Kelompok 8 PSP Kelas 4c
Kelompok 8 PSP Kelas 4c
Kelompok 8 PSP Kelas 4c
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah sebagai tugas dari mata kuliah “lmu Pendidikan Islam”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terimakasih Bapak Dr. H. Fahrul Razi, M.Pd dan
kepada Bapak Muhammad Iqbal Arraziq, M,Pd selaku Asisten Dosen Pengampu.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu saya dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang
Dalam meningkatkan kualitas seorang siswa, misalnya dalam hal kualitas
pendidikan adalah dengan membentuk strategi pembelajaran yang tepat. Strategi
pembelajaran ini sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan, sehingga sistem
belajar mengajar di kelas tidak menjadi monoton atau membosankan serta dapat
membantu siswa dalam mengembangkan pola berpikirnya.
Dalam hal ini juga dikatakan, pengetahuan dan teori bagaimana berlari
yang baik tentu saja akan menambah pemahaman seseorang tentang hal-ihwal
iv
berlari. Akan tetapi tori-teori tersebut tidak dapat membuat ia menjadi pelari yang
baik apabila ia mencukupkan pada teori itu saja. Untuk mencapai hasil yang
optimal, ia harus mendapatkan kesempatan guna mengaplikasikan teori-teori
tersebut dan berlatih berlari tahap demi tahap dengan perbaikan-perbaikan
seperlunya. Hal yang sama juga berlaku untuk pembelajaran yang lain, seperti
kemampuan berpikir, keterampilan bergaul dan manajemen. (Mansyur, 1991: 6)
Dengan demikian, cara mengajar yang seperti ini bisa berlangsung apabila
peserta didik secara leluasa dapat melatih kemampuannya dalam berbagai bentuk
kegiatan. Proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas diharapkan
mampu membantu proses belajar peserta didik dan merangsang serta mendorong
mereka untuk secara mandiri aktif melakukan sesuatu. Oleh karena itu, ketika
mempersiapkan pembelajaran pendidik harus memikirkan cara agar peserta didik
mampu memproses informasi yang disampaikan. Di sisi lain, pendidik juga harus
mempertimbangkan cara mengaitkan informasi yang disampaikan dengan
pengetahuan yang dimiliki sebelumnya oleh peserta didik Dengan demikian,
seluruh rangkaian proses pembelajaran mulai dari mendengar, beraktivitas dan
berdiskusi diharapkan menjadi pengalaman yang berkesan kuat dan bermanfaat
bagi peserta didik.
v
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan
yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ?
2. Apa Saja Macam-Macam Strategi Pembelajaran Aktif?
3. Apa Saja Yang Menjadi Kendala Dalam Strategi Pembelajaran Aktif?
4. Apa Saja Kekurangan Dan Kelebihan Dari Strategi Pembelajran Aktif?
vi
BAB II
PEMBAHASAN
1
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 5.
2
Chabib Thaha dan Mu’thi, PBM-PAI Disekolah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h. 196
1
Active Learning terdiri dari dua suku kata yaitu Active dan Learning. Dalam
3
kamus Bahasa Inggris-Indonesia, kata Active berarti aktif, giat, bersemangat.
Sedangkan Learning artinya mempelajari, Learning itu sendiri artinya
pengetahuan.4
Sesuatu yang hanya didengar, tanpa dilihat dan dialami, memang sangat
mungkin untuk dilupakan oleh siswa, karena informasi yang hanya diperoleh dari
pendengaran pada umumnya masih bersifat verbal berupa ungkapan kata-kata,
yang seringkali dipersepsikan berbeda dengan kenyataan yang sesungguhnya.
Selain itu, pembelajaran yang hanya menekankan pada penggunaan indera
pendengar dapat mengalami hambatan-hambatan teknis seperti guru terlalu cepat
berbicara, suara yang terlalu kecil, atau daya tangkap siswa yang lemah.
Silberman mengemukakan bahwa Ada beberapa alasan yang membuat
kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu
alasan yang paling menarik adalah perbedaan tingkat kecepatan bicara pengajar
dengan tingkat kecepatan kemampuan peserta didik mendengarkan.6
3
John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2005), h. 9
4
Ibid, h. 97
5
Melvin L. Siberman, Active Learning, 101 Strategi Belajar Aktif, (Bandung: Nusa Media, 2006),
h. 23
6
Ibid., h. 24
2
Moh. Uzer Usman menjelaskan bahwa pembelajaran aktif (active learning)
adalah strategi pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa secara fisik,
mental, intelektual dan emosional untuk memperoleh hasil belajar yang berupa
7
perpaduan antara kognitif, afektif dan psikomotor. Dari uraian ini dapat
dipahami bahwa pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menuntut peran
aktif siswa baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional.
7
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 22
3
13) Inquiring Minds Want Ti Know (Bangkitkan Minat).
14) Listening Teams (Tim Pendengar).
15) Guided Note Taking (Catatan Terbimbing).
16) Synergetic Teaching (Pengajaran Sinergis).
17) Guided Teaching (Panduan Mengajar).
18) Active Debate (Debat Aktif).
19) Point-Counterpoint (Debat Pendapat).
20) Reading Aloud (Membaca Keras)
21) Learning Starts With A Question (Pelajaran Dimulai Dengan
Pertanyaan).
22) Plantet Questions (Pertanyaan Rekayasa).
23) Information Search (Mencari Informasi).
24) Card Sort (Kartu Sortir).
25) The Power Of Two (Kekuatan Dua Kepala).
