Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

MAKALAH - Geografi Ekonomi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STUDI PERTUMBUHAN EKONOMI SPASIAL REGIONAL

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Geografi Ekonomi


Dosen Pengampuh : M.Iqbal Liayong Pratama,S.Pd.,S.Pd.I.,M.Pd

Di Susun Oleh

Sry Rahayu Kaino (451420017)

Istian Haluti(4514200)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Asesment Pembelajaran.
Makalah ini berisikan tentang seluruh materi dari Asesment Pembelajaran.
Harapan kami, makalah ini dapat meningkatkan pemahaman kami akan ilmu-
ilmu sosial budaya didalam masyarakat dan dapat diterapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Tentunya dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak
yang telah banyak membantu. Oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih
banyak kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna, oleh karena itu
kami menerima Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun.
Selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini serta guna
penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua.

Gorontalo , 13 Februari 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah merupakan suatu area yang mempunyai arti (meaningful),
karena adanya masalah- masalah yang ada di dalamnya, khususnya masalah yang
menyangkut sosial ekonomi (wilayah bukan sekedar areal dengan batasbatas
tertentu). Menurut Murty, merupakan suatu area geografis, teritorial atau tempat
yang dapat berwujud suatu negara, bagian, provinsi, distrik (kabupaten), dan dan
perdesaan yang memiliki satu kesatuan ekonomi, politik sosial, administrasi, iklim
hingga geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan atau kajian (2000).
Perkembangan ekonomi suatu daerah tidak terlepas dari daerah di
sekitarnya, wilayah sebagai subsistem spasial dalam lingkup yang lebih luas.
Sebuah kabupaten atau kota yang bersangkutan, juga perlu memperhatikan paling
tidak bagaimana perkembangan daerah di sekitarnya (interregional planning)
(Sumarmi dan Amirudin.2014). Perkembangan ekonomi (development) berawal
pada suatu lingkungan sosial, politik dan teknologi yang menunjang kreativitas
para wiraswasta. Pertumbuhan ekonomi adalah proses peningkatan kapasitas
produksi dalam jangka panjang dari suatu negara untuk menyediakan barang
ekonomi kepada penduduknya (Kuznet). Menurut Kuncoro (2004). Ekonom
klasik mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu 1). Jumlah penduduk, 2) jumlah stok
barang dan modal, 3) luas tanah dan kekayaan alam, 4) tingkat teknologi yang
digunakan. Menurut Boediono (dalam Pambudi 2013) pertumbuhan ekonomi
merupakan proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang.
Istilah pertumbuhan, perkembangan dan pembangunan sering digunakan
secara bergantian, tetapi mempunyai magsud yang sama, terutama dalam
pembicaraan-pembicaraan mengenai masalah ekonomi. Dikatakan ada
“pertumbuhan ekonomi” apabila terdapat banyak output, dan ada “perkembangan
“ atau “pembangunan” ekonomi kalau tidak hanya terdapat lebih banyak output
yang lebih banyak itu. pertumbuhan dapat meliputi input lebih banyak dan efisien,
yaitu adanya kenaikan output per satuan input; dengan kata lain, dengan satuan
input tertentu dapat menghasilkan output yang lebih baik. (Irawan dan
Suparmoko, 2008). Menurut Schumter (dalam Boediono,1992), berpendapat
bahwa sumber kemajuan ekonomi yang lebih penting adalah perkembangan
ekonomi ini. Karena sumber perkembangan ekonomi adalah inovasi, maka proses
perkembangan ekonomi ini tidak besifat reguler, tetapi bersifat random. Dari
waktu ke waktu timbul “letusan” inovasi yang meningkatkan output secara
kuantitatif dan kualitatif. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan ekonomi pada
dasarnya adalah sama-sama mempunyai tujuan meningkatkan output pada
masyarakat, dengan proses penambahan faktor produksi untuk pertumbuhan
ekonomi dan pemanfaatan inovasi untuk perkembangan ekonomi, sehingga
pengukuran hasilnya dapat menggunakan metode yang sama.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di Atas maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah : Bagaimana Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Ruang Lingkup Spasial
Regional?
1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah Di Atas Maka Tujuan nya Adalah Dapat
Mengetahui Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dalam Ruang Lingkup Spasial
Regional
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi Regional
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya yang ketersediaannya atau kemampu- an orang
medapatkannya terbatas. Ilmu Eknomi Regional (IER) atau ilmu ekonomi wilayah
adalah suatu cabang dari ilmu ekonomi yang dalam pembahasannya memasukkan
unsur perbedaan potensi satu wilayah dengan wilayah lain. Sebetulnya sangat sulit
meletakkan posisi ilmu ekonomi regional dalam kaitannya dengan ilmu lain,
terutama dengan ilmu bumi ekonomi (economic geography). Hal inilah yang me-
nyebabkan banyak buku ilmu ekonomi regional tidak memberikan definisi tentang
ilmu tersebut. Ilmu bumi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari keberadaan
suatu kegiatan di suatu lokasi dan bagaimana wilayah sekitarnya bereaksi atas
kegiatan tersebut. Ilmu bumi ekonomi mempelajari gejala-gejala dari suatu
kegiatan yang bersangkut paut dengan tempat atau lokasi sehingga ditemukan
prinsip-prinsip peng- gunaan ruang yang berlaku umum. Prinsip-prinsip ini dapat
dipakai dalam membuat kebijakan pengaturan penggunaan ruang wilayah yang
efektif dan efisien berdasarkan tujuan umum yang hendak dicapai. Hal-hal yang
dibahas dalam ilmu bumi ekonomi, antara lain menge- nai teori lokasi.
Dengan demikian perlu dipertanyakan apakah ilmu ekonomi regional
masih memiliki bidang yang dapat digarapnya yang berbeda dengan bidang yang
telah digarap oleh ilmu lain. Jawabnya adalah, ya, ilmu bumi ekonomi menggarap
kegiatan itu secara indivi- dual, yaitu mempelajari dampak satu atau sekelompok
kegiatan di satu lokasi terhadap kegiatan lain di lokasi lain atau bagaimana ki-
nerja kegiatan di lokasi itu sebagai akibat dekat atau jauhnya lokasi itu dari lokasi
kegiatan lain, tetapi lokasi tersebut saling berhubungan atau berinteraksi. Ilmu
ekonomi regional tidak membahas kegiatan indivi- dual melainkan menganalisis
suatu wilayah atau bagian wilayah secara keseluruhan atau melihat berbagai
wilayah dengan potensinya yang beragam dan bagaimana mengatur suatu
kebijakan yang dapat mem- percepat pertumbuhan ekonomi seluruh wilayah. Baik
ilmu bumi eko- nomi maupun ilmu ekonomi maupun ilmu ekonomi wilayah
menge- nal dan mempergunakan beberapa istilah yang sama, misalnya wilayah
nodal, wilayah homogen, kota dan wilayah belakangnya, tetapi dengan
pendekatan yang berbeda-beda. Masalah yang pelik adalah bahwa para pemikir
pertama tentang ekonomi dan lokasi seperti Von Thunen (18- 26), Weber (1929),
Ohlin (1939) dan Losch (1954) dianggap sebagai pemberi landasan teori, baik
bagi ilmu bumi ekonomi maupun bagi ilmu ekonomi regional.
Walaupun begitu, keduanya masih bisa dibeda- kan, yaitu yang satu
melihatnya dari segi kegiatan individual sedangkan yang lain melihatnya dari segi
wilayah. Kalaupun ada perincian lebih lanjut hanya sebatas sektor (kumpulan
kegiatan sejenis) dan bukan kegiatan individual. Unit analisis ekonomi regional
adalah wilayah atau- pun sektor dan bukan kegiatan individual.Ilmu ekonomi
regional termasuk salah satu cabang yang baru dari ilmu ekonomi. Cabang ilmu
ekonomi lain yang terakhir berkem- bang adalah ilmu ekonomi lingkungan
sebagai pecahan dari ilmu eko- nomi regional. Pemikiran ke arah ekonomi
regional secara sepotong- sepotong dicetuskan oleh Von Thunen (1826), Weber
(1929), Ohlin (1939) dan Losch (1954)

2.2 Teori Perkembangan Dan Pertumbuhan Ekonomi Regional


Perkembangan ekonomi merupakan kata lain dari pertumbuhan ekonomi,
tujuan keduanya sama yaitu adanya peningkatan output/produksi pada
masyarakat. Menurut teori Schumpeter dalam Boediono (1992) mengatakan ,
pertumbuhan ekonomi (growth) dan perkembangan ekonomi (development)
keduanya adalah sumber dari peningkatan output masyarakat tetapi masingmasing
mempunyai sifat yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai
peningkatan output pada masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya
jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa
adanya perubahan cara-cara atau “teknologi” rpoduksi itu sendiri. Menurut
Schumpeter yang lebih menarik dan lebih penting adalah kenaikan output yang
bersumber dari perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi adalah kenaikan
output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta.
Perkembangan ekonomi merupakan sumber kemajuan ekonomi secara historis
paling penting. Sejarah perkembangan ekonomi adalah sejarah kreatifitas
manusia. pada gambar berikut disajikan skema proses kemajuan ekonomi menurut
Boediono (1992) .
Dalam melaksanakan pembangunan diperlukan landasan teori yang
mampu menjelaskan korelasi antara fakta fakta yang diamati, sehingga dapat
menjadi kerangka orientasi untuk analisis dan membuat ramalan terhadap gejala-
gejala baru yang diperkirakan akan terjadi. Dengan makin majunya studi-studi
pembangunan ekonomi, banyak teori telah diintroduksikan. Dalam pembangunan
wilayah, banyak teori dapat digunakan sebagai landasan untuk menjelaskan
pentingnya pem- bangunan wilayah.
Pembangunan wilayah (regional) merupakan fungsi dari potensi sumber
daya alam, tenaga kerja dan sumber daya manusia, investasi modal, prasarana dan
sarana pembangunan, transportasi dan ko- munikasi, komposisi industri,
teknologi, situasi ekonomi dan per- dagangan antarwilayah, kemampuan
pendanaan dan pembiayaan pembangunan daerah, kewirausahaan
(kewiraswastaan), kelembagaan daerah dan lingkungan pembangunan secara luas.
Semua faktor di atas adalah penting, tetapi masih dianggap terpisah-pisah satu
sama lain, dan belum menyatu sebagai komponen yang membentuk basis untuk
penyusunan teori pembangunan wilayah regional secara komprehensif.
Dalam pembangunan ekonomi wilayah (regional) dapat dikemuka- kan
beberapa teori yang penting, yakni (i) pemikiran-pemikiran me- nurut beberapa
aliran dalam ilmu ekonomi (misalnya Klasik, Neo- klasik, Harrod-Domer, Keynes
dan Pasca Keynes), teori basis ekspor, teori sektor, struktur industri dan
pertumbuhan wilayah, dan teori kausasi kumulatif. Selanjutnya akan dibahas pula
teori lokasi dan aglo- merasi, teori tempat sentral, teori kutub pertumbuhan, dan
teori pem- bangunan polarisasi.
Tantangan bagi ekonomi regional yakni dapat di nyata kan bahwa
pengetahuan mengenai gejala-gejala ekonomi akan menjadi lebih pen- ting dan
nyata apabila faktor tata ruang diintroduksikan sebagai suatu variabel tambahan
dalam kerangka teori ekonomi. Secara eksplisit pertimbangan mengenai
pentingnya dimensi tata ruang tersebut meliputi lima persoalan utama ekonomi
wilayah .

