Contoh Teks Monolog Penyesalanku PENYESA
Contoh Teks Monolog Penyesalanku PENYESA
Contoh Teks Monolog Penyesalanku PENYESA
PENYESALANKU
by: Muhammad Hidayat
Saat ini aku sudah berumur 25 tahun... aku seorang pengusaha yang sukses di Negaraku,
tentu hal ini semua aku dapatkan dari doaku dan usahaku, bahkan orang tuaku tak lepas dari
ini semua... hari ini adalah tepat 8 tahun saat kejadian itu terjadi... sampai sekarang bahkan
kenangan itu tidak bisa hilang dari ingatanku.
8 tahun yang lalu saat itu aku bukanlah orang yang semapan ini... aku hanyalah orang yang
hidup dalam ambang kemiskinan... ayahku hanya seorang tukang kayu yang hanya
mengumpulkan kayu hasil pencariannya kemudian dibuat menjadi arang... yang akan dijual
oleh ibuku. Keluarga kami benar-benar berada dibawah garis kemiskinan saat itu. Saat itu
aku sudah menjadi seorang remaja layaknya teman”ku yang lain, tentu bagi seorang remaja
kita mempunyai banyak kebutuhan.. tidak terkecuali teman”ku... saat itu aku cemburu dengan
apa yang dimili oleh teman” ku mereka sudah menggunakan apa yang di maksud dengan
komputer... sedangkan aku bahkan belum memiliki komputer saat itu... di sekolah teman”
sering meledekku... sering mencaciku... karena hal sepele itu.. tetapi lama kelamaan aku
muak dengan semua itu.
Akhirnya saat makan malam dirumah. Aku memberanikan diriku untuk memberitahu mereka
bahwa aku menginginkan sebuah komputer... tetapi... jawaban mereka tidak sesuai dengan
apa yang aku harapkan bahkan saat itu aku dibentak, aku dicaci oleh kedua orang tua ku...
saat itu pula emosiku sudah mencapai pada batasnya... ku obrak abrik ruang makan... aku
membentak mereka berdua... dengan penuh emosi... dan saat itu aku langsung memasuki
kamar tidurku... ku kunci pintu kamar ku agar mereka tidak bisa masuk. Emosi bahkan
membuatku insomnia, aku sulit untuk memejamkan mata... tapi saat di temta tidur aku
merenung.... sebenarnya yang salah adalah diriku yang meminta terlalu banayak kepada
mereka, padahal kami hanyalah keluarga yang miskin, aku menyesali perbuatanku itu dan
kuputuskan untuk meminta maaf kepada mereka esok sebelum aku kesekolah, dan akhirnya
aku tertidur.
Matahari pagi membuatku terbangun... tetapi ada yang salah dengan pagi ini... cahaya
matahari terasa sangat panas... kubuka mataku dan melihat kejendela.. ternyata kotaku saat
itu telah terbakar habis.... aku tak tahu apa yang menyebabkan ini semua terjadi... kudengar
suara tembakan... dan kulihat lebih jelas.. ternyata pemberontakan terjadi... ini adalah
pemberontakan akibat politik... banyak orang bersenjata yang berkeliaran diluar... kemudian
aku berlari membuka pintu kamarku... saat pintu kamar ku tebuka... kulihat ibuku
bersembunyi ketakutan dibawah meja... dan tiba” seseorang masuk dan menembaki ibuku, di
depan ku... aku sempat termenung tak percaya melihat itu semua... ku lihat orang itu dan ia
langsung berlari entah kemana.... dengan rasa panik aku kemudian berlari menuju ketempat
ibuku... ia sudah terbaring lemas... ia terkena tembakan di bagian perutnya... kupegang luka
itu... dan kupeluk ibuku.. ibuku kemudian membisikkan seseuatu ke telingaku.. ia berkata “
siapapun yang melakukan ini jangan pernah berfikir untu membalas dendam, nak” aku
teridam... aku panik saat itu... dengan darah mengalir tanpa henti dari luka ibuku... kulihat
tangan ku... bahkan tubuhku penuh dengan darah ibuku... sebelum aku mengucapkan kata
maafku padanya... ia ternyata sudah tidak bernafas lagi... sketika rauk tangisku pecah... aku
berteriak... MENGAPA... MENGAPA ENGKAU MENCABUTNYA DARIKU... YA
ALLAH... MENGAPA HARUS IA MATI DI TANGANKU... BAHKAN AKU BELUM
SEMPAT MEMINTA MAAF KEPADANYA YA ALLAH... MENGAPA YA ALLAH...
MENGAPA AKU HARUS MEMBENTAK MEREKA SEMALAM... YA ALLAH
KUMOHON MAAFKANLAH DIRIKU INI YA ALLAH....
Emosiku sekali lagi pecah.... ku ingin mencari orang yang telah membunuh ibuku... bahkan
aku tak tahu ayahku sekarang berada di mana... kemudian ku ambil sebuah kapak yang
berada di rumah... aku berlari keluar rumah.. mencari orang yang aku tidak ketahui
identitasnya... kulihat seseorang berlindung di sebuah pohon... dengan emosi sebesar ini aku
kemudain berlari mengampirinya dan kutebas tubuhnya.... ia kemudian berlmuran darah...
setelah kulihat... aku tak percaya yang ku tebas ternyata adalah ayahku sendiri... aku tak tahu
apa yang harus kulakukan saat itu... akhirnya kurangkul dia... dan saat kurangkul ia bertanya..
apakah aku suatu saat nanti ingin menjadi seseorang yang sukses..?? aku kemudain menjawab
dengan kata iya... ia kemudian memberitahuku bahwa jangan pernah meyensali perbuatanku..
dan akhirnya ia sudah tidak bernyawa lagi... aku panik... aku tak tahu apa yang harus aku
lakukan... sebelumnya ibuku mati dihadapnku.. dan sekarang ayahku mati ditanganku... sekali
lagi tangisku pecah... aku merasa bersalah... aku merasa bodoh... melakukan ini semua... aku
tak bisa hidup dengan penuh penyesalan seperti ini... akhirnya kudengar suara sirine... aku
percaya itu adalah petugas kepolisian yang datang membantu saat aku berjalan kesana... tak
sadar ada seseorang yang telah menembakku dari belakang... aku sekarat... aku rela jika aku
mati di tempat ini... aku sudah tidak bisa hidup di dunia ini dengan penuh penyesalan...
kemudian ku ingat kata” ayahku... bahwa aku tidaklah harus menyesali ini semua... aku harus
bejuang agar bisa hidup dan sukse... dan akhirnya tak lama kemudian kulihat seseorang dan
ia mengangkatku ke sebuah mobil.... dan akhirnya kutup mataku.
Saat kubuka mataku aku ternyata berada di sebuah rumah sakit. Dan saat itu kurenungkan
semua perbuatanku.... dan akan kuperbaiki semua kesalahan yang pernah aku perbuat... aku
berjanji pada diriki bahwa suatu saat nanti aku akan membuat orang tuaku bangga terhdapaku
walaupun mereka telah tiada... setidaknya inilah caraku agar meminta maaf kepada mereka
walaupun mereka telah tiada.