Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional
Secara etimologi,
Ketahanan berasal dari kata “tahan” yang berarti tabah, kuat, dapat
menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal menyerah.
Ketahanan memiliki makna mampu, tahan, dan kuat menghadapi segala
bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin kelangsungan
hidupnya
Sedangkan kata “nasional” berasal dari kata nation yang berarti bangsa
sebagai pengertian politik.
Bangsa dalam pengertian politik adalah persekutuan hidup dari orang–
orang yang telah menegara.
Ketahanan nasional secara etimologi dapat
diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh
dari sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional
Indonesia, GPH S. Suryomataraman,
ketahanan nasional memiliki lebih dari satu
wajah, dengan perkataan lain ketahanan
nasional berwajah ganda, yakni ketahanan
nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional
sebagai kondisi, dan ketahanan nasional
sebagai strategi (Himpunan Lemhanas, 1980).
Berdasar pendapat di atas, terdapat tiga pengertian ketahanan nasional atau
disebut sebagai wajah ketahanan nasional yakni:
Ketahanan nasional sebagai konsepsi atau
01 doktrin
Ketahanan Ketahanan
Budaya Politik
Ketahanan
Nasional
Ketahanan Ketahanan
Sosial Ekonomi
Konsep ketahanan nasional
berlapis, artinya ketahanan
nasional sebagai kondisi yang
kokoh dan tangguh dari sebuah
bangsa tentu tidak terwujud jika
tidak dimulai dari ketahanan
pada lapisan-lapisan di
bawahnya. Terwujudnya
ketahanan pada tingkat
nasional (ketahanan nasional)
bermula dari adanya ketahanan
diri/individu, berlanjut pada
ketahanan keluarga, ketahanan
wilayah, ketahanan regional lalu
berpuncak pada ketahanan
nasional
Sumber Historis tentang Ketahanan Nasional
Sifat
Watak pemerin-
nasional tahan
Jumlah
penduduk
Luas
Bentuk wilayah
Letak atau
geografi wujud
bumi
Menurut Mahan, kekuatan suatu negara tidak hanya
tergantung luas wilayah daratan, akan tetapi
tergantung pula pada faktor luasnya akses ke laut dan
bentuk pantai dari wilayah negara.
Sebagaimana diketahui Alferd T. Mahan termasuk
pengembang teori geopolitik tentang penguasaan laut
sebagai dasar bagi penguasaan dunia.
Barang siapa menguasai lautan akan menguasai
kekayaan dunia
Cline dalam bukunya World Power Assesment, A Calculus of
Strategic Drift, melihat suatu negara dari luar sebagaimana
dipersepsikan oleh negara lain. Kekuatan sebuah negara
sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain merupakan
akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut:
Kemauan nasional
Sinergi antara atau tekad rakyat
potensi demografi Kemampuan untuk mewujudkan
dengan geografi ekonomi strategi nasional
Kemampuan Strategi
militer nasional
Ilmu geografi politik dan ilmu geografi strategi adalah suatu ilmu yang
menempatkan geografi sebagai suatu pembenaran dari tujuan politik atau
pembenaran strategi yang digunakan dalam pencapaian tujuan politik.
Dewasa ini berkembang suatu pemikiran adanya ilmu posmo geopolitik atau
geostrategi yang disesuaikan dengan tuntutan globalisasi, di mana Ilmu
geopolitik/geostrategi dikembangkan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi (iptek), sedangkan ilmu geopolitik/geostrategi melihat negara dari
sudut pandang ruang yang tanpa batas.
Wilayah Indonesia cukup luas jika dibandingkan dengan
jumlah penduduk Indonesia. Wilayah seluas itu merupakan
peluang besar bagi pelaksanaan pembangunan nasional.
Pada era Presiden Soekarno politik negara‐negara besar seperti USA dan
Uni Sovyet yaitu perang dingin hingga era Presiden Soeharto.
Pada zaman Presiden Gus Dur, Megawati, SBY dan Jokowi yaitu
globalisasi dan reformasi dengan tantangan neoliberal, imperialisme,
radikalisme, terorisme, kemiskinan, pengangguran, dan keutuhan wilayah.
Geostrategi Indonesia adalah suatu arahan tentang cara yang ditempuh
untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, lebih
sejahtera melalui strategi pembangunan.
Asas‐asas Tannas Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-‐ nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD NRI 1945 dan Wawasan Nusantara yang terdiri atas
asas sebagai berikut;
Tannas memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-‐nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-
‐asasnya, yaitu;
Pertama, Mandiri, yaitu percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan sebagai prasyarat
untuk menjalin kerja sama;
Kedua, Dinamis, yaitu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi internal dan eksternal;
Ketiga, Wibawa, yaitu makin tinggi tingkat Tannas makin tinggi wibawa Bangsa Indonesia; begitu
pula sebaliknya; dan
Keempat, Konsultasi dan kerja sama, yaitu tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonistis
serta tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik.
Adapun kedudukan Tannas, yaitu sebagai ajaran
yang diharapkan dapat diyakini kebenarannya oleh
seluruh Bangsa Indonesia.
Asta Gatra
Panca
Tri Gatra
Gatra
Pertahanan
Sosial
Geografi SDA Penduduk Ideologi Politik Ekonomi dan
Budaya
Keamanan
Hubungan antara Trigatra dan Pancagatra terdapat hubungan yang timbal
balik yang erat yang dinamakan korelasi dan interdependensi.
Hubungan antar gatra dalam Trigatra dan Pancagatra adalah bahwa setiap
gatra memberikan kontribusi tertentu pada gatra/gatra lainnya sekaligus
setiap gatra itu sendiri memberikan kontribusi dan menerima kontribusi dari
gatra lain secara terintegrasi.
Implementasi Konsepsi Ketahanan Nasional dalam
Pembangunan Nasional