CJR Bahasa Indonesia
CJR Bahasa Indonesia
CJR Bahasa Indonesia
DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena
atas curahan berkah dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical
Journal Review dalam mata kuliah Pengantar Bahasa Indonesia. Saya juga
berterima kasih kepada Ibu Masta Marselina Sembiring S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen
pengampu dalam mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan
bimbingan kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal
Review ini.
Akhir kata, saya ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu. Semoga Critical Journal Review ini dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan.
Medan, Maret 2020
Syaputri Awalia
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…ii
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Pendahuluan……………………………………………………………….3
2.2 Deskripsi Isi……………………………………………………………….4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..…………………………………………………………..…13
4.2 Rekomendasi...…………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan CJR yaitu:
1. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam suatu artikel
2. Memahami dan menganalisis kelebihan dan kekurangan dari suatu artikel
dengan cara membandingkan dengan artikel lain.
3. Memenuhi salah satu tugas KKNI mata kuliah Pendidkan Bahasa Indonesia.
C. Manfaat
Manfaat dari CJR yaitu:
1. Membantu semua kalangan dalam mengetahui inti dari hasil penelitian yang
terdapat dalam suatu jurnal.
2. Menjadi bahan evaluasi dalam pembuatan suatu jurnal di penerbitan
berikutnya.
2
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL
2.1 Pendahuluan
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini,
karena dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa
merupakan sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.Adapun bahasa dapat
digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti erat hubungannya
dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita dapat
memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita
mendengarkan dengan baik apa yang dikatakan. Untuk itu keseragaman
berbahasa sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.Pemahaman
bahasa sebagai fungsi sosial menjadi hal pokok manusia untuk mengadakan
interaksi sosial dengan sesamanya. Bahasa bersifat arbitrer. Oleh karena itu,
bahasa sangat terkait dengan budaya dan sosial ekonomi suatu masyarakat
penggunanya. Hal ini memungkinkan adanya diferensiasi kosakata antara satu
daerah dengan daerah yang lain.Perkembangan bahasa tergantung pada
pemakainya. Bahasa terikat secara sosial,dikontruksi, dan direkonstruksi dalam
kondisi sosial tertentu daripada tertata menurut hukum yang diatur secara
ilmiah dan universal. Oleh karena itu, bahasa dapat dikatakan sebagai
keinginan sosial (Kompas.com: 2006).
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945, dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas
dan menyangkut berbagai bidang kehidupan. Kita sebagai generasi muda,
marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini, memgingat akan arti pentingya
bahasa untuk mengarungi kehidupan masa globalisasi, yang menuntuk akan
kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan menggunakan bahasa dan
memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa ini, supaya
bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain.Bagaimana agar
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan menjadi sangat efektif.
3
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat menjadi batu duga
sifat kecendekiawannya. Seseorang yang berbicara dengan baik dan cermat,
dengan memperhatikan struktur kalimat yang bagus, akan dipandang sebagai
seseorang yang berwawasan luas. Dan bagi seorang mahasiswa atau pengajar
yang berbahasa dengan cukup cermat, ternyata dari struktur kalimat yang rapi,
pilihan kata yang tepat, serta pilihan ragam bahasa yang tepat, serta pilihan
ragam bahasa yang sesuai konteks bicara, akan di pandang sebagai seorang
yang cendekiawan. Selain itu dia juga berwawasan yang luas tentang
kehidupan. Karena itu, dia dapat menempatkan diri lewat bahasa dan tingkah
laku berbahasa (Widjono Hs, 2012: 2).
Mengenai tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dalam dunia
pendidikan, dunia pendidikan di sebuah Negara memerlukan sebuah bahasa
yang seragam sehingga kelangsungan pendidikan tidak terganggu. Pemakaian
lebih dari satu bahasa dalam dunia pendidikan mengganggu keefektifan
pendidikan. Sehingga dengan sebuah keseragaman bahasa itu, dapat
menjadikan lebih hemat biaya pendidikan. Selain itu juga, peserta didik dari
tempat yang berbeda dapat saling berhubungan. Pendidikan bahasa Indonesia
mempunyai peranan yang penting di dalam dunia pendidikan. Seperti yang kita
ketahui bahwa sehari-hari kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat
komunikasi. Terutama bagi calon pendidik, pendidikan bahasa dan sastra
Indonesia memang sangat penting. Karena ketika seorang pendidik
memberikan pengajaran kepada anak-anak didiknya, ia harus bisa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apabila seorang pendidik
menggunakan bahasa yang kurang baik, maka akan dicontoh anak-anak
didiknya.
4
penggunaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Kendala
yang harus dihindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh
adanya bahasa gaul. Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi
tidak baik. Bahasa dapat pula berperan sebagai alat integrasi sosial sekaligus
alat adaptasi sosial, hal ini mengingat bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa
yang majemuk. Kemajemukan ini membutuhkan satu alat sebagai pemersatu
keseragaman tersebut. Di sinilah fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat
integrasi sosial. Bahasa disebut sebagai alat adaptasi sosial apabila seseorang
berada di suatu tempat yang memiliki perbedaan adat, tata krama, dan aturan-
aturan dari tempatnya berasal. Proses adaptasi ini akan berjalan baik apabila
terdapat sebuah alat yang membuat satu sama lainnya mengerti, alat tersebut
disebut bahasa.
5
bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan
kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional.
Indonesia sebagai sebuah kesatuan fisik, semangat dan jiwa bukanlah cita-cita
yang terbentuk begitu saja. Pentingnya mempersatukan nusantara membuat
Gajah Mada pernah bersumpah lewat Sumpah Palapa: “Jika telahmengalahkan
Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa“. Bahasa Indonesia
juga adalah bahasa yang mampu menjembatani jurang komunikasi antar suku
yang memiliki bahasa daerah yang berbeda-beda. Sarana utama yang
mewujudkan dan memelihara Bhinneka Tunggal Ika. Pemerintah tidak perlu
menterjemahkan setiap kebijakan menjadi bahasa daerah yang berlain-lainan.
Para peneliti, wisatawan, politisi, pengusaha dan pihak-pihak yang
berkepentingan lainnya tidak perlu mempelajari bahasa daerah jika mereka
mengunjungi daerah-daerah di seluruh pelosok Indonesia.
6
Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan
norma kemasyarakatan yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab,
seperti di warung kopi, pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola
hendaklah digunakan bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan.
Dalam situasi formal seperti kuliah, seminar dan pidato kenegaraan hendaklah
digunakan bahasa Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan
norma bahasa.
Agar bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai
warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan
dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah. Langkah-
langkah yang digunakan adalah sebagai berikut: pertama, langkah-langkah
pencegahan adalah menjadikan lembaga pendidikan sebagai basis pembinaan
bahasa. Bahasa baku sebagai simbol masyarakat akademis dapat dijadikan
sarana pembinaan bahasa yang dilakukan oleh para pendidik. Kedua, perlunya
pemahaman terhadap Bahasa Indonesia yang baikdan benar. Bahasa Indonesia
yang baik adalah bahasa yang digunakan sesuai dengan norma kemasyarakatan
yang berlaku. Misalnya, dalam situasi santai dan akrab, seperti di warung kopi,
pasar, di tempat arisan, dan di lapangan sepak bola hendaklah digunakan
Bahasa Indonesia yang tidak terlalu terikat pada patokan. Dalam situasi formal
seperti kuliah, seminar, dan pidato kenegaraan hendaklah digunakan Bahasa
Indonesia yang resmi dan formal yang selalu memperhatikan norma bahasa.
Ketiga, diperlukan adanya Undang-Undang kebahasaan. Denganadanya
undang-undang penggunaan bahasa diarapkan masyarakat Indonesia mampu
menaati kaidahnya agar tidak mencintai bahasa gaul di negeri sendiri. Sebagai
contoh nyata, banyak orang asing yang belajar bahasa Indonesia merasa
bingung saat mereka berbicara langsung dengan orang Indonesia asli, karena
Bahasa yang mereka pakai adalah formal, sedangkan kebanyakan orang
Indonesia berbicara dengan bahasa informal dan gaul. Keempat, peran variasi
bahasa dan penggunaannya. Variasi bahasaterjadi akibat adanya keberagaman
penutur dalam wilayah yang sangat luas. Penggunaan variasi bahasa harus
7
disesuaikan dengan tempatnya (diglosia), yaitu antara bahasa resmi atau bahasa
tidak resmi. Variasi bahasa tinggi (resmi) digunakan dalam situasi resmi
seperti, pidato kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, khotbah, suat
menyurat resmi, dan buku pelajaran. Kelima, menjunjung tinggi bahasa
Indonesia di negeri sendiri.Sebenarnya apabila kita mendalami bahasa menurut
fungsinya yaitu sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, maka bahasa
Indonesia merupakan bahasa pertama dan utama di negara Republik Indonesia.
Bahasa daerah yang berada dalam wilayah republik bertugas sebagai
penunjang bahasa nasional, sumber bahan pengembangan bahasa nasional, dan
bahasa pengantar pembantu pada tingkat permulaan di sekolah dasar di daerah
tertentu untuk memperlancar pengajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran
lain. Jadi, bahasa-bahasa daerah ini secara sosial politik merupakan bahasa
kedua.
8
BAB III
PEMBAHASAN/ANALISIS
9
Pada jurnal ini dijelaskan tentang Bahasa Indonesia yang dapat berperan
sebagai alat integrasi sosial sekaligus alat adaptasi sosial, hal ini mengingat
bahwa bangsa Indonesia memiliki bahasa yang majemuk. Kemajemukan ini
membutuhkan satu alat sebagai pemersatu keseragaman tersebut. Di sinilah
fungsi bahasa sangat diperlukan sebagai alat integrasi sosial. Bahasa disebut
sebagai alat adaptasi sosial apabila seseorang berada di suatu tempat yang
memiliki perbedaan adat, tata krama, dan aturan-aturan dari tempatnya berasal.
Proses adaptasi ini akan berjalan baik apabila terdapat sebuah alat yang
membuat satu sama lainnya mengerti, alat tersebut disebut bahasa. Dalam
pemakaian bahasa Indonesia, termasuk bahasa Indonesia ragam ilmiah, sering
dijumpai penyimpangan dari kaidah yang berlaku sehingga mempengaruhi
kejelasan pesan yang disampaikan. Sedangkan pada artikel pembanding (jurnal
2) pembahasannya berfokus pada sikap bahasa sebagaimana dipaparkan
perilaku berbahasa adalah sikap mental seseorang dalam memilih dan
menggunakan bahasa. Pada dasarnya seseorang bebas memilih bahasa dan
bebas pula menggunakan bahasa itu.Terbentuknya sikap bahasa sama halnya
dengan keadaan dan proses terbentuknya sikap dalam masyarakat bahasa.
Sikap bahasa juga merupakan cara seseorang dalam memperlakukan suatu
bahasa baik itu diperlakukan secara baik ataupun tidak, tergantung si pengguna
bahasa itu sendiri. Akan tetapi tidak semua individu yang memiliki sikap
bahasa negatif dinilai memiliki perilaku yang negativ pula sebab, penilain baik
buruk sikap seseorang terhadap bahasa tidak dapat dideteksi dengan melihat
perilaku orang tersebut.
10
Dewasa ini, masyarakat sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan
parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian
bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa
gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia. Untuk menghindari pemakaian
bahasa gaul yang sangat luas di masyarakat, seharusnya kita menanamkan
kecintaan dalam diri generasi bangsa terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa
nasional. Untuk mengendalikan itu semua, peran orangtua, keluarga, pengajar,
dan masyarakat sangat dibutuhkan. Jika tidak, penggunaan bahasa "alay" itu
akan merusak penggunaan tata bahasa Indonesia dan bahasa lainnya. karena
pengetahuan kaum muda, termasuk mahasiswa dalam penggunaan bahasa
Indonesia sangat minim, ini diketahui saat mereka membuat makalah atau
presentasi. Banyak mahasiswa yang tidak mengerti penggunaan tata bahasa
Indonesia karena kerap menggunakan bahasa "alay" dalam percakapan sehari-
hari.
11
tentang peran, fungsi penting dan urgensi bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan kelebihan dan kekurangan yang dijelaskan atau
dipaparkan, pada setiap jurnal yaitu jurnal yang dikritik, jurnal pembanding
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing baik itu dari segi
penulisan, tata bahasa ataupun dari aspek ruang lingkup jurnal. Maka dapat
disimpulkan bahwa jurnal sudah baik, karena dalam jurnal memaparkan
dengan jelas bahwa sangatlah penting berbahasa yang baik dan benar seorang
anak yang akan melatih psikomotoriknya dan mental baik dalam bertindak
dalam ilmu pendidikan maupun bertindak dalam masyarakat.
4.2 Rekomendasi
Setelah meriview artikel atau jurnal diatas, penulis memberikan
rekomendasi kepada pembaca dalam kekurangan atau kesalahan pada jurnal
digunakan pembaca sebagai referensi dalam penelitian ataupun untuk kegunaan
lainnya agar dalam pembuatan jurnal atau penelitian lainnya tidak membuat
kesalahan yang sama.
13
DAFTAR PUSTAKA
14