2.3 Pola Persebaran Pertumbuhan Ekonomi Regional


Secara umum pertumbuhan Ekonomi Regional memperlihatkan pola
persebaran yang cukup seimbang . Dilihat dari sudut pandang Kawasan semua
provinsi baik Kawasan barat maupun timur dapat tumbuh dengan kecepatan yang
relative sama .
Dimensi regional pembangunan ekonomi di Indonesia menjadi penting
karena beberapa alasan. Pertama, alasan politik, dengan etnik yang begitu
beragam, tidak ada isu yang lebih sensitif di Indonesia selain isu kedaerahan.
Kedua, disparitas pendapatan regional yang bersumber dari distribusi pendapatan
sumber daya alam yang highly uneven distribution. Tak heran bila kekecewaan
dari daerah kaya sumber daya alam seperti Aceh dan Irian sangat besar. Ketiga,
daerah memegang peran penting dalam kebijakan pemerintah yang berkaitan
dengan dinamika spasial, seperti penyebaran penduduk misalnya. Berkaitan
dengan dinamika spasial ini muncul yang keempat, yaitu bagaimana hubungan
antara pusat dengan daerah diatur? Seberapa besar desentralisasi harus diberikan
kepada daerah agar hal itu tetap konsisten dengan tujuan menjaga kesatuan dan
persatuan nasional (Wibisono, 2001: 53).
Dalam menentukan pola pertumbuhan ekonomi regional bisa di lakukan
dengan beberapa cara diantaranya adalah :
1. Konsep Konvergensi
2. Konsep Regresi Untuk Pertumbuhan Ekonomi Regional
3. Konsep Regresi Untuk Conditional Convegence
Tabel 2.1 Persebaran Pertumbuan Ekonomi

Pembagian wilayah tersebut dapat bermanfaat bagi negara yang


besar dan luas seperti Indonesia. Pembagian itu bermanfaat untuk menjamin
tercapainya pembangunan yang serasi dan seimbang, baik antarsektor di
dalam suatu wilayah pembangunan maupun antarwilayah pembangunan.
Prinsip perwilayahan tersebut di atas dapat juga diterapkan di dalam
skala yang lebih kecil di dalam provinsi-provinsi itu sendiri, dengan cara
memperhatikan hubungan yang saling terkait antara kabupaten dan
kecamatan dalam satuan wilayah administrasi yang lebih kecil.

2.3.1 Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan

1 Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan dan


Persebaran Sumber Daya.
Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja
yang banyak, dapat dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari
desa ke kota maupun antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan
menuju kota besar maupun kota kecil di Indonesia, menunjukkan angka yang
terus meningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan kota.
1. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan
Ekonomi
Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan
adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang
kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang
agar membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan,
perdagangan, perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.

