Makalah Manajemen Proyek - Kelompok 8
Makalah Manajemen Proyek - Kelompok 8
Makalah Manajemen Proyek - Kelompok 8
MENEJEMEN PROYEK
OLEH:
IRENIUS ABAINPAH
INOSENSIUS ANGGO
PRODI ARSITEKTUR
-KUPANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pekerjaan melalui orang lain”. Definisi ini mengandung arti bahwa para manajemen
berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan
Manajemen memang mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi
definisi tersebut memberikan kenyataan kepada kita bahwa kita berutama mengelola
sumber daya manusia, bukan material atau financial. We are managing human
definisi yang yang digunakan secara konsisten oleh semua orang. Seperti yang
Dari devinisi diatas terlihat bahwa Stoner telah menggunakan kata proses
bukan seni. Mengartikan manajemen sebagai seni mengandung arti bahwa hal itu
adalah kemampuan dan keterampilan pribadi. Suatu proses adalah cara sistematis
lagi. Salah satunya adalah manajemen proyek. Manajemen proyek dapat didefinisikan
secara teknis dengan menggunakan resource terbatas untuk menggapai sasaran yang
ditetapkan, supaya menghasilkan kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja yang
B. Rumusan Masalah
sekarang ini?
manajemen proyek?
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini demi
batasan masalah bahwa : konteks manajemen proyek yang dibahas dalam makalah ini
bersifat umum dan tidak mengkhusus atau lebih mendetail, mengingat waktu yang
diberikan untuk menyelesaikan makalah ini sangat minim di tambah dengan kesibukan
D. Tujuan Penulisan
manajemen proyek.
PEMBAHASAN
1. Customer/User
2. Sponsor
3. Protofolio Manager
4. Program Manager
5. Project Management Office
6. Project Manager
7. Project Team
8. Functional Manager
9. Operations Management
10. Seller/Business Partner
Proyek bisa dilihat dari cara munculnya ide proyek. Cara munculnya ide ini akan membawa
pengaruh bagaimana suatu pekerjaan proyek bisa didapat kan oleh suatu perusahaan. Ada
bermacam-macam cara munculnya ide proyek, antara lain :
Setiap proyek mempunyai tujuan yang telah disebutkan dalam ciri-ciri proyek. Dalam mencapai
tujuan tersebut terdapat tiga sasaran yang sering juga dianggap sebagai kendala, yaitu :
1. Anggaran Anggara proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran. Untuk proyek – proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek
tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu yang
jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian penyelesaian bagian-
bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per periode.
2. Jadwal Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal
akhir yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka
penyerahannya tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.
3. Mutu Mutu produk atau hasil kegiatan proyek harus memiliki spesifikasi dan
kriteria yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut
berupa instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus
mampu beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
Kegiatan tersebut bersifat tarik menarik. Artinya, jika ingin meningkatkan kinerja
produkyang telah disepakati dalam kontrak, maka pada umumnya harus diikuti
dengan menaikan mutu, yang selanjutnya berakibat pada naiknya biaya melebihi
anggaran. Sebaliknya bila ingin menekan biaya,maka biasanya harus
berkompromidengan mutu atau jadwal. Dari segi teknis, ukuran keberhasilan
proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi.
####2.4
### perbedaan antara proyek dengan program. Secara umum perbedaannya adalah sebagai
berikut.
1. Sifat
Pada proyek, sifat dari kegitan bersifat dinamis, dilaksanakan dengan periode waktu yang
tidak rutin tergantung dari kondisi. Misalkan proyek perbaikan atau rehab, ada beberapa
proyek yang dilaksanakan rutin, tapi sebagian besar bersifat tidak rutin. Sedangkan program
secara umum dilakukan secara rutin dan dilakukan secara berkala.
2. Waktu
Pada proyek, kegiatan berlangsung dalam kurun waktu yang terbatas, entah itu 3 bulan, 6
bulan, 1 tahun atau bahkan multiyears. Sedangkan program secara umum dilakukan secara
kontinu dengan jenis kegiatan yang sama.
3. Intensitas
Pada proyek, intensitas tiap kegiatan di dalamnya berbeda-beda, misal kegiatan pembersihan
lahan, kegiatan arsitektur dan interior, kegiatan struktur. Masing-masing kegiatan ini
memiliki waktu yang berbeda-beda. Sedangkan program intensitas kegiatannya relatif sama.
4. Batasan
Batasan dalam proyek lebih jelas, terutama terkait batasan waktu dan biaya proyek.
Sedangkan untuk program batasan tidak sejelas proyek, hanya diatur pada anggaran
tahunan.
5. Jumlah kegiatan
Kegiatan yang dilakukan di proyek beragam dan memerlukan sumber daya manusia dengan
klasifikasi yang bermacam-macam. Misalnya kegiatan pekerjaan interior dilakukan oleh
desainer dan kontraktor interior, kegiatan pekerjaan struktur dilakukan oleh ahli teknik sipil.
Sedangkan kegiatan pada program tidak sebanyak proyek, sehingga kasifikasi sumber daya
manusianya juga tidak sebanyak proyek.
6. Jalur komunikasi
Pada kegiatan proyek, klasifikasi sumber daya manusia sangat beragam dengan berbagai
tingkatan dan jalur komunikasi serta tanggungjawabnya akan dilakukan secara vertikal
(atasan dan bawahan) serta horisontal (anggota setingkat). Sedangkan pada program
penekannya dilakukan secara vertikal.
Suatu sistem yang dinamis, seperti halnya proyek, memiliki tahap-tahap perkembangan. Pada
masing-masing tahap terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik.
Sampai saat ini belum ada keseragaman pembagian tahap dalam siklus proyek, baik jumJah
maupun terminologi yang dipakai.
1. Pembagian Menurut UNIDO
Salah satu sistematika penahapan yang luas pemakaiannya adalah yang disusun oleh United
Nation Industrial Development Organization (UNIDO). UNIDO membagi siklus proyek
menjadi 2 tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap implementasi. Kegiatan pada kedua tahap
itu diperinci menjadi sebagai berikut :
Tahap Persiapan
Identifikasi gagasan atau analisis pendahuluan.
Front And
Tahap ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Kegiatan utama ini tidak harus berhenti pada tahap yang bersangkutan, tetapi masih
berkelanjutan di tahap berikutnya.
Jadi, ada jenis kegiatan yang sama dengan tahap terdahulu tetapi intensitasnya sudah jauh
berbeda. dari sudut pengelolaan proyek, manfaat yang diperoleh dari adanya pembagian
siklus proyek menjadi tahap tahap ini adalah memudahkan untuk mengidentifikasi dan
mengikuti perubahan kegiatan, dan selanjutnya menyiapkan sumber daya dan usaha yang
diperlukan untuk menanganinya.
Demikianlah Artikel tentang dinamika dalam Siklus Proyek, Anda bisa Membaca Artikel
sebelumnya yaitu Kompleksitas dan Macam-macam Proyek. Pembahasan selanjutnya
yaitu mengenai Tahapan Siklus Proyek Menurut PMI.
7. Kontrak lump sump, di mana biaya yang harus dikeluarkan pemilik proyek adalah suatu jumlah
tetap yang didapat dari perhitungan seluruh aspek pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak,
seperti gambar design, spesifikasi umum dan teknis serta aturan-aturan administrative lainnya.
Jenis kontrak ini mempunyai karakteristik sebagai berikut : Jenis kontrak ini meliput semua
biaya yang tetap terdiri dari semua aspek pekerjaan.Jumlah biaya yang ditetapkan sudah
memperhitungkan kesulitan-kesulitan di lapangan serta biaya-biaya tak terduga, sehingga tidak
ada tambahan biaya lagi untuk kondisi tersebut, sehingga perencanaan proyek diusahakn dengan
sempurna.Kondisi yang diperhitungkan adalah dalam keadaan force major.Banyak dipakai
karena beresiko minimal bagi pemilik proyek.Biaya yang harus disediakan dapat diketahui lebih
awal Banyak dipakai oleh pemilik proyek dengan harapan pekerjaan tambah kurang
diminimalisir.
Kontrak ni tidak cocok untuk volume pekerjaan yang tidak pasti seperti pekerjaan penggalian
tanah dan pekerjaan pondasi.
