Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

Konsep Dasar Ilmu Gizi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami juga bersyukur atas berkat rejeki,
kesehatan yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat mengumpulkan bahan – bahan
materi makalah ini dan menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami sadar bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk menyempurnakannya.

Demikianlah makalah ini kami perbuat, apabila ada kesalahan dalam penulisan, kami
mohon maaf. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.

Penyusun

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................
1.2 Tujuan Penulisan..........................................................................
BAB II KONSEP DASAR ILMU GIZI.........................................................
2.1 Defenisi..........................................................................................
2.2 Beberapa Pengertian/Istilah Gizi..............................................
2.3 Sejarah Perkembangan Gizi…………………………………
2.4 Penggolongan Zat Gizi menurut Kebutuhan ..........................
2.5 Fungsi Zat Gizi.............................................................................
2.6 Akibat gangguan Gizi..................................................................
2.6 Pengertian Gizi Seimbang..........................................................
BAB III PERANAN GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI.........
3.1 Zat-zat gizi yang penting untuk kesehatan reproduksi .........
3.2 Zat gizi penting masa Prakonsepsi
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………
4.1 Kesimpulan……………………………………………………
4.2 Saran………………………………………………………….
4.3 Daftar Pustaka……………………………………………….

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/tubuh. Zat Gizi (Nutrients) adalah
ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangan dan memelihara jaringan serta mengatur proses – proses kehidupan.
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolism dan
pengeluaran zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Tak satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat
seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Oleh karena itu, setiap orang perlu
mengkonsumsi anekaragam makanan; kecuali bayi umur 0-6 bulan yang cukup mengkonsumsi
Air Susu Ibu (ASI) saja. Bagi bayi 0-6 bulan, ASI adalah satu-satunya makanan tunggal yang
penting dalam proses tumbuh kembang dirinya secara wajar dan sehat.
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat bagi kesehatan. Makanan yang
beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh
baik kualitas maupun kuantintasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna
makanan yaitu, makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur.
Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan,
akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi makan makanan yang beraneka
ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat
pengatur.
Makanan sumber zat tenaga antara lain: beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang,
sagu, roti dan mi. Minyak, margarin dan santan yang mengandung lemak juga dapat
menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat tenaga menunjang aktivitas sehari-hari.
Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-
kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewan adalah telur, ikan, ayam, daging,
susu serta hasil olahan, seperti keju. Zat pembangun berperan sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan kecerdasan seseorang.
Makanan sumber zat pengatur adalah semua sayur-sayuran dan buah-buahan. Makanan
ini mengandung berbagai vitamin dan mineral, yang berperan untuk melancarkan bekerjanya
fungsi organ-organ tubuh.

1.2 TUJUAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Agar bisa mengetahui pengertian Zat Gizi
2. Agar bisa mengetahui manfaat Zat Gizi bagi kesehatan
3. Agar bisa mengetahui gizi bagi kesehatan reproduksi
4. Agar bisa mengetahui Pengaruh Gizi dalam organ Reproduksi
BAB II
KONSEP DASAR ILMU GIZI

2.1 Definisi:
• Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan
dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
• Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-
proses kehidupan.
• Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
Yang Berhubungan Dengan Gizi adalah:
• Makanan
• Pangan
• Bahan Makanan
• Status Gizi
2.2 Beberapa Pengertian/ Istilah Dalam Gizi
 Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
 Pengertian pangan menurut UU No. 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan, adalah segala
sesuatu yang berasal dari sumber nabati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah,
yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk
bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
 Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau
unsur-unsur/ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna
bila dimasukkan ke dalam tubuh.
 Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
 Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-
zat gizi.
 Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia.
 Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.

Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :


 Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,
membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam
tubuh).
 Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas
kerja.

