Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Pembibitan Tanaman Lada

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PEMBIBITAN TANAMAN LADA

Oleh :

Nadya Faradiba (17025010059)

Program Studi Agroteknologi


Fakultas Pertanian
Universitas Pembangunan “Veteran” Jawa Timur
Semester Ganjil TA 2018-2019
Lada, disebut juga Merica/Sahang, yang mempunyai nama latin Piper nigrum adalah
sebuah tanaman yang kaya akan kandungan kimia, seperti minyak lada, minyak lemak, juga pati.
Lada bersifat sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik. Tanaman ini sudah mulai ditemukan
dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu. Pada umumnya orang-orang hanya mengenal lada
putih dan lada hitam yang mana sering dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Tanaman ini
merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil lada Indonesia
diekspor ke negara luar. Selain itu, lada mempunyai sebutan The King of Spice (Raja Rempah-
Rempah) yang mana kebutuhan lada di dunia tahun 2000 mencapai 280.000 ton. Lada adalah
salah satu tanaman yang berkembang biak dengan biji, namun banyak para petani lebih memilih
melakukan penyetekkan untuk mengembangkannya. Mereka memotong batangnya kira-kira
dengan panjang 0,25-0,5 meter.

Lada terasa sedikit pahit, pedas, hangat, dan antipiretik.


Tumbuhan lada adalah tumbuhan merambat dan memiliki
daun tunggal berbentuk bulat telur berwarna hijau pucat dan
buram dengan ujung runcing yang tersebar dengan batang
yang berbuku-buku  Bunga lada tersusun dalam bentuk bunga
majemuk dan berkelamin tunggal tanpa memiliki hiasan
bunga.  Sedangkan buah lada berbentuk bulat dengan biji yang
keras namun memiliki kulit buah yang lunak Tanaman ini
sudah mulai ditemukan dan dikenal sejak puluhan abad yang lalu.

Di pasaran pasti akan ditemui beberapa varian lada hitam dan lada putih, keduanya bukan dari
spesies yang berbeda tetapi cara penglohan dan pemetikan
bijinya yang membuat keduanya lain. Untuk lada hitam
dibuat dengan memetik buah lada yang masih setengah
matang hingga berubah menjadi warna merah kemudian
dibiarkan kering, dari proses pengeringan akan mengerut
dan berubah warna menjadi gelap. Sementara lada putih
dipetik saat biji sudah matang. Cara mengolahnya dengan
merendam biji-biji lada ke dalam air garam untuk menghilangkan kulit terluar sampai
meninggalkan bijinya yang berwarna putih.
PEMBIBITAN TANAMAN LADA :

Dalam budidaya lada yang lebih efisien, ramah lingkungan dan berkelanjutan diperlukan bibit
yang bermutu / unggul. Tanaman lada dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif. Namun
dalam usaha budidaya lada, perbanyakan lebih efesien dilakukan secara vegetatif dengan sulur gantung,
jambangan atau sulur tanah sebagai bahan perbanyakannya. Pembuatan bibit lada dari tanaman
sendiri yaitu merawat  tanaman induk hingga setinggi 1 meter (untuk dijadikan 4 bibit).
Pokok lada berumur 8-12 bulan yang memang sengaja ditanam untuk dibuat stek bibit (bukan
dari biji karena akan menjadi sulur tak produktif) .Umumnya bahan stek lada untuk dijadikan bibit
memerlukan 2-3 ruas (buku), namun cara stek seperti ini memerlukan bahan tanaman yang banyak.
Secara ekonomis, stek lada dengan banyak ruas tidak efesien. Untuk memperoleh bibit yang bermutu
dapat dilakukan melalui teknologi pembibitan lada satu ruas. Teknologi ini dapat menghemat
bahan tanaman dan menekan kematian tanaman di kebun (lapang), dari 30% menjadi 10%.
Teknologi pembibitan lada satu ruas sebagai berikut:

 Pengambilan Stek

1. Stek lada diiambil dari tanaman induk yang berumur dua tahun serta sudah di pangkas
dua kali (8 - 10 bulan pertama dan 18 - 20 bulan kedua).
2. Berasal dari cabang panjat, tumbuh ke atas, serta melekat pada tiang panjat.
3. Stek dari pohon induk yang sehat.
4. Stek yang akan diambil sudah berkayu, berdaun hijau tua, tidak ada gejala abnormal, dan
tidak terdapat Organisme Pengganggu Tanaman.
5. Pengambilan stek pada pagi hari jam 06.00 - 10.00 atau sore hari jam 17.00 agar tidak
layu kepanasan.

Pengambilan cabang ini sebaiknya dilakukan setelah


panen, atau pada saat lada tidak berproduksi. Alat
yang digunakan harus tajam, bersih, dan di cuci
dengan alkohol 70%.
 Persemaian

1. Media tanam yang baik adalah tanah yang subur, gembur, dan drainase baik (tanah liat
berpasir).
2. Lingkungan tumbuh stek 1 ruas harus lembab, tidak becek, dan disiram secara teratur.
3. Stek 1 ruas tidak tahan penyinaran langsung, maka dinaungi dengan atap kemudian
disungkup terpal plastik.
4. Stek 1 ruas ditanam miring dimana mata dan daun terletak di atas tanah, jarak antara stek
± 5 cm dalam bentuk larikan. Jarak antar bedengan 0,4 meter.
5. Setelah 3-4 minggu di persemaian, kemudian
dipindahkan ke pembibitan.

M e d i a s e m a i l
gembur.  Jika memungkinkan, sebaiknya gunakan tanah
dibawah rumpun bambu karena umumnya lebih gembur
dan kaya hara.  Tanah diambil sebaiknya dalam keadaan
kering sehingga tidak memadat.  Perbandingan kompos
dan tanah yakni 1 bagian kompos ditambah 2 bagian tanah diaduk merata.  Selanjutnya media
semai diisikan ke polybag ukuran sedang (10x15 cm).  Media semai ini harus disiapkan minimal
sebulan sebelum semai.

 Pembibitan.

1. Stek 1 ruas apabila sudah banyak akarnya (21-30 Hss)


dapat dipindahkan ke kantong plastik berukuran 10 x 15
cm berlubang 10 buah yang telah disiapkan dengan
perbandingan tanah dan pupuk kandang 1 : 1.
2. Kantong plastik disusun rapat, bibit di dalam barisan diberi jarak 10 cm. Jarak antar
barisan disesuaikan.
 Pemeliharaan
Setiap tiga hari kelembaban media di polybag diamati. 
Lakukan penyiraman apabila media kering. Apabila ada
setek yang layu, segera diganti dengan setek yang baru. 
Setiap seminggu sekali air siraman dicampur dengan
pupuk cair atau larutan NPK (1 sendok makan NPK
dilarutkan dalam 10 liter air).  Pencampuran air kelapa
pada air siraman juga dapat menjadi pilihan guna menjaga
kesehatan persemaian lada perdu.  Dengan pemeliharaan yang intensif, bibit lada perdu dapat
tumbuh dengan baik dan siap di tanam pada umur 3 bulan di persemaian.

 Pengikatan Tanaman
Pengikatan batang dilakukan pada saat pembuatan bibit untuk
menumbuhkan bibit lada super (supaya keluar akar), dan
pengikatan untuk produksi (yaitu di pucuk tiang tajar). Ikat
batang pucuk  begitu pertumbuhan batang mencapai 3 meter /
ujung tiang  tajar agar tanaman bisa bercabang dan berbalik arah
turun kebawah, sebagai tempat munculnya buah terbanyak.
Tanaman Lada boleh ada naungan dan boleh  juga tanpa naungan
.Tiang  tajar bisa dari semen cor , kayu ulin,  (tajar mati) maupun
batang tanaman lamtoro, Gamal / Gliricidia Sepium (tajar hidup)

(Gambar 1.2 pembibitan lada


ditopang tajar dari kayu ulin)

Lada akan berbuah pada umur 3 tahun. Untuk mempercepat berproduksinya, lada dapat
dibudidayakan dengan sistem tanpa tiang panjat atau lebih dikenal dengan lada perdu yang dapat
berproduksi pada umur 1 tahun (mengikuti musim berbuah lada).
Dalam budidaya lada yang sesuai anjuran adalah menanam lada yang sehat. Penanaman lada
yang sehat tentu saja dimulai dari pemilihan bibit lada yang sehat pula. Jika dari peilihan bibit
saja sudah tidak tepat, maka akan berdampak buruk bagi hasil panen.
Walaupun belum ditemukan varietas bibit lada yang tahan terhadap serangan Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT), namun dapat mencari alternative dan cara untuk mencegah dan
mengendalikan serangan OPT adalah dengan memperhatikan pemilihan bibit. Jika terdapat bibit
lada yang memiliki petumbuhan ubnormal (kerdil dan semacamnya) maka harus segera
dimusnahkan, karena sudah pasti bibit tersebut terserang OPT atau bisa juga kekurangan nutrisi.
Hal itu dapat dilihat melalui gejala dan tanda yang ditimbulkan dari tanaman lada itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai