Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
54 tayangan16 halaman

Tugas2 - Akuntansi Perpajakan

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 16

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL


Dibuat untuk memenuhi tugas Akuntansi Perpajakan dan Manajemen Perpajakan
Dosen Pengampu : Yustiana Djaelani, SE., M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Ria Antika

NPM : 02271911012

Kelas : VIIIA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan pembahasan “Laporan
Keuangan Komersial dan Fiskal” guna memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Perpajakan
dan Manajemen Perpajakan. Berbagai kesulitan telah saya alami, baik dalam pencarian
materi maupun dalam menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi saya
rasa ini tidak mencangkup kepada semua hal-hal yang termasuk kedalam materi tersebut. Hal
ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan penyusun. Makalah ini tentu masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih saya ucapkan untuk semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan. Sekian dan semoga makalah ini dapat
membarikan pengatahuan yang lebih luas dan bermanfaat bagi pembaca.

Ternate, 15 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Laporan Keuangan Komersial................................................................................. 2
2.2 Laporan Keuangan Fiskal........................................................................................ 3
2.3 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan.................................................... 5
2.4 Asumsi Dasar Akuntansi......................................................................................... 5
2.5 Konsep Dasar Entitas............................................................................................... 6
2.6 Penyusunan Laporan Keuangan............................................................................... 6
2.7 Pengidentifikasian dan Pengukuran Data................................................................ 8
2.8 Pemrosesan.............................................................................................................. 8
2.9 Laporan Keuangan................................................................................................... 8
2.10 Analisis dan Interprestasi Laporan Keuangan....................................................... 8
2.11 Persamaan Akuntansi............................................................................................ 8
2.12 Penggunaan Akun.................................................................................................. 9
2.13 Pengelompokkan Akun......................................................................................... 10
2.14 Jurnal..................................................................................................................... 11
2.15 Buku Besar (Ledger)............................................................................................. 11
2.16 Kertas Kerja Penyusunan Laporan Keuangan....................................................... 11

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................. 12
3.2 Saran........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan keuangan merupakan produk yang dihasilkan dari akuntansi yang harus disajikan
pada akhir periode untuk disampaikan kepada pihak manajemen. Laporan yang dihasil kan
dari akuntansi komersial ini menggunakan konsep, metode, prosedur, dan teknik-teknik
tertentu untuk menjelaskan perubahan yang terjadi pada aset neto perusahaan sebagai
entitas. Penggunaan konsep, metode, maupun prosedur diperlukan juga dalam perpajakan
sebagai dasar menghitung besarnya pajak terutang.
Tujuan pokok akuntansi komersial adalah menyajikan secara wajar keadaan atau
posisi keuangan dari hasil usaha perusahaan sebagai entitas. Informasi berupa laporan
keuangan dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat keputusan ekonomi. Penyajian
informasi keuangan memerlukan proses penetapan dan penandingan (matching) secara
periodic antara pendapatan dan beban sehingga dapat menentukan besarnya laba (rugi)
komersial. Demikian halnya dalam akuntansi pajak dengan menggunakan istilah
penghasilan dan pengeluaran sebagaimana diatur pada Pasal 4 dan Pasal 6 Undang-undang
Pajak Penghasilan. Pada akuntansi perpajakan inilah terlihat tujuan pokoknya menetapkan
jumlah Penghasilan Kena Pajak (PhKP) apabila ditinjau dari kewajiban Pajak Penghasilan,
tetapi untuk jenis pajak lainnya juga akan terlihat dari transaksi-transaksi keuangan yang
dibukukannya, seperti kewajiban untuk memungut Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu laporan keuangan komersial dan fiskal?
2. Bagaimana penyusunan laporan keuangan?
3. Bagaimana mengidentifikasian dan mengukuran data?
4. Bagaimana mengnalisis dan menginterprestasi laporan keuangan?
1.3 Tujuan Pembahasan
Setelah mempelajari pembahasan ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. Apa itu laporan keuangan komersial dan fiskal.
2. Bagaimana penyusunan laporan keuangan.
3. Bagaimana mengidentifikasian dan mengukuran data.
4. Bagaimana mengnalisis dan menginterprestasi laporan keuangan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Laporan Keuangan Komersial


