Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Lampiran D Reaktor

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 37

LAMPIRAN D

PERHITUNGAN RANCANGAN TUGAS KHUSUS

D.1 Reaktor PFR-100 (Jetro Septrianto Sihite /140140005)


Reaktor PFR-100 pada perancangan ini berfungsi untuk mereaksikan
propilen dan chlorin dengan penambahan katalis FeCl3 sehingga menghasilkan
allyl chlorida dan produk samping HCL. Gambar reaktor PFR-100 ditunjukkan
pada gambar D.1: F3

F2

F3

Gambar D.1 Reaktor PFR-100

D.2 Pemilihan Jenis Reaktor


Dipilih reaktor fixed bed multitube dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Reaksi yang berlangsung adalah fase gas dengan katalis padat
2. Kapasitas produksi cukup tinggi
3. Dapat digunakan untuk mereaksikan dua macam gas sekaligus
4. Tidak diperlukan pemisahan katalis dari gas keluaran reaktor
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas permukaan untuk
perpindahan panas cukup besar
6. Pressure drop rendah
7. Umur katalis panjang
8. Pengendalian suhu relatif mudah karena dipakai tipe multitube
Dipilih multitube karena reaksi yang terjadi secara eksoterms sehingga
kenaikan suhu gas dalam reaktor cepat, agar pendingin lebih efektif dilakukan
pada reaktor fixed bed multitube karena luas permukaannya lebih besar. Pada
reaktor fixed bed multitube reaktan bereaksi di dalam tube–tube yang berisi
katalis dan media pendingin mengalir di luar tube di dalam shell (Andrian, 2015).
Skematik aliran pendingin pada reactor fixed bed multitube ditunjukkan pada
Gambar D.2 berikut:

Gambar D.2 Skematik Aliran Pendingin Pada Reaktor Fixed Bed Multitube

D.3 Asumsi – asumsi yang di ambil


1. Kondisi proses Steady state
2. Perpindahan massa secara difusi di abaikan
3. Mengikuti hukum gas ideal
4. Tidak ada panas yang hilang ke lingkungan
5. Kapasitas Panas gas (Cp) dan viskositas gas (µ) merupakan fungsi suhu
dan bukan fungsi jarak
D. Sifat reaksi eksotermis
7. Kondisi Proses non adibatis – non isothermal
8. Aliran pendingin cocurent dan kondisi steady state

D.4 Spesifikasi Kondisi Operasi


Adapun rangkuman spesifikasi kondisi operasi pada prarancangan pabrik
allyl chloride dari propylene dan chlorine sebagai berikut:
Kondisi Operasi
Temperatur = 500 °C = 773,15 °K
Tekanan = 10 atm
Fase = gas
Konversi = 99,99 %
Jenis Reaksi = eksoterm
Katalis = FeCl3

D.4 Menghitung Kinetika Reaksi


Dengan menggunakan dana nilai energi aktivitas dan A yang diperoleh
dari jurnal , nilai konstanta K untuk reaksi yang terjadi pada reaktor R-01 yaitu:
E = 27200 Btu/lb mol
A = 206000 ( Sumber : Luyben.2000)
T = 500 °C = 773,15°K = 400o R
R = 1,987 Btu/lb-mol oR (Appandix B, Fogler)
Maka :
K = A exp (-E/RT) (D.1)
= 206000. exp {(-27200 Btu/lb-mol/ (1,987 Btu/lb-mol R x 400 R)}
= 206000 lb-mol/ft3h. exp (-34,22)
= 0,2 lb mol/ft3h

D.5 Menghitung Volume Reaktor


Nilai –rA di peroleh dari jurnal (Luyben.2000)
-ɼA = 13,8 PCl. PC3H8 e-27.200/RT (D.2)
dimana :

= = = 0,51

= = = 0,49

P = = 0,51 (10 atm) = 5,1 atm


P = = 0,49 (10 atm) = 4,9 atm (Fogler, 4th, Hal : 32)
T = 500 = 400oR
Maka :
-ɼA = 206000 PCl. PC3H8 e-27.200/RT
= 206000 x 5,1 x 4,9. e{(-27200 Btu/lb-mol/ (1,987 Btu/lb-mol R x 400 R)}
= 4,28 lb mol /h.ft3

V = FA0 (D.3)
-

= (Fogler,4th. Hal : 40)

= (X)

= (0,99)

= 38,1 ft3

D.6 Menghitung Waktu tinggal, r


r = (D.4)

= 0,10 h
= 369 s

D.7 Data fisis dan termal


Kondisi campuran gas yang bereaksi di dalam reaktor setiap saat
mengalami perubahan untuk tiap panjang reaktor. Persamaan yang digunakan
untuk menghitung kondisi campuran gas tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menghitung berat molekul umpan
Berat molekul umpan merupakan berat molekul campuran gas yang dapat
dihitung dengan persamaan :
BM campuran = ∑ B i yi (D.5)
dengan :
Bm = berat molekul komponen i yang masuk, kg/kmol
yi = fraksi mol gas i

Tabel D.1 Data berat molekul komponen yang masuk


Masuk (kg/jam) Bm I
Komposisi yi Bmi X yi
Alur 4 Alur 8 (kg/kmol)
Propane 18,36 44,10 0,0025 0,11025
Propene 3487,96 42,08 0,4971 20,918
Cl2 5899,15 70,91 0,4989 35,377
HCL 9,12 36,46 0,0015 0,05469
Total 3505,36 5908,27 193,55 1 56,46

b. Menghitung densitas umpan


Campuran gas mengikuti hukum gas ideal
PV = nRT (D.6)
BMCamp = BMCamp

ρCamp = BMCamp

Dengan :
P = tekanan umpan masuk = 10 atm
R = 0, 0821 atm m3/kmol K
T = suhu umpan masuk = 500 °C = 773,15 °K