8. Menurut Wideman (1992), risisko proyek dalam manajemen risiko adalah efek kumulasi dari
peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan tujuan proyek. Secara ilmiah
risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitas dan
konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.Frekuensi kejadian dengan tingkat pengulanganyang
tinggi akan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh
tidak dipakai seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebgai fungsi dan
probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam
probabilitas.Nilai probabilita adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi berdasarkan
pengalaman-pengalaman yang sudah ada, berdasarka nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidak
memiliki cukup pengalaman dalam menetukan probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus
dilakukan dengan hati-hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidak banyak
menyimpang. Untuk itu studi literatur dan studi banding pada perusahaan/proyek lain yang
pernah mengalaminya perlu dilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar.
Identifikasi RisikoIdentifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan dievaluasi
dapat diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut :
1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama
dengan kejadian yang berulang-ulang.
2. Thinking prompts, menggunakan data check list kemudian diturunkan menjadi lebih spesifik
dengan risiko penting tidak dihilangkan.
3. HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahaya dan masalah
operasional yang timbul.
4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang sering terjadi, dengan
menggunakan data masa lampau.
5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan meguji beberapa masalah,
bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi.
10. Proyek selalu mengandung risiko. Pada tahap awal siklus proyek potensi terjadinya
risiko amat tinggi dan semakin lama semakin menurun, tetapi dampak yang ditimbulkan
(amount at stake) justru sebaliknya. Jelaskan pernyataan tersebut!
Menurut Wideman (1992), risisko proyek dalam manajemen risiko adalah efek
kumulasi dari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhi sasaran dan
tujuanproyek. Secara ilmiah risiko didefinisikan sebagai kombinasi fungsi dari
frekuensi kej adi an, probabili t as dan konsekuensi dari bahaya risiko yang terjadi.
Frekuensi kejadian dengan tingkat pengulanganyang tinggi akan memperbesar
probabilitas atau kemungkinan kejadiannya. Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai
seperti perumusan di atas, karena itu risiko dapat dituliskan sebgai fungsi dan
probabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensi telah termasuk dalam
probabilitas. Nilai probabilita adalah nilai dari kemungkinan risiko akan terjadi
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah ada, berdasarka nilai kualitas dan
kuantitasnya. Jika t i d a k m em i l i ki cuk up p e n gal am an d al am m e net uk an
probabilitas risiko, maka probabilitas risiko harus di l ak uk an d e n gan h at i -h at i
s e rt a d en ga n La n gk ah sistematis agar nilainya tidak banyak menyimpang. Untuk itu
studi literatur dan studi banding pada perusahaan/proyek lain yang pernah
mengalaminya perlu dilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar.
Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan agar variable risiko yang dinilai dan dievaluasi dapat
diketahui dan diidentifikasi dan ditangani, dengan metode sebagai berikut :
1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk situasi proyek yang sama
dengan kejadian yang berulang-ulang.
2. Thinking prompts, menggunakan data check list kemudian diturunkan menjadi lebih
spesifik dengan risiko penting tidak dihilangkan.
3. HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahaya dan
masalahoperasional yang timbul.
4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi kerugian yang sering terjadi,
dengan menggunakan data masa lampau.
5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasi dan meguji beberapa
masalah, bukan mengidentifikasi risiko yang terjadi.
6. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampr sama seperti HAZOP tetapi motode ini
mengidentifikasi „bagaimanapun kejadian bisa terjadi‟, bukannya „apa yang terjadi jika ada
kegagalan‟ seperti identifikasi metode HAZOP.
7. Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalam tim lalu
mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidak menjadi lebih rumit.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahapan guna memastikan objektivitas variable
risiko dengan cara menilai tingkat pentingnya, menganalisis kategori risiko untuk
mengetahui klasifikasinya, serta menilai potensi risiko dengan memberikan kriteria-
kriteria tertentu.
1. Evaluasi penentuan Tingkat Penting Risiko dilakukan guna mendapatkan variable risiko
yang menjadi prioritas terpilih dari proyek yang ditangani. Evaluasi dapat dilakukan dengan
cara survei responden terhadap varible risikonya, kemudian hasilnya dianalisis dengan cara
statistik diskriptif atau bisa saja dari catatan data masa lampau terhadap proyek sejenis lalu
dilakukan justifikasi oleh pakarnya.
2. Analisis Risiko, membuat klasifikasi risiko berdasarkan probabilitas kejadian serta
konsekuensi yang harus dilakukan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif pada masing-
masing langkah penilaian.
3. Menetukan besar porsi risiko, yang dinominalkan dalam bentuk biaya risiko dihitung
berdasarkan nilai Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan hasil dari penggandaan
probabilitas kejadian.
12. Sebutkan dan jelaskan beberapa aspek yang mungkin dapat timbul dan menjadi
masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penangan yang cermat ?
Aspek Keuangan
Masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan proyek. Biasanya berasal
dari modal sendiri dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek atau jangka
panjang. Pembiayaan proyek menjadi sangat krusial bila proyek berskala besar dengan tingkat
kompleksitas yang rumit, yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan terencana.
Aspek Anggaran Biaya
Masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama proyek
berlangsung. Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses pengendalian
biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai dengan anggaran yang direncanakan. Jika
sebaliknya,akan terjadi peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses Perencanaannya
salah.
Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia:
Masalah ini berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi SDM selama proyek berlangsung yang
berfluktuatif. Agar tidak menimbulkan masalah yang kompleks, perencanaan SDM didasarkan
atas organisasi proyek yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah, Proses
staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja, deskripsi wewenang dan tanggung jawab
SDM serta penjelasan tentang sasaran dan tujuan proyek.
Aspek Manajemen Produksi:
Masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari proyek; hasil akhir proyek negatif bila proses
perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak terjadi, maka dilakukan berbagai
usaha untuk meningkatkan produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi proses produksi dan
kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan pengendalian mutu.
Aspek Harga:
Masalah ini timbul karena kondisi eksternal dalam hal persaingan harga yang dapat
merugikan perusahaan karena produk yang dihasilkan membutuhkan biaya produksi yang tinggi
dan kalah bersaing dengan produk lain.
Aspek Efektivitas dan Efisiensi:
Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang dihasilkan tidak terpenuhi/tidak efektif
atau dapat juga terjadi bila faktor efisiensi tidak dipenuhi, sehingga usaha produksi
membutuhkan biaya yang besar.
Aspek Pemasaran:
Masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan faktor eksternal sehubungan dengan
persaingan harga, strategi promosi, mutu produk serta analisis pasar yang salah terhadap
produksi yang dihasilkan.
Aspek Mutu:
Masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya
saing serta memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Aspek Waktu:
Masalah waktu dapat menimbulkan kerugian biaya bila terlambat dari yang direncanakan
serta akan menguntungkan bila dapat dipercepat.
2. Tim proyek,
tim proyek merupakan kumpulan orang yang biasanya berasal dari area fungsional yang
berbeda yang saling bekerjasama dengan tujuan untuk menyelesaikan pekerjaan proyek.
3. Sistem Manajemen Proyek,
manajer proyek dan tim proyek harus ada dan digunakan sebagai alat bantu dalam sebuah
sistem manajemen proyek. Sistem manajemen proyek dibuat berdasarkan struktur organisasi dan
proses informasi yang mengintegrasikan elemen dari organisasi proyek secara vertikal
meliputi pemecahan tugas dalam proyek dan secara horizontal meliputi unit fungsionaldan
departemen yang terlibat dalam proyek.
15. Manajemen proyek termasuk disiplin ilmu manajemen, bukan ilmu teknik-
engineering, meskipun untuk mengelola proyek seorang Pimpinan Proyek sebaiknya
memahami disiplin teknik-engineering yang bersangkutan. Apakah yang ingin ditekankan
dari pernyataan diatas?
Dalam hal ini kegiatan tersebut bersifat spesifik, yaitu berbentuk proyek, atau lebih luas
lagi mengelola dinamika perubahan (management of change). Sebagai ilmu manajemen, profesi
manajemen proyek berkaitan erat dengan fungsi merencanakan, memimpin, mengorganisir, dan
mengendalikan berbagai kegiatan proyek yang sering kali sarat dengan kandungan disiplin ilmu
arsitektur, engineering, akutansi, keuangan, dan lain-lain. Jadi di sinilah letak perbedaan antara
profesi manajemen proyek dengan profesi-profesi tersebut di atas dalam konteks
penyelenggaraan proyek.
16. PMI merumuskan suatu PM-BOK yang terdiri dari 9 komponen area ilmu manajemen
Proyek. Terangkan masing-masing komponen tersebut serta output yang dihasilkan!
Project integration management merupakan area yang membantu tim bekerja sama
dengan lebih lancar. Integration management berisi kumpulan proses, sistem, dan metodologi
yang membentuk strategi yang kohesif untuk manajemen proyek.
Project scope management mengacu pada jumlah total pekerjaan yang harus dilakukan
untuk menghasilkan produk, layanan, atau hasil proyek lain dengan fungsi dan fitur yang telah
ditentukan. Tanpa project scope management yang komprehensif, maka kemungkinan besar tim
Anda akan melakukan pekerjaan diluar scope yang tidak diperlukan.
Project time management mengacu pada analisis dan pengembangan jadwal atau timeline untuk
menyelesaikan sebuah proyek. Manajemen waktu memiliki dampak langsung pada kualitas,
ruang lingkup, dan biaya proyek sehingga menjadikannya sebagai salah satu area pengetahuan
yang penting.
Mengelola waktu dengan baik dapat mengamankan timeline dan anggaran untuk menyelesaikan
proyek.
Selanjutnya adalah project cost management yaitu proses untuk merencanakan, memperkirakan,
dan mengendalikan biaya atau anggaran untuk menjalankan proyek. Dengan cost management,
kita dapat mengontrol biaya proyek agar tetap sesuai dengan anggaran yang telah disediakan.
Project quality management ini dilakukan untuk mengukur kualitas dari semua kegiatan yang
berjalan. Untuk mengontrol kualitas proyek, maka selama proses manajemen kualitas ini, dapat
mengambil tindakan korektif jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan plan.
Project communications management menguraikan proses dan prosedur yang diperlukan untuk
memastikan bahwa informasi dan data yang dikumpulkan selama proyek berjalan dapat
dikumpulkan, disimpan, dan didistribusikan dengan benar ke seluruh tim proyek yang terlibat.
Proses ini diperlukan karena komunikasi yang efektif adalah kunci untuk menghasilkan proyek
yang sukses.
Risiko merupakan salah hal yang tidak dapat lepas dalam proses manajemen proyek. Oleh karena
itulah project risk management diperlukan. Project risk management ini akan mengurangi potensi
dampak negatif dari peristiwa-peristiwa yang tidak terduga terkai biaya proyek, tabel waktu, atau
sumber daya proyek yang lain.
17. Jelaskan dengan lengkap, apa yang dimaksud dengan manajemen proyek dan
manajemen konstruksi ?
Manajemen Proyek
Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah proses merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka
pendek yang telah ditentukan. Manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari
pendekatan pengelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu
kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasionil rutin.
Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi tersusun dari dua kata yaitu “Manajemen” dan “Konstruksi”. Kata
manajemen berarti melatih kuda mengangkat kaki, kata konstruksi mempunyai arti
susunan dari elemen-elemen bangunan yang kedudukan setiap bagian-bagian sesuai
dengan fungsinya. Selanjutnya dapat disimpulkan suatu definisi dari Manajemen
Konstruksi sebagai berikut: “Manajemen Konstruksi adalah usaha yang dilakukan
melalui proses manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian terhadap
kegiatan-kegiatan proyek dari awal sampai akhir dengan mengalokasikan sumber-sumber
daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil yang memuaskan sesuai
sasaran yang diinginkan”.
Direksi
Direktur Utama
Direktur
Tugas direktur yaitu menetapkan tujuan dari setiap manager yang ada,
mengawasi dan mengkoordinir semua kegiatan dari manager secara priodik.
Direktur bertanggung jawab atas kerugian perusahaan apabila tidak menjalankan
tugas dengan baik, kebijakan ini sudah ditetapkan pada UU No.40 Tahun 2007
Tetang perseroan terbatas.
Direktur Keuangan
Direktur Personalia
Manager
Jabatan ini terdiri dari accounting, CMT, dan kasir yang bertugas untuk
mengatur keuangan perusahaan dan mencatat setiap pengeluran dan pemasukan
serta mengurus hal – hal yang berkaitan dengan outsourcing.
Devisi Regional
Devisi regional bertugas untuk mengelola sebuah aset perusahaan serta
menjalankan bisnis sesuai dengan arahan perusahaan. Tugas lain dari devisi
regional ini yaitu melaksanakan prosedur dan menyepakati target yang sudah
ditetapkan oleh direksi perusahaan.
b. Organisasi Matriks
a. Organisasi Fungsional
Yaitu proyek dimasukkan sebagai bagian dari divisi setiap fungsional dalam
suatu perusahaan
Kelebihan :
Kekurangannya
– klien tidak menjadi perhatian utama dari aktifitas yang dilakukan oleh
orang yang terlibat dalam proyek
– tidak ada individu yang diberi tanggung jawab penuh untuk mengurus
proyek
– proyek yang kompleks secara teknis tidak dapat dikerjakan dengan baik
tanpa totalitas
b. Organisasi Matriks
Kelebihan :
– tidak ada masalah tentang nasib bagi tim proyeknya jika suatu proyek
sudah selesai
Kekurangannya :
Contract Administrator
Contract administrator terlibat dalam penyiapan proposal, negosiasi
kontrak, mengintegrasikan keperluan dalam kontrak dengan rencana
proyek, mengidentifikasikan dan mendefinisikan
perubahan-perubahan terhadap lingkup proyek, mengkomunikasikan
penyelesaian tahap-tahap penting, dokumentasi masalah hukum, modifikasi
kontrak.
Project Controller
Tugas project controller adalah membantu manajer proyek dalam
perencanaan, pengendalian, pelaporan, dan evaluasi. Bekerjasama dengan
manajer fungsional dalam mendefinisikan tugas dan hubungan tugas
antar bagian, dan menentukan orang-orang yang bertanggungjawab untuk
mengendalikan tugas, memonitor kernajuan pekerjaan, mengevaluasi jadwal
dan kemajuan biaya, merevisi estimasi waktu dan biaya untuk menyelesaikan
proyek.
Project Accountant
Membantu pekerjaan akuntansi dan finansial kepada manajer
proyek, membantu mengidentifikasikan tugas yang perlu dikendalikan,
menyiapkan estimasi biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu,
menginvestigasi masalah-masalah finansial.
Customer Liason
Merupakan perwakilan teknis klien atau user dalam tim proyek. Ia
berperan serta dalam pembahasan teknis dan mereview a pa yang sedang
berjalan dan membantu dalam pengubahan kontrak, bertanggungjawab
menjaga hubungan baik kontraktor-customer.
Production Coordinator
Merencanakan, memonitor, dan mengkoordinasikan aspek-aspek
produksi. Tanggungjawabnya meliputi review semua dokumentasi engineering
yang dikeluarkan untuk manufacturing, memonitor pengadaan dan perakitan
komponen, memonitor ongkos produksi, membuat jadwal untuk aktivitas
yang berhubungan dengan produksi.
Manajer Lapangan
Mengawasi pemasangan, pengujian, pemeliharaan dan penyerahan hasil
akhir proyek kepada pelanggan. Tanggungjawabnya meliputi penjadwalan
operasi-operasi di lapangan, memonitor biaya pekerjaan di lapangan,
mengawasi personil di lapangan, dan berhubungan dengan manajer proyek.
3. Menjaga kualitas
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, kriteria proyek
yang ditentukan di awal harus tercapai. Artinya, manajemen proyek juga
membuat standar kualitas dari suatu proyek sehingga ia tidak dikerjakan secara
seenaknya saja.
4. Melancarkan proyek
Pada akhirnya, proyek yang ideal adalah proyek yang selesai sesuai
dengan perencanaan awal, baik dari segi waktu, anggaran, maupun kualitas.
Manajemen ini membantu pengerjaan proyek supaya selesai dengan lancar
sesuai dengan rencana awal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Dua tokoh yang dikenal sebagai nenek moyang dalam perkembangan ilmu
4. Melaksanakan proyek adalah sebuah disiplin untuk melaksanakan apa yang telah
B. Saran
Sebelum menutup makalah ini, kami memberikan beberapa saran sebagai berikut
:
1. Sebuah proyek harus berkualitas, baik itu kualitas proses
dimodifikasi.
tersedia.