MAKALAH - Geografi Ekonomi
MAKALAH - Geografi Ekonomi
MAKALAH - Geografi Ekonomi
Di Susun Oleh
Istian Haluti(4514200)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Asesment Pembelajaran.
Makalah ini berisikan tentang seluruh materi dari Asesment Pembelajaran.
Harapan kami, makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kami akan ilmu-
ilmu sosial budaya didalam masyarakat dan dapat diterapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang telah banyak membantu. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
banyak kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
kami menerima Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini serta guna
penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah merupakan suatu area yang mempunyai arti (meaningful),
karena adanya masalah- masalah yang ada di dalamnya, khususnya masalah yang
menyangkut sosial ekonomi (wilayah bukan sekedar areal dengan batasbatas
tertentu). Menurut Murty, merupakan suatu area geografis, teritorial atau tempat
yang dapat berwujud suatu negara, bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan dan
perdesaan yang memiliki satu kesatuan ekonomi, politik sosial, administrasi, iklim
hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian (2000).
Perkembangan ekonomi suatu daerah tidak terlepas dari daerah di
sekitarnya, wilayah sebagai subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas.
Sebuah kabupaten atau kota yang bersangkutan, juga perlu memperhatikan paling
tidak bagaimana perkembangan daerah di sekitarnya (interregional planning)
(Sumarmi dan Amirudin.2014). Perkembangan ekonomi (development) berawal
pada suatu lingkungan sosial, politik dan teknologi yang menunjang kreativitas
para wiraswasta. Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas
produksi dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang
ekonomi kepada penduduknya (Kuznet). Menurut Kuncoro (2004). Ekonom
klasik mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu 1). Jumlah penduduk, 2) jumlah stok
barang dan modal, 3) luas tanah dan kekayaan alam, 4) tingkat teknologi yang
digunakan. Menurut Boediono (dalam Pambudi 2013) pertumbuhan ekonomi
merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
Istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan
secara bergantian, tetapi mempunyai magsud yang sama, terutama dalam
pembicaraan-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Dikatakan ada
“pertumbuhan ekonomi” apabila terdapat banyak output, dan ada “perkembangan
“ atau “pembangunan” ekonomi kalau tidak hanya terdapat lebih banyak output
yang lebih banyak itu. pertumbuhan dapat meliputi input lebih banyak dan efisien,
yaitu adanya kenaikan output per satuan input; dengan kata lain, dengan satuan
input tertentu dapat menghasilkan output yang lebih baik. (Irawan dan
Suparmoko, 2008). Menurut Schumter (dalam Boediono,1992), berpendapat
bahwa sumber kemajuan ekonomi yang lebih penting adalah perkembangan
ekonomi ini. Karena sumber perkembangan ekonomi adalah inovasi, maka proses
perkembangan ekonomi ini tidak besifat reguler, tetapi bersifat random. Dari
waktu ke waktu timbul “letusan” inovasi yang meningkatkan output secara
kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi pada
dasarnya adalah sama-sama mempunyai tujuan meningkatkan output pada
masyarakat, dengan proses penambahan faktor produksi untuk pertumbuhan
ekonomi dan pemanfaatan inovasi untuk perkembangan ekonomi, sehingga
pengukuran hasilnya dapat menggunakan metode yang sama.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di Atas maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah : Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Ruang Lingkup Spasial
Regional?
1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah Di Atas Maka Tujuan nya Adalah Dapat
Mengetahui Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam Ruang Lingkup Spasial
Regional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Regional
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampu- an orang
medapatkannya terbatas. Ilmu Eknomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi wilayah
adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan
unsur perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Sebetulnya sangat sulit
meletakkan posisi ilmu ekonomi regional dalam kaitannya dengan ilmu lain,
terutama dengan ilmu bumi ekonomi (economic geography). Hal inilah yang me-
nyebabkan banyak buku ilmu ekonomi regional tidak memberikan definisi tentang
ilmu tersebut. Ilmu bumi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari keberadaan
suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya bereaksi atas
kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari gejala-gejala dari suatu
kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi sehingga ditemukan
prinsip-prinsip peng- gunaan ruang yang berlaku umum. Prinsip-prinsip ini dapat
dipakai dalam membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang wilayah yang
efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai. Hal-hal yang
dibahas dalam ilmu bumi ekonomi, antara lain menge- nai teori lokasi.
Dengan demikian perlu dipertanyakan apakah ilmu ekonomi regional
masih memiliki bidang yang dapat digarapnya yang berbeda dengan bidang yang
telah digarap oleh ilmu lain. Jawabnya adalah, ya, ilmu bumi ekonomi menggarap
kegiatan itu secara indivi- dual, yaitu mempelajari dampak satu atau sekelompok
kegiatan di satu lokasi terhadap kegiatan lain di lokasi lain atau bagaimana ki-
nerja kegiatan di lokasi itu sebagai akibat dekat atau jauhnya lokasi itu dari lokasi
kegiatan lain, tetapi lokasi tersebut saling berhubungan atau berinteraksi. Ilmu
ekonomi regional tidak membahas kegiatan indivi- dual melainkan menganalisis
suatu wilayah atau bagian wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai
wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu
kebijakan yang dapat mem- percepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Baik
ilmu bumi eko- nomi maupun ilmu ekonomi maupun ilmu ekonomi wilayah
menge- nal dan mempergunakan beberapa istilah yang sama, misalnya wilayah
nodal, wilayah homogen, kota dan wilayah belakangnya, tetapi dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Masalah yang pelik adalah bahwa para pemikir
pertama tentang ekonomi dan lokasi seperti Von Thunen (18- 26), Weber (1929),
Ohlin (1939) dan Losch (1954) dianggap sebagai pemberi landasan teori, baik
bagi ilmu bumi ekonomi maupun bagi ilmu ekonomi regional.
Walaupun begitu, keduanya masih bisa dibeda- kan, yaitu yang satu
melihatnya dari segi kegiatan individual sedangkan yang lain melihatnya dari segi
wilayah. Kalaupun ada perincian lebih lanjut hanya sebatas sektor (kumpulan
kegiatan sejenis) dan bukan kegiatan individual. Unit analisis ekonomi regional
adalah wilayah atau- pun sektor dan bukan kegiatan individual.Ilmu ekonomi
regional termasuk salah satu cabang yang baru dari ilmu ekonomi. Cabang ilmu
ekonomi lain yang terakhir berkem- bang adalah ilmu ekonomi lingkungan
sebagai pecahan dari ilmu eko- nomi regional. Pemikiran ke arah ekonomi
regional secara sepotong- sepotong dicetuskan oleh Von Thunen (1826), Weber
(1929), Ohlin (1939) dan Losch (1954)
Arzaghi, M., dan Henderson, J.V., 2005, “Why Country are Fiscally
Desentralizing”, Journal of Public Economics, Vol.89, 2005, 1.157-
1.189.
Azis, I.J., 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di In donesia,
LPFE UI.
Bendavid-Val, Avrom, 1991, Regional and Local Economic Analysis for
Practitioners, Fourth Edition, Praeger Publishers, New York
Blakely, E.J., 1994, Planning Local Economic Development; Theory and
Practice, Second edition, Sage Publication.
Boediono,1985, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yokyakarta, BPEF. Bryson, J.P.,
dan Cornia, G,C., “Fiscal Desentralization in Economic
Transformation: The Czech and Slovak”, EuropeAsia Studies, Vol. 52, No.3,
2000, 507-522.
Caporaso, James A. Dan David P. Levine, 1992, Theories of Political Economy,
Cambridge University Press, USA.
Chandra, Rajesh. 1992. Industrialization and Development in The Third World.
Chapman and Hall, New York
Otto, A., Hall, J. W., Hickford, A. J., Nicholls, R. J., Alderson, D., Barr, S., &
Tran, M. (2014). A Quantified System-of-Systems Modeling Framework
for Robust National Infrastructure Planning. IEEE Systems Journal,
10(2), 385–396. https:// doi.org/10.1109/jsyst.2014.2361157
Panennungi, M. A., & Xu, N. (2017). Perekonomian Indonesia dalam Tujuh
Neraca Makroekonomi (1st ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Prasetyo, R. B., & Firdaus, M. (2009). Pengaruh Infrastruktur Pada Pertumbuhan
Ekonomi Wilayah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan
Pembangunan, 2, 222–236