Sehingga :

ρ =

= 8,89 kg/m3 = 0,55 lb/ft3

c. Viskositas Campuran Umpan (µ )


µ didapat dari Aspen Hysys 8.6 = 2,68 x 10-2 Cp
µ = 2,68 x 10-4 gr/cm.detik

D.8 Kecepatan volumetrik


Qv = (D.7)
=

= 33.705,119 m3/jam
= 330,63 ft3/s

D.9 Menentukan Spesifikiasi Shell dan Tube


a. Menentukan jenis dan ukuran tube
 Pemilihan tempat katalisator (Tube)
 Katalisator
Jenis : FeCl3
Bentuk : Pallet
Umur Katalis : 3-5 tahun
Diameter : 3 mm = 0,0098 ft
Porositas tumpukkan : 0,5
Densitas : 2000 kg/m3 = 124,85lb/ft3
Dalam menentukan diameter tube, (Smith,1981) menyatakan hubungan
pengaruh rasio (Dp/Dt) atau perbandingan diameter katalis dengan diameter pipa
dengan koefisien transfer panas pipa berisi katalis dibanding koefisien transfer
panas konveksi pada dinding kosong. Diameter reaktor dipilih berdasarkan
pertimbangan agar perpindahan panas berjalan dengan baik.
Dp/Dt 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
hw/h 5,5 7,0 7,8 7,5 7,0
(Smith.1981)
Dimana :
Dp : Diameter katalis, in
Dt : Diameter tube, in
Dp/Dt : rasio diameter katalis per diameter pipa
hw/h : rasio koefisien transfer panas pipa berisi katalis terhadap
koefisien transfer panas pada pipa kosong.
Dipilih Dp/Dt : 0,15
Sehingga :
Dp/Dt : 0,15
Dp : 3,5051 x10-3 m = 0,138 in = 0,0115 ft

Dt : = 0,92 in = 1 in = 0,083 ft

Dari hasil perhitungan, diambil ukuran pipa sebagai berikut, (Kern, 1950)
Ukuran pipa, IPS : 1 in
OD : 1,32 in = 0,11 ft
ID : 1,049 in = 0,087417 ft
Flow area perpipa (a’): 0,864 in2 = 0,006 ft2
Schedule number : 40
Pipa tersusun secara triangular pitch.

b. Menghitung kecepatan massa per satuan luas (Gt)

Gt = (D.9)

= 4,15 gr/cm2.s = 8,49 lb/ft2.s


c. Mencari Luas Penampang total (At)
At = (D.10)

= 630 cm2
= 0,67 ft2
d. Mencari luas penampang segitiga (A0)
A0 = ID2 (D.11)

= (0,087 ft)2

= 0,005 ft2
e. Menghitung Jumlah Tube
Nt = (D.12)

=
= 134 tube
Z panjang tube standart 24 ft

D.10 Katalis
a. Menghitung berat katalis
Untuk panjang tube dipilih panjang pipa standard dengan ukuran 24 ft.
Persamaan kinetika untuk reaktor fixed bed multi tube, yang didapat dari neraca
massa sebagai berikut :
dW = ρCat.Nt. π/4.(IDt)2.(1- Ꜫ)dz (D.13)
= ρCat.Nt. π/4.(IDt)2.(1- Ꜫ)dz
W = π/4 ρCat.Nt.(IDt)2.(1- Ꜫ) z
= 3,14/4 x 124,85 lb/ft3 x 134 x (0,087 ft)2x (1 – 0,5) x 24 ft
= 1193 lb
b. Menghitung Volume Katalis

Volume katalis seluruh tube = ρ (D.14)

= 18,63 ft3

Volume katalis untuk 1 tube = (D.15)

= 0,139 ft3
c. Menghitung tinggi tumpukan katalis yang di butuhkan
Dipilih pipa dengan ukuran standart (Kern, Table 11)
Ukuran pipa, IPS : 1 in
OD : 1,32 in = 0,11 ft
ID : 1,049 in = 0,087 ft
Flow area pe pipa a’ : in2 = 0,006 ft2
Schedule number : 40
Perhitungan tinggi katalis dengan volume 1 buah tube adalah :
V =ρ (D.16)
Z = (D.17)
π ρ

Dengan :
Z = tinggi tumpukan katalis (ft)
V = volume katalis dalam tube (ft3)
w = berat katalis (lb)
ρkatalis = densitas katalis (lb/ft3)
ID = diameter dalam tube (ft)
Maka tinggi katalis keseluruhan :

Z =

= 1612 ft
Dipilih tube standart 24 ft
Sehingga didapat tinggi tumpukan katalis :
Z = 67% dari tinggi tube yang dipilih
= 67% x 24 ft
= 16,08 ft
d. Penurunan Tekanan Dalam Bed Katalisator
Penurunan tekanan dalam pipa yang berisi butir-butir katalisator dapat
dipakai persamaan Ergum (Perry, 6th hal 4-37. 1984).

