Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Kelompok 8 PSP Kelas 4c

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pendekatan dan Strategi Pembelajaran PAI
Dosen Pengampu :
Dr. H. Fahrul Razi, M.Pd
Muhammad Iqbal Arraziq, M,Pd

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

 INTAN MUFIDAH ( 12001088 )


 VIRA ARDIYANTI ( 12001091 )
 HAYATI ( 12001106 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “lmu Pendidikan Islam”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih Bapak Dr. H. Fahrul Razi, M.Pd dan
kepada Bapak Muhammad Iqbal Arraziq, M,Pd selaku Asisten Dosen Pengampu.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu saya dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 03 Juni 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... iv

A. Latar belakang ................................................................................ iv


B. Rumusan masalah........................................................................... v
C. Tujuan pembuatan makalah ........................................................... vi

BAB II. PEMBAHASAN ................................................................................

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ........................................ 1


B. Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif ................................ 3
C. Kendala Dalam Strategi Pembelajaran Aktif ................................ 6
D. Kekurangan Dan Kelebihan Dari Strategi Pembelajran Aktif ...... 9

BAB III. PENUTUP ........................................................................................ 11

A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas seorang siswa, misalnya dalam hal kualitas
pendidikan adalah dengan membentuk strategi pembelajaran yang tepat. Strategi
pembelajaran ini sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, sehingga sistem
belajar mengajar di kelas tidak menjadi monoton atau membosankan serta dapat
membantu siswa dalam mengembangkan pola berpikirnya.

Secara umum pengertian atau definisi strategi pembelajaran adalah suatu


usaha menggunakan strategi yang sistematis yang dilakukan secara efektif untuk
mendapatkan suatu prestasi dan juga keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.
Khususnya dalam dunia pendidikan, strategi ini dapat diartikan sebagai suatu
rancangan sekaligus metode dalam mencapai tujuannya. Strategi pembelajaran
adalah suatu rencana, yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang
dirancang secara khusus.

Untuk menghasilkan pendidikan yang baik, tentunya harus memiliki


strategi dalam proses belajar mengajar (pembelajaran). Oleh karena itu penetapan
strategi yang relevan merupakan suatu keharusan. Strategi pembelajaran yang
tepat akan membina peserta didik untuk berfikir mandiri, aktif sekaligus adaktif
terhadap situasi yang terjadi dan yang mungkin terjadi. Karena penetapan strategi
yang tidak tepat akan berakibat fatal. Sebab akan terjadi kontraproduktif dan
berlawanan dengan apa yang ingin dicapai, misalnya seorang guru mengajar agar
peserta didik menjadi kreatif, akan tetapi mengajar dengan cara-cara otoriter dan
kaku. Maka dalam hal ini yang akan mengakibatkan kefatalan terhadap peserta
didik tersebut.

Dalam hal ini juga dikatakan, pengetahuan dan teori bagaimana berlari
yang baik tentu saja akan menambah pemahaman seseorang tentang hal-ihwal

iv
berlari. Akan tetapi tori-teori tersebut tidak dapat membuat ia menjadi pelari yang
baik apabila ia mencukupkan pada teori itu saja. Untuk mencapai hasil yang
optimal, ia harus mendapatkan kesempatan guna mengaplikasikan teori-teori
tersebut dan berlatih berlari tahap demi tahap dengan perbaikan-perbaikan
seperlunya. Hal yang sama juga berlaku untuk pembelajaran yang lain, seperti
kemampuan berpikir, keterampilan bergaul dan manajemen. (Mansyur, 1991: 6)

Dengan demikian, cara mengajar yang seperti ini bisa berlangsung apabila
peserta didik secara leluasa dapat melatih kemampuannya dalam berbagai bentuk
kegiatan. Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas diharapkan
mampu membantu proses belajar peserta didik dan merangsang serta mendorong
mereka untuk secara mandiri aktif melakukan sesuatu. Oleh karena itu, ketika
mempersiapkan pembelajaran pendidik harus memikirkan cara agar peserta didik
mampu memproses informasi yang disampaikan. Di sisi lain, pendidik juga harus
mempertimbangkan cara mengaitkan informasi yang disampaikan dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya oleh peserta didik Dengan demikian,
seluruh rangkaian proses pembelajaran mulai dari mendengar, beraktivitas dan
berdiskusi diharapkan menjadi pengalaman yang berkesan kuat dan bermanfaat
bagi peserta didik.

Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat digunakan untuk


melatihkan keterampilan komunikasi siswa adalah pembelajaran aktif (active
learning). Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua peserta didik dapat terlatih keterampilannya dan dapat mencapai
hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka
milik

v
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ?
2. Apa Saja Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif?
3. Apa Saja Yang Menjadi Kendala Dalam Strategi Pembelajaran Aktif?
4. Apa Saja Kekurangan Dan Kelebihan Dari Strategi Pembelajran Aktif?

C. Tujuan pembuatan makalah


Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping untuk
memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan semua
mahasiswa pada umumnya mampu memahami hukum wadhi’I dan macam-
macamnya.
1) Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif
2) Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif
3) Kendala Dalam Strategi Pembelajaran Aktif
4) Kelebihan Dari Strategi Pembelajran Aktif

vi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif


Strategi pembelajaran adalah sebuah pola umum rentetan kegiatan yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Djamarah & Zain
mengemukakan bahwa “strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan guru dan siswa dalam menunjukkan kegiatan belajar mengajar
yang telah digariskan”.1
Strategi active learning atau Strategi pembelajaran Aktif adalah strategi
yang memberi peran kepada peserta didik untuk rnencari informasi atau
memecahkan masalah-masalah secara mandiri. Di sini pelan pendidik atau guru
sangat dibatasi. Porsi pembelajaran yang paling banyak dilakukan oleh peserta
didik sendiri. Tugas guru hanyalah sebagai fasilitator dan juga konsultan
Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pola pembelajaran yang lebih
menekankan pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Chabib Thoha
dan Mu’thi mengemukakan strategi sebagai dasar setiap usaha harus meliputi 4
hal yaitu:
a. Pengidentifikasian dan penetapan spesifikasi dari kualifikasi tujuan yang
akan dicapai dengan memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi
masyarakat yang memerlukannya.
b. Pertimbangan dan pemilihan cara pendekatan utama yang dianggap
ampuh untuk mencapai sasaran
c. Pertimbangan dan penetapan langkah-langkah yang ditempuh sejak titik
awal pelaksanaan sampai titik akhir pencapaian sasaran
d. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur untuk mengukur taraf
keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dijadikan sasaran.2

1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 5.
2
Chabib Thaha dan Mu’thi, PBM-PAI Disekolah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 196

1
Active Learning terdiri dari dua suku kata yaitu Active dan Learning. Dalam
3
kamus Bahasa Inggris-Indonesia, kata Active berarti aktif, giat, bersemangat.
Sedangkan Learning artinya mempelajari, Learning itu sendiri artinya
pengetahuan.4

Pembelajaran active learning dibangun di atas suatu asumsi bahwa proses


belajar peserta didik akan berlangsung efektif jika mereka dapat menggunakan
semua alat indera yang dimilikinya dengan maksimal. Dalam hal ini, Silberman
mengutip pandangan Konfucius yang menyatakan bahwa “yang saya dengar saya
lupa, yang saya lihat saya ingat, yang saya kerjakan saya pahami”. 5 Tiga
pernyataan di atas menurul Silberman membicarakan bobot penting belajar aktif.

Sesuatu yang hanya didengar, tanpa dilihat dan dialami, memang sangat
mungkin untuk dilupakan oleh siswa, karena informasi yang hanya diperoleh dari
pendengaran pada umumnya masih bersifat verbal berupa ungkapan kata-kata,
yang seringkali dipersepsikan berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Selain itu, pembelajaran yang hanya menekankan pada penggunaan indera
pendengar dapat mengalami hambatan-hambatan teknis seperti guru terlalu cepat
berbicara, suara yang terlalu kecil, atau daya tangkap siswa yang lemah.
Silberman mengemukakan bahwa Ada beberapa alasan yang membuat
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu
alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar
dengan tingkat kecepatan kemampuan peserta didik mendengarkan.6

Dengan memahami kendala-kendala teknis seperti telah diuraikan di atas,


maka diperlukan suatu strategi pembelajaran yang dapat mendorong pemanfaatan
semua fungsi indera melalui proses pembelajaran aktif atau yang dikenal dengan
active learning.

3
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005), h. 9
4
Ibid, h. 97
5
Melvin L. Siberman, Active Learning, 101 Strategi Belajar Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2006),
h. 23
6
Ibid., h. 24

2
Moh. Uzer Usman menjelaskan bahwa pembelajaran aktif (active learning)
adalah strategi pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental, intelektual dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa
7
perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor. Dari uraian ini dapat
dipahami bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menuntut peran
aktif siswa baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional.

Melalui pembelajaran aktif tersebut, peserta didik dapat menggunakan


semua alat indra yang dimiliki dengan maksimal melalui pendengaran,
penglihatan, pengamatan, bahkan pengalaman langsung dengan objek yang
dipelajari. Dengan menggunakan alat indra, telinga, mata, sekaligus menggunakan
otak untuk berfikir mengolah informasi yang didapat dan ditambah dengan
mengerjakan tugas, maka dalam proses belajar mengajar akan menyenangkan
tanpa adanya beban sebab proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan
mengesankan.

B. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif


Hisyam Zaini dkk (2008) mengemukakan macam-macam strategi
pembelajaran aktif adalah sebagai berikut:
1) Critical Incident (Pengalaman Penting).
2) Prediction Guide (Tebak Pelajaran).
3) Teks Acak.
4) Reading Guide (Panduan Membaca).
5) Group Resume (Resume Kelompok).
6) Prediksi Kawan.
7) Assessment Search (Menilai Kelas).
8) Questions Students Have (Pertanyaan Dari Siswa).
9) Instant Assessment (Penilaian Instan).
10) Active Knowlodge Sharing (Saling Tukar Pengetahuan).
11) True Or False (Benar Apa Salah).
12) Benar Salah Berantai.

7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 22

3
13) Inquiring Minds Want Ti Know (Bangkitkan Minat).
14) Listening Teams (Tim Pendengar).
15) Guided Note Taking (Catatan Terbimbing).
16) Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis).
17) Guided Teaching (Panduan Mengajar).
18) Active Debate (Debat Aktif).
19) Point-Counterpoint (Debat Pendapat).
20) Reading Aloud (Membaca Keras)
21) Learning Starts With A Question (Pelajaran Dimulai Dengan
Pertanyaan).
22) Plantet Questions (Pertanyaan Rekayasa).
23) Information Search (Mencari Informasi).
24) Card Sort (Kartu Sortir).
25) The Power Of Two (Kekuatan Dua Kepala).
26) Team Quiz (Quiz Kelompok).
27) Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw).
28) Snow Balling (Bola Salju).
29) Everyone Is A Teacher Here (Semua Bisa Jadi Guru).
30) Peer Lessons (Belajar Dari Teman).
31) Learning Contract (Kontrak Nilai).
32) Index Card Match (Mencari Pasangan).
33) Giving Question And Getting Answers (Member Pertanyaan Dan
Menerima Jawaban).
34) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang).
35) Physical Self-Assessment (Mempersiapkan Diri Dalam Kelompok).
36) Keep On Learning (Belajar Terus).
37) Modeling The Way (Membuat Contoh Praktek).
38) Billboard Ranking (Urutan Nilai Luhur).
39) Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu).
40) Lightening The Learning Climate (Menghidupkan Suasana Belajar).
41) Practice-Rehealsal Pairs (Prektek Berpasangan).

4
42) Bermain Jawaban.
43) The Learning Cell (Sel Belajar).
44) Metode Ceramah.
45) Role-Play.
46) Diskusi.8

Berdasarkan macam-macam strategi pembelajaran aktif di atas maka


banyak macam model strategi pembelajaran aktif yang biasa digunakan pendidik
dalam proses pembelajaran agar peserta didik dapat memahami pembelajaran
dengan maksimal.

Namun menurut Silberman (2013). Dalam model pembelajaran aktif


terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan guru untuk memaksimalkan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar di kelas. Di bawah ini beberapa teknik
dalam model pembelajaran aktif,sebagai berikut:

1) Pemilahan kartu

Pemilahan kartu merupakan aktivitas kerjasama yang bisa digunakan


untuk mengajarkan konsep, karakteristik klasifikasi, fakta tentang benda,
atau menilai informasi. Gerak fisik yang ada di dalamnya dapat membantu
menggairahkan siswa yang merasa pena.

2) Peta pikiran

Peta pikiran merupakan cara kreatif bagi siswa untuk dapat menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.

3) Peraga peran

Pada tipe ini, aktivitas siswa adalah menominasikan sosok-sosok terkenal


yang mereka pandang sebagai peraga peran/role models dari ciri-ciri yang
berkaitan dengan topik yang sedang dipelajari.

8
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Centre for Teaching Staff
Development, 2008, hlm. 2-121

5
4) Teka-teki silang

Peninjauan kembali mengenai materi yang telah diajarkan dalam bentuk


teka teki silang. Teka-teki silang bisa diisi secara perseorangan atau
kelompok.

5) Bowling kampus

Bowling kampus adalah salah satu alternatif yang memungkinkan guru


untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah menguasai materi melalui
permainan.

6) Yang manakah kelompok saya?

Aktivitas ini membantu siswa mempelajari materi kognitif. Siswa


berkesempatan untuk membahas materi yang baru saja diajarkan dan
menguji satu sama lain untuk memperkuat ingatan akan pelajaran.

C. Kendala penerapan Strategi Pembelajaran Aktif


Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa penrbelajaran aktif atau active
learning menuntut peserta didik untuk lebih mandiri dalam memperoleh
pengetahuan. Dengan demikian, penerapan strategi pembelajalan aktif,
memerlukan partisipasi siswa lebih banyak dibandingkan dengan metode
ceramah. Meskipui active learning memiliki kelebihan yang cukup nyata, namun
dengan budaya belajar seperti yang ada sekarang ini, penggunaan strategi-strategi
pembelajaran aktif perlu persiapan persiapan khusus. Persiapan-persiapan di sini
lebih kepada persiapan psikologis dan budaya. Pengkondisian ini diperlukan
mengingat bahwa budaya menerima masih banyak terjadi di lingkungan sekolah
kita. Semenjak dari sekolah dasar, peserta didik sudah terbiasa menerima ilmu
pengetahuan lewat penyanpaian guru di depan kelas. Metode ceramah menjadi
metode yang dominan, Sebagai variasi dari ceramah, diskusi adalah metode yang
banyak digunakan oleh guru/dosen. Namun ketika strategi-strateg lain akan

6
diterapkan, tidak sedikit yang menghadapi hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut datang dari berbagai faktor, antara lain:9

1) Peserta Didik.
Ada beberapa kondisi yang mernbuat penerapan strategi active
learning tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Faktor-faktor berikut ini
bisa terjadi pada peserta didik.
a. Bersifat pasif. Mereka cenderung lebih nyaman jika proses
pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah.
b. Tidak terbiasa memecahkan persoalan secara mandiri.
c. Lebih senang rnenunggu jawaban dari guru/dosen.
Ketiga sifat yang melekat pada peserta didik di atas umumnya
terjadi jika mereka tidak pernah mengenal active leanting. Banyak
kondisi peserta didik yang tidak mendukung implementasi strategi
active leaming yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar kehendak
mereka. Artinya, semenjak awal peserta didik terbiasa diberi ilmu dari
guru. Pada kondisi ini, peserta didik tidak dibiasakan mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah
2) Pengajar
Kegagalan praktek strategi active learning dapat bersurnber. pada
pengajar. Beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan kegagalan
tersebut.
a. Tidak memahami strategi dengan langkah-langkalinya yang
benar.
b. Tidak ada instruksi yang jelas.
c. Ragu-ragu dengan strategi yang digunakan.
d. Bereksperimen dengan sesukanya.
Pengajar yang tidak,menjiwai atau tidak mau rnencoba strategi-
strategi active learning cenderung ragu-ragu bahkan takut untuk

9
Drs. Hisyam Zaini,MA, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF' Implementasi dan kendalanya di
Dalam Kelas.( Seminar lokakarya Nasional Pendidikan biologi fkip UNS: 18 juli 2009),hlm 8

7
memulai menggunakan strategi-shategi active learning. Ada juga
kebalikannya, pengajar yang baru berkenalan dengan strategi-shategi
active learning merasa senang kemudian mencoba strategi-strategi yang
baru dia kenal kepada peserta didik tanpa melihat aspek-aspek yang
lain, misalnya kesiapan peserta didik, ketersediaan materi dan sumber
belajar dan lain sebagainya.
3) Materi
Materi yang akan diajarkan merupakan faktor yang sangat penting
dalam implementasi strategi active leaming. Beberapa pendidik tidak
sukses mempraktekkan strategi active lerning karena faktor materi.
Berikut ini bebelapa kondisi materi yang tidak mendukung kesuksesan
dalam pengimplementasian active leaming.
a. materi terlalu mudah.
b. materi bukan problem solving.
c. materi tidak diketahui oleh peserta didik.
d. materi tidak tersedia.
4) Sarana
Sebagai penunjang pembelajaran, sarara mempunyai peran yang
penting dalam kesuksesan implementasi strategi active learning. Di
antara sarana yang kurang mendukung kesuksesan implemetasi strategi
active learning adalah sebagai berikut.
a) minimnya peralatan
b) lingkungan tidak kondusif.
c) bentuk kelas yang tidak mendukung.
Darj beberapa kendala yantg terkait dengan sarana ini, bentuk kelas
mempunyai peran yang paling utama. Yang dimaksud dengan bentuk
kelas di sini adalah jumlah meja dan kursi serta penempatannya. Untuk
itu, jika menginginkan implementasi strategi active learning berjalan

8
dengar lancar, posisi atau,lay out kelas pun perlu diperhatikan
diperhatikan.10
D. kelebihan Strategi Pembelajran Aktif

Model pembelajaran aktif memiliki kelebihan dan kekurangan. Karena


secara prinsip tidak ada model pembelajaran yang sempurna. Berikut ini uraian
mengenai kelebihan pembelajaran aktif menurut Silberman dalam Agus N. Cahyo
(2013: 145-150).

1) Peserta didik lebih termotivasi.


Model pembelajaran aktif (active learning) memungkinkan terjadinya
pembelajaran yang menyenangkan. Suasana yang menyenangkan merupakan
faktor motivasi untuk peserta didik. Penyampaian materi akan lebih mudah
ketika peserta didik menikmatinya.
2) Partisipasi oleh seluruh kelompok belajar.
Peserta didik tidak hanya diberikan informasi begitu saja, namun
peserta didik juga mencarinya. Beberapa kegiatan membutuhkan peserta didik
untuk menjadi bagiannya. Semua mempunyai tempat dan berkontribusi
berdasarkan karakteristik masing-masing.
3) Pendapat induktif distimulasi.
Pertanyaan dan jawaban peserta didik muncul selama kegiatan belajar.
Jawaban peserta didik atas sebuah pertanyaan tidak sebatas diberikan, namun
juga dieksplorasi.
4) Partisipan mengungkapkan proses berpikir mereka.
Sementara kegiatan diskusi berlangsung, pendidik dapat mengukur
tingkat pemahaman peserta didik. Dengan demikian, pendidik dapat
berkonsentrasi pada hal-hal yang harus diberikan sesuai dengan kebutuhan.
5) Memberi kesempatan untuk mengambil risiko.
Peserta didik bebas untuk berpartisipasi dan belajar melalui keterlibatan
mereka. Dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi

10
Ibid.hlm 8-9

9
tanpa tekanan untuk menjadi pemenang, kita telah memberi kebebasan untuk
mencoba tanpa merasa malu untuk melakukan kesalahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif


akan memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih berpartisipasi dalam
kegiatan pembelajaran. Pembelajaran akan lebih menyenangkan karena peserta
didik diberi kebebasan untuk mencoba tanpa malu untuk melakukan kesalahan.
Selain itu, informasi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah untuk
diterima karena peserta didik merasa senang dan mereka dapat berkontribusi
dalam pembelajaran berdasarkan karakteristik masing-masing.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa :

Untuk mengungkapkan hakikat pendidikan Islam, kata tarbiyah dipilih untuk


menunjuk pendidikan Islam karena beberapa pertimbangan:

1) Terma tarbiyah dapat diperluas makna semantiknya.


2) Terma tarbiyah lebih umum dapat diterima oleh masyarakat muslim di In-
donesia
3) Istilah tarbiyah lebih umum diterima dalam situasi lokal tertentu dari pada
terma taklim dan takdib.

Tujuan pendidikan Islam terdiri atats 5 sasaran, yaitu:

1) Membentuk akhlak mulia


2) Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat
3) Mempersiapkan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya
4) Menumbuhkan semangat ilmiah dikalangan peserta didik
5) Mempersiapkan tenaga profesional yang terampil

Sedangkan fungsi pendidikan itu bukanlah sekedar mengembangkan ke-


mampuan dan mencerdaskan otak peserta didik, tetapi juga menyelamatkan
fitrahnya. Oleh karena itu fungsi pendidikan dan pengajaran Islam dalam hub-
ungannya dengan faktor anak didik adalah untuk menjaga, menyelamatkan, dan
mengembangkan fitrah ini agar tetap menjadi al-fithratus salimah dan terhindar
dari al-fithratu ghairus salimah. Artinya, agar anak tetap memiliki aqidah
keimanan yang tetap dibawanya sejak lahir itu, terus menerus mengokohkannya,
sehinggamati dalam keadaan fitrah yang semakin mantap, tidak menjadi Yahudi,
Nashrani, Majusi ataupun agama-agama dan faham-faham yang selain Islam.

11
B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah di ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas

12
DAFTAR PUSTAKA

Agus N. Cahyo. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar


Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.
Chabib Thaha dan Mu’thi. 2002, PBM-PAI Disekolah (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar,).
Djamarah ,Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2006. Strategi Belajar Mengajar,
(Jakarta: Rineka Cipta,)
Drs. Hisyam Zaini,MA, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF' Implementasi dan
kendalanya di Dalam Kelas.( Seminar lokakarya Nasional Pendidikan bi-
ologi FKIP UNS: 18 juli 2009).
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Centre for Teaching
Staff Development, 2008.
Echols John M. dan Hasan Shadily.2005, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama,).
Mansyur, 1991. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Universitas Terbuka
Moh. Uzer Usman. (2006). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Silberman, Mel. (2013). Pembelajaran Aktif: 101 Strategi untuk Mengajar Secara
Aktif. (Alih bahasa: Yovita Hardiwati). Jakarta Barat: Indeks.
Silberman, Melvin L. (2013). Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif.
(Penerjemah: Raisul Muttaqien). Bandung: Nuansa Cendekia.
Siberman, Melvin L. (2006) Active Learning, 101 Strategi Belajar Aktif,
Bandung: Nusa Media.

13

Anda mungkin juga menyukai