Perusahaan adalah sebuah entitas yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemiliknya. Dan
sering kali pemilik tidak berada dalam perusahaan untuk ikut serta dalam operasi dan
mengawasi jalannya perusahaan dari hari ke hari. Karena adanya keterpisahan ini, maka
jembatan emas yang dapat menghubungkan antara pemilik dan para pengelola perusahaan
adalah pelaporan keuangan (financial reporting). Dengan demikian, Laporan Keuangan
merupakan sarana untuk menyajikan informasi keuangan secara periodik yang utamanya
ditujukan kepada pemilik/pemegang saham dan kreditur. Rumusan itu mengisyaratkan juga
bahwa terdapat pihak lain, selain yang disebutkan di atas, yang berkepentingan dengan
informasi ketuangan yang disajikan. Hal itu sejalan dengan apa yang dinyatakan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Paragraf 12, bahwa "Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan keputusan ekonomi.
Namun demikian, Laporan Keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai untuk pengambilan keputusan. Ekonomi karena secara umum
menggambarkan pengaruh kejadian di masa lalu dan tidak menyediakan informasi non-
keuangan.
Laporan Keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan modal, laporan arus kas dan catatan atas Laporan Keuangan. Setiap komponen
dalam Laporan Keuangan merupakan satu kesatuan yang utuh dan terkait satu dengan
lainnya, sehingga dalam menggunakan perlu dilihat sebagai suatu keseluruhan bagi
pemakainya, untuk tidak terjadi kesalahpahaman. Informasi tentang posisi keuangan
perusahaan pada saat tertentu (at point in time) terutama disajikan dalam neraca. Sedangkan
informasi yang memperlihatkan perubahan posisi keuangan perusahaan. pada suatu periode
tertentu (a period of time) disajikan dalam laporan laba-rugi, laporan laba ditahan dan
laporan arus kas. Informasi keuangan yang disajikan dalam Laporan Keuangan haruslah
memiliki Karakteristik kualitatif agar berguna bagi para pemakai Laporan Keuangan. IAI
merumuskan terdapat empat karakteristik pokok, yaitu: dapat dipahami, relevan kaitannya
dengan maksud penggunaan informasi tersebut, keandalan informasi tersebut bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan terakhir dapat diperbandingkan antar
periode. Disamping karakteristik kualitatif informasi Keuangan, terdapat kendala penting
yang menggarisbawahi kualitas informasi, yaitu: keefektifan biaya, materialitas, dan
konservatisme. Kendala informasi ini menentukan berguna tidaknya suatu informasi
keuangan bagi para pemakainya.
Laporan Keuangan yang diuraikan tersebut adalah Laporan Keuangan yang disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang dimaksudkan untuk keperluan
berbagai pihak (general purposes financial statement). Artinya, Laporan Keuangan yang