26) Team Quiz (Quiz Kelompok).
27) Jigsaw Learning (Belajar Model Jigsaw).
28) Snow Balling (Bola Salju).
29) Everyone Is A Teacher Here (Semua Bisa Jadi Guru).
30) Peer Lessons (Belajar Dari Teman).
31) Learning Contract (Kontrak Nilai).
32) Index Card Match (Mencari Pasangan).
33) Giving Question And Getting Answers (Member Pertanyaan Dan
Menerima Jawaban).
34) Crossword Puzzle (Teka-Teki Silang).
35) Physical Self-Assessment (Mempersiapkan Diri Dalam Kelompok).
36) Keep On Learning (Belajar Terus).
37) Modeling The Way (Membuat Contoh Praktek).
38) Billboard Ranking (Urutan Nilai Luhur).
39) Silent Demonstration (Demonstrasi Bisu).
40) Lightening The Learning Climate (Menghidupkan Suasana Belajar).
41) Practice-Rehealsal Pairs (Prektek Berpasangan).
4
42) Bermain Jawaban.
43) The Learning Cell (Sel Belajar).
44) Metode Ceramah.
45) Role-Play.
46) Diskusi.8
1) Pemilahan kartu
2) Peta pikiran
Peta pikiran merupakan cara kreatif bagi siswa untuk dapat menghasilkan
gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan tugas baru.
3) Peraga peran
8
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Centre for Teaching Staff
Development, 2008, hlm. 2-121
5
4) Teka-teki silang
5) Bowling kampus
6
diterapkan, tidak sedikit yang menghadapi hambatan. Hambatan-hambatan
tersebut datang dari berbagai faktor, antara lain:9
1) Peserta Didik.
Ada beberapa kondisi yang mernbuat penerapan strategi active
learning tidak berjalan sesuai yang diinginkan. Faktor-faktor berikut ini
bisa terjadi pada peserta didik.
a. Bersifat pasif. Mereka cenderung lebih nyaman jika proses
pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah.
b. Tidak terbiasa memecahkan persoalan secara mandiri.
c. Lebih senang rnenunggu jawaban dari guru/dosen.
Ketiga sifat yang melekat pada peserta didik di atas umumnya
terjadi jika mereka tidak pernah mengenal active leanting. Banyak
kondisi peserta didik yang tidak mendukung implementasi strategi
active leaming yang disebabkan oleh faktor-faktor di luar kehendak
mereka. Artinya, semenjak awal peserta didik terbiasa diberi ilmu dari
guru. Pada kondisi ini, peserta didik tidak dibiasakan mencari dan
menemukan jawaban dari suatu masalah
2) Pengajar
Kegagalan praktek strategi active learning dapat bersurnber. pada
pengajar. Beberapa kondisi di bawah ini dapat menyebabkan kegagalan
tersebut.
a. Tidak memahami strategi dengan langkah-langkalinya yang
benar.
b. Tidak ada instruksi yang jelas.
c. Ragu-ragu dengan strategi yang digunakan.
d. Bereksperimen dengan sesukanya.
Pengajar yang tidak,menjiwai atau tidak mau rnencoba strategi-
strategi active learning cenderung ragu-ragu bahkan takut untuk
9
Drs. Hisyam Zaini,MA, STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF' Implementasi dan kendalanya di
Dalam Kelas.( Seminar lokakarya Nasional Pendidikan biologi fkip UNS: 18 juli 2009),hlm 8
7
memulai menggunakan strategi-shategi active learning. Ada juga
kebalikannya, pengajar yang baru berkenalan dengan strategi-shategi
active learning merasa senang kemudian mencoba strategi-strategi yang
baru dia kenal kepada peserta didik tanpa melihat aspek-aspek yang
lain, misalnya kesiapan peserta didik, ketersediaan materi dan sumber
belajar dan lain sebagainya.
3) Materi
Materi yang akan diajarkan merupakan faktor yang sangat penting
dalam implementasi strategi active leaming. Beberapa pendidik tidak
sukses mempraktekkan strategi active lerning karena faktor materi.
Berikut ini bebelapa kondisi materi yang tidak mendukung kesuksesan
dalam pengimplementasian active leaming.
a. materi terlalu mudah.
b. materi bukan problem solving.
c. materi tidak diketahui oleh peserta didik.
d. materi tidak tersedia.
4) Sarana
Sebagai penunjang pembelajaran, sarara mempunyai peran yang
penting dalam kesuksesan implementasi strategi active learning. Di
antara sarana yang kurang mendukung kesuksesan implemetasi strategi
active learning adalah sebagai berikut.
a) minimnya peralatan
b) lingkungan tidak kondusif.
c) bentuk kelas yang tidak mendukung.
Darj beberapa kendala yantg terkait dengan sarana ini, bentuk kelas
mempunyai peran yang paling utama. Yang dimaksud dengan bentuk
kelas di sini adalah jumlah meja dan kursi serta penempatannya. Untuk
itu, jika menginginkan implementasi strategi active learning berjalan
8
dengar lancar, posisi atau,lay out kelas pun perlu diperhatikan
diperhatikan.10
D. kelebihan Strategi Pembelajran Aktif
10
Ibid.hlm 8-9
9
tanpa tekanan untuk menjadi pemenang, kita telah memberi kebebasan untuk
mencoba tanpa merasa malu untuk melakukan kesalahan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa pembahasan yang telah dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa :
11
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah di ini banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman
pada banyak sumber yang dapat di pertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas
12
DAFTAR PUSTAKA
13