Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Cara Pembuangan Obat Yang Tepat Di Desa Slawi Wetan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 86

TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

TENTANG CARA PEMBUANGAN OBAT YANG

TEPAT DI DESA SLAWI WETAN

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

TANISA DIFA ARDIYANTI

17080091

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020
TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA

TENTANG CARA PEMBUANGAN OBAT YANG

TEPAT DI DESA SLAWI WETAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Ahli Madya

Program Studi D-III Farmasi

Oleh :

TANISA DIFA ARDIYANTI

17080091

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020

ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ambil sisi positif pelajaran dari orang lain dan buang sisi negatifnya.

Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, karena belum tentu apa

yang terlihat dari luar mencerminkan isi hati yang ada didalam.

Skill itu bisa diasah dan bisa terus berkembang tapi attitude, akan

susah untuk dibentuk ketika seseorang tidak punya attidude yang

baik.

Jangan sungkan bilang “tolong”, tidak lupa ucapkan “terimakasih”

dan bilang “maaf” ketika salah.

Kupersembahkan untuk :
Kedua orangtuaku tercinta dan
adikku tersayang
Teman-teman “Happines” dan teman
dekatku
Teman-teman Kelas D dan satu
angkatanku
Keluarga kecil Prodi DIII Farmasi
Almameterku

viii
PRAKATA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji dan syukur yang tiada terkira


penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Cara Pembuangan Obat Yang
Tepat Di Desa Slawi Wetan” sebagai salah satu syarat mencapai gelar Ahli Madya
Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal, Shalawat serta
salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
menerangi dunia dengan ilmu pengetahuan dan dakwah beliau yang tiada
tandinganya.
Terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari arahan, bimbingan,
dan bantuan beberapa pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc., Apt. Selaku Ketua Prodi DIII
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
2. Ibu Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc., Apt. Selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak ilmu dan masukan dalam penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Ibu Rizki Febriyanti, M. Farm., Apt. Selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak ilmu dan masukan dalam penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Mama Purbiyanti dan Bapak Soleh tercinta yang tidak pernah lelah
mendo’akan dan mendukungku, terima kasih atas segalanya.
5. Kedua Adikku tersayang Muhammad Ilham Ardiyansyah dan M. Fathur
Rahman yang telah membantu dan mendo’akan.
6. Sahabat Happines Nida, Lina, Rizka, Dyah, Tika, Friska, dan Intan atas
bantuan, semangat dan kebersamaannya.
7. Teman dekatku (IDA) dan Evita Hartanti yang telah memberikan
dukungan, semangat, dan bantuannya terimakasih.
8. Teman-teman satu kelas, dan teman- teman satu angkatan Prodi DIII
Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal atas bantuan, kebersamaan,
dan kerjasamnya.
Kepada semua pihak tersebut semoga bantuan, bimbingan, dan
pengarahan serta do’a yang diberikan kepada penulis dapat dinilai ibadah
oleh Allah SWT dan mendapat Ridho-Nya.
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
banyak keterbatasan kemampuan, pengalaman, dan pengetahuan sehingga
masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan.

ix
Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat memberikan manfaat dan sumbangan bagi kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi.
Tegal, Maret 2020

Tanisa Difa Ardiyanti

x
INTISARI

Ardiyanti, Tanisa Difa., Pratiwi, Rosaria Ika., Febriyanti, Rizki., 2020.


Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Cara Pembuangan Obat
Yang Tepat Di Desa Slawi Wetan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Pemahaman masyarakat tentang cara pembuangan obat dapat
dikatakan rendah, karena ketika salah membuang obat dapat dikhawatirkan akan
disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab atau merusak
lingkungan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tentang
tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat yang tepat.
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan minimal berjumlah 63 responden.
Cara pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data penelitian ini
menggunakan analisis univariat. Kriteria pengetahuan dikatakan baik jika subyek
menjawab benar 76%-100% seluruh pertanyaan, cukup jika subyek menjawab
benar 56%-75% seluruh pertanyaan, dan kurang jika subyek menjawab benar
<56% seluruh pertanyaan.
Hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner adalah
tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat dalam
bentuk cair sebanyak 71,8% dalam kategori cukup. Tingkat pengetahuan Ibu
rumah tangga tentang cara pembuangan obat dalam bentuk semi padat sebanyak
58,6% dalam kategori cukup. Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga tentang cara
pembuangan obat dalam bentuk padat sebanyak 56% dalam kategori cukup.
Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga secara keseluruhan tentang cara
pembuangan obat yang tepat sebanyak 30 responden (47,6%) dengan kategori
cukup.

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Ibu rumah tangga desa Slawi Wetan,
Cara pembuangan obat.

xi
ABSTRACT

Ardiyanti, Tanisa Difa., Pratiwi, Rosaria Ika., Febriyanti, Rizki., 2020. The
Housewives’ Knowledge Level about The proper Disposal of Drugs in Slawi
Wetan village

Knowledge is a very important domain in shaping someone's actions.


Public understanding of how to dispose of drugs can be said to be low, because
when it is wrong to dispose of drugs it can be feared it will be misused by people
who are not responsible or damage the environment. This research was conducted
with the aim to find out about the housewives’ knowledge level about the proper
disposal of drugs.
This research design uses descriptive design with a quantitative approach.
The sample used was a minimum of 63 respondents. The data collected by using a
questionnaire. The data analysis in this research used univariate analysis. The
knowledge criteria are said to be good if the subject answers correctly 76% -
100% of all questions, enough if the subject answers correctly 56% -75% of all
questions, and less if the subject answers correctly <56% of all questions.
The results of the research based on data obtained from the questionnaire
were the housewives’ knowledge level about how to dispose of drugs in liquid
form as much as 71.8% in the sufficient category. The level of knowledge of
housewives about how to dispose of drugs in the form of semi-solid as much as
58.6% in the category enough. The level of knowledge of housewives about how to
dispose of drugs in solid form is as much as 56% in the sufficient category. The
housewives’ knowledge as a whole about the proper disposal of drugs is 30
respondents (47.6%) with sufficient category.
Keywords: Knowledge Level, Slawi Wetan housewife, drugs disposion.

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii
PRAKATA ........................................................................................................... viii
INTISARI................................................................................................................ x
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
1.6 Keaslian Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6
2.1 Pengetahuan ................................................................................................... 6
2.1.1 Pengetahuan Di Pengaruhi Dua Faktor ................................................. 8
2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan .......................................................... 11
2.1.3 Kriteria Pengetahuan ........................................................................... 13
2.2 Ibu Rumah Tangga ...................................................................................... 13
2.3 Cara Pembuangan Obat ............................................................................... 14
2.4 Bentuk Sediaan Farmasi .............................................................................. 15
2.4.1 Bentuk Sediaan Cair............................................................................ 15
2.4.2 Bentuk Sediaan Setengah Padat .......................................................... 16
2.4.3 Bentuk Sediaan Padat .......................................................................... 17
2.5 Desa Slawi Wetan ....................................................................................... 19
2.6 Kerangka Teori ............................................................................................ 19
2.7 Kerangka konsep ......................................................................................... 21
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 22
3.1 Ruang Lingkup penelitian............................................................................ 22
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian ................................................................... 22
3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...................................................... 23
3.3.1 Populasi ............................................................................................... 23
3.3.2 Sampel ................................................................................................. 23
3.3.3 Teknik Sampling ................................................................................. 24
3.4 Variabel penelitian ....................................................................................... 24
3.5 Definisi Operasional .................................................................................... 25

xiii
3.6 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 27
3.6.1 Jenis Data ............................................................................................ 27
3.6.2 Cara Pengumpulan Data...................................................................... 27
3.7 Validitas dan Reliabilitas............................................................................. 27
3.7.1 Uji Validitas ........................................................................................ 27
3.7.2 Uji Reliabilitas .................................................................................... 29
3.8 Pengolahan dan Analisa Data ...................................................................... 30
3.8.1 Pengolahan Data.................................................................................. 30
3.8.2 Analisa Data ........................................................................................ 31
3.9 Etika Penelitian ............................................................................................ 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 34
4.1 Karakteristik Responden................................................................................. 34
4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur................................................34
4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan.......................................35
4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.........................................36
4.2 Hasil Jawaban Pada Kuesioner.................................................................... 36
4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan Umur
......................................................................................................................43
4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan
Pendidikan ...................................................................................................44
4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan
Pekerjaan ......................................................................................................46
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 50
5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 50
5.2 Saran ............................................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 50
LAMPIRAN .......................................................................................................... 54

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .............................................................................. 20


Gambar 2.2 Kerangka konsep ........................................................................... 21

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.................................................................................. 5


Tabel 3.1 Definisi Operasional ............................................................................. 25
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Cara Pembuangan Obat ......................................... 27
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 29
Tabel 3.4 Tingkat Pengetahuan ............................................................................ 33
Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Umur.......................................... 34
Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Pendidikan................................. 35
Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan................................... 35
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan Obat .......... 36
Tabel 4.5 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan Obat Dalam
Sediaan Cair.......................................................................................... 38
Tabel 4.6 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan Obat Dalam
Sediaan Semipadat................................................................................ 39
Tabel 4.7 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan Obat Dalam
Sediaan Padat........................................................................................ 41

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Pengambilan Data ..................................................................55


Lampiran 2. Surat Balasan ..................................................................................56
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden ......................................................57
Lampiran 4. Identitas Responden ........................................................................58
Lampiran 5. Kuesioner ........................................................................................59
Lampiran 6.Jawaban Data Responden .................................................................61
Lampiran 7. Hasil SPSS Karakteristik Responden ..............................................63
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................65
Lampiran 6. Pengambilan Data ...........................................................................68

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara pembuangan obat

pada masyarakat khususnya ibu rumah tangga. Salah satu faktor yang

penting adalah pengetahuan ibu rumah tangga itu sendiri mengenai cara

pembuangan obat. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat

pengetahuan tersebut, seperti pendidikan semakin tinggi pendidikan

seseorang, hidupnya akan semakin berkualitas karena pendidikan yang

tinggi menghasilkan pengetahuan yang baik dan menjadikan hidup yang

berkualitas. Umur juga dapat mempengaruhi karena semakin tinggi umur

seseorang, maka semakin bertambah pengetahuan yang dimiliki oleh

orang tersebut (Banggo, 2018). Serta pekerjaan karena semakin banyak

pengalaman seseorang tentang suatu hal, maka semakin bertambah pula

pengetahuan seseorang akan hal tersebut (Notoadmojo, 2010).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2014).