2
disusun berdasarkan akuntansi bersifat netral atau tidak memihak. Sering Laporan
Keuangan ini dinamakan Laporan Keuangan Komersial.
Setiap pertanggungjawaban diidentifikasikan sebagai laporan kegiatan apa pun yang
dilakukan dalam periode tertentu. Kewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
penyetoran pajak yang terutang pada periode tertentu inilah yang dituangkan dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) untuk periode “Masa Pajak" atau "Tahun Pajak" sehingga terdapat
SPT Masa dan SPT Tahunan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya
pemahaman fungsi, kegiatan usaha yang dalam bidang akuntansi disebut sebagai konsep
dasar entitas. Pada akuntansi komersial, penyusunan laporan keuangan komersial
didasarkan pada asumsi-asumsi.
2.2 Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan perpajakan
dan digunakan untuk keperluan penghitungan pajak. Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh
Wajib Pajak karena terdapat perbedaan penghitungan, khususnya laba menurut akuntansi
(komersial) dengan laba menurut perpajakan (fiskal). Laporan keuangan komersial atau
bisnis ditujukan untuk menilai hasil usaha (Income statement) dan keadaan keuangan
(Balance Sheet) dari satu entitas, sedangkan laporan keuangan Fiskal ditujukan untuk
menghitung penghasilan kena pajak dan beban pajak yang harus dibayar ke Negara.
Laporan keuangan komersial berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) atau standar lain, sedangkan untuk
kepentingan fiskal, laporan keuangan disusun berdasarkan Undang-undang dan Peraturan
Perpajakan lain. Perbedaan penggunaan standar atau prinsip dasar dalam penyusunan
Laporan Keuangan terutama laporan rugi laba mengakibatkan perbedaan perhitungan laba
rugi suatu entitas (Wajib Pajak) antara laba rugi komersial dan laba rugi fiskal, yang akan
berakibat adanya perbedaan-perbedaan beban pajak komersial dan beban pajak seharusnya
dibayar ke Negara.
Akuntansi komersial mengenal adanya konsep dasar entitas sehingga jelas unit
kegiatan manakah yang merupakan sasaran tujuan pelaporan. Ketentuan perpajakan
mempunyai kriteria tentang pengukuran dan pengakuan komponen yang terdapat dalam
laporan keuangan. Pengukuran tersebut tidak selamanya sejalan dengan prinsip akuntansi
komersial, karena terdapat argumentasi dari motivasi laporan keuangan fiskal untuk
memperkecil erosi potensi pengenaan pajak dan memberi dorongan untuk merelokasi dalam
bentuk-bentuk investasi. Penyusunan laporan keuangan fiskal, seperti yang dikemukakan
Gunadi (2002), mengintip kelompok kerja standar akuntansi dari Organization for
Economic Cooperation and Development (OECD), yang merupakan organisasi kerja sama
ekonomi dan pembangunan negara maju. Dalam laporan seri harmonisasi standar akuntansi,
praktik penyusunan laporan keuangan fiskal sebagai solusi antara ketentuan akuntansi dan
ketentuan pajak terdiri atas tiga pendekatan berikut.
1. Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktik akuntansi. Dalam pendekatan
pertama, laporan keuangan, walaupun disusun berdasarkan prinsip akuntansi, sangat
diwarnai oleh ketentuan perpajakan. Wajib pajak harus menyelenggarakan
3
pembukuan sesuai dengan ketentuan perpajakan tanpa kelonggaran terhadap
ketidaksamaan prinsip akuntansi dan ketentuan perpajakan. Pada pendekatan ini
terlihat adanya dua perangkat pembukuan, yaitu untuk kepentingan komersial dan
untuk kepentingan fiskal. Dengan melihat sisi-sisi kepentingannya, pembukuan
ganda (arti terbatas) bukanlah bentuk kecurangan, karena keduanya telah disusun
berdasarkan standar atau norma yang berlaku pada masing-masing akuntansi.
2. Pada pendekatan kedua ini, Wajib Pajak bebas menyelenggarakan pembukuannya
dengan dasar prinsip dan metode akuntansinya. Laporan keuangan fiskal disusun
terpisah di luar proses pembukuan, sering disebut sebagai exra comptable. Laporan
keuangan fiskal ini disusun melalui proses rekonsiliasi antara akuntansi komersial
dengan akuntansi fiskal, sehingga laporan yang dihasilkan dari extra comptable
tersebut fungsinya hanya sebagai tambahan laporan keuangan komersial. Pendekatan
kedua ini lebih banyak digunakan sebagai pilihan, yaitu dengan menyusun laporan
keuangan fiskal melalui rekonsiliasi. Umumnya praktik pembukuan di Indonesia
menyusun laporan keuangan fiskal yang disertai dengan rekonsiliasi. Namun ada
juga wajib Pajak yang hanya menyelenggarakan pembukuan berdasarkan standar
akuntansi komersial tanpa menyusun laporan keuangan berbasis ketentuan
perpajakan. Ada juga yang berbeda sama sekali karena bergantung pada berbagai
kondisi, terutama perusahaan multinasional (dengan memperhatikan aspek akuntansi
internasional).
3. Pendekatan ketiga menyatakan ketentuan perpajakan sebagai sisipan Standar
Akuntansi Keuangan atau pendekatan dengan prinsip common basis. Dalam dasar
ini laporan keuangan disusun mengikuti Standar Akuntansi Keuangan, tetapi apabila
terdapat aturan lain dalam akuntansi komersial, maka preferensi diberikan pada
ketentuan perpajakan.
Salah satu fungsi pajak yang dikenal adalah fungsi budgeter. Dalam fungsi budgeter
ini pajak sebagai alat mentransfer sumber daya dari masyarakat kepada Negara. Oleh karena
itulah, laporan keuangan yang dilampirkan dalam SPT lebih berkepentingan terhadap
informasi tentang:
1. Laba atau rugi perusahaan berkenaan dengan pajak penghasilan (incometax)
2. Distribusi laba berkenaan dengan pemotongan atau pemungutan pajak penghasilan
(withholding tax)
3. Peredaran berkenaan dengan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
yang terutang PPN dan PPnBM.
Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan harus melampirkan laporan
keuangan berupa neraca, laporan laba rugi. dan keterangan lain yang diperlukan untuk
menghitung Penghasilan Kena Pajak pada saat menyampaikan SPT. Laporan Keuangan
yang dilampirkan tersebut adalah laporan keuangan dari masing-masing Wajib Pajak
sebagai hasil dari kegiatannya. Sebagai contoh, PT A memiliki saham pada PT B dan PT C,
berarti PT A mempunyai kewajiban melampirkan laporan keuangan Konsolidasi PTA dan
4
anak perusahaan, juga melampirkan laporan keuangan atas usaha PT A (sebelum
konsolidasi), sedangkan PT B dan PTC cukup melampirkan laporan keuangan masing-
masing, bukan laporan keuangan konsolidasi.
2.3 Kerangka Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan ini dimaksudkan untuk
merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi
pengguna laporan keuangan eksternal. Kerangka dasar ini digunakan para pengguna laporan
keuangan dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang
disusun sesuai standar Akuntansi Keuangan, yang dimaksudkan agar laporan keuangan
menyajikan secara wajar posisi Keuangan, kinerja, dan arus kas, sehingga tujuan laporan
keuangan dapat tercapai. Apabila terjadi pertentangan antara kerangka dasar dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK), maka SAK inilah yang lebih diunggulkan.
2.4 Asumsi Dasar Akuntansi
Untuk mencapai tujuan penyusunan laporan keuangan, maka laporan keuangan disusun
berdasarkan asumsi-asumsi dasar akuntansi, yaitu sebagai berikut.
1. Dasar Akrual
Dengan dasar akrual, pengaruh transaksi dan peristiwa diakui pada saat kejadian dan
bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar, serta pencatatan akuntansi
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Dengan
demikian, laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual ini dapat memberikan
informasi kepada para pengguna, tidak terbatas pada transaksi-transaksi masalalu yang
menyangkut penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga menyangkut kewajiban
pembayaran kas di masa yang akan datang, termasuk adanya sumber daya yang
merepresentasikan kas yang akan diterima di masa yang akan datang untuk kepentingan
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Kelangsungan Usaha
Penyusunan laporan keuangan pada dasarnya disusun dengan mendasarkan pada asumsi
kelangsungan usaha dan akan melanjutkan usahanya di masa yang akan datang. Dengan
asumsi dasar tersebut perusahaan tidak bermaksud melakukan likuiditas atau
mengurangi skala usahanya.
Seperti telah dijelaskan, aspek akuntansi keuangan antara lain terdiri atas penggunaan
konsep dasar, prinsip, atau standar metode akuntansi yang terperinci dalam:
1. Konsep dasar entitas
2. Unit moneter sebagai alat pengukur
3. Prinsip valuasi serta penetapan beban dan pendapatan
4. Periode akuntansi.

5
Berlaku juga dalam akuntansi pajak, walaupun tidak sepenuhnya dilikuid sehingga
terdapat perbedaan, karena tujuan dan motivasi akuntansi keuangan dan akuntansi pajak
juga berbeda. Tujuan akuntansi keuangan adalah menyajikan secara wajar keadaan atau
posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
Di sisi lain, akuntansi perpajakan mempunyai tujuan untuk menetapkan jumlah Penghasilan
Kena Pajak (PhKP) sebagai dasar penetapan besarnya pajak yang terutang.
2.5 Konsep Dasar Entitas
Kerangka dasar digunakan untuk merumuskan konsep sebagai dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan ini disusun dan disajikan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna laporan. Di samping hal tersebut, laporan keuangan juga sebagai
sumber utama informasi keuangan bagi pengguna laporan, oleh karena itu ruang lingkup
dan batas-batas pelaporan haruslah ditetapkan. Hal ini dikarenakan salah satu dalam
karakteristik laporan keuangan ini, yaitu relevan, mengandung maksud agar informasi
memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Kemungkinan
terjadinya perbedaan antara tujuan pelaporan dan kebutuhan informasi inilah yang
menimbulkan konsep yang memberikan batasan ruang lingkup yang sering disebut dengan
konsep entitas. Konsep entitas ini dapat meliputi konsep ekonomi, konsep akuntansi,
maupun konsep pajak.
Konsep ekonomi menekankan pada aktivitas bisnis dan financial dari unit ekonomi.
Sebelum membicarakan kaitan konsep ekonomi, masih terdapat konsep legal, yaitu yang
mempraktikkan sisi hukum atau sering disebut badan hukum, sehingga menitikberatkan
pada status entitas sebagai badan hukum.
Konsep akuntansi melihat peran laporan keuangan sebagai hasil dari proses akuntansi
yang harus disajikan oleh setiap unit ekonomi atau entitas sehingga terbentuk kesatuan
akuntansi. Unit sebagai suatu kesatuan akuntansi dianggap menjadi bagian yang terpisah
dari para pemiliknya. Memperhatikan sisi akuntansi, relevansi dan manfaat laporan
keuangan menjadi bagian yang sangat esensial, karena manfaat informasi keuangan yang
dihasilkan dari akuntansi dapat digunakan untuk mengambil keputusan ekonomi.
Pada bagian akhir, konsep pajak akuntansi pajak membutuhkan pula acuan sebagai
konsep dasarnya. Konsep pajak menekankan hak dan kewajiban perpajakan bagi subjek
pajak, baik orang pribadi maupun badan, seperti yang telah diatur dalam undang-undang
perpajakan. Dalam perpajakan juga dikenal adanya konsep legal yang menunjukkan status
apakah Wajib Pajak merupakan orang pribadi atau badan. Bahkan, undang-undang juga
menetapkan orang pribadi sebagai kesatuan ekonomi untuk menetapkan penghasilan.
2.6 Penyusunan Laporan Keuangan
Sebagaimana telah dijelaskan, akuntansi merupakan suatu proses yang terdiri atas kegiatan
identifikasi, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi yang bermanfaat dalam
penilaian dan pengambilan keputusan manajemen. Manfaat informasi ekonomi yang dapat
dihasilkan oleh akuntansi tidak hanya untuk kepentingan manajemen, tetapi juga untuk
pihak-pihak di luar perusahaan.
6
Kegiatan yang meliputi pengidentifikasian, pengukuran, data yang relevan
pengembalian keputusan, penginformasian atau pengomunikasian kepada pengguna laporan
keuangan untuk pemrosesan data, pelaporan, dan sebagai suatu proses berulang yang
terbentuk dalam siklus akuntansi.

Sedangkan proses laporan keuangan fiskal akan tampak seperti berikut:

7
2.7 Pengidentifikasian dan Pengukuran Data
Awal kegiatan akuntansi adalah pengidentifikasian kegiatan perusahaan dan pengukuran
data. Kegiatan perusahaan harus dapat diukur dalam bentuk satuan uang seperti rupiah,
dolar, dan lain sebagainya, sehingga kegiatan perusahaan tersebut sering disebut dengan
transaksi keuangan atau transaksi akuntansi (accounting transaction).
2.8 Pemrosesan
Data keuangan atau transaksi keuangan diproses dalam kegiatan pencatatan, penggolongan,
dan pengikhtisaran. Kegiatan pencatatan (recording) adalah pencatatan data keuangan
menurut cara tertentu secara kronologis. Kegiatan berikutnya adalah penggalangan
(classifying) dalam kelompok tertentu, seperti kelompok beban listrik, beban gaji pegawai,
dan sebagainya. Terakhir, kegiatan pengikhtisaran (summarizing), adalah menyajikan hasil
penggolongan ke dalam laporan keuangan.
2.9 Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) dihasilkan dari sistem akuntansi seperti neraca
(balance sheet), laporan laba rugi (profit and loss istatement/income statement), laporan
arus kas (statement of cash flows), dan lain sebagainya. Laporan lainnya yang dapat
dihasilkan umumnya berkaitan dengan pihak lain, seperti untuk kepentingan pajak.
2.10 Analisis dan Interprestasi Laporan Keuangan
Untuk kepentingan pengambilan keputusan, perlu dilakukan analisis dan interpretasi
terhadap laporan keuangan. Analisis dilakukan dengan cara menghubungkan angka-angka
yang ada pada laporan keuangan dengan memperhatikan tingkat perubahannya.
Perbandingan angka pos yang sama antara suatu tahun dengan tahun yang lain disebut
sebagai analisis horizontal, sedangkan perbandingan angka suatu pos dengan angka pos lain
dalam tahun yang sama disebut sebagai analisis vertikal.
2.11 Persamaan Akuntansi
Dalam akuntansi, kegiatan yang dicatat adalah kegiatan yang bersifat keuangan yang
tercermin dalam transaksi usaha (business transaction).Transaksi usaha tersebut dicatat
menggunakan persamaan akuntansi (accounting equation) yang diakhiri dengan
penyusunan laporan keuangan.
Kegiatan akuntansi sering menyebut transaksi usaha. Transaksi usaha ini merupakan
kejadian yang memengaruhi posisi keuangan perusahaan, baik terhadap asset, liabilitas, atau
ekuitas.
Transaksi ini harus dicatat oleh perusahaan. Oleh karena berhubungan dengan pihak
luar, maka dikategorikan sebagai transaksi eksternal. Transaksi dicatat ke dalam akun yang
terpisah, yaitu akun "Tanah" dan akun "Gedung Perkantoran". Transaksi usaha tidak selalu
melibatkan pihak luar atau bersifat internal (internal transaction).

8
Pada bagian awal telah dijelaskan bahwa dalam akuntansi yang dicatat hanyalah
kegiatan yang bersifat keuangan. Oleh karena itu, satuan pengukur transaksi yang
digunakan dalam akuntansi juga dalam bentuk satuan mata uang (monetary measurement).
Selanjutnya, untuk memudahkan pencatatan transaksi usaha, terdapat pendekatan
yang intinya sama, yaitu membuat persamaan: kekayaan = sumber pembelanjaan. Namun
dalam buku-buku akuntansi lainnya, seperti dalam buku Accounting Principle (Fess dan
Warren, 2005) mengawali persamaan akuntansinya sebagai berikut.

ASET = EKUITAS

Selanjutnya, ekuitas dibagi menjadi utang (liabilitas) dan ekuitas (capital). Terdapat
berbagai istilah ekuitas yang bergantung pada bentuk usaha, perorangan atau badan hukum
seperti Perseroan Terbatas (PT). misalnya owner's equity, capital, atau stakeholder’s equity.
Persamaan akuntansi dapat berkembang menjadi seperti berikut ini.