= (D.18)

Keterangan ;
P = Tekanan, N/m2
G = Fluks massa gas (kg/s.m
µ = Viskositas fluida, kg/m.dtk
Dp = Diameter katalisator, m
gc = Faktor konfersi satuan = 1 pd sistem SI

D.11 Menentukan Jenis Pendingin


Jenis = Downterm A
T = 15 C - 500 C
BM = 165 kg/kmol = 363,76 lb/kmol
Cp = 0.1152 + 0.0003402 T.cal/gr.K y =0.003x+1.45
Densi as ρ = 1.3644 - 9.7073.10-4 T.g/cm3
Viskositas (µ) = 35.5898 - D.04212 T(g/cm.J)
KonD. thermal (k) = 1.512 - 0.0010387 T.cal/g.cm.K
Dimana
Qh = 8,909 x 106 kj/h
Temperatur masuk Pendingin = 440℃ = 713oK
Temperatur Keluar Pendingin = 470℃ = 743oK
BM = 165 kg/kmol
Cp = 0,275 cal/gr.C = kj kg ℃
Densi as ρ = 0,643 g/cm3
Viskositas (µ) = -1,23 (g/cm.s) = 297.54784291 lb/ft.h
Kond. thermal (k) = 0,7403 cal/g.cm.K

1. Menentukan jumlah pendingin yang dibutuhkan


Wpendingin = (D.19)

=
℃ ℃

= 257924,61 kg/h
= 568626 lb/hr

D.12 Mechanical design reaktor


a. Tube
Ukuran tube (Kern, 1983):
Susunan tube = Triangular pitch
Bahan = High Alloy Steel SA 167 grade 5
Ukuran pipa, IPS = 1 in
OD = 1,32 in = 0,11 ft
ID = 1,049 in = 0,087 ft
Flow area pe pipa a’ = 0,864 in2 = 0,006 ft2
Schedule number = 40
Tinggi tumpukan katalis = 16,08 ft
Panjang pipa (L) = 24 ft
Susunan pipa yang digunakan adalah triangular pitch (segitiga sama sisi)
tujuan agar memberikan turbulensi yang lebih baik, sehingga akan memperbesar
koefesien transfer panas konveksi (ho). Sehingga transfer panasnya lebih baik dari
pada square pitch (Kern, 1983).

Gambar D.4 Susunan pipa model triangular pitch


1. Tebal Pipa
Tebal pipa = (OD-ID)/2 (D.20)
= (0,11 – 0,087)/2
= 0,0115 ft
2. Jarak antra pusat pipa (PT)
PT = 1,25 x OD (D.21)
= 1,25 x 0,11 in
= 0,14 ft
3. Jarak antar pipa (Clearance)
C’ = PT-OD (D.22)
= 0,14 ft – 0,11ft
= 0,03 ft
4. Menghitung koefisien perpindahan panas pada tube
 Kecepatan transfer panas tube side (hio)
Persamaan untuk menghitung koefisien perpindahan transfer panas pada
bagian tube (hio) adalah :
h =h × (D.23)

Untuk mengevaluasi nilai hi, digunakan persamaan :


hi = (D.24)

Dimana:
µ (Viskositas) = 2,68 x 10-2 Cp = 2,68 x 10-4 gr/cm.s = 0,06478 lb/hr.ft

Pr = Cp. / kf = = 47,39

Cp = kapasitas panas = 19,36 Btu/lb.F


kf = konduktivitas panas = 0,0265 Btu/ft.hr.F
nilai Cp dan Kf di peroleh dari Hysys 8.8
/ w = 1, karena non viskos
Maka,

hi =

= 100,7 Btu/hr.ft2.F
Jadi h :
h =h × (D.25)

= 100,7 Btu/hr ft2.F x

= 80 Btu/hr.ft2.F
 Tube Side atau Bundle Crossflow Area (at)
at =N a’ (D.26)

= 137 . ( )

= 137 . ( )

= 0,076 m2 = 0,000528 ft2


Mass velocity (Gt)
Gt = (D.27)

= 123868 kg/m2 h
b. Shell
Bahan yang digunakan adalah Carbon Steel SA type 283
1. Ukuran Shell
Diameter dalam shell (IDs)

IDS =( (D.28)

=( (Brownell & Young, 1979)

= 20 in = 1,66 ft
2. Jarak Buffel
B = IDs x 0,3
= 1,66 ft x 0,3
= 0,5 ft
3. Koefisien transfer panas dalam shell
Shell side atau Bundle Crossflow Area (as)

as = (D.29)

= 9,24 ft2
4. Menghitung Diameter Equivalen
Diameter equivalen dapat diartikan sebagai diameter dari area dalam shell,
bila dipandang sebagai pipa (Kern, 1965).
π
De = (D.30)
π

= 0,89 in = 0,074 ft
5. Menghitung flow area shell

as = (D.31)

= 155,448 in2 = 1,08 ft2

Gs = (D.32)

=
= 3658 lb/in2.h
6. Reynold Number (NRe)
NRe =

= 131,71
Maka,
p Des p 0,55 C p p 1/3
` Ho = 0,36 Des ( ) ( p )
p

= 0,36 ( )0,55 ( )1/3

= 47,39 btu/ft2.h.F
7. Dirt Factor (Rd)
- Liquid organik = 0,001 hr.ft2. /Btu
- Pendingin = 0,002 hr.ft2. /Btu
- Rd total = 0,003 hr.ft2. /Btu
8. Koefisien Perpindahan Panas Overall Clean dan Design
koefisien perpindahan panas overall clean dihitung dengan rumus :

Uc = (D.33)
B
ja
= B
ja

= 29,76 Btu/ft2.hr.F
9. Harga koefisien perpindahan panas overall design dihitung dengan

Ud = (D.34)

= (Kern,1950)

= 27,32 Btu/ft2.hr. .
10. Pressure drop di shell

s = (D.35)

Dimana :
Ds = Diamter Shel (IDs) = 20 in = 1,6 ft
Gs ( Mass velocity) = 526749,42 lb/hr.ft2
Equivalent diameter (De) = 0,89 in = 0,074 ft
= Corrected coefficient s = 1

(N + 1 ) = Jumlah baffle = B

= 18,89 = 19
Untuk Re = 13171 maka diperoleh :
s = specific grafity =1
f = Shell side friction factor = 0,002 ft2/ in2 (Fig.29 Kern.1950)
Maka :

s =

= 4,36 psi
11. Tebal Shell
Spesifikasi bahan Stainless steel SA 167 Grade 3
Tekanan yang diijinkan (f) = 17000 psi
Efisiensi sambungan (e) = 0,85
Corrosion allowanced = 0,125
Tebal shell dihitung dengan persamaan
D i
ts = c (D.36)

( Brownell & Young.1979)


dengan :
ts = tebal shell, inchi
P = tekanan dalam reaktor, psi
Ꜫ = efisiensi sambungan
ri = jari-jari dalam shell, inchi
f = tekanan maksimum yang diijinkan, psi
C = Corrosion allowance
Tekanan dalam shell / Tekanan desain diambil 20% diatasnya, maka:
Pd = (20 % x P) + P
= (0,2 x 10 atm) + 10 atm
= 12 atm = 176,35 Psi
Maka ,

ts = + 0,125
psi si

= 0,223 in
Diambil tebal sheel standart 0,25 in
Diameter luar shell (ODs)
ODs = IDs + ts
= 20 + 0,25
= 20,25 in = 1,7 ft

D. 13 Head dan Bottom


Untuk menentukan bentuk-bentuk head ada 3 pilihan :
1. Flanged and Standar Dished Head
Digunakan untuk vesel proses vertikal bertekanan rendah, terutama
digunakam untuk tangki penyimpan horizontal, serta untuk menyimpan
fluida yang volatil.
2. Torispherical Flanged and Dished Head
Digunakan untuk tangki dengan tekanan dalam rentang 15 – 200 psig.
3. Elliptical Flanged and Dished Head
Digunakan untuk tangki dengan tekanan tinggi dalam rentang 100 psig dan
tekanan diatas 200 psig ( Brownell and Young, 1959).
Bentuk head dan bottom yang digunakan adalah Torispherical Flanged
and Dished Head yang sesuai dengan kisaran tekanan sistem yaitu 15 – 200 psi.
Bahan yang digunakan untuk membuat head dan bottom sama dengan bahan shell
Carbon Steel SA 283 grade C. Tebal head dapat dihitung dari persamaan :
Menentukan inside radius corner (icr) dan corner radius (rc).
Diketahui tebal ts = 0,25 in
Maka berdasarkan table 5.7 Brownell & Young :
rc = 21 in
irc = 1,375 in
maka ,
w = (D.36)
i

w = 1,73 (Pers.7.76, Brownel & Young)

Tebal head minimum dihitung dengan persamaan berikut:

th = +C (D.37 )

th = 0,30 in = 0,0025 ft (Pers. 7.77, Brownell&Young)


dan diambil nilai th 0,4375 = 0,036 ft
dari tabel 5.6 Brownell & Young untuk
th = 0,036 ft
sf = 3,5 in = 0,29 ft
Spesifikasi head :

Gambar D.5 Desain head pada reaktor


Keterangan :
th = Tebal head (in)
icr = Inside corner radius ( in)
r = Radius of dish( in)
sf = Straight flange (in)
OD = Diameter luar (in)
ID = Diameter dalam (in)
b = Depth of dish (in)
OA = Tinggi head (in)
ID = OD – 2th
= 1,83 – 2(0,036) = 1,758 ft
Depth of dish (b)
D
b = rc – i i (D.38)

= 6,44 in = 0,53 ft
Tinggi Head (OA)
OA = th + b + sf (D.39)
= 0,4375 in + 6,44 in + 3,5 in (Brownell and Young, 1959)
= 10,37 in = 0,86 ft
AB = ID/2 – icr (D.40)
= (19,125 /2 ) – 1,375
= 8,18 in = 0,68 ft
BC = rc-icr (D.41)
= 21 in – 1,375 in
= 19,625 in = 1,63 ft

AC = BC B (D.42)

=
= 17,83 in = 1,48 ft

D.14 Tinggi Reaktor


Dari hasil perhitungan diperoleh tinggi tumpukan katalis yang di butuhkan
yaitu 16,08 ft
Tinggi Shell = Tinggi pipa standart yang digunakan
= 24 ft
Tinggi raktor = tinggi sheel + 2 (tinggi head)
= 24 ft + (2 x 0,86 ft)
= 25,72 ft
D.15. Menghitung Volume Reaktor
Volume reaktor (Vr)adalah volume vessel reaktor ditambah dengan
volume kedua head. Volume reaktor dapat dihitung dengan persamaan ;
Vr = Vvess + 2.Vhb
= [ π/4.(Dis2 .Z) + 2(0,000049.IDs3 π Ds2 sf]
= [ π/4.((1,6)2 .24) + 2(0,000049.(1,6)3+ 3,14/4 (1,6)2 x 0,3)]
= 48,24 ft3 + 1,2 ft3
= 49,44 ft3

D.16 Nozzle
a. Nozzel Umpan dan Produk Pada Reaktor
Saluran dibuat dengan menggunakan bahan stainless steel. Direncanakan
diameter pipa masuk dan keluar sama, karena debit aliran sama dan alirannya
turbulen (Nre > 2100 ) menggunakan persamaan :
diopt = 226 . G0.5 ρ-0,37 (D.43)
dengan: (Coulson.161)
diopt = diameter dalam pipa, mm
G = kecepatan aliran massa fluida, kg/s
ρ = densitas fluida, kg/m3
dimana
G = 9413.63 kg/jam = 2,61 kg/s
ρ = 8,89 kg/m3
µ = 2,68 x 10-4 gr/cm.detik
maka didapat :
diopt = 226 . G0.5 ρ-0,37
= 226 x (2,61 kg/s)0,5 x (8,89 kg/m3)-0,37
= 162 mm = 0,53 ft
Dari tabel dari Tabel 11 (Kern, 1965), diperoleh;
nominal pipe size = 6 in = 0,5 ft
schedule number = 40
OD = 6,62500 in = 0,552 ft
ID = 6,06500 in = 0,50 ft
Flow area per pipe a’ = 28,90000 in2 = 0,2 ft2
Pengecekan Bilangan Reynold
D
NRe = = 808825 (turbulen)
a

Maka anggapan menggunakan aliran turbulen adalah benar.


Spesifikasi nozzle standar (Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan 2
hal.349) :
Size = 6 in = 0,5 ft
OD of pipe = 6,625 in = 0,552 ft
Flange Nozzle thickness (n) = 0,432 in = 0,036 ft
Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 6,75 in = 0,56 ft
Length of side of reinforcing plate, L = 16,25 in = 1,35 ft
Width of reinforcing plate, W = 20,25 in = 1,68 ft
Distance, shell to flange face, outside, J = 8 in = 0,66 ft
Distance, shell to flange face, inside, K = 6 in = 0,5 ft
Distance from Bottom of tank to center of nozzle
- Regular, Type H = 11 in = 0,91 ft
- Low, Type C = 8 1/8 in = 0,67 ft

b. Nozzel Pendingin masuk dan keluar


Diketahui
G = 257924,61 kg/h = 71,64 kg/s
ρ = 643 kg/m3 = 40,14 lb.ft3
µ = 1,23 (g/cm.s)
maka :
diopt = 226 . G0.5 ρ-0,37
= 226 x (71,64 kg/s)0,5 x (643 kg/m3)-0,37
= 174 mm
= 0,57 ft
Dari tabel dari Tabel 11 (Kern, 1965), diperoleh
nominal pipe size = 8 in = 0,66 ft
schedule number = 40
OD = 8,62500 in = 0,718 ft
ID = 7,981 in = 0,66 ft
Flow area per pipe a’ = 50 in2 = 0,34 ft2
Pengecekan Bilangan Reynold
D
NRe = = 3660 (turbulen)
a

Maka anggapan menggunakan aliran turbulen adalah benar.


Spesifikasi nozzle standar (Brownel and Young, 1959, App. F item 1 dan 2
hal.349) :
Size = 8 in = 0,66 ft
OD of pipe = 8,625 in = 0,72 ft
Flange Nozzle thickness (n) = 0,5 in = 0,04 ft
Diameter of hole in reinforcing plate (DR) = 8,75 in = 0,72 ft
Length of side of reinforcing plate, L = 20,25 in = 1,68 ft
Width of reinforcing plate, W = 25 in = 2 ft
Distance, shell to flange face, outside, J = 8 in = 0,66 ft
Distance, shell to flange face, inside, K = 6 in = 0,5 ft
Distance from Bottom of tank to center of nozzle
- Regular, Type H = 13 in = 1 ft
- Low, Type C = 10 1/8 in = 0,84 ft
Gambar D.D. Shell Nozzle (a) Reinforcing Plate (b) Single Flange

D.17 Penyangga tumpukan katalisator (Bed support/Grid support)


Grid support dirancang untuk menyangga katalisator untuk mencegah
kelebihan pressure drop. Yang biasa digunakan adalah piringan yang berlubang-
lubang (perforated plate) atau piringan yang bergelombang (slatted plate). Grid
support ini biasanya dibuat dari bahan yang anti korosi seperti carbon steel, alloy
steel, cast iron, atau cast ceramics (Rase, 1977).
Penyangga katalis berupa perforated plate dengan ketebalan tertentu.
Tekanan yang harus ditahan oleh bed support = tekanan operasi + tekanan karena
katalis
a. Tekanan operasi
Pd = (20 % x P) + P
= (0,2 x 8 atm) + 8 atm
= 9,6 atm = 141,12 Psi
b. Tekanan karena katalis
Perforated plate yang digunakan mempunyai lubang dengan luas sama
dengan 50 % luas total tube. (Luas penampang tube (at) = 0,482 m2)
Luas total pipa = Nt x at
= 137 x 0,063 m2
= 8,631 m2 = 92,9 ft2
Perforate plate = 50 % x Luas total pipa
= 0,5 x 92,9 ft2
= 46,45 ft2
Tekanan karena katalis
Be a a a is
= e ae pae

= 846,4 kg/m2
= 1,2 psi
Tekanan total perancangan
Ptotal = 141,12 Psi + 1,2 psi = 142,32 psi
Tebal plate dihitung dengan persamaan (13.27 Brownell & Young, 1959)

T=d C ……………………… D.44)

dengan
t = tebal minimum plate, inchi
d = diameter plate, inchi
P = tekanan perancangan, psi
f = maksimum allowable stress, 18.750 psi (bahan yang digunakan stainles steel
SA 167 grade 11 type 316)
C’ = k ns an a a i app H C’ = B ne & Y ng
t = 0,5
= 1,19 in = 0,099 ft
diambil tebal standar t = 1,125 in = 0,093 ft

D.18 Tebal pemegang pipa


Pemegang pipa harus dapat menahan perbedaan tekanan antara dalam pipa
dan dalam shell. Tebal pemegang pipa dihitung dengan persamaan :

Tp = Cph. Dp . +c (D.45)

dengan
Cph = konstanta design = 1,1
Dp = diameter shell, ft
Δ = perbedaan tekanan = 0,04840
λ = ligament efficiency = 0,5
f = maximum allowable stress = 18.750 psi
c = corrosion allowance = 0,25 in = 0,02 ft
Bahan konstruksi seperti yang digunakan sebagai bahan shell yaitu stainless steel
SA 167 grade 11 type 31D.

Tp = 1,1 x 20

= 0,95858 in = 0,082 ft
diambil tebal standar = 1 in = 0,083 ft

D.19 Innert Ballast


Alat ini digunakan untuk melindungi permukaan katalisator dari pengaruh
langsung aliran fluida dan meratakan aliran fluida umpan (Rase-Barrow, 1957).
Innert ballast berupa bola-bola keramik dengan tebal tumpukan 0–0,5ft,
digunakan tinggi tumpukan 0,5 ft.

D.20 Distributor
Alat ini digunakan untuk meratakan aliran fluida masuk, jenis yang
digunakan adalah type multiple buffle distributor concentric cone, yang dipasang
pada akhir bagian pipa pemasukan fluida.

D.21 Perhitungan Flange, Bolt dan Gasket dari Vessel


a. Sambungan head dengan shell
Sambungan antara tutup bejana dengan bagian shell menggunakan sistem
flange dan baut. Bahan konstruksi yang dipilih berdasarkan pada kondisi operasi.
Data perancangan :
Tekanan disain = 141,12 Psi
Material flange = Carbon Steel SA-240 Grade A
Bolting steel = Carbon Steel SA–193 Grade B6
Material gasket = soft steel
Diameter luar shell, B = 22 in = 1,83 ft
Ketebalan shell = 0,16 ft
Diameter dalam shell = 20 in = 1,6 ft
Tegangan dari material flange (fa) = 15.000 psi
Tegangan dari bolting material (fb) = 20.000 psi

Tipe flange terlihat pada gambar berikut : (Fig.12.24, Brownell & Young.1959)

Gambar D.7. Tipe Flange dan Dimensinya

b. Perhitungan lebar gasket:


y
(D.46)
i y

Dimana : (Pers 12.2 Brownell & Young 1959)


do = diameter luar gasket, ft
di = diameter dalam gasket, ft
y = yield stress, lb/in2 (Fig. 12.11)
m = faktor gasket (Fig. 12.11)

Digunakan material gasket yaitu soft steel, dari Fig. 12.11 Brownell & Young
1959 diperoleh :
y = 18.000 dan m = 5,5
Sehingga,
=
i

= 1,004
Asumsi bahwa diameter dalam gasket di sama dengan diameter dalam shell 20 in,
sehingga :
do = 1,004 × 20 = 20,08 in
Lebar gasket minimum (N) :
i
N = )

= (20,08-20)/2
= 0,004 in
Digunakan gasket dengan lebar 0,042 ft .
Keterangan :
N = Lebar gasket minimum (in)
do = Diameter luar shell (in)
di = Diameter dalam shell (in)
Diameter gasket rata-rata, G = di + lebar gasket
= 20,004 in
c. Perhitungan beban
Dari Fig. 12.12 Brownell & Young 1959 kolom 1 tipe 1.a
N
bo = = 0,25 in = 0,02 ft = jika ≤

Sehingga, b = 0,25 in = 0,02 ft


Wm2 = Hy
=π xbxGxy (Brownell & Young,1959, Pers. 12.88)
= 3,14 x 0,25 x 20,5 x 18.000
= 289665 lb
Keterangan :
Hy = Berat beban bolt maksimum (lb)
b = Effective gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
Berat untuk menjaga joint tight saat operasi digunakan Persamaan 12.90
Brownell & Young.1959 :
Hp = πGmp (D.47)
= 2 x 0,25 x 3,14 x 20,5 x 5,5 x 117,56
= 20810 lb
Keterangan :
Hp = Beban join tight (lb)
m = Faktor gasket (fig.12.11)
b = Effective gasket (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)
P = Tekanan operasi (psi)

Beban dari tekanan internal dihitung dengan Persamaan 12.89 Brownell & Young
(1959) :
π
H = P

H = 117,56

= 38782 lb
Beban operasi total dihitung dengan persamaan 12.91 Brownell & Young (1959) :
W m1 = H + Hp
= 38782 lb + 20810 lb
= 59593 lb
Berdasarkan perhitungan diatas, diperoleh W m2 lebih besar daripada Wm1
sehingga beban pengontrol berada pada Wm2 = 289665 lb.
Keterangan :
Wm1 = Beban berat bolt pada kondisi operasi (lb)
Wm2 = Beban berat bolt pada kondisi tanpa tekanan dalam (lb)
H = Total joint contact surface (lb)
D. Perhitungan luas baut minimum (minimum bolting area)
Dihitung dengan (Persamaan 12.93 Brownell & Young 1959) :

Am1 = = = 3,97 in2


a

Keterangan :
Am1 = Total luas bolt pada kondisi operasi (in2)
e. Jumlah Baut
Perhitungan ukuran baut optimum berdasarkan Tabel 10.4 Brownell &
Young (1959) hal.188. Dengan menggunakan ukuran baut = 0,625 in diperoleh
data sebagai berikut :
Root area = 0,202 in2 = 0,0014 ft2
Bolt spacing standard (BS) = 3 in = 0,25 ft
Minimal radian distance (R) = 0,93750 in = 0,077 ft
Edge distance (E) = 0,75000 in = 0,06 ft

Jumlah baut minimum = = 19,66

Sehingga digunakan baut dengan ukuran 0,625 in sebanyak 20 buah.