Pemahaman masyarakat tentang cara pembuangan obat dapat dikatakan

rendah (Banggo, 2018), karena masih banyak masyarakat yang

membuang obat sembarangan. Sebagian besar obat kadaluwarsa dibuang

melalui limbah rumah tangga atau saluran pembuangan air (Nuryeti, Y

dan Ilyas, Y., 2018). Adanya pengetahuan yang baik maka akan

1
2

mengurangi cara pembuangan obat yang kurang tepat sehingga tidak

mencemari lingkungan.

Ibu rumah tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya

dipergunakan untuk mengajarkan dan memelihara anak anaknya dengan

pola asuh yang baik dan benar (Kartono, 2011). Oleh karena itu, ibu

rumah tangga merupakan objek yang tepat untuk dijadikan sampel

penelitian ini, karena ibu rumah tangga berperan langsung dalam

menjaga dan memelihara kesehatan anggota keluarganya.

Pengelolaan obat dirumah masih banyak masyakat yang belum

mengerti bagaimana cara membuang obat yang tepat. Mereka hanya

membuang obat ke dalam tempat sampah langsung, bahkan dengan

kondisi kemasan obat yang masih utuh dan rapi. Sedangkan ketika salah

membuang obat dapat dikhawatirkan akan disalah gunakan oleh orang

yang tidak bertanggung jawab atau merusak lingkungan (Lutfiyati, dkk .,

2017).

Berdasarkan wujud zat dibagi menjadi tiga yaitu solid, semisolid

dan liquid. Sediaan solid contohnya serbuk, tablet, pil, kapsul, dan

supositoria. Sediaan semisolid contohnya salep, krim, pasta, gel. Sediaan

likuida contohnya sirup, eliksir, obat tetes (telinga, mata, hidung)

(Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016). Sediaan tersebut sering digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Slawi Wetan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

Slawi, Kabupaten Tegal. Memiliki luas wilayah 125.00 m² ini populasinya


3

dianggap cukup karena dari total penduduk sebesar 8.799, terbagi para

laki-laki 4.358 orang dan perempuan 4.441 orang. Pemilihan tempat

penelitian di desa Slawi Wetan karena setelah dilakukan survey dan

wawancara masih banyak ibu – ibu yang belum mengetahui cara

pembuangan obat yang tepat, mereka hanya langsung membuang bungkus

atau obat yang sudah tidak digunakan ke tempat sampah, sehingga perlu

dilakukan penelitian mengenai cara pembuangan obat yang tepat di desa

Slawi Wetan guna memperbaiki pengetahuan cara pembuangan obat yang

tepat.

Adanya berbagai masalah diatas maka ibu rumah tangga perlu tahu

pentingnya akan cara membuang obat yang sudah tidak terpakai dan

kadaluwarsa. Untuk mencegah tidak adanya penyalahgunaan obat yang

sudah tidak terpakai dan kadaluwarsa. Berdasarkan latar belakang

tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat

pengetahuan ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat yang tepat

di desa Slawi Wetan.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran

tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat

yang tepat?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penilitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jenis sediaan obat meliputi cair oral, setengah padat, dan padat.
4

2. Penelitian ini hanya ditunjukan pada ibu rumah tangga yang berada

di Jalan Serayu RT 17 / RW 06 dan RT 20 / RW 07 desa Slawi

Wetan yang telah memenuhi kriteria.

3. Penelitian ini memiliki pengukuran deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif.

4. Kepada pengambilan responden sebanyak 63 orang ibu rumah

tangga yang berada di RT 17 / RW 06 dan RT 20 / RW 07.

5. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling.

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu

rumah tangga tentang cara pembuangan obat yang tepat.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti :

Sebagai perwujudan dalam mengimplentasikan ilmu yang telah

dipelajari selama pembelajaran kuliah dan menambah wawasan.

2. Bagi peniliti lain :

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah bagi

peniliti lain mengenai masalah yang berkaitan dengan cara

pembuangan obat yang tepat.

3. Bagi masyarakat :

Sebagai media informasi bagi masyarakat agar dapat

membuang obat dengan tepat.


5

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Pembeda Istikharoh Banggo (2018) Ardiyanti (2020)
(2017)
Judul Gambaran Tingkat Tingkat Pengetahuan
Penelitian Pemahaman pengetahuan Ibu Rumah Tangga
Kader PKK Di masyarakat tentang Tentang Cara
Kelurahan dagusibu obat di Pembuangan Obat
Pesurungan desa Ndetundora Sediaan Sirup Yang
Kidul Kota III Kabupaten Tepat di desa Slawi
Tegal. Wetan.
Ende.
Sampel Ibu rumah Masyarakat yang Ibu rumah tangga
Penelitian tangga yang berada di desa yang berusia 21-60
aktif PKK di ndetundora IIItahun di Jalan
Kelurahan Kabupaten Ende. Serayu RT 17 / RW
Pesurungan 06 dan RT 20 / RW
Kidul Kota 07 desa Slawi
Tegal. Wetan.
Rancangan Rancangan Rancangan Rancangan
Penelitian penelitian inipenelitian ini penelitian ini adalah
adalah deskriptif adalah metode metode deskriptif
kuantitatif. deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. kuantitatif.
Teknik Purposive Purposive Purposive sampling.
sampling sampling. sampling.
Cara Metode diambil Metode diambil Metode diambil dari
Pengumpulan dari data primer dari data primer data primer melalui
Data wawancara dan melalui kuesioner. kuesioner.
observasi.
Analisis data Analisis Analisis univariat. Analisis univariat.
univariat.
Hasil Dari hasil Dari hasil Dari hasil penelitian
penelitian penelitian masih penelitian masih Ibu rumah tangga
kurangnya kurangnya memiliki
pengetahuan pengetahuan pengetahuan cukup
responden responden tentang tentang cara
tentang dagusibu. pembuangan obat
dagusibu. yang tepat di desa
Slawi Wetan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2014).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). Tingkat

pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan

(Notoatmodjo, 2014), yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat

ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan

yang paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan

dapat mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang

6
7

yang telah paham terhadap obyek atas materi dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau pengguanaan hukum-hukum, metode,

prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi

masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

suatu bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang baru.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.


8

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

menggunakan wawancara atau angket yang menanyakan tentang

isi materi yang ingin 12 diukur dari subyek penelitian atau

responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau

kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas.

2.1.1 Pengetahuan Di Pengaruhi Dua Faktor

Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang,

yaitu:

1. Faktor Internal

a. Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir

dan bekerja dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih percaya dari pada orang yang

belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

akibat dari pengalaman jiwa (Nursalam, 2011).

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik

(experience is the best teacher), pepatah tersebut bisa

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber


9

pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan cara

untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadi pun dapat dijadikan

sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan

persoalan yang dihadapai pada masa lalu

(Notoadmodjo, 2010).

c. Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Sebaliknya semakin pendidikan yang kurang akan

mengahambat perkembangan sikap seseorang terhadap

nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Nursalam, 2011).

d. Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarganya (Menurut Thomas 2007, dalam

Nursalam 2011). Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan berulang dan

banyak tantangan (Frich 1996 dalam Nursalam, 2011).


10

e. Jenis Kelamin

Istilah jenis kelamin merupakan suatu sifat yang

melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang

dikontruksikan secara sosial maupun kultural.

2. Faktor eksternal

a. Informasi

Menurut Long (1996) dalam Nursalam dan

Pariani (2010) informasi merupakan fungsi penting

untuk membantu mengurangi rasa cemas. Seseorang

yang mendapat informasi akan mempertinggi tingkat

pengetahuan terhadap suatu hal.

b. Lingkungan

Menurut Notoatmodjo (2010), hasil dari beberapa

pengalaman dan hasil observasi yang terjadi di

lapangan (masyarakat) bahwa perilaku seseorang

termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan

pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya faktor

eksternal (lingkungan fisik dan non fisik).

c. Sosial budaya

Semakin tinggi tingkat pendidikan dan status

sosial seseorang maka tingkat pengetahuannya akan

semakin tinggi pula.


11

2.1.2 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) terdapat beberapa cara

memperoleh pengetahuan, yaitu:

1. Cara kuno atau non modern

Cara kuno atau tradisional dipakai untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan

statistik dan logis. Cara-cara penemuan pengetahuan

pada periode ini meliputi:

a. Cara coba salah (Trial and Error)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba

kemungkinan yang lain.

b. Pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber

pengetahuan untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan.

c. Melalui jalan fikiran

Untuk memeperoleh pengetahuan serta

kebenarannya manusia harus menggunakan jalan


12

fikirannya serta penalarannya. Banyak sekali

kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang

dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau tidak. Kebiasaan-

kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun-

temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

Kebiasaan-kebiasaan ini diterima dari sumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak.

2. Cara modern

Cara baru atau modern dalam memperoleh

pengetahuan lebih sistematis, logis, dan alamiah. Cara

ini disebut “metode penelitian ilmiah” atau lebih

populer disebut metodologi penelitian, yaitu:

a. Metode induktif

Mula-mula mengadakan pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala alam atau

kemasyarakatan kemudian hasilnya

dikumpulkan atau diklasifikasikan, akhirnya

dimabil kesimpulam umum.

b. Metode deduktif

Metode yang menerapkan hal-hal yang

umum terlebih dahulu untuk seterusnya


13

dihubungkan dengan bagian-bagiannya yang

khusus.

2.1.3 Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (2010) pengetahuan seseorang dapat

diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat

kualitatif, yaitu:

1. Baik, bila subyek menjawab benar 76%-100% seluruh

pertanyaan.

2. Cukup, bila subyek menjawab benar 56%-75% seluruh

pertanyaan.

3. Kurang, bila subyek menjawab benar <56% seluruh

pertanyaan.

2.2 Ibu Rumah Tangga

Menurut pendapat Menurut Mulyawati (2013), ibu rumah tangga

adalah wanita yang telah menikah dan tidak bekerja, menghabiskan sebagian

waktunya untuk mengurus rumah tangga dan mau tidak mau setiap hari akan

menjumpai suasana yang sama serta tugas–tugas rutin. Peran ibu dalam

rumah tangga adalah mengurus rumah tangganya, merawat dan mendidik

anaknya. Peran tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang harus dijalani

oleh wanita. Ibu rumah tangga memiliki peran utama yang dilakonkan sesuai

dengan fitrah kewanitaan (hamil, menyusui, membina anak, membesarkan

anak) merupakan inti aktivitasnya.


14

2.3 Cara Pembuangan Obat

Dagusibu merupakan singkatan dari Dapatkan, Gunakan, Simpan,

Buang obat (PP IAI, 2014). Dagusibu merupakan suatu program edukasi

kesehatan yang dibuat oleh IAI dalam upaya memujudkan Gerakan

Keluarga Sadar Obat (GKSO) sebagai langkah konkrit untuk meningkatan

kualitas hidup masyarakat sehingga mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya sebagai komitmen dalam melaksanakan amanat Undang-

undang Nomor 36 Tahun 2009.

Perlu adanya pengawasan dan penyampaian informasi tentang obat

untuk pasien atau masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan,

menyimpan dan membuang obat dengan baik. Menurut BPOM (2015), cara

membuang obat sebagai berikut :

1. Hilangkan label dari wadahnya

2. Untuk kapsul, tablet atau bentuk padat lain, hancurkan dahulu dan

campur obat tersebut dengan tanah, atau bahan kotor lainnya.

Masukkan plastik dan buang ketempat sampah.

3. Untuk cairan selain antibiotik, buang isinya pada kloset. Dan untuk

cairan antibiotik buang isi bersama wadah dengan menghilangkan

label ke tempat sampah.

4. Intinya : obat harus dimusanahkan dan tidak tersisa.


15

2.4 Bentuk Sediaan Farmasi

Bentuk sediaan obat merupakan sediaan farmasi dalam bentuk tertentu

sesuai dengan kebutuhan, mengandung satu zat aktif atau lebih dalam

pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar. Ada

berbagai bentuk sediaan obat di bidang farmasi, yang dapat diklasifikasikan

menurut wujud zat dan rute pemberian sediaan. Berdasarkan wujud zat,

bentuk sediaan obat dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu sediaan bentuk cair

(larutan sejati, suspensi, dan emulsi), bentuk sediaan semipadat (krim,

lotion, salep, gel, supositoria), dan bentuk sediaan solida/padat (tablet,

kapsul, pil, granul, dan serbuk) (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2016).

2.4.1 Bentuk Sediaan Cair

Bentuk sediaan cair merupakan sediaan farmasi dalam bentuk

cair yang mengandung satu zat aktif atau lebih dengan atau tanpa

bahan pengaroma, pemanis, atau pewarna yang larut dalam air atau

campuran kosolven dengan air yang terlarut. Contoh dari sediaan

cair :

1. Sediaan Sirup merupakan sediaan cair yang berupa larutan

yang ditandai dengan rasa manis dengan kandungan sakrosa

tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%.

2. Suspensi merupakan sedian cair mengandung partikel padat

tidak larut terdispersi dalam fase cair. macam suspensi

antara lain : suspensi oral (juga termasuk susu/magma),

suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi tetes


16

telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, dan

suspensi sirup kering.

3. Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis

dimaksudkan untuk penggunaan vital, dan biasanya diberi

rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan obat yang

digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek

terapi dari senyawa obat yang dikandungnya.

Cara pembuangan obat pada sediaan cair sebagai berikut :

1. Menghilangkan label pada wadahnya.

2. Membuang isinya ke kloset atau saluran air.

3. Wadahnya dihancurkan atau ditimbun dalam tanah.

2.4.2 Bentuk Sediaan Setengah Padat

Bentuk sediaan setengah padat merupakan sediaan farmasi

dalam bentuk setengah padat yang mengandung satu zat aktif atau

lebih dalam pembawa yang digunakan sebagai obat dalam

ataupun obat luar. Contoh sediaan setengah padat :

1. Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk

pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. lep

senyawa hidrokarbon, dasar salep serap, dasar salep

yang bisa dicuci dengan air dan dasar salep yang larut

dalam air.

2. Pasta adalah sediaan semi padat yang mengadung satu

atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian


17

topikal. Pembuatan pasta umumnya bahan dasar atau

basis yang berbentuk setengah padat dicairkan terlebih

dahulu baru kemudian dicampur dengan bahan padat

dalam keadaan panas agar basis salep tidak cepat

membeku, selama proses pencampuran hingga

diperoleh massa yang homogen.

3. supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai

bentuk dan bobot, yang diberikan melalui rektum,

vagina, dan uretra ; umumnya meleleh, melunak, atau

melarut pada suhu tubuh.

Cara pembuangan obat pada sediaan setengah padat sebagai

berikut:

1. Mengeluarkan isi dari wadahnya

2. Membuang isinya ke kloset atau saluran air.

3. Wadahnya dihancurkan atau ditimbun dalam tanah.

2.4.3 Bentuk Sediaan Padat

Bentuk sediaan setengah padat merupakan sediaan farmasi

dalam bentuk cairyang mengandung satu zat aktif atau lebih dalam

pembawa yang digunakan sebagai obat dalam ataupun obat luar.

Contoh dari sediaan padat :

1. Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat

kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral

atau pemakaian luar.


18

2. Tablet adalah sediaan padat yang kompak, yang dibuat

secara kempa cetak, berbetuk pipih dengan kedua

permukaan rata atau cembung, dan mengandung satu

atau lebih bahan obat, dengan atau tanpa zat tambahan.

3. Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat

dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Kapsul dibagi menjadi dua yaitu :

a. Kapsul Keras, cangkang kapsul keras umumnya

terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga terbuat dari

pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul gelatin

keras terdiri atas dua bagian, bagian tutup dan

bagian induk.

b. Kapsul lunak atau kenyal adalah kapsul yang

menggunakan kapsul dasar yang dibuat dari

campuran terdiri dari gelatin, gliserol dan sorbitol

atau metilselulosa dalam perbandingan yang sesuai

dengan kekerasan kapsul yang dikehendaki.

Cara pembuangan obat pada sediaan padat sebagai berikut :

1. Memisahkan isi dan wadahnya.

2. Isinya dihancurkan lalu dicampur dengan tanah atau

kotoran lainnya, masukan kedalam plastik dan buang

ketempat sampah.

3. Wadahnya dihancurkan atau ditimbun dalam tanah.


19

2.5 Desa Slawi Wetan

Desa Slawi Wetan merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

Slawi, Kabupaten Tegal. Memiliki luas wilayah 125.00 m² ini populasinya

dianggap cukup karena dari total penduduk sebesar 8.799, terbagi para laki-

laki 4.358 orang dan perempuan 4.441 orang. Kecamatan Slawi yang

merupakan ibukota Kabupaten seperti kelurahan Slawi Wetan, Menurut

Peraturan Daerah Kabupaten Tegal No 5 tahun 2009 yang dimaksud

Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten

diwilayah kerja kecamatan. Sedangkan Lurah adalah Kepala Kelurahan

sebagai perangkat daerah kabupaten di wilayah kerjanya.

2.6 Kerangka Teori

Menurut (Supardi dan Surahman, 2014) kerangka teori adalah

kerangka yang dibangun dari beberapa teori yang ada dan saling berhubungan

sebagai dasar untuk membangun kerangka konsep. Kerangka teori penelitian

ini memuat serangkaian teori dari cara ibu rumah tangga membuang obat

yang diklasifikasikan berdasarkan pendidikan, umur, dan pekerjaan.

Rangkaian kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


20

Tingkat pengetahuan Bentuk Sediaan Farmasi : Cara membuang obat :


:
1. Hilangkan label
1. Tahu 1. Sediaan cair (sirup, 2. Menghancurkan wadah
2. Memahami emulsi, suspensi, eliksir) 3. Mencampur dengan
3. Aplikasi tanah
4. Analisis 4. Membuang isinya ke
2. Sediaan setengah padat
5. Sintesis kloset.
6. Evaluasi (krim, salep, gel) ( BPOM, 2015).
(Notoatmodjo, 3. Sediaan padat (tablet,
2014).
kapsul, pil, serbuk)
(Hadisoewignyo dan
Kriteria pengetahuan :
Faktor yang Fudholi, 2016).
mempengaruhi 1. Baik, 76%-100%
pengetahuan : 2. Cukup, 56%-75%%
3. Kurang, <56%
1. Internal
a. Umur (Arikunto, 2010).
b. Pendidikan
c. Pekerjaan

d. Pengalaman

e. jenis kelamin

2. Eksternal

a. informasi

b. lingkungan

c. sosial budaya

(Notoatmodjo, 2010)

(Nursalam, 2011)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti


21

2.7 Kerangka konsep

Menurut (Supardi dan Surahman, 2014) kerangka konsep adalah

uraian tentang hubungan antar variabel-variabel yang terkait dengan masalah

penelitian dan dibangun berdasarkan kerangka teori atau kerangka pikir atau

hasil studi sebelumnya sebagai pedoman penelitian. Kerangka konsep

penelitian ini memuat serangkaian konsep teori, berawal dari cara ibu rumah

tangga membuang obat yang diklasifikasikan berdasarkan umur dan

pendidikan. Rangkaian kerangka konsep pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Faktor yang Bentuk Sediaan Farmasi : Cara membuang obat :


mempengaruhi 1. Hilangkan label
1. Cair(sirup, emulsi,
pengetahuan : 2. Menghancurkan wadah
suspensi, eliksir). 3. Mencampur dengan
1. Umur 2. Setengah padat (krim, tanah
4. Membuang isinya ke
2. Pendidikan salep, gel) kloset.
3. Pekerjaan 3. Padat(tablet, kapsul, pil,
serbuk).

Kriteria pengetahuan :

1. Baik, 76%-100%
2. Cukup, 56%-75%
3. Kurang, <56%

Gambar 2.2 Kerangka konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini merupakan bidang ilmu farmasi sosial.

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada periode bulan September 2019

sampai Maret 2020.

3. Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini di Jalan Serayu RT 17 / RW 06 dan RT 20 / RW

07 desa Slawi Wetan yang telah memenuhi kriteria.

3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2012) metode deskriptif adalah

metode yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran

terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan

yang berlaku umum. Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan ibu

rumah tangga tentang cara pembuangan obat yang tepat.

22
23

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2013) mengartikan populasi sebagai

wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 164

responden ibu rumah tangga yang berada di Jalan Serayu RT 17 /

RW 06 dan RT 20 / RW 07 desa Slawi Wetan.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian diperlukan untuk mempermudah

peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel diartikan sebagai

objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2018). Pada populasi 101-1000 besar sampelnya

adalah 10%. Populasi pada penelitian ini sebanyak 164 ibu rumah

tangga maka perhitungan sampel sebagai berikut (Riwidikdo, 2010)

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : populasi
24

e : kesalahan dalam pengambilan sampel

Sehingga, diperoleh :

Jadi responden yang dibutuhkan minimal adalah 63

responden.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pengambilan sampel pertimbangan atau sengaja (Purposive Sampling).

Pengambilan sampel secara purposive sampling didasarkan pada suatu

pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmodjo,

2012). Responden yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Ibu rumah tangga berusia 21 – 60 tahun.

2. Mampu membaca dan menulis.

3. Bersedia menjadi responden.

3.4 Variabel penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang


25

sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010). Variabel dalam

penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu rumah

tangga cara pembuangan obat yang tepat.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 2011).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Ukur Cara Ukur Skala
Operasional
1 Pengetahuan Kemampuan Kuesioner 1. Kategori Ordinal
responden baik jika Mengerjakan
dalam nilainya pertanyaan
menjawab 76%-100% dengan
kuesioner 2. Kategori kuesioner
tentang cara cukup jika
pembuangan nilainya
obat yang 56%-75%
tepat. 3. Kategori
kurang jika
nilainya
<56%
(Arikunto,
2010)
2. Sediaan Cair Sediaan Kuesioner 1. Sirup Mengerjakan Ordinal
bentuk cair 2. Eliksir pertanyaan
yang dengan
mengandung kuesioner
satu zat aktif
atau lebih
dengan atau
tanpa bahan
pengaroma,
pemanis,
atau
pewarna
yang larut
dalam air.
3. Sediaan Sediaan Kuesioner 1. Salep Mengerjakan
Setengah farmasi 2. Pasta pertanyaan
Padat dalam dengan
26

Lanjutan Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Alat Kriteria Ukur Cara Ukur Skala
Operasional Ukur
bentuk Kuesioner Ordinal
setengah
padat yang
mengandung
satu zat aktif
atau lebih
dalam
pembawa
yang
digunakan
sebagai obat
dalam
ataupun obat
luar
4. Sediaan sediaan Kuesioner 1. Tablet Mengerjakan Ordinal
Pasat farmasi 2. Kapsul pertanyaan
dalam bentuk dengan
cairyang kuesioner
mengandung
satu zat aktif
atau lebih
dalam
pembawa
yang
digunakan
sebagai obat
dalam
ataupun obat
luar.
3. Umur Umur adalah Kuesioner 1. 21-40 tahun Mengerjakan Nominal
lamanya 2. 41-60 tahun pertanyaan
seseorang dengan
hidup kuesioner
dihitung dari
tahun
lahirnya.
3 Pendidikan Pendidikan Kuesioner 1. SD Mengerjakan Ordinal
terakhir yang 2. SMP pertanyaan
ditamatkan 3. SMA/SMK dengan
oleh 4. PT kuesioner
responden
4 Pekerjaan Pekerjaan Kuesioner 1. Ibu Rumah Mengerjakan Ordinal
yang Tangga pertanyaan
dilakukan 2. PNS dengan
oleh 3. Pedagang kuesioner
27

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer. Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2015). Data

primer diperoleh dari menyebar kuesioner ke ibu rumah tangga

RT 17 / RW 06 dan RT 20 / RW 07 yang telah memenuhi kriteria.

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Data primer diperoleh dari kuesioner yang diberikan kepada

responden yang berada di RT 17 / 06 dan RT 20 / 07 Slawi

Wetan. Angket atau kuesioner adalah seperangkat pernyataan atau

pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk

dijawab (Arikunto, 2013). Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan skala Gutmant yang terdiri dari dua

pilihan jawaban yaitu benar dan salah. Jawaban yang benar = skor

1, dan jawaban salah = skor 0.

3.7 Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

kebasahan atau kevalidan atau kesahihan suatu instrument. Butir

pertanyataan yang valid berarti telah mampu mengukur faktor

yang akan diukur (Notoatmodjo, 2010). Validitas adalah suatu


28

indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa

yang diukur. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan progran validitas instrumen pada penelitian ini

mengguakan program komputer dengan uji pearson product

moment, dengan hasil akhirnya r hitung dibandingkan dengan r

tabel yang dapat dilihat pada tabel nilai r product moment.

Kuesioner disebarkan kepada 30 responden, kuesioner

tersebut dikatakan valid apabila r hitung > r tabel product moment

(Sugiyono, 2013). Syarat minimum untuk dianggap suatu butir

instrument valid adalah nilai indeks valid adalah 0,361 (Sugiyono,

2016). Semua pernyataan yang memiliki tingkat korelasi dibawah

0,361 harus diperbaiki karena dianggap tidak valid.

Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Cara Pembuangan


Obat
Pernyataan R tabel R hitung Keterangan

P1 0,361 0,385 Valid

P2 0,361 0,471 Valid

P3 0,361 0,487 Valid

P4 0,361 0,176 Tidak valid

P5 0,361 0,481 Valid

P6 0,361 0,744 Valid

P7 0,361 0,578 Valid

P8 0,361 0,939 Valid


29

P9 0,361 0,805 Valid

P10 0,361 0,004 Tidak Valid

P11 0,361 0,003 Tidak Valid

P12 0,361 0,949 Valid

P13 0,361 0,278 Tidak Valid

P14 0,361 0,418 Valid

P15 0,361 0,798 Valid

P16 0,361 0,380 Valid

P17 0,361 0,401 Valid

P18 0,361 0,042 Tidak Valid

P19 0,361 0,619 Valid

P20 0,361 0,798 Valid

Hasil uji validitas dengan 20 pernyataan yang dilakukan uji

validitas dinyatakan valid 15 pernyataan pada nomor 1, 2, 3, 5, 6, 7,

8, 9, 12, 14, 15, 16, 17, 19, dan 20 dikarenakan nilai r hitung > r

tabel, maka yang digunakan dalam kuesioner ini adalah pernyataan

yang valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji untuk melihat konsistensi apakah

alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan apabila

pengukuran tersebut dilakukan berulang kali (Prayitno, 2010).

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu


30

alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan untuk

digunakan berkali-kali. Penentuan reliabilitas intrumen, hasil uji

coba ditabulasi dalam tabel dan analisis data dicari varian tiap item

kemudian dijumlahkan menjadi varian total (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner disebarkan kepada 30 responden, instrumen dikatakan

reliabel dan dapat digunakan alat untuk pengumpulan data jika

Alpha Cronbach yang didapatkan >(0,6), dengan Alpha Cronbach

sebesar 0,6.

Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas


Pernyataan Alpha Alpha Keterangan
cronbach’s cronbach’s
kritis hitung
P1 sampai P15 >(0,6) 0,7 Reliabel

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan

untuk digunakan berkali-kali.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1. Pengolahan Data

Langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian

adalah (Hidayat, 2009) :

1. Editing (Pemeriksaan Data)

Editing merupakan kegiatan pengecekan isi

kuesioner apakah kuesioner sudah diisi dengan lengkap,

jelas jawaban dari responden, relevan jawaban dengan


31

pertanyaan, dan konsiten. Kalau ternyata masih ada data

atau informasi yang tidak lengkap, dan tidak mungkin

dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner tersebut

dikeluarkan (drop out).

2. Coding (Pemberian Kode)

Coding merupakan kegiatan merubah data berbentuk

huruf menjadi data berbentuk angka atau bilangan.

Pemberian kode bertujuan untuk mempermudah analisis

data dan entry data.

3. Skoring

Pemberian skor atau nilai pada setiap jawaban yang

diberikan oleh responden.

4. Tabulasi

Tabulasi dimaksudkan untuk memasukan data ke

dalam tabel-tabel dan mengatur angka-angka sehingga

dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.

5. Entry (Memasukan Data)

Memasukan data yang diperoleh kedalam perangkat

komputer.

3.8.2 Analisa Data

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk

analisis univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik


32

digunakan nilai mean (rata-rata), median , dan standar deviasi. Pada

umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan presentase dari tiap variabel. Data hasil penelitian dideskripsikan

dalam betuk tabel, grafik maupun narasi, untuk mengevaluasi

besarnya proporsi dari masing-masing variabel bebas yang teliti

(Notoatmodjo, 2010). Kriteria tingkat pengetahuan :

Tabel 3.4 Tingkat Pengetahuan


Kriteria Score

Baik 76%-100%

Cukup 56%-75%

Kurang <56%

Sumber : Arikunto, 2010.

3.9 Etika Penelitian

Peneliti ini harus mendapatkan rekomendasi dari Politeknik

Harapan Bersama Prodi DIII Farmasi dan permintaan ijin pada pihak

yang bersangkutan dalam hal ini pada pihak responden. Etika penelitian

(Hidayat, 2010) ini meliputi :

1. Pernyataan persetujuan (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

penelitian dengan responden penelitian dengan memberikan

lembar persetujuan. Dengan memberikan lembar persetujuan

menjadi responden. Tujuan dari informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud, tujuan penelitian dan mengetahui


33

dampaknya.dan semua bersedia, maka harus menandatangani

lembar persetujuan.

2. Tanpa nama (Anonymity)

Masalah etika merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara

tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasian (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan

jaminan kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasianya oleh peneliti. Etika

penelitian ini bertujuan untuk menjamin kerahasian identitas

responden,

melindungi dan menghormati hak responden dengan

mengajukan surat persetujuan (informed consent). Sebelum

menandatangi surat persetujuan, peneliti menjelaskan judul

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

menjelakan kepada responden bahwa penelitian ini tidak akan

membahayakan bagi responden, dimana data-data yang

diperoleh akan digunakan untuk kepentingan penelitian,

setelah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan penelitian ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner

tentang pengetahuan Ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat yang

tepat di Desa Slawi Wetan pada RT 17 / RW 06 dan RT 20 / RW 07 Desa

Slawi Wetan dengan jumlah sampel 63 responden yang telah memenuhi

kriteria, maka diperoleh data berupa analisa univariat untuk menjelaskan

setiap variabel.

4.1 Karakteristik Responden

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja

(Dharmawati dan Wirata, 2013). Beriku distribusi karakteristik

responden berdasarkan umur.

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur


Umur Frekuensi Persentase (%)
21 – 40 tahun 36 57,1
41 – 60 tahun 27 42,9
Total 63 100
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh bahwa proporsi responden yang

paling banyak adalah responden yang berumur 2 – 40 tahun sebanyak

36 responden (57,1%) dan berumur 41 – 60 tahun sebanyak (42,9%).

Umur – umur tertentu atau menjelang usia lanjut daya tangkap dan

pola pikir menurun, maka akan mempengaruhi daya ingatnya,

34
35

sehingga kemampuan menerima atau mengingat akan berkurang

(Notoatmodjo, 2012).

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin maka

semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,2010).

Berikut karakteristik responden berdasarkan pendidikan.

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SD 21 33,3
SMP 19 30,2
SMA/SMK 23 36,5
Perguruan Tinggi 0 0
Total 63 100
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh bahwa proporsi responden yang

paling banyak adalah responden yang pendidikannya SMA/SMK

sebanyak 23 responden (36,5%), SD sebanyak 21 responden (33,3%),

SMP sebanyak 19 Responden (30,2%), dan perguruan tinggi tidak ada

karena tidak ada responden yang melanjutkan pendidikannya ke

jenjang lebih tinggi.

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya (Menurut

Thomas 2007, dalam Nursalam 2011). Berikut distribusi karakteristik

responden berdasarkan pekerjaan.


36

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 47 74,6
PNS 2 3,2
Pedagang 14 22,2
Total 63 100
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh bahwa proporsi responden yang

paling banyak adalah responden yang pekerjaanya sebagai Ibu rumah

tangga sebanyak 47 responden (74,6%), pedagang sebanyak 14

responden (22,2%), dan PNS sebanyak 2 responden (3,2%). Ibu

mempunyai waktu lebih banyak dirumah sehingga dapat mengajar

dan mendidik anak – anaknya dengan pola asuh yang baik dan benar

(Kartono, 2011).

4.2 Hasil Jawaban Pada Kuesioner

Kuesioner ini terdiri dari 15 pertanyaan yang valid dari 20 pertanyaan

dimana 5 pertanyaan diantaranya tidak valid. Pertanyaan yang tertera

meliputi obat, cara pembuangan sediaan padat, semi padat, dan cair.

Tabel 4.4 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Pengetahuan Cara


Pembuangan Obat
Benar Salah
No Pertanyaan F (%) F (%)
1 Obat merupakan zat yang dapat 61 96,83% 2 3,17%
menyembuhkan, memulihkan, dan
menghilangkan rasa sakit
2 Apabila membuang obat yang tidak 53 84,12% 10 15,88%
tepat dapat disalah gunakan
3 Melepaskan logo atau label obat 48 76,2% 15 23,8%
terlebih dahulu sebelum dibuang
dapat mencegah penyalahgunaan
Rata – rata 85,71%
Kategori Baik
37

Sumber : data pimer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat menjelaskan bahwa responden

mengetahui tentang obat merupakan zat yang dapat menyembuhkan,

memulihkan, dan menghilangkan rasa sakit sebanyak 61 responden (96,83%)

menjawab benar dan sebanyak 2 responden (3,17%) menjawab salah, dilihat

dari banyaknya responden yang menjawab benar maka dapat dikatakan bahwa

sebagian besar responden telah mengetahui pengertian dari obat. Sebanyak 53

responden (84,12%) menjawab benar mengenai membuang obat yang tidak

tepat dapat disalah gunakan dan 10 responden (15,88%) menjawab salah,

banyaknya responden yang menjawab benar 53 responden (84,12%) maka

dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden telah mengetahui bahwa

membuang obat yang tidak benar dapat disalahgunakan. Sebanyak 48

responden (76,1%) menjawab benar dan 15 responden (23,8%) menjawab

salah tentang melepaskan logo atau label sebelum membuang obat, banyaknya

responden yang menjawab benar 48 responden (76,1%) maka dapat dikatakan

bahwa responden mengetahui sebelum membuang obat sebaiknya melepas

logo atau label dari obat agar logo atau label tidak disalahgunakan. Dari ketiga

pernyataan tentang pengetahuan cara pembuangan obat yang tepat maka

pengetahuan yang dimiliki responden sudah baik dengan nilai persentase

sebesar 85,7%.
38

Tabel 4.5 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan


Obat Dalam Bentuk Cair
Benar Salah
No Pertanyaan F (%) F (%)
1 Sediaan sirup dan eliksir termasuk 56 88,9% 7 11,1%
bentuk sediaan cair
2 Sediaan sirup yang telah dibuka dalam 57 90,4% 6 9,6%
jangka waktu 1-2 bulan maka harus
dibuang
3 Botol atau wadah sirup yang sudah tidak 18 28,6% 45 71,4%
digunakan dibuang langsung ketempat
sampah
4 Sediaan obat sirup yang berubah warna, 50 79,3% 13 20,7%
bau dan tekstur maka masih dapat
digunakan
Rata – rata 71,8%
Kategori Cukup
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 dapat menjelaskan bahwa responden yang

mengetahui sediaan sirup termasuk sediaan cair sebanyak 56 responden

(88,9%) dan 7 responden (11,1%) menjawab salah, responden banyak yang

menjawab benar 56 responden (88,9%) maka dapat dikatakan bahwa responden

mengetahui bahwa sediaan cair salah satu contohnya yaitu sediaan sirup, sirup

merupakan sediaan cair berupa larutan yang ditandai dengan rasa manis dengan

kandungan sakrosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66,0%.

Penyimpanan sirup yang telah dibuka kurang lebih 1 – 2 bulan, setelah 2 bulan

maka harus dibuang pada pernyataan ini yang menjawab benar sebanyak 57

responden (90,4%) dan menjawab salah sebanyak 6 responden (9,6%),

banyaknya responden yang menjawab benar 57 responden (90,4%) maka dapat

dikatakan responden mengetahui jangka penyimpanan sediaan sirup maksimal

2 bulan, lebih dari 2 bulan maka tidak dapat digunakan kembali. Wadah sirup

yang sudah tidak digunakan maka harus dibuang dengan cara


39

menghancurkannya terlebih dahulu sebelum dibuang agar tidak disalahgunakan

oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab (BPOM, 2015), pada

pernyataan ini yang menjawab benar sebanyak 18 responden (28,6%) dan

menjawab salah sebanyak 45 responden (71,4%), banyaknya responden yang

menjawab salah 45 responden (71,4%) dapat disebabkan karena kurangnya

pengetahuan tentang cara membuang wadah obat sediaan sirup. Wadah sirup

yang sudah tidak digunakan kembali sebaiknya dihancurkan atau ditimbun

dalam tanah agar tidak ada yang menggunakan kembali wadah tersebut. Sirup

yang sudah berubah warna, bau dan tekstur masih dapat digunakan, sebenarnya

sirup yang sudah berubah warna, bau, dan tekstur tidak dapat digunakan

responden yang menjawab benar sebanyak 50 responden (79,3%) dan

menjawab salah sebanyak 13 responden (20,7%). Dari keempat pernyataan

tingkat pengetahuan cara pembuangan obat dalam bentuk cair cukup dengan

rata – rata persentase 71, 8%.

Tabel 4.6 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan


Obat Dalam Bentuk Semi padat
Benar Salah
No Pertanyaan F (%) F (%)
1 Sediaan salep atau krim dibuang ketika 55 87,3% 8 12,7%
sudah berubah warna, bau dan sediaan
memisah antara dua fase
2 Sediaan salep yang rusak dan 10 15,9% 53 84,1%
kadaluwarsa langsung dibuang
ketempat sampah
3 Kemasan salep atau krim dihancurkan 45 71,4% 18 28,6%
terlebih dahulu sebelum dibuang
4 Salep atau krim sebelum dibuang isinya 38 60,3% 25 39,7%
dipisahkan dari wadahnya
Rata – rata 58,8%
Kategori Cukup
Sumber : data primer yang diolah
40

Berdasarkan tabel 4.6 dapat menjelaskan bahwa responden yang

mengetahui sediaan salep atau krim yang sudah berubah warna, bau, dan

sediaan yang sudah tidak mencampur maka harus dibuang, responden

menjawab benar sebanyak 55 responden (87,3%) dan menjawab salah

sebanyak 8 responden (12,7%), banyaknya responden yang menjawab benar 55

responden (87,3%) maka dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden

mengetahui salep atau krim yang telah berubah warna dan bau tidak dapat

digunakan, karena ketika digunakan akan menyebabkan efek samping yag

tidak di inginkan. Sediaan salep yang rusak dan kadaluwarsa langsung dibuang

ketempat sampah, responden menjawab benar sebanyak 10 responden (15,9%)

dan menjawab salah sebanyak 53 responden (84,1%) mereka hanya langsung

membuang karena mereka beranggapan ketika membuang salep atau krim

langsung ketempat sampah bersama wadahnya dalam keadaan utuh tidak akan

ada yang menyalahgunakan. Menurut (BPOM, 2015) sebelum membuang

sediaan salep maka harus merusak kemasannya dan memisahkan isinya

terlebih dengan isinya setelah hancur dibuang kekloset atau dicampur dengan

tanah, pernyataan ini ada pada nomor 3 dan 4. Pada pernyataan 3 respoden

menjawab benar sebanyak 45 responden (71,4%) dan menjawab salah

sebanyak 18 responden (28,6%), dan pada pernyataan 4 yang menjawab benar

sebanyak 38 responden (60,3%) dan menjawab salah sebanyak 25 responden

(39,7%), pada pernyataan ini antara responden menjawab benar dan salah

nilainya tidak jauh berbeda. Hal ini dapat disebabkan karena responden yang

menjawab benar hanya kebetulan saja menjawab benar tanpa mengetahui dan
41

mengerti cara membuang obat atau beberapa dari mereka yang menjawab

benar karena mengetahui dan mengerti cara membuangnya. Responden

menjawab salah mereka yang benar – benar tidak mengetahui dan mengerti

cara membuang obat yang sudah tidak digunakan, mereka hanya membuang

begitu saja tanpa memikirkan bahaya jika salah membuangnya. Dari keempat

pernyataan tingkat pengetahuan cara pembuangan obat dalam bentuk setengah

padat dikatakan cukup dengan rata – rata persentase 58,8%.

Tabel 4.7 Distribusi Nilai Jawaban Berdasarkan Cara Pembuangan


Obat Dalam Bentuk padat
Benar Salah
No Pertanyaan F (%) F (%)
1 Sediaan tablet yang rusak dan 10 15,9% 53 84,1%
kadaluwarsa langsung dibuang ketempat
sampah
2 Sediaan kapsul sebelum dibuang 33 52,3% 30 47,7%
cangkang kapsulnya dibuka terlebih
dahulu
3 Sediaan tablet atau kapsul yang telah 59 93,7% 4 6,3%
berubah warna dan bentuk maka harus
dibuang
4 Tablet yang masih utuh dibuka 39 62% 24 38%
bungkusnya terlebih dahulu sebelum
dibuang
Rata – rata 56%
Kategori Cukup
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.7 dapat menjelaskan bahwa responden yang

mengetahui sediaan tablet yang rusak dan kadaluwarsa langsung dibuang

ketempat sampah responden menjawab benar sebanyak 10 responden (15,9%)

dan menjawab salah sebanyak 53 responden (84,1%) mereka hanya langsung

membuang karena mereka beranggapan ketika membuang tablet atau kapsul

langsung ketempat sampah bersama wadahnya dalam keadaan utuh tidak akan
42

ada yang menyalahgunakan. Menurut BPOM (2015) sebelum membuang

sediaan tablet dan kapsul sama halnya dengan membuang wadah sediaan yang

lain yaitu dengan merusak kemasannya dan memisahkan isinya terlebih dahulu

sebelum dibuang ketempat sampah dan isinya dibuang kekloset atau dicampur

dengan tanah, pernyataan ini ada pada nomor 2 dan 3. Pada pernyataan 2

responden menjawab benar sebanyak 33 responden (52,3%) dan menjawab

salah sebanyak 30 responden (47,7,6%), dan pada pernyataan 3 yang

menjawab benar sebanyak 59 responden (93,7%) dan menjawab salah

sebanyak 4 responden (6,3%). Pada pernyataan 2 dan 3 antara responden

menjawab benar dan salah nilainya tidak jauh berbeda. Sediaan tablet yang

masih utuh ketika akan dibuang bungkusnya dibuka telebih dahulu agar tidak

disalahgunakan seseorang yang tidak betanggung jawab responden menjawab

benar sebanyak 39 responden (62%) dan menjawab salah sebanyak 24

responden (38%), untuk mencegah penyalahgunaan ini bungkus obat sebaiknya

dipiasahkan terlebih dahulu, namun masih ada responden yang membuang

langsung beserta obatnya karena mereka menganggap ketika sudah masuk

dalam tempat sampah tidak akan disalahgunakan. Hal tersebut dapat

disebabkan karena responden yang menjawab benar hanya kebetulan saja

menjawab benar tanpa mengetahui dan mengerti cara membuang obat atau

beberapa dari mereka yang menjawab benar karena mengetahui dan mengerti

cara membuangnya. Responden menjawab salah mereka yang benar – benar

tidak mengetahui dan mengerti cara membuang obat yang sudah tidak

digunakan, mereka hanya membuang begitu saja tanpa memikirkan bahaya jika
43

salah membuangnya. Dari keempat pernyataan tingkat pengetahuan cara

pembuangan obat dalam bentuk padat dikatakan cukup dengan rata – rata

presentase 56%.

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa dari 63 sampel yang

dijadikan responden sebanyak 17 responden (27%) memiliki pengetahuan baik

tentang cara pembuangan obat yang tepat. Tingkat pengetahuannya cukup

sebanyak 30 responden (47,6%) dan tingkat pengetahuannya kurang 16

responden (25,4%).

4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan


Umur

Tingkat Pengetahuan

Umur Baik Cukup Kurang Total

F % F % F % F %
21 – 40 tahun
11 30,6% 17 47,2% 8 22,2% 36 100%
41 – 60 tahun
6 22,2% 13 48,1% 8 29,6% 27 100%

Total 17 27,0% 30 47,6% 16 25,4% 63 100%


Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh bahwa proporsi responden yang

tingkat pengetahuannya baik paling banyak adalah pada responden yang

berumur 21 – 40 tahun sebanyak 11 responden (30,6%), sedangkan proporsi

responden yang pengetahuannya cukup paling banyak adalah pada responden

yang berumur 21 – 40 tahun sebanyak 17 responden (30,6%), dan responden

yang berumur 41 – 60 tahun sebanyak 13 responden (48,1%), dan proporsi

responden yang pengetahuannya kurang pada responden yang berumur 21 –


44

40 tahun sebanyak 8 responden (22,2 %) dan responden yang berumur 41 – 60

tahun sebanyak 8 responden (29,6%) ini menunjukkan bahwa responden yang

pengetahuannya kurang pada kedua kelompok umur tersebut sama rata.

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya (Banggo, 2018) tentang

DAGUSIBU yang memiliki tingkat pengetahuan paling banyak adalah yang

pengetahuannya cukup pada responden yang berumur 21 – 40 tahun sebanyak

17 responden (47,2%) dan paling sedikit yang pengetahuannya cukup pada

responden yang berumur 41 – 60 tahun, saat semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja, tetapi bahwa adanya 6 faktor fisik yang dapat menghambat proses

belajar pada orang dewasa, sehingga membuat penurunan pada suatu waktu

dalam kekuatan berfikir dan bekerja (Dharmawati dan Wirata, 2016). Ini

menunjukan bahwa umur yang produktif maka akan mempengaruhi

perkembangan daya tangkap dan pola pikir, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin baik (Robiyanto dkk, 2018). Sedangkan, pada umur –

umur tertentu atau menjelang usia lanjut seperti umur 41 – 60 tahun daya

tangkap dan pola pikir yang menurun maka akan mempengaruhi daya ingatnya,

sehingga kemampuan menerima atau mengingat suatu pengetahuan akan

berkurang (Notoatmodjo, 2012).


45

4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan


Pendidikan

Tingkat Pengetahuan

Pendidikan Baik Cukup Kurang Total

F % F % F % F %
SD
4 19,0% 11 52,4% 6 28,6% 21 100%
SMP
6 31,6% 8 42,1% 5 26,3% 19 100%
SMA/SMK
7 30,4% 11 47,8% 5 21,7% 23 100%
Perguruan Tinggi
0 0 0 0 0 0 0 0

Total 17 27,0% 30 47,6% 16 25,4% 63 100%


Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh bahwa proporsi responden yang

tingkat pengetahuannya baik paling banyak adalah pada responden yang

berpendidikan SMA/SMK sebanyak 7 responden (30,4%) dan responden

yang berpendidikan SMP sebanyak 6 responden (31,6%), sedangkan

proporsi responden yang pengetahuannya cukup paling banyak adalah pada

responden yang berpendidikan SD sebanyak 11 responden (52,4%) dan

responden yang berpendidikan SMA/SMK sebanyak 11 responden (47,8%),

dan proporsi responden yang pengetahuannya kurang pada responden yang

berpendidikan SD sebanyak 6 responden (28,6 %) dan pada responden yang

berpendidikan SMP dan SMA/SMK sebanyak 5 responden (26,3%).