ASSET = LIABILITAS + EKUITAS PEMILIK

Setiap transaksi usaha mengakibatkan perubahan pada persamaan Akuntansi. Setiap


perubahan harus mempertahankan keseimbangan antar saldo asset dan saldo ekuitas.
2.12 Penggunaan Akun
Seperti telah dijelaskan, setiap transaksi usaha akan memengaruhi posisi asset, liabilitas,
atau modal yang tercermin dalam persamaan akuntansi. Dengan menggunakan persamaan
akuntansi akan tampak perubahan sekaligus keseimbangan posisi. Untuk memudahkannya,
tata buku berpasangan (double entry bookkeeping) diberikan dalam bentuk akun, yaitu
bentuk akun T (T-account) dengan sisi masing-masing sebelah kiri yaitu sisi "Debit" (Dr)
dan sebelah kanan yaitu sisi “Kredit" (Cr). Sehingga bentuk konkretnya terlihat seperti
berikut.
Nama Akun

Debit Kredit

Akun tersebut selanjutnya untuk mencatat perubahan akibat adanya transaksi usaha.
Meletakkan perubahan apakah memengaruhi pada sisi debit akun atau sisi kredit akun
sangat bergantung pada sifat akun tersebut. Sebagai pedoman:

9
Perubahan Pada
No Jenis Debit Kredit

1 Aset + Penambahan - Pengurangan

2 Liabilitas - Pengurangan + Penambahan

3 Ekuitas - Pengurangan + Penambahan

4 Pendapatan - Pengurangan + Penambahan

5 Biaya + Penambahan - Pengurangan

Bagaimana pencatatan dalam akun? Perlu diperhatikan transaksi yang dicatat dalam
akun dengan menerapkan pada perubahan di atas "penambahan" dan “pengurangan" yang
kronologinya harus dikuti dalam analisis.
1. Tentukan terlebih dahulu pengaruh transaksi tersebut terhadap penambahan dan
pengurangan.
2. Tentukan letak debit atau kredit pada akun yang bersangkutan
3. Jumlah perubahan dicatat sesuai kolom yang tersedia.
2.13 Pengelompokkan Akun
Untuk lebih memudahkan analisis diperlukan terlebih dahulu pengelompokan transaksi
yang mempunyai sifat yang sama. Sebagai contoh, pengelompokan terhadap pembelian
barang. Salah satu cara dibuatlah akun yang mengelompokkan terhadap pembelian barang
dengan diberi nama akun, yaitu "barang" atau contoh-contoh lain yang dapat dibuat
pengelompokannya, yaitu perlengkapan, bangunan, dan lain sebagainya.
Dengan memperhatikan unsur-unsur yang ada pada persamaan akuntansi, dan dijelaskan
perlu adanya transaksi-transaksi yang berkaitan dengan penghasilan dan biaya, akun dapat
dikategorikan sebagai berikut.
1. Akun Neraca
Seperti telah dijelaskan, unsur-unsur yang ada pada persamaan akuntansi adalah unsur
dalam kelompok asset, liabilitas, dan ekuitas. Akun yang berhubungan dengan asset,
liabilitas, dan ekuitas in disebut sebagai akun riil atau akun neraca (real account).
2. Akun Laba Rugi
Masih dalam persamaan akuntansi terdapat pula transaksi-transaksi yang menjelaskan
adanya penghasilan dan biaya yang pencatatannya berhubungan dengan perubahan
entitas, apakah sebagai pengurangan atau penambahan. Pencatatannya dilakukan dalam
akun secara terpisah, yaitu akun penghasilan dan akun biaya yang digolongkan sebagai
akun sementara atau akun nominal (nominal account). Penghasilan yang diperoleh
10
perusahaan dapat berasal dari berbagai kegiatan, sebagai contoh penjualan barang,
penyewaan aset tetap, dan sebagainya. Demikian halnya dengan biaya yang terjadi
untuk memperoleh penghasilan. Istilah yang digunakan dalam undang-undang pajak
yaitu biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Akuntansi
komersial menyebutkan dengan beban operasi (operating expenses) sebagai contoh
beban gaji, beban listrik, beban penyusutan dan lain sebagainya.
2.14 Jurnal
Transaksi keuangan yang diikuti dengan data dasar selanjutnya dianalisis dengan
menetapkan akun manakah yang harus didebit atau dikredit. Untuk memudahkan
melakukan posting ke buku besar (ledger) diperlukan ayat jurnal.
2.15 Buku Besar (Ledger)
Pada era akuntansi Indonesia berakibat pada akuntansi Belanda, pengajaran dan praktik
akuntansi di perusahaan menggunakan istilah buku besar. Pengertian buku besar lebih dekar
dengan istilah terjemahan bahasa Belanda, yaitu grote boek, tetapi apabila menggunakan
bahasa inggris diistilahkan dengan ledger. Buku besar ini adalah kumpulan dari akun-akun
yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan. Banyaknya akun tidak ada
pembatasannya, tetapi sangat bergantung pada volume kegiatan dan informasi akuntansi
yang diperlukan. Kelompok akun-akun dalam bahasa akuntansinya general leager.
Untuk memudahkannya digunakan nomor atau kode akun (account code)untuk setiap
akun. Daitar yang memuat kode dan nama seluruh akun yang dimiliki perusahaan disebut
bagan akun (chart of account). Klasifikasi dan urutan akun secara sederhana dapat dibagi
menjadi:
1. Aset
2. Liabilitas
3. Ekuitas
4. Penghasilan
5. Biaya.
2.16 Kertas Kerja Penyusunan Laporan Keuangan
Pada akhir periode perusahaan berkewajiban menyusun laporan keuangan, apakah laporan
keuangan disusun per triwulan (3 bulan), per semester (6 bulan), ataupun per tahunan
(annual report). Untuk memudahkan penyusunan laporan keuangan digunakanlah neraca
lajur.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan kepada
penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan konsekuensi
perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka pemenuhan
kewajiban perpajakan (tax compliance).
Akuntansi yang menjembatani aktivitas ekonomis dengan para pengambil keputusan, baik
internal maupun eksternal, menyajikan kepada para pengguna informasi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan. Perbedaan kepentingan antar pengguna kelompok pengguna
laporan keuangan tersebut menyebabkan pula ketidaksamaan informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan tersebut.
3.2 Saran
Dengan adanya pembahasan mengenai Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal dengan
baik diharapkan untuk pembaca bisa memahaminya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Buku
• Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak: Edisi 6. Salemba Empat:-Jakarta.
Website
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/
document/460411029/MAKALAH-LAPORAN-KEUANGAN-KOMERSIAL-DAN-
FISKAL&ved=2ahUKEwjsgqrxhsr2AhXW4XMBHcigA3gQFnoECAUQAQ&usg=AOv
Vaw0OTCj0KjydW325HP6EpO7m
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://id.scribd.com/
document/370141747/Makalah-Laporan-Keuangan-Komersial-Dan-
Fiskal&ved=2ahUKEwjsgqrxhsr2AhXW4XMBHcigA3gQFnoECAcQAQ&usg=AOvVa
w3CyFCIkezhg8Ow-hTEjlbk
Athar, Muhammad. 2009. ldentifikasi dan Pengukuran Data. [online]. Tersedia dalam:
http:/magfirahathar.blogspot.co.id.
Hulu, Yabez. 2016. Hubungan Akuntansi dengan Pajak. [online]. Tersedia dalam:
http://yabeshulu.blogspot.co.id.
Ria, Mesriah.2017. Pengertian Perbedaan dan Cara [Online]. Tersedia dalam:
http://www.jejakakuntansi.net/2017/08/pengertian-perbedaan-dan-cara.html
Hulu, Yabez 2016. Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal
[Online]. Tersedia dalam: http://yabeshulu.blogspot.co.id

13

Anda mungkin juga menyukai