2.3 Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
 Berdiri tahun 1926, Mary Swartz Rose dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi pertama di
Universitas Columbia, New York, AS. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai cabang ilmu
yang berdiri sendiri
Makanan di zaman Purba dan Zaman Yunani
 Tahun 400 SM, Hippocrates, mengibaratkan Makanan sebagai panas yang dibutuhkan
manusia
 Zaman Purba Manusia telah menyadari pentingnya makanan untuk kelangsungan hidup

Beberapa Penelitian
• Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier 
(1743-1794). Mempelajari hal-hal yg berkaitan dengan  penggunaan energi makanan yang
meliputi  proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri.
• Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya  penelitian tentang pertukaran energi
dan sifat-sifat bahan  makanan pokok.
• Penemuan Mineral Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun
1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat
esensial.
• Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh memerlukan konsentrasi
elektrolit tertentu.
• Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan
kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
• Keadaan Sekarang Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap
kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan
bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.
• Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan
pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO
dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan)
2.4 Penggolongan Zat Gizi
 Makronutrien
Golongan makronutrien terdiri dari :
 Karbohidrat
 Lemak/ lipida
 Protein
 Golongan mikronutrien terdiri dari :
 Mineral: Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium;
seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron;
vanadium, molibden.
 Vitamin: Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin
K; tiamin; riboflavin; niacin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam
pantotenat; vitamin C.
 Air
2.5 Fungsi Zat Gizi
• Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik
yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan
kegiatan/aktivitas.
• Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air,
diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
• Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Mineral dan
vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf dan otot serta
banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan,
jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-
lain proses tubuh.
2.6 Akibat Gangguan Gizi
A. Akibat Gizi Kurang pada Proses Tubuh
Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan kualitas)
menyebabkan gangguan pada proses-proses:
1. Pertumbuhan
2. Produksi tenaga
3. Pertahanan tubuh
4. Struktur dan Fungsi Otak
5. Perilaku
Akibat Kelebihan Zat Gizi
Gizi lebih menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi
disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan adalah salah satu faktor terjadinya
berbagai penyakit degeneratif seperti: hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner, hati dan
kandung empedu.

2.7 Pengertian Gizi Seimbang


Gizi seimbang adalah makanan yang dikomsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka
ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan (Dirjen BKM, 2002).
Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan
proporsi yang sesuai, sehingga memnuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan
perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier,
2001).
Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang
yang berbentuk kerucut. Popular dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”.
Pertama, Sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang
digambarkan didasar kerucut.
Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buahan digambarkan bagian tengah
kerucut.
Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan
digambarkan bagian atas kerucut

Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang


1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
2. Social Budaya (tidak bertentangan)
3. Kondisi Kesehatan
4. Umur
5. Berat Badan
6. Aktivitas
7. Kebiasaan Makan (like or dislike)
BAB III
PERANAN GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI

Kesuburan (fertilitas) adalah dapat bekerjanya secara optimal organ-organ reproduksi


baik, pada pria maupun wanita, sehingga dapat melakukan fungsi fertilisasi dengan baik. Banyak
faktor yang mempengaruhi kesuburan dan keberhasilan pembuahan sel telur oleh sperma, serta
tumbuh kembang janin agar lahir sebagai bayi yang normal dan sehat. Perilaku gizi dan
kesehatan merupakan faktor penting. Pada prinsipnya, seseorang berprilaku makan sehat jika
aneka menu yang dikonsumsinya memberikan gizi seimbang. Gizi seimbang ini hanya dapat
diperoleh dari beraneka ragam bahan makanan. Makin banyak ragam bahan makanan yang
dimakan setiap hari, makin besar asupan gizi ke dalam tubuh. Kesadaran untuk pola makan sehat
itulah yang sampai kini belum dimiliki kebanyakan wanita usia subur (WUS) berusia muda
(remaja). Ada kecendrungan untuk makan di luar rumah yaitu di tempat-tempat yang bergengsi
dengan pilihan menu tidak memenuhi asas gizi seimbang. Kesukaan makan fast foods atau junk
foods seperti burger, pizza, dan fried chicken tidak menjamin kebutuhan gizinya. Keadaan ini
bisa berdampak buruk yang akan mempengaruhi kesehatan organ reproduksi. Zat gizi apa yang
penting untuk menjamin kesehatan reproduksi?

2.1 Zat –zat gizi yang penting untuk Kesehatan Reproduksi


Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus
diperhatikan agar mencapai kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan kesehatan
organ reproduksi.
Berikut diuraikan beberapa zat gizi yang berperan dalam kesehatan reproduksi.

Karbohidrat
Ketika premenstruasi tidak jarang remaja mengalami penurunan atau penekanan nafsu
makan akibat hormon esterogen. Perubahan asupan energi tersebut belum didukung data pasti.
Ada yang berpendapat bahwa karbohidrat merupakan sumber peningkatan asupan energi selama
fase luteal, sedangkan yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula
cenderung meningkat selama fase luteal. Dengan demikian, maka selama fase luteal terjadi
peningkatan asupan makanan atau energi. Akan tetapi, remaja cenderung mengonsumsi fast food
yang kurang akan zat- zat gizi yang secara tidak langsung akan menyebabkan tubuh kekurangan
zat-zat gizi makro dan mikro. Apabila keadaan tersebut berlangsung terus menerus, maka akan
mempengaruhi fungsi organ tubuh dan terganggunya fungsi reproduksi, seperti gangguan
menstruasi1.

Protein
Unit pembangun dari protein adalah asam amino. Arginin adalah asam amino yang
berfungsi memperkuat daya tahan hidup sperma dan mencegah kemandulan. Sumber arginin dari
bahan makanan adalah ikan, daging sapi, ayam, kacang-kacangan. Kedelai dan hasil olahan
seperti tempe dan tahu merupakan sumber phytoestrogen. Tahu yang terbuat dari kacang kedelai
mengandung banyak isoflavon. Konsumsi tahu membantu merangsang produksi hormon
estrogen selama menstruasi sehingga mengurangi peradangan serta kram menstruasi.2 Kemangi
juga kaya dengan kandungan arginin.

Lemak
Lemak memegang peranan penting sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan sebagai pengangkut vitamin larut lemak. Tubuh seorang wanita harus
mempunyai simpanan lemak dalam bentuk jaringan adipose sebagai persiapan menyusui.
Menstruasi wanita tidak akan teratur kalau tidak memiliki simpanan lemak 20% dari total berat
badan3. Asam lemak esensial seperti asam lemak omega 3, dibutuhkan tubuh sekitar 3% dari
energi total. Wanita dengan asupan asam lemak omega 3 yang rendah akan cenderung
mengalami nyeri haid (dismenorhea). Studi menunjukkan bahwa mengonsumsi asam lemak
omega-3 dalam makanan sehari-hari akan mengurangi nyeri haid. Ikan tuna dan salmon
mengandung asam lemak omega 3.

Vitamin
Kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) mendorong kelebihan prostaglandin
yang dapat memfasilitasi terjadinya Dysmenorrhea. Agar remaja tidak mengalami gangguan haid
tersebut, dibutuhkan zat gizi mikro yang penting dalam mengurangi kejadian Dysmenorrhea
primer.
Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi larut dalam lemak, esensial untuk mata, pertumbuhan,
diferensiasi sel, reproduksi, dan integritas sistem imun. Kurang vitamin A (KVA) dikaitkan
dengan asupan makanan mengandung vitamin A yang rendah, frekuensi penyakit infeksi yang
tinggi serta siklus reproduksi. Vitamin A, C, dan E sebagai antioksidan berfungsi menangkal
serangan radikal bebas terhadap dinding sperma dan ovum. Wortel, ubi merah, buah warna
kuning dan oranye seperti mangga dan sayur daun hijau merupakan sumber beta karoten untuk
maturasi sperma. Asparagus juga kaya dengan kandungan vitamin A dan C yang bermanfaat
dalam hal kesuburan dan pembangkit libido. Kecukupan vitamin A untuk remaja dan dewasa
adalah 500-600 RE/hari. Defisiensi mikronutrien dihubungkan dengan turunnya fungsi imunitas
sehingga mempengaruhi frekuensi, lama dan keparahan penyakit infeksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kejadian infeksi selama kehamilan meningkat pada ibu dengan defisiensi
vitamin A, zat besi dan seng termasuk infeksi pada saluran reproduksi.

Vitamin C
Vitamin C berfungsi meningkatkan kesuburan, memperkuat sistem imun, dan membantu
penyerapan zat besi . Buah - buahan, seperti stroberi, kiwi, avokat, jambu, jeruk, mangga serta
sayuran hijau kaya akan vitamin C yang dapat meningkatkan jumlah sperma dan mobilitasnya.
Kecukupan vitamin C untuk remaja dan dewasa adalah 50-90 mg/hari. Berikut adalah contoh
‘Sperm Alert Diet” dari Dr.Dawson (Universitas of Texas) yang menonjolkan khasiat vitamin C
dalam mempengaruhi kualitas sperma yaitu: a) 1½ buah paprika merah (212 mg); b) 2 cangkir
brokoli segar,direbus (196 mg); c) 3 buah kiwi (222 mg); d) 3 buah jeruk (210 mg); dan e) 2 ½
cangkir stroberi (210 mg)
Vitamin E
Vitamin E sangat penting bagi system reproduksi. Vitamin E mendukung produksi
sperma dan hormon-hormon seks serta mencegah kerusakan DNA sperma. Studi menunjukkan
bahwa kerusakan pada DNA sperma dapat menyebabkan infertilitas.Kerusakan DNA tersebut
terutama disebabkan oleh radikal bebas. Vitamin E sebagai antioksidan dapat mencegah
kerusakan DNA sperma. Studi juga menunjukkan bahwa perempuan yang mengonsumsi vitamin
E dua hari sebelum menstruasi terus-menerus dan tiga hari setelah menstruasi secara signifikan
efektif mengurangi nyeri haid. Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh- tumbuhan,
terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian seperti biji labu kuning. Minyak kelapa dan
zaitun hanya sedikit mengandung vitamin E. Sayuran dan buah-buahan juga merupakan sumber
vitamin E dalam jumlah yang terbatas. Kecukupan vitamin E untuk usia 10-12 tahun 11 mg/hari
dan usia 13 tahun ke atas 15 mg/hari.

Asam Folat
Pada beberapa tahun terakhir asam folat menjadi topik paling favorit mengingat
perspektif pencegahannya cukup penting dan beragam. Asam folat diperlukan tubuh untuk
pembentukan DNA dan RNA. Defisiensi asam folat mengakibatkan kelainan kongenital seperti
Neural Tube Defect (NTD). Asam folat yang diberikan sebelum terjadi kehamilan dikaitkan
dengan penurunan risiko terjadinya kelainan kongenital (NTD). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pemberian suplemen folat pada masa perikonsepsi (sebelum dan sesaat setelah terjadinya
konsepsi) dapat menurunkan risiko NTD sebesar 70%. Konsumsi 200 mcg sehari diestimasi
dapat menurunkan 35-41% insiden NTD, 400 mcg sehari dapat menurunkan 47-53%.
Suplementasi untuk dewasa 1 mg sehari merupakan rekomendasi untuk keluarga yang pernah
mendapat bayi NTD atau cacat kongenital lain. Suatu studi di Belanda menunjukkanbahwa
jumlah sperma pria yang mengalami defisiensi asam folat dan seng meningkat 75% setelah
diberi suplemen asam folat 5 mg sehari dan seng 66 mg sehari.3 Kecukupan asam folat untuk
usia 10-12 tahun adalah 300 mcg/hari dan usia 13 tahun ke atas 400 mcg/hari. Asam folat juga
berfungsi dalam pembentukan hemoglobin. Selama hamil dan
menyusui wanita memerlukan lebih banyak asam folat dan zat besi. Jika dalam makanan tidak
mengandung cukup banyak zat-zat gizi tersebut, maka anemia yang diderita bertambah berat,
dan berakibat perdarahan banyak pada waktu melahirkan, lahir lama atau mudah terkena infeksi
yang berakibat fatal. Sumber asam folat adalah sayuran berwarna hijau tua, kol dan keluarga kol,
buah-buahan seperti stroberi, biji-bijian, daging, susu dan sereal yang difortifikasi. Asparagus
juga memiliki kandungan asam folat yang cukup tinggi. Kandungan asam folat dalam berbagai
bahan makanan disajikan pada tabel 1.
Pemberian 400 mcg asam folat sebagai suplemen atau susunan diet sehari, berdasarkan anti-birth
defect diet (diet pencegahan kelahiran cacat) dari Medical College of St. Bartholomeus Hospital
London, adalah sebagai berikut: a) 1 cangkir jus jeruk (10,7 mg); b) 1/3 cangkir serealia segala
merek (0,1 mg); c) ½ cangkir bayam,direbus (0,13 mg); dan d) ½ cangkir biji-bijian
kering,direbus (0,12mg).

Vitamin B6
Vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita. Sumber vitamin B6 adalah ikan,
ayam, telur, pisang, wortel, brokoli.

Vitamin B12
Vitamin B12 diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Vitamin B12 dapat
menambah dan meningkatkan kualitas sperma. Sumber dalam makanan meliputi hati, daging
merah, ikan, telur dan susu. Defisiensi vitamin B12 menimbulkan anemia perniosa. Kecukupan
vitamin B12 untuk usia 10-12 tahun adalah 1,8 ug/hari dan usia 13 tahun ke atas 2,4 ug/hari.
Zat besi
Zat besi penting untuk transportasi darah dan oksigen di dalam tubuh. Kaum perempuan
perlu menjaga keseimbangan proses ovulasi. Suatu studi menunjukkan bahwa 40% wanita yang
mengalami masalah ovulasi menjadi subur setelah menambah konsumsi zat besi. Zat besi juga
penting dalam pembentukan sel darah merah. Ikan tuna dan salmon mengandung zat besi yang
tinggi yang membantu merangsang produksi sel darah merah untuk mengganti kehilangan darah
selama menstruasi. Sumber zat besi juga terdapat dalam hati, daging, kacangkacangan, maupun
sayur-sayuran. Kecukupan zat besi untuk remaja dan dewasa adalah 13-26 mg/hari. Defisiensi
zat besi atau anemia defisiensi besi diakibatkan oleh rendahnya asupan besi makanan, terutama
besi hem, yang terjadi secara kronis. Pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya
mengandung sumber besi hem (hewani) yang rendah dan tinggi sumber besi non hem (nabati).
Anemia secara umum dikaitkan dengan menurunnya imunitas sehingga meningkatkan risiko
terhadap kejadian infeksi.

Kalsium
Kalsium merupakan zat gizi mikro yang memiliki peran dalam mengurangi
Dysmenorrhea. Penelitian mengenai suplementasi kalsium yang dilakukan di Metropolitan
Hospital di New York, Amerika Serikat, menunjukkan bahwa 75% penderita PMS berkurang
sakitnya. Pembekakan dan rasa sakit pada payudara berkurang, begitu pun dengan sakit kepala
dan kejang perut (Dysmenorrhea) Hasill penelitian pada remaja wanita di SMA 8 Denpasar
menunjukkan bahwa sebagian besar (95%) remaja yang mengalami Dysmenorrhea berat ternyata
tingkat konsumsi kalsiumnya kurang. Ada hubungan antara tingkat konsumsi kalsium dengan
kejadian Dysmenorrhea (p<0,05). Dengan demikian maka semakin rendah konsumsi kalsium
semakin berat Dysmenorrhea yang dialami.4 Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan
dalam interaksi protein di dalam otot, yaitu aktin dan myosin. Bila kalsium dalam darah kurang,
maka otot tidak bias mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat menimbulkan
kejang5.Menurut Krummel (1996) menjelaskan bahwa agar sepanjang dan selama siklus haid
tidak menimbulkan keluhan-keluhan atau ketidaknyamanan, maka remaja wanita sebaiknya
mengkonsumsi susu dan hasil olahannya serta sayuran berdaun hijau sebagai sumber kalsium
yang baik untuk mengurangi nyeri haid. Hal ini sangat bertolak belakang dengan kebiasaan
remaja wanita saat ini, yakni terjadi peningkatan asupan makan siap saji yang cenderung
mengandung tinggi lemak, energi, natrium dan rendah asam folat, serat, Vitamin A, Vitamin C
dan Kalsium.1 Kalsium juga dikaitkan dengan kesehatan reproduksi, utamanya
pre-eklamsia/eklamsia, berat badan lahir rendah (BBLR) serta kelahiran prematur. Konsumsi
kalsium dapat menurunkan risiko terjadinya preeklamsia/eklamsia secara bermakna. Kalsium
juga meningkatkan pH tubuh, yang menguntungkan bagi sperma dan telur yang sudah dibuahi.
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahannya, seperti keju. Ikan yang dimakan dengan
tulang termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang- kacangan
dan hasil kacang- kacangan, tahu, oncom dan tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber
kalsium yang baik juga, tetapi mengandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium
seperti serat, fitat dan oksalat.5 Kebutuhan kalsium yang optimal bagi remaja menurut National
Institute of Health (NIH) adalah 1.200- 1.500 mg Ca/hari.6

Seng
Seng sangat diperlukan untuk pematangan seksual. Bagi pria seng membantu menjaga
fungsi organ seksual, produksi sperma dan melincahkan sperma. Kekurangan seng menyebabkan
penurunan hormone testosteron, penyusutan testis dan pengurangan produksi sperma yang sehat.
Seng dapat meningkatkan proteksi sperma terhadap kerusakan karena radikal bebas. Kekurangan
seng ada hubungannya dengan konsumsi yang sudah diketahui sejak tahun 1960 pada remaja
laki-laki di Mesir dan Iran. Gejala klinis defisiensi seng antara lain gagal tumbuh, pematangan
seksual yang terhambat. Akan terapi, seng dapat meningkatkan pertumbuhan dan pematangan
seksual. Asupan seng akan membantu mengurangi premenstrual sindrom (PMS) dan
Dysmenorrhea. Suplemen seng selama kehamilan dikaitkan dengan meningkatnya berat badan
lahir dan menurunnya risiko prematuritas. Wanita yang mengalami Dysmenorrhea cenderung
kekurangan seng dan mempunyai prostaglandin yang tinggi. Hormon inilah yang diyakini
menyebabkan kram saat
menstruasi. Seng memiliki kandungan antioksidan dan anti-inflamasi yang berguna menghambat
metabolisme prostaglandin. Asupan seng akan membantu mengurangi kram menstruasi. 2 Sumber
seng paling baik adalah protein hewani, terutama daging, hati, ayam, telur, kerang, rajungan,
lobster, ikan salmon. Serealia tumbuk, kacang- kacangan dan biji labu kuning juga merupakan
sumber yang baik. Tiram atau kerang-kerangan adalah salah satu makanan laut yang sudah sejak
dahulu dikenal sebagai peningkat gairah seksual atau libido. Kebutuhan seng pada usia remaja
dan dewasa adalah 9,3 – 17,4 mg/hari.

Magnesium
Magnesium adalah mineral penting dalam mempertahankan otot. Wanita dengan
kekurangan magnesium akan menghasilkan otot yang terlalu aktif sehingga menyebabkan nyeri
haid dan gejala yang hebat. Menambahkan magnesium dalam makanan sehari-hari akan
membantu untuk mengurangi atau mencegah kram dan nyeri menstruasi. Sayuran hijau adalah
sumber utama magnesium, kacang- kacangan dan bijibijian merupakan sumber magnesium yang
baik, seperti tepung kedelai, tahu, tempe, kacang mete, jagung manis, dan almond. Sedangkan
buah- buahan umumnya mengandung sedikit magnesium.8

Selenium
Selenium merupakan antiokdidan yang berperan mencegah oksidasi sel-sel sperma. Studi
yang dilakukan Universitas Padua Italia, menunjukkan bahwa kekurangan selenium dapat
menyebabkan infertilitas pada pria. Sumber utama selenium adalah daging merah, hati dan
makanan dari laut. Kecukupan selenium yang dianjurkan untuk untuk usia 10-12 tahun adalah 20
ug/hari dan usia 13 tahun ke atas adalah 30 ug/hari.

3.2 Zat Gizi Penting Masa Prakonsepsi


Fokus utama pada prakonsepsi diprioritaskan pada asam folat, zat besi, vitamin C, E, B6,
seng, selenium, dan kalsium. Berikut adalah pesan yang perlu diperhatikan oleh pasangan suami
istri: Tiga bulan menjelang masa prakonsepsi: a) Vitamin dalam jumlah cukup diperlukan; b)
Perlu penambahan pil suplemen antioksidan dan 400 mcg asam folat, perbanyak mengonsumsi
alpukat, minyak bunga matahari, dan biji wijen; c) Seng diperlukan
untuk proteksi sperma terhadap radikal bebas; d) Asam lemak esensial diperlukan wanita,
dengan memperbanyak konsumsi ikan segar; Kafein yang terkandung dalam sejumlah minuman
perlu dikurangi. Dua bulan menjelang masa prakonsepsi: a) Vitamin C harus diperbanyak,
sekitar 500 mg/hari agar tubuh kebal terhadap infeksi; dan b) Beta karotin yang terkandung
dalam wortel, jeruk, kiwi dan buah lain dibutuhkan. Satu bulan menjelang masa prakonsepsi: ·
Vitamin C perlu ditingkatkan sampai 1000 mg/hari.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

• Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan
dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi
Yang Berhubungan Dengan Gizi adalah:

Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi


 Berdiri tahun 1926, Mary Swartz Rose dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi pertama di
Universitas Columbia, New York, AS. Pengakuan pertama ilmu gizi sebagai cabang ilmu
yang berdiri sendiri
Penggolongan Zat Gizi
 Makronutrien
Golongan makronutrien terdiri dari :
 Karbohidrat
 Lemak/ lipida
 Protein
 Golongan mikronutrien terdiri dari :
 Mineral: Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium;
seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron;
vanadium, molibden.
 Vitamin: Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin
K; tiamin; riboflavin; niacin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam
pantotenat; vitamin C.
 Air
Gizi seimbang adalah makanan yang dikomsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam
dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak
kekurangan (Dirjen BKM, 2002).
Reproduksi manusia membutuhkan zat gizi yang cukup. Asupan zat gizi harus diperhatikan
agar mencapai kematangan seksual. Gizi seimbang akan menentukan kesehatan organ
reproduksi.
Yang penting dilakukan untuk meningkatkan kesuburan adalah mengonsumsi makanan yang
bergizi seimbang, dengan beraneka ragam makanan.
Fertilitas pada masa prakonsepsi dapat ditingkatkan dengan memilih makanan khusus pendukung
fertilitas.
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang
1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
2. Social Budaya (tidak bertentangan)
3. Kondisi Kesehatan
4. Umur
5. Berat Badan
6. Aktivitas
7. Kebiasaan Makan (like or dislike)

4.2 SARAN

1 Agar pihak Akademik memperbanyak Literatur tentang gizi dan Manfaat gizi pada Kesehatan

2 Sumber-sumber materi dan penelitian yang akan digunakan sebagai bahan materi pelajaran
diharapkan diperbanyak juga

3.Memberikan materi Praktek pada mahasisiwa yang berhubungan dengn gizi


Daftar Pustaka
1. Almatsier,Sunita. 2004. Prinsip dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM,UI. 2008. Gizi dan Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
3. Departemen Kesehatan RI. 1979. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta: Depkes RI
4. Dewantari,Ni Made, G.A.Dewi Kusumayanti dan Shita. 2012. Hubungan Tingkat
Konsumsi kalsium dengan Kejadian Dysmenorrea di SMA 8 Denpasar dalam Jurnal Ilmu
Gizi
5. George A, Eby.2006. Zinc Treatment Prevents Dysmenorrhea, (online), available:http://
george-ebyresearch. com/html/zinc-forcramps.pdf, (25 November 2009)
6. Karyadi,Darwin.2006. Gizi Seimbang Untuk Prakonsepsi dalam Gizi seimbang dalam
Siklus Kehidupan Manusia.Jakarta: PT Primamedia Pustaka.
7. Paath, Erna Francin. Yuyun Rumdasih, Heryati.2004. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.
Jakarta: Buku Kedokteran ECG Wirakusumah, Emma S. 2007. Jus Buah dan Sayuran.
Jakarta : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai