Senyuman Kue Jahe
Senyuman Kue Jahe
Senyuman Kue Jahe
Aku adalah anak yang bisa dibilang sangat manja kepada nenekku.Nenekku adalah
orang yang lemah lembut,murah senyum dan memperlakukanku dengan penuh
kasih sayang.Aku tinggal di rumah nenek sejak umur 7 tahun.Jangan salah
sangka,kedua orang tuaku masih hidup,namun keduanya sangat gila kerja,sehingga
jarang menghabiskan waktu bersamaku. Karena sering ditinggal sendiri di
rumah,mereka memutuskan untuk aku tinggal di rumah nenek.
Kedua orang tuaku baru pulang ke rumah menjelang dini hari,dan sering kali aku
telah tertidur ketika mereka pulang.Pada pagi hari pun mereka berangkat pagi
sekali dan kami jarang sarapan bersama,aku hanya sarapan sendiri yang dibuatkan
oleh Bibi.Aku terkadang merasa kesepian karena tidak mempunyai teman
ngobrol,walaupun mainanku sangat banyak,aku tetap merasa bosan karena tidak
mempunyai teman untuk bermain.
Pernah suatu hari di hari minggu aku ingin menunjukkan gambarku yang telah
kugambar kami bertiga dengan aku berada di tengah mereka,aku pun menghampiri
Ibuku terlebih dahulu yang duduk di sofa dengan laptop yang masih setia ia
geluti.Ya benar,di rumah pun mereka tetap bekerja.
“Ibu,aku mempunyai sesuatu untuk Ibu lihat” ucapku girang
Kukira Ibuku akan senang,namun dia hanya melirikku sebentar dan berkata
“Ibu sibuk nak,nanti saja yah”
Aku pun berjalan ke ruangan kerja Ayahku dengan harapan Ayahku mau
melihatnya
“Ayah,aku punya sesuatu untuk Ay---“
Ucapanku terputus karena Ayahku menempelkan jari telunjuknya di mulut,tanda
supaya aku berhenti berbicara karena ia sedang menelepon,aku lalu keluar dari
ruangannya dengan wajah kusut dan kaki di hentak-hentakkan.
Aku pun berfikir cara untuk menarik perhatian kedua orang tuaku,dan tanpa
berfikir panjang,aku menjatuhkan diriku di tangga,menghasilkan suara yang cukup
bisa didengar oleh kedua orang tuaku,walaupun badanku sedikit sakit,namun
ternyata aksiku berhasil,kedua orang tuaku menghampiriku dengan wajah
khawatir,Ayah lalu menggendongku ke sofa dan mengobati goresan yang tercipta
di kakiku.Mereka lalu memberiku wejangan agar lebih hati-hati.Namun perhatian
itu tak bertahan lama kala telepon Ayah berdering dan alarm hp Ibu
berbunyi.Mereka kembali bekerja dan berakhir lah aku berlari ke
kamarku,menghiraukan rasa sakit di kakiku,aku menangis memeluk bantalku.
Namun kesepian seperti itu tak lagi kurasakan semenjak aku tinggal di rumah
Nenekku.Nenekku sangat menyayangiku dan menjadikanku prioritas dalam
hidupnya.
Pada pagi hari aku akan dibangunkan oleh nenek dan sarapan bersama,aku sangat
menyukai masakan Nenekku,tak jarang aku juga dibuatkan bekal oleh Nenek ke
sekolah,dan aku ke sekolah pun diantar oleh Nenek.
Siang harinya setelah pulang sekolah dan makan, aku akan mengerjakan tugas bila
ada,di dampingi oleh Nenek.Dan setelahnya aku pergi bermain bersama teman-
temanku,kami biasanya bermain di halaman rumah Nenek atau pergi ke taman
menaiki wahana bermain jungkat-jungkit dan seluncuran.
Menjelang sore kami pulang kerumah masing-masing,setelah mandi biasanya aku
menonton televisi dengan ditemani kue jahe buatan Nenek yang masih panas dan
aromanya sangat gurih.Kue jahe buatannya berbentuk manusia,Nenekku juga
menggambarkan mukanya dengan senyum yang mengembang,aku selalu berpekik
riang ketika melihat Nenekku membawa baki berisikan kue jahe,kue jahe buatan
Nenekku memiliki rasa yang khas.Nenekku juga membuatkanku susu sebagai
pelengkap dari kue jahe.
Pada malam hari Nenek akan mendampingiku belajar dan setelah belajar aku lalu
pergi tidur,aku tidur berdua dengan Nenekku,setiap malam sebelum tidur Nenekku
akan membacakan dongeng sampai aku terlelap.
Aku sangat senang bisa mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari Nenekku.
Rutinitas itu terus terulang hingga aku beranjak dewasa,namun itu tak cukup
membuatku senang karena Nenekku bolak balik masuk rumah sakit karena
penyakit yang diidapnya,aku sedih namun juga berusaha kuat untuk menyemangati
Nenekku untuk cepat sembuh.Namun bukan semakin membaik kondisi Nenekku
semakin menurun setiap harinya,aku pun memutuskan untuk Nenek dirawat
dirumah sakit agar lebih terkontrol oleh dokter.
Dan sampai pada hari yang paling kubenci,saat Aku sedang belajar di
sekolah,seorang guru menginfokan bahwa Nenekku kritis dan koma,Aku merasa
seluruh tubuhku menengang,aku takut terjadi apa-apa kepada Nenekku.Dengan
sekuat tenaga Aku berlari menuju rumah sakit tempat Nenekku dirawat,Aku tidak
percaya dengan perkataan guruku tadi,karena saat hendak berangkat ke sekolah
tadi pagi Nenekku baik-baik saja.
Namun Aku akhirnya percaya ketika memasuki ruang perawatan Nenekku,Aku
mendapati Ibu dan Ayahku saling berpelukan dan menangis,Dokter dan para
perawat telah melepaskan semua alat-alat yang tadinya melekat ditubuh
Nenekku,lalu kulihat salah satu perawat ingin menutup Nenekku dengan selimut
yang Nenekku kenakan,namun belum sempat menutupnya aku berteriak
‘Jangan..kalian semua mau apakan Nenekku??”tanyaku bergetar
Kulihat semua menatapku dengan tatapan iba.Dengan ragu Dokter berkata
“Maaf dek..kami sudah berusaha semaksimal mungkin,namun yang maha kuasa
berkehendak lain,Nenekmu telah meninggal 5 menit yang lalu”
Aku marah dengan perkataan Dokter namun juga masih bingung dengan
keadaan,Aku lalu beralih bertanya kepada kedua orang tuaku,namun yang kudapat
hanya gelengan kepala dari Ayah.Aku merasa duniaku telah berhenti saat
itu,bibirku kelu walau untuk sekedar membuka mulut,kerutan di dahiku
menghilang digantikan dengan genangan air mata.Aku berbalik lalu memeluk
mayat Nenekku erat dan menangis.
“Kenapa Nenek meninggalkanku sendiri?,katanya kemarin Nenek ingin
mengajariku cara membuat kue jahe.Kalau aku tidak bisa tidur,siapa yang
membacakanku dongeng?,siapa yang akan membuatkanku sarapan dan
menemaniku belajar?aku berharap ini hanya mimpi dan aku akan segera bangun
dari mimpiku Nek..”ucapku lirih
Tangisku semakin keras ketika menyadari bahwa semuanya bukan mimpi,dan
benar,duniaku,pembaca dongeng sebelum tidurku,pembuat kue jahe untukku,telah
tiada.
Tak lama kesadaranku mulai menghilang dan yang terakhir kudengar adalah suara
Ayah dan Ibuku yang meneriaki namaku.
Aku tersadar dan berada pada ruangan serba putih,aku mencium bau obat-
obatan,terlintas di ingatanku bahwa Nenekku telah meninggal,aku lalu panik dan
dengan terburu-buru bangkit dari tempat tidur rumah sakit.Aku mendapati kedua
orang tuaku duduk di kursi tunggu dengan penampilan acak-acakan
“Kamu sudah sadar nak..”ucap mereka yang terselip nada khawatir
“Dimana nenek?”tanyaku
Keduanya saling berpandangan dengan tatapan lesuh
“Nenekmu telah dimakamkan tadi sore,kau pingsan selama 1 hari nak”jawab Ibuku
Tubuhku merosot turun kelantai,aku kembali menangis kencang.Kedua orang
tuaku pun tak tinggal diam,mereka memelukku dan menenangkanku
“Kenapa tuhan..aku tak mengucapkan selamat tinggal untuknya kemarin dan
sekarang pun tidak melihatnya untuk yang terakhir kalinya”ucapku lirih
“Sudah yah nak..masih ada Ayah dan Ibu yang sangat menyayangi kamu,maafkan
Ayah dan Ibu selama ini kami kurang perhatian pada kamu dan lebih
mementingkan pekerjaan”ucap Ayah menyesal
Aku mengangguk lalu memeluk erat kedua orang tuaku
Semenjak itu,perlakuan orang tuaku berubah kepadaku,mereka lebih perhatian
kepadaku dan lebih banyak dirumah daripada dikantor.
Sore ini aku dan keluarga berkumpul di ruang tamu untuk menonton televisi,Ibuku
datang dari dapur membawa baki yang berisi kue jahe,ternyata Ibuku diberi resep
kue jahe oleh Nenek beberapa menit sebelum meninggal,dan berpesan untuk
membuatkanku di sore hari.Pelupuk mataku kembali berair kala Aku melihat
senyuman kue jahe itu,Aku merasa sedang melihat senyum Nenekku.
Aku rindu Nenek,rindu suaranya,rindu kue jahenya,rindu hal-hal kecil yang ia
lakukan untukku