Berdasarkan hasil penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan

paling banyak adalah yang pengetahuannya cukup pada responden

berpendidikan SMA/SMK sebanyak 11 (47,8%) dan SD sebanyak 11


46

responden (52,4%). Seharusnya semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin baik tingkat pengetahuan yang dimiliki

(Notoatmodjo,2010). Namun pada penelitian ini antara tingkat pendidikan

SMA/SMK dan SD tingkat pengetahuanya sama besar, hal tersebut

disebabkan karena orang yang pendidikannya SD beranggapan bahwa

belajar tidak harus secara formal atau disekolah, tetapi pengetahuan juga

dapat diperoleh secara informal seperti pengetahuan yang berasal dari

pengalaman pribadi dan lingkungan sekitar (Wawan, 2010). Adanya

teknologi yang semakin canggih dapat juga orang yang berpendidikan SD

menggunakan media digital sebagai sumber informasi untuk memenuhi

kebutuhannya tentang informasi kesehatan ataupun mendapat informasi dari

tenaga kesehatan (Wardani, 2014).

4.4 Tingkat Pengetahuan Ibu Dalam Cara Pembuangan Obat Berdasarkan


Pekerjaan

Tingkat Pengetahuan

Pekerjaan Baik Cukup Kurang Total

F % F % F % F %
Ibu Rumah Tangga
9 19,1% 24 51,1% 14 29,8% 47 100%
PNS
1 50,0% 0 0 1 50,0% 2 100%
Pedagang 7 50,0% 6 47,9% 1 7,1% 14 100%

Total 17 27,0% 30 47,6% 16 25,4% 63 100%


Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diperoleh bahwa proporsi responden yang

tingkat pengetahuannya baik paling banyak adalah pada responden yang


47

pekerjaanya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 responden (19,1%) dan

responden yang pekerjaanya pedagang sebanyak 7 responden (50,0%),

sedangkan proporsi responden yang tingkat pengetahuannya cukup paling

banyak adalah responden yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga

sebanyak 24 responden (51,1%) dan responden yang pekerjaanya pedagang

sebanyak 6 responden (47,9%), dan proporsi responden yang tingkat

pengetahuannya kurang adalah responden yang pekerjaanya sebagai ibu rumah

tangga sebanyak 14 responden (29,8%).

Berdasarkan penelitian sebelumnya (Banggo, 2018) tentang

DAGUSIBU yang memiliki tingkat pengetahuan paling banyak adalah yang

pengetahuannya cukup pada responden yang pekerjaanya petani/pedagang

sebanyak 28 responden (28,28%). Berbeda halnya pada hasil penlitian ini,

paling banyak adalah yang pengetahuannya cukup dengan pekerjaan sebagai

ibu rumah tangga sebanyak 24 responden (51,1%). Hal ini disebabkan karena

ibu rumah tangga mempunyai lebih banyak waktu dirumah sehingga lebih

memungkinkan banyak berinteraksi dengan orang disekelilingnya untuk

menambah wawasan dan pengetahuan. Pekerjaan merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, sehingga pekerjaan yang lebih banyak

berinteraksi dengan orang lain, maka akan lebih banyak pengetahuannya

dibandingkan orang yang tanpa interaksi (Agustini, 2013).


48

Tabel 4.11 Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Cara


Pembuangan Obat Yang Tepat
Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 17 27,0
Cukup 30 47,6
Kurang 16 25,4
Total 63 100
Sumber : data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.11 diperoleh bahwa responden yang mempunyai

tingkat pengetahuan paling banyak tentang cara pembuangan obat dalam

bentuk sediaan cair, setengah padat, dan padat termasuk dalam kategori

cukup sebanyak 30 responden (47,6%), namun masih ada yang tingkat

pengetahuannya kurang sebanyak 16 responden (25,4%). Banyaknya

responden yang mempunyai pengetahuan kurang dapat dipengaruhi oleh

faktor pendidikan, umur, dan pekerjaan seseorang. Orang yang

pendidikannya baik mempunyai kemampuan untuk menyerap dan

memahami pengetahuan yang diterimanya, maka semakian baik pendidikan

seseorang maka semakin mudah menyerap dan memahami pengetahuan

yang diterima. Umur mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang,

semakin tua umur seseorang maka pola pikir dan daya ingatnya semakin

baik, akan tetapi pada umur tertentu bertambahnya proses perkembangan

mental tidak secepat ketika umur yang produktif. Pada umur – umur tertentu

atau menjelang usia lanjut kemampuan menerima atau mengingat suatu

pengetahuan akan berkurang (Notoatmodjo, 2012). Pekerjaan yang banyak

berinteraksi dengan seseorang, maka akan lebih banyak pengetahuannya

dibandingkan orang yang tanpa interaksi (Agustini, 2013).


49

Hal ini menunjukan bahwa cukup banyak responden yang mengetahui

cara pembuangan obat, dengan persentase paling banyak adalah responden

yang menjawab cara pembuangan obat dalam bentuk sediaan cair sebesar

71,8%, sedangkan persentase pada cara pembuangan obat dalam bentuk semi

padat sebesar 58,8%, dan persentase terendah tetapi masih dalam katerogi

cukup cara pembuangan obat dalam bentuk padat sebesar 56%. Responden

beranggapan bahwa ketika membuang salep atau krim dan tablet atau kapsul

tidak perlu membuka bungkusnya dan menghancurkan terlebih dahulu, karena

tidak akan disalah gunakan. Kenyataannya obat yang langsung dibuang

ketempat sampah tanpa dirusak terlebih dahulu ataupun dipisahkan antara obat

dan kemasan dapat memicu penyalahgunaan oknum – oknum yang tidak

bertanggung jawab (BPOM, 2015). Adapun sebagian orang sudah tahu cara

membuang obat dengan memisahkan kemasan dan obatnya. Perlu adanya

himbauan pentingnya cara pembuangan obat yang tepat untuk mengurangi

penyalahgunaan obat – obat yang sudah tidak terpakai.


50

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa :

1. Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga tentang cara pembuangan obat

dalam bentuk cair sebanyak 71,8% dalam kategori cukup, cara

pembuangan obat dalam bentuk semipadat sebanyak 58,6% dalam

kategori cukup, dan cara pembuangan obat dalam bentuk padat

sebanyak 56% dalam kategori cukup.

2. Tingkat pengetahuan Ibu rumah tangga secara keseluruhan tentang

cara pembuangan obat yang tepat sebanyak 30 responden (47,6%)

dengan kategori cukup.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan yang telah dipaparkan sebelumnya,

adapun saran yang diajukan kepada pihak – pihak terkait dalam penelitian ini

antara lain :

1. Bagi petugas kesehatan perlu adanya penyuluhan tentang cara

pembuangan obat yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan.

2. Bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang sama

tentang cara pembuangan obat yang tepat tetapi di tempat yang

berbeda.
51

DAFTAR PUSTAKA

Agustini, F. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan. Medan : Unimed

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :


Rineka Cipta
Banggo, G. 2018. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Dagusibu Obat Di
Desa Ndetundora III Kabupaten Ende. Karya Tulis Ilmiah. Kupang :
Program Studi Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes

BPOM. 2015. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Pedoman Cara Ritel Pangan
Yang Baik Dipasarr Tradisional. Jakarta : BPOM
Budiman dan Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Dharmawati, A dan Wirata. 2016. Hubungan Tingkat Pendidikan, Umur, Dan
Masa Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Guru
Penjaskes Sd Di Kecamatan Tampak Siring Gianyar. Jurnal Kesehatan Gigi.
Denpasar : Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Hadisoewignyo, S dan Fudholi. 2013. Sediaan Solida. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

Hidayat, A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitaif. Jakarta :


Heats Books

Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.


Jakarta : Salemba Medika

Ikatan Apoteker Indonesia. 2014. Pedoman Pelaksanaan Gerakan Keluarga


Sadar Obat. Jakarta : PP IAI

Kartono, K. 2011. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Rajawaligrafindo


Persada

Lutfiyati, dkk. 2017. Pemberdayaan Kader PKK Dalam Penerapan DAGUSIBU


(Dapatkan, Gunakan, Simpan, Dan Buang) Obat Dengan Baik Dan Benar.
Jurnal. Magelang : DIII Farmasi Universitas Muhammadiyah
Mulyawati, dkk. 2013. Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta :
NuhaMedika
52

Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta


Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Nuryeti, Y dan Ilyas, Y. 2018. Pengelolaan Obat Kadaluwarsa Dalam Upaya
Pengendalian Pencemaran Lingkungan di Puskesmas Wilayah Kerja Kota
Serang. Jurnal. Jakarta : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
Peraturan Daerah Kabupaten Tegal. 2009. Undang-Undang No. 5 Tahun 2009
Tentang Pedoman Pembentukan, Penghapusan, Penggabungan, Desa
Dann Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan. Tegal
Prayitno. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian
dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta : Gaya
Medika
Republik Indonesia. 2009. Undang-undang Republik Inonesia No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan. Jakarta Sekertariat Negara
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.

Robiyanto, dkk. 2018. Analisis Pengaruh Tingkat Pengetahuan Masyarakat


Terhadap Tindakan Swamedikasi Diare Akut Di Kecamatan Pontianak
Timur. Jurnal. Pontianak : Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta


Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung :
Alfabeta
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :
Alfabet
Supardi, S dan Surahman. 2014. Metodologi Penelitian untuk Mahasiswa
Farmasi. Jakarta : Trans Indo Media
Wardani, dkk. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Pengetahuan Kader Kesehatan Tentang Thalassaemia Di Kecamatan
Sumbang Kabupaten Banyumas. Jurnal Kesmasindo. Purwokerto : Jurusan
Kesehatan Masyarakat UNSOED
53

Wawan, A. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta.
54

LAMPIRAN
55

Lampiran 1. Surat Pengambilan Data

Kepada Yth.
Lurah Desa Slawi Wetan, Kb Tegal

Di

Tempat

Lampiran 2. Surat Balasan Pengambilan Data


56

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Responden


57

Tanggal :

Nomor :

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

(Informed Consent)

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal,

Nama : Tanisa Difa Ardiyanti

NIM : 17080091

Bermaksud akan melaksanakan penelitan tentang “Tingkat Pengetahuan

Ibu Rumah Tangga Tentang Cara Pembuangan Obat Yang Tepat Di Desa

Slawi Wetan”. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti meminta kesediaan

saudari untuk mengisi kuesioner ini dengan menandatangani kolom dibawah

ini. Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terimakasih.

Responden Peneliti

( ) ( )

Lampiran 4. Identitas Responden


58

1. IDENTITAS RESPONDEN

Berilah tanda (√) pada jawaban yang anda pilih.

Nama Responden :

No. Responden :

Tanggal Pengisian :

Umur Responden :

Tempat Tinggal : ( ) RT 17/06

( ) RT 20/07

Pendidikan : ( ) SD

( ) SMP

( ) SMA/SMK

( ) PT

Pekerjaan : ( ) Ibu rumah tangga


( ) Pegawai Negeri Sipil
( ) Pedagang
59

Lampiran 5. Kuesioner

1. Pernyataan

a. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap item dari pertanyaan.

b. Berilah tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar.

No Pernyataan Benar Salah


1 Obat merupakan zat yang dapat menyembuhkan,
memulihkan, dan menghilangkan rasa sakit
2 Apabila membuang obat yang tidak tepat dapat
disalahgunakan
3 Melepaskan logo atau label obat terlebih dahulu
sebelum dibuang dapat mencegah
penyalahgunaan
4 Sediaan sirup dan eliksir termasuk bentuk sediaan
cair
5 Sediaan sirup yang telah dibuka dalam jangka
waktu 1-2 bulan maka harus dibuang
6 Botol atau wadah sirup yang sudah tidak
digunakan dibuang langsung ketempat sampah
7 Sediaan obat sirup yang berubah warna, bau dan
tekstur maka masih dapat digunakan
8 Sediaan salep atau krim dibuang ketika sudah
berubah warna, bau dan sediaan memisah antara
dua fase
9 Sediaan salep yang rusak dan kadaluwarsa
langsung dibuang ketempat sampah
10 Kemasan salep atau krim dihancurkan terlebih
dahulu sebelum dibuang
60

11 Salep atau krim sebelum dibuang isinya


dipisahkan dari wadahnya
12 Sediaan tablet yang rusak dan kadaluwarsa
langsung dibuang ketempat sampah
13 Sediaan kapsul sebelum dibuang cangkang
kapsulnya dibuka terlebih dahulu
14 Sediaan tablet atau kapsul yang telah berubah
warna dan bentuk maka harus dibuang
15 Tablet yang masih utuh dibuka bungkusnya
terlebih dahulu sebelum dibuang
61

Lampiran 6. Jawaban Data Responden

Responden Tempat Umur Pendidikan Pekerjaan


Tinggal (Tahun)
1 RT 17/06 27 SD Ibu Rumah Tangga
2 RT 17/06 45 SMP Ibu Rumah Tangga
3 RT 17/06 50 SMP Pedagang
4 RT 17/06 34 SMA/SMK Pedagang
5 RT 17/06 53 SD Ibu Rumah Tangga
6 RT 17/06 32 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
7 RT 17/06 40 SMP Ibu Rumah Tangga
8 RT 17/06 56 SD Ibu Rumah Tangga
9 RT 17/06 37 SMP Ibu Rumah Tangga
10 RT 17/06 39 SMP Ibu Rumah Tangga
11 RT 17/06 46 SMP Ibu Rumah Tangga
12 RT 17/06 31 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
13 RT 17/06 27 SMP Ibu Rumah Tangga
14 RT 17/06 40 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
15 RT 17/06 25 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
16 RT 17/06 45 SMA/SMK Pedagang
17 RT 17/06 45 SD Ibu Rumah Tangga
18 RT 17/06 34 SMP Ibu Rumah Tangga
19 RT 17/06 42 SD Ibu Rumah Tangga
20 RT 17/06 24 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
21 RT 17/06 32 SD Ibu Rumah Tangga
22 RT 17/06 47 SMP Pedagang
23 RT 17/06 32 SD Ibu Rumah Tangga
24 RT 17/06 38 SMP Pedagang
25 RT 17/06 39 SMP Ibu Rumah Tangga
26 RT 17/06 52 SD Ibu Rumah Tangga
27 RT 17/06 33 SD Ibu Rumah Tangga
28 RT 17/06 55 SD Ibu Rumah Tangga
29 RT 17/06 51 SD Ibu Rumah Tangga
30 RT 17/06 28 SD Ibu Rumah Tangga
31 RT 17/06 23 SMP Pedagang
32 RT 17/06 26 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
33 RT20/07 46 SD Ibu Rumah Tangga
34 RT20/07 35 SMA/SMK Pedagang
35 RT20/07 29 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
62

36 RT20/07 51 SD Ibu Rumah Tangga


37 RT20/07 31 SMA/SMK Pedagang
38 RT20/07 47 SD Ibu Rumah Tangga
39 RT20/07 49 SD Ibu Rumah Tangga
40 RT20/07 49 SD Ibu Rumah Tangga
41 RT20/07 53 SMP Ibu Rumah Tangga
42 RT20/07 45 SMA/SMK PNS
43 RT20/07 45 SMA/SMK PNS
44 RT20/07 43 SD Pedagang
45 RT20/07 34 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
46 RT20/07 33 SMP Pedagang
47 RT20/07 40 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
48 RT20/07 44 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
49 RT20/07 43 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
50 RT20/07 46 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
51 RT20/07 60 SD Ibu Rumah Tangga
52 RT20/07 31 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
53 RT20/07 28 SMP Pedagang
54 RT20/07 56 SD Pedagang
55 RT20/07 35 SMP Ibu Rumah Tangga
56 RT20/07 25 SMP Pedagang
57 RT20/07 45 SMP Ibu Rumah Tangga
58 RT20/07 30 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
59 RT20/07 27 SMP Ibu Rumah Tangga
60 RT20/07 31 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
61 RT20/07 34 SMA/SMK Ibu Rumah Tangga
62 RT20/07 56 SMA/SMK Pedagang
63 RT20/07 43 SD Ibu Rumah Tangga
63

Lampiran 7. Hasil SPSS Karakteristik Responden


Pengetahuan

Frequenc Cumulative
y Percent Valid Percent Percent

Valid 76%-100% 17 27,0 27,0 27,0

56%-75%
30 47,6 47,6 74,6

<56% 16 25,4 25,4 100,0

Total 63 100,0 100,0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 21-40 36 57,1 57,1 57,1

41-60 27 42,9 42,9 100,0

Total 63 100,0 100,0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 21 33,3 33,3 33,3

SMP 19 30,2 30,2 63,5

SMA 23 36,5 36,5 100,0

Total 63 100,0 100,0


64

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 47 74,6 74,6 74,6

PNS 2 3,2 3,2 77,8

Pedagang 14 22,2 22,2 100,0

Total 63 100,0 100,0


65

Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

P1 Pearson Correlation ,165

Sig. (2-tailed) ,385

N 30

P2 Pearson Correlation -,137

Sig. (2-tailed) ,471

N 30

P3 Pearson Correlation -,132

Sig. (2-tailed) ,487

N 30

P4 Pearson Correlation ,254

Sig. (2-tailed) ,176

N 30

P5 Pearson Correlation ,134

Sig. (2-tailed) ,481

N 30

P6 Pearson Correlation -,062

Sig. (2-tailed) ,744

N 30

P7 Pearson Correlation ,106

Sig. (2-tailed) ,578

N 30

P8 Pearson Correlation ,015

Sig. (2-tailed) ,939

N 30

P9 Pearson Correlation ,047

Sig. (2-tailed) ,805

N 30

P10 Pearson Correlation ,515

Sig. (2-tailed) ,004

N 30
66

P11 Pearson Correlation ,517

Sig. (2-tailed) ,003

N 30

P12 Pearson Correlation -,012

Sig. (2-tailed) ,949

N 30

P13 Pearson Correlation ,205

Sig. (2-tailed) ,278

N 30

P14 Pearson Correlation ,156

Sig. (2-tailed) ,412

N 30

P15 Pearson Correlation ,049

Sig. (2-tailed) ,798

N 30

P16 Pearson Correlation ,166

Sig. (2-tailed) ,380

N 30

P17 Pearson Correlation ,159

Sig. (2-tailed) ,401

N 30

P18 Pearson Correlation ,373

Sig. (2-tailed) ,042

N 30

P19 Pearson Correlation ,095

Sig. (2-tailed) ,619

N 30

P20 Pearson Correlation ,049

Sig. (2-tailed) ,798

N 30
67

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

,749 ,750 20
68

Lampiran 9. Pengambilan Data

Gambar Keterangan

Responden RT 17/RW 06 Mengisi

lembar pernyataan kuesioner

Responden RT 17/RW 06 Mengisi

lembar pernyataan kuesioner

Responden RT 20/RW 07 Mengisi

lembar pernyataan kuesioner


69

CURICULUM VITAE

Nama : TANISA DIFA ARDIYANTI


Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 8 Juni 1999
Alamat : Jl. Serayu Rt 17/Rw 06 Slawi Wetan, Slawi,
Kab.Tegal
Email : tanisadifa88@gmail.com
No. HP : 085213751963
SD : SDN 01 Slawi Wetan
SMP : MTs. N Slawi
SMA : MAN Babakan
DIII : Politeknik Harapan Bersama Tegal
Judul KTI : Tingkat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Cara Pembuangan Obat Yang Tepat Di Desa
Slawi Wetan.
Nama Orangtua
Nama Ayah : Soleh
Nama Ibu : Purbiyanti
Alamat Orangtua : Jl. Serayu Rt 17/Rw 06 Slawi Wetan, Slawi,
Kab.Tegal
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Pedagang

Anda mungkin juga menyukai