Location via proxy:   [ UP ]  
[Report a bug]   [Manage cookies]                

50 97 1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TEKNIK SIPIL

PENYUSUNAN PROJECT PLANNING PERBAIKAN TANAH


LUNAK DENGAN PREFABRICATED VERTICAL DRAIN
(Studi Kasus Pada Area Long Beach Pakuwon City-Surabaya)
Muhammad Amin Fahmi1, Dandung Novianto2
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Malang
email:muh_aminfahmi@rocketmail.com

Abstract
The improvement project was carried out within 30 work days with the project price of IDR 551.439.500,-. In
the project management a project planning is in need a carry out the project on time at precise cost and quality. The
data needed in this arrangement of project planning were contract documents, list of work force cost, equipment
and materials used. Work scheduling and cost arrangement for the project was done with benefit of Microsoft
Project Program. The writer discusses the determination of project site layout, traffic management, implementation
method, project time schedule, project cost planning, project quality management planning as well as K3 program
planning. From the calculating result, the writer summed that the total cost was Rp. 270.950.000.-. When this sum
compared to the previous project cost planning was Rp. 551.439.500,- we can difference as much as Rp.
280.489.500.-. In order to assure the working quality, material testing was conducted in laboratory so that the
material mounted matched the technical qualifications as well as the use if correct implementation method. To avoid
work accident, every worker must use the Self Protection Device and work carefully by the correct working
procedures.

Keywords : vertical drain, soft clay, project planning,

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyelenggaraan proyek konstruksi suatu bangunan dilaksanakan melalui sistem manajemen
proyek tertentu. Tingkat keberhasilan suatu proyek dapat dilihat dari besar biaya yang efisien, waktu yang
singkat dan tepatnya kualitas produk yang dicapai. Dalam penyelenggaraan konstruksi, faktor biaya
merupakan bahan pertimbangan utama karena menyangkut jumlah investasi yang besar yang harus
ditanamkan oleh kontraktor yang rentan terhadap resiko kegagalan.
Konstruksi secara umum diterjemahkan segala bentuk pembuatan infrastruktur (contoh jalan,
jembatan, gedung, irigasi, gedung) serta pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur,
(Djatmika, 2005). Dalam pelaksanaannya, proyek konstruksi membutuhkan suatu manajemen untuk
mengolah dari bahan baku sebagai input kegiatan menjadi suatu konstruksi. Dengan kata lain, kegiatan
pelaksanaan proyek konstruksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara, yang berlangsung dalam
jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
dengan kriteria-kriteria yang telah digariskan secara jelas dalam kontrak.
Dengan perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan kebutuhan akan tempat hunian
menjadi sangat mendesak, masalah ini tidak diimbangi dengan ketersediaan lahan yang baik untuk
menunjang keterlangsungannya.
Oleh karena itu kita dituntut untuk menyelesaikan masalah ini. Dan salah satu caranya adalah
memanfaatkan daerah yang memiliki karakteristik tanah kurang baik menjadi alternatif yang dapat
digunakan tentunya dengan memperbaiki terlebih dahulu kondisi tanahnya.
Seperti yang kita ketahui daerah tambak adalah daerah yang muka air tanahnya diatas permukaan
tanah, sehingga kondisi tanahnya pun banyak mengandung air. Bila lapisan tanah mengalami beban
diatasnya, maka air pori akan mengalir keluar dari lapisan tersebut dan volumenya akan berkurang atau
dengan kata lain akan mengalami konsolidasi (Mochtar, 2000)
Penurunan pada suatu bangunan disebabkan oleh beban yang disalurkan melalui pondasi ke lapisan
tanah di bawahnya melampaui daya dukung tanah sehingga tanah mengalami pemampatan atau
kelongsoran. Proses pemampatan ini memang tidak bisa dihilangkan sama sekali, meskipun demikian

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 177


JURNAL TEKNIK SIPIL

dalam perencanaan harus diusahakan sedemikian rupa sehingga penurunan yang akan terjadi nantinya
tidak lebih dari yang diperbolehkan.
Sebagai respon positif dalam rangka mencegah / mengantisiapasi terjadinya masalah-masalah dari
segi waktu, biaya, dan mutu pada pekerjaan proyek tersebut, maka disusun perencanaan proyek yang
memiliki manfaat antara lain, mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan di antara kegiatan,
menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan, membantu penggunaan tenaga
kerja, uang dan sumber daya lainnya.
Tujuan dari perencanaan ini adalah:
1. Menentukan site layout proyek sehingga lingkup kerja yang ada di lokasi proyek dapat digunakan
secara optimal.
2. Menentukan jalur lalu lintas disekitar proyek (traffic management) pada saat pelaksanaan proyek.
3. Menyusun metode pelaksanaan proyek.
4. Menentukan jadwal pelaksanaan proyek.
5. Menyusun rencana pengendalian mutu (quality plan) proyek.
6. Mengetahui besaran biaya yang diperlukan pada proyek perbaikan tanah ini.
7. Menyusun program K3 (safety plan) proyek.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Proyek adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan dan kejadian yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan tertentu dan membuahkan hasil dalam suatu jangka tertentu dengan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia. Dalam pengertian lain, proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka
waktu tertentu dengan sumber daya tertentu pula, seperti menurut Seutji Lestari (1990 dalam hermiati,
2007), bahwa sistem manajemen proyek adalah bagaimana menghimpun dan mengelola masukan (input)
yang bersumberdaya (tenaga, manusia, dana, waktu, teknologi, bahan, peralatan dan manajemen) untuk
menghasilkan keluaran/hasil proyek (output) yang telah ditentukan untuk mencapai suatu tujuan proyek
yang mendukung suatu program dalam suatu jangka waktu batas tertentu.
Secara sistematis fungsi manajemen adalah menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien untuk itu perlu di terapkan fungsi-fungsi dalam manajemen itu sendiri seperti Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling, dengan demikian dapat dicapai tujuan proyek yang optimal.
Dalam melakukan Planning (Perencanaan) perlu di perhatikan beberapa faktor antara lain, waktu
pelaksanaan, waktu pemesanan, waktu pemasukan material, alat, jumlah dan kualifikasi tenaga kerja,
metode/teknik pelaksanaan dan sebagainya. Kemudian melaksanakan jenis-jenis pekerjaan proyek sesuai
dengan rencana yang telah di tetapkan dengan selalu mengadakan Organizing yaitu pengarahan. Setelah
itu dilaksanakan pula evaluasi atau koreksi-koreksi terhadap hasil pelaksanaan yang ada (Actuating).
Terakhir adalah Controlling yaitu memonitoring, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan proyek
tersebut sehingga berjalan sesuai dengan schedule yang ada dan optimal. Dengan konsep ini peran
manager proyek konstruksi sangat besar dalam menentukan keberhasilan proyek dari segi waktu, biaya,
mutu, keamanan dan kenyamanan yang optimal sehingga dari sisi ini dapat berkembang perusahaan yang
bergerak di bidang manajemen konstruksi yang akan mengelola proyek-proyek yang diingini oleh owner
secara profesional.
Syarat tercapaianya optimalisasi nilai keuntungan pada suatu proyek konstruksi adalah penyedia
jasa sebagai pelaksana proyek dapat melaksanakan pekerjaannya secara efisien dan efektif. Dimana
efisiensi merupakan kemampuan untuk meminimalkan penggunaan sumber daya (masukan), sedangkan
efektivitas adalah kemampuan untuk menentukan tujuan yang memadai. Efisien dalam proyek konstruksi
diartikan sebagai kemampuan pelaksana proyek dalam mengevaluasi dan menyusun rencana investasi
dengan prinsip kehati-hatian dan ekonomis. Sedangkan efektif disini diartikan sebagai kemampuan
mengevaluasi pelaksanaan proyek untuk menentukan solusi teknis seperti pilihan peralatan yang sesuai
dengan kebutuhan lapangan sehingga pelaksanaan proyek dapat dilaksanakan sesuai jadwal dengan hasil
yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek. Secara prinsip tujuan evaluasi proyek adalah terjadinya
perbaikan dalam penilaian investasi (Kadariah, et al,1988 dalam djatmika, dkk, 2005).

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 178


JURNAL TEKNIK SIPIL

3. METODE PERENCANAAN

3.1. Lokasi
Lokasi dari proyek perbaikan tanah lunak dengan Prefabricated Vertical Drain (PVD) ini berada
dalam kompleks Kota Mandiri perumahan Pakuwon City– Surabaya (Dekat dengan Kampus ITS),
tepatnya di area Long Beach.

3.2. Data yang Diperlukan


Data proyek, yaitu data yang diperoleh langsung dengan berbagai pihak yag terkait, seperti data
tentang kondisi fisik lapangan, data-data penting proyek (lingkup area kerja, tujuan proyek, struktur
organisasi proyek), dokumen kontrak yang berisikan ketentuan umum dan khusus kontrak, Rencana
Anggaran Biaya (RAB), analisa harga satuan pekerjaan, harga dasar upah dan material, jadwal
pelaksanaaan, gambar kerja, spesifikasi teknis, foto visual proyek (0%), dan lain-lain.

3.3. Tahapan Pembahasan


Tahapan yang direncanakan dalam penulisan ini dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:
1. Identifikasi masalah dan tujuan penulisan
Identifikasi masalah dan tujuan penulisan sebagaimana diuraikan pada bab pendahuluan.
2. Studi pendahuluan mengenai faktor-faktor yang menentukan proporsi sumber daya
Untuk dapat mengidentifikasi faktor-faktor ketepatan proporsi sumber daya, maka dilakukan kajian
terhadap teori-teori dan literatur. Selain dari literatur, studi pendahuluan juga dilakukan dengan
mewawancarai pihak yang terkait dengan pelaksanaan konstruksi (kontraktor).
3. Mengidentifikasi tipe sumber daya yang akan ditulis
Seperti telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa sumber daya proyek terdiri dari SDM,
sumber daya material, dan sumber daya peralatan. Dimana dari masing-masing sumber daya tersebut
dilakukan pengelompokkan berdasarkan jenis dan tipe yang terdapat di proyek konstruksi sesuai
dengan studi literatur.
4. Pengumpulan Data
Tahap selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data melalui wawancara dan data sekunder berupa
dokumen laporan proyek konstruksi.
5. Pengolahan data
Setelah memperoleh data dilapangan, kemudian dilakukan perhitungan alokasi sumberdaya secara
deskriptif untuk mengetahui rata-rata alokasi biaya untuk kebutuhan sumber daya proyek.
6. Analisis data
Hasil pengolahan data yang dihasilkan pada butir (5) kemudian dianalisis dan dikaji lebih lanjut.
Penggolongan faktor-faktor penentu pemilihan sumber daya berdasarkan penggolongan sumber daya
ini, kemudian dikaji untuk memodelkan proporsi sumberdaya.

3.4. Tahap Pengolahan Data


Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh tersebut diolah dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Pengaturan Site layout
Pengaturan site layout ini adalah untuk mengatur penempatan bangunan-bangunan sementara yang
menunjang pelaksanaan proyek, seperti gudang, barak pekerja, material, dan alat-alat berat yang
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Pengaturan tata letak ini disesuaikan dengan area kerja dan
kondisi lapangan. Data-data yang diperoleh adalah data-data kondisi area kerja dan batas-batas
wilayah kerja.
2. Pengaturan jalur lalu lintas disekitar proyek (traffic management)
Lokasi pekerjaan terdapat di dalam area perumahan dimana lalu lintas tidak begitu padat. Akan tetapi
pengaturan lalu lintas (traffic management) tetap diperlukan agar selama pelaksanaan pekerjaan lalu
lintas disekitar proyek tidak terganggu. Data yang diperoleh adalah jalur-jalur lalu lintas yang

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 179


JURNAL TEKNIK SIPIL

berdekatan dengan proyek dan jalur alternative yang bisa digunakan untuk pengalihan lalu lintas
sementara.
3. Penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan
Setelah sequnce of work di buat selanjutnya dibuat metode pelaksanaan pekerjaan. Dengan metode
pelaksanaan ini, akan memberikan gambaran mengenai bagaiman proyek itu dimulai sampai dengan
proyek tersebut selesai.
4. Penyusunan jadwal pelaksanaan (Penyusunan item pekerjaan dan Sequnce of work)
Data yang diperlukan untuk menyusun jadwal pelaksanaan adalah kontrak kerja untuk mengetahui
jangka waktu pelaksanaan pekerjaan, tanggal mulai dan akhir pekerjaan. Data yang lain adalah RAB,
analisa harga satuan pekerjaan, sequnce of work dan daftar peralatan dari data terseburt akan diperoleh
informasi tentang item pekerjaan apa saja yang akan dikerjakan pada pelaksanaan proyek. Untuk
menyusun jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut maka terlebih dahulu dihitung produktifitas
pekerjaan perharinya. Hal ini untuk mengetahui durasi per item pekerjaan dengan volume yang ada.

5. Penyusunan quality plan


Pedoman untuk menyusun quality plan ini adalah gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada.
Pemastian mutu pekerjaan ini dimulai dari pemeriksaan material yang akan digunakan, kapasitas dan
kondisi peralatan, ketrampilan dan keahlian tenaga kerja yang digunakan serta metode kerja yang
tepat.
6. Penyusunan jadwal kebutuhan sumber daya
Setelah durasi pekerjaan dihitung, selanjutnya dihitung jumlah kebutuhan sumber daya yang akan
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut serta kebutuhan perharinya.
Kebutuhan perhari =
7. Penyusunan safety plan
Penyusunan safety plan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan proyek tersebut dapat terhindar dari
kecelakaan kerja, sehingga tercipta kondisi kerja yang sehat dan aman, selain itu, safety plan ini juga
diuraikan metode-metode tanggap darurat yang harus dilakukan jika terjadi kecelakaan kerja.

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 180


JURNAL TEKNIK SIPIL

3.5. Diagram Alir Perencanaan

Mulai

Study Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer: Data Sekunder:


Wawancara langsung Dokumen kontrak
Pengamatan langsung Spesifikasi teknis
Laporan proyek

Pembahasan:
 Penyusunan site layout
 Penyusunan traffic management
 Penyusunan metode pelaksanaan
 Penyusunan pekerjaan (gant chart)
 Penyusunan quality plan
 Penyusunan kebutuhan sumber daya
 Penyusunan safety plan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Pembahasan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Rencana Tata Letak (Site Layout) dan Traffic Management


Rencana tata letak (Site Layout) bertujuan untuk mengefisienkan lahan pada sekitar/ dekat area
lokasi untuk pengaturan tata letak peralatan, direksi keet, gudang, dan kemudahan jangkauan bagi pekerja
dan alat. Dengan adanya perencanaan Site Layout ini maka ruang kerja dapat dimanfaatkan dengan
sebaik-baiknya.
Pengaturan untuk alat-alat berat juga perlu direncanakan, hal ini dimaksudkan agar pergerakan alat
berat efektif serta tidak mengganggu aktifitas yang lain. Adapun alat berat yang digunakan pada proyek
ini adalah Crawler Crane. Crawler Crane diperlukan pada saat pekerjaan pemancangan material
Prefabricated Vertical Drain (PVD). Karena pada proyek ini masih pada tahap perbaikan tanah dan tidak
ada aktifitas pekerjaan yang lain maka untuk tata letak peralatan konstruksi tidak begitu penting.
Peralatan konstruksi dapat bermanufer dengan bebas.

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 181


JURNAL TEKNIK SIPIL

Gambar 2. Site Layout Proyek dan Traffic Management Proyek

4.2. Metode Pelaksanaan Proyek


Penyusunan metode pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk mempermudah pelaksanaan
dilapangan, sehingga pelaksanaan pekerjaan tersebut terarah, efektif dan jelas sumber-sumber daya yang
akan digunakan sehingga pelaksanaan pekerjaan terlaksana sesuai dengan waktu, mutu, dan biaya yang
telah ditetapkan.

Gambar 3. Rencana Pemasangan PVD


1. Alat
Alat pemasangan Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang akan digunakan adalah sebagai
berikut:
Tipe alat : STATIC RIG
Kapasitas pemasangan : max.17 meter
Negara asal : Indonesia
Pada tipe STATIC RIG, mandrel digerakkan naik-turun dengan menggunakan tenaga mekanis melalui
sling yang berasal dari tenaga Crawler Crane

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 182


JURNAL TEKNIK SIPIL

Gambar 4. Alat Pemasangan PVD Tipe STATIC RIG

2. Material
Material Prefabricated Vertical Drain (PVD) yang akan digunakan adalah sebagai berikut:
Merek : CeTeau-Drain
Tipe : CT-D821
Manufaktur : Capital Envoy (M) Sdn. Bhd. dan CeTeau FarEast Ltd.
Negara asal : Malaysia dan Thailand
Agen/distributor : PT. Teknindo Geosistem Unggul

Gambar 5. Profil Material PVD Merek Ceteau-Drain Tipe CT-D821

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 183


JURNAL TEKNIK SIPIL

3. Urutan Pemasangan

Gambar 6. Urutan Pemasangan PVD

4.3. Penyusunan Jadwal Pekerjaan


Berdasarkan kontrak kerja, pelaksanaan proyek tersebut adalah selama 1 bulan yang dimulai dari
tanggal 15 April 2011 sampai dengan 15 Mei 2011. Pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan pada hari Senin
sampai dengan Minggu dimulai pukul 07.00 s/d 17.00 WIB, dan diselingi waktu istirahat selama 1 (satu)
jam yaitu pukul 12.00 s/d 13.00. dalam rentang waktu tersebut, terdapat beberapa hari libur. Sehingga
waktu efektif pelaksanaan proyek tersebut dapat dilihat pada hitungan kurva “S” hasil pengolahan data
dari MS. Exel dan MS. Project.
Setelah menghitung durasi pekerjaan, selanjutnya dilakukan perhitungan penjadwalan kebutuhan
sumber daya. Kebutuhan sumber daya dapat dihitung dengan mengalikan koefisien sumber daya dari
analisa harga satuan pekerjaan dengan volume pekerjaan tersebut. Untuk perhitungan penjadwalan
sumberdaya utama yang dimaksud adalah kebutuhan sewa alat crawler crane dan material PVD selama
proyek berlangsung.

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 184


JURNAL TEKNIK SIPIL

Gambar 7. Penjadwalam Menggunakan Microsoft Project

4.4. Penyusunan Quality Plan


Pengendalian mutu ( Quality Control ) memegang peranan yang sangat penting untuk mencapai
tingkat kualitas yang sesuai dengan spesifikasi proyek yang direncanakan. Pengendalian mutu di perlukan
untuk memberikan indicator pada berbagai tahap pelaksanaan yang memperlihatkan bahwa persyaratan
sudah atau belum terpenuhi. Pengendalian mutu dilakukan dalam tiga tahap yang terdiri dari:
a. Tahap sebelum pelaksanaan pekerjaan
b. Tahap pelaksanaan pekerjaan
c. Tahap pasca pelaksanaan pekerjaan
Setiap pengendalian mutu dilakukan dua inspeksi yaitu inspeksi terhadap dimensi dan sifat fisik
dari suatu bahan dan peralatan.
Prosedur pengendalian mutu:
1. Menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan,
2. Mengukur dan menganalisis karakteristik objek,
3. Membandingkan butir 1 dan 2,
4. Mengambil kesimpulan dan keputusan dari langkah 3,
5. Membuat catatan proses di atas.
Pada akhirnya inspeksi akan memberikan keputusan penilaian atas mutu obyek yang akan diperiksa
berdasarkan standar mutu yang ditentukan. Dengan demikian akan diketahui apakah obyek memenuhi
standar (conformance) atau tidak memenuhi standar (non conformance).
Salah satu alat pengendalian mutu adalah Diagram Tulang Ikan ( Fishbone Diagram ). Diagram ini
merupakan suatu diagram yang digunakan untuk mencari unsur penyebab yang diduga dapat
menimbulkan masalah. Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan akibat atau permasalahan
sedangkan cabang-cabang tulang ikannya menggambarkan penyebabnya.

Gambar 8. Bentuk Diagram Tulang Ikan (Fishbone)

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 185


JURNAL TEKNIK SIPIL

4.5. Rencana Anggaran Biaya


1. Biaya Penginstallan (Alat dan Pekerja)
No Uraian Sat Quantity Harga Sat (Rp) Jumlah (Rp)
Pekerjaan Install PVD
1 Install PVD LB-5A m’ 88.332,00 1.500 132.498.000
Luas Area=13.769 m2
(Luas Area/2,65 m2 x 17’)
2 Install PVD LB-9C m’ 80.699,00 1.500 121.048.500
Luas Area=12.578 m2
(Luas Area/2,65 m2 x 17’)
3 Install PVD LB-10A m’ 89.148,00 1.500 133.722.000
Luas Area=13.895 m2
(Luas Area/2,65 m2 x 17’)
4 Install PVD LB-10B m’ 106.114,00 1.500 159.171.000
Luas Area=16.539 m2
(Luas Area/2,65 m2 x 17’)
5 Mob-demob Ls 1,00 5.000.000 5.000.000
TOTAL 551.439.500
2. Material
No Uraian Sat Quantity Harga Sat (Rp) Jumlah (Rp)
1 CeTeau-Drain m’ 319.174,00 2.150 686.224.100
CT-D821
(5A,9C,10A,10B)
TOTAL 686.224.100

4.6. Rencana Program K3 (Safety Plan)


Kesehatan dan keselamatan kerja ( Safety Plan ) adalah merupakan faktor yang harus dicapai dalam
suatu kegiatan pekerjaan ( kegiatan proyek jasa konstruksi ). Pekerjaan yang baik adalah pekerjaan yang
selesai tepat waktu dan menghasilkan mutu produk yang baik, tetapi juga harus untung dari segi biaya dan
dilaksanakan dengan selamat dan sehat. Jadi, pilar-pilar pelaksanaan yang baik adalah:
Selesai tepat waktu,
Mutu produk prima,
Untung dari segi biaya,
Dilaksanakan dengan aman, selamat, dan sehat.
Ada anggapan yang keliru, bahwa K3 hanya menyangkut keselamatan manusia saja. Padahal arah
suatu kegiatan K3, disamping keselamatan manusia dan barang ( termasuk alat-alat kerja ), lebih jauh lagi
adalah menyangkut produktivitas.
1. Kelengkapan Administrasi K3
Keterangan layak pakai untuk alat berat/ ringan memerlukan rekomendasi dari Depnaker atau instansi
yang berwenang. Peralatan proyek yang menyangkut keselamatan umum (orang banyak) pada saat
pengoperasian umumnya harus dipantau pemakaiannya oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
Alat yang dimaksud adalah crawler crane.
Sebagai bukti pelaksanaannya adalah: adanya surat keterangan layak pakai dari instansi berwenang.
2. Safety Plan (Rencana K3)
Tujuan Safety Plan adalah agar pelaksanaan pekerjaan, aman dari kecelakaan dan penyakit sehingga
menghasilkan produktivitas kerja tinggi.
Safety Plan:
a. Pembukaan
- Gambaran Proyek
- Pokok perhatian untuk kegiatan K3
b. Tata cara pengoperasian alat
c. Risiko kecelakaan dan pencegahannya (risiko yang mungkin terjadi di proyek tersebut)

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 186


JURNAL TEKNIK SIPIL

d. Sebagai bukti pelaksanaan: adanya Safety Plan yang sudah disahkan Manajer Proyek.
3. Kegiatan K3 di Lapangan
Kegiatan K3 di lapangan merupakan pelaksanaan Safety Plan yang harus dilaksanakan pada saat
proyek berlangsung. Pengawasan pelaksanaan K3 dilakukan oleh Safety Supervisor yang berwenang
menegur dan memberikan instruksi langsung kepada pelaksana bila ada pelaksanaan yang
mengandung bahaya terhadap keselamatan kerja.
Sebagai bukti pelaksanaan adalah: adanya catatan yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dan
adanya penanganan yang nyata atas kegitan tersebut di lapangan.
4. Peralatan Penunjang Program K3
Peralatan yang melekat pada orang, yaitu:
a. Topi helm,
b. Sepatu lapangan,
c. Sabuk pengaman untuk pekerja di tempat yang tinggi,
d. Sarung tangan untuk pekerja tertentu,
e. Kaca mata las,
f. Alat pelindung telinga dari kebisingan
g. Obat-obatan untuk P3K

Tabel 1. Resiko Kecelakaan dan Pencegahannya


No Risiko Kecelakaan Pencegahan/ Penanganan
1 Crane ambles &terguling Ratakan tanah dan diurug untuk lantai kerja
yang kuat sebelum crane masuk areal proyek
2 Orang jatuh dari rig pada saat posisi Pakai sabuk pengaman waktu naik
vertical
3 Kejatuhan tanah dari dalam masdrel pakai helm pengaman sewaktu kerja
4 Telapak tangan dan jari terluka akibat pasang kawat ram pada masdrel
pisau cutter saat memotong material PVD memakai sarung tangan sewaktu kerja
5 Sling crane putus cek kondisi sling sebelum mulai kerja setiap
hari kerja
6 Mandrel putus dan patah cek kondisi mandrel sebelum mulai kerja
setiap hari kerja
7 Terkena percikan api saat mengelas alat memakai kaca mata las
8 Telapak kaki terluka akibat tergores ancor memakai sepatu lapangan
plate
9 Kejatuhan lumpur dari mandrel yang memberi asesoris pada alat berat berupa
dicabut dari dalam tanah payungan.

5. SIMPULAN
1. Optimalisasi site layout, maka bangunan untuk direksi keet di posisikan dekat dengan pintu gerbang
proyek, dimana direksi keet ini adalah tempat untuk melaksanakan pengawasan, pengendalian
pekerjaan, pekerjaan administrasi proyek, selain itu berisikan ruangan-ruangan antara lain ruang
direksi, ruang rapat, tempat ibadah, tempat istirahat pekerja, ruang koordinasi antar pekerja, dan toilet
pekerja sedangkan di sisi yang lainnya di tempatkan pos jaga. Untuk letak gudang penyimpanan
material dalam proyek ini tidak diperlukan karena material yang digunakan tahan terhadap perubahan
cuaca dan langsung diletakkan dekat dengan lokasi pemancangannya.
2. Pengaturan traffict management mobilisasi alat berat seperti crawler crane dikondisikan pada malam
hari untuk menghindari arus lalu lintas yang padat. Untuk kendaraan pengiriman material di bagi
menjadi 2 zona dimana ditempatkan sesuai dengan letak alat berat.
3. Metode pelaksanaan penginstallan Prefabricated Vertical Drain (PVD) diawali dengan penyiapan
lantai kerja kemudian penyetelan alat berat sekaligus percobaan penginstallan PVD di beberapa titik,
baru setelah itu pemasangan PVD di seluruh area sesuai dengan gambar kerja dilanjutkan pemasangan
instrument-instrument geoteknik dan diteruskan dengan preloading serta monitoring instrument
geoteknik yang telah terpasang.

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 187


JURNAL TEKNIK SIPIL

4. Waktu pelaksanaan pekerjaan ini dilaksanakan mulai tanggal 15 April-15 Mei 2011 dengan waktu
kerja mulai hari senin-minggu dari jam 07.00-17.00 WIB, jam istirahat adalah 12.00-13.00 WIB.
Untuk hari libur menyesuaikan pengumuman dari pihak kontraktor.
5. Dalam rencana pengelolaan mutu proyek, yang menjadi pegangan adalah spesifikasi teknis dalam
kontrak. Untuk menjamin mutu pekerjaan maka harus dilakukan inspeksi pada setiap material saat tiba
dilokasi, proses fabrikasi sampai dengan pemasangan. Material utama seperti Prefabricated Vertical
Drain (PVD) harus dilampiri dengan milesheet dari pabrik dibuktikan dengan adanya surat jaminan
atas kualitas yang diproduksi dan telah memilki sertifikat ISO 9001 sebagai penjamin mutunya.
6. Dari metode pelaksanaan yang penulis susun didapatkan jumlah harga pelaksanaan pekerjaan Rp.
270.950.000.-. Hal ini bila dibandingkan dengan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 551.439.500,-
maka memiliki selisih nilai Rp. 280.489.500,-.
7. Usaha mencegah terjadinya kecelakaan kerja, maka tenaga kerja harus melengkapi diri dengan APD
dan bekerja hati-hati sesuai dengan prosedur kerja yang benar. Setiap akan memulai melaksanakan
pekerjaan maka pada pagi hari dilakukan safety talk agar semua tenaga kerja tidak melupakan
pentingnya K3.

6. DAFTAR PUSTAKA
Djatmika, S.S., dkk, 2005, Peningkatan Kinerja Tenaga Kerja konstruksi dengan Melakukan
Restrukturisasi Kerangka Klasifikasi, kualifikasi dan Bakuan kompetensi Kerja, Proceeding
Seminar Nasional Peringatan 25 tahun Pendidikan MRK di Indonesia, Fakultas Teknik Institut
Teknologi bandung, Bandung.
Ervianto, Wulfram I, 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Andi
Herizal, 2004, Penerapan Cost Significant Model sebagai Dasar Estimasi Biaya Proyek Gedung-gedung
Pemerintah, UII, 2004
Husen, Abrar, 2009. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi
Madcoms, 2003, Microsoft Project 2003, Yogyakarta: Andi
Mochtar, B. Indrasurya. 2000. Teknologi Perbaikan Tanah dan Alternatif Perencanaan Pada Tanah
Bermasalah (Problematic Soils). Surabaya: Diktat Kuliah Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan ITS tidak diterbitkan
Soeharto,Iman, 2005, Manajemen Proyek : Dari Konseptual Sampai Operasional, jilid 1-2, Penerbit
Erlangga, Jakarta
Sultan Syah, Mahendra, 2004. Manajemen Proyek “Kiat Sukses Mengelola Proyek”, Jakarta: Gramedia
Pustaka Umum.

Jurnal PROKONS Politeknik Negeri Malang 188

Anda mungkin juga menyukai