Bolt circle diameter, BC = 73,60616 in = 6,13 ft.

Perhitungan diameter flange luar :


Flange OD (A) = bolt circle diameter (BC) + 2 E
Flange OD (A) = 75,10616 in =6,13 ft
Cek lebar gasket :
Ab actual = Nbolt x Root Area
= 20 x 0,0014 ft2
= 0,028 ft2
f. Perhitungan moment :
1) Untuk bolting up condition (tanpa tekanan dalam)
Beban desain diberikan dengan Persamaan :
W = ½ (Ab + Am1) fa (D.48)
= ½ (4,04 + 3,97) x 15.000 (Pers. 12.94, Brownell & Young 1959)
= 60075 lb
Keterangan :
W = Berat beban (lb)
A m1 = Luas baut minimum (in2)
Ab = Luas aktual baut (in2)
fa = Allowable stress (psi)

Hubungan lever arm diberikan pada Persamaan 12.101, Brownell & Young
(1959) :
hG = ½ (BC – G)
= ½ (73,60616 – 20,5)
= 26,55 in = 2,21 ft
Keterangan :
hG = Tahanan radial circle bolt (in)
BC = Bolt circle diameter (in)
G = Diameter gasket rata-rata (in)

Flange moment adalah sebagai berikut (Brownell & Young.1959, Tabel 12.4) :
Ma = W x hG
= 60075 lb x 26,55 in
= 1595176,281 lb-in
2) Untuk kondisi saat beroperasi
Beban desain yang diberikan W = Wm1 = 119.898,71891 lb
Untuk hydrostatic end force pada permukaan dalam flange (HD)
HD = 0,785 B2 P
= 0,785.(20,5)2 x 117,56 (Pers. 12.96, B & Y,1959:242)
= 38782,6 lb
Keterangan :
HD = Hydrostatic and force pada area dalam flange (lb)
B = Diameter dalam flange / OD shell (ft)
P = Tekanan operasi (psi)
The lever arm, hD (Pers;12.100 Brownell&Young)
hD = ½ (BC – B) (D.49)
= ½ (73,60616 in – 20,50 in)
= 26,55 in = 2,21 ft
The moment, MD ( Pers; 12.96 Brownell & Young.1959)
MD = HD x hD (D.50)
= 38782,6 lb x 2,21 ft
= 85709 lb.ft
Perbedaan antara flange-desin bolt load dengan hydrostatic end force total adalah
HG =W–H
= 60075 lb - 59593 lb
= 482 lb
Momen komponen dihitung dengan persamaan 12.98 Brownell & Young. 1959:
MG = H G x hG
= 482 lb x 26,55 in
= 12797 lb-in
Perbedaan antara hydrostatic end force total dan hydrostatic force end pada luas
area dalam flange, HT (Pers;12.97, Brownell & Young.1959) :
HT = H - HD (D.51)
= 59593 lb – 38782,6 lb
= 20810 lb

Hubungan lever arm, hT (Pers; 12.102 Brownell & Young, 1959):


hT = ½ (hD + hG)
= ½ (2,21 +2,21) ft
= 2,32 ft
The moment (Pers; 12.97 Brownell & Young, 1959):
MT = HT x hT
= 20810 lb x 2,32 ft
= 48279 lb.ft
Jumlah moment untuk kondisi saat beroperasi, Mo (Pers; 12.97 Brownell &
Young, 1959):
Mo = MD + M G + M T
= 1594980 lb-in
Sehingga moment saat beroperasi sebagai pengontrol:
Mmax = MO = 1594980 lb-in
f. Perhitungan tebal flange :
Y a
t = (D.52)
aB

(Persamaan 12.85 Brownell & Young, 1959)


K = A/B = 75,10616/20,50 = 3,66
Dari Fig.12.22 dengan K = 3,66 (Brownell & Young, 1959)
Diperoleh nilai Y = 1,8
Y a
t = = 3,05 in = 0,25 ft
aB

Sehingga diambil ketebalan flange = 3 in = 0,25 ft

Gambar D.8. Detail untuk Flange and bolt pada Head Reaktor

D.22 Berat Reaktor


Berat reaktor terdiri dari :
a. Berat shell
Berat shell = ¼ π.(ODs2 – IDs2) x Ls.ρstell
= ¼ x 3,14 [(1,83)2- (1,6)2] ft x 24ft x 0,487 lb/ft3
= 7,23 lb
b. Berat head dan bottom
Berat head dan bottom = 2 x Vhb ρstell
= 2 x (1,2 ft3) (0,487 lb/ft3)
= 1,16 lb
c. Berat tube
Berat 1 tube = ¼. .(OD2– ID2) Ls ρsteel
= ¼.3,14.[(0,11 ft)2- (0,087 ft)2] x 24 ft x 0,487 lb/ft3
= 0,02 lb
Berat keseluruhan tube = Berat 1 tube x Nt
= 0,02 lb x 134
= 2,98 lb
D. Berat aksesoris pada reaktor
1. Nozzle umpan pada Reaktor
Ukuran Nozzle = 6 in = 0,5 ft
Berat Nozzle = 2 lb (Brownell & Young, 1983)
2. Nozzle Produk Pada Reaktor
Ukuran Nozzle = 6 in = 0,5 ft
Berat Nozzle = 2 lb (Brownell & Young, 1983)
3. Nozzle Pendingin masuk shell
Ukuran Nozzle = 8 in = 0,66 ft
Berat Nozzle = 3 lb (Brownell & Young, 1983)
4. Nozzle Pendingin keluar shell
Ukuran Nozzle = 4 in = 0,66 ft
Berat Nozzle = 1,5 lb (Brownell & Young, 1983)
e. Berat material dalam reaktor
1. Berat bahan baku
Berat gas = ¼ π.ID2.Lt ρgasx Nt
= ¼.3,14.( 0,087 ft)2 x 24 ft x 0,55 lb/ft3 x 134
= 10,50 lb
2. Berat katalis
Berat katalis = 1193 lb
3. Berat pendingin
Berat pendingin = flow area shell (As ρpendingin
= (1,08 ft2) x 24 ft x 40,14 lb/ft3
= 1124 lb
4. Total berat material dalam reaktor :
= (10,50 lb + 1193 lb + 1124 lb)
= 2327 lb
Jadi ;
Total berat reaktor = berat shell + berat head + berat tube + berat material dalam
reaktor + berat total aksesoris reaktor
= 7,23 lb + 1,16 lb + 2,98 lb + 2327 lb + 8,5 lb
= 2346,87 lb

D.23 Desain Sistem Penyangga


Berat untuk perancangan = berat total reaktor
= 2346,87 lb
Reaktor disangga dengan 4 kaki.
Kaki penyangga dilas ditengah-tengah ketingggian (50 % dari tinggi total
reaktor).

Gambar D.9. Sketsa sistem penyangga Reaktor


a. Lug Planning
Digunakan kaki (lug) tipe I-beam dengan pondasi dari cor atau beton.
Karena kaki dilas pada pertengahan ketinggian reaktor, maka ketinggian kH
lug
=½ H+L
= (½.25,75 ft) + 5 ft
= 64,375 ft
Keterangan :
H : tinggi total reaktor 25,75 ft
L : jarak antara bottom reaktor ke pondasi (digunakan 5 ft)

Gambar D.10. Kaki penyangga tipe I beam

Dipilih digunakan I-beam 10 in (Brownell & Young, 1983, App. G, item 2)


dimensi I-beam :
kedalaman beam = 10 in
Lebar flange = 4,944 in
Web thickness = 0,594 in
Ketebalan rata-rata flange = 0,491 in
Area of section (A) = 10,22 in
Berat/ft = 35 lb
Peletakan dengan beban eksentrik (axis 1-1) :
I = 145,8 in4
S = 29,2 in3
r = 3,26 in
Peletakan tanpa beban eksentrik (axis 2-2) :
I = 8,5 in
S = 3,4 in
r = 0,91 in
Cek terhadap peletakan sumbu axis 1-1 maupun axis 2-2 . Axis 1-1
l/r = 219,51316 in / 3,26 in
= 67,33532 (l/r < 120, memenuhi) (Brownell and Young, 1959:201)

Stress kompresif yang diizinkan (fc)

fc = (D.53)

= (Pers. 4.21, Brownell and Young, 1959)

= 14378,25 lb/in2
fc <15.000 psi , sehingga memenuhi (Brownell and Young, Pers.20.1)

Jarak antara center line kolom penyangga dengan center line shell (a) :
a = ½ x lebar flange + 1,5
= ½ x 4,944 +1,5 = 3,972 in
y = ½ x lebar flange
= ½ x 4,944 = 2,472 in
Z = I/y
= 145,8 / 2,472 = 58,9806 in3
Beban kompresi total maksimum tiap lug (P) :

Gambar D.11. Sketsa beban tiap lug

H-
P= + (D.54)
nB n
(Pers. 10.76, Brownell and Young, 1959)
Umumnya vessel dengan penyangga lug atau lug supported memiliki
ketinggian yang lebih rendah dibandingkan skirt supported vessel, sehingga wind
load sangat minor pengaruhnya. Wind load cenderung mempengaruhi vessel jika
vessel dalam keadaan kosong. Berat vessel dalam keadaan terisi oleh cwateran
cenderung stabil (Hal.197, Brownell & Young, 1959).

P =
n

= 46D.242,53480 lb / 4
= 11D.560,63370 lb
Keterangan :
Pw = beban angin total pada permukaan yang terbuka, lbm
H = tinggi reaktor di atas pondasi, ft
L = jarak dari fondasi ke bagian bawah reaktor, ft
Dbc = diameter anchor-bolt circle, ft
n = jumlah penyangga, n
W = berat reaktor kosong + berat liquid dan beban mati lainnya, lbm
= 46D.242,53480 lbm
REFERENCE

B ne E an Y ng E H “ ess Eq ip en Design” J n
Willey and Sons Ibc, New York
(Rase, 1977).

Coulson, J.M., and J.H. Ricardson., (1983), “Chemical Engineering”, Pergamon


Press, New York.

e nDQ “ ess Hea T ans e ” a -Hill Book Company,


Singapore.

Smith, J.M. and Van Ness, H.C, (1996),” Introduction to Chemical Engineering
Thermodinamics, thedition”, Mc. Graw-Hill International Book Company,
Singapore. (Fogler,4th

i ia y en “Effect of Kinetic, Design, and Operating Parameters


on Reactor Gain” Department of Chemical Engineering, Lehigh University,
Bethlehem,

Anda mungkin juga menyukai