelesaikan tugas ?
13. Apakah guru memotivasi siswa untuk Ya Memotivasi siswa
bertanya ? berdiskusi ? bertanya
14. Apakah guru meminta siswa dalam setiap Ya Membagi LKS
kelompok untuk mengumpulkan tugas LKS ?
15. Apakah guru memanggil siswa untuk Ya Menyuruh siswa
menjawab soal atau mempresentasikan hasil
diskusinya ?
16. Apakah guru memberikan kesempatan Ya Siswa
kelompok lain untuk menaggapi hasil menanggapi
presentasi suatu kelompok ?
17. Apakah guru memberikan penghargaan Ya Memberikan
kepada kelompok yang memperoleh hasil penghargaan
yang baik ?
18. Apakah guru mengajukan pertanyaan kepada Ya Terlaksan
kelompok tentang materi yang sedang
dipelajari ?
19. Apakah guru memberikan kesimpulan atau Ya Memberikan
jawaban akhir dari semua pertanyaan ? kesimpulan
20. Apakah guru menyertai/membimbing siswa Ya Sudah terlaksana
untuk membuat rangkuman ?
21. Apakah guru memberikan PR kepada siswa ? Ya Terlaksan
22. Apakah guru melaksanakan pembelajaran Ya Sudah terlaksana
sesuai dengan waktu yang ditentukan ?
32

Teman Sejawat Mahasiswa,

SITI SAIMPA, S.Pd WAODE HASMIANI


NIP. 1972060 4199212 2 001 NIM. 817315822
33

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Terhadap Guru


Selama Kegiatan Belajar Mengajar Matematika
(Siklus 1)
No. ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Ya/ Komentar
Tidak
1. Apakah siswamemberikan perhatian pada Tidak Ada yang belum
penjelasan guru ? memperhatikan
2. Apakah siswa bertanya jika ada hal-hal yang Tidak Belum berani
belum dimengerti ? bertanya
3. Apakah siswa tetap berada dalam Ya Masih ada yang
kelompoknya pada saat pengerjaan LKS ? bermain-main
4. Apakah siswa membagi dalam kelompok Ya Membentuk
belajar ? kelompok
5. Apakah siswa aktif dalam kelompok ketika Ya Sebagian tidak
belajar menyelesaikan soal LKS ? aktif
6. Apakah siswa menghargai pendapat teman Ya Tetapi masih ada
dalam kelompok ? yang tidak
menghargai
7. Apakah tidak ada siswa yang merasa pasif Tidak Masih ada yang
dalam kelompok ? pasif
8. Apakah siswa mampu mengungkapkan Tidak Tetapi masih ada
pemikirannya tentang materi yang yang belum
diajarkan ?
9. Apakah siswa lebih dulu mengajukan Ya Terlaksana
pertanyaan kepada teman sekelompoknya
sebelum mengajukan pertanyaan kepada
guru ?
10. Apakah siswa mampu mempresentasikan Ya Ada salah satu
hasil kerjanya di depan kelas ? kelompok ragu
34

11. Apakah siswa memberikan sanggahan Tidak Tidak ada


terhadap hasil presentasi suatu kelompok ? sanggahan
12. Apakah siswa mampu bertanya jika Tidak Hanya 2 orang
menemui kesulitan ? saja
13. Apakah siswa merasa takut ketika Ya Masih ada siswa
kelompok/namanya ditunjuk ? yang sembunyi
14. Apakah siswa mengerjakan PR yang Tidak Belum ada PR
diberikan guru ?

Teman Sejawat Mahasiswa,

SITI SAIMPA, S.Pd WAODE HASMIAN


NIP. 1972060 4199212 2 001 NIM. 817315822

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Terhadap Guru


35

Selama Kegiatan Belajar Mengajar Matematika


(Siklus 2)
Ya/
No. ASPEK-ASPEK YANG DIOBSERVASI Tida Komentar
k
Apakah siswa memberikan perhatian pada Ya Siswa memberi
1.
penjelasan guru ? perhatian
Apakah siswa bertanya jika ada hal-hal yang Ya Sudah berani
2.
belum dimengerti ? bertanya
Apakah siswa tetap berada dalam Ya Berada di dalam
3.
kelompoknya pada saat pengerjaan LKS ? kelompoknya
Apakah siswa membagi dalam kelompok Ya Membentuk
4.
belajar ? kelompok
Apakah siswa aktif dalam kelompok ketika Ya Sebagian tidak
5.
belajar menyelesaikan soal LKS ? aktif
Apakah siswa menghargai pendapat teman Ya Sudah
6.
dalam kelompok ? menghargai
Apakah tidak ada siswa yang merasa pasif Ya Siswa sudah aktif
7.
dalam kelompok ?
Apakah siswa mampu mengungkapkan Ya Sudah mampu
8. pemikirannya tentang materi yang mengungkapkan
diajarkan ?
Apakah siswa lebih dulu mengajukan Ya Terlaksana
pertanyaan kepada teman sekelompoknya
9.
sebelum mengajukan pertanyaan kepada
guru ?
Apakah siswa mampu mempresentasikan Ya Semua mampu
10.
hasil kerjanya di depan kelas ?
Apakah siswa memberikan sanggahan Ya Sudah memberi
11.
terhadap hasil presentasi suatu kelompok ? sanggahan
Apakah siswa mampu bertanya jika Ya Sudah berani
12.
menemui kesulitan ? bertanya
Apakah siswa merasa takut ketika Ya Sudah tidak takut
13.
kelompok/namanya ditunjuk ?
14. Apakah siswa mengerjakan PR yang Ya Mengerjakan
36

diberikan guru ?

Teman Sejawat Mahasiswa,

SITI SAIMPA, S.Pd WA ODE HASMIANI


NIP. 1972060 4199212 2 001 NIM. 817315822

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : V / II
37

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 x pertemuan )

 Standar Kompetensi :
- Menggunakan pencahan dalam pemecahan masalah.
 Kompetensi Dasar
- Mengubah pecahan kebentuk persen dan desimal serta sebaliknya.
 Indikator
- Mengubah pecahan biasa ke bentuk desimal dan persen
A. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan pembelajaran
Setelah pelajaran selesai di harapkan siswa dapat :
 Mengubah pecahan biasa ke pecahan desimal
 Mengubah pecahan desimal menjadi pecahan biasa
 Mengubah pecahan biasa kebentuk persen
2. Tujuan perbaikan pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengubah pecahan biasa menjadi
pecaha desimal dan persen dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD
B. Materi Pokok pembelajaran
- Pecahan dan operasional
C. Model dan metode pembelajaran
a. Model
Koperatif tipe STAD
b. Metode
Ceramah, tanya jawab, diskusi dan penugasan

D. Skenario Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Berdoa sebelum pelajaran di mulai dan mempersiapkan siswa belajar
38

b. Memberi apersepsi dengan memperlihatkan satu biji roti dan dipotong


menjadi 2 bagian lalu bertanya : sepotong roti itu menunjukan
beberapa bagian ?
Jawaban yang di harapkan adalah setengah bagian atau seperdua
bagian.
c. Menyampaikan / menulis tujuan pembelajaran yang akan di capai di
papan tulis
d. Memotifasi siswa untuk belajar
2. Kegiatan inti
a. Menjelaskan dan mengarahkan siswa mempelajari materi
penjumlahan pecahan biasa yang berpenyebut sama, penjumlahan
pecahan biasa berpenyebut tidak sama dan penjumlahan pecahan
campuran dalam buku paket siswa.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum di mengerti
c. Menerangkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
d. Mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok dan masing –
masing kelompok di beri nama berbeda
e. Mebagikan soal-soal LKS
f. Menyuruh siswa untuk berdiskusi dalam kelompoknya masing-
masing serta memantau dan mengarahkan siswa yang mengalami
kesulitan.
g. Menunjuk perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerjanya dan mengarahkan siswa ke arah jawaban yang benar.
h. Menunjuk siswa untuk mempersentasikan hasil kerjanya dan
mengarahkan siswa ke arah jawaban yang benar.
i. Memberikan penghargaan kelompok yang hasil diskusinya terbaik

E. Sumber Belajar
1. Kurikulum KTSP 2006
2. Buku matematika kelas V, halaman 103-106, penerbit erlangga
39

3. Buku paket lain yang relevan


4. Lembar kerja siswa

F. Penilaian
1. Teknik penilaian
a. Lisan / pengamatan
b. Unjuk kerja
c. Tertulis
2. Bentuk tes
Isian
3. Instrumen penilaian

SOAL EVALUASI
Jawablah soal-soal di bawah ini :

Ubalah pecahan berikut menjadi pecahan desimal :


1. 1/5 = ..............
2. 1/4 = ...............
3. 1 / 8 = ..............
Ubalah menjadi pecahan biasa
4. 0,5 = ................
5. 0,06 = ...............
6. 0,015 = ............
Ubalah menjadi bentuk persen
7. 3 / 100 = ............
8. 7 / 20 = ..............
9. 0,4 =..................
10. 0,5 = ................
NO JAWABAN / ASPEK YANG DI NILAI SKOR
1 1/5 X 2/2 = 2/10 = 0,2 3
Skor maksimal 3
2 1/4 X 25/25 = 25 /100 = 0,25 3
40

Skor maksimal 3
3 1/8 X 125 / 125 = 125 /1000 = 0,125 4
Skor maksimal 4
4 5/10 1
Skor maksimal 1
5 6/100 1
Skor maksimal 1
6 15/100 1
Skor maksimal 1
7 3% 1
1
8 7/20 X 5/5 = 35/100 = 35% 3
3
4/10 X 10/10 = 40%
9 4

4
10 2/10 X 10/10 = 20 % 4
Skor maksimal 4
Total skor 25

Raha, 27 mei 2013


Dosen pembimbing Mahasiswa,

Drs. YUSUF SABILU, M.Si WAODE HASMIANI


NIP. 196809241993031003 NIM. 817315822
Lembar kerja siswa (LKS)
Kelompok :
NO SOAL JAWABAN SISWA
1. Ubalah pecahan berikut ke pecahan desimal : .....................................
1/5, 3/4, 5/10
2. Ubalah pecahan berikut kepecahan persen ......................................
0,45 5/10 dan 3/4

Kunci jawaban
41

1. 1/5 = 0,2, ¾ = 0,75, 5/10 = 0,5


2. 0,45 = 45%, 5/10 = 50%, 3/4 = 75%

Anda mungkin juga menyukai