Contoh: Meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas transportasi


seperti mobil telah memacu tumbuhnya pemasaran alat-alat transportasi dan
sarana perbekalan. Bertambah padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut
maupun pertambahan alami akan memacu tumbuhnya sarana-sarana dan
fasilitas pemukiman, pemasaran, hiburan, kesehatan, dan lain-lain.
Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal pun dapat ditempuh
dan berkembang dengan pesat seiring bertambahnya penduduk dan
meningkatnya pendapatan masyarakat. Misalnya, munculnya rumahrumah
kos dan kontrakan, perbengkelan, dan perdagangan kaki lima.
2. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial dan
Lingkungan Hidup Semakin maraknya kemajuan pusat-pusat
pertumbuhan akan mempengaruhi
kondisi sosial dan lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh kemajuan pusat
pertumbuhan adalah sebagai berikut.
a. Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan
meningkatkan taraf hidup masyarakat secara otonomi sehingga
status sosial mereka akan lebih baik.
b. Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap
hemat, dan menyeleksi mana kebutuhan primer dan sekunder
supaya tidak terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang
berlebihan.
c. Akan memotivasi masyarakat untuk saling berlomba memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi
perubahan sosial budaya.
d. Akibat mobilitas penduduk baik melalui migrasi maupun
pertambahan alami dari berbagai latar belakang budaya, akan
terjadi akulturasi dan asimilasi nilai budaya.
e. Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat
laju pertumbuhan daerah tersebut.
f. Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh
terhadap keadaan lingkungan hidup di sekitarnya antara lain
pemukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas, dan pencemaran
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Angka harapan hidup memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan
ekonomi regional. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa investasi pada
sumberdaya manusia mempunyai peran penting sebagai pelaku maupun
sebagai sasaran pembangunan. Prioritas lainnya adalah semakin tinggi rata-
rata lama sekolah di suatu daerah akan meningkatkan akses dan daya saing
Pendidikan .
Kesimpulan Istilah perkembangan ekonomi sering dicampurbaurkan
dengan pertumbuhan ekonomi, dan pemakaiannnya selalu berganti-ganti,
sehingga kelihatan pengertian antara keduanya dianggap sama.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi ditujukan untuk mengatasi
kemiskinan, penggangguran, dan ketimpangan. Sehingga dapat terwujudnya
masyarakat yang sejahtera, makmur, dan berkeadilan. Agar tercapai
kesejahteraan tersebut, maka harus diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, pemerataan pembangunan, dan adanya stabilitas nasional yang mantap
dan dinamis .
3.2 Saran
Pemerintah harus berperan aktif dalam melakukan pembangunan dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kerjasama yang baik
antar sektor baik swasta maupun pemerintah, diharapkan menjadi motor
penggerak ekonomi kerakyatan dan juga sebagai sumber pertumbuhan
ekonomi regional dalam ruang lingkup kajian spasial .
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita Raharjo, 2007, Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah.
Albert Waterston, Development Planning.Lessons of Experience, 1965.

Arsyad, L., 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah,


Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Arzaghi, M., dan Henderson, J.V., 2005, “Why Country are Fiscally
Desentralizing”, Journal of Public Economics, Vol.89, 2005, 1.157-
1.189.
Azis, I.J., 1994, Ilmu Ekonomi Regional dan Beberapa Aplikasinya di In donesia,
LPFE UI.
Bendavid-Val, Avrom, 1991, Regional and Local Economic Analysis for
Practitioners, Fourth Edition, Praeger Publishers, New York
Blakely, E.J., 1994, Planning Local Economic Development; Theory and
Practice, Second edition, Sage Publication.
Boediono,1985, Teori Pertumbuhan Ekonomi, Yokyakarta, BPEF. Bryson, J.P.,
dan Cornia, G,C., “Fiscal Desentralization in Economic
Transformation: The Czech and Slovak”, EuropeAsia Studies, Vol. 52, No.3,
2000, 507-522.
Caporaso, James A. Dan David P. Levine, 1992, Theories of Political Economy,
Cambridge University Press, USA.
Chandra, Rajesh. 1992. Industrialization and Development in The Third World.
Chapman and Hall, New York
Otto, A., Hall, J. W., Hickford, A. J., Nicholls, R. J., Alderson, D., Barr, S., &
Tran, M. (2014). A Quantified System-of-Systems Modeling Framework
for Robust National Infrastructure Planning. IEEE Systems Journal,
10(2), 385–396. https:// doi.org/10.1109/jsyst.2014.2361157
Panennungi, M. A., & Xu, N. (2017). Perekonomian Indonesia dalam Tujuh
Neraca Makroekonomi (1st ed.). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Prasetyo, R. B., & Firdaus, M. (2009). Pengaruh Infrastruktur Pada Pertumbuhan
Ekonomi Wilayah Di Indonesia. Jurnal Ekonomi Dan Kebijakan
Pembangunan, 2, 222–236

Anda mungkin juga menyukai