Adab Muasir
Adab Muasir
Adab Muasir
PEMBAHASAN
Sejarah sastra arab menurut Ahmad Hassan Zayyat(1996) adalah ilmu yang
membahas tentang kondisi bahasa dan produk bahasa yang dihasilkan oleh pemilik bahasa
tersebut dalam bentuk prosa dan puisi setiap masa, yang meliputi kemajuan dan
kemundurannya jugayang memperhatikan sejarah dan biografi para sastrawan dan para
kritikusnya serta pengaruh sebagian dari mereka terhadap yang lain dalam hal pemikiran,
uslub dan penciptaan.
Ada beberapa perbedaan pembagian periodesasi sejarah sastra Arab, akan tetapi
mayoritas ahli sastra membaginya menjadi lima periode seperti yang disampaikan Hasan
Zayyat (1996:8) demikian juga Al-Iskandary (1978:10). Pembagian ini sangat erat sekali
hubungannya dengan keadaan politik, sosial dan agama. Menurut Al-Iskandari kelima
periode itu adalah sebagai berikut:
Sedangkan Umar Faruk (1998:24) mengungkapkan hal yang berbeda dengan al-
Iskandari, ia menyampaikan bahwa kesusastraan Arab mengalami empat masa perkembangan
hingga sekarang. Yaitu:
a. Al-Adab al-Qadim
Periode ini dimulai sejak islam datang sampai habisnya masa Dinasti
Umayyah Priode ini dimulai sejak sebelum islam datang sampai habisnya masa
dinasti Umayah (150 SH – 132 H/ 470 – 750 M). dalam priode ini terbagi menjadi
dua, yakni al-Ashr al-Jahily, dan al-Ashr al-Islamy.
Dan dari beberapa pendapat dalam priodesasi perkembangan sastra arab, sebagin
besar dosen peneliti dari Negara Arab berpendapat bahwa sastra Arab sudah berkembang
melalui emppat fase, sebagaimana disampaikan juga oleh Brockelmann (Lajnah, 1962)
sebagai berikut:
Masa Qodim ini terbagi menjadi dua yakni: al-Adab al-Jahily (475-622 M) atau
sampai lahirnya islam, dan al-Adab al-Islamy (622-750
Priode ini juga terbagi menjadi dua, yakni: al-Adab al-Abbasy (750-1258 M/ 132-656
H) dan al-Adab al-Andalusy (710-1492 M/ 91-897 H)
3. Al-Adab al-Minhar
Fase ini dikatakan sebagai fase kemunduran, yakni pada waktu 656-1213 H).
4. al-Adab al-Jadid
Fase ini juga terbagi menjadi dua, yakni al-Nahdhah, fase kebangkitan (1978-1900 M/
1213-1318 H) dan fase menuju kesempurnaan. (Wargadinata
C. Perkembangan Sastra Modern
Kata "Arab" biasanya langsung mengingatkan kita pada orang-orang Badui berjubah
putih yang mengarungi gurun dengan unta mereka. Bahasa Arab ( برعال ةغلالII ةيal-lughah
al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas ‘ يبرعArabī) adalah salah satu bahasa Semitik tengah,
yang termasuk dalam rumpun bahasa Semitik dan berkerabat dengan Bahasa Ibrani. Bahasa
Arab memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya. Ia dituturkan oleh lebih
dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, yamn mana sebagian besar tinggal di Timur
Tengah dan Afrika Utara. Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan
bahasa peribadatan dalam agama islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh Al-
Qur’an (Wikipedia:2012)
Terdapat dua ratus juta orang Arab yang mendominasi populasi di 22 negara. Negara
yang termasuk kawasan timur Tengah adalah daerah-daerah negara berikut: Suriah, Libanon,
Palestina, Mesir, Arab Saudi, Yaman, Oman, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar, Irak, Kuwait.
Sedangkan Negara-negara kawasan Afrika Utara yang diikutsertakan adalah sebagai berikut:
Maroko, Al-Jazair, Libya, Tunisia, Mauritania, Sahara Barat, Sudan, Etiopia, Somalia, Iran,
Pakistan, dan Turki. (Wikipedia:2012)
Sastra arab adalah sastra yang paling terkenal di mancanegara. Yang mana sudah
nampak kekuatannya dan keistimewaannya sejak zaman jahiliah. Kemudian datanglah agama
islam dan menyebarlah agama islam ini sampai ke Timur negara China sampai ke Barat
Andalusia dan berkembanglah sastra baik itu syairnya dan prosanya. Dan bermacam-
Kesusastraan Arab ini lahir karena pengaruh kolonialisme pasca Perang Dunia
pertama mulai 1920, yakni ketika lepasnya Negara arab dari Negara kolonial. Irak adalah
negara yang pertama kali lepas dari pengaruh negara kolonial tahun 1021, kemudian disusul
Mesir tahun 1923 yang berhasil memproklamasikan konstitusi baru. Kemudian disusul
Libanon pada tahun 1926. dan mendeklarikan sebagai Negara Republik baru kemudian
disusul negara-negara Arab lainnya. (Muyassarah:2012)
Kesusastraan Arab munculnya pasca kolonialisme barat di tanah Arab. Dan dapat dikatakan
sukses dalam mempengaruhi perkembangan sastra Arab sehingga dalam sastra Arab dikenal
dengan istilah sastra Arab kontemporer atau dapat disebut juga modern. Namun secara
mendalam penulis ingin menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya
kesusastraan Arab kontemporer ini. Faktor-faktor tersebut di klarifikasikan ke dalam faktor
internal dan faktor eksternal. Berikut penjelasannya:
1. Faktor internal ini adaah faktor yang disebabkan dari kalangan Arab sendiri, yang
meliputi kondisi penyair sendiri dan tata pemerintahan Arab sendiri pasce lepas dari
kolonial.
a. Perang Opini
Peran opini ini terjadi antara sastrawan Arab sendiri, antara golongan sastrawan yang
konservatif dan golongan sastrawan yang reformis. Perang ini diilhami oleh pandangan-
pandangan wahabiyah dari Arab Saudiyah. Dua golongan ini saling beradu pendapat dalam
perkembangan sastra melalui berbagai tulisan dan karya. Golongan sastra Arab reformis
semakin diperkuat oleh Muhammad Abduh saat diangkat menjadi mufti di Mesir. Namun
masing-masing golongan tersebut berfokus pada yang menjadi ranah mereka. Golongan
Banyak karya-karya sastra yang lahir dengan menyesuaikan surat atau majalah yang
beredar di masa kolonial dari kalangan sastrawan Arab sendiri. Munculnya banyak prosa-
prosa Arab yang memuat aliran sastra realisme seperti novel “Zainah” karya Muhammad
Husein Haikal dan “Al-Ayyam” karya Thoha Husein , “Ushfurun Mina Syarqi” karya Taufiq
El-Hakim dll.(Manshur:2007:21)
Nilai-nilai tradisional dalam dunia Arab modern sudah berubah. Hal ini disebabkan
oleh urbanisasi, industrialisasi, dan berkurangnya suku-suku yang ada, hingga hanya 5%
penduduk asli. Dan sebagian besar komunitas Arab malah banyak ditemui didunia barat, hal
ini disebabkan karena penjajahan yang terjadi dibeberapa negara Arab. Dan dampaknya telah
mempengaruhi banyak pola fikir mereka, bahkan banyak yang meninggalkan model dan gaya
hidup masyarakat arab tradisional.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal ini lebih pada pengaruh negara kolonial dan segala upayanya dalam
menumbuh kembangkan kesustraan Arab kontenporer.
a. Media publikasi
Media publikasi ini adalah salah satu upaya dari para kolonialisme dalam
menampilkan karya gaya bahasa mereka dalam bersastra. Selain gaya bahasa yang mereka
sampaikan, sudah pasti memuat kepentingan-kepentingan politik golongan kolonial.
Beberapa media publikasi yang ada kala itu koran-koran harian, dan majalah
(Muizzudin:2009:191).
Perkembangan teori sastra barat yang begiru besat pasca colonial. Tindakan mereka
dalam memodifikasi masterpiece teori sastra Arab telah berhasil, dan kini keadaan berbalik.
Para Sastrawan Arab banyak yang menggeluti perkembangan teori sastra barat. Hal ini
terbukti dalam buku karya Stafi’i ar-Rasyid yang berjudul Nadhoriyatul adab, Dirasat Fil
Tidak diragukan lagi bahwa kesusastraan pada masa modern ini lebih kaya, baik dari
segi kualitas maupun kuantitasnya dibanding dengan masa kebangkitan. Tema lebih
bervariasi dan pada masa modern orang-orang Arab lebih terbuka terhadap oengaruh
eksternal, baik dari timur maupun barat.di universitas-universitas telah diselenggarakan
kuliah-kuliah atau penelitian-penelitian dalam bahasa arab dan para sastrawan tidak terbatas
dari golongan kelas atas tapi juga dari semua golongan di masyarakat (Sutiasumarga,
2001:114).
1. Prosa
Perkembangan prosa dalam kesusastraan Arab dapat dibedakan menjadi 2 tahap, yaitu:
Unsur-unsur pembaruan dalam prosa arab ini berkembang secara bertahap pada
masyarakat Arab, dengan ciri bahwa para pengarang sudah mulai memperhatikan aspek
pemikiran dan makna dalam tulisannya, kebiasaan mengarang sudah mulai meluas di
masyarakat dan kata-kata fasih yang berbobot sudah mulai digunakan lagi seperti para
pengarang sebelum masa kemunduran.
Ciri-ciri prosa pada masa ini adalah lebih memperhatikan unsur pemikiran dari pada
unsur gayanya, tidak banyak menggunakan kata-kata retoris seperti saja’, tibaq, seperti pada
masa sebelumnya. Pemikirannya runtun dan sistematis, penulis tidak keluar dari satu gagasan
ke gagasan lain, pendahuluannya tidak panjang-panjang, tema cenderung pada tema yang
sedang terjadi pada masyarakat, seperti masalah politik, sosial, dan agama.
2. Puisi
Menurut Sutisumarga (2002: 117) pada masa ini, puisi bebas menjadi lebih populer, dengan
panjang yang bervariasi dan rima yang tidak mengikuti pola tertentu. Lariknya semakin
pendek hingga ada yang hanya menggunakan dua atau tiga suku kata. Dari segi temanya,
puisi pada masa ini dapat dibagi menjadi tiga bagian.
Dalam perspektif resepsi, banyak novel dan teks drama Barat telah disalin kedalam
bahasa Arab dan sebaliknya tidak sedikit novel dan teks drama Arab yang disambut oleh
masyarakat Sastra Barat. Sebagai contoh pada tahun 1956, teks drama karya John Obserme
yang berjudul Lock Back In Anger, telah mengalami pengalihan kedalam bahasa Arab dan di
produksi menjadi serial sandiwara Cairo. Sebaliknya, novel Arab terkenal seperti Alfu Laylah
Wa Laylah (Seribu Satu Malam) mulai diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa pada
tahun 1704 dan telah mengalami cetak ulang sebanyak 30 kali. Dan novel Arab yang sangat
populer ini mengalami proses penerjemahan sebanyak 300 kali.
Dibidang drama, pengaruh sastra Arab dan pemikiran Islam pada drama Eropa dapat
dilihat dari karya dramawan Italia, Dante (abad 13-14 Masehi) yang sangat terkenal yaitu
Diviana Comedia. Pada masa itu mereka berdua lebih terkenal di dunia Arab daripada Eropa.
Itu semua dikarenakan drama Diviana Comedia dipandang oleh masyarakat Arab sebagai
karya sastra Eropa yang bernafaskan Islam karena di dalam ceritanya dilukiskan perjalanan
manusia ke tiga tempat di akhirat yaitu neraka, tempat tertinggi (al’a’rof) dan surga.
Pada zaman dan sisi yang lain,pencarian bentuk atau model drama Arab tidak hanya
diupayakan oleh golongan muda, tapi juga oleh seorang tokoh drama Arab dari Mesir yaitu
Taufiq El-Hakim. Sebagai sastrawan dan dramawan beliau adalah penulis Arab yang mampu
memotret realitas sosial masyarakat Arab melalui novel dan karya-karya dramanya.
Pengamatan sekilas atas drama Arab modern, sebagaimana yang muncul di Cairo,
sudah menciptakan gambaran betapa mudahnya unsur luar, terutama dunia Barat,
memberikan pengaruhnya pada kebudayaan Arab modern. (Manshur:29:2011)
Salah satu tanda modernnya sastra Arab lainnya selain, puisi, syair dan prosa adalah
Nasyid. Nasyid Arab merupakan bagian dari sastra musik Arab modern yang saat ini
berkembang cukup pesat di negara-negara Arab, khususnya Mesir dan negaa-negara Arab
Teluk. Sebagai sebuah genre sastra musik arab, nasyid digemari oleh para penyanyi Arab,
baik yang berkategori sayyid dan sayyidah (musik religi) maupun yang berkategori mutrib
dan mutribah (musik sekuler). Nasyid telah tersebar luas di Mesir pada abad ke 20,
menembus batas geografis dan sosial. Fokus atau tema utama nasyid adalah pujian kepada
Allah SWT dan Rasulullah. Dan yang paling penting disini nasyid tidak dibatasi oleh
lokalitas, kelas ekonomi, maupun pandangan religius kelompok.Pembahasan mengenai
perkembangan nasyid, khususnya di Mesir dapat dilihat pada pandangan seorang peneliti dari
Universitas Alberta, Michael Friskopf, yang menguraikan renik-renik nasyid sebagai bagian
dari sastra musik Arab modern.(Manshur:61)
Diantara penyanyi legendaris yang terkenal yang mana lagunya mampu menyihir para
penikmat di sejumlah besar negara muslim adalah Ummi Kultsum. Kemudian perkembangan
musik arab dalam kebudayaan Arab islam dapat dilihat antara lain pada buku musik karangan
Ibnu Abdir Roobich yang di barat dinamakan Unique Necklace, kemudian ada juga buku
karangan Al-Ishfahany yang ditulis pada abad ke 10 Masehi yang di barat dinamakan The
Greet Book of Songs, serta ada juga buku karangan An-Nuwayri yang salinannya di barat
dinamakan The Extreme Need . sesungguhnya banyak karya musik Islam yang masih
tersimpan dalam naskah-naskah Arab yang belum di terjemahkan dan